Laporan Keuangan Konsolidasi
Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal
30 September 2006 Dan 2005 (Tidak Diaudit)
PT MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasi ……….…. 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi ………. 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi ………..……… 5 Laporan Arus Kas Konsolidasi ……… 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi ……….. 7-45
Catatan 2006 2005
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2p,3,7,31 732.367 415.122
Investasi jangka pendek 2d,2p,4,7,31 74.988 91.420
Piutang 2e,5
Usaha 52.452 25.715
Lain-lain - bersih 82.681 29.989
Persediaan 2f,6,19 1.086.283 834.456
Pajak dibayar di muka 17 23.745 66.657
Biaya dibayar di muka 2g,2j,7 84.891 85.108
Aktiva lancar lainnya 58.895 224.721
Jumlah Aktiva Lancar 2.196.302 1.773.188
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa - bersih 2e,7 42.380 32.035
Aktiva pajak tangguhan - bersih 2q,17 1.035 735
Investasi pada perusahaan asosiasi 2d,7,8 44.203 38.547 Investasi jangka panjang lainnya 2d,7,9 4.256 88.301
Aktiva tetap 2h,2i,7,10,
19,20,30,37
Nilai tercatat 3.184.924 2.554.269
Akumulasi penyusutan (1.215.309) (951.436)
Penyisihan kerugian nilai aktiva tetap (29.374) (69.073)
Bersih 1.940.241 1.533.760
Uang muka pembelian aktiva tetap 7,11,33 539.734 640.907 Sewa jangka panjang - bersih 2j,7,12,19 307.658 306.570 Aktiva non-operasional - bersih 30,37 90.555 93.694
Uang muka sewa 7,33 91.117 31.602
Aktiva tidak lancar lainnya - bersih 2h,2i,2k,2p,
7,13,30,31,33 172.261 127.805
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 3.233.440 2.893.956
JUMLAH AKTIVA 5.429.742 4.667.144
Catatan 2006 2005
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka pendek 14,19 27.400 326.513
Hutang
Usaha 15 1.000.912 802.547
Lain-lain 16 117.376 99.643
Hutang pajak 17 20.021 9.556
Beban masih harus dibayar 2p,2r,18,29,31 232.676 331.287 Taksiran kerugian akibat restrukturisasi toko 30 2.017 26.584 Hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun:
Hutang obligasi - bersih 1b,2l,2m,20 392.968 -
Hutang kepada non-lembaga
keuangan 2j,2p,21,31 12.901 12.971
Jumlah Kewajiban Lancar 1.806.271 1.609.101
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 7 3.226 3.944
Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2q,17 17.405 15.758 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun:
Hutang bank 14,19 844.724 -
Hutang obligasi - bersih 1b,2l,2m,20 440.757 826.973
Hutang kepada non-lembaga
keuangan 2j,2p,21,31 15.402 15.863
Kewajiban tidak lancar lainnya 2p,2r,29,31 152.511 141.554
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1.474.025 1.004.092
HAK MINORITAS 2b 63.990 68.354 Jumlah Kewajiban 3.344.286 2.681.547
Catatan 2006 2005
EKUITAS
Modal saham - Rp500 per saham
Modal dasar - 10.800.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh -
2.705.994.000 saham 1b,22 1.352.997 1.352.997
Tambahan modal disetor - bersih 23 (6.356) (6.356)
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan 2b 666 - Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2h 120 120 Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 32 14.000 12.000
Belum ditentukan penggunaannya 847.265 750.072
Modal saham diperoleh kembali 2n,22 (123.236) (123.236)
Ekuitas - Bersih 2.085.456 1.985.597
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5.429.742 4.667.144
Catatan 2006 2005
PENJUALAN BERSIH 2o,24 5.658.751 4.517.831
BEBAN POKOK PENJUALAN 2f,2h,2o,
10,24,25 4.133.089 3.228.576
LABA KOTOR 1.525.662 1.289.255
BEBAN USAHA 2o,7
Beban penjualan 2j,26,33 405.732 418.345
Beban umum dan administrasi 2h,2r,10,
27,29 924.303 724.856
Jumlah Beban Usaha 1.330.035 1.143.201
LABA USAHA 195.627 146.054
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Selisih lebih klaim asuransi atas
nilai buku - bersih 10 5.535 16.179
Beban bunga - bersih 3,4,7,14,
19,20,28 (122.023) (79.530)
Lain-lain - bersih 2b,2d,2h,
2m,2p,4,5,
10,13 12.484 72.451
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (104.004) 9.100
BAGIAN ATAS LABA BERSIH
PERUSAHAAN ASOSIASI - BERSIH 2d,8 4.502 4.686
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 96.125 159.840
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2q,17
Periode berjalan (8.280) (6.235)
Tangguhan (8.264) (6.142)
Jumlah (16.544) (12.377)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS 79.581 147.463
HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b 1.104 (5.993)
LABA BERSIH 80.685 141.470
LABA BERSIH PER SAHAM 2t 32 56
Selisih Selisih Saldo Laba
Tambahan Transaksi Penilaian
Modal Modal Disetor - Perubahan Ekuitas Kembali Telah Ditentukan Belum Ditentukan Modal Saham
Catatan Saham Bersih Anak Perusahaan Aktiva Tetap Penggunaannya Penggunaannya Diperoleh Kembali Ekuitas - Bersih
Saldo, 1 Januari 2005 1.352.997 (6.356) - 120 10.000 645.706 (123.236) 1.879.231
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan tanggal 20 Mei 2005: 32
Deklarasi dividen tunai - bersih dari
pembelian kembali saham - - - (35.104) - (35.104)
Pembentukan cadangan umum - - - - 2.000 (2.000) - -
Laba bersih - - - 141.470 - 141.470
Saldo, 30 September 2005 1.352.997 (6.356) - 120 12.000 750.072 (123.236) 1.985.597
Saldo, 1 Januari 2006 1.352.997 (6.356) 312 120 12.000 831.265 (123.236) 2.067.102
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan tanggal 31 Maret 2006: 32
Deklarasi dividen tunai - bersih dari
pembelian kembali saham - - - (62.685) - (62.685)
Pembentukan cadangan umum - - - - 2.000 (2.000) - -
Selisih transaksi perubahan ekuitas
Anak Perusahaan 2b - - 354 - - - - 354
Laba bersih - - - 80.685 - 80.685
Saldo, 30 September 2006 1.352.997 (6.356) 666 120 14.000 847.265 (123.236) 2.085.456
Catatan 2006 2005
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari penjualan 5.646.018 4.512.074
Pengeluaran kas selama periode berjalan untuk:
Pembelian persediaan (4.086.427) (3.299.549)
Gaji dan kesejahteraan karyawan (413.885) (344.230)
Sewa - bersih (349.583) (270.034)
Beban penjualan (98.853) (165.816)
Kas yang dihasilkan dari operasi 697.270 432.445
Pajak Penghasilan Perusahaan (36.993) (11.672)
Beban lainnya - bersih (346.368) (359.124)
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 313.909 61.649
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan investasi jangka pendek 62.556 189.226
Hasil penjualan aktiva tetap 10 2.618 2.414
Penambahan uang muka pembelian aktiva tetap (209.524) (460.919)
Penambahan aktiva tetap 10 (147.772) (185.586)
Penambahan aktiva tidak lancar lainnya (24.137) (11.480)
Penambahan investasi jangka pendek (42.582) -
Penambahan aktiva non-operasional (5.729) (832)
Penambahan uang muka sewa (8.738) (160.334)
Kas Bersih untuk Aktivitas Investasi (373.308) (627.511)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan hutang bank jangka panjang 595.110 -
Penambahan (pengurangan) bersih hutang bank
jangka pendek (97.600) 75.449
Beban bunga dan fee Ijarah - bersih (140.092) (110.157) Pembayaran dividen tunai oleh Perusahaan (62.685) (35.104) Penambahan (pengurangan) hutang pihak yang
mempunyai hubungan istimewa (1.313) 602
Pembayaran dividen tunai kepada pemegang
saham minoritas pada Anak Perusahaan - (4.999)
Pembayaran cicilan sewa guna usaha - (138)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan 293.420 (74.347)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS 234.021 (640.209)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 498.346 1.055.331
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 732.367 415.122
Informasi tambahan laporan arus kas:
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas - Reklasifikasi uang muka pembelian aktiva
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Matahari Putra Prima Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1986 berdasarkan akta notaris Budiarti Karnadi, S.H. No. 30 tanggal 11 Maret 1986. Akta pendirian Perusahaan diumumkan dalam Berita Negara No. 73 tanggal 10 September 1991, Tambahan No. 2954. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 42 tanggal 31 Maret 2006, antara lain mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengusahakan (i) jaringan toko serba ada yang menyediakan berbagai macam barang seperti pakaian, perhiasan, tas, sepatu, kosmetik, peralatan elektronik, mainan, alat tulis, buku, obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari, dan (ii) pusat hiburan keluarga yang dikenal sebagai Time Zone. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1986. Kantor Pusat operasional Perusahaan berkedudukan di Menara Matahari - Lippo Life, Lantai 20, Jalan Boulevard Palem Raya No. 7, Lippo Karawaci - Tangerang, Jawa Barat.
