1
PENGARUH LIKUIDITAS, UMUR OBLIGASI, DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI
BEI
Retno Oktari, Herawati, Yeasy Darmayanti
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email: retnooktari67@gmail.com
ABSTRACT
Bond rating should be considered by an investor prior to bond because bond rating very useful to provide information about the company’s ability to pay the bonds issued. This research aims to verify the influence of factors of accounting and non accounting factors to bond ratings predicted. Accounting factors in this study consist of liquidity and leverage, while the factor of non accounting is bond maturity. The population of this research is a publicly traded company listed in Indonesia Stock Exchange period 2009-2013 and ranked by PT PEFINDO. The selection of samples with a purposive sampling method and type of data used are secondary data obtained from the official website of the Indonesia Stock Exchange and PT PEFINDO. Data analysis using logistic regression analysis.
The result of this research indicate that liquidity and leverage the significant influence of the ratings of bonds, this indicates that the show that the liquidity and leverage can affect the good and the bad rating of bonds company. While bond maturity is not significant to the influential bond rating of bonds, this indicates that the high or the low of the variable does not have an impact on good and bad companies, especially publicly traded company in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Bond Rating, Liquidity, Bond Maturity, and Leverage
Pendahuluan
Jenis investasi yang banyak diminati oleh investor adalah investasi obligasi karena pendapatan obligasi tersebut bersifat tetap, sehingga saat ini sumber pendanaan dari perusahaan-perusahaan yang banyak diterbitkan adalah obligasi (Nurmayanti dan Setiawati, 2012). Jika investor memilih obligasi, investor akan menjadikan peringkat
obligasi sebagai acuan dalam memilih obligasi tersebut, inilah yang menjadi penyebab peringkat obligasi menjadi hal yang penting bagi perusahaan-perusahaan penerbit obligasi dalam menilai kinerja perusahaan. Oleh karena itu, peringkat obligasi sudah seharusnya diperhatikan oleh investor yang akan berminat membeli obligasi.
2 Obligasi berkembang cukup baik dari tahun ke tahun, ini bisa dilihat dari instrumen-instrumen pasar modal yang ada. Bagi emiten, obligasi merupakan sekuritas yang aman dikarenakan biaya emisinya yang
murah dibandingkan saham. Menurut
Husnan (2000, dalam Maharti dan Daldjono 2011), penerbitan obligasi juga untuk
menghindari penilaian buruk investor
daripada perusahaan menerbitkan saham baru.
Kelebihan investasi obligasi
dibanding saham berada pada pembayaran return. Pendapatan yang diterima saham berasal dari dividen dan capital gain.
Pembayaran dividen diberikan ketika
pembayaran bunga telah dilakukan. Jadi, jika dari pembayaran bunga obligasi tidak terdapat sisa untuk dividen, maka pemegang saham tidak mendapat keuntungan dari saham yang dimiliki (Fauziah, 2009).
Meskipun obligasi dianggap sebagai investasi yang aman, tetapi obligasi juga
mempunyai risiko-risiko yang akan
dihadapinya, dan cara untuk mengetahui risiko yang dihadapi dari obligasi adalah dengan melihat peringkat obligasi tersebut.
Kualitas obligasi dapat dimonitor dari informasi peringkatnya. Berdasarkan informasi peringkat obligasi, investor dapat mengetahui return yang akan diperoleh
sesuai dengan risiko yang dimiliki obligasi tersebut. Obligasi yang akan ditawarkan sebaiknya diperingkatkan terlebih dahulu oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency).
Terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas hutang di Indonesia yaitu PT PEFINDO dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PEFINDO karena emiten-emiten yang terdaftar di Bursa Efek lebih banyak menggunakan PT PEFINDO sebagai lembaga pemeringkat obligasinya. PT PEFINDO mengeluarkan peringkat obligasi menjadi 2, yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non investment grade (BB, B, CCC, D). Investment grade
adalah kategori perusahaan memiliki
kemampuan yang cukup melunasi
hutangnya, investor yang mencari investasi yang aman, akan memilih rating investment grade. Sedangkan non investment grade adalah kategori perusahaan yang dianggap memiliki kemampuan yang meragukan dalam memenuhi kewajibannya, perusahaan-perusahaan yang termasuk kedalam non investment grade biasanya sulit memperoleh pendanaan.
