• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIONOMIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIONOMIKA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BIONOMIKA TERNAK

• Mengkaji faktor-faktor ekologi, termasuk lingkungan wilayah

pantai yang mempengaruhi fisiologi, tingkah laku, fungsi sosial, fungsi ekonomi dan produksi ternak

• Bionomika Ternak; Bio-Ekonomika Ternak: proses yang

(2)

Lingkungan dan Fisiologi Tingkah Laku

Fisiologi tingkah laku

Faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkah laku

Lingkungan dan Fungsi Produksi

Fungsi produksi ternak

Faktor lingkungan yang mempengaruhi fungsi produksi

Lingkungan dan Fungsi Sosial

Fisiologi dan fungsi sosial usaha peternakan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi fungsi sosial

Tujuan :

Membahas usaha manusia dalam memanipulasi proses biologis ternak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya

(3)

EKOLOGI DAN EKOSISTEM

EKOLOGI:

Ilmu yang mempelajari hubungan antara organisme hidup

dengan lingkungannya

Ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam

EKOSISTEM :

• Merupakan sistem ekologi yang terdiri atas komunitas

organisme dengan lingkungannya atau suatu komunitas yang terdiri atas komponen biotik dan non-biotik yang saling berinteraksi

• Komponen biotik terdiri dari:

•  primary producer

•  consumer (primary and secondary consumer)

(4)

 Ekosistem pertanian ialah suatu sistem ekologi yang

didalamnya terdapat komponen biotik dan non-biotik yang

dikendalikan oleh manusia dengan maksud untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan manusia.

Tanaman, hewan, manusia dan dekomposer dalam ekosistem pertanian tersebut hidup bersama-sama

 Empat sub-ekosistem dalam ekosistem pertanian: 1. Sub-ekosistem laut

2. Sub-ekosistem darat

3. Sub-ekosistem air tawar 4. Sub-ekosistem pantai

(5)

Homeotherms; homoiotherms; endotherms; warm blooded; hewan berdarah panas:

• Hewan yang mengatur temperatur tubuhnya sangat erat

berhubungan dengan nilai temperatur yang tertentu yaitu dengan mengontrol produksi panas dan kehilangan panas tubuhnya (mammalia; unggas)

Poikilotherms; ectotherms; cold blooded; hewan berdarah dingin:

• Hewan yang temperatur tubuhnya berfluktuasi lebih tinggi

atau lebih rendah dengan ambien temperaturnya (invertebrata; vertebrata tingkat rendah)

(6)

Lingkungan dan Fisiologi Tingkah Laku

 Suhu rektal hewan berdarah panas 36-43°C (dari gajah

sampai dengan burung kecil), dimana makin kecil hewan suhu rektal hewan tersebut cenderung semakin tinggi

 Empat Kelas Hewan Berdarah Panas:

 Suhu rektal 36-38°C (kera, keledai, tikus, gajah)

 Suhu rektal 38-40°C (ruminansia, anjing, kucing, kelinci, babi)

 Suhu rektal 40-41°C (kalkun, unggas air)

 Suhu rektal 42-43°C (ayam, merpati, puyuh, merak)

 Suhu rektal rata-rata: kuda 38°C, sapi 38,5°C, babi 39°C,

(7)

 Hewan dengan suhu rektal makin tinggi cenderung kisaran suhu termonetralnya semakin besar atau semakin luas.

Suhu termonetral adalah kisaran suhu lingkungan yang

menyebabkan produksi panas atau metabolisme energi hewan bebas dari pengaruh suhu lingkungan

 Batas terrendah dari kisaran suhu termonetral disebut suhu

kritis. Suhu kritis adalah suhu lingkungan yang menyebabkan hewan tidak perlu meningkatkan produksi panasnya untuk

mencegah agar suhu tubuhnya tidak turun, dan tidak perlu mengurangi produksi panasnya untuk mencegah agar suhu tubuhnya tidak naik