Pada tanggal 30 September 2006, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengoperasikan toko di 145 lokasi. Semua toko dan pusat hiburan keluarga berlokasi di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tahun 1992, Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Pada tahun 1995, 1996 dan 1997, Perusahaan mencatatkan tambahan saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya masing-masing 75.166.500 saham (Rp1.400 per saham), 225.499.500 saham (Rp1.000 per saham) dan 1.803.996.000 saham (Rp500 per saham) melalui Penawaran Umum Terbatas I, II dan III kepada para pemegang saham dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Berdasarkan Surat Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-2057/PM/2002 tanggal 13 September 2002, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan untuk penawaran umum Obligasi I Matahari sebesar Rp450.000 di Bursa Efek Surabaya (Catatan 20) dinyatakan efektif.
Berdasarkan Surat BAPEPAM No. S-1068/PM/2004 tanggal 28 April 2004, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan untuk penawaran umum Obligasi II Matahari dan Obligasi Syariah Ijarah I Matahari masing-masing sebesar Rp300.000 dan Rp150.000 di Bursa Efek Surabaya (Catatan 20) dinyatakan efektif.
1. UMUM (lanjutan)
c. Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan
Pada tanggal 30 September 2006 dan 2005, susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan (secara keseluruhan disebut sebagai “Perusahaan”) adalah sebagai berikut:
Persentase Pemilikan * Jumlah Aktiva
Mulai
Anak Perusahaan Lokasi Kegiatan Usaha Beroperasi 2006 2005 2006 2005
Pemilikan langsung PT Matahari Super
Ekonomi (“PT MSE”)
Tangerang, Jawa Barat
Penjualan eceran 1994 100,00 100,00 14.547 12.122
Matahari International Finance Company B.V.
(“MIFCO”) Rotterdam, Belanda Keuangan 1996 100,00 100,00 10.192 10.130
PT Nadya Putra Investama
(“PT NPI”) Tangerang, Jawa Barat Perdagangan umum 1998 100,00 100,00 14.665 70.071
PT Taraprima Reksabuana (“PT TPRB”) Jakarta Penjualan dan pemasaran air mineral 1998 100,00 100,00 31.476 30.291 PT Matahari Kafe Nusantara (“PT MKN”)
Tangerang, Jawa Barat Restoran 2001 100,00 100,00 440 576
PT Matahari Mega Swalayan (“PT MMS”)
Tangerang, Jawa Barat Perdagangan umum - 100,00 100,00 4.640 4.455
PT Matahari Mega Toserba (“PT MMT”)
Tangerang, Jawa Barat
Penjualan eceran - 100,00 100,00 2.000 2.000
PT Matahari Boston Drugstore (“PT MBD”)
Tangerang, Jawa Barat
Perbekalan farmasi
dan apotek - 100,00 100,00 2.000 2.000
Prime Connection Limited
(“PCL”) British Virgin Islands Investasi 2003 100,00 100,00 5 84.050
Brighter Limited (“BL”) British Virgin Islands Investasi 2005 100,00 100,00 38.155 12.019
Matahari International Finance Company B.V.
(“MF”) Rotterdam, Belanda Keuangan 2006 100,00 - 211 -
PT Matahari Graha Fantasi
(“PT MGF“) Jakarta
Pusat hiburan
keluarga 1995 50,01 50,01 214.583 198.133
Pemilikan tidak langsung Bright Regent Corporation
(“BRC”) Hong Kong Investasi 2005 100,00
100,00 35.029 12.771 Merrill Investment Limited
(“MI”) Labuan, Malaysia Investasi 2005 100,00 - 6.943 67.930
Matahari Department Store (Shenzhen) Limited
(“MDS”) China Penjualan eceran 2005 100,00
- 23.183 12.012 Matahari Trading
(Shenzhen) Limited
(“MTL”) China Perdagangan umum - 100,00 - 593 664
Grandbright Corporation
Limited (“GCL”) Hong Kong Investasi - 100,00 - 0,001 -
PT Matahari Dana Prima (“PT MDP”, melalui
PT NPI)
Denpasar, Bali Pembiayaan konsumen
- 99,99 99,99 1.927 1.927
*termasuk pemilikan tidak langsung
Pada tahun 2005, Perusahaan melakukan investasi 100% pada BL dan BL melakukan investasi 100% pada BRC. Selanjutnya, pada tahun 2005, BRC melakukan investasi 100% pada MDS dan MTL, dan Perusahaan, melalui PT NPI, melakukan investasi 100% pada MI.
Pada tahun 2006, Perusahaan melakukan investasi 100% pada MF, dan melalui BL melakukan investasi 100% pada GCL.
Per 30 September 2006, PT MMS, PT MMT, PT MBD, MTL, GCL dan PT MDP belum memulai operasi komersialnya.
1. UMUM (lanjutan)
d. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi
Per 30 September 2006, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 31 Maret 2006 yang telah diaktanotariskan dengan akta No. 42 tanggal 31 Maret 2006 dari Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Dr. Cheng Cheng Wen
Komisaris : Jonathan L. Parapak (komisaris independen)
Jusuf Arbianto Tjondrolukito (komisaris independen) John Bellis (komisaris independen)
Mardi Henko Susanto (komisaris independen) Ganesh Chander Grover (komisaris independen)
Jeffrey Koes Wonsono
Presiden Direktur : Benyamin Jonathan Mailool Direktur : Lina Haryanti Latif
Hendra Sidin
Carmelito J. Regalado
Andre Rumantir
Per 30 September 2005, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 2005 yang telah diaktanotariskan dengan akta No. 39 tanggal 20 Mei 2005 dari Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Dr. Cheng Cheng Wen
Komisaris : Jonathan L. Parapak (komisaris independen)
Jusuf Arbianto Tjondrolukito (komisaris independen) John Bellis (komisaris independen)
Mardi Henko Susanto (komisaris independen)
Jeffrey Koes Wonsono
Ganesh Chander Grover
Presiden Direktur : Benyamin Jonathan Mailool Direktur : Lina Haryanti Latif
Hendra Sidin
Carmelito J. Regalado
Ketut Budi Wijaya
Andre Rumantir
Perusahaan memiliki sekitar 21.500 dan 21.700 karyawan masing-masing pada tanggal 30 September 2006 dan 2005.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali dan investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar atau sebesar nilai aktiva bersih (net assets value), atau yang dinyatakan dengan metode ekuitas untuk perusahaan asosiasi dengan pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50%.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas operasi disusun berdasarkan metode langsung.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah rupiah Indonesia.
