• Tidak ada hasil yang ditemukan

Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 / 15

MODUL AJAR

Projek Ilmu

Pengetahuan Alam dan Sosial

FASE E (KELAS X)

TEKNIK LABORATORIUM MEDIK

PENYUSUN

Paulus Julianto, S.P, S.Pd

SM K SAN TO PA U LU S SUR A KA R TA

2 0 22

(2)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 2 / 15 MODUL AJAR

Mata pelajaran : Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial

Penyusun : Paulus Julianto, SP., SPd.

Jenjang : Sekolah Menengah Kejuruan Nama Sekolah : SMK Santo Paulus Surakarta Tahun Penyusunan : 2022

Fase / Kelas / Semester : E / X (Sepuluh) / 1 (ganjil) Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Program Keahlian : Teknik Laboratorium Medik Judul Elemen : Makhluk hidup dan lingkungannya.

Deskripsi :

Aspek ini meliputi keterkaitan antara makhluk hidup yang terdiri dari manusia, tumbuhan dan hewan yang saling bergantung kepada

lingkungannya baik berupa tanah, air, energi.

Hubungan makhluk hidup dan lingkungannya dapat digambarkan sebagai individu - populasi -

komunitas - ekosistem - biosfer. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

Alokasi Waktu : 162 JP Jumlah Pertemuan : 3 Pertemuan

Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik mampu

1. memahami hubungan makhluk hidup dan lingkungannya dengan memberikan bukti.

2. menjelaskan fenomena-fenomena makhluk hidup dan lingkungannya dengan melakukan pengamatan.

3. menjelaskan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya serta mengungkapkan pendapat jika terjadi ketidakseimbangan hubungan makhluk hidup dan lingkungannya

4. membedakan hubungan makhluk hidup dan lingkungan sebagai individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer menurut bahasa masing-masing

5. merancang ekosistem mini di lingkungan belajar atau lingkungan rumah menurut kreatifitas masing-masing.

Target Peserta Didik /

Ketercapaian Tujuan : Semua peserta didik dalam kelas masing-masing

(3)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 3 / 15 Pembelajaran / Eviden

Profil Pelajar Pancasila : Elemen Sub Elemen

1. Berbagi Berbagi

Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL) Moda Pembelajaran : Tatap Muka

Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi dan praktek.

Bentuk Penilaian :

1. Asesmen Diasnostik 2. Asesmen Formatif 3. Asesmen Sumatif Pertemuan 1

Kegiatan Pendahuluan :

1. Guru menerangkan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari .

2. Guru memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran dan penilaian serta memberikan apersepsi dengan mengaitkan masalah yang ada di sekitar peserta didik dengan materi yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti :

1. Melihat video https://www.youtube.com/watch?v=_B_Awz3Ci4o tentang lingkungan. Peserta Didik menyimak Video pembelajaran pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=V1df4zd7LVg dan

https://www.youtube.com/watch?v=TwMiZCL4kLs mengenai ekosistem.

2. Peserta didik berdiskusi tentang :

a. Keterkaitan makhluk hidup dan lingkungannya.

b. Ekosistem.

c. Fenomena-fenomena makhluk hidup dan lingkungannya dengan melakukan pengamatan

3. Peserta didik secara mandiri mencatat hal-hal yang mereka dapatkan dari pembelajaran hari ini dengan format yang sudah ditentukan.

4. Hasil catatan peserta didik dikumpulkan.

Kegiatan Penutup :

1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Doa penutup Petemuan 2

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru menerangkan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.

2. Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa dan mengingatkan presensi untuk mengawali kegiatan.

Kegiatan Inti :

1. Pertanyaan Mendasar :

Dari diskusi pada pertemuan 1 peserta didik secara berkelompok mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/

(4)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 4 / 15 pemecahan masalah tema ekosistem, lingkungan dan makhluk hidup

2. Mendesain Perencanaan Produk :

Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.

