• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1205105 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1205105 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Rizka Anastasya Yuliani, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD S BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan dipaparkan keimpulan dari hasil dari penelitian yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas V SD S Bandung. Selain itu juga akan ada rekomendasi dari peneliti

untuk beberapa pihak mengenai pelaksanaan penelitian tidakan kelas yang akan

menerapkan model pembelajaran inkuiri di dalamnya.

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan serta pembahasan mengenai

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD S Bandung dan peningkatan

hasil belajar itu sendiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran inkuiri pada salah satu kelas V di SD S

Bandung ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA

dengan materi pesawat sederhana. Dalam penerapan model pembelajaran

inkuiri, guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan

enam langkah atau sintaks dari model pembelajaran inkuiri, yaitu a)

menyajikan masalah; b) membuat hipotesis; c) melakukan percobaan untuk

pengumpulan data; d) pengolahan (analisis) data; e) verifikasi data; dan f)

membuat kesimpulan. Selain hasil belajar yang meningkat, respon kognitif

siswa pada proses pembelajaran pun terlihat meningkat pada setiap

pelaksanaan siklusnya. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi keterlaksanaan

kegiatan guru meningkat, yaitu pada siklus I 76,47% kegiatan terlaksana dan

meningkat pada siklus II menjadi 100% kegiatan terlaksana. Begitu juga pada

hasil observasi keterlaksanaan kegiatan siswa yaitu pada siklus I 76,92%

kegiatan terlaksana dan meningkat pada siklus II menjadi 100% kegitan

terlaksana. Siswa mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran dari model

pembelajaran inkuiri ini dengan antusias dan aktif. Dengan penerapan model

pembelajaran inkuiri ini siswa lebih mudah memahami apa yang akan

dipelajari karena siswa melakukan proses pembelajaran dan guru bertindak

sebagai sumber belajar, fasilitator, motivator, dan pembimbing, serta hampir

semua siswa dapat dengan mudah mengerjakan soal evaluasi yang diberikan.

(2)

81

Rizka Anastasya Yuliani, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD S BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V dengan

menerapkan model pembelajaran inkuiri ini mengalami peningkatan yang

cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari peningkatan ketuntasan belajar secara

klasikal pada setiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal

mencapai 51,51% dan pada siklus II meningkat menjadi 90,9%. Nilai rata-rata

kelas pada siklus I 66,53 dan meningkat pada siklus II menjadi 83,06. Nilai

tertinggi (maksimum) pada suklus I adalah 98 dan pada siklus II adalah 99, dan

nilai terendah (minimum) pada siklus I adalah 10 dan pada siklus II adalah 45.

Selain itu, peningkatan hasil belajar afektif siswa juga terlihat dari rata-rata

kelas pada siklus I adalah 10,72 dan meningkat menjadi 12,67 pada siklus II.

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD S

Bandung.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan serta pembahasan mengenai

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD S Bandung dan peningkatan

hasil belajar itu sendiri, maka direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1. Agar siswa dapat dengan mudah memunculkan masalah, lebih baik sajikan

masalah dalam bentuk gambar atau video yang menarik tanpa menjelaskan

maksud dari gambar atau video tersebut, yang kemudian akan ditafsirkan siswa

dalam bentuk pertanyaan

2. Agar siswa dapat merumuskan hipotesis, siswa memerlukan pertanyaan yang

sesuai dengan materi pembelajaran. Maka dari itu, untuk menentukan

pertanyaan yang baik guru dapat membimbing siswa memilih pertanyaan yang

krusial mengenai materi pembelajaran secara terbuka

3. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat, siswa membutuh kan kegiatan

yang berproses secara sistematik, maka dari itu sebelumnya telah disiapkan

lembar kerja sebagai panduan siswa untuk melakukan kegiatan pembuktian

(3)

82

Rizka Anastasya Yuliani, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD S BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Untuk menganalisis hasil kegiatan pembuktian melalui eksperimen, dalam

lembar kerja terdapat pertanyaan dan perhitungan yang sesuai, hal ini agar

mempermudah siswa untuk membuktikan jawaban hipotesis.

5. Dalam pembelajaran yang berbasis kegiatan siswa, peran guru sebagai

pembimbing dan fasilitator masih tetap dibutuhkan. Dalam hal ini guru perlu

memberikan verifikasi mengenai hasil dari kegiatan pembuktian yang

dilakukan siswa, dengan memeberi penguatan mengenai materi pembelajaran.

6. Pembuatan kesimpulan dapat disesuaikan dengan pertanyaan hipotesis. Selain

berupa tulisan siswa dalam kegiatan berkelompok, kesimpulan umum juga

Referensi

Dokumen terkait

dapat berkomunikasi dengan baik, ramah dan sopan, adalah kemampuan soft skills. yang harus diberikan kepada pemustaka agar tercipta kepuasan yang

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pedagogik Prodi Pendidikan Guru Sekolah

Pengembangan dongeng berbasis pendidikan karakter untuk bahan ajar prosa fiksi bagi siswa SMP kelas VII merupakan salahsatu bagian dari inovasi pendidikan yang

[r]

Jika dikaji lebih dalam, hal ini dapat terjadi karena kepuasan perkawinan merupakan evaluasi subjektif yang dimiliki oleh pasangan suami isteri terhadap berbagai

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

Di daerah sebagian tempat, di depan stasiun dan tempat lainnya, dan memparkir sepeda dan motor dengan berbaris di tempat wilayah yang dilarang (Area yang dilarang

[r]