 Pada ayam dengan suhu rektal yang tinggi maka kisaran suhu

termonetralnya 16-26°C (rentang kisarannya 10°C),

sedangkan pada sapi perah Frisien Holstein dengan suhu yang rektal rendah maka kisaran suhu termonetral 18-22°C (rentang kisarannya 4°C) yang berarti lebih sempi dari ayam

(8)

 Usaha peternakan termasuk dalam sub-ekosistem darat

yang basis ekologi utamanya adalah sawah dan lahan kering

 Berkaitan dengan kedudukan ternak dalam sistem pertanian

maka pendekatan terpadu (integrated) dalam sistem usaha tani (farming system) sangatlah cocok untuk diterapkan

Sistem integrasi Padi-Ternak (Crop Livestock System; CLS)

melalui pendekatan zero-waste, dengan komponen teknologi utama, yaitu:

• teknologi budidaya ternak

• teknologi budi daya padi

• Teknologi pengolahan jerami dan kompos

(9)

TERNAK RUMINANSIA

DALAM SISTEM INTEGRASI

TERNAK – PERTANIAN

(CLS=CROP LIVESTOCK

SYSTEM)

(10)

PENINGKATAN :  Pendapatan  Penduduk  Pendidikan  Sadar Gizi demand

G A P

supply Peningkatan Produksi Ternak Peningkatan Produktivitas breeding feeding management Kuantitatif Keseimbang an zat gizi Kualitatif TEKNOLOGI On-Station On-Lab On-Farm Peningkatan Populasi Masalah : Kontinuitas

(11)

 Ternak Ruminansia / Sapi Potong Peternak/Petani Pertanian Limbah Pertanian / Limbah Peternakan

Jerami Padi Dedak/Bekatul, dll Limbah Pakan & Ekskret

Perlakuan Perlakuan Perlakuan Pakan Konsentrat Digester Probiotik Fisik Kimiawi Fermentasi

- keringkan - Amonisasi - Probiotik

- dipotong- (gunakan Pupuk

potong urea) Biogas Organik /

Kompos

Jerami Padi Amofer

Ilustrasi 1. Introduksi Teknologi zero waste dalam sistem integrasi ternak tanaman pangan

 Introduksi Teknologi Budidaya Penggemukan Sapi Potong

 Introduksi Teknologi Pakan Konsentrat

 Introduksi Teknologi Amoniasi–Ferrmentasi Jerami Padi (Jerami padi amofer)

 Introduksi Teknologi Pembuatan Biogas dan pupuk organik/kompos

On-Lab On-Station Peternak/petani (On-Farm) Peternak/petani (On-Farm) On-Station On-Lab

(12)

Tabel Rangkuman Hasil Penelitian pada Sapi

Peranakan Ongole

Parameter T1 T2 T3 T4

Kons. BK, Kg

PBBH, Gram

Konv. Pakan

Efisiensi, %

Tambahan Pendapatan,

Rp/e/h

5,35

409

13,08

7,64

1.207

6,27

451

13,90

7,19

1.331

7,20

699

10,30

9,71

3.750

8,12

725

11,19

8,93

3.416

Keterangan:

T1: Pemberian Pakan Konsentrat 2 kg/e/h T2: Pemberian Pakan Konsentrat 3 kg/e/h T3: Pemberian Pakan Konsentrat 4 kg/e/h T4: Pemberian Pakan Konsentrat 5 kg/e/h

(13)

Tabel Rangkuman Hasil Penelitian Pupuk

Parameter P1 P2 P3

Kadar Air, %

C org., %

N, %

C/N ratio

P, %

K, mg/kg

63,39

19,07

1,51

12,69

0,97

406,02

59,22

6,65

0,60

11,05

0,24

369,26

72,12

11,48

1,11

10,37

1,53

424,8

Keterangan:

P1: Perlakuan Penggunaan EM4 P2: Perlakuan Penggunaan Stardec P3: Perlakuan Penggunaan Biofad

(14)
(15)

Penanganan Limbah Sisa Pakan dan

Ekskreta

Pupuk Kompos Hasil dengan Pengolahan

dengan Sumber Probiotik

(16)
(17)

• Ekosistem merupakan sistem ekologi yang

terdiri atas komunitas organisme dengan

lingkungannya atau suatu komunitas yang terdiri

atas komponen biotik dan non-biotik yang saling

berinteraksi.

• Ekosistem pertanian ialah suatu sistem ekologi

yang di dalamnya terdapat komponen biotik dan

non-biotik yang dikendalikan oleh manusia

dengan maksud untuk memberikan manfaat

sebesar-besarnya bagi kesejahteraan manusia.

• Tanaman, hewan, manusia, dan dekomposer

dalam ekosistem pertanian tersebut hidup

bersama-sama.

(18)

LINGKUNGAN MAKRO

LINGKUNGAN MIKRO

–BREEDING –FEEDING

–MANAGEMENT

ANCAMAN LINGKUNGAN USAHA

Usaha peternakan merupakan suatu lapangan hidup, tempat seseorang dapat menanam modal untuk

keperluan hidup keluarganya atau sekelompok masyarakat.

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

USAHA PETERNAKAN :

(19)

FAKTOR LINGKUNGAN MAKRO

1.

Klimatik (curah hujan; suhu; kelembaban;

radiasi sinar mthr.; kecep. angin)

2.

Edafik (air; topografi tanah; kead. tubuh tnh.)

3.

Biotik (flora dan fauna)

4.

Teknologi (sederhana; madya; tinggi)

5.

Ekonomi-Finansial (pasar; komunikasi; institusi

keuangan dan perkreditan)

6.

Sosial Budaya (tenaga kerja; kebiasaan hidup)

(20)

Faktor Klimatik

• Meliputi: Curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, radiasi

sinar matahari, kecepatan angin

• Curah hujan  penyediaan air minum, pengadaan pakan

sepanjang tahun, peta curah hujan (program perkawinan

terkontrol, penyerentakan berahi, IB, kebuntingan, kelahiran, ketersediaan pakan). Daerah basah, sedang, dan kering

• Suhu  kisaran suhu lingkungan, toleransi hewan terhadap

suhu lingkungannya, pengaruh buruk/baik terhadap produksi maupun produktivitas ternak, ternak lokal atau asli pada

(21)

Lanjutan ……

Faktor Klimatik

• Kelembaban udara  mempengaruhi kesehatan ternak

(khususnya kelembaban tinggi meningkatkan kejadian

penyakit saluran pernafasan), meningkatkan biaya perawatan

• Radiasi sinar matahari  mempengaruhi produksi telur, gelap

dapat meningkatkan biaya penerangan, proses fotosintesis

• Kecepatan angin  gerak udara normal baik untuk kesegaran

lingkungan, badai perlu dicermati, kincir angin, pengadaan air dari air tanah

(22)

Faktor Edafik

 Air  air minum (esensial), derajat kebersihan air (toksik,

terpolusi limbah industri?), sumber air (air tanah, air

permukaan), penetapan kebutuhan air minum bagi ternak

sering dilupakan oleh karena itu selalu disarankan pemberian air minum dilakukan secara ad libitum, + 5 liter air minum per kg konsumsi bahan kering

 Topografi Tanah  ketinggian erat kaitannya dengan suhu

dan kelembaban udara, vegetasi tanaman, perlu diperhatikan pula permukaan tanah

 Keadaan tubuh Tanah  tekstur, kesuburan, availability

(23)

Faktor Biotik

 Keadaan flora dan fauna setempat

 Berbagai jenis tanaman, pepohonan  sarana produksi

(pagar, peneduh, pelindung terhadap angin dll)

 Fauna  perhatikan fauna liar (ular, binatang buas)

penganggu ternak)

 Keadaan virus, bakteri, fungi, protozoa, parasit  sumber

penyakit. Sejarah berjangkitnya penyakit di suatu daerah perlu dipelajari dan diperhatikan

(24)

Faktor Teknologi

 Teknologi yang digunakan setempat  sederhana, madya,

tinggi

 Hard ware: mekanis (pengolahan tanah: mesin traktor; padat

karya), kimiawi (pemupukan: pupuk buatan; pupuk kandang), biologis (bibit: lokal, unggul; perkawinan ternak IB/alam)