Uraian Rincian PIC Lokasi

Alat Bahan Media sumber

3. Menyusun Jadwal Pembuatan :

Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama

Kegiatan Jadwal PIC

4. Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek :

Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru.

Rencana kegiatan

Pelaksanaan Catatan

5. Menguji Hasil :

Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain.

(5)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 5 / 15 6. Evaluasi Pengalaman Belajar :

Peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.

Peserta didik memberikan laporan penelitian.

Kegiatan Penutup :

1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dalam GC.

3. Doa penutup Pengayaan dan Remidial :

Mewujudkan ekosistem yang dibangun di sekolah jika sekolah.

Lampiran

Lembar Kerja / Jobsheet (Gambar Kerja, Work Preparation, Form Penilaian dan Kriteria Penilaian) :

Bahan Bacaan (handout, acuan standarisasi; link video, dll) : Link bacaan :

https://www.gramedia.com/literasi/ekosistem/

https://www.kompas.id/label/pencemaran-lingkungan Link Video :

https://www.youtube.com/watch?v=_B_Awz3Ci4o

https://www.youtube.com/watch?v=V1df4zd7LVg https://www.youtube.com/watch?v=TwMiZCL4kLs

Glosarium :

drive : Google drive adalah layanan google untuk media penyimpanan data online (daring) berbasis cloud atau Internet.

google meeting : adalah aplikasi untuk melakukan konferensi percakapan baik secara video dan audio online.

google classroom : adalah layanan gratis untuk sekolah, lembaga nonprofit, dan siapa saja yang memiliki Akun Google pribadi.

handout : bahan ajar yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran offline : tidak terhubungnya perangkat elektronik ke jaringan internet.

Daftar Pustaka :

1. Michael Purba. 2014. Buku Teks Kimia Dasar Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Kurikulum 2013 Kelas X. Jakarta : Erlangga

2. Sandri Justiana. 2009. Chemistry For Senior High School. X.Jakarta:

Yudistira

3. Buku Teks lainnya

4. Sumber informasi lainnya seperti internet dan CD interaktif jika ada

Mengesahkan, Mengetahui, Surakarta, 24 Juni 2022

Kepala Sekolah WKS Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Ir. T. Rita Martanti K., MM Natalia Hari S., S.Si Paulus Julianto, SP., SPd

NIY. 9601011 / G NIY.201410026/G

(6)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 6 / 15 MATERI PELAJARAN

EKOSISTEM: PENGERTIAN, KOMPONEN DAN MACAM

Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang interaksi antar makhluk hidup dan lingkunganya disebut Ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang di dalamnya terdapat hubungan dan interaksi sangat erat dan saling memengaruhi.

PENGERTIAN EKOSISTEM

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem sebagai suatu tatanan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup dan saling mempengaruhi. Ekosistem sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem. Melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energinya menuju pada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energy, dalam ekosistem, organisme pada komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme kemudian beradaptasi lagi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk kelangsungan hidupnya.

PENGERTIAN EKOSISTEM MENURUT AHLI

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

1. A.G. TANSLEY (1935)

Ekosistem sebagai suatu unit ekologi dimana didalamnya terdapat struktur dan fungsi. Struktur dalam ekosistem tersebut berhubungan dengan keanekaragaman spesies atau dalam bahasa inggris merupakan species diversity. Pada ekosistem yang memiliki struktur kompleks, maka akan terdapat keanekaragaman spesies yang cukup tinggi. Sedangkan fungsi yang dimaksudkan adalah yang berhubungan

dengan siklus materi serta arus energi melalui komponen ekosistem.

2. WOODBURY (1954)

Ekosistem menurut woodbury merupakan tatanan kesatuan secara kompleks di sebuah wilayah yang terdapat habitat, tumbuhan dan binatang. Kondisi ini

kemudian dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya dapat menjadi bagian mata rantai siklus materi serta aliran energi.