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan. Seluruh akun dan transaksi antar Perusahaan yang material telah dieliminasi.
Nilai penyertaan Perusahaan pada Anak Perusahaan disesuaikan dengan perubahan bersih dalam penyertaan pada ekuitas Anak Perusahaan dengan mengkredit atau mendebit “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”.
Akun-akun anak perusahaan di luar negeri dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal neraca untuk akun neraca dan kurs rata-rata selama periode sembilan bulan untuk akun laporan laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan anak perusahaan yang merupakan bagian integral dari Perusahaan didebitkan/dikreditkan sebagai “Laba/Rugi Selisih Kurs” pada laporan keuangan konsolidasi, sedangkan untuk anak perusahaan yang bukan merupakan bagian integral dari Perusahaan didebitkan/dikreditkan ke akun “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan”.
c. Setara Kas
Setara kas meliputi semua investasi yang sangat likuid, yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan atau pembelian dan tidak digunakan sebagai jaminan atas hutang.
d. Investasi
Investasi terdiri dari:
1. Surat berharga dalam bentuk efek hutang (debt securities) dan efek ekuitas (equity securities) Sesuai dengan PSAK 50 tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, surat berharga diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok berikut:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
d. Investasi (lanjutan)
• Diperdagangkan (trading)
Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya memiliki frekuensi pembelian dan penjualan yang tinggi. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari kenaikan harga dalam jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
• Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity)
Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau pemulihan diskonto hingga jatuh tempo.
• Tersedia untuk dijual (available-for-sale)
Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba (rugi) yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan (dibebankan) pada “Laba/Rugi yang Belum Direalisasi dari Pemilikan Surat Berharga”, yang merupakan komponen Ekuitas.
Harga perolehan surat berharga yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata. 2. Reksa Dana
Reksa dana dinyatakan sebesar nilai aktiva bersih (net assets value) pada tanggal neraca. Laba atau rugi yang belum direalisasi akibat perubahan nilai aktiva bersih pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
3. Investasi jangka panjang pada saham yang nilai wajarnya tidak tersedia
Investasi saham di mana Perusahaan mempunyai penyertaan dengan pemilikan sedikitnya 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode tersebut, investasi dinyatakan sebesar harga perolehan, selanjutnya disesuaikan dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi sebanding dengan persentase pemilikan pada perusahaan tersebut (metode ekuitas) serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Investasi di mana Perusahaan mempunyai penyertaan dengan pemilikan kurang dari 20% dinyatakan sebesar harga perolehan.
e. Piutang
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan atas keadaan piutang pada akhir periode.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang dihitung dengan menggunakan metode eceran konvensional (conventional retail method), atau nilai realisasi bersih (net realizable value).
Persediaan Perusahaan tidak termasuk persediaan konsinyasi.
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi berdasarkan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
h. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan sebesar harga perolehan, kecuali untuk aktiva tertentu yang dinilai kembali pada tahun 1986 sesuai dengan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung sebagai berikut:
Metode Tahun Tarif
Bangunan (termasuk satuan rumah susun yang disajikan
sebagai bagian dari “Aktiva
Tidak Lancar Lainnya”) Garis lurus 20 - Renovasi bangunan Garis lurus 2 - 5 - Peralatan dan instalasi Saldo-menurun ganda - 15% dan 25% Kendaraan Saldo-menurun ganda - 50% Mesin Garis lurus 3 - 5 - Aktiva sewa guna usaha -
kendaraan Saldo-menurun ganda - 25% dan 50%
Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
Sesuai dengan PSAK 47 tentang “Akuntansi Tanah”, Perusahaan mencatat harga perolehan tanah secara terpisah dari biaya pengurusan legal yang terjadi untuk memperoleh hak atas tanah serta pengeluaran untuk perpanjangan hak. Pengeluaran tersebut ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lainnya” pada neraca konsolidasi dan diamortisasi selama umur hukum hak.
i. Penurunan Nilai Aktiva
Sesuai dengan PSAK 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”, Perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Penurunan nilai aktiva diakui sebagai beban pada usaha periode berjalan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
j. Sewa Jangka Panjang
Perjanjian sewa menyewa jangka panjang yang pembayaran nilai kontraknya dilakukan selama suatu periode tertentu yang lebih pendek dari masa sewanya, dibukukan pada saat perjanjian sewa menyewa tersebut berlaku dengan mendebit akun “Sewa Jangka Panjang” sebesar nilai kontrak dan mengkredit akun “Hutang Jangka Panjang Non-lembaga Keuangan” sebesar nilai kontrak yang belum dibayar.
Sewa jangka panjang yang umumnya untuk ruangan toko, diamortisasi dengan metode garis lurus, terhitung sejak dibukanya toko/perpanjangan sewa toko yang bersangkutan selama jangka waktu sewa. Bagian yang akan dibebankan pada usaha dalam satu tahun direklasifikasi dan disajikan di aktiva lancar sebagai bagian dari “Biaya Dibayar di Muka”.
k. Aktiva Tidak Berwujud - Piranti Lunak Komputer
Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya (dibukukan pada Aktiva Tidak Lancar Lainnya), ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama 4 tahun.
l. Beban Emisi Obligasi
Beban yang timbul sehubungan dengan penerbitan obligasi dikurangkan dari hasil penerbitan obligasi bersangkutan. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan premium atau diskonto yang harus diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut.
m. Obligasi Diperoleh Kembali
Perolehan kembali instrumen hutang yang tidak dimaksudkan sebagai pelunasan, diperlakukan seolah-olah telah terjadi pelunasan dalam laporan keuangan konsolidasi. Selisih antara nilai nominal instrumen hutang dengan nilai wajar pada tanggal pembelian kembali dikreditkan atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
n. Modal Saham Diperoleh Kembali
Modal saham diperoleh kembali yang disajikan dalam kelompok Ekuitas pada neraca konsolidasi, dinyatakan sebesar harga perolehan. Harga perolehan dari saham diperoleh kembali yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata.
Selisih antara harga perolehan dari modal saham yang diperoleh kembali dengan harga jualnya dibebankan atau dikreditkan ke “Tambahan Modal Disetor - Bersih”. Apabila selisih tersebut menghasilkan saldo negatif pada akun “Tambahan Modal Disetor” karena transaksi perolehan kembali, saldo negatif tersebut dibebankan pada saldo laba.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
Pendapatan dari penjualan kartu pra-bayar (dikenal dengan nama “power card”) oleh pusat hiburan keluarga pada awalnya dicatat sebagai pendapatan diterima di muka dan diakui secara proporsional sebagai pendapatan berdasarkan penggunaan power card sesungguhnya oleh pelanggan. Pendapatan dari penjualan koin, makanan dan minuman dan paket ’’Make New Friends’’ diakui pada saat koin, makanan dan minuman dan paket dibeli oleh pelanggan.
Beban diakui pada saat terjadinya.
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing, termasuk transaksi anak perusahaan yang dikelola dan beroperasi di luar Indonesia yang merupakan bagian integral dari Perusahaan, dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku terakhir untuk periode berjalan yang diumumkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
Pada tanggal 30 September 2006 kurs yang digunakan (dalam jumlah penuh) masing-masing sebesar Rp9.235 untuk AS$1, Rp1.120 untuk RMB1 dan Rp1.186 untuk HK$1, sedangkan pada tanggal 30 September 2005 kurs yang digunakan sebesar Rp10.310 untuk AS$1, Rp1.277 untuk RMB1 dan Rp1.329 untuk HK$1 yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual transaksi yang diumumkan oleh Bank Indonesia untuk periode tersebut.
q. Pajak Penghasilan
Beban pajak periode berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode bersangkutan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan pajak pada tanggal laporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah manfaat pajak pada masa mendatang tersebut dapat direalisasikan.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada saat nilai aktiva direalisasikan atau nilai kewajiban tersebut dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau berlaku secara substantif pada tanggal neraca.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
r. Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan membentuk penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-undang Tenaga Kerja No. 13”). Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris Projected-Unit-Credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih dari masing-masing imbalan yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui secara merata selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang terjadi dari pengenalan suatu program manfaat pasti atau perubahan-perubahan pada hutang imbalan kerja atas program yang sudah ada harus diamortisasi sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak pekerja
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
s. Pelaporan Segmen
Perusahaan menerapkan PSAK 5 yang direvisi tentang “Pelaporan Segmen” dalam menyajikan segmen usaha dalam laporan keuangan. PSAK 5 yang direvisi memberikan pedoman yang lebih rinci dalam mengidentifikasi segmen usaha dan geografis yang harus dilaporkan. Informasi keuangan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja segmen disajikan pada Catatan 34.
t. Laba Bersih per Saham
Sesuai dengan PSAK 56 tentang “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode berjalan setelah dikurangi dengan saham yang diperoleh kembali. Laba bersih untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2006 dan 2005 masing-masing sebesar Rp80.685 dan Rp141.470. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor adalah 2.507.410.000 saham untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2006 dan 2005.
u. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan pada tanggal laporan keuangan, serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan taksiran tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini terdiri dari:
2006 2005
Kas, termasuk AS$5 dan RMB40 pada
tahun 2006 dan AS$4 pada tahun 2005 32.466 28.135 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(Catatan 7)
PT Bank Lippo Tbk
Rekening giro, termasuk AS$4.443 - 71.591
Deposito berjangka, termasuk AS$5.000 - 63.936
Pihak ketiga: Rekening giro:
PT Bank Mega Tbk, termasuk AS$2.188 pada
tahun 2006 492.371 1.858
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
2006 2005
Bank lainnya, masing-masing di bawah
Rp10.000, termasuk AS$117, Euro160, HK$7.604 dan RMB117 pada tahun 2006 dan AS$133, Euro108 dan RMB6.938
pada tahun 2005 12.631 10.289
Deposito berjangka:
PT Bank Mayapada Tbk 10.000 10.000
Malayan Bank, termasuk AS$4.252 - 43.834
Bank lainnya, masing-masing dibawah Rp10.000 6.446 -
Jumlah 732.367 415.122
Deposito berjangka pada PT Bank Lippo Tbk (afiliasi sampai November 2005) memperoleh bunga dengan tingkat tahunan berkisar antara 5,5% sampai 7,25% pada tahun 2005, sedangkan deposito berjangka dalam dolar AS memperoleh bunga dengan tingkat tahunan sebesar 2,75% pada tahun 2005. Deposito berjangka dalam rupiah (termasuk deposito yang jatuh tempo selama periode) pada pihak ketiga memperoleh bunga dengan tingkat tahunan berkisar antara 11,25% sampai 13% pada tahun 2006 dan antara 7,25% sampai 10% pada tahun 2005.
4. INVESTASI JANGKA PENDEK
Investasi jangka pendek terdiri dari:
2006 2005
Investasi pada dana yang dikelola (managed fund)-
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (Catatan 7) 62.788 62.464
Investasi dalam efek hutang dan ekuitas
Efek yang diperdagangkan Pihak ketiga
Obligasi 7.618 14.483
Wesel berbunga mengambang (AS$495 pada
tahun 2006 dan AS$1.315 pada tahun 2005) 4.571 13.558
Saham 11 9
Sub-jumlah 12.200 28.050
Reksa dana
Pihak ketiga, termasuk AS$88 pada tahun 2005 - 906
Jumlah 74.988 91.420
Pada tanggal 30 Desember 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian pengelolaan dana dengan PT Ciptadana Sekuritas ("PT CS“, afiliasi). Berdasarkan perjanjian yang dapat diperpanjang setiap tiga bulanan, Perusahaan telah menempatkan dana pada PT CS yang akan digunakan untuk pembelian investasi seperti obligasi dan debenture lainnya.
4. INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan)
Obligasi memperoleh bunga dengan tingkat tahunan berkisar antara 11% sampai 18,25% pada tahun 2006 dan antara 9,31% sampai 18,25% pada tahun 2005.
Pada bulan September 2005, Merrill Investment Limited (anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung oleh Perusahaan) menandatangani perjanjian “Sales and Purchase Agreement” dengan Nalacca B.V., anak perusahaan dari kelompok usaha Dairy Farm International, untuk melakukan penjualan seluruh saham PT Hero Supermarket Tbk yang dimiliki oleh Perusahaan dengan harga jual Rp6.351/saham. Dalam perjanjian tersebut diatur mengenai mekanisme penjualan dan beberapa persyaratan (terms and conditions) yang harus dipenuhi kedua belah pihak, yang mana baik mekanisme penjualan maupun persyaratannya sudah dipenuhi dan dijalankan oleh kedua belah pihak. Pada tahun 2005, Perusahaan menjual seluruh kepemilikan investasi dalam reksa dana.
Perusahaan memperoleh laba masing-masing sebesar Rp5.821 dan Rp70.426 dari transaksi penjualan investasi Perusahaan dalam efek hutang untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2006 dan 2005.
5. PIUTANG
Piutang usaha terdiri dari piutang pihak ketiga dari jenis-jenis penjualan berikut:
2006 2005
Penjualan ke pelanggan melalui kartu kredit 40.680 25.265
Penjualan kredit 11.772 450
Jumlah 52.452 25.715
Piutang usaha pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 jatuh tempo dalam satu bulan. Piutang lain-lain terdiri dari:
2006 2005 Pihak ketiga: Sewa 55.920 12.664 Lain-lain - bersih 26.761 17.325 Jumlah 82.681 29.989
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang dapat ditagih, karenanya tidak ada penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk pada tahun 2006 dan 2005.
6. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
2006 2005 Pakaian wanita 104.443 82.095 Pakaian pria 73.385 77.806 Pakaian anak 93.396 77.140 Sepatu 86.223 87.916
Tas, kosmetik dan perhiasan 7.109 5.605
Mainan, alat tulis dan perlengkapan olahraga 24.414 24.315 Perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan mandi 66.283 63.309 Kebutuhan sehari-hari, makanan dan minuman 631.030 416.270
Jumlah 1.086.283 834.456
Manajemen berkeyakinan bahwa nilai persediaan mencerminkan nilai realisasi bersih.
