• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Aktifitas Enzim Alfa-amilase dengan Metoda Fuwa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penentuan Aktifitas Enzim Alfa-amilase dengan Metoda Fuwa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. Tujuan Percobaan

Menentukan aktivitas enzim α-amilase dengan metoda Fuwa.

II. Prinsip Percobaan

Hidrolisis ikatan α(1-4) pada amilosa oleh enzim α-amilase, degradasi amilosa mejadi maltosa dan glukosa. Sisa substrat amilosa bersama iodin membentuk kompleks berwarna yang dapat diamati secara spektofotometri.

III. Teori Dasar a. Pendahuluan

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi atau zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.

Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa turunan melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.

Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan amilum menjadi glukosa. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu

(2)

2 atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.

Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya. Oleh karenanya dibutuhkan sejumLah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar substrat.

b. Enzim α-Amilase

Alfa-amilase (1,4-alfa-D-glucan glucanohydrolase, pancreatic alfa-amylase,

α-amilase, PA) adalah salah satu enzim yang berperan dalam proses

degradasi amilum, sejenis makromolekul karbohidrat. Struktur molekuler dari enzim ini adalah α-1,4-glukanohidrolase. Bersama dengan enzim pendegradasi amilum lain, pululanase, α-amilase termasuk ke dalam golongan enzim kelas 13 glikosil hidrolase. Alfa-amilase ini memiliki beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4 hingga 10 molekul substrat sekaligus.

(3)

3

Mekanisme kerja

Alfa-amilase pada umumnya aktif bekerja pada kisaran suhu 25 0C hingga 950C. Penambahan ion kalsium dan klorida dapat meningkatkan aktivitas kerja dan menjaga kestabilan enzim ini. Alfa-amilase akan memotong ikatan glikosidik α-1,4 pada molekul amilum (karbohidrat) sehingga terbentuk molekul-molekul karbohidrat yang lebih pendek. Hasil dari pemotongan enzim ini antara lain maltosa, maltotriosa, dan glukosa.

Struktur amilum

Amilosa dan amilopektin dalam amilum

(4)

4 Pada metabolisme karbohidrat, α-amilase bekerja bersama-sama dengan α(1-6) glukosidase untuk memecah amilum atau glikogen menjadi glukosa dan beberapa maltosa.

(5)

5 Pemecahan glikogen menjadi glukosa oleh enzim α-amilase yang bekerja sama dengan α(1-6)

glukosidase

Alfa-amilase memiliki beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4 hingga 10 molekul substrat sekaligus. Alfa-amilase dapat mendegradasi beras, tapioka, dan maizena dengan pola yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa alfa-amilase memiliki domain pengikat amilum dan berpotensi tinggi dalam industri pemrosesan amilum.

(6)

6 Enzim alfa-amilase merupakan enzim yang banyak digunakan pada berbagai macam makanan, minuman, deterjen, industri pemrosesan dan industri tekstil. Ada beberapa petunjuk tentang enzim Alfa-amilase ini, diantaranya:

Dapat ditemukan dalam bentuk tepung malt, gandum yang berkecambah Dapat berasal dari bakteri Bacillus subtilis

Disintesa kapang Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae • Bisa berasal dari cacing tanah

Pakai cendawan Aspergillus sp

• Dapat berasal dari pankreas sapi dan babi

• Banyak terdapat di saliva dan pencernaan manusia

Alfa-amilase pada umumnya bekerja pada kisaran suhu 25 hingga 95°C. Penambahan ion klasium dan klorida dapat meningkatkan aktivitas kerja dan mendapat kestabilan enzim alfa-amilase ini. Alfa-amilase akan memotong ikatan glikosidik α-1,4 pada molekul amilum (karbohidrat) sehingga terbentuk molekul-molekul karbohidrat yang lebih pendek. Hasil dari pemotongan enzim ini antara lain maltosa, maltotriosa, dan glukosa.

c. Penentuan Aktifitas Enzim

Penelitian terhadap enzim sejak beberapa tahun yang lalu telah menghasilkan pengertian yang lebih jelas tentang peranan enzim dalam biologi sel, yaitu kontrol sintesa enzim dan protein lainnya secara genetika, sifat pengatur sendiri sistem enzim dan peranan enzim dalam berbagai proses pertumbuhan dan pembelahan sel.

JumLah enzim dalam ekstrak suatu jaringan ditentukan secara kuantitatif berdasarkan efek katalisisnya. Untuk penentuan ini perlu diketahui beberapa faktor, yaitu:

• Persamaan reaksi yang dikatalisis oleh enzim tersebut

• Dibutuhkan atau tidaknya kofaktor tertentu, seperti ion-ion logam atau koenzim

(7)

7 • pH optimum

• Temperatur optimum

Penetuan aktifitas enzim biasanya dilakukan pada pH optimum dan dengan konsentrasi substrat dan kofaktor yang berlebih, sehingga laju reaksi yang terjadi merupakan reaksi tingkat ke-nol terhadap substrat. Pengamatan reaksi biasanya ditentukan dengan penentuan terbentuknya hasil reaksi dengan berbagai cara kimia atau spektrofotometri. Cara terakhir ini lebih baik karena dapat dilakukan secara kontinyu dan dapat dicatat dalam suatu bagan.

Menurut perjanjian internasional, suatu unit aktifitas enzim adalah jumLah enzim yang menyebabkan perubahan 1µmol (10-6 mol ) substrat per menit pada suhu 25ºC dalam keadaaan optimum sistem tersebut. Aktivitas spesifik adalah jumLah unit aktivitas enzim per miligram protein.

IV. Alat dan Bahan

Bahan (pereaksi dan sampel)

- Enzim amilase (diambil dari saliva) - Pati 0,25% - Asam asetat - Iodin 0,2 % (0,2 g I2 dalam KI 2%) Peralatan - Tabung reaksi - Vortex - Spektofotometer V. Prosedur Percobaan

1. Sebanyak 250µl enzim amilase dipipet kedalam tabung reaksi yang sudah berisi 250µl pati 0,25%

(8)

8 3. Ditambahkan 250 µl Iodin

4. Ditambahkan 4 mL H2O (volume total = 5 mL)

5. Hal yang sama dilakukan untuk tabung kontrol yang tanpa menggunakan enzim 6. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 600 nm.

VI. Hasil dan Pengamatan

Perhitungan

Aktifitas enzim α-amilase = ( ) Keterangan:

K = kontrol, absorbansi sampel tanpa enzim S = sampel, serapan sampel

Tabung 1

Aktifitas enzim α-amilase = ( ) Aktifitas enzim α-amilase = 7,767 U/mL

Tabung 2

Aktifitas enzim α-amilase = ( ) Aktifitas enzim α-amilase = 18,2 U/mL

Tabung 3

Aktifitas enzim α-amilase = ( ) Aktifitas enzim α-amilase = 36,51 U/mL

(9)

9

VII. Pembahasan

Penentuan aktifitas enzim dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan dengan menghitung jumlah produk (metoda DNS, Somogyi-Nelson) dan dengan mengukur sisa substrat. Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan aktifitas enzim α-amilase dengan metoda Fuwa, yaitu mengukur sisa substrat amilum setelah direaksikan dengan enzim α-amilase yang diperoleh dari saliva.

Pertama-tama, sebanyak 250µl enzim amilase dipipet kedalam tabung reaksi yang sudah berisi 250µl pati 0,25% dan diinkubasi dalam penangas air suhu 50°C selama 10 menit. Enzim bekerja pada pH netral (sebagian penyusunnya adalah air) dan pada suhu sekitar 20°C (suhu tubuh). Pemanasan yang dilakukan bertujuan agar enzim pada percobaan berada dalam suhu optimum.