3. ODUM (1993)

Seperangkat unit fungsional dasar dalam suatu ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini yaitu lingkungan biotik dan abiotik, dimana di antara keduanya kemudian akan saling memengaruhi. Selain itu dalam ekosistem juga terdapat komponen yang secara lengkap memiliki relung ekologi lengkap serta proses ekologi yang juga lengkap, sehingga dalam unit tersebut siklus materi dan arus energi terjadi berdasarkan kondisi ekosistem.

4. UU LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 1997

Ekosistem sebagai tatanan satu kesatuan cara yang begitu utuh serta menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup untuk saling mempengaruhi. Unsur-unsur lingkungan hidup ini dapat disebut juga unsur biotik dan abiotik, baik pada makhluk hidup maupun benda mati di dalamnya. Semuanya tersusun menjadi satu kesatuan

(7)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 7 / 15 dalam sebuah ekosistem yang masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus saling berinteraksi, saling mempengaruhi, sehingga tidak dapat dipisah- pisahkan.

KOMPONEN EKOSISTEM

Komponen ekosistem merupakan bagian dari suatu ekosistem yang menyusun ekosistem ini sendiri sehingga terbentuk sebuah ekosistem. Komponen dalam ekosistem kemudian dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu komponen hidup dan komponen tak hidup. Selain itu komponen hidup dapat disebut juga sebagai komponen biotik, dan komponen tak hidup dapat disebut sebagai komponen abiotik. Setiap komponen memiliki anggota yang berbeda-beda pula.

1. KOMPONEN BIOTIK

Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya. Keberadaan makhluk hidup kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem. Beberapa contoh dari komponen biotik yang ada lingkungan sekitar kita, antara lain:

Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena organisme ini mampu membuat makanannya sendiri, bahkan ia membuat makanan bagi organisme lain yang tinggal di ekosistem. Produsen kemudian akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta zat- zat anorganik yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu proses yang dinamakan sebagai fotosistensis.

Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan organisme pertama. Organisme heterotrof ini memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen dan akan memakan sesama organisme heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa organisme heterotrof adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan organik dari organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan makanannya.

Sebagai contoh adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti dibagi lagi berdasarkan makanannya menjadi Herbivora, Karnivora serta Omnivora

• Pengurai atau Dekomposer, merupakan Golongan terakhir dari komponen biotik dalam sebuah ekosistem. Pengurai atau dekomposer ini adalah organisme yang menguraikan sisa- sisa makhluk hidup (heterotrof atau autotrof) yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai adalah organisme yang bekerja untuk merubah bahan bahan organik dari organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang dinamakan

dekomposisi. Pengurai atau dekomposer akan menduduki jabatan penting dalam suatu rantai makanan di bumi, karena perannya paling akhir adalah kunci keberlangsungan rantai makanan. Beberapa contoh pengurai atau dekomposer yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal adalah ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain sebagainya.

2. KOMPONEN ABIOTIK

Komponen kedua dalam ekosistem adalah komponen abiotic atau komponen yang tak hidup. Dengan kata lain, komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup tetapi ada di sekitar kita, dan ikut

mempengaruhi kelangsungan hidup. Beberapa jenis komponen abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air, angin, udara, kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati yang ikut berperan dalam ekosistem. Berikut beberapa diantaranya:

• Suhu: Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu,

(8)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 8 / 15 contohnya mamalia dan burung sebagai makhluk hidup yang dapat mengatur sendiri suhu tubuhnya.

• Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu organisme Contohnya Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup dengan memanfaatkan ketersediaan air yang berada di padang pasir.

• Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air dalam organisme melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa organisme Terestrial yang dapat beradaptasi pada lingkungan dan kandungan garamnya yang cukup tinggi.

• Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari akan mempengaruhi proses fotosintesis, karena air mampu menyerap cahaya sehingga proses fotosintesis dapat terjadi di sekitar permukaan matahari.

MACAM-MACAM EKOSISTEM

Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional antara komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (komponen tak hidup atau lingkungan) yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain. Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.