Per tanggal 30 September 2006, 28,66% dari persediaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit modal kerja revolving yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan fasilitas kredit Pinjaman Tetap atas Permintaan dari PT Bank Lippo Tbk (Catatan 19).
Perusahaan mengasuransikan seluruh persediaannya terhadap kebakaran dan risiko lainnya sebesar Rp868.212 pada tanggal 30 September 2006. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungjawaban tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari kebakaran dan risiko lainnya.
7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Rincian akun dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (terutama afiliasi) adalah sebagai berikut:
Persentase dari Jumlah
Jumlah Aktiva/Kewajiban
2006 2005 2006 2005
Kas dan setara kas
PT Bank Lippo Tbk (a):
Rekening giro - 71.591 - 1.53
Deposito berjangka - 63.936 - 1.37
Jumlah - 135.527 - 2.90
Investasi jangka pendek
Investasi pada dana yang dikelola -
PT Ciptadana Sekuritas 62.788 62.464 1,16 1.34
Biaya dibayar di muka
Sewa PT Multipolar Corporation Tbk 1.038 233 0,02 0.00 Lain-lain Lainnya 458 - 0,01 -
7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Persentase dari Jumlah
Jumlah Aktiva/Kewajiban
2006 2005 2006 2005
Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa - bersih
PT Lippo Securities Tbk (“PT Lipsec”) 23.924 21.949 0,44 0,47
Karyawan 14.675 8.424 0,27 0,18
PT Bintang Sidoraya 2.133 - 0,04 -
PT Karya Dinamika Investama 1.600 1.600 0,03 0.03
Lainnya (masing-masing di bawah Rp1.000) 48 62 - 0.00
Jumlah 42.380 32.035 0,78 0,68
Investasi pada perusahaan asosiasi
Investasi pada:
PT Bintang Sidoraya (b) 21.124 21.220 0,39 0,45
PT Matahari Leisure 19.284 13.532 0,36 0,29
PT Tason Mitra Prima (b) 3.395 3.395 0,06 0,07
Lainnya 400 400 0,01 0,01
Jumlah 44.203 38.547 0,82 0,82
Investasi jangka panjang lainnya
Investasi pada
PT Courts Indonesia Tbk (Catatan 9) 4.251 4.251 0,08 0,09
Pembelian aktiva tetap
PT Multipolar Corporation Tbk 19.842 22.419 0,37 0,48
PT Pendopo Niaga - 9.959 - 0,21
Jumlah 19.842 32.378 0,37 0,69
Uang muka pembelian aktiva tetap
PT Mandiri Cipta Gemilang (Catatan 33) 175.228 175.228 3,23 3,75
PT Menara Perkasa Megah (Catatan 33) 126.868 - 2,34 -
PT Persada Mandiri Dunia Niaga (Catatan 33) 102.150 - 1,88 -
PT Multipolar Corporation Tbk 12.094 - 0,22 -
PT Unitech Prima Indah - 11.247 - 0,24
PT Jagatpertala Nusantara - 941 - 0,02
Jumlah 416.340 187.416 7,67 4,01
Uang muka sewa
PT Menara Bhumimegah 66.960 - 1,23 -
Aktiva tidak lancar lainnya
Uang muka perangkat lunak komputer
PT Multipolar Corporation Tbk 2.499 - 0,05 - Uang jaminan Lainnya 616 367 0,01 0,01 Beban ditangguhkan Lainnya 541 - 0,01 -
7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Berikut ini adalah ikhtisar transaksi yang signifikan (mempengaruhi penerimaan/pendapatan dan beban) dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (terutama afiliasi):
Persentase dari Jumlah Pendapatan
Jumlah atau Beban yang Bersangkutan
2006 2005 2006 2005
Beban Penjualan
Beban sewa (termasuk amortisasi sewa jangka panjang)
PT Lippo Cikarang Tbk 2.465 2.241 0,81 0.81 Lainnya 150 150 0,05 0,05 Jumlah 2.615 2.391 0,86 0.86 Pendapatan sewa PT Multipolar Corporation Tbk (921) (1.157) (4,04) (7,95) Bersih 1.694 1.234 (3,18) (7,09) Beban pemasaran PT Cosmopolitan Indotama 4.898 - 15,78 -
Avel Pty. Limited, Australia 5.719 5.432 18,43 5.48
PT Broadband Multimedia Tbk - 5.000 - 5,65
Jumlah 10.617 10.432 34,21 11.13
Beban Umum dan Administrasi
Beban gaji dan kesejahteraan karyawan
Dewan Komisaris dan Direksi 14.823 10.541 3,64 3,06
Beban asuransi
PT Lippo General Insurance Tbk 1.564 1.000 7,01 3,40
Beban konsultan Lainnya 292 266 0,90 1.20 Beban komunikasi Lainnya 213 113 1,23 0.82
Beban perbaikan dan pemeliharaan
Lainnya 968 111 8,96 1.28
Beban bank
Lainnya - 901 - 93.00
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Pendapatan bunga
PT Ciptadana Sekuritas 7.525 8.928 40,82 28.47
PT Lippo Securities Tbk (“PT Lipsec”) 1.470 1.486 7,98 4,74
Lainnya - 230 - 0.73
Jumlah 8.995 10.644 48,80 33.94
Piutang dari PT Lipsec memperoleh bunga dengan tingkat tahunan sebesar 11% pada tahun 2006 dan 2005, sementara piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya sebagian besar tidak dikenakan bunga.
Pada tanggal 30 September 2006 dan 2005, sebagian piutang karyawan masing-masing sebesar Rp6.749 dan Rp3.668 berasal dari pinjaman untuk pembelian kendaraan yang diberikan Perusahaan
7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan persyaratan yang normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa tertentu yang tidak dikenakan bunga.
Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Pihak yang Mempunyai
No. Hubungan Istimewa Hubungan Sifat Saldo Akun/Transaksi
1. PT Bank Lippo Tbk Afiliasi Pembukaan rekening giro,
penempatan deposito berjangka, beban administrasi bank dan pendapatan bunga
2. PT Ciptadana Sekuritas Afiliasi Investasi pada dana yang dikelola, pendapatan bunga dan jasa konsultasi
3. PT Lippo Securities Tbk Afiliasi Piutang antar perusahaan dan pendapatan bunga
4. Karyawan Karyawan Pinjaman 5. PT Bintang Sidoraya Perusahaan asosiasi
PT TPRB
Piutang antar perusahaan dan penyertaan saham
6. PT Karya Dinamika Investama Afiliasi Piutang antar perusahaan dan penyertaan saham
7. PT Matahari Leisure Perusahaan asosiasi dengan pemilikan langsung oleh Perusahaan
Penyertaan saham
8. PT Tason Mitra Prima Perusahaan asosiasi PT TPRB
Penyertaan saham
9. PT Courts Indonesia Tbk Afiliasi Penyertaan saham
10. PT Pendopo Niaga Afiliasi Pembelian aktiva tetap
11. PT Multipolar Corporation Tbk Pemegang saham mayoritas Perusahaan
Biaya dibayar di muka, pembelian aktiva tetap, uang muka pembelian aktiva tetap dan pendapatan sewa
12. PT Mandiri Cipta Gemilang Afiliasi Uang muka pembelian aktiva tetap
13. PT Menara Perkasa Megah Afiliasi Uang muka pembelian aktiva tetap
14. PT Persada Mandiri Dunia Niaga Afiliasi Uang muka pembelian aktiva tetap
7. TRANSAKSI DAN SALDO PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan persyaratan yang normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa tertentu yang tidak dikenakan bunga.
Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Pihak yang Mempunyai
No. Hubungan Istimewa Hubungan Sifat Saldo Akun/Transaksi
19. PT Lippo Cikarang Tbk Afiliasi Pembayaran beban sewa dan uang jaminan
20. PT Cosmopolitan Indotama Afiliasi Pembayaran beban promosi
21. PT Broadband Multimedia Tbk Afiliasi Pembayaran beban promosi
22. PT Lippo General Insurance Tbk Afiliasi Beban asuransi
Saldo akun/transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya (masing-masing di bawah Rp1.000) terutama terdiri dari pembebanan antar perusahaan, investasi saham, uang muka, biaya sewa, beban konsultasi, asuransi, beban administrasi bank, beban komunikasi, beban perbaikan dan pemeliharaan serta pendapatan bunga.
8. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
Akun ini merupakan penyertaan yang dinyatakan dengan metode ekuitas dan terdiri dari:
Akumulasi
Bagian atas
Laba Bersih
Perusahaan
Persentase Nilai Asosiasi yang
Pemilikan Penyertaan Tidak Dibagikan
2006
PT Bintang Sidoraya (“PT BSR”) 40,00 21.124 163
PT Matahari Leisure (“PT ML”) 50,00 19.284 17.848
PT Tason Mitra Prima (“PT TMP”) 50,00 3.395 395 PT Karya Dinamika Investama
(“PT KDI”) dahulu PT Sarana
Karya Cemerlang - PT SKC 36,36 400 - Jumlah 44.203 18.406 2005 PT BSR 40,00 21.220 259 PT ML 50,00 13.532 12.096 PT TMP 50,00 3.395 395 PT SKC 36,36 400 -
8. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan)
PT BSR dan PT TMP
Penyertaan saham pada PT BSR dan PT TMP diperoleh melalui PT Taraprima Reksabuana (Anak Perusahaan). PT BSR bergerak dalam bidang penjualan dan pemasaran produk minuman bir, sementara PT TMP belum beroperasi secara komersial. Bagian atas rugi bersih perusahaan asosiasi adalah sebesar Rp95 pada tahun 2006.
PT ML
Perusahaan memiliki secara langsung 50% pemilikan pada PT ML. PT ML bergerak dalam bidang manufaktur mesin permainan. Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi adalah sebesar Rp4.597 dan Rp4.686 masing-masing pada tahun 2006 dan 2005.
PT KDI
PT Nadya Putra Investama, Anak Perusahaan, memiliki 36,36% pemilikan pada PT KDI. PT KDI belum memulai operasi komersial.
9. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA
Akun ini merupakan penyertaan saham yang dinyatakan dengan metode biaya pada perusahaan sebagai berikut:
2006 2005
PT Courts Indonesia Tbk (“PT CI”) 4.251 4.251
BigboXX.com (CI) Limited (“BCL”) - bersih 5 84.050
Jumlah 4.256 88.301
PT CI
Penyertaan saham pada PT CI merupakan 4,9889% pemilikan. PT CI bergerak dalam bidang perdagangan eceran peralatan elektronik dan perabotan rumah.
BCL
Pada bulan Desember 2005, penyertaan saham Prime Connection Limited (Anak Perusahaan) pada BCL, suatu perusahaan yang tergabung dalam grup usaha Hutchison Whampoa Ltd. - Hong Kong, yang bergerak dalam usaha retail dan distribusi, mengalami dilusi kepemilikan yang signifikan sehubungan dengan peningkatan modal saham di BCL. Perusahaan telah mengadakan pencadangan sebesar Rp84.045 untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan nilai investasi.
10. AKTIVA TETAP
Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Transaksi selama Periode berjalan
Saldo Saldo
2006 Awal Penambahan* Pelepasan** Akhir
10. AKTIVA TETAP (lanjutan)
Transaksi selama Periode berjalan
Saldo Saldo
2006 Awal Penambahan* Pelepasan** Akhir
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung:
Bangunan 183.473 43.556 - 227.029
Renovasi bangunan 72.048 28.557 14.048 86.557
Peralatan dan instalasi 607.931 102.698 4.498 706.131
Kendaraan 15.680 2.870 2.137 16.413
Mesin 151.136 31.364 3.321 179.179
Jumlah 1.030.268 209.045 24.004 1.215.309
Bersih dari akumulasi penyusutan 1.826.257 146.247 2.889 1.969.615
Penyisihan kerugian nilai aktiva tetap
(Catatan 30) (43.381) - (14.007) (29.374) Bersih 1.782.876 146.247 (11.118) 1.940.241 2005 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung: Tanah 105.623 - - 105.623 Bangunan 776.428 158.235 - 934.663 Renovasi bangunan 163.097 26.526 20.865 168.758
Peralatan dan instalasi 927.036 180.707 5.409 1.102.334
Kendaraan 18.339 4.212 1.852 20.699
Mesin 180.534 43.031 2.023 221.542
Sub-jumlah 2.171.057 412.711 30.149 2.553.619
Aktiva Sewa Guna Usaha -
Kendaraan 650 - - 650 Jumlah 2.171.707 412.711 30.149 2.554.269 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung: Bangunan 141.965 28.698 - 170.663 Renovasi bangunan 68.905 20.169 19.794 69.280
Peralatan dan instalasi 495.817 63.917 3.957 555.777
Kendaraan 13.833 2.277 1.683 14.427
Mesin 118.082 24.705 1.897 140.890
Sub-jumlah 838.602 139.766 27.331 951.037
Aktiva Sewa Guna Usaha -
Kendaraan 338 61 - 399
Jumlah 838.940 139.827 27.331 951.436
Bersih dari akumulasi penyusutan 1.332.767 272.884 2.818 1.602.833
Penyisihan kerugian nilai aktiva tetap
(Catatan 30) (69.073) - - (69.073)
Bersih 1.263.694 272.884 2.818 1.533.760
* termasuk reklasifikasi dari uang muka pembelian aktiva tetap
10. AKTIVA TETAP (lanjutan)
Pada tahun 2006 dan 2005, Perusahaan menjual aktiva tetap tertentu dengan laba (rugi), yang dihitung sebagai berikut:
2006 2005
Harga jual 2.618 2.414
Nilai buku bersih (2.463) (2.671)
Laba (rugi) 155 (257)
Penyusutan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2006 dan 2005 dibebankan sebagai berikut:
2006 2005
Beban umum dan administrasi 208.013 139.577
Beban lain-lain - lainnya 1.002 182
Beban pokok penjualan - beban pabrikasi roti 30 68
Jumlah 209.045 139.827
Toko Perusahaan yang berlokasi di Melawai II (Pasar Blok M) dan Malang rusak akibat kebakaran masing-masing pada bulan Agustus 2005 dan Maret 2003. Klaim asuransi terkait sebesar Rp9.479 dan Rp23.311 telah diterima masing-masing pada tahun 2006 dan 2005. Selisih antara klaim asuransi yang diterima dan piutang klaim asuransi dikreditkan sebagai “Pendapatan Lain-lain - Selisih lebih klaim asuransi atas nilai buku bersih” pada tahun 2006 dan 2005.
Hak atas Tanah merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah yang terletak di beberapa kota di Indonesia. HGB akan berakhir pada berbagai tanggal mulai tahun 2008 sampai 2030. Manajemen berkeyakinan bahwa HGB atas seluruh hak atas tanah, termasuk yang tidak digunakan dalam operasi, dapat diperpanjang. Manajemen juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aktiva sebagaimana dimaksud dalam PSAK 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva” per 30 September 2006. Perusahaan mengasuransikan aktiva tetapnya, kecuali tanah, terhadap kebakaran dan risiko lainnya sebesar Rp2.379.188 pada tanggal 30 September 2006. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari kebakaran dan risiko lainnya.
Pada tanggal 30 September 2006, 26,19% dari aktiva tetap digunakan sebagai jaminan atas hutang bank jangka panjang dan hutang obligasi (Catatan 19 dan 20).
11. UANG MUKA PEMBELIAN AKTIVA TETAP
Pada tahun 2006, akun ini terutama merupakan uang muka pembelian ruangan toko dalam pembangunan yang akan digunakan untuk toko-toko Perusahaan di Surabaya, Sumatra Utara dan Jakarta, sementara pada tahun 2005, akun ini terutama merupakan uang muka pembelian ruangan toko dalam pembangunan yang akan digunakan untuk toko-toko Perusahaan di Jakarta, Depok,
12. SEWA JANGKA PANJANG - BERSIH
Akun ini merupakan pembayaran sewa jangka panjang untuk lokasi toko-toko Perusahaan di Cibubur, Bandung Indah Plaza, Kramat Jati dan lokasi lainnya.
Pada tanggal 30 September 2006, 23,08% dari sewa jangka panjang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman tetap atas permintaan dari PT Bank Lippo Tbk (Catatan 19).
13. AKTIVA TIDAK LANCAR LAINNYA
Akun ini terdiri dari:
2006 2005
Uang jaminan - bersih (Catatan 33) 95.147 97.158
Uang muka perangkat lunak komputer (Catatan 33) 41.884 -
Satuan rumah susun - bersih 24.323 25.837
Lainnya 10.907 4.810
Jumlah 172.261 127.805
a. Uang Jaminan
Akun ini terutama terdiri dari jaminan sewa ruangan toko yang dibayarkan kepada pengembang/pemilik bangunan dan disajikan setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian sehubungan dengan rencana restrukturisasi toko sebesar Rp1.130 masing-masing pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 (Catatan 30).
b. Satuan Rumah Susun - Bersih
Penyusutan satuan rumah susun yang dibebankan pada usaha sebesar Rp1.335 dan Rp1.332 masing-masing pada tahun 2006 dan 2005.
14. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Akun ini terdiri dari hutang bank pihak ketiga sebagai berikut:
2006 2005
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation
Limited (“HSBC”) 27.400 25.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 19) - 201.513 PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 19) - 100.000
Jumlah 27.400 326.513
Pada tanggal 15 Maret 2005, PT Matahari Graha Fantasi (“MGF“), Anak Perusahaan, mendapat fasilitas pinjaman modal kerja revolving dan fasilitas cerukan dengan jumlah batas maksimum gabungan sebesar Rp30.000 dari HSBC. Fasilitas pinjaman tersebut sewaktu-waktu dapat ditelaah dalam setiap kesempatan sampai dengan tanggal 28 Februari 2006 dan telah diperpanjang hingga bulan Agustus 2006. Perpanjangan dan perubahan persyaratan perjanjian pinjaman masih dalam tahap pembahasan dengan HSBC. Fasilitas pinjaman revolving dan cerukan dikenakan bunga dengan tingkat bunga tahunan masing-masing sebesar 2,5% dan 1% di bawah suku bunga primer HSBC (HSBC’s prime lending rate). Pada tahun 2006, tingkat bunga tahunan berkisar antara 13,75% sampai 15,38%. Pinjaman ini dijamin dengan letter of comfort dari Perusahaan dan LAI Asia Pte. Ltd. (pemegang saham MGF lainnya) secara proporsional sesuai dengan persentase pemilikan pada MGF.
15. HUTANG USAHA
Akun ini merupakan kewajiban kepada para pemasok (pihak ketiga) dalam rangka pembelian barang dagangan. Semua saldo hutang kepada pemasok pada tanggal 30 September 2006 seluruhnya dibayar pada triwulan keempat tahun 2006.
16. HUTANG LAIN-LAIN
Akun ini terutama terdiri dari taksiran kewajiban kepada kontraktor untuk pekerjaan renovasi bangunan, termasuk dekorasi toko. Selain itu, akun ini juga terdiri dari kewajiban sehubungan dengan customer loyalty program Perusahaan sebesar Rp17.050 dan Rp23.614 masing-masing pada tanggal 30 September 2006 dan 2005.
17. HUTANG PAJAK
Hutang pajak terdiri dari:
2006 2005
Hutang Pajak Penghasilan (setelah dikurangi dengan
pembayaran di muka sebesar Rp7.735 pada
tahun 2006 dan Rp5.814 pada tahun 2005) 545 421 Hutang pajak lainnya:
Pajak Penghasilan
Pasal 21 2.115 1.276
Pasal 23 6.002 6.964
Pasal 25 2.161 412
Pasal 26 336 141
Pajak Pertambahan Nilai 7.575 135
Lain-lain 1.287 207
Jumlah 20.021 9.556
Rekonsiliasi antara laba sebelum Pajak Penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi, dan taksiran laba kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan, termasuk akumulasi rugi fiskal adalah sebagai berikut:
2006 2005
Laba sebelum Pajak Penghasilan per
laporan laba rugi konsolidasi 96.125 159.840
Rugi (laba) Anak Perusahaan sebelum Pajak
Penghasilan - bersih 8.426 (70.872)
Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi (4.502) (4.686)
Laba sebelum Pajak Penghasilan Perusahaan 100.049 84.282 Beda temporer:
17. HUTANG PAJAK (lanjutan)
2006 2005
Pendapatan yang telah dikenakan pajak final/bukan
obyek pajak - Sewa - bersih (34.331) (24.429) - Bunga (12.887) (26.355) - Dividen (19) (5.017) Lain-lain (2.587) (23.365)
Taksiran laba kena pajak Perusahaan 20.191 3.182
Akumulasi rugi fiskal awal periode - (34.256)
Koreksi rugi fiskal tahun 2003 oleh
Direktorat Jenderal Pajak - 16.852
Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal
kumulatif) pada akhir periode 20.191 (14.222)
Penghasilan kena pajak
Perusahaan 20.191 -
Anak Perusahaan (PT MGF, PT MSE dan PT TPRB pada tahun 2006 dan PT MGF dan
PT MSE pada tahun 2005) 7.467 20.843
Beban Pajak Penghasilan - periode berjalan
Perusahaan 6.040 -
Anak Perusahaan (PT MGF, PT MSE dan PT TPRB pada tahun 2006 dan PT MGF dan
PT MSE pada tahun 2005) 2.240 6.235
Jumlah 8.280 6.235
Beban (manfaat) Pajak Penghasilan - tangguhan pada tarif pajak maksimum 30%
Perusahaan
Pengaruh beda temporer
Penyusutan dan amortisasi 5.669 3.013
Penggunaan penyisihan restrukturisasi toko 4.202 -
Kerugian kebakaran - bersih (1.183) -
Rugi yang belum direalisasi dari investasi
dalam efek hutang dan ekuitas - (184)
Lain-lain 438 (2.140)
Koreksi rugi fiskal tahun 2003 oleh
Direktorat Jenderal Pajak - 6.010
Bersih 9.126 6.699
Anak Perusahaan (862) (557)
Beban Pajak Penghasilan - tangguhan 8.264 6.142
Beban Pajak Penghasilan – periode
berjalan dan tangguhan
Perusahaan 15.166 6.699
Anak Perusahaan 1.378 5.678
17. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Perhitungan taksiran hutang Pajak Penghasilan (tagihan pajak) adalah sebagai berikut:
2006 2005
Beban Pajak Penghasilan - periode berjalan
Perusahaan 6.040 -
Anak Perusahaan 2.240 6.235
8.280 6.235
Pembayaran Pajak Penghasilan di muka Perusahaan Pasal 23 1.939 3.789 Pasal 25 11.366 611 Sub-jumlah 13.305 4.400 Anak Perusahaan (PT MGF dan PT MSE)
Pasal 22 731 915 Pasal 23 2 6 Pasal 25 2.664 11.061 Sub-jumlah 3.397 11.982
Jumlah pembayaran di muka 16.702 16.382
Taksiran hutang Pajak Penghasilan (tagihan pajak)
Perusahaan (7.265) (4.400) Anak Perusahaan MSE 377 421 TPRB 168 MGF (1.702) (6.168) Bersih (8.422) (10.147)
Pada tanggal 24 Juni 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) dan Surat Tagihan Pajak (“STP”) untuk tahun pajak 2003. Berdasarkan SKP dan STP tersebut, Perusahaan terhutang tambahan Pajak Penghasilan (Pasal 4(2), 21, 23 dan 26) dan Pajak Pertambahan Nilai beserta dendanya yang dibebankan pada tahun 2005 sebesar Rp7.284 dan dikompensasikan dengan tagihan pajak tahun 2003. Di samping itu, rugi fiskal Perusahaan dikoreksi menjadi sebesar Rp55.306.