Pada tabung kemudian ditambahkan asam asetat 1 N dan divortex agar semua bagian enzim dan amilum terkena asam. Penambahan asam bertujuan untuk menghentikan aktifitas enzim. Penambahan asam dapat menghentikan hidrolisis yang dilakukan oleh enzim α-amilase karena perubahan pH, sehingga aktifitas terhenti. pH yang sangat asam juga dapat merusak heliks yang terdapat dalam struktur amilosa.

Struktur heliks amilosa

Enzim α-amilase adalah enzim yang menghidrolisis ikatan α(1-4) pada amilosa, sehingga amilosa terdegradasi menjadi maltosa dan beberapa glukosa. Penambahan iodin bertujuan untuk mendeteksi sisa amilum yang masih terdapat dalam tabung setelah hidrolisis. Amilum terdiri dari amilosa dan amilopektin. Iodin bersama amilosa

(10)

10 membentuk warna biru yang dapat diamati secara spektrofotometri. Warna biru yang semakin pekat menunjukkan sisa amilum yang semakin banyak. Warna biru tersebut adalah karena pembentukan komplek iodine dan amilum, dimana iodin terjebak dalam struktur heliks amilosa.

Kompleks amilum-iodin

Setelah serangkaian langkah tersebut, pada tabung ditambahkan H2O sebanyak 4

mL sehingga volume total pada tabung adalah sebanyak 5 mL. Absorbansi warna yang timbul karena kompleks amilum-iodin kemudian diukur pada panjang gelombang 600 nm dengan spektrofotometer.

Pada percobaan, dibuat satu tabung sebagai kontrol, dimana enzim α-amilase diganti dengan aquadest. Pada tabung kontrol tidak terdapat enzim yang dapat menghidrolisis amilum, sehingga sisa amilum yang dapat membentuk kompleks dengan iodin pada tabung kontrol lebih banyak dan absorbansi tabung kontrol nilainya lebih besar daripada nilai absorbansi tabung sampel. Dengan persamaan

aktifitas enzim α-amilase = ( ) ,

dimana K merupakan absorbansi pada tabung kontrol dan S merupakan absorbansi pada tabung sampel, pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok G2/3, didapat hasil perhitungan aktifitas enzim sebesar 36,51 unit/mL.

VIII. Kesimpulan

Aktifitas enzim α-amilase yang ditentukan oleh kelompok G2/3 dengan metoda Fuwa adalah sebesar 36,51 unit/mL.

(11)
(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Fuwa H., A New Method for Microdetermination of Amylase Activity by Use Amylose as the Substrate, The Journal of Biochemistry, vol. 41, No. 5, 1954.

Enzim Alfa-amilase. http://id.wikipedia.org/wiki/Alfa-amilase

http://june-s.blogspot.com/2008/05/deteksi-dan-uji-kualitas-amilase.html

Nelson, David L. dan Cox, Michael M. 2009. Lehninger. Principles of Biochemistry. Poedjadi, Anna.1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press:Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Reaksi oksidatif senyawa anorganik secara tidak terkendali dengan membebaskan energi.. Reaksi oksidatif senyawa organik secara terkendali dengan

• Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. • Hampir semua enzim

Dalam teori tumbukan dan energi aktivasi, suatu reaksi kimia dapat berlangsung apabila terjadi interaksi atau tumbukan antara molekul-molekul reaktan, tetapi hanya

• Pada suatu jumlah enzim tertentu, hubungan antara kecepatan reaksi kimia suatu bahan/substrat dengan konsentrasi bahan dapat digambarkan dalam persamaan reaksi..

• Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. • Hampir semua enzim

Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan sel dalam suatu reaksi. Enzim bekerja sebagai katalis dalam tubuh makhluk hidup, oleh karena itu

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu Menjelaskan teori ikatan, substrat, pereaksi penyerangan, dan peranannya dalam reaksi kimia organik.. Ikatan-ikatan dalam

Untuk menghasilkan produk atau hasil reaksi dalam suatu reaksi kimia membutuhkan energi awal yang dinamakan energi aktivasi. Pada keadaan tersebutdinamakan dengan