1. AKUATIK (AIR)

Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang komponen abiotiknya sebagai besar terdiri atas air. Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi lagi menjadi:

• Ekosistem air tawar: Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain Variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji, Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.

Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

• Ekosistem Air Laut: Habitat laut (oseanik) ditandai salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.

• Ekosistem Estuary: Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan

• Ekosistem Pantai: Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

• Ekosistem Sungai: Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, dan buaya.

(9)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 9 / 15

• Ekosistem terumbu karang: Terdiri dari coral yang berada dekat pantai.

Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai

invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

• Ekosistem laut dalam: Kedalamannya lebih dari 6.000m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

• Ekosistem lamun: Lamun atau seagrass adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh

tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal¬nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng¬hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun

banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Dalam ekosistem laut, terdapat berbagai makhluk hidup di dalamnya. Seperti contohnya yang dapat kita lihat pada buku Jelajah Terumbu Karang-Teluk Jailolo, Mulut Ekosistem Laut Pulau Halmahera.

2. TESETERIAL (DARAT)

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia. Berikut beberapa diantaranya ekosistem darat:

• Tundra: Terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

• Karst (batu gamping / gua): Berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri- ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

• Hutan hujan tropis: Terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak

geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek

(10)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 10 / 15 sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,

harimau, burung hantu, dan banyak lagi.

• Hutan gugur: Terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).

• Taiga: Terdapat di belahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu yang rendah di musim dingin. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

• Sabana: Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika, Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena

• Padang rumput: Terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya bergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah,

kangguru, serangga, tikus, dan ular .

• Gurun: Terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.

Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25

cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun

dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lainnya.

Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/ekosistem/

METODE ILMIAH

Apa yang kita lakukan ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah? Jawabannya pasti mencari solusi atau jalan keluar dari permasalahan tersebut, bukan? Apapun

masalahnya, mau itu yang sifatnya biasa-biasanya saja, luar biasa, hingga bahkan yang lebih ilmiah. Satu hal yang pasti, selalu ada cara-cara tertentu yang bisa kita lakukan untuk itu. Untuk masalah yang sifatnya ilmiah misalnya, kita mengenal cara ini sebagai metode ilmiah.

Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam

penelitian. Penelitian sendiri merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Syarat-syarat Metode Ilmiah

Ada beberapa syarat yang dibutuhkan dalam penulisan metode ilmiah, diantaranya

(11)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 11 / 15 sistematis, konsisten dan operasional. Sistematis, yang artinya unsur-unsur yang terdapat dalam metode ilmiah harus tersusun dalam urutan yang logis; Konsisten, artinya

terdapat kesesuaian diantaranya unsur-unsurnya. Misalnya tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan; serta Operasional, yang berarti metode ilmiah dapat menjelaskan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.

Tahapan Metode Ilmiah

Terdapat lima langkah dasar atau tahapan dalam penulisan metode ilmiah. Dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan dan analisis data, menarik kesimpulan hingga mengomunikasikan hasil penelitian.

1. Merumuskan Masalah

Masalah biasanya berupa pertanyaan yang harus dijawab dengan melakukan sebuah penelitian secara ilmiah. Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan saat kita akan merumuskan masalah:

a. Masalah harus diungkapkan sebagai kalimat pertanyaan

b. Kata-kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah dimengerti.

c. Perumusan masalah harus menjadi masalah yang bisa diselesaikan.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya yang harus kita lakukan mengumpulkan informasi atau data. Ini bisa dilakukan dengan observasi maupun studi literatur seperti jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada sebelumnya.

3. Menyusun Hipotesis

Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan observasi dan mendapatkan data, maka yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.

4. Melakukan Percobaan

Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah kita buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita lakukan adalah melakukan percobaan atau penelitian. Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data yang akurat.

5. Menganalisis Data

Di tahapan ini, data-data yang telah kita peroleh dari hasil penelitian lalu dicatat dan diolah ke dalam bentuk grafik atau diagram sehingga mudah untuk

dianalisis.

6. Membuat Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan, tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari hopitesis yang pernah diajukan.

7. Mengomunikasikan Hasil Penelitian

Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan seminar.

Format Penulisan Laporan BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

(12)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 12 / 15 C. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan B. Alat dan Bahan

C. Prosedur Kerja

D. Jadwal Kegiatan (dibuat matrix kegiatan)

BAB IV HASIL PENGAMATAN (berisi tabel pengamatan )

BAB V PEMBAHASAN ( membahas tabel pengamatan dilengkapi dengan referensi yang mendukung)

BAB VI KESIMPULAN Daftar pustaka

Lampiran

• Foto

• Jadwal kegiatan

• Perkembangan penelitian LAMPIRAN REFLEKSI

1. KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN DAN REFLEKSI KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN

a. Guru membuat kriteria berhasil/tidak dari instrument performance assessmen yang dibuat.

b. Guru membuat kriteria berhasil/tidaknya penilaian normatif dari hasil laporan praktik peserta didik

REFLEKSI PESERTA DIDIK

❖ Apakah kamu memahami instruksi yang dilakukan untuk pembelajaran?

❖ Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran?

❖ Materi apa yang kamu pelajari pada pembelajaran yang telah dilakukan?

❖ Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran dapat kamu pahami?

❖ Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran?

❖ Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran?

❖ Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran?

❖ Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?

LAMPIRAN ASESMEN DIAGNOSTIK NON KOGNITIF

Untuk mengetahui gaya belajar Peserta Didik. Bentuk berupa angket melalui Google Form, berikut adalah formatnya:

Jawablah ya atau tidak setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya

1) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya.

2) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang mata.

3) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.

4) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang saya dengar.

(13)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 13 / 15 5) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang berbicara.

6) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.

7) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk memecahkannya.

8) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.

9) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.

10) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca bukunya.

11) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.

12) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh.

13) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.

14) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action.

Bila lebih banyak memilih “ya” pernyataan :

a. Nomor 1 s.d 5 : tipe Auditori b. Nomor 6 s.d 10 : tipe Visual c. Nomor 11 s.d 14 : tipe Kinetik LAMPIRAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA DISKUSI No

.

Materi Diskusi Jawaban

1 Definisi ekosistem dan definisi lingkungan

2 Hubungan makhluk hidup dan lingkungan sebagai individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer menurut bahasa masing-masing

3 Peranan peserta didik dalam lingkungan dan ekosistem 4 Syarat ekosistem mini

5 Rancangan ekosistem mini

6 Aksi nyata peranan dalam ekosistem dan lingkungan LAMPIRAN Format Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan B. Alat dan Bahan

C. Prosedur Kerja

D. Jadwal Kegiatan (dibuat matrix kegiatan)

BAB IV HASIL PENGAMATAN (berisi table pengamatan )

BAB V PEMBAHASAN ( membahas tabel pengamatan dilengkapi dengan referensi yang mendukung)

BAB VI KESIMPULAN LAMPIRAN KRITERIA PENILAIAN

A. PRODUK (LAPORAN)

(14)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 14 / 15 Berilah tanda (V) pada kolom skor yang sesuai.

Pedoman pemberian skor dapat dilihat pada rubrik penilaian keterampilan.

No. Rincian tugas kinerja Skor

1 2 3

1 Merumuskan pendahuluan 2 Menyusun landasan teori 3 Menyusun metodologi

4 Mengidentifikasi variabel hasil pengamatan 5 Melakukan pembahasan analisis data 6 Membuat kesimpulan

Penentuan Nilai : N = Skor perolehan x 100 Skor maksimal Rubrik

No. Komponen indikator yang dinilai

Aspek yang dinilai

1 Merumuskan pendahuluan 1. Latar belakang ditulis dengan bahasa yang jelas dan sesuai dengan kegiatan praktik yang dilaksanakan