Banyaknya proksi keuangan yang digunakan oleh peneliti terdahulu, maka penelitian ini tidak semua rasio keuangan
3 yang digunakan. Penelitian Almilia dan Devi
(2007), menyatakan bahwa variabel
likuiditas yang diproyeksikan dengan
current ratio, dapat berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Rasio likuiditas diukur dengan current ratio karena rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan asset lancar perusahaan. Kemampuan perusahaan membayar kewajibannya pada saat jatuh
tempo mengindikasikan kemampuan
perusahaan dalam membayar
hutang-hutangnya dan tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan berkemungkinan dapat mempengaruhi peringkat obligasi (Fauziah, 2009).
Sementara Andry (2005), salah satu faktor yang ditelitinya yaitu umur obligasi (maturity) berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Obligasi dengan jatuh
tempo yang lebih pendek dianggap
kurangnya risiko yang akan dihadapi perusahaan dibandingkan obligasi dengan jatuh tempo yang panjang.
Selain rasio likuiditas dan umur obligasi, rasio leverage juga bisa digunakan
untuk menentukan peringkat obligasi.
Penelitian Amrullah (2007, dalam Magreta dan Nurmayanti 2009), menemukan bahwa
rasio keuangan seperti leverage mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi. Informasi rasio hutang ini juga penting bagi investor karena investor dapat mengukur seberapa tinggi risiko hutang yang diberikan kepada suatu perusahaan.
Apabila suatu perusahaan
pembiayaannya lebih banyak menggunakan
hutang akan mengalami kesulitan
pembayaran dimasa yang akan datang. Jika kondisi seperti ini tidak segera diatasi, potensi terjadinya gagal bayarpun semakin besar yang akan memperburuk peringkat obligasi suatu perusahaan (Fauziah, 2009).
Fenomena peringkat obligasi dapat dilihat pada salah satu kasus obligasi Blue Ocean Resources Pte. Ltd., anak usaha PT. Central Proteinprima Tbk., produsen dan pengolah udang terbesar di Indonesia gagal membayar kupon bunga periode Desember 2009 sebesar 17,9 juta dolar yang jatuh tempo pada bulan Juni 2012 senilai 325 juta dolar. Perusahaan Blue Ocen Resources Pte. Ltd ini termasuk kedalam perusahaan investment grade pada tahun 2009 tersebut,
dan perusahaan pemeringkat pun
menurunkan peringkat obligasinya dari BBB menjadi C akibat anjloknya keuangan tahun 2009. Alasannya dikarenakan serangan virus, krisis finansial global, tuduhan
4 transhipmen, dan alasan lainnya (kompasiana).
Banyaknya penelitian mengenai
peringkat obligasi dan dilihat dari fenomena diatas perusahaan Blue Ocean Resources Pte. Ltd merupakan perusahaan yang peringkat obligasinya termasuk kedalam investment grade tetapi tetap mengalami gagal bayar, ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ulang mengenai keterkaitan hubungan rasio likuiditas, umur obligasi, dan leverage terhadap peringkat obligasi yang dibagi menjadi dua faktor, yaitu dari faktor keuangan dan non keuangan. Faktor keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari likuiditas dan leverage. Sedangkan faktor non keuangan menggunakan variabel sisa umur obligasi.
Teori sinyal menunjukkan adanya
hubungan asimetri antara manajemen
dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan (Raharja & Sari, 2008). Teori sinyal diharapkan manajemen bisa memberikan informasi tentang keadaan obligasi sebelum pihak eksternal perusahaan melakukan investasi obligasi, pihak eksternal perusahaan tersebut seperti calon investor yang pastinya memerlukan informasi mengenai kondisi
obligasi pada suatu perusahaan (Linandarini, 2010).
Menurut Brealey et al. (2007), obligasi adalah sekuritas yang mewajibkan penerbitnya untuk melakukan pembayaran tertentu pada pemegang obligasi. Sedangkan menurut Sunariyah (2004, dalam Pakarinti
2012), obligasi adalah sekuritas
berpendapatan tetap (fixed income
securities) yang diterbitkan sehubungan dengan perjanjian hutang.
Peringkat obligasi (bond rating)
adalah pernyataan mengenai kondisi
penghutang dan apa yang bisa dan yang akan dilakukan berhubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa peringkat mencoba mengukur resiko kegagalan yaitu
peluang emiten atau peminjam akan
mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan (Rosten, 1986 dalam Adrian 2011).
