• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ennike Rut Perbina Sitepu, Yan Rahadian. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ennike Rut Perbina Sitepu, Yan Rahadian. Abstrak"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP TINGKAT

KONSERVATISME AKUNTANSI :

( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2010-2013)

Ennike Rut Perbina Sitepu, Yan Rahadian

Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok, 16424, Indonesia

Email : ennikerut.sitepu@gmail.com  

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari karakteristik organ perseroan terhadap tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia. Karakteristik organ perseroan yang diuji pada penelitian ini adalah persentase komisaris independen, kepemilikan oleh dewan, kompetensi komite audit dan jumlah rapat komite audit. Penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada periode 2010-2011 yaitu periode konvergensi IFRS fase 1 dan periode 2012-2013 yaitu periode konvergensi IFRS fase 2. Penelitian ini menggunakan ukuran akrual milik Givolly dan Hayn (2000) dan ukuran pasar milik Beaver dan Hayn (2000) dalam mengukur konservatisme akuntansi. Terdapat 63 perusahaan manufaktur yang diobservasi oleh penelitian ini pada periode 2010-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan oleh dewan berpengaruh negatif pada kedua periode dengan ukuran pasar, kompetensi komite audit berpengaruh positif pada periode konvergensi IFRS fase 1 dengan ukuran pasar ; jumlah rapat komite audit berpengaruh positif pada periode konvergensi IFRS fase 2 dengan ukuran akrual dan berpengaruh positif pada kedua periode dengan ukuran pasar. Dengan menggunakan dua proksi ukuran konservatisme yang berbeda, penelitian ini menemukan bukti yang tidak konsisten mengenai pengaruh karakteristik organ perseroan terhadap tingkat konservatisme. Oleh sebab itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh karakteristik organ perseroan terhadap tingkat konservatisme akuntansi akan bergantung pada ukuran konservatisme yang digunakan.

ANALYSIS THE EFFECT OF BOARD CHARACTERISTICS

ON ACCOUNTING CONSERVATISM :

( EMPIRICAL STUDY ON LISTED MANUFACTURING FIRMS IN

INDONESIAN STOCK EXCHANGE FOR PERIOD 2010-2013 )

Abstract

This research aims to examine the effect of board of director characteristics to the level of accounting conservatism in Indonesia. Board characteristics examine in this research are independency of boards, board ownership, audit committee competency, number of audit committee meeting. This study uses data of IDX listed manufacturing firms from 2010-2011( IFRS convergence phase 1) and 2012-2013 (IFRS convergence phase 2). This study uses the accrual measure of Givolly and Hayn (2000) and market meaure of Beaver and Ryan (2000) in measure accounting conservatism. There are 63 manufacturing company are observed by this research in four years, 2010-2013. The result show that board ownership has a significant negative effect to conservatism on both period, measured by market ; audit committee competency has a significant positive effect to the conservatism on IFRS convergence phase 1, measured by market ; audit committee meeting has a significant positive effect to the conservatism on IFRS convergence phase 2, measured by accrual ; and has a significant positive effect to the

(2)

conservatism on both period, measured by market. By using two proxy of conservatism, this research inconsistent evidence on the effect of board characteristics to conservatism. Therefore, this study concluded that the effect of board characteristics to conservatism depends on the proxies to measure conservatism.

Keywords: Conservatism; convergence; accrual; book-to-market ratio; board of director characteristic.

Pendahuluan

Prinsip konservatisme merupakan salah satu prinsip yang mendasari laporan keuangan dan diterapkan secara luas dalam tiga dekade terakhir sebelum penggunaan International Financial Reporting Standard (IFRS) sebagai single accounting standard. Konservatisme merupakan konsep yang banyak dianut oleh para akuntan sejak abad ke-15 (Haniati dan Fitriany, 2010) dan telah menjadi standar pencatatan utama yang diterapkan untuk mengimbangi optimisme manajemen serta kecenderungan mereka dalam meng-overstate laporan keuangan (Lo, 2005). Namun seiring dengan perkembangan standar akuntansi dan pelaporan keuangan internasional, prinsip konservatisme tersebut tidak dianut lagi dalam IFRS. Walaupun begitu, masih terdapat anggapan bahwa pada beberapa standar IFRS masih memberikan ruang untuk penerapan prinsip konservatisme. Salah satu bukti penerapan prinsip konservatisme dalam IFRS terdapat pada IAS 16 tentang Property, Plant and Equipment, dinyatakan bahwa dalam pengukuran nilai aset tetap, perusahaan dapat memilih penggunaan metode biaya atau metode revaluasi. Keberadaan pilihan metode yang akan digunakan ini mengakibatkan adanya subjective judgement yang memberikan peluang penggunaan prinsip konservatisme (Juanda, 2012). Hellman (2007) menyatakan bahwa walaupun hanya terdapat sedikit ruang untuk penerapan konservatisme dalam perusahaan setelah penerapan IFRS, perusahaan akan selalu berhadapan dengan kondisi ketidakpastian. Hal inilah yang menjadi pemicu timbulnya praktek konservatisme.