2. Rumusan masalah berdasarkan permasalahan yang dipaparkan

3. Menentukan tujuan berdasarkan rumusan masalah

2 Menyusun landasan teori 1. Landasan teori sesuai dengan materi praktik

2. Landasan teori diambil dari sumber terpercaya dan ditulis jelas

3. Landasan teori lengkap

3 Menyusun metodologi 1. Tempat dan waktu pelaksanaan jelas 2. Alat, bahan dan langkah kerja disusun

secara sistematis

3. Jadwal kegiatan disusun berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan

4 Mengidentifikasi variabel hasil pengamatan

1. Variabel ditentukan berdasarkan hipotesis 2. Semua variabel pengamatan dibahas 3. Variabel ditulis menggunakan bahasa

yang jelas 5 Melakukan pembahasan analisis

data

1. Analisis berdasarkan data yang dikumpulkan

2. Analisis data dapat dibaca dengan mudah 3. Analisis data yang dilakukan dapat

dibuktikan kebenaran hipotesis 6 Membuat kesimpulan 1. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil

pengamatan dan pembahasan

(15)

Modul Ajar Projek IPAS_TLM_Santo Paulus Surakarta 15 / 15 2. Kesimpulan menjawab keterbuktian

hipotesis

3. Kesimpulan ditulis dengan jelas Ketentuan penskoran :

Skor 3 : semua aspek terpenuhi Skor 2 : 2 aspek terpenuhi Skor 1 : 1 aspek terpenuhi

B. PRESENTASIHASILPENELITIANYANGDILAKUKANDENGAN METODEILMIAH

Rubrik penilaian presentasi

Aspek skala

1 2 3 4

Isi presentasi Ide dan gagasan tidak orisinil, tidak didukung oleh data yang lengkap dan penjelasan yang argumentatif

Ide dan gagasan orisinil, namun tidak didukung oleh data yang lengkap dan

penjelasan yang argumentatif

Ide dan gagasan orisinil, didukung oleh data yang

lengkap namun tidak didukung penjelasan yang argumentatif

Ide dan gagasan orisinil, didukung oleh data yang lengkap dan penjelasan yang argumentatif

Suara Suara terdengar jelas, namun pelafalannya tidak jelas dari awal sampai akhir dan tempo bicara terlalu cepat.

Suara terdengar jelas, namun pelafalannya hanya jelas diawal atau akhir dan tempo bicara terlalu cepat.

Suara terdengar jelas, namun pelafalannya jelasdari awal atau akhir dan tempo bicara sedang.

Suara terdengar jelas, pelafalannya jelas dari awal sampai akhir dan tempo bicara lambat dan tenang

Penggunaan media

Presentasi lisan tidak menggunakan apapun

Presentasi lisan menggun akan tambahan poster

Presentasi lisan menggunakan power point namun tidak ada gambar, grafik, foto, tabel atau animasi

Presentasi lisan menggunakan power point dilengkapi gambar, grafik, foto, tabel atau animasi

Nilai Akhir = jumlah skor x (100/12)

Referensi

Dokumen terkait

kesatuan dinamis yang terdiri dari berbagai spesies makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik (materi dan energi) memiliki komponen

(arutan parenteral volume besar digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk pasien (arutan parenteral volume besar digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk pasien yang akan memasuki

Perencanaan penting dilakukan oleh manajer karena dari perencanaan kita akan tahu hal apa saja yang akan dikerjakan dan dicapai, bagaimana cara atau strategi pencapaiannnya dan

[r]

untuk menghasilkan nilai fitness yang tinggi, terbukti dalam penelitian ini, nilai fitness yang tertinggi berada pada jumlah populasi pada titik 800, namun seperti

Oleh karena itu kepala sekolah harus: (a) memiliki wawasan jauh ke depan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang ditempuh-

Menengah dan Pengelolaan Pasar Kota Pagar Alam sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Pagar Alam yang mempunyai tugas membantu Walikota Pagar Alam dalam menyelenggarakan

Dalam kehidupan sosial dan kepercayaan, masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam, yang dalam hal ini adalah masyarakat yang tinggal dalam wilayah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh