• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PERHITUNGAN BIAYA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL PADA PT. HUTAHAEAN PERKEBUNAN DAN PABRIK TAPIOKA PINTU BOSI KEC.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PERHITUNGAN BIAYA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL PADA PT. HUTAHAEAN PERKEBUNAN DAN PABRIK TAPIOKA PINTU BOSI KEC."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PERHITUNGAN BIAYA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL PADA PT. HUTAHAEAN PERKEBUNAN DAN PABRIK TAPIOKA PINTU BOSI KEC.

LAGUBOTI-TOBASA

THORMAN LUMBANRAJA, S.E., MSi

(SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURYA NUSANTARA) ABSTRAK

PT. Hutahaean Perkebunan Dan Pabrik Tapioka Pintu Bosi Laguboti adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan tepung tapioca. Dimana bahan baku ubi yaitu ubi racun diolah dan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan barang jadi berupa tepung tapioka yang siap untuk dipasarkan. Tepung tapioka ini adalah bahan mentah untuk pembuatan makanan seperti roti, kue-kuean dan lain-lain (food), juga dapat digunakan untuk sebagai bahan mentah pembuatan kosmetik seperti bedak, pelembab dan lain-lain (non food).

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti. Dan data yang digunakan adalah data primer, yaitu berupa data yang belum diolah yang diperoleh secara langsung dari perusahaan berupa hasil observasi dan wawancara, serta data sekunder, yaitu berupa data pendukung yang telah diolah yang diperoleh dari perusahaan berupa struktur organisasi, dan laporan biaya produksi.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik pengamatan (observasi), wawancara (interview) dan kepustakaan (literature). Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskrptif dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari pimpinan perusahaan yang dalam hal ini adalah Office Manager PT. Hutahaean Perkebunan dan Pabrik Tapioka Pintu Bosi-Laguboti, serta bagian personalia juga dari karyawan perusahaan yang berkompeten untuk memberikan data.

Berdasarkan analisis data tersebut, maka yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa PT. Hutahaean Pintubosi Laguboti dalam menghitung biaya pokok produksinya menggunakan metode full costing yaitu bahwa dalam kalkulasi biaya unit, di samping biaya-biaya variable, juga diperhitungkan biaya tetap yang harus dialokasikan berdasarkan suatu basis tertentu yang meliputi Biaya Bahan baku (Raw Material), Biaya upah langsung (Direct Labor), Biaya Pabrikasi (Factory Overhead). Dan dalam menentukan harga jual, PT. Hutahaean menggunakan perpaduan metode yaitu metode penentuan harga berbasis biaya dan metode penentuan harga berbasis persaingan. Dimana harga jual didasarkan pada biaya pokok produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead dan laba. Dan harga ini akan disesuaikan dengan harga pesaing ataupun harga pasar

Kata kunci: biaya produksi, harga jual, laba

(2)

2

PENDAHULUAN

Biaya adalah pengorbanan ekonomis, baik waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan diukur dengan satuan mata uang yang terjadi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Harga jual adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan menambahkan suatu persentase tertentu sebagai labanya.

Harga Jual = Biaya penuh + Laba yang Diharapkan.

Seluruh biaya produksi maupun non produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk menjadi dasar yang paling utama dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan selain dari laba yang diinginkan.

PT. Hutahaean Perkebunan Dan Pabrik Tapioka Pintu Bosi Laguboti adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan tepung tapioka. Adapun elemen-elemen dalam metode perhitungan biaya pokok produksi dan harga jual produk pada PT. Hutahaean adalah sebagai berikut:

1. Biaya Bahan baku (Raw Material)

Dalam pembuatan tepung tapioka ini, yang menjadi bahan baku yang digunakan yaitu : Ubi kayu yang dinamakan dengan ubi Racun (cassava).

2. Biaya upah langsung (Direct Labor)

Biaya upah langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, yaitu upah tenaga kerja yang bekerja pada setiap rantai produksi mulai dari timbangan sampai dengan bagian packing.

Biaya upah langsung terdiri dari upah pokok yang dibayar bulanan ataupun harian, upah lembur dan biaya lain yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung.

3. Biaya Pabrikasi ( Factory Overhead )

Biaya ini adalah merupakan komponen ketiga dalam pembentukan biaya produksi. Biaya ini tidak secara langsung dibebankan terhadap hasil produksi, namun bagian ini adalah merupakan elemen yang tidak terlepas dari biaya produksi karena merupakan penunjang dalam penyelesaian produk.

Biaya pabrikasi ini terdiri dari: a. Energi Listrik

b. Maintenance & sparepart /karung c. Bahan Kimia (Limbah)

d. BBM e. Cangkang

PT. Hutahaean dalam menghitung biaya pokok produksinya, semua biaya-biaya yang terlibat ke dalam proses produksi diikutsertakan, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Selanjutnya dalam menentukan harga jual produk, ke dalam biaya pokok produksi ditambahkan biaya administrasi seperti PPN 10%, ongkos kirim, ongkos bongkar muat serta margin yang diharapkan. Dengan demikian sistem penghitungan ini merupakan penghitungan dengan metode penuh yang akan kita bahas pada bab selanjutnya.

Dengan melihat metode perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk pada PT. Hutahaean Laguboti, hal ini memotivasi penulis untuk memilih PT. Hutahaean Perkebunan Dan Pabrik Tapioka Laguboti sebagai objek penelitian sekaligus menggunakan hasil penelitian tersebut sebagai bahan untuk penulisan skripsi. Oleh sebab itu, penulis memilih judul “ METODE PERHITUNGAN BIAYA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL PADA PT. HUTAHAEAN PERKEBUNAN DAN PABRIK TAPIOKA PINTU BOSI KEC. LAGUBOTI-TOBASA”.

Departemen Biaya

Menurut Carter dan Usry (2004:10), departemen biaya di bawah pimpinan kontroler, bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menyusun, dan mengkomunikasikan informasi

(3)

3

mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan. Departemen tersebut menganalisis biaya dan menerbitkan laporan kinerja dan data-data untuk pengambilan keputusan bagi manajer untuk digunakan dalam operasi pengendalian dan perbaikan. Analisis biaya dan persiapan laporan difasilitasi melalui pembagian fungsi dalam departemen biaya dan melalui koordinasi dengan departemen yang lain dalam perusahaan seperti departemen manufaktur, personalia, keuangan, dan pemasaran.

Departemen manufaktur berhubungan dengan biaya misalnya riset, departemen personalia dalam hal perekrutan karyawan, dimana informasi ini sebagai dasar untuk menghitung biaya gaji. Departemen keuangan bertanggung jawab atas administrasi keuangan dari suatu perusahaan. Dalam menyusun jadwal atas pengeluaran dan penerimaan kas, departemen ini menggunakan anggaran dan laporan terkait dari departemen biaya serta departemen pemasaran menggunakan biaya untuk promosi produk.

Pengertian Dan Konsep Biaya Pengertian Biaya

Ada beberapa pengertian dari biaya yaitu:

1. Mulyadi (1986:3) mengatakan bahwa biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Mulyadi (1993:10) mengatakan bahwa biaya sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

3. Hansen/Mowen (2009:64) mengatakan bahwa biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang.

4. Loran T. (2001:1) mendefinisikan biaya sebagai pengorbanan sumber daya untuk mendapatkan sejumlah barang atau jasa.

5. Menurut Blocher Chen (2007:4), biaya adalah penggunaan sumber daya yang mempunyai konsekuensi keuangan.

Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa biaya adalah sumber daya ekonomis yang dikorbankan untuk mancapai tujuan yang diinginkan.

Konsep Biaya

Menurut Adolph Matz (1994:19), bahwa konsep dan istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan kebutuhan para akuntan, ekonom dan insinyur. Biaya yang merupakan prasyarat dan pengorbanan dalam memperoleh suatu manfaat, pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau di masa yang akan datang. David Doyle (1996:1), prinsip ekonomi yaitu memperoleh nilai maksimal dari berbagai sumber daya organisasi sambil meminimalkan biaya merupakan salah satu isu strategis utama yang dihadapi para manajer pada masa kini hingga akhir abda ini. Dengan menerapkan prinsip ekonomi tersebut, sebuah perusahaan/organisasi akan berupaya untuk membuat system perhitungan biaya dari setiap aktivitasnya. Setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam system perthitungan biaya operasionalnya. Tujuan dari perhitungan biaya ini adalah untuk mengetahui keseluruhan biaya yang terdapat dalam satuan produk sehingga sehingga merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut, jadi perhitungan dari biaya ini merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah organisasi ataupun unit bisnis.

Penggolongan Biaya

Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluran

Menurut Mulyadi (1993:14), penggolongan ini biaya dibagi berdasarkan suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut “biaya telepon”. Jika perusahaan mengeluarkan dana untuk membayar upah lembur karyawan, maka biaya tersebut digolongkan sebagai biaya lembur.

Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran ini dibagi dalam tiga golongan yaitu: 1. Biaya bahan baku yaitu biaya material yang membentuk bagian yang tidak terpisahkan dari

(4)

4

2. Biaya tenaga kerja yaitu biaya upah yang dikeluarkan dalam proses pembentukan bahan baku langsung menjadi barang jadi dan dibebankan ke dalam biaya proses produksi. 3. Biaya overhead pabrik yaitu beban tidak langsung tetapi merupakan bagian dari biaya

produksi.

Biaya-biaya tersebut di atas adalah merupakan unsur-unsur dari biaya pokok produksi. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan

Mulyadi (1993:14), penggolongan biaya ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu:

1. Biaya pokok produksi ialah: Biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan barang atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

2. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, seperti biaya iklan, biaya promosi dan lain-lain.

3. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi, misalnya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, seperti gaji akuntan, gaji personalia dan lain-lain.

Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya Dengan Sesuatu Yang Dibiayai Mulyadi (1993:16), biaya ini dibagi dalam dua golongan yaitu:

1. Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai, dan dapat ditelusuri langsung ke suatu fungsi atau departemen dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang terjadi untuk lebih dari satu fungsi atau departemen, atau biaya ini disebut juga dengan overhead pabrik.

Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya Dengan Perubahan Volume Kegiatan.

Mulyadi (1993:16), biaya ini dibagi dalam empat kelompok yaitu:

1. Biaya Tetap (fixed cost) yaitu biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya gaji pokok manajer.

2. Biaya variable (variable cost) yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contohnya biaya bahan baku.

3. Biaya semi variable yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variable mengandung unsur biaya tetap dan biaya variable, contohnya biaya listrik.

4. Biaya semi fixed yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

Pengertian Akuntansi Biaya, Manajemen Biaya dan Biaya pokok produksi Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut D. Hartanto (1981:71-72), akuntansi biaya dalam arti sempit adalah prosedur-prosedur yang berhubungan dengan perhitungan atau kalkulasi biaya unit. Dalam arti luas akuntansi biaya yang semula hanya terbatas untuk menghitung biaya unit saja, selama setengah abad ini akuntansi biaya telah berkembang dalam Akuntansi Management sebagai alat untuk planning, control dan decision making.

Menurut Carter dan Usry (2004:11), akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.

Menurut Rahman Pura (2013:7) bahwa akuntansi biaya berfokus pada masalah penetapan dan pengendalian biaya, terutama yang berhubungan dengan biaya produksi dan khususnya dalam perusahaan manufaktur (perusahaan industry).

(5)

5

Manfaat akuntansi biaya

Menurut Yogia dan Rivai (1991:5) adapun beberapa manfaat dari akuntansi biaya adalah:

1. Menyajikan informasi biaya yang lengkap dan terpadu yang dibutuhkan oleh perusahaan. 2. Akuntansi biaya dapat meningkatkan pengendalian biaya melalui hubungan informasi dari

masing-masing bagian yang berbeda akan tetapi mempunyai tanggung jawab yang berkaitan satu sama lain.

Maka berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manajemen Biaya

Blocher Chen (2007:4) mengatakan, “ Informasi manajemen biaya adalah merupakan informasi yang mencakup informasi keuangan termasuk di dalamnya mengenai biaya, hal ini dibutuhkan oleh manajer untuk dapat mengelola perusahaan secara efektif.” Dan Rahman Pura (2013:7) mengatakan, “ Manajemen biaya berfokus pada pengukuran aktivitas dan objek-objek strategik untuk mencapai keunggulan kompetitif.”

Fungsi Laporan Perhitungan Biaya Pokok Produksi

Adolph Matz (1994:79) mengatakan bahwa perhitungan biaya pokok produksi pada sebuah departemen dilaporkan untuk memperlihatkan informasi mengenai:

1. Biaya total dan biaya per unit yang ditransfer dari departemen sebelumnya. 2. Biaya bahan, pekerja dan overhead yang ditambahkan departemen tersebut. 3. Biaya per unit yang ditambahkan departemen tersebut

4. Biaya total dan biaya per unit yang diakumulasikan pada akhir operasi departemen tersebut 5. Nilai (harga pokok) persedian awal dan akhir operasi.

Metode Pengumpulan Data Biaya Produksi

Menurut Zaki B. (1994:253-254), metode pengumpulan pata piaya produksi terbagi dua yaitu: 1. Metode biaya pokok produksi berdasarkan pesanan ( Job Order Cost system).

Suatu metode pengumpulan biaya dimana masing-masing pesanan atau order produksi dibuatkan satu rekening atau kartu biaya (cost sheet).

Jumlah biaya produksi untuk suatu job atau order produksi dihitung dengan menjumlahkan biaya-biaya dalam cost sheet. Harga pokok per unit adalah jumlah biaya-biaya produksi dibagi dengan jumlah unit.

2. Metode biaya pokok produksi berdasarkan proses ( Process Cost system).

Metode pengumpulan biaya dimana masing-masing proses atau operasi dibuatkan satu rekening. Zaki B. (1994:267), di dalam metode ini, biaya pokok produksi dihitung setiap periode tertentu misalnya bulanan. Harga pokok produk dihitung dengan cara menjumlahkan biaya bahan, tenaga kerja dan biaya produksi tidak langsung, kemudian membaginya dengan jumlah produk yang dihasilkan selama periode tersebut. Perhitungan biaya pokok produk biasanya dilakukan untuk setiap departemen produksi. Klasifikasi seperti ini bisa memenuhi tujuan process cost system dan pengawasan biaya produksi berulang.

Dari penggambaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri metode harga pokok proses adalah:

1. Biaya-biaya dibebankan kepada perkiraan-perkiraan dalam proses untuk setiap bagian. 2. Biaya produksi dikumpulkan dan dilaporkan oleh bagian-bagian.

3. Jumlah biaya yang dibebankan kepada suatu bagian di bagi banyaknya produksi dari bagian itu untuk menentukan harga pokok rata-rata suatu periode tertentu.

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut D. Hartanto (1981:208-209), ada 2 cara/metode dalam menentukan harga pokok produksi yaitu:

1. Full costing.

Istilah Full berarti bahwa dalam kalkulasi biaya unit, di samping biaya-biaya variable, juga diperhitungkan biaya tetap yang harus dialokasikan berdasarkan suatu basis tertentu.

(6)

6

Dengan demikian, biaya pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut:

Biaya bahan baku xxxx

Biaya tenaga kerja langsung xxxx

Biaya overhead pabrik variable xxxx

Biaya overhead pabrik tetap xxxx + xxxx (+)

Harga pokok produksi xxxx

2. Direct costing.

Istilah direct costing, lazimnya juga disebut dengan variable costing atau marginal costing. Variable costing adalah cara perhitungan biaya unit dimana hanya diperhitungkan biaya-biaya variable saja. Biaya-biaya tetap tidak diperhitungkan, karena (menurut penganut direct costing), biaya ini tidak merupakan fungsi dari produksi, tetapi merupakan fungsi dari waktu. Oleh karena itu, biaya tetap ini dinamakan period cost dan langsung dibukukan pada perkiraan laba rugi. Selanjutnya direct costing bersifat short-run.

Dengan demikian, biaya pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi sebagai berikut:

Biaya bahan baku xxxx

Biaya tenaga kerja langsung xxxx

Biaya overhead pabrik variable xxxx (+)

Harga pokok produksi xxxx

Sesuai dengan uraian di atas bahwa baik biaya variable maupun biaya fixed diperlukan dalam produksi dan di dalam jangka waktu long-run, kedua-duanya harus diterima. Karena jika perusahaan tidak melibatkan biaya-biaya fixed, dan menjual produknya terus-menerus di bawah full cost, maka perusahaan tersebut tidak dapat mempertahankan kontinuitas karena tidak dapat mengganti mesin-mesin dan aktiva-aktiva yang lain yang telah habis disusutkan.

Metode Penentuan Harga Jual

Menurut Fandy Tjiptono (2000:157), secara garis besar metode penentuan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama yaitu :

1. Metode penentuan harga berbasis permintaan (Deman Oriented Pricing).

Metode ini lebih menekankan faktor – faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba dan persaingan.

Dalam hal ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima. 2. Metode penentuan harga berbasis biaya (Cost Oriented Pricing).

Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga didasarkan pada biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead dan laba. 3. Metode penentuan harga berbasis laba (Profit Oriented Pricing)

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

4. Metode penentuan harga berbasis persaingan (Competition Oriented Pricing).

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan atau laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing dan harga pasar.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penulis melakukan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti.

Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Data primer, yaitu berupa data yang belum diolah yang diperoleh secara langsung dari perusahaan. Dalam hal ini, data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

(7)

7

2. Data sekunder, yaitu berupa data pendukung yang telah diolah yang diperoleh dari perusahaan, struktur organisasi, dan laporan biaya produksi.

Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dari pimpinan perusahaan yang dalam hal ini adalah Office Manager PT. Hutahaean Perkebunan dan Pabrik Tapioka Pintu Bosi-Laguboti, serta bagian Personalia juga dari karyawan perusahaan yang berkompeten untuk memberikan data. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan masalah yang dibahas, adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah :

Teknik Pengamatan (Observasi)

Mengamati proses produksi untuk mengetahui bagaimana cara produksi sampai produk tersebut dihasilkan, serta mengamati departemen produksi yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut.

Teknik Wawancara (Interview)

Penulis mengadakan dialog dengan pimpinan perusahaan juga terhadap karyawan-karyawan perusahaan yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan yaitu bagian akuntansi dan keuangan

Kepustakaan

Penulisan skripsi ini didukung dengan penelitian perpustakaan yaitu dengan menggali teori-teori dasar dan konsep yang berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui membaca buku-buku ilmiah, literatur, serta bahan kuliah yang berhubungan dengan metode perhitungan biaya pokok produksi dan harga jual.

Metode Analisis Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu metode mengumpulkan data, menyusun, melukiskan apa yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian juga berdasarkan data-data yang sudah ada, dengan demikian dilakukan penyusunan dan pengolahan data, selanjutnya diadakan analisis sehingga menghasilkan kesimpulan.

Data Penelitian

PT. Hutahaean Perkebunan Dan Pabrik Tapioka Pintu Bosi memproduksi satu jenis produk yaitu tepung tapioka. Proses produksi dilakukan dalam dua shift seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3 halaman 12 yaitu pagi dan sore. Dari proses awal mulai supply stok ubi sebagai bahan baku dimasukkan, paling lama dua hari kemudian harus segera diproduksi untuk menjaga kesegaran ubi karena hal ini berpengaruh terhadap pati yang dihasilkan. Semakin segar ubi yang diolah maka pati yang dihasilkan menjadi tepung akan semakin banyak dan sebaliknya.

Di dalam perhitungan biaya pokok produksi pada PT. Hutahaean ini, biaya-biaya yang mencakup di dalamnya dapat kita kelompokkan sebagai berikut:

Biaya Bahan baku (Raw Material) Terdiri dari :

a. Ubi racun.

Supply dari ubi ini ada dari tiga sumber yaitu dari masyarakat, kebun inti dan plasma. b. Air dengan mutu tinggi yang diolah sedemikian rupa sebelum digunakan untuk

menghasilkan air yang jernih, sehingga menghasilkan tepung yang berkualitas tinggi. Biaya upah langsung atau tenaga kerja (TK)langsung (Direct Labor)

Yang termasuk biaya upah langsung dalam perusahaan ini adalah :

a. Biaya gaji pokok karyawan produksi yang dibayar bulanan ataupun harian. b. Biaya upah lembur karyawan produksi dan

c. Biaya lain berupa tunjangan karyawan produksi (Medical, Bonus, THR, Transportasi, dll).

(8)

8

Biaya Pabrikasi ( Factory Overhead )

Biaya ini dibagi atas biaya tidak langsung yang bersifat tetap dan biaya tidak langsung yang bersifat tidak tetap (variable).

Berikut adalah penjabaran dari biaya tersebut :

1) Biaya tidak langsung yang bersifat tetap terdiri dari :

a. Biaya gaji pokok karyawan non produksi (misalnya: administrasi pabrik, technical/service dan pemeliharaan)

b. Biaya lembur karyawan non produksi

c. Biaya tunjangan karyawan non produksi (medical, bonus, THR, transport, dll). d. Biaya maintenance dan sparepart/karung/peralatan limbah

e. Biaya penyusutan

f. Biaya cleaning service, foto kopi, dll

2) Biaya tidak langsung yang bersifat variabel terdiri dari : a. Biaya Listrik

b. Biaya air

c. Biaya keperluan bahan kimia limbah (laboratorium) d. Biaya BBM dan Gas (untuk genset)

e. Biaya cangkang untuk bahan bakar Komponen Penentuan Harga Jual : a. Harga pokok produksi

b. PPN 10%

c. Ongkos kirim (trucking) d. Ongkos bongkar muat e. Margin

Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Dan Harga Jual Per Kg Tepung Tapioka Pada PT. Hutahaean Pintubosi-Laguboti

Berikut Adalah Ulasan Dalam Penerapan Metode Perhitungan Biaya Pokok Produksi Dan Harga Jual Untuk Periode Januari 2013:

Perhitungan biaya pokok produksi tepung tapioka Januari 2013

Adapun hasil rata-rata harga pokok produksi (HPP) per bulan adalah:

Untuk HPP bulan Januari (lihat tabel 1bulan Januari), yaitu semua elemen-elemen HPP pada bulan Januari dijumlahkan dan dibagi dengan total Produksi Tepung (kg) :

Gaji karyawan/Tenaga Kerja (TK) + Energi listrik + Maintenance & sparepart berdasarkan permintaan barang dari gudang (PBDG) + Kimia (limbah) + BBM + Cangkang + Bahan baku ubi + Penyusutan / Produksi Tepung (kg)

= 188.705.521 + 64.416.681 + 31.873.448 + 985.000 + 49.262.676 + 11.937.240 + 994.070.070 + 87.500.000 / 363.673

= 1.428.750.636 / 363.673 = 3.929

Demikian berlaku untuk bulan selanjutnya. Sumber : Data PT. Hutahaean Laguboti

Dan untuk rata-rata HPP s/d bulan ini didapat dari akumulasi total biaya bahan, TK dan pabrikasi dari bulan sebelumnya hingga bulan ini dibagi dengan akumulasi Produksi Tepung (kg) bulan sebelumnya hingga bulan ini.

Maka untuk rata-rata HPP s/d bulan Pebruari (lihat tabel 1 bulan Pebruari) adalah akumulasi dari total biaya bahan baku, TK dan pabrikasi bulan Januari dan Pebruari dibagi dengan akumulasi total produksi tepung bulan Januari dan Pebruari

(9)

9

= 1.428.750.636+ 3.043.046.791 363.673 + 690.729 = 4.471.797.427 1.054.402 = 4.241

Perhitungan harga jual tepung tapioka periode Januari2013 Untuk mendapatkan Harga Jual yaitu :

Harga jual untuk bulan Januari (lihat tabel 2 bulan Januari) adalah rata2 HPP s/d bln ini + PPN (10% x Rata2 HPP s/d bln ini) + Ongkos kirim + Ongkos bongkar muat + Margin

= 3.929 + (10% x 3.929) + 170 + 10 + 113 = 4.615

Demikian berlaku untuk bulan selanjutnya. Persentase margin adalah 2.5% dari total biaya Sumber: Data PT. Hutahaean

Harga Pokok Produksi (HPP) Tepung Tapioka Per Kg Untuk Akumulasi Tahun 2013

Sesuai dengan data yang tersedia (lihat tabel 1 harga per kg), maka kita dapat menentukan HPP tepung tapioka per kg untuk tahun 2013 yaitu:

Perhitungan dalam Rupiah

Sumber: Sumber : data harg Masing-masing unsur biaya per kg di atas dapat dicari sebagai berikut (lihat tabel 1 harga total) yaitu dengan mengakumulasikan data tiap bulan mulai Januari s/d Desember 2013:

Bahan baku langsung = Total bahan baku = 18.089.967.461

Total Produksi tepung 6.560.881

= 2.757 Upah Tenaga Kerja Langsung = Total Upah Tenaga Kerja Langsung

(Total gaji karyawan) Total Produksi tepung = 2.575.433.300 = 393

6.560.881 Biaya Pabrikasi

Energi listrik= Total Energi listrik = 1.487.628.824 Total Produksi tepung 6.560.881

Bahan Baku Langsung Raw Material)

Ubi Racun 2.757

Upah Tenaga Kerja Langsung (Direct

Labor) Gaji Karyawan 393

Biaya Pabrikasi (Factory Overhead) Energi listrik 227

Maintenance & sparepart PBDG 162

Kimia (limbah) 90

BBM 150

Cangkang 136

Penyusutan 160

Total Biaya Pabrikasi 971 Total harga pokok produksi per kg 4.075

(10)

10

= 227

Maintenance & sparepart =Total Maintenance & sparepart (PBDG) Total Produksi tepung

= 1.059.816.833 = 162 6.560.881

Kimia (limbah) = Total Kimia (limbah) = 593.730.380 Total Produksi tepung 6.560.881

= 90

BBM = Total BBM = 982.240.777

Total Produksi tepung 6.560.881 = 150

Cangkang =Total Cangkang = 894.877.200

Total Produksi tepung 6.560.881 = 136 Penyusutan = Total Penyusutan = 1.050.000.000

Total Produksi tepung 6.560.881 = 160

Maka untuk mendapatkan HPP yang sebesar 4.075 tersebut merupakan akumulasi dari keseluruhan unsur-unsur biaya. Dalam proses perhitungan HPP di atas, kita juga melihat bahwa upah tenaga kerja langsung merupakan cakupan dari keseluruhan gaji/upah karyawan yang dicatat dalam satu akun.

Hubungan Antara Biaya Unit Dan Harga Jual

Biaya unit merupakan salah satu faktor untuk menentukan harga jual. Dan supaya perusahaan bisa berjalan dengan kontinu, semua biaya-biaya produksi harus diterima. Namun, disamping biaya unit, harga jual juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang juga penting seperti persaingan harga di pasar. Jika mungkin, seorang pengusaha tentu akan berusaha untuk menjual produknya dengan harga setinggi-tingginya, namun hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena adanya persaingan harga di pasar. Untuk itu, setiap perusahaan dalam menjual produknya akan membuat metode-metode ataupun kebijakan-kebijakan seperti yang dilakukan oleh PT. Hutahaean yaitu jika harga jual yang sudah ditargetkan lebih kecil atau sama dengan harga pasar, maka produk dijual, tetapi apabila harga jual yang sudah ditargetkan lebih besar dari harga pasar, maka produk tidak dijual atau ditahan.

Sebagai contoh (lihat tabel 2), pada bulan Januari, harga jual yang sudah ditargetkan adalah 4.614, sementara harga pasar adalah 4.961, ini berarti bahwa harga jual yang sudah ditargetkan lebih kecil dari harga pasar, maka produk dijual. Sedangkan pada bulan Pebruari harga jual yang sudah ditargetkan adalah 4.966, sementara harga pasar adalah 4.922, ini berarti bahwa harga jual yang sudah ditargetkan lebih besar dari harga pasar, maka produk tidak dijual atau ditahan.

Manfaat Metode Perhitungan Biaya Pokok Produksi Dan Harga Jual Bagi Perusahaan Metode Perhitungan Biaya Pokok Produksi Dan Harga Jual yang diterapkan oleh PT. Hutahaean, bermanfaat sebagai alat pengendalian biaya, dimana hal ini sangat diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

Informasi serta cara yang tepat dalam perhitungan biaya pokok produksi akan menghasilkan nilai beban yang efisien dan akurat sebagai dasar penentuan harga jual, sehingga tingkat profitabilitas dapat disesuaikan.

KESIMPULAN

Sesuai dengan pembahasan dan tinjauan pustaka pada bab sebelumya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. PT. Hutahaean Pintubosi Laguboti dalam menghitung biaya pokok produksinya menggunakan metode full costing yaitu bahwa dalam kalkulasi biaya unit, di samping biaya-biaya variable, juga diperhitungkan biaya tetap yang harus dialokasikan berdasarkan suatu basis tertentu. Dalam menentukan harga jual PT. Hutahaean menggunakan perpaduan metode yaitu metode penentuan harga berbasis biaya dan metode penentuan harga berbasis persaingan. Dimana harga jual didasarkan pada biaya pokok produksi dan pemasaran yang ditambah dengan

(11)

11

jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead dan laba. Dan harga ini akan disesuaikan dengan harga pesaing ataupun harga pasar.

2. Dengan penerapan metode full costing dan metode penentuan harga berbasis biaya dan persaingan ini merupakan sistem yang efektif dalam penghitungan biaya pokok produksi dan harga jual. Melibatkan unsur-unsur biaya tetap pada penghitungan biaya pokok produksi seperti biaya penyusutan, hal ini bermanfaat untuk menghindarkan laba over stated, melainkan menunjukkan laba yang sebenarnya.

Harga jual yang berdasarkan biaya pokok produksi dan disesuaikan dengan harga pasar menghasilkan harga produk tepung tapioka yang diproduksi oleh PT. Hutahaean senantiasa dapat bersaing di pasaran.

DAFTAR PUSTAKA Adolph, M. (1994). Akuntansi biaya. Jakarta: ERLANGGA Blocher C.. (2007). Manajemen biaya. Jakarta: Salemba Empat.

CArter dan Usry. (2004). Akuntansi biaya. Edisi 13. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Doyle, D. (1996). Pengendalian biaya. Jakarta: PT PUSTAKA BINAMAN PRRESSINDO. Fandy, T. (2000). Metode penentuan harga jual.

Hansen dan Mowen. (2009). Akuntansi Maajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Hartanto, D. (1981). Akuntansi untuk usahawan. Edisi 5. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Loran, T. (2001). Akuntansi biaya. Edisi 2. Medan: Universitas HKBP Nommensen. Mulyadi. (1993). Akuntansi biaya. Edisi 5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN.

______. (1986). Akuntansi biaya. Edisi 3. Yogyakarta: PT. BPFE. Rahman, P. (2013). Pengantar akuntansi 1. Jakarta: ERLANGGA\

Yogia, S. dan Rivai, S. (1991). Pengendalian biaya. Bandung: CV. Pionor Jaya. Zaki, B. (1994). Sistem akuntansi. Edisi 5. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian upaya untuk menyeimbangkan antara memenuhi kepentingan pemilik dan kepentingan masyarakat memberikan tantangan tersendiri kepada pihak manajemen media

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan serta desain pengembangan ASSURE yang akan mendeskripsikan hasil dari pengembangan media Puzzle

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta

perbaikan sistem kontrol kecepatan otomatis Pengetahuan:  Tes Tertulis Keterampilan:  Penilaian Unjuk Kerja  Observasi 3.18 Mendiagnosa Mobil Listrik 4.18 Memperbaiki sistem

SIDANG PERTAMA BPUPKI : Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang

Dalam melakukan inferensi diperlukan adanya proses pengujian kaidah-kaidah dalam urutan tertentu untuk mencari yang sesuai dengan kondisi awal atau kondisi yang berjalan yang

Hasil analisis data terhadap tes sebelum dan sesudah pelaksanaan program menunjukkan informasi tentang tumbuh kembang anak yang memberikan kontribusi sebesar 21,66%

Hal ini berarti jika variabel-variabel independen seperti pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, dan financial distress bernilai