PT PEFINDO berdiri pada tanggal 21 Desember 1993, di Jakarta melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994, PT. PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No. 39/PM-PI/1994) dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal Indonesia.
5 Pefindo bertugas untuk menyediakan peringkat atas resiko kredit yang objektif,
independen dan dapat dipertanggung
jawabkan atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan secara publik.
Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan guna membayar kewajiban finansial jangka pendek perusahaan tepat waktu. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur likuiditas adalah rasio lancar. Menurut Maharti (2010), menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal itu terjadi karena aktiva lancar yang
dimiliki dapat melunasi kewajiban-
kewajiban jangka pendek perusahaan.
Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, itu berarti perusahaan dapat dinilai sebagai perusahaan yang likuid dan memiliki aktiva lancar yang lebih besar dari hutangnya (Almilia,2007).
Penelitian Raharja dan Sari (2008), serta Manurung et. Al (2009), menemukan bahwa likuditas secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Maka hipotesis dari penelitian ini: H1: Likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap peringkat obligasi.
Jatuh tempo umur obligasi adalah tanggal pemegang obligasi yang akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimiliki (Brigham, 2010). Prediksi obligasi akan lebih mudah apabila obligasi tersebut jatuh tempo dalam waktu 1 tahun, karena resikonya lebih kecil daripada obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.
Penelitian dari Adrian (2011)
menemukan bahwa umur obligasi
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Maka hipotesis dari penelitian ini: H2: Umur obligasi berpengaruh signifikan
terhadap peringkat obligasi.
Rasio leverage adalah rasio keuangan yang menunjukkan penggunaan hutang oleh perusahaan. Semakin rendah leverage suatu perusahaan, semakin baik peringkat obligasi
yang diberikan terhadap perusahaan
(Magreta dan Nurmayanti, 2009). Jadi,
apabila perusahaan pembiayaannya
menggunakan hutang lebih besar, ini dapat beresiko terjadinya kesulitan pembayaran karena diakibatkan hutang yang lebih besar dibandingkan asset yang dimilikinya.
Penelitian Maharti dan Daldjono
(2011), menemukan bahwa leverage
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi suatu perusahaan. Maka hipotesis dalam penelitian ini:
6
H3: Leverage berpengaruh signifikan
terhadap peringkat obligasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan go public yang terdaftar di BEI?
2. Apakah umur obligasi berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan go public yang terdaftar di BEI?
3. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan go public yang terdaftar di BEI
Sedangkan ujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Menguji pengaruh likuiditas terhadap peringkat obligasi perusahaan go public yang terdaftar di BEI.
2. Menguji pengaruh umur obligasi terhadap peringkat obligasi perusahaan go public yang terdaftar di BEI.
3. Menguji pengaruh leverage terhadap peringkat obligasi perusahaan go public yang terdaftar di BEI.
Metodologi
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang
didapat dari laporan keuangan perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah populasi perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di BEI dan diperingkat oleh PEFINDO periode 2009-2013. Penarikan
sampel berdasarkan purposive
samplingsesuai dengan criteria yang telah ditentukan.
Hasil Pembahasan
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap
semua variabel independen dengan
menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test.
Dari uji normalitas terlihat bahwa data yang normal hanya terdiri dari variabel likuiditas dan variabel leverage, karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas 0.05. Sedangkan pada variabel umur obligasi datanya tidak normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dibawah 0.05.
2. Menilai Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Uji Hosmer and Lemeshow pada Goodness of Fit Test yang menguji kesesuaian model antara hipotesa nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris, jika tidak ada perbedaan antara
7 model dengan data, model dapat dikatakan fit.
Tabel 1
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square Df Sig.
1 11.994 7 .101
Sumber: data olahan SPSS
Tabel diatas menunjukkan nilai Hosmer-Lemeshow Goodness-Of-Fit Test Statistic sebesar 11.994 dan nilai signifikannya 0.101, yang berarti bahwa model regresi tersebut dapat dikatakan fit
atau layak digunakan karena nilai
signifikannya > 0.05 yaitu sebesar 0.101. Jadi dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa model logit dapat digunakan untuk memprediksi dan dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Estimasi Chi-Square sebesar
11.994 menunjukkan pengaruh dari
likuiditas, umur obligasi, dan leverage terhadap peringkat obligasi perusahaan sebesar 11.994.