 Soft ware: teknologi yang meliputi misalnya pengetahuan dan

keterampilan tenaga kerja, organisasi, perencanaan usaha

 Khususnya mengenai pengetahuan dan keterampilan tenaga

kerja perlu diketahui  berhub dgn biaya (biaya produksi) perbaikan mutu tenaga kerja (pelatihan, pendidikan teknis)

(25)

Faktor Ekonomi-Finansial

 Pasar dan Pemasaran: segmen pasar (lokal, nasional,

internasional), komoditi yang dihasilkan, kompetitor sejenis, daya serap pasar, prospek, jalur tata niaga, informasi pasar

 Komunikasi: transportasi hasil, keadaan perhubungan dan

sarana transport (darat, laut, udara), sarana telekomunikasi

 Institusi keuangan dan perkreditan: lembaga perbankan,

(26)

Faktor Sosial-Budaya

 Pemenuhan tenaga kerja (kebiasaan hidup, status

(27)

INOVASI TEKNOLOGI

PAKAN DAN PAKAN

(28)

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

TERNAK RUMINANSIA

Peningkatan produksi

Peningkatan populasi

(29)

Low Land - Silase

Komoditi Perlakuan dan Parameter Sumber

Silase Hijauan Lamtoro dan Jerami Jagung

 Makin meningkat legume (lamtoro), mutu silase menurun, browning

reaction

 KCBK + KCBO (P > 0,05)

 Konsentrasi NH3 rumen < 3,57 mM

 Konsentrasi VFA rumen < 80 mM

 Zat antinutrisi --> mimosin

Sunarso dkk., 1987

(30)

Low Land - Silase

Komoditi

Perlakuan dan Parameter

Sumber

Silase Rumput Setaria

Domba Jantan Lokal

 Macam silo

 Aras aditive molases

 Densitas 600 – 700 kg/m3

 2 – 3 cm ukuran hijauan

 Tidak ada dampak buruk terhadap ternak  intake, hematologis, balance N

 Konsumsi Bahan Kering menurun sejalan dengan penggunaan silase dalam ransum

 Dapat menggantikan hijauan segar (konsumsi BK;PBB,

konsumsi pakan, karkas)

Sunarso, 1993 (PhD/Disertasi)

Sunarso dkk., 1984 – 1991

(31)

Low Land – Hijauan

Komoditi Perlakuan dan Parameter Sumber

Silase Rumput Setaria

 Lama ensilase 3-5 minggu, additive molasses

 Meningkatkan konsentrasi total asam

 Menurunkan gula terlarut

 Karakteristik fisik lebih baik

 Karakteristik kimiawi lebih baik

Rahmadi dkk., 1993

Silase Rumput Setaria

 Lama ensilase

 Aras aditive molases (0-6 %)

 Peningkatan total gula (1,9  1,4 %)

 Penurunan gula reduksi (1,7  1,1 %

 Penurunan pH (6,6  4,1)

 Peningkatan total asam (2,5  5 %)

Rahmadi dkk., 1993 Sunarso dkk., 1994

(32)

Komoditi Perlakuan dan Parameter Sumber

Domba Jantan Lokal  Silase rumput Setaria, rumput Gajah

 Pakan konsentrat

 Konsumsi BK 53,7 – 60,3 g/BB0,75

 PBBH 32,3 – 42,2 g/e/h

 Konsentrasi oksalat menurun 22,8  16,0 g/e/h  Oksalat serum : 0,31 – 0,40  Oksalat feses : 6,3 – 7,3 g/h  Oksalat urin : 0,9 – 1,4 g/h Sunarso dkk., 1997

Domba Jantan Lokal  PBBH : 52,2 g/e/h

 Silase rumput Setaria

Sunarso, 1995

KAJIAN ON STATION

Low Land - Silase

(33)

Low Land – Pakan Berbasis Silase

Komoditi

Perlakuan dan

Parameter

Sumber

Kambing Silase Rumput Raja

PBBH, angka konversi pakan Introduksi teknologi belum diadopsi Sunarso dkk., 1995 SUDR Domba Silase Rumput Setaria

Aras Aditive molases 

Meningkatkan koefisien cerna BK & BO, PK

(34)

Penggemukan Sapi Jantan Di Daerah Up Land (Wonosobo) Hijauan Pakan Hasil Integrasi Ternak - Pertanian

(35)

Komoditi Perlakuan Dan Parameter Sumber

Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan  Wonosobo

 Hijauan rumput Raja

 Hijauan kaliandra

 Pakan Konsentrat

 PBB 0,81 – 0,92 kg/e/h

Nuschati, 2002

Sapi Simmental Jantan, PFH, Limousin, Brahman Cross

 Rumput Raja

 Pakan Konsentrat PK : 14%, TDN : 70%

 Simmental + PFH  PBBH : 1,1 – 1,6 kg/e/h

Limousin + Brahman cross  PBBH : 077 – 0,90 kg/e/h

 Konsentrat diberikan 3 jam mendahului hijauan

Nuschati dkk., 2002

Domba Lokal Jantan  60 ekor, BB : 24,88  3,8 kg

 Rumput Gajah  Konsentrat PK 15%, TDN 70%  PBBH 122 g/e/h  PBBH 60 – 80 g/e/h  PBBH 42,2 g/e/h Ernawati & Sunarso, 2001 Dirjopratono dkk., 1999

Up Land – Hijauan

(36)

Limbah Potensial

Pakan Ruminansia

(37)

Pretreatment

Jerami Padi Amofer

(38)

Komoditi Perlakuan dan Parameter Sumber

Sapi Peranakan Ongole (PO)  Blora

 Jerami padi “Amofer” + pakan konsentrat

 Pertambahan bobot badan 0,74 kg/e/h

 Angka konversi pakan 12,8

 Amoniasi  digunakan urea

 Fermentasi  digunakan sumber probiotik

Daryanti, 2002

Supandargono, 2002 (Thesis Magister Ilmu Ternak, UNDIP)

Sapi Peranakan Ongole (PO) Blora

 Jerami padi + pakan konsentrat

 PBB 0,46 – 0,70 kg/e/h

 Tambahan pendapatan Rp. 3.750,-/e/h

B/C : 1,24

 PK 10 – 14%; TDN 60 – 70%

Pemanfaatan kotoran : pupuk (kompos) & biogas

Sunarso dkk., 2001 Semi Que III Dikti

KAJIAN ON FARM

LOW – LAND JERAMI

(39)
(40)
(41)

Gambar

Ilustrasi 1.  Introduksi Teknologi zero waste dalam sistem integrasi ternak tanaman                                    pangan
Tabel Rangkuman Hasil Penelitian pada Sapi  Peranakan Ongole  Parameter  T1  T2  T3  T4  Kons
Tabel Rangkuman Hasil Penelitian Pupuk  Parameter  P1  P2  P3  Kadar Air, %  C org., %  N, %  C/N ratio  P, %  K, mg/kg  63,39 19,07 1,51 12,69 0,97  406,02  59,22 6,65 0,60 11,05 0,24  369,26  72,12 11,48 1,11 10,37 1,53 424,8  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungannya tersebut terdiri atas lingkungan abiotik dan biotik. Lingkungan abiotik contohnya air, tanah, suhu, dan iklim.

1) Jika organisme tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya maka organisme tersebut akan bertahan hidup. 2) Jika organisme mampu berdaptasi dengan lingkungannya, maka

lingkungannya, Dalam komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen abiotik dan biotik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen-komponen lingkungannya seperti komponen biotik yaitu

Suatu ekosistem terbentuk dari organisme yang berinteraksi antara satu organisme dengan lainnya dan dengan faktor abiotik dalam sistem.. Jelaskan faktor abiotik dan faktor biotik

Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (komponen tak hidup atau lingkungan) yang saling berinteraksi dan

Model persamaan bagi masalah daur ulang nutrisi yang ditinjau berupa kolam air tawar yang di dalamnya terdapat tiga komponen, yaitu nutrisi biotik, organisme

Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen