• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL BANGUNAN KURIKULUM 2013 KONSTRUKSI BATU I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODUL BANGUNAN KURIKULUM 2013 KONSTRUKSI BATU I"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar

Melalui pembelajaran materi kesehatan dan keselamatan kerja, siswa memperoleh

 Penerapan K3LH pada pekerjaan

konstruksi batu (Penggunaan peralatan, pemeriksaan bahan, pengukuran,

(2)
(3)

C. MATERI PEMBELAJARAN

Diera globalisasi dan kemajuan teknologi ini sudah sepatutnya masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mendapat perhatian serius semua pihak. Karena penerapan K3 ini sangat berhubungan erat dengan berbagai aspek dalam kehidupan baik itu dimulai dari lingkungan rumah tangga, lingkungan kerja, tempat kerja dan masyarakat umum juga sangat dekat dan terkait dengan faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan K3.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

(4)

untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, lembaga pendidikan guna meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.

Falsafah Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki arti dan tujuan yang dapat diuraikan dalam perumusan sebagai berikut:

“ Menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya”.

1. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme, sering implisit manusia. Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan". Hanya segelintir publikasi telah difokuskan secara khusus pada definisi kesehatan dan evolusi dalam 6 dekade pertama. Beberapa dari mereka menyoroti kurangnya nilai operasional dan masalah yang diciptakan oleh penggunaan kata "lengkap." Lain menyatakan definisi, yang belum dimodifikasi sejak tahun 1948, "hanya yang buruk."

(5)

Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan (ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan. (The Caduceus 2009)

Jackson (1999), menjelaskan bahwa Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan

kerja adalah:

a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:

1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

3.Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:

1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.

2. FUNGSI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Fungsi kesehatan dan keselamatan kerja adalah untuk dapat mencapai sasaran keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi kegiatan :

(6)

b. Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran; c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi, dan penularan;

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; j. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; k. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban;

l. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya;

m. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang;

n. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;

o. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

p. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi;

q. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan-bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin dsb;

r. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya;

(7)

Kesemua sasaran/ ruang lingkup kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut jika direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka pada akhirnya tujuan akhir yang akan dicapai adalah adanya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh umat manusia di muka bumi ini.

Keselamatan kerja atau dalam bahasa inggris “work safety” mempunyai fungsi mencegah kecelakaan di tempat kerja. Tidak ada seorangpun yang berfikiran sehat di dunia ini yang ingin mengalami kecelakaan. Oleh karena itu keselamatan kerja bersifat umum dan ditujukan untuk keselamatan seluruh umat manusia. Hal ini terbukti dengan diadakannya international safety conference di Roma pada tahun 1955 yang diikuti 27 negara; di kota Brussel Belgia, pada tahun 1958 yang diikuti 51 negara, yang pada akhirnya diikuti oleh seluruh negara di dunia.

Sedangkan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian material, disfungsi atau kerusakan alat/bahan, cedera, korban jiwa, kekacauan produksi . Kecelakaan tidak harus selalu ada korban manusia atau kekacauan, yang jelas kejadian tersebut telah berdampak menimbulkan kerugian.

Sikap dan tindakan untuk menerapkan keselamatan kerja dengan jalan mencegah terjadinya kecelakaan pada waktu bekerja di ruang kerja atau bengkel atau di lapangan kerja adalah suatu keharusan. Karena tidak seorang pun yang menginginkan suatu kecelakaan menimpa dirinya apalagi sampai menyebabkan cidera.

Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.

Perlu dilakukan pembedaan antara produk yang memenuhi standar, yang aman, dan yang dirasakan aman. Pada umumnya, terdapat tiga jenis keadaan:

(8)

 Keselamatan substantif digunakan untuk menerangkan pentingnya keadaan aman, meskipun mungkin tidak memenuhi standar.

 Keselamatan yang dirasakan digunakan untuk menerangkan keadaan aman yang timbul dalam persepsi orang. Sebagai contoh adalah anggapan aman terhadap keberadaan rambu lalu lintas. Namun, rambu-rambu ini dapat menyebabkan kecelakaan karena menyebabkan pengemudi kendaraan gugup. Kecelakaan kerja merupakan gangguan yang sangat merugikan, setidak-tidaknya menghambat atau merugikan investasi, rencana kerja dan rencana hasil kerja. Dan alangkah baiknya sikap dan tindakan mencegah kecelakaan, dikerjakan bersama-sama. Pemimpin dan yang dipimpin atau semua yang berada di tempat kerja itu wajib mencegah terjadinya kecelakaan. Karena ketenangan dan keselamatan dalam bengkel terletak pada orang yang berada pada ruangan itu.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan yang lulusannya diharapkan akan mengisi pasar tenaga kerja dunia industri, dituntut untuk mempunyai kesadaran akan pentingnya pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan penerapan keselamatan kerja di tempat kerjanya nanti.

Oleh karena itu selama proses belajar mengajar di sekolah, baik itu di ruang teori maupun kegiatan proses belajar mengajar di bengkel praktik dan atau laboratorium sekolah, penegakan penerapan konsep keselamatan dan kesehatan kerja bagi para siswa harus sudah dimulai sejak dini .

Hakekat kesehatan kerja adalah dua hal :

1). Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi tingginya, baik buruh atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.

(9)

Oleh karena hakikat tersebut selalu sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan di dalam suatu negara, maka Kesehatan Kerja selalu harus diikutsertakan dalam pembangunan tersebut.

Progran keselamatan kerja baku ini harus diterapkan mulai dari aspek aspek urusan rumah tangga umum, penanganan dan penyimpanan bahan baku, pengolahan, penggudangan, sampai kepada usaha-usaha pengendalian pembuangan dan penanganan limbah dan fasilitas umum lainnya, sedangkan program higiene terutama mencakup higiene pekerja, meliputi aspek kesehatan umum, kebersihan, dan penampilan umum.

3. TUJUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA :

Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995). Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak. Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.

(10)

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

4. PERATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“Kesehatan” adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan “kesehatan kerja (occupational health)” yaitu suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran di sekitar tempat kerjanya. Menurut UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Bagian keenam pasal 23 di kemukakan bahwa:

1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.

2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.

3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Keselamatan adalah perihal (keadaan) selamat, kesejahteraan, kebahagiaan dan sebagainya.

Dalam ketentuan UU No. 14 Tahun 1969. khususnya pasal 9 dan 10 dikemukakan bahwa:

“Tiap tenaga berhak mendapat perlindungan atau keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemelihara moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama”

(11)

1. Setiap pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan.

2. Setiap orang yang berada di tempat kerja harus dijamin keselamatannya. 3. Tempat pekerjaan dijamin selalu dalam keadaan aman.

“Keamanan” menurut kamus Bahasa Indonesia adalah keadaan aman, ketenteraman, menjaga (memelihara) ketertiban. Keamanan di pabrik atau perusahaan adalah melindungi fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari akses-akses yang tidak sah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja.

UNDANG-UNDANG RI NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

Dalam ketentuan undang-undang RI no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang di kemukakan khusus paragraf 5 mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.pasal 86:

1) Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

a.keselamatan dan kesehatan kerja b.moral dan kesusilaan,dan

c.perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama

2) Untuk melindungi keselamatan pekerja mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dilakasanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

UPAYA-UPAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

(12)

thn 1969 dan undang-undang no 1 thn 1970 serta peraturan-peraturan lain yang menanggapinya.

Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup: 1) Norma keselamatan kerja

2) Norma keselamatan kerja dan higene perusahaan/hiperkes 3) Norma kerja

4) Pemberian ganti kerugian perawatan atau rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.

5. PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Langkah dalam pendekatan modern mengenai pengelolaan K3 dimulai dengan diperhatikannya dan diikutkannya K3 sebagai bagian dari kebijakan dari manajemen sekolah. Hal ini mulai disadari karena dari data kecelakaan kerja yang terjadi juga mengakibatkan kerugian yang cukup

Siklus Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(13)

dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengontrolan risiko. Di tahap pengontrolan risiko, peran guru praktik sangat penting karena pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki sekolah, karena pihak manajemen sekolah yang sanggup memenuhi ketersediaan ini.

Dengan demikian isu-isu tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang selama ini menjadi bagian dari timbulnya suatu kecelakaan kerja dapat dikurangi atau dihilangkan. Di atas telah dijelaskan isu-isu tersebut seperti : tidak ada system dan kepedulian terhadap K3, kurangnya standar kerja seperti alat-alat atau mesin yang sudah tidak layak pakai, kurang peduli terhadap keselamatan kerja dan masih beranggapan bahwa kecelakaan kerja merupakan nasib yang telah ditentukan Tuhan.

Dengan cepat dapat mengetahui apakah suatu sekolah telah menerapkan system manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja dengan melihat keadaan di bengkel praktiknya. Seperti ditandai dengan adanya poster keselamat kerja, yang biasa dipasang di dinding bengkel atau dekat dengan mesin yang mempunyai potensi resiko kecelakaan.

Selain itu dapat pula ditandai dengan tersedianya beberapa obat pertolongan pertama pada kecelakaan yang terletatak dalam suatu kotak khusus, lengkap dengan petunjuk bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.

(14)

Berbagai jenis kotak penyimpan peralatan P3K

Kotak ataupun tas PPPK tersebut berisi antara lain :  Plester

 Pembalut berperekat

 Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)  Perban gulung (5 cm dan 8 cm)

 Perban segitiga  Kain pembalut siku  Kasa hydrophile

 Kapas pembalut (10 dan 25)  Pinset

 Gunting  Peniti

(15)

6. PERALATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA a. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia.Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :

Safety Helmet

Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

Tali Keselamatan (safety belt)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain)

Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Sarung Tangan

(16)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas). Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)

Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan')

(17)

Peristiwa kebakaran adalah peristiwa yang paling menakutkan. Kebakaran dapat menimbulkan kehilangan harta benda, kematian dan kecelakaan. Kebakaran merupakan satu peristiwa yang tidak terjadi begitu saja, sudah pasti ada penyebabnya.

“Manusia mempunyai keterbatasan, oleh karena itu dalam segala bentuk usaha/pekerjaan perlu disempurnakan dengan tindakan pengamanan”

1. Mengenal Sebab Akibat Kebakaran

a). Zat-zat yang dapat menimbulkan kebakaran.

Kebakaran dapat menimbulkan kerugian materi, bahkan kadang-kadang korban jiwa tentunya bukan merupakan dambaan setiap manusia. Khusus bagi pekerja di industri dan bengkel yang banyak sekali menghadapi zat-zat yang mudah menyala, diharapkan dapat mengetahui zat-zat-zat-zat yang harus dipisahkan antara satu dengan lainnya sehingga tidak menimbulkan kebakaran. Kebakaran akan timbul apabila ada bahan bakar, panas dan oksigen.

Pemicu Timbulnya Api

(18)

-Panas dapat ditimbulkan oleh nyala api, percikan bunga api, puntung rokok, gesekan sumber listrik dan lain-lain.

-Oksigen adalah udara yang terdapat disekeliling kita atau reaksi bahan kimia.

-Pada gambar di atas, panas dipisahkan dari bahan bakar dan oksigen sehingga tidak akan menimbulkan api. Jadi perlu diingat bahwa:

 Tanpa bahan bakar tidak mungkin terjadi kebakaran.  Tanpa panas tidak mungkin terjadi kebakaran.

 Tanpa oksigen tidak mungkin terjadi kebakaran.

Cara Memadamkam Api

2. Mengenal Cara Mengatasi Kebakaran

(19)

kita khususnya yang bekerja di bengkel atau industri dapat mengenal hal-hal sebagai berikut:

i. Mengetahui semua tempat pemadam kebakaran ii. Tempat alarm terpasang serta cara membunyikannya. iii. Tempat menyimpan alat pemadam kebakaran.

iv. Alat Pemadam Kebakaran harus ditempatkan pada tempat yang tidak terlindung, mudah dicapai dan dekat pekerjaan yang dapat menimbulkan kebakaran.

v. Penempatan alat pemadam kebakaran harus dijaga terhadap keadaan temperatur. Jangan terlalu panas dan jangan terlalu dingin.

vi. Dapat menggunakan alat pemadam kebakaran, yang cara penggunaannya dapat dibaca pada kartu petunjuk penggunaannya. vii. Mengetahui pintu keluar untuk menyelamatkan diri jika terjadi peristiwa

kebakaran yang tidak dapat dicegah lagi.

Dan bila terjadi kebakaran maka ada 6 langkah yang anda harus ikuti: i. Segera membunyikan alarm atau tanda bahaya yang dimiliki. ii. Menelpon petugas pemadam kebakaran.

iii. Memberitahukan kepada semua orang untuk meninggalkan tempat kerja.

(20)

3. Mengenal Jenis Kebakaran dan Bahan Pemadam Kebakaran.

Menurut penggolongannya jenis kebakaran ada 3 macam, yaitu: Kelas A, Kelas B, dan Kelas C.

a. Kebakaran Kelas A

Jenis kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh kayu, kain dan kertas.

Untuk memadamkam kebakaran kelas A maka ada beberapa zat pemadam yang cocok digunakan antara lain:

a) Air

b) Soda asam (soda acid) c) Tekanan gas (gas pressure)

d) Tekanan udara (stored air pressure) e) Racun api (Fire Extinguisher)

(21)

Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang terjadi akibat cairan yang mudah terbakar, seperti: bensin, oli, solar, minyak tanah, tiner dan pelarut lainnya. Untuk mencegah agar tidak terjadi kebakaran maka tutuplah semua tangki bahan bakar, botol minyak, kaleng cat dan jauhkan dari sumber api/panas.

“Jangan menggunakan air untuk memadamkan kebakaran kelas B”.

Bahan pemicu Kebakaran Kelas B

Untuk memadamkan kebakaran kelas B pakailah dry powder dan gas carbon dioxide (CO2). Foam extenguisher (busa) paling tepat dipakai untuk memadamkan kebakaran kelas B.

c. Kebakaran Kelas C

Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang ditimbulkan oleh alat-alat listrik, misalnya: motor listrik, generator listrik, kabel, kotak kontrol dan peralatan elektronik.

(22)

“Jangan menggunakan air atau pemadam yang berisi busa untuk memadamkan kebakaran kelas C”.

Jenis Kebakaran Kelas C

KLASIFIKASI API DAN PEMILIHAN JENIS PENYEMPROT

Jenis Kelas A

(kayu, kertas, api) Kelas B(Cairan peka api) Kelas C(Peralatan listrik) Air Sangat baik Kurang baik Berbahaya Serbuk

(23)

Jenis Kelas A

Pemberitahuan sifatnya adalah memberitahu tentang sesuatu misalnya jalan keluar dari suatu rungan kalau terjadi suasana kebakaran, atau letak pintu darurat dan lain sebagainya.

Larangan bersifat melarang sesuatu perbuatan karena dapat memicu terjadi kecelakaan atau menimbulkan bahaya secara langsung seperti di larang merokok, atau belok kanan .

Peringatan bersifat memberi suatu tanda bahwa kalau seseorang melakukan kelalaian dapat berbahaya.

Sedangkan perintah memberikan komando agar seseorang melakukan sesuatu demi keamanannya.

(24)
(25)

Lingkungan Sekolah

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.

Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

(26)

terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.

Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia terkandung dalam bumi, air dan udara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara.

SDA dibagi menjadi dua, yaitu,SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui.

1. SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem. 2. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang yang ada

di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali setelah jutaan tahun kemudian.

SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati' dan SDA non-hayati.

1. SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik). Seperti: hasil pertanian, perkebunan, pertambakan dan perikanan.

(27)

Bab 2

JENIS-JENIS PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK

A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar

Peralatan tangan mekanik, siswa memperoleh pengalaman belajar:

(28)
(29)

C. MATERI PEMBELAJARAN

Peralatan atau Perkakas adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan kita sehari-hari. Beberapa contoh alat adalah palu, tang, gergaji, dan cangkul. Beberapa benda sehari-hari seperti garpu, sendok dan pensil juga termasuk alat. Pisau merupakan salah satu alat yang diciptakan manusia.

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi pemahaman terhadap peralatan merupakan satu hal yang sangat penting, karena keberhasilam penanganan pekerjaan tersebut akan tergantung sekali kepada sejauh mana pekerja memahami jenis, fungsi dan penggunaan peralatan.

Harus kita akui bahwa kemampuan tenaga kerja di negeri kita pada umumnya, khususnya bidang keahlian konstruksi batu bukan diperoleh dari hasil pendidikan atau pelatihan secara formal tetapi diperoleh berdasarkan pengalaman kerja langsung di lapangan sehingga kemampuan mengenali peralatan perlu mendapatkan bimbingan secara khusus yang ditunjang oleh pengalaman yang cukup.

Kemampuan penggunaan peralatan bagi seorang ahli konstruksi batu adalah sangat penting, sehingga dalam melaksanakan tugasnya bisa betul-betul mengetahui secara pasti apa yang seharusnya dilakukan serta dimana digunakan, disamping tentunya diharapkan dengan meningkatnya kemampuan penggunaan peralatan dapat meningkatkan produktivitas dan penghasilan hariannya.

Berdasarkan fungsinya alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan bata dapat dibedakan menjadi :

a) Alat Utama

Merupakan peralatan yang perlu digunakan oleh tukang batu dalam melakukan pekerjaannya, agar pekerkerjaan dapat sesuai dengan prosedur serta ketentuan yang disayaratkan.

b) Alat Pendukung atau Pembantu

(30)

Selanjutnya, untuk mendapat hasil yang baik sesuai dengan kebutuhan dan untuk menjaga peralatan tetap awet serta baik perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin, sehingga peralatan tetap bisa dipergunakan sesuai kebutuhan.

1. PERALATAN TANGAN

1.1. Alat untuk pekerjan pemasangan fondasi atau dinding : a. Sendok adukan:

Sendok digunakan untuk meletakan adukan pada deretan batu yang akan dipasang, dari berbagai jenis yang ada, yang paling sering digunakan adalah sendok seperti tergambar di bawah ini:

b. Palu Pemotong

Kadang kala, ukuran batu perlu disesuaikan dengan ruang yang tersedia, karenanya batu perlu dipotong dengan bantuan palu.

(31)

Palu pemotong batu bata Palu pemecah batu belah

c. Pahat Batu

Digunakan untuk membantu membelah batu yang keras atau membersihkan bekas adukan pada dinding.

d. Sikat Adukan

(32)

Sikat Adukan e. Trowel:

Jika pasangan bata sudah terpasang rapi, maka alur adukan (nat) diratakan dengan bantuan trowel seperti tergambar di bawah ini:

Alat untuk pekerjaan plesteran dan pengakhiran : a. Sendok adukan:

(33)

b. Trowel Perata plesteran

Selanjutnya untuk meratakan plesteran digunakan trowel yang lebih besar, biasanya terbuat dari kayu.

c. Trowel finishing

Setelah pekerjaan plesteran selesai, dinding dipehalus dengan acian, yang umumnya berbentuk seperti di bawah ini:

d. Alat pekerjaan beton :

Pengaduk dan pencampur beton

(34)

e. PALU

Palu atau sering juga disebut orang martil adalah salah satu alat yang paling penting oleh tukang. Setiap tukang kayu harus memiliki minimal satu palu di kantong alat mereka. Meskipun tidak digunakan dalam hampir setiap waktu tetapi alat ini harus tetap tersedia dalam suatu proses konstruksi.

Jenis Palu.

Palu terdiri dari beberapa macam dalam pekerjaan konstruksi, yang paling sering digunakan adalah palu besi, disamping itu ada juga palu kayu dan palu karet.

Palu besi adalah palu yang paling sering dipergunakan karena fungsinya yang apling banyak, terutama untuk fungsi pemasangan paku, pencabutan paku , pemukulan terhadap suatu benda dan juga untuk pembongkaran. Palu kayu umumnya dipergunakan untuk konstruksi kayu yang biasanya dipergunakan untuk pemukulan pahat dan juga pemukulan untuk pemasangan spin kayu. Sedangkan Palu karet biasanya berhubungan dengan pekerjaan yang membutuhkan pukulan yang berskala rendah dimana ditujukan tidak mencederai benda yang dipukul, biasanya alat ini dipakai untuk pemsangan keramik, pemasangan bata, pemasangan porselin dan juga materila material artistik lainnya.

(35)

Ukuran Palu Besi.

Pemilihan palu besi harus disesuaikan dengan penggunaannya, misalnya untuk pemakuan paku ukuran kecil misalnya 1 inchi harus disesuaikan dengan palu kecil ukuran berat 1 kg. Hal ini dimaksudkan supaya beban yang diterima oleh paku sesuai dengan berat tekanan dari palu ketika dipukulkan. Disamping itu juga akan mempengaruhi tenaga yang hars dikeluarkan oleh tukangnya.

Ukuran palu besi berdasarkan berat kepala ada yang terdiri dari ukuran 1/2 kg, 1kg, 2kg, 3kg, 5kg. Untuk palu besi 10 kg biasanya dipakai untuk alat pemecah beton. Ukuran panjang pegangan biasanya sudah disesuaikan dengan berat kepala palu.

Pemilihan dan Pemakaian Palu Besi

Disamping pemilihan berat palu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah palu dapat dipergunakan dalam berbagai fungsi. Palu yang dipilih harus diperhatikan penggunaannya sesuai dengan kebutuhan daya dorong kuku, palu harus bisa difungsikan untuk membengkok paku dan juga untuk mematahkan suatu benda dengan mudah.

Tenaga yang diperlukan saat mendorong dan menarik suatu beban terhadap paku adalah terengaruh pada penempatan banyaknya tegangan pada pegangan, sehingga saat anda memilih palu anda juga harus memperhatikan jenis pegangan pada palu tersebut dimana anda harus memperhatikan kekuatan tegangan , kuatan ikatan tehadap kepala palu dan juga kenyamanan anda untun memegang palu tersebut. Saklah satu desain terbaik saat ini adalah jenis palu dengan pegangan yang terbuat dari fiberglass atau baja yang ditutupi bahan vinil atau pegangan karet .

(36)

diterima oleh tangan maka akan mengurangi stres pada tangan dan pergelangan tangan.

f. Sapu atau Screed beton

Untuk membuat permukaan beton tidak licin, maka digunakan sapu atau sikat (yang dilakukan secara manual) atau menggunakan mesin screed.

g. Alat pekerjaan pemasangan lantai (ubin) Trowel bergerigi

(37)

Alat pemotong keramik

Untuk ubin yang perlu dipotong, maka digunakan berbagai alat:

Pengisi celah

Setelah ubin terpasang, maka celah di antara ubin diisi dengan cairan semen yang diratakan dengan menggunakan kape:

Kape dapat juga digunakan untuk melapisi acian dengan plamur, sebelum dinding dilapisi dengan cat tembok.

h. Alat bantu kerja batu

Pada dasarnya alat bantu kerja batu yang dimaksud fungsinya untuk membantu dan memperlancar penyelesaian kerja batu, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.

(38)

Saringan Pasir

Kadang kala ukuran butiran pasir terlalu kasar atau mengandung batuan, sehingga tidak baik untuk digunakan untuk pelsteran. Oleh karenanya, pasir terlebih dahulu harus diayak/disaring.

Gerobag Adukan

Dari tempat pencampuran adukan dibawa ke tempat pekerjaan atau ketempat asukan dengan menggunakan gerobag.

Bak adukan

(39)

Ember adukan

Dari bak adukan adukan biasanya diangkut ke tempat pekerjaan denganmenggunakan ember yang terbuat dari bahan karet atau plastik.

Tempat adukan:

(40)

i. PERALATAN PENUNJANG

Dalam pekerjaan batu, selain peralatan utama dan peralatan bantu kadangkala dibutuhkan peralatan lainnya yang disebut peralatan pendukung atau penunjang. Peralatan penunjang yang dimaksud diantaranya : unting-unting, penyipat dan benang, meteran, waterpass, alat siku, dan alat gores.

Unting-Unting

Digunakan untuk memastikan dinding lurus

Penyipat dan benang

(41)

j. Siku ukur

(42)

Siku Ukur L adalah alat ukur yang dirancang untuk membuat tanda persegi atau sudut pada suatu benda. Biasanya Siku Ukur tersedia dalam berbagai macam ukuran tetapi secara umum yang sering dipakai terdiri dari 2 model yaitu Siku Ukur Kecil dengan panjang ukur 6 inchi dan Siku Ukur besar dengan panjang ukur 12-inci.

Fungsi dan Pemakaian :

Siku Ukur memiliki tiga fungsi utama :

1. Siku Ukur paling sering digunakan untuk membuat tanda ataupun sebagai penggaris pada suatu objek atau benda. 2. Siku Ukur memiliki tanda sehingga mudah untuk menentukan

sudut perkiraan ataupun bidang potong. Dengan menempatkan pojok siku ukur pada titik di mana sudut memenuhi sumbu panjang dan maka dapat dilihat besaran sudut pada suatu garis yang akan diukur.

3. Dengan siku ukur memungkinkan pengguna untuk mengukur maupun membuat ukuran dalam ukuran kecil karena tersedia tanda ukuran panjang.

Jenis Siku Ukur :

Siku Ukur ada dua jenis, yaitu dengan alat pengukur derajat sudut dan tanpa alat pengukur derajat sudut. Untuk tanpa pengukur derajat berbentu segitiga dan yang tanpa pengukur derajat sudut berbentuk L . Alat ini biasanya tersedia dari bahan aluminium dan stainles steel dan juga dari bahan plastik. Siku Ukur dari bahan aluminium dan stainles steel adalah alat yang paling baik diperguankan karena tahan lama dan tidak mudah pecah. Siku Ukur yang terbuat dari plastik sedikit lebih murah, tetapi tidak terlalu tahan terhadap benturan sehingga mudah pecah.

Pemeliharaan :

(43)

dikhwatirkan akan membuat permuakaan akan bengkok. Juga saat pemakaian dianjurkan supaya ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat karena biasanya alat ini sering terlupakan tertimpa oleh benda lain sehingga sering hilang.

Alat Siku

Alat siku berfungsi untuk memeriksa apakah permukaan-permukaan benda kerja satu sama lain dalam keadaan siku, selain itu juga digunakan untuk menarik garis-garis bersudut siku terhadap suatu sisi pasangan bata yang sudah lurus.

Beberapa jenis alat siku yang ada antara lain : 1) Siku silang

(44)

Cara untuk memeriksa ketetapan sebuah siku silang :

- Siku silang dipasangkan pada sebuah sisi yang lurus dan tarik sebuah garis

- Siku silang dibalik dan sebuah garis lain ditarik sedekat mungkin pada garis yang pertama.

- Jika kedua garis sejajar satu sama lain, siku silang pada kondisi baik dan akurat.

2) Siku-perempat

(45)

Alat Penggores

Alat penggores keramik secara umum digunakan untuk menarik garis-garis yang dikehendaki, baik untuk menandai lebar atau yang lainnya. 1) Pisau gores

Pisau gores digunakan untuk menarik garis-garis yang melintasi keramik yang ingin dipotong. Garis yang terbentuk merupakan garis yang permanen yang mengggerus lapisan luar keramik. Daun pisau gores dibuat dari baja berkualitas tinggi, sedangkan pegangannya terbuat dari kayu.

2) Perusut (Alat gores)

(46)

k. Alat Ukur

Untuk mengukur ketabalan, tebal atau panjang dinding digunakan alat pengukur yang umumnya disebut meteran.

Beberapa contoh alat ukur (meteran) yang sering digunakan dilapangan terlihat seperti gambar dibawah ini.

Seperti namanya , alat ini adalah alat ukur yang sangat penting dipergunakan dalam bangunan. Setiap pekerjaan akan sering berhubungan dengan alat ini karena semua pekerjaan pasti berhubungan dengan ukuran. Alat akur dapat dijumpai dalam berbagai bentuk dan ukuran, bahan alat ukur ada yang terbuat dari kayu, kain, plastik dan juga dari plat besi. Umumnya alat ukur dibuatkan dalam dua satuan ukuran metrik yaitu dalam satuan meter dan inchi yang mana harus mengikuti ukuran standard yang berlaku. Meter ukur saat ini dipasaran banyak dijumpai dalam berbagi ukuran panjang. Meter ukur kecil biasanya mempunyai ukuran panjang 3 m dan 5 m. Sedangkan meter ukur panjang yang biasanya dalam bentuk roll terdapat dalam ukuran 10 m, 20 m, 30 m , 50 m dan 100 m

Pemilihan Pita Ukur

Pemilihan pita ukur harus memperhatikan beberapa hal yang penting supaya saat penggunaan dapat dipergunakan secara akurat, cepat dan mudah untuk dipergunakan.

(47)

2) Pada ujung titik nol meteran (biasanya dilapisi plat stainless) , harus diperhatikan mempunyai lobang kaitan yang agak longgar ataupun ujung berbentuk siku kaitan, dimana hal ini didesain untuk memudahkan tukang untuk melakukang pengukuran. Dengan lobang taupun ujung kait , maka tukang dapat dengan laleuasa mengaitkan meteran pada awal pengukuran dan menarik pada ujung lainnya yang diukur, sehingga pengukuran dapat dengan mudah dilaksanakan.

(48)

Pemeliharaan Meter Ukur

Meter ukur berbentuk kecil , sehingga sering terlindung oleh benda lain. Saat pemakaian sudah selesai diusahakan alat ini langsung dikaitkan pada kantong ataupun disimpan pada tempat tertentu. Meter ukur yang terbuat dari besi sangat rawan terhadap karat. Dianjurkan meter ukur supaya tidak kena air ataupu hujan. Jika kena hujan segera buka kotak dan lakukan penjemuran hingga betul betul kering dan kemudian dipasang sebagaimana mestinya. Saat penarikan meter ukur pada panjang terahkhir harus dihindari penarikan yang kuat karena beresiko membuat per tarik akan patah, sehingga meter ukur akan rusak dimana tidak bisa menggulung sendiri.

Water pass

Water pass digunakan untuk memastikan bahwa pasangan bata atau lantai berada pada kondisi lurus, atau memenuhi kemiringan tertentu. Alat ini dapat digunakan pada posisi horizontal maupun vertikal. Pada posisi vertikal, biasanya diuji ulang dengan menggunakan unting-unting.

(49)

Ada banyak jenis alat leveling / waterpass yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecehek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi ayang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.

Jenis Water Pass

(50)

ujung terdapat lobang dan ditengahnya sebagai penempatan kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan ketegakan vertikal.

Bahan waterpass yang umum terdapat adalah dari bahan kayu dan aluminium. Umumnya orang lebih mengyukai waterpass yang terbuat dari bahan aluminium karena lebih tahan lama dan lebih ringan untuk digunakan.

Pemakaian Waterpass

Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana , yaitu menempatkan permukaan alat ke bidang permukaan yang di chek. Untuk mengechek kedatran maka dapat diperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur yang ada bagian tengah alat water pas. Sedangkan untuk menchek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada bagian ujung waterpas. Untuk memastikan apakah bidang benar rata maka gelembung harus benar benar berada ditengah alat yang ada.

2. PERALATAN MEKANIK/LISTRIK DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI BATU DAN BETON

(51)

Peralatan yang mendukung pekerjaan suatu konstruksi batu beton diantaranya peralatan tangan dan peralatan mekanik/listrik.

Mesin tangan banyak kita jumpai di pasaran dalam hal ini peralatan mekanik yang berhubungan dengan konstruksi batu dan beton. Hampir semua toko besi yang besar atau toko teknik menjualnya. Mesin tersebut tidak ditawarkan kepada tukang tetapi juga kepada tukang listrik, montir, dan ahli teknik lainnya. Bahkan, sekarang banyak dibeli sebagai perlengkapan pertukangan dalam rumah tangga.

Sebaiknya pada setiap pembelian mesin, harus dilakukan pemilihan yang teliti, terutama pada data-data tekniknya. Harga dipasaran juga bersaing. Perbedaan harga yang tinggi disebabkan oleh perbedaan kualitas atau kekuatan mesin.

Sumber Tenaga

Mesin tangan ada yang digerakkan oleh angina (pneumatic) disamping yang digerakkan dengan daya listrik (elektronik). Perbedaan sumber tenaga ini juga menimbulkan perbedaan jenis dan kekuatan mesin.Akan tetapi peralatan tangan yagn banyak digunakan adalah menggunakan tenaga listrik karena lebih murah harganya. Gerak alat kerja timbol karena pengubahan tenaga listrik menjadi mekanik oleh motor.

1) Mesin Bor Tangan Listrik

(52)

(1) Penjepet mata bor (chuck) (2) Kunci penjepit

(3) Pelat pengait (4) Lubang sirkulasi (5) Sakelar utama (6) Kunci sakelar (7) Pegangan (8) Kabel listrik

Alat-alat Perlengkapan Mesin Bor Tangan a) Mata bor

(53)

b) Alat pemutar sekrup (obeng)

(54)

c) Alat pengaduk

Alat tambahan ini digunakan untuk mengaduk cat, bahan finishing, atau campuran adonan lainnya. Kecepatan mesin pemutar harus rendah.

d) Piringan ampelas

(55)

 Pemboran lubang tembus

Pemboran lubang tembus berhasil baik kalau bagian bawah tidak rusak terkoyak. Untuk menghindari itu kita bisa memberi alas pada benda kerja. Ketepatan as lubang yang kita peroleh dengan menitik lebih dahulu as lubang yang akan kita bor dengan drip.

 Membor tembok beton

(56)

e) Data-data teknik mesin bor

Sebuah mesin bor adalah mesin tangan pertama yang dilbutuhkan dirumah. Ringan dan mudah penggunaannya serta banyak diperlukan pada pekerjaan di rumah, misalnya untuk pemasangan instalasi, elektronik, pertukangan dan untuk pekerjaan besi ringan. Ukuran mesin bor ini ditentukan oleh ukuran kapasiltas penjepit (chuck) nya, yang juga menentukan ukuran diameter mata yang digunakan. Bentuk pistol pada mesin ini sangat menguntungkan pemakainya. Mesin bor dengan kapasitas lebih dari ½ inchi haruslah ditambah dengan pegangan samping untuk menahan putaran balik. Pengoperasian mesin dilakukan dengan menekan sakelar pada pegangan bagian belakang.

2) Alat Potong Keramik Listrik

(57)

Memasang Alat-alat Pelindung

- Pada waktu mengganti piringan, cabut steker dari stopkontak.

- Pilihlah piringan pemotong yang cocok untuk bahan yang akan dikerjakan. - Jika bekerja dengan mata gerinda dan mata potong kap pelindung 8 harus

dipasangkan.

- Pelindung tangan 19 harus dipasangkan bersama dengan gagang tambahan

Memasang Alat-alat Kerja

- Matikan atau cabut hubungan arus listrik.

- Poros kerja 7 ditahan dengan cara menekan tombol penahan poros kerja 5. Tombol penahan poros kerja 5 hanya boleh ditekan jika poros kerja tidak berputar.

- Flens untuk poros kerja 10 dan mata potong dipasangkan pada poros kerja 7. - Pasangkan flens untuk poros kerja sedemikian pada poros kerja, sehingga

pas persis.

(58)

3) Mesin Aduk Beton/Molen

Dalam pelaksanaan pembuatan adukan beton, sekarang telah banyak digunakan mesin aduk-beton (molen). Dengan mesin aduk-beton hasil adukan tercampur lebih merata dan lebih sempurna.

Selain hasil adukan yang baik, ternyata juga lebih cepat, sehingga biaya menjadi lebih murah dibandingkan dengan pembuatan adukan beton dengan tenaga manusia.

Di bawah ini adalah contoh bentuk mesin aduk beton (Molen):

(1) Motor penggerak tabung aduk

Motor yang ditempatkan pada kerangka mesin aduk, berguna untuk menggerakkan tabung aduk, hingga tabung aduk dapat berputar.

(2) Tabung aduk

(59)

(3) Kerangka

Kerangka merupakan konstruksi tubuh dari mesin aduk, yang dilengkapi dengan roda dan batang penarik mesin, hingga mesinnya dapat dengan mudah dipindah-pindah tempat.

(4) Roda pembalik tabung aduk

Roda pembalik berguna digerakkan dengan tenaga manusia untuk merubah kedudukan tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan susun ataupun pada waktu akan menumpahkan hasil adukan.

(5) Kunci roda pembalik tabung aduk

Kunci ini berguna untuk mengunci roda pembalik tabung aduk, agar tabung aduk tetap kedudukannya, lebih-lebih bila tabung aduk dalam keadaan berputar (sedang mengaduk).

(6) Batang Tarik Mesin

Batang penarik mesin aduk berguna untuk menarik mesin aduk, bila akan dipindahkan ke tempat lain. Bila sedang tidak digunakan maka batang penarik tersebut dapat dimasukkan kedalam kerangka mesin, tetapi bila akan di gunakan untuk menarik maka batang dikeluarkan (dipanjangkan).

Cara melayani mesin aduk (Molen):

(1) Mesin aduk beton diperiksa sebelum digunakan, dan dihidupkan sebagai percobaan.

(2) Semua bahan-bahan susun yang untuk adukan disiapkan terlebih dulu.

(60)

(4) Bahan-bahan susun dimasukkan dengan urutan sebagai berikut: dibalikkan ke sisi lain, agar adukkan dapat ditumpahkan. Sebaliknya adukan diterimadalam kotak aduk, dan selanjutnya adukan diambil dan diangkut ember-ember ke tempat-tempat yang membutuhkan. (6) Demikian seterusnya caranya diulang lagi sesuai dengan jumlahnya

adukan yang diperlukan.

Cara merawat mesin aduk (Molen):

a. Setelah selesai digunakan, mesin dibersihkan dengan air, hingga sisa-sisa adukan, yang melekat pada mesin hilang.

b. Mesin dikeringkan sampai betul-betul kering, bebas dari air (tidak basah).

c. Diolesi dengan minyak (oli), terutama bagian-bagian yang berputar, misalnya as, roda, gigi tabung atau gigi-gigi roda pembalik, agar tidak berkarat.

d. Kemudian disimpan di tempat yang terlindung dari hujan, bila perlu diberi selubung.

4) Mesin poles tegel (bahan bakar bensin/solar)

Mesin polis tegel ialah suatu mesin untuk menghaluskan permukaan lantai tegel yang masih kasar.

Bagian-bagian yang penting;

(61)

(4) buah gerinda.

5) Pompa Hisap Tekan Mekanis

(62)

Dalam pekerjaan konstruksi batu beton pompa air ini digunakan untuk mengambil air ataupun menghisap air pada bagian konstruksi yang akan dibangun supaya tidak kebanjiran.

6) Mesin Penggetar (Mesin Trailler)

Mesin penggetar dalam konstruksi batu dan beton sering digunakan dalam pekerjaan cor beton. Adapun fungsi dari mesin penggetar adalah untuk memadatkan beton, supaya lebih rapat sehingga tidak terjadi adanya rongga dalam beton tersebut. Mesin ini menggunakan bahan bakar solar/bensin.

Petunjuk pemakaian:

(1) Periksalah dahulu pelumas dan bahan bakarnya.

(2) Jalankan mesin tersebut dengan memutarkan stater yaitu dengan memutar tali.

(63)

(4) Untuk memasukkan trailler ke dalam adukan beton, beton tersebut harus dalam keaddaan cair (belum mengeras). Dan tidak dibenarkan memasukkan trailler pada spesi beton yang sudah mulai mengeras.

(5) Tidak dibenarkan terlalu lama dalam adukan beton, sebab beton akan memaik, menyebabkan terjadinya pori-pori pada beton.

(6) Tidak dilbenarkan trailler menyentuh besil beton yang dicor, sebab akan menyebabkan beton yang mengeras akan melepaskan ikatannya dengan besi tersebut.

(7) Pada waktu trailller dilcabut, mesin harus dimatikan . Mesin harus dimatikan karena spesi yang masih melekat pada trailller akan berhamburan terkena getaran dari mesin trailler tersebut, sehingga ini dapat mengganggu pekerja yang ada dilsampingnya.

(8) Setelah mesin trailler dipergunakan, mesin harus dibersihkan kembali dan ditempatkan (disimpan) pada tempatnya.

b. Rangkuman

Setelah mempelajari kegiatan pemelajaran 1; Memilih Peralatan Mekanik Listrik, peserta Diklat dapat mengoperasikan peralatan sebagai berikut:

(64)

1. Lakukan pengamatan di lapangan (dalam konstruksi beton) penggunaan trailer

2. Lakukan pengamatan di lapangan proses pengadukan beton dengan mempergunakan molen.

e. Tes Formatif

1. Sebutkan urutan dalam proses penggunaan trailer! 2. Jelaskan urutan cara mengoperasikan mesin molen! 3. Jelaskan perawatan penggunaan molen.

f. Kunci Jawaban

1. Urutan proses penggunaan trailler adalah:

a) Periksalah dahulu pelumas dan bahan bakarnya.

b) Pada waktu bergerak mesinnya, trailler harus diangkat sebab trailler tersebut sudah mulai bergetar.

c) Untuk memasukkan trailler ke dalam adukan beton, beton tersebut harus dalam keaddaan cair (belum mengeras). Dan tidak dibenarkan memasukkan trailler pada spesi beton yang sudah mulai mengeras. d) Tidak dibenarkan terlalu lama dalam adukan beton, sebab beton akan

memaik, menyebabkan terjadinya pori-pori pada beton.

e) Tidak dilbenarkan trailler menyentuh besi beton yang dicor, sebab akan menyebabkan beton yang mengeras akan melepaskan ikatannya dengan besi tersebut.

(65)

g) Setelah mesin trailler dipergunakan, mesin harus dibersihkan kembali dan ditempatkan (disimpan) pada tempatnya.

2. Urutan mengoperasikan molen adalah:

a) Mesin aduk beton diperiksa sebelum digunakan, dan dihidupkan sebagai percobaan.

b) Semua bahan-bahan susun yang untuk adukan disiapkan terlebih dulu. c) Mesin dihidupkan dengan kedudukan tabung aduk serong dan mulut

tabung di atas

d) Bahan-bahan susun dimasukkan dengan urutan sebagai berikut: pertama pasir, kedua krikil, ketiga S.P. (semen portland), setelah sebentar dibiarkan tercampur kering dahulu, baru kemudian air. Jumlah bahan-bahan susun tersebut sesuai dengan perbandingan, yang dikehendaki. e) Setelah adukan betul-betul tercampur sempurna, Tabung aduk dibalikkan

ke sisi lain, agar adukkan dapat ditumpahkan. Sebaliknya adukan diterimadalam kotak aduk, dan selanjutnya adukan diambil dan diangkut ember-ember ke tempat-tempat yang membutuhkan.

f) Demikian seterusnya caranya diulang lagi sesuai dengan jumlahnya adukan yang diperlukan.

3. Perawatan penggunaan molen:

a) Setelah selesai digunakan, mesin dibersihkan dengan air, hingga sisa-sisa adukan, yang melekat pada mesin hilang.

b) Mesin dikeringkan sampai betul-betulkering, bebas dari air (tidak basah). c) Diolesi dengan minyak (oli), terutama bagian-bagian yang berputar,

(66)
(67)

Bab 3

MENDESKRIPSIKAN UNSUR-UNSUR PENGELOLAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BATU SESUAI KETENTUAN. air terdiri dari: pengelolaan material, tenaga kerja, peralatan dan waktu pekerjaan.

Melalui pembelajaran materi pengelolaan pekerjaan konstruksi batu, siswa memperoleh pengalaman belajar:

Pengelolaan pekerjaan, pengelolaan

(68)
(69)

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. Konstruksi Batu

Konstruksi Batu ialah sejenis konstruksi yang sebagian besar terdapat dalam konstruksi bangunan gedung, jembatan dan lain – lainnya.

Yang dimaksud dengan konstruksi batu disini adalah pekerjaan yang meliputi, pasangan pondasi batu kali, pasangan ubin bata, super bata, batako, pasangan ubin lantai, ubin dinding dan plesteran dinding.

Teknik serta aturan – aturan dari setiap pekerjaan tersebut diatas yaitu sebagai berikut :

2. Fungsi konstruksi batu di dalam bangunan Konstruksi batu dipergunakan :

a) di dalam pengerjaan pondasi-pondasi pada bangunan b) sebagai dinding suatu bangunan, baik itu sebagai dinding pemikul ataupun pemisah

c) ` sebagai tembok penahan tanah (pada konstruksi bangunan tembok penahan tanah)

d) di dalam pekerjaan yang berhubungan dengan dam, saluran irigasi 3. Tujuankonstruksibatu

secara umum konstruksi batu mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. untuk mendapatkan suatu bentuk konstruksi yang menjadi satu

kesatuan yang kuat dan tahan lama

2. untuk mendapatkan ikatan yang benar-benar memenuhi syarat konstruksi. baik sebagai dinding, saluran irigasi, ataupun sebagai tembok penahan tanah

3. untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh dan kuat akan tetapi menggunakan bahan-bahan yang cukup hemat

Faktor Kerja

(70)

tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu sedimikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu. Tenaga – tenaga pekerjaan dalam pelaksanaan pasangan batu ini ada yang disebut tukang dan ada pula yang disebut pembantu ( kenek )

Faktor yang mutlak diketahui oleh seorang tukang batu atau pembantunya dalam pemasangan batu adalah :

1. Bagaimana mencampur dan mengaduk mortar yang baik.

2. Mengetahui daya hisap 1 cm permukaan bata, agar dia dapat menentukan keenceran mortar dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merendam bata sebelum pemasangan.

3. Hal – hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortar dan batu sesudah atau selesai pemasangannya.

4. Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu. 5. Bagaimana macam ikatan yang dalam pasangan.

6. perawatan pasangan selesai pemasangan batu. 7. Teknik pemasangan yang baik dan benar

8. Bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam pemasangan batu.

1.2. Dasar Praktek Kerja Batu

Yang menjadi dasar Praktek Kerja Batu adalah kebutuhan akan tempat tinggal yang nyaman yang merupakan kebutuhan yang paling penting dan diharapkan terpenuhi, selain itu juga kita dapat memenuhi berbagai kebutuhan terhadap berbagai macam bangunan umum yang bersumber pada kerja batu.

1.3. Tujuan

1. Mengetahui masalah mengenai mortar

Mortar adalah campuran bahan perekat dengan pasir dengan

(71)

yaitu siar tegak dan siar datar.

2. Mengetahui daya hisap batu.

Hal ini dikarenakan batu bata mempunyai banyak jenis sedangkan tidak satupun yang mempunyai standar, selain itu untuk menjaga supaya air mortar tidak dihisap oleh batu bata secara drastis sebab dapat

mengurangi kekuatan pasangan batu bata tersebut. Maka untuk

menghindari hal itu sebelum dipergunakan, batu bata harus disiram atau direndam.

2. Hal – hal yang mempengaruhi daya ikat antara batu bata dengan mortar, antara lain :

a. Pengeringan terlalu cepat pada proses pemplesteran (Pengeringan Mortar)

b. Kadar Lumpur pada pasir c. Proses penyimpanan pasir

d. Semen yang telah terjadi hidrasi atau telah mongering

3. Bagaimana menimbang ketegakkan dan kedataran pasangan. 4. Bagaimana ikatan yang baik.

a. Pasangan satu bata b. Pasangan setengah batu c. Ikatan Kepala ( Header Bond ) d. Ikatan Flemish

e. Ikatan Inggris

f. Ikatan Dutch ( ikatan Jerman )

5. Pemasangan Konstruksi yang baik dan benar dengan cara Memaksimalkan alat

6. Perawatan pasangan

(72)

Untuk pekerjaan pasangan batu, bahan – bahan yang selalu digunakan

Sebaiknya untuk setiap jenis bahan ini diketahui juga bagaimana cara pembuatannya, dimana didapatkan, bagaimana penimbunannya dilapangan (proyek) dan sebagainya.

1. Batukali

Batu kali adalah merupakan batu alam yang didapatkan dari dasar sungai. Biasanya batu kali dari tempat pengambilan dibawa dengan truk ke proyek yang memerlukan.

Kegunaannya adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul dan lain – lainnya. Batu kali yang baik dapat diperiksa dengan visual saja dilapangan yaitu yang pori – porinya tidak terlalu banyak dan kelihatan keras tidak keropos.

2. Bata merah

(73)

Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah : a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.

b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.

Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang – seling empat buah – empat buah. Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata merah.

3. Super bata

(74)
(75)

Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan serta tenaga kerja pada suatu proyek memerlukan manajement yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan, penggunaan alat dan bahan yang dipilh, serta kebutuhan tenaga kerja harus sesuai dengan standard dan kondisi di lapangan

Peralatan kerja yang yang digunakan terdiri dari alat berat dan alat-alat pelengkapan lainnya, baik yang digerakan secara manual ataupun mekanis. Pemilihan jenis peralatan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang memperngaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara tepat. Pertimbangan dari segi biaya sehubung dengan penggunaan peralatan harus tetap ada, artinya harus ada optimasi dari harga produksi persatuan waktu setiap peralatan yang digunakan. Selama pelaksanaan pekerjaan di proyek, pemeliharaan dan perawatan peralatan terutama untuk alat-alat berat haru dilakukan secara rutin, sehingga kondisi alat selalu baik dan siap pakai. Hal in sangat penting agar dalam pelaksanaan nanti tidak terhambat karena adanya kerusakan pada peralatan.

Penyimpanan bahan-bahan bangunan perlu mendapat perhatian khusus, mengingat bahan yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan, seperti semen dan tulangan yang sangat dipengaruhi oleh air dan udara. Penempatan bahan yang tepat dan seefisien mungkin juga peru diperhatikan untuk dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Disamping itu, penempatan bahan yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan kesempatan kerja pengaturan dan penyimpanan bahan-bahan bangunan dan peralatan pada suatu proyek menjadi tanggung jawab bagian logistik (material management) dan gudang (warehouse)

(76)

langsung, apakah bahan itu sesuai dengan contoh atau tidak. Jika setuju, maka pekerjaan dapat dilanjutkan, namun jika tidak, maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan MK atau sesuai dengan RKS.

Tanaga kerja merupakan salah satu unsur pentig dalam pelaksanaan suatu proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu di perhatikan juga bahwa manusia merupakan sumberdaya yang kompleks dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen tenagakerja terdapat proses pengambilan keputusan yang terhubung dengan :

1. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja

2. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja 3. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan

4. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

5. Perencanaan, scheduling, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.

Bahan konstruksi yang akan digunakan juga harus melalui beberapa prosedur terlebih dahulu.

Adapun prosedur tersebut adalah seperti gambar 1.1 berikut:

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kosntruksi, tentunya diperlukan alat-alat penunjang ang akan turut menentukan keberhasilan suatu proyek konstruksi. Bangunan gedung tingkat tinggi (high risk building) dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan peralatan berat. Pengadaan peralatan konstruksi dilakukan dengan 2 cara yaitu :

(77)

b. Pengadaan yang dilakukan dengan melibatkan pihak luar, yakni pihak pemilik persewaan peralatan kosntruksi. Cara ini harus dilakukan jisk pihak kontraktor tidak memiliki sendiri peralatan-peralatan konstrksi tertentu yang perlu untuk digunakan dalam pembangunan proyek, sehingga harus menyewa dari piak luar.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangan daam pemesanan bahan/material yaitu :

a. Identifikasi jenis dan jumlah bahan. Pemesanan sautu bahan harus didahulukan dengan proses pengamatan dan pemililihan bahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan desain. Setelah diketahui spesifikasi bahan yang digunakan, maka dilanjutkan dengan penentuan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan konstruksi. Perhitungan jumlah kebutuhan bahan disesuaikan denga rencana pekerjaan yang nantinya akan dibagi berdasarkan satuan yang tersedia di pasaran, dalam hal ini baan yang disediakan oleh supplier.

b. Pertimbangan akan kualitas bahan yang biasanya didasarkan pada nama baik produsen dan supplier yang menyediakan bahan bermutu baik, yang telah diketahui oleh kontraktor.

c. Faktor harga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena semakin murahnya harga bahan maka biaya pengeluaran proyek dapat diperkecil. Hal ini tentu saja akan menguntungkan kontraktor. Saat kontraktor memutuskan untuk menggunakan baan dengan harga termurah, aspek kualitas bahn tidak boleh dikesampingkan.

(78)

Bahan konstruksi yang akan digunakan juga harus melalui beberapa prosedur terlebih dahulu, adapun prosedur tersebut adalah seperti pada gambar berikut :

Mulai

Contoh bahan dan brosur diajukan oleh sub kontraktor/supplier

Proses pemeriksaan dan evaluasi bahan, brosur oleh kontraktor utama

Sesuai spesifikasi

Contoh bahan dan brosur sebagai dasar

Sesuai spesifikasi

YA

YA

Tidak

(79)

Sebagai telah dipelajari pada kegiatan belajar dua, mengenai macam-macam material konstruksi dan sifat bahannya, maka pada pemelajaran ini akan dijelaskan mengenai penanganan material secara mekanis.

Penanganan mekanis yang dimaksud adalah, mengenai pemindahan, pengangkutan material dari/tempat penyimpanan, atau kelokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, dengan memakai alat angkut atau mesin.

Membuat adukan beton dengan memakai alat pengaduk (molen) dapat mempercepat proses pekerjaan dan adukan lebih homogen.

Proses pengerjaan kayu dengan mesin kayu dapat dilakukan untuk memotong, membelah, mengetam, dan lain-lain.

Pemindahan material dari lokasi pekerjaan yang sulit, misalnya dari tempat yang rendah, ketempat yang lebih tinggi dengan menggunakan tangga, atau alat angkat forklift.

a. Rangkuman

Untuk memindahkan material, selain dengan tenaga manusia, juga dilakukan dengan alat-alat mekanis.

1. Memindahkan material dengan ban berjalan

2. Memindahkan material ke tempat yang tinggi denan forklift 3. Mengaduk adukan beton dengan mesin molen

Sebagai telah dipelajari pada kegiatan belajar dua, mengenai macam-macam material konstruksi dan sifat bahannya, maka pada pemelajaran ini akan dijelaskan mengenai penanganan material secara mekanis.

Penanganan mekanis yang dimaksud adalah, mengenai pemindahan, pengangkutan material dari/tempat penyimpanan, atau kelokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, dengan memakai alat angkut atau mesin.

(80)

Bab 4

PENGETAHUAN DAN PEMERIKSAAN BAHAN KONSTRUKSI BATU BATA A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar

Melalui pembelajaran pengetahuan bahan, siswa memperoleh pengalaman belajar:

(81)
(82)

C. MATERI PEMBELAJARAN

Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan meningkatnya macam-macam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan yang baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan dalam meng-konstruksi-kan gedung. Teknologi bangunan yang baru menuntut para ahli terbuka terhadap perkembangan bahan bangunan, karena tidak jarang hal ini menyimpang dari cara pertukangan tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan gagasan pembangunan yang menyeluruh. Ilmu bahan bangunan yang memberi pengertian terhadap cara, pengaruh, dan akibat bahan bangunan bekerja di dalam konstruksi gedung.

b. PENGETAHUAN BAHAN KONSTRUKSI BATU BATA

1. BAHAN SEMEN PORTLAND

Semen Portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis, dan gips sebagai bahan pembantu [Spesifikasi Bahan Bangunan Bagan A (Bahan Bangunan Bukan Logam). SK-SNI-S-04-1989-F]. Semen Portland merupakan bahan ikat yang penting dan bayak dipakai dalam pembangunan fisik. Di dunia sebenarnya terdapat berbagai macam semen, dan tiap macamnya digunakan untuk kondisi-kondisi tertentu sesuai degan sifat-sifatnya yang khusus.

Suatu semen jika diaduk dengan air aan terbentuk adukan pasta semen, sedangkan jika diaduk dengan air kemudian ditambah pasir menjadi mortar semen, dan jika ditambah lagi dengan kerikil/batu pecah disebut beton.

Gambar

gambar berikut :
Tabel I
Tabel III
Tabel 3.1 Pengujian Kehalusan Semen Portland
+7

Referensi

Dokumen terkait

Banyak bagian dalam kehidupan kita tidak dapat berjalan dengan baik tanpa air.. Dapatkah kamu menyebutkan beberapa contoh kegiatan sehari-hari kita yang

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi dasar-dasar penyetelan alat sipat datar dan alat sipat ruang, pengisian

Benda-benda yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang bersifat langsung dapat diamati, namun ada juga

 Menulis model/kalimat matematika dari masalah sehari-hari yang sederhana dan berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, panjang benda, jarak

 Menulis model/kalimat matematika dari masalah sehari-hari yang sederhana dan berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, waktu, panjang benda, jarak suatu

“Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak” (Uslim, dkk. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang tanpa

 Menyimak ilustrasi tentang tumbukan benda yang dihubungkan dengan konsep- konsep momentum, impuls dan hukum kekekalan momentum dalam kehidupan

Memprediksi pola barisan bangun ruang 3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang termasuk jarak, berat, dan waktu dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari 4.6