3. Menilai Keseluruhan Model Fit
Untuk menilai keseluruhan model fit ini dilakukan dengan statistik yang dilihat pada output SPSS berdasarkan pada fungsi likelihood dengan membandingkan nilai
antara -2 log likelihood (-2LL) pada awal (block number = 0) dengan nilai -2 log likelihood (-2LL) pada akhir (block number 1).
Tabel 2 Uji Model Fit
-2 Log likelihood Constant
Block 0 74.706
Block 1 64.501
Sumber: data olahan
Pada tabel 2 terlihat bahwa nilai statistik -2 log likelihood block number 0 yang tanpa variabel dan hanya konstanta saja yaitu sebesar 74.706, ini dapat dikatakan bahwa model yang tanpa variabel tidak fit dengan data. Namun setelah dimasukkan dengan nilai statistik -2 log likelihood block number 1 terjadi penurunan sebesar 64.501, penurunan ini berarti penambahan variabel
independen dapat memperbaiki model
sehingga model dapat dikatakan fit. 4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan model regresi logistik.
Regresi logistik digunakan untuk
mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen yaitu likuiditas (X1),
umur obligasi (X2), dan leverage (X3)
terhadap variabel dependen yaitu peringkat obligasi (Y) dengan tingkat signifikan 0.05 (5%). Model ini digunakan karena variabel
8 dependennya merupakan variabel dummy (peringkat obligasi investment grade = 1, dan peringkat obligasi non investment grade = 0). Hasil pengujian regresi logistik dapat dilihat dari hasil output SPSS pada tabel 3.
Tabel 3 Uji Hipotesis Variabel Independen B Sig. Hasil Likuiditas -1.664 0.008 Berpengaruh Signifikan Umur Obligasi 0.047 0.962 Tidak Berpengaruh Signifikan Leverage -0.281 0.003 Berpengaruh Signifikan Sumber: data olahan
Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa
variabel likuiditas signifikan pada
probabilitas sebesar 0.008, variabel umur obligasi signifikan pada probabilitas 0.962, dan variabel leverage signifikan pada probabilitas 0.019. Variabel yang memiliki probabilitas > 0.05 seperti variabel umur obligasi menunjukkan Ho diterima dan Ha
ditolak yang berarti bahwa variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan variabel yang memiliki probabilitas < 0,05 seperti likuiditas dan leverage maka Ho ditolak dan
Ha diterima, itu berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dari hasil pengolahan data rasio likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio nilai koefisiennya sebesar -1.664 dan
bernilai signifikan 0.008, hal ini
menunjukkan bahwa nilai signifikan
likuiditas 0.008 tersebut dibawah cut off hipotesis yaitu 0.05.
Pengujian hipotesis 1 dengan analisa regresi logistik menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin tinggi probabilitas peringkat obligasi suatu perusahaan yang termasuk kedalam investment grade, dan menjadikan tingkat likuiditas sebagai faktor penting dalam peringkat obligasi. Jadi, peringkat
obligasi perusahaan dapat dikatakan
investment grade apabila pelunasan
kewajiban jangka pendek perusahaan
tersebut dalam kondisi baik.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Magreta dan Poppy (2009), yang menunjukkan nilai signifikannya lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.445. Begitu pula pada penelitian Fauziah (2009), dari nilai signifikan sebesar 0.860, membuktikan
9 signifikan dalam menilai tingkat pengaruh keamanan obligasi suatu perusahaan, serta penelitian Nurmayanti dan Setiawati (2009), Maharti dan Daldjono (2011) yang juga
diukur menggunakan current ratio
mengatakan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Pengujian hipotesis 2 yang dilakukan untuk menguji pengaruh umur obligasi terhadap peringkat obligasi terlihat bahwa nilai koefisiensi (β) dari variabel umur obligasi yang diukur dengan dummy bernilai
positif yaitu sebesar 0.047, nilai
signifikansinya 0.962 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut diatas cut off hipotesis 0.05.
Dari hasil pengujian hipotesis
tersebut berarti umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadi, walaupun terjadi penurunan umur obligasi
tidak akan mempengaruhi probabilitas
kenaikan peringkat obligasi perusahaan dan umur obligasi tidak terlalu diperhitungkan dalam pemeringkatan obligasi.
Hasil penelitian ini mendukung dari hasil penelitian Fauziah (2009), yang
melakukan penelitian pada seluruh
perusahaan obligasi yang terdaftar di BEI
dengan nilai signifikan 0.213 > 0.05. Hasil penelitian Magreta dan Poppy (2009), serta Estiyanti dan Yasa (2012) juga mengatakan bahwa umur obligasi tidak memiliki
pengaruh terhadap kenaikan peringkat
obligasi perusahaan.
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2011) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang mengatakan bahwa umur obligasi (bond maturity) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi, sehingga perusahaan yang umur obligasinya lebih pendek akan mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi.
Pengujian hipotesis 3 dengan
menggunakan analisis regresi logistik
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
leverage terhadap peringkat obligasi. Dari hasil analisis regresi logistik tersebut terlihat bahwa nilai koefisien leverage -0.281 dan bernilai signifikan sebesar 0.019 < 0.05.
Hasil tersebut membuktikan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ini berarti semakin tinggi leverage maka
perusahaan menunjukkan penggunaan
hutang yang tinggi, sehingga akan membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan
10 dan terkadang bisa menghadapi resiko kebangkrutan yang cukup besar. Jadi, apabila leverage suatu perusahaan rendah, maka peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan akan tinggi.
Hasil pengujian ini tidak mendukung dari hasil pengujian yang dilakukan oleh Nurmayanti dan Setiawati (2009), yang
mengukur rasio leverage dengan
menggunakan DER menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Begitu pula penelitian dari Linandasari (2010), menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari cut off 0.05.
Namun hasil pengujian ini
mendukung dari hasil penelitian Manurung (2007), Fauziah (2009), Adrian (2011), dan Sari (2007), yang mengatakan bahwa rasio leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan, sehingga
semakin besar rasio leverage suatu
perusahaan, maka resiko kegagalan
perusahaan juga semakin besar. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR) berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.
2. Umur obligasi yang diukur dengan
variabel dummy tidak berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.
3. Rasio leverage yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, yakni:
1. Papa dan mama beserta kakakku
tersayang.
2. Ibu Herawati, SE, M.Si, Ak,. CA selaku pembimbing I atas bimbingan dan arahannya.
3. Ibu Yeasy Darmayanti, SE, M.Si, AK., CA selaku pembimbing II atas bimbingan dan arahannya.
11 4. Teman-teman akuntansi seperjuangan,
persahabatan dan masukan kalian
sungguh berarti selama ini.
5. Adik-adik, kakak-kakak, dan abang-abang atas doa dan dorongannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Nicko. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semarang. Skripsi FE Universitas Diponegoro.
Almilia, Spica dan Devi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. SMART Universitas Maranatha Bandung.
Andry, Wydia. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Brigham dan Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id (2014).
Estiyanti, Ni Made. 2008. Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan Pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia. Bali. Skripsi FE Universitas Udayana.
Fauziah, Yossy. 2009. Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Umur Obligasi Terhadap Prediksi Peringkat
Obligasi. Padang. Skripsi FE Universitas Negeri Padang.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Linandarini, Ermi. 2010. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia. Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro.
Manurung, Adler dkk. 2007. Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Peringkat Obligasi. ABFI Institut Perbanas Jakarta.
Maharti, Dwi dan Daldjono. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro. Magreta dan Nurmayanti, Poppy. 2009.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 4 No. 2: 115-123. Nurmayanti dan Setiawati. 2009. Bond
Rating dan Pengaruhnya terhadap Laporan Keuangan. Pekanbaru. Skripsi Universitas Riau.
Pakarinti, Adia. 2012. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Instistusional, Kualitas Auditor, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro.
Pratiwi, Ayyu. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat
12 Obligasi. Jakarta. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
PT. Pefindo. http://www.pefindo.co.id
(2014).
Rahardjo, Sapto. 2003. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Raharja dan Sari. 2008. Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan dan Regresi Logistik) terhadap Peringkat Obligasi (PT PEFINDO). Jurnal Maksi.
Sari, Maylia. 2007. Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk
Memprediksi Peringkat Obligasi (PT PEFINDO). Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Sejati, Grace. 2010. Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi.
Silaban, Riris Christina dan Kardinal. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Untuk
Memprediksi Peringkat Obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo. Palembang. Skripsi STIE MDP