Pada tanggal 28 Maret 2006, PT MGF menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) untuk tahun pajak 2004. Berdasarkan SKPKB tersebut, PT MGF terhutang tambahan Pajak Penghasilan (Pasal 4(2), 21, 23 dan 26), Pajak Penghasilan Badan dan Pajak Pertambahan Nilai beserta dendanya sebesar Rp1.303 setelah dikurangi dengan tagihan pajak sebesar Rp2.671, yang dibebankan pada tahun 2006.
17. HUTANG PAJAK (lanjutan)
2006 2005
Laba sebelum Pajak Penghasilan
per laporan laba rugi konsolidasi 96.125 159.840
Beban Pajak Penghasilan dengan tarif
pajak yang berlaku sebesar 30% 28.838 47.952
Pengaruh pajak atas beda tetap:
Kesejahteraan karyawan 216 213
Pendapatan yang telah dikenakan pajak
final/bukan obyek pajak - bersih (15.033) (44.309)
Lain-lain - bersih 2.523 3.466
Pengaruh koreksi rugi fiskal tahun 2003
oleh Direktorat Jenderal Pajak - 5.055
Beban bersih Pajak Penghasilan per
laporan laba rugi konsolidasi 16.544 12.377
Pengaruh pajak atas beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak dan akumulasi rugi fiskal per 30 September 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:
2006 2005
Perusahaan:
Aktiva pajak tangguhan
Penyisihan piutang ragu-ragu 29.178 2.423
Penyisihan restrukturisasi toko 12.228 31.508
Penyisihan imbalan kerja 6.909 6.909
Penyisihan kemungkinan kerugian akibat tidak
tertagihnya wesel tagih 3.000 3.000
Penyisihan kerugian investasi jangka panjang 195 195 Rugi yang belum direalisasi dari investasi dalam
efek hutang - 2.492
Akumulasi rugi fiskal - 4.267
Jumlah 51.510 50.794
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan dan amortisasi 68.819 62.578
Kenaikan nilai reksa dana yang belum direalisasi 96 3.974
Jumlah 68.915 66.552
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Perusahaan (17.405) (15.758)
Anak Perusahaan (PT MGF dan PT MSE) 1.035 735
Aktiva pajak tangguhan - bersih 1.035 735
Kewajiban pajak tangguhan - bersih 17.405 15.758
Tidak terdapat beban Pajak Penghasilan - periode berjalan untuk PT NPI, PT MKN, MIFCO, MDS, PCL, BL, MF, BRC, dan MI pada tahun 2005 dan/atau 2006 karena perusahaan tersebut masih mengalami rugi fiskal setelah memperhitungkan akumulasi rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya, dan
18. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari:
2006 2005
Gaji dan kesejahteraan karyawan (Catatan 29) 88.996 93.017
Sewa 36.550 124.035
Listrik dan energi 31.440 23.747
Pemasaran dan perlengkapan 27.310 40.074
Beban bunga 10.696 11.898 Beban konsultan 1.109 1.483 Lain-lain 36.575 37.033 Jumlah 232.676 331.287
Beban sewa masih harus dibayar termasuk jumlah sebesar Rp2.599 pada tahun 2006 dan Rp75.289 pada tahun 2005 yang merupakan selisih antara nilai tukar tetap dengan nilai tukar pada tanggal neraca yang digunakan untuk mengkonversi sewa dalam dolar AS ke rupiah. Penggunaan nilai tukar tetap masih dinegosiasikan dengan pemilik bangunan.
19. HUTANG BANK JANGKA PANJANG
Akun ini pada tanggal 30 September 2006 terdiri dari hutang bank pihak ketiga sebagai berikut:
PT Bank Danamon Tbk (“Danamon”) 335.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Mandiri”) 249.724
PT Bank Lippo Tbk (“Lippo”) 260.000
Jumlah 844.724
Pada tanggal 25 Juni 2004, Perusahaan mendapat fasilitas kredit modal kerja revolving (Revolving) sebesar Rp100.000, fasilitas transaksi valuta asing berupa Pre Settlement of Exposure on Foreign Exchange (PSE-FX)/Settlement Risk (SR) dengan jumlah maksimum PSE-FX sebesar AS$400 dan jumlah maksimum SR sebesar AS$5.000 per hari serta fasilitas Omnibus Trade Finance (OTF) sebesar AS$5.000 dari Danamon. Fasilitas kredit tersedia sampai dengan Juni 2005 tetapi telah diperpanjang sampai dengan bulan Agustus 2006. Pada tanggal 8 September 2006 fasilitas revolving tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2008. Sedangkan fasilitas PSE-FX ditingkatkan menjadi AS$1.000 dengan jumlah maksimum SR sebesar AS$5.000 dan fasilitas OTF dengan jumlah maksimum sebesar AS$5.000 untuk sight L/C sub limit T/R dan/atau usance L/C diubah menjadi sebesar Rp25.000 serta jatuh tempo fasilitas-fasilitas tersebut sampai tanggal 30 Juni 2007. Oleh karena itu, hutang kepada Danamon sebesar Rp100.000 direklasifikasi sebagai “Hutang Bank Jangka Panjang” per tanggal 30 September 2006.
Pada tahun 2003, Perusahaan mendapat fasilitas kredit modal kerja revolving sebesar Rp250.000 dari Mandiri. Pada tahun 2005, fasilitas kredit tersebut diperpanjang sampai dengan bulan Juli 2008. Oleh karena itu, hutang kepada Mandiri sebesar Rp250.000 direklasifikasi sebagai “Hutang Bank Jangka