Prinsip konservatisme akuntansi diterapkan di perusahaan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkatan konservatisme dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan adalah komitmen manajemen dan pihak internal perusahaan dalam memberikan informasi yang transparan, akurat dan tidak menyesatkan bagi investornya. Hal tersebut merupakan suatu bagian implementasi dari Good Corporate Governance (Wardhani, 2008). Implementasi Corporate Governance (CG) dilakukan oleh semua pihak dalam perusahaan, dengan pemeran utamanya adalah komisaris dan direksi. Keduanya merupakan organ utama perseroan yang berwewenang untuk menetapkan

(3)

kebijakan perusahaan, termasuk prinsip konservatisme yang digunakan perusahaan dalam melaporkan kondisi keuangannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya level konservatisme dalam laporan keuangan perusahaan dapat dipengaruhi oleh karakteristik organ perseroan itu sendiri. Apabila organ perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk menyediakan informasi yang transparan, akurat, dan tidak menyesatkan, maka diperkirakan penyusunan laporan keuangan perusahaan akan semakin konservatif (Wardhani, 2008).

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya pengaruh antara karakteristik organ perseroan dengan tingkat konservatisme di Indonesia. Penelitian Tripito (2011) mengenai konservatisme akuntansi dan karakteristik organ perseroan pada perusahaan manufaktur di Indonesia menemukan bukti adanya pengaruh positif antara kepemilikan komisaris dengan tingkat konservatisme (berbasis ukuran akrual). Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kepemilikan saham oleh komisaris, maka komisaris tersebut cenderung melakukan pengawasan yang lebih ketat karena memiliki kepentingan finansial dalam perusahaan sehingga cenderung menggunakan akuntansi yang konservatif. Tripito (2011) juga menemukan bukti adanya pengaruh yang negatif antara kepemilikan direksi dengan tingkat konservatisme akuntansi (berbasis ukuran akrual). Menurutnya hal ini mungkin disebabkan tingkat kepemilikan direksi yang tinggi membuat direksi mempunyai hak voting yang tinggi sehingga berada dalam posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan sehingga cenderung menggunakan sistem akuntansi yang lebih agresif dalam pelaporan keuangan.

Wardhani (2008) juga menemukan bukti pengaruh negatif antara kepemilikan komisaris dan direksi serta keberadaan komite audit dengan tingkat konservatisme akuntansi (berbasis ukuran pasar). Selain itu, Wardhani (2008) menemukan pengaruh positif antara keberadaan komite audit dengan tingkat konservatisme (berbasis ukuran akrual). Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bukti yang tidak konsisten tentang pengaruh karakteristik dewan dengan tingkat konservatisme akuntansi dengan menggunakan dua proksi ukuran konservatisme. Beliau juga menambahkan bahwa pengaruh karakteristik dewan terhadap tingkat konservatisme akan sangat dipengaruhi oleh ukuran konservatisme yang digunakan.

Penelitian diatas dilakukan pada periode konvergensi IFRS fase 1 (2010-2011) di Indonesia. Penelitian yang serupa pada periode konvergensi IFRS fase 2 (2012-2013) di Indonesia belum dilakukan. Hal inilah yang menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik organ perseroan yang terdiri dari proporsi komisaris independen, kepemilikan komisaris komisaris terafiliasi dan direksi, kompetensi komite audit, serta jumlah rapat komite audit pada periode konvergensi IFRS fase

(4)

1 (2010-2011) dan periode konvergensi IFRS fase 2 (2012-2013). Hal ini sesuai dengan laporan update konvergensi IFRS di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia, 13 Maret 2014.

Tinjauan Teoritis

Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan timbul permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Wardhani, 2008). Untuk meminimalisasi permasalahan agensi tersebut, maka dibuatlah kontrak-kontrak dalam perusahaan, baik kontrak antara pemegang saham dengan manajernya maupun kontrak antara manajemen dengan karyawan, pemasok dan kreditur. Namun konflik tersebut tidak dapat diatasi secara menyeluruh dengan menggunakan kontrak karena biaya untuk membuat kontrak yang lengkap sangatlah mahal atau merupakan hal yang tidak mungkin (Fama dan Jensen, 1983 ; Hart 1995 dalam Wardhani, 2008). Dalam kondisi dimana kontrak tidak dapat dibuat secara sempurna, mekanisme CG memainkan peranan dalam memitigasi konflik tersebut. Mekanisme CG memastikan aset perusahaan dikontrol dengan baik dan dikelola secara efisien oleh manajer serta memiliki tujuan untuk memberikan perlindungan kepada outside investors terhadap praktik ekspropriasi yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan (Tripito, 2011).

Mekanisme CG (seperti komisaris, direksi, kepemilikan manajerial dan lain-lain) berbeda antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Implementasi CG ini dilakukan oleh semua pihak dalam perusahaan dengan pemeran utamanya merupakan dewan komisaris dan direksi yang berwewenang menetapkan kebijakan perusahaan dan mengimplementasikan kebijakan tersebut. Salah satu dari kebijakan ini terkait dengan prinsip konservatisme yang digunakan perusahaan dalam melaporkan kondisi keuangannya. Oleh karena itu, karakteristik organ perseroan akan mempengaruhi tingkatan konservatisme yang akan digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya (Wardhani, 2008). Karakteristik pertama adalah proporsi komisaris independen. Dewan komisaris yang kuat (dewan komisaris yang didominasi oleh komisaris independen) akan mensyaratkan informasi yang lebih berkualitas sehingga mereka akan cenderung untuk lebih menggunakan prinsip akuntansi yang lebih konservatif karena konservatisme dapat mengurangi agency cost yang timbul dari informasi

(5)

asimetri antara manajer dan pihak lainnya dalam perusahaan sehingga dengan begitu dapat mengurangi tindakan mereka untuk meng-overstate laba dan aset bersih dengan mewajibkan standar verifikasi yang lebih tinggi untuk pengakuan laba (Lara ,et al., 2005). Berdasarkan hal ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H1a:Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

akuntansi pada periode konvergensi IFRS fase 1

H1b: Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

akuntansi pada periodekonvergensi IFRS fase 2

Pilihan terhadap suatu metode akuntansi yang terkait dengan prinsip konservatisme dipengaruhi juga oleh struktur kepemilikan. Dalam konteks konservatisme, terdapat dua pandangan yang berbeda tentang kepemilikan oleh inside directors (komisaris diluar komisaris independen) dan manajemen. Di satu sisi kepemilikan oleh inside directors dan manajemen dapat berperan sebagai fungsi pengawasan dalam proses pelaporan keuangan, namun di sisi lain dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Apabila inside directors menjalankan fungsi pengawasan dengan baik, maka ia akan mensyaratkaninformasi dari pelaporan keuangan yang memiliki kualitas tinggi sehinga mereka akan menuntut penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi pula. Namun, apabila kepemilikan mereka tersebut justru mendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap pemegang saham non-pengendali, maka mereka akan lebih cenderung untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih liberal (lebih agresif) (Wardhani, 2008). Walaupun ada dua pandangan yang berbeda, mayoritas hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh negatif antara kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan hal ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H2a:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh

negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi IFRS fase 1

H2b:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh

negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi IFRS fase 2

Karakteristik selanjutnya adalah komite audit. Anggota komite audit dengan keahlian akuntansi dapat meningkatkan konservatisme dengan menilai adequacy of provisions untuk hal-hal seperti warranty obligations, tuntutan hukum, dan lain sebagainya. Mereka juga dapat memeriksa kewajaran penjelasan yang diberikan oleh manajemen, dan khususnya mendeteksi

(6)

ketidaksepakatan antara manajemen dan auditor eksternal (DeZoort dan Salterio 2001). Berdasarkan hal ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H3a : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat

konservatisme akuntansi periode konvergensi IFRS fase 1

H3b : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat

konservatisme akuntansi periode konvergensi IFRS fase 2

Dalam melaksanakan tugasnya, anggota komite audit harus melakukan koordinasi antar sesama anggota dan membahas temuan-temuan dari pengawasan dan analisis yang dilakukan terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan. Tiras (2004) menyatakan bahwa komite audit yang mengadakan rapat atau pertemuan secara teratur akan berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan yang diukur dengan tingkat konservatisme perusahaan. Adapun jumlah rapat atau pertemuan disepakati bersama antara anggota sesuai dengan kebutuhan pembahasan atau agenda yang akan dilakukan. Berdasarkan hal ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H4a : Jumlah pertemuan/rapat komite audit berpengaruh positif terhadap

tingkat konservatisme pada periode konvergensi IFRS fase 1

H4b : Jumlah pertemuan/rapat komite audit ber pengaruh positif terhadap

tingkat konservatisme pada periode konvergensi IFRS fase 2

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan yang tercatat di BEI pada tahun 2010-2013. Pemilihan periode tersebut karena penelitian bertujuan menguji dampak konservatisme pada periode konvergensi IFRS fase 1 di Indonesia (periode 2010-2011) dan periode konvergensi IFRS fase 2 di Indonesia (2012-2013). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi beberapa kriteria yaitu perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap, memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian, memiliki tanggal tutup buku 31 Desember, dan memiliki nilai buku ekuitas positif.

Model pertama yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang akan diajukan adalah model akrual dari Givolly dan Hayn (2000), yaitu sebagai berikut:

CONACCi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t +

(7)

Model kedua yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang akan diajukan adalah model Beaver dan Ryan (2000), yaitu sebagai berikut:

CONMKTi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t

+ß5LnTAi,t + ß6SalesGrowthi,t + ß7Profi,t + ß8Levi,t + ß9CurrRet+

ß10 LagRet+ ԑi,t

Keterangan:

CONACCi,t : Tingkat konservatisme dengan ukuran akrual pada

perusahaan i pada waktu t

IndepComi,t : Proporsi komisaris independen perusahaan i pada

waktu t

BoardOwni,t : Persentase kepemilikan saham oleh komisaris dan

direksi pada perusahaan i pada waktu t

AudEdui,t : Proporsi komite audit yang berlatarbelakang

pendidikan dan/atau pengalaman di bidang akuntansi/keuangan perusahaan i pada waktu t

AudMeeti,t : Jumlah rapat yang diadakan komite audit pada

perusahaan i pada waktu t

LnTai,t : Ukuran perusahaan i pada waktu t dengan

menggunakan logaritma dari total aset

SalesGrowth,t : Pertumbuhan penjualan perusahaan i pada waktu t

Profi,t : Profitabilitas perusahaan i pada waktu t

Levi,t : Leverage (tingkat utang) perusahaan i pada waktu t

Ɛi,t : Variabel gangguan dari model perusahaan i pada waktu t

CONMKTi,t : Tingkat konservatisme dengan ukuran pasarpada

perusahaan i pada waktu t

CurrReti,t : Holding period return satu tahun pada perusahaan i

pada waktu t

LagReti,t : Return pada periode sebelumnya pada perusahaan i

pada waktu t

Operasionalisasi variabel penelitiannya adalah terdiri dari CONACC dan CONMKT sebagai variabel dependen, independensi komisaris, kepemilikan oleh komisaris terafiliasi dan

(8)

direksi, kompetensi komite audit, jumlah rapat komite audit sebagai variabel independen dan ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitablilitas, leverage, holding period return, return periode sebelumnya sebagai variabel kontrol.

1. CONACC (Konservatisme akuntansi ukuran akrual dari Givolly dan Hayn, 2000) dihitung dengan : !"#_!"" =!"#$%&#  (!"!#$  !""#$)!"#$%&!!"#!!"#$"

t-2,i∗ −1

Keterangan :

CONACC : Tingkat konservatisme akuntansi INCOME : Income before extraordinary items CFO : Cash flow from operation activities DEPRE : Depreciation Expense

2. CONMKT (Konservatisme akuntansi ukuran pasar dari Beaver dan Ryan, 2000)

dihiutng dengan :

 

!"#_!"# = !"#$"  !"#"  !"#$%&'

!"#$"  !"#"$  !"#$%&' ∗ −1

Hasil perhitungan CONACC diatas dikalikan dengan -1 sehingga nilai yang positif mengindikasikan konservatisme yang lebih tinggi. Hasil perhitungan CONMKT juga dikalikan dengan -1 untuk memudahkan dalam membaca angka pada hasil regresi penelitian sehingga semakin besar nilai yang didapat, maka semakin konservatif perusahaan.

3. Independensi komisaris dihitung dengan : Total jumlah komisaris independen/total jumlah komisaris

4. Kepemilikan oleh komisaris terafiliasi dan direksi dihitung dengan : Saham milik komisaris terafiliasi dan direksi/total jumlah saham yang beredar

5. Kompetensi komite audit dihitung dengan : Jumlah komite audit yang berlatarbelakang dan/atau pengalaman di bidang akuntansi atau keuangan/total jumlah komite audit

6. Jumlah rapat komite audit dihiutng dengan : Jumlah rapat komite audit yang dilakukan dalam satu tahun

7. Ukuran perusahaan dihiutng dengan: Ln (rata-rata total aset)

8. Pertumbuhan penjualan dihitung dengan : (total penjualan t – total penjualan t-1) / total penjualan t-1

9. Profitablilitas dihitung dengan : Arus kas dari operasi / rata-rata total aset 10. Leverage dihitung dengan : Utang jangka panjang / rata-rata total aset 11. Holding Period Return dihitung dengan :

(9)

!"##_!"# =  !"#$"%  !"#$% − !"#$%%$%#  !"#$% + !"#"$%&$ !"#$%%$%#  !"#$%

12. Return periode sebelumnya dihitung dengan : !"#_!"# =!"#!!!!!"#!!! !"#!!!

Hasil Penelitian

Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan pada bagian metode penelitian, maka diperoleh total observasi sebanyak 63 perusahaan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 1

Ringkasan Pemilihan Sampel

No. Keterangan 2010-2013

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 135 2 Perusahaan yang laporan keuangan nya tidak diperoleh

secara lengkap selama periode penelitian

56

3 Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian

10

4 Perusahaan yang tidak memiliki tanggal tutup buku 31 Desember

3

5 Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas negatif 3 Perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sampel 63

Sebelum data diolah lebih lanjut menggunakan software statistik, maka harus diteliti terlebih dahulu apakah terdapat outliers pada data yang akan diolah. Jika terdapat outliers maka akan dilakukan perlakuan winsorizing, di mana setiap nilai yang tergolong outliers akan digantikan dengan nilai yang diperoleh dari rumus Mean ± (3 x standar deviasi). Dengan metode ini, tidak akan ada data penelitian yang dieliminasi sebelum memasuki proses regresi. Dibawah ini merupakan statistik deskriptif dengan menggunakan ukuran akrual.

Tabel 2 Statistik Deskriptif

(10)

Dari tabel statistik deskriptif dapat dilihat bahwa rata-rata perusahaan dalam industri manufaktur belum menerapkan prinsip pelaporan keuangan yang bersifat konservatif. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata CONACC dan CONMKT yang cenderung menurun di dua periode penelitian. Rata-rata persentase komisaris independen juga sudah memenuhi kriteria Bapepam yaitu minimal ada 30%. Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi sangat rendah di kedua periode penelitian. Jumlah rapat komite audit menunjukkan angka yang cukup tinggi dengan standar deviasi yang tinggi pula. LnTA sebagai proxy ukuran perusahaan mempunyai nilai yang tidak jauh berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya dilihat dari standar deviasinya. Pertumbuhan penjualan menunjukkan bahwa perusahaan sampel rata-rata mengalami pertumbuhan penjualan yang positif. Nilai minimum profitabilitas

Variabel Mean Standar Deviasi

Minimum Maximum Mean Standar Deviasi Minimum Maximum CONACC -0.020177 0.058927 -0.250912 0.205118 -0.037027 0.066165 -0.331321 0.186256 CONMKT -0.923591 0.715455 -3.088111 -0.025631 -1.033930 0.929568 -4.035141 -0.021447 IndepCom 0.413628 0.121228 0.250000 0.814729 0.402008 0.111054 0.200000 0.763709 BoardOwn 0.031000 0.074728 0.000000 0.352091 0.036740 0.081752 0.000000 0.369551 AudEdu 0.752249 0.248259 0.250000 1.000000 0.761508 0.243479 0.250000 1.000000 AudMeet 6.650794 7.325918 1.000000 44.000000 5.888889 5.082082 1.000000 36.000000 LnTA 5.57 Triliun 16.06 Triliun 74 Milyar 131 Triliun 9.09 Triliun 26.38 Triliun 111 Milyar 195 Triliun SalesGrowth 0.177552 0.189527 -0.260388 0.827583 0.119646 0.146962 -0.345175 0.580968 Prof 0.101102 0.125625 -0.287423 0.492160 0.089570 0.132047 -0.201030 0.518493 Lev 0.089171 0.110730 0.000000 0.429044 0.088346 0.108818 0.000000 0.417386 CurrRet 0.518048 0.990723 -0.743649 5.848134 0.146270 0.545942 -0.894790 2.074549 LagRet -2.697038 11.652847 -55.287966 48.480947 -1.135234 7.825154 -38.065556 35.666011

CONACC (Konservatisme Akrual) : Selisih dari laba sebelum extraordinary items dikurangi arus kas operasi ditambah biaya depresiasi dan dibagi rata-rata total aset. CONMKT (Konservatisme Pasar) : Tingkat konservatisme dengan ukuran pasar (rasio book-to-market) perusahaan. IndepCom (Komisaris Independen) :Jumlah komisaris independen dibagi dengan total jumlah komisaris. BoardOwn (Kepemilikan oleh komisaris terafiliasi dan direksi) : Jumlah lembar saham yang dimiliki komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen) dan direksi dibagi dengan total jumlah saham beredar. AudEdu (Latarbelakang pendidikan dan/atau pengalaman komite audit di bidang akuntansi/keuangan): Jumlah komite audit yang berlatarbelakang dan/atau berpengalaman di bidang akuntansi/keuangan dibagi dengan total jumlah komite audit. AudMeet (Jumlah rapat komite audit): Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun. LnTA (Logaritma natural dari rata-rata total aset ) :proxy ukuran perusahaan. SalesGrowth (Pertumbuhan Penjualan) : Persentase pertumbuhan total penjualan secara tahunan. Prof (Profitabilitas) : Arus kas dari operasi dibagi dengan rata-rata total aset. Lev (Leverage): Total utang jangka panjang dibagi rata-rata total aset. CurrRet (Current Return): Nilai akhir harga saham dikurang Nilai awal harga saham ditambah dividen dan dibagi dengan nilai awal harga saham. LagRet (Lag return): return saham periode t-1 dikurang return saham periode t-2 dibagi dengan return saham t-2.

(11)

yang negatifmembuktikan bahwa masih terdapat banyak perusahaan yang belum mampu memanfaatkan aset secara optimal untuk keberlanjutan ekonomis mereka, yang salah satunya dicapai melalui profitabilitas. Nilai rata-rata leverage cenderung meningkat di duap periode penelitian. Rata-rata tingkat pengembalian atas investasi dan capital gain serta tingkat pengembalian atas investasi dan capital gain tahun sebelumnya cenderung menurun di kedua periode.

Model penelitian ini akan diestimasi dengan menggunakan random effect model untuk model akrual dan pasar periode konvergensi fase 1 dan fixed effect model untuk model akrual dan pasar periode konvergensi fase 2. Dalam pengujian ini juga akan diuji korelasi antar variabel independen dan dependen serta antar variabel independen dan variabel independen lainnya. Selain itu akan diuji terpenuhinya asumsi BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) dimana model tersebut harus memenuhi asumsi terdistribusi secara normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi multicollinearity, dan tidak terjadi autokorelasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software STATA untuk mendapatkan estimasi dari nilai parameter dalam model.

Untuk menginvestigasi dan menganalisa pengaruh implementasi corporate governance yang terkait dengan karakteristik dewan terhadap praktek konservatisme di Indonesia maka dilakukan pengujian dengan menggunakan persamaan regresi 3 untuk konservatisme ukuran akrual dan persamaan regresi 4 untuk konservatisme ukuran pasar. Hasil regresi kedua model penelitian pada kedua periode penelitian dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

Tabel 3

(12)

Model Pengujian

CONACCi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t + ß5FirmSizei,t +

ß6SalesGrowthi,t + ß7Profi,t + ß8Levi,t + ԑi,t

Periode konvergensi IFRS fase 1 Periode konvergensi IFRS fase 2 Variabel Ekspektasi Tanda Koefisien z-stat P >│z│ (one tail) Koefisien z-stat P >│z│ (one tail) IndepCom + -0.0199103 -0.51 0.304 -0.0277326 -0.30 0.3835 BoardOwn - 0.093461 1.05 0.146 0.0462482 0.42 0.3385 AudEdu + 0.023562 1.09 0.137 -0.0628244 -1.61 0.056 AudMeeting + 0.0005454 0.69 0.244 0.0057012 1.56 0.0615 SalesGrowth - -0.0290875 -1.46 0.072 -0.0463602 -1.50 0.070 Prof + 0.1700461 4.81 0.000 0.1939388 3.49 0.0005 Lev + 0.0227145 0.49 0.312 0.0103637 0.12 0.452 LnTA - 0.0022986 0.53 0.298 -0.0452645 -7.20 0.0000 _cons -0.0502438 -1.94 0.026 -0.0260501 -0.65 0.260 R squared 0.2456 0.5950

Wald Chi Square 29.89 40.77

Prob> Chi2 0.0002 0.0000

CONACC (Konservatisme Akrual) :Selisih dari laba sebelum extraordinary items dikurangi arus kas operasi ditambah biaya depresiasi dan dideflasikan rata-rata total aktiva. IndepCom (Komisaris Independen) :Jumlah komisaris independen dibagi dengan total jumlah komisaris. BoardOwn (Kepemilikan oleh komisaris dan direksi) : Jumlah lembar saham yang dimiliki komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen) dan direksi dibagi dengan total jumlah saham beredar. AudEdu (Latarbelakang pendidikan dan/atau pengalaman komite audit di bidang akuntansi/keuangan):Jumlah komite audit yang berlatarbelakang dan/atau berpengalaman di bidang akuntansi/keuangan dibagi dengan total jumlah komite audit. AudMeet (Jumlah rapat komite audit): Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun. LnTA ( Logaritma natural dari rata-rata total aset ) : proxy ukuran perusahaan. SalesGrowth (Pertumbuhan Penjualan) : Persentase pertumbuhan total penjualan secara tahunan. Prof (Profitabilitas) : Arus kas dari operasi dibagi dengan rata-rata total aset. Lev (Leverage): Total hutang jangka panjang dibagi rata-rata-rata-rata total aset.

Tabel 4

(13)

Model Pengujian

CONMKTi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t +ß5FirmSizei,t + ß6SalesGrowthi,t + ß7Profi,t + ß8Levi,t + ß9CurrRet+ ß10 LagRet+ ԑi,t

Periode konvergensi IFRS fase 1 Periode konvergensi IFRS fase 2 Variabel Ekspektasi Tanda Koefisien z-stat P>│z│ (one tail) Koefisien z-stat P>│z│ (one tail) IndepCom + -0.1368518 -0.36 0.3575 -0.0816021 -0.12 0.452 BoardOwn - -1.715045 -1.58 0.057 -1.50788 -1.63 0.0515 AudEdu + 0.3562516 1.59 0.0555 0.14966351 0.50 0.307 AudMeeting + 0.0046962 0.55 0.2895 0.0261207 1.83 0.0335 SalesGrowth - -0.2132192 -1.19 0.118 0.9329991 1.71 0.0435 Prof + 0.6670771 2.00 0.023 1.69744 2.75 0.003 Lev + 0.0494489 0.11 0.4575 -0.9377093 -1.25 0.106 CurrRet + 0.1062081 3.91 0.000 0.3649964 2.45 0.007 LagRet + -0.0021272 -0.86 0.193 -0.0130637 -1.39 0.082 LnTA - 0.1182274 2.27 0.0115 0.0896653 1.70 0.0445 _cons -1.207796 -4.51 0.000 -1.462541 -3.68 0.000 R squared 0.2573 0.2900

Wald Chi Square 33.07 52.25

Prob> Chi2 0.0003 0.0000

CONMKT (Konservatisme Nilai pasar) :Nilai rasio book-to-market perusahaan. IndepCom (Komisaris Independen) :Jumlah komisaris independen dibagi dengan total jumlah komisaris. BoardOwn (Kepemilikan oleh komisaris dan direksi) : Jumlah lembar saham yang dimiliki komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen) dan direksi dibagi dengan total jumlah saham beredar. ComAudEdu (Latarbelakang pendidikan dan/atau pengalaman komite audit di bidang akuntansi/keuangan):Jumlah komite audit yang berlatarbelakang dan/atau berpengalaman di bidang akuntansi/keuangan dibagi dengan total jumlah komite audit. ComAudMeet (Jumlah rapat komite audit): Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun. FirmSize (Ukuran Perusahaan) : Logaritma natural dari rata-rata total aset. SalesGrowth (Pertumbuhan Penjualan) : Persentase pertumbuhan total penjualan secara tahunan. Prof (Profitabilitas) : Arus kas dari operasi dibagi dengan rata-rata total aset. Lev (Leverage): Total hutang jangka panjang dibagi rata-rata total aset. CurrRet (Current Return): Nilai akhir harga saham dikurang Nilai awal harga saham ditambah dividen dan dideflasikan dengan nilai awal harga saham. LagRet (Lag return): return saham periode t-1 dikurang return saham periode t-2 dideflasikan dengan return saham t-2.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dari model dengan alfa. Dari tabel 3 dan 4 diatas dapat diamati bahwa nilai Prob(F-stat) untuk semua model dan periode penelitian berada dibawah alfa (< 5%) sehingga keputusannya adalah menolak H0. Kesimpulannya, dengan nilai Prob (F-stat) < 5% berarti variabel-variabel

(14)

dependen, yakni konservatisme akuntansi dengan ukuran akrual. Nilai koefisien determinasi pada tabel 2 dan 3 sebesar 24.56%, 59.50%, 25.73% dan 29.00%. Ini berarti varians variabel dependen CONACC dan CONMKT dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 24.56%, 59.50%, 25.73% dan 29.00%.

Pembahasan hipotesis penelitian konservatisme ukuran akrual akan dijabarkan sebagai berikut :

Hipotesis1a:Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

akuntansi pada periode konvergensi fase 1

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.0199103 dengan P >│z│sebesar 0.304. Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.1368518 dengan P >│z│sebesar 0.3575. Hasil ini menunjukkan bahwa independensi komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 dan 2 dengan menggunakan dua ukuran konservatisme sehingga hipotesis 1a ditolak.

Hipotesis1b:Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

akuntansi pada periode konvergensi fase 2

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.0277326 dengan P >│z│sebesar 0.3835. Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.0816021 dengan P >│z│sebesar 0.452. Hasil ini menunjukkan bahwa independensi komisaris tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 dan 2 dengan menggunakan dua ukuran konservatisme sehingga hipotesis 1b ditolak.

H2a:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh negatif

terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien BoardOwn bernilai 0.093461 dengan P >│z│sebesar0.146. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 sehingga hipotesis 2a ditolak.

Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien BoardOwn bernilai -1.715045 dengan P >│z│sebesar 0.057. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme sehingga hipotesis 2a diterima.

(15)

H2b:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh negatif

terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 2

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien BoardOwn bernilai 0.0462482 dengan P >│z│sebesar 0.3385. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 2 sehingga hipotesis 2b ditolak.

Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien koefisien BoardOwn bernilai -1.50788 dengan P >│z│sebesar 0.0515. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme sehingga hipotesis 2b diterima.

H3a : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

akuntansi periode konvergensi fase 1

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu bernilai 0.023562 dengan P >│z│sebesar0.137. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 sehingga hipotesis 3a ditolak.

Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu bernilai 0.3562516 dengan P >│z│sebesar 0.0555. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi komite audit memiliki pengaruh positif dan signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme sehingga hipotesis 3a diterima.

H3b : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

akuntansi periode konvergensi fase 2

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu bernilai -0.0628244 dengan P >│z│sebesar 0.056. Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu 0.14966351 dengan P >│z│sebesar 0.307. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 dan 2 dengan menggunakan dua ukuran konservatisme sehingga hipotesis 3b ditolak.

H4a : Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

pada periode konvergensi fase 1

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0005454 dengan P >│z│sebesar 0.244. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit tidak memiliki pengaruh

(16)

signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 sehingga hipotesis 4a ditolak.

Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0046962 dengan P >│z│sebesar 0.0555. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh positif signifikan pada level 10% terhadap konservatisme sehingga hipotesis 4a diterima.

H4b : Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme

pada periode konvergensi fase 2

Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0057012 dengan P >│z│sebesar 0.0615. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 2 sehingga hipotesis 4b diterima.

Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0261207 dengan P >│z│sebesar 0.0335. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada level 5% terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 2 sehingga hipotesis 4b diterima.

Variabel kontrol yang memiliki pengaruh signifikan pada model akrual adalah ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan pada level 10% dengan arah negatif terhadap tingkat konservatisme pada periode konvergensi fase 2, pertumbuhan penjualan mempengaruhi konservatisme akuntansi secara signifikan negatif pada periode konvergensi fase 1 dan fase 2 yaitu berpengaruh signifikan pada level 10% dengan arah negatif, profitabilitas berpengaruh signifikan pada level 1% dengan arah yang positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada kedua periode penelitian. Sedangkan variabel kontrol yang memiliki pengaruh signifikan pada model pasar adalah ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan pada level 5% dengan arah positif terhadap tingkat konservatisme pada periode konvergensi fase 1 dan 10% pada periode konvergensi fase 2, pertumbuhan penjualan mempengaruhi konservatisme akuntansi secara signifikan positif pada periode konvergensi fase 2 yaitu berpengaruh signifikan pada level 5%, profitabilitas berpengaruh signifikan pada level 5% dengan arah yang positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada konvergensi fase 1 dan berpengaruh signifikan pada level 1% dengan arah yang positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada konvergensi fase 2, current return berpengaruh signifikan pada level 1% dengan arah koefisien yang positif pada periode konvergensi fase 1 dan fase 2, lag

(17)

return juga berpengaruh secara negatif signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme akuntansi periode konvergensi fase 2.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi padaperiodekonvergensi IFRS fase 1 dan fase 2 baik dengan menggunakan metode akrual maupun metode nilai pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode 2010-2013, proporsi komisaris independen tidak mempengaruhi penggunaan akuntansi yang konservatif.

Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi tidak berpengaruh signifikan pada periode konvergensi IFRS fase 1 maupun konvergensi IFRS fase 2 dengan menggunakan ukuran akrual. Sedangkan dengan ukuran pasar, kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh signifikan negatif pada periode konvergensi IFRS fase 1 maupun fase 2. Hal ini membuktikan bahwa periode 2010-2013, kepemilikan oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Dengan semakin kecilnya kepemilikan manajerial maka permasalahan agensi yang muncul akan semakin besar sehingga permintaan atas laporan yang konservatif akan meningkat (LaFond dan Roychowdhury, 2007).

Kompetensi komite audit tidak berpengaruh signifikan pada periode konvergensi IFRS fase 1 maupun fase 2 dengan menggunakan ukuran akrual. Sedangkan dengan ukuran pasar, kompetensi komite audit berpengaruh signifikan positif pada periode konvergensi IFRS fase 1. Hal ini menunjukkan bahwa dengan ukuran pasar, semakin banyak jumlah komite audit yang berlatarbelakang/ berpengalaman di bidang akuntansi dan keuangan menyebabkan mereka memilih penggunaan akuntansi yang konservatif untuk mengurangi risiko litigasi dan melindungi modal reputasi mereka. Sementara itu pada periode konvergensi fase 2, kompetensi komite audit tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

Jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi IFRS fase 1 tetapi berpengaruh positif pada periode konvergensi IFRS fase 2 dengan menggunakan ukuran akrual. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit pada periode konvergensi fase 2 tidak menjamin bahwa pelaksanaan monitoringterkait kecurangan yang dilakukan manajemen dapat diminimalisir.Sementara itu jumlah rapat komite audit berpengaruh positif pada periode

(18)

konvergensi IFRS fase 1 dan fase 2 dengan ukuran pasar yang menunjukkan bahwa semakin sering komite audit melaksanaan pertemuan yang efektif membahas temuan-temuan dalam laporan keuangan maka akan meminimalisir tindakan kecurangan yang dilakukan manajemen. Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa variabel pengendali yaitu profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada kedua periode dan kedua model penelitian, Sementara itu, variabel kontrol return saham kini juga berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada kedua periode dalam model pasar. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan duaproksi ukuran konservatisme yang berbeda, penelitian ini menemukan bukti yang tidak konsisten tentang pengaruh karakteristik organ perseroan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Oleh sebab itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh karakteristik dewan terhadap tingkat konservatisme akuntansi akan sangat dipengaruhi oleh ukuran konservatisme yang digunakan.

Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini hanya menggunakan sampel terbatas pada perusahaan manufaktur saja sehingga hasil tidak dapat digeneralisasi. Sehingga untuk memperoleh hasil yang lebih baik, penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel dari industri lain atau menggunakan sampel yang mewakili setiap industri sehingga hasil yang diperoleh dapat digeneralisasi. Penelitian ini juga hanya menggunakan dua model pengukuran konservatisme yang dikembangkan oleh Givolly dan Hayn (2000) serta Beaver dan Ryan (2000). Sebenarnya model pengukuran lainnya untuk konservatisme cukup banyak seperti model pengukuran Khan dan Watts (2009), Penman dan Zhang (2002). Namun karena mempertimbangkan keterbatasan waktu penelitian maka penulis hanya menggunakan dua model. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran lainnya untuk variabel konservatisme tersebut. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur hanya dua tahun saja per periode. Untuk penelitian selanjutnya dapat memperbanyak jumlah tahun observasi yang dilakukan sehingga data yang ditampilkan lebih representatif dalam menampilkan karakteristik organ perseroan dan tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia dalam tren yang lebih panjang. Penelitian ini juga tidak dapat membuktikan pengaruh masing-masing variabel penelitian terhadap

(19)

tingkat konservatisme akuntansi sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat mengganti atau menambahkan variabel lain yang berkaitan.

Daftar Referensi

DeZoort, T., & S, Salterio. (2001). The effects of corporate governance experience andfinancial reporting and audit knowledge on audit committee members’ judgments.Auditing: A Journal of Practice and Theory 20, 31-47.

Fama, E.F., &Jensen, M.C. (1983). Separation of ownership and control.Journal of Law and Economics 26, 301–325.

Haniati, S., & Fitriany. (2010). Pengaruh Konservatisme terhadap Asimetri Informasi dengan Menggunakan Beberapa Model Pengukuran Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi XIII, 1-28.

Hart, O. (1995). Corporate Governance : Some Theory and Implications. The Economic Journal 105, 678-689.

Helman, Niclas. (2007). Accounting Conservatism Under IFRS. Working Paper, Stockholm School of Economics.

Jensen, M.C.,& Meckling, W.H. (1976). Theory of the firm: Managerial Behaviour, Agency Costs And Ownership Structure.Journal of Financial Economics, Vol. 4, pp. 305-60. Juanda, Ahmad. (2012). Kandungan Prinsip Konservatisme dalam Standar Akuntansi

Keuangan Berbasis IFRS. Jurnal Humanity, Universitas Muhammadiyah Malang. LaFond, R., &Roychowdhury. (2007). Managerial Ownership and Accounting

Conservatism.Journal of Accounting and Economics.

Lara, Garcia., Osma, Garcia., & Penalva, F. (2005). Board of Directors Characteristics and Conditional Accounting Conservatism: Spanish Evidence.European AccountingReview.

Lo., Eko., &Widodo. (2005). Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi.Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Tiras, Samuel. L. (2004). Audit Committee Best Practices and Earnings. Commercial Lending Review, pp 7-12.

Tripito, Beny. (2011). Konservatisme Akuntansi dan Karakteristik Organ Perseroan.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

(20)

Uli, Sinaga. (2014). Update Konvergensi IFRS di Indonesia. Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia.

Wardhani, Ratna. (2008). Tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia dan hubungannya dengan karakteristik dewan sebagai salah satu mekanisme corporate governance. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem kompensasi yang dimiliki oleh PT Allianz ini sama hal nya pada perusahaan lain, namun pada perusahaan ini dibedakan dengan bagaimana perusahaan

Prediksi Harga Daging Sapi Di Pekanbaru Denagn Metode. Pemulusan Eksponensial

Penelitian ini menggunakan Citra Landsat 8 OLI, Citra Modis, dan Citra SRTM sebagai data utama dalam pehitungan nilai evapotranspirasi dengan menggunakan metode kesetimbangan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dasar perbedaan pengakuan suatu penghasilan atau biaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan

[r]

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK), yang merupakan bentuk kajian yang sistematis reflektif, dilakukan oleh pelaku tindakan (guru),

SYARIAH DI FASE QUARTERLIFE CRISIS PADA ALUMNI IAIN PALANGKA RAYA PERIODE 2010 – 2015.. NAMA :