• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen dan Kurikulum Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen dan Kurikulum Sekolah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

24

ABSTRAK

Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelom-pok individu untuk mencapai tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepe-mimpinan tansformasional dapat diartikan sebagai proses untuk merubah dan mentransfor-masikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.

Manajemen yang efektif diperlukan untuk menyelenggarakan sekolah yang baik, tetapi itu belum cukup untuk menciptakan sekolah yang ideal. Manajemen yang baik mem-butuhkan pimpinan yang baik. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaga pendidikan memiliki peran yang penting dalam manajemen sekolah.

Peran kepala sekolah yang berkisar antara manajemen dan kepemimpinan dan ked-uanya penting. Manajemen yang penting bagi efektifitas operasional sekolah. Kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan keselarasan, hasil belajar siswa, dan mutu pengajaran. Kepala sekolah perlu mengembangkan dan menggunakan berbagai gaya kepemimpinan sesuai ke-adaan dan kebutuhan tertentu.

Kata Kunci: Kepala sekolah, manajemen sekolah

A. PENDAHULUAN

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 51 mengamanat-kan bahwa Pengelolaan Satuan pendidimengamanat-kan anak usia dini, pendidimengamanat-kan dasar, dan pendidimengamanat-kan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Sedangkan pengertian manajemen berbasis sekolah pada bagian penjelasan ayat 51 tersebut yaitu, “manajemen berbasis sekolah adalah bentuk otonomi manajemen

pen-Peran Kepala Sekolah Dalam

Manajemen dan Kurikulum Sekolah

Dwi Prasetiyawati D.H dan Purwadi duik_pdh@yahoo.com

(2)

didikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah dan guru dibantu komite sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan”.

Dalam era desentralisasi seperti saat ini, dimana sektor pendidikan juga dikelola se-cara otonom oleh pemerintah daerah, dan praktis pendidikan harus ditingkatkan ke arah yang lebih baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan daerah maupun kepentingan nasional. Manajemen sekolah saat ini memiliki kecenderungan ke arah School Based Management. Dalam konteks School Based Management sekolah harus meningkatkan keikutsertaan ma-syarakat lokal dalam pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas dan efisiensinya. Meskipun demikian otonomi pendidikan dalam konsteks School Based management harus dikembang-kan dengan selalu mengacu pada accountability (pertanggungjawaban kualitas) terhadap ma-syarakat, orang tua, siswa, maupun pemerintah pusat dan daerah.

Agar desentralisiasi dan otonomi pendidikan berhasil dengan baik, kepemimpinan ke-pala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan berarti peningkatan kemampuan secara fung-sional sehingga kepala sekolah mampu beperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Dengan proses dan program pemberdayaan, mereka akhirnya harus memiliki kin-erja yang profesional dan fungsional. Kepala sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pe-mimpin yang efektif. Sebagai manajer yang baik, kepala sekolah harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manaje-men dengan baik yang meliputi: (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pengarahan; dan (4) pengawasan.

Menjadi kepala sekolah profesional idealnya harus memahami secara komprehensif bagaimana kinerja dan kemampuan manajerialnya dalam memimpin sebuah sekolah sehingga sekolah itu bernuansa sekolah yang berbudaya. Dengan demikian diharapkan alumni sekolah itu memiliki budaya yang jelas sesuai dengan perkembangan masyarakat. Dengan demikian, di lembaga pendidikan itu siswa harus: (1) memahami sosiologi dan pendidikan; (2) kebuday-aan dan pendidikan; (3) masyarakat dan sekolah; (4) masyarakat indonesia dan pendidikan; dan (5) dampak konsep pendidikan (Made pidarta, 1994:145).

Oleh karena itu kepala sekolah harus: (a) memiliki wawasan jauh ke depan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang ditempuh-nya (strategi); (b) memiliki kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh sum-ber daya terbatas yang ada untuk menccapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah (yang umumnya tak terbatas); (c) memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan men-gambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat, cekat dan akurat); (d) memiliki kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuan sekolahnya; (e) memiliki toleransi

(3)

terhadap perbedaan pada setiap orang dan tidak mencari orang-orang yang mirip dengannya, akan tetapi sama sekali tidak toleran terhadap orang-orang yang meremehkan kualitas, presta-si, standar, dan nilai-nilai; (f) memiliki kemampuan memerangi musuh-musuh kepala sekolah, yaitu ketidakpedulian, kecurigaan, tidak membuat keputusan, mediokrasi, imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, dan bermuka dua dalam bersikap dan bertindak.

Korelasi tugas pokok dan fungsi kepala sekolah dalam tatanan manajerial sekolah, idealnya mampu mengimplementasikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan budaya seko-lah. Kepala sekolah profesional harus mampu mendorong semua warga sekolah untuk me-lestarikan budaya sekolah hingga tercermin dalam setiap perilaku atau sikap warga sekolah dalam kehidupan sehari-harinya. Motivasi intrinsik akan mendorong kepala sekolah untuk terus berpacu dalam menggalakkan budaya sekolah. Demikian halna motivasi ekstrinsik akan mendukung kepemimpinan kepala sekolah demi terciptanya budaya sekolah dengan sistem sosial yang ada pada komunitas sekolah dan masyarakat (orang tua).

B. PEMBAHASAN

Kepala sekolah merupkan pemimpin formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepala sekolah bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan yang baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun dalam menciptakan iklim sekolah yang kondusif yang menumbuh-kan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala sekolah, diharapkan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan untuk kemajuan serta memberikan inspirasi dalam proses pencapaian tujuan.

1. Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah

Manajemen/pengelolaan sekolah merupakan upaa penyelesaian tugas-tugas kelem-bagaan yang membuat sekolah dapat berjalan dengan baik. Kepemimpinan berarti kiat pengembangan sekolah yang memprioritaskan peningkatan pembelajaran, kesejahteraan dan kemampuan para siswa, guru, dan masyarakat.

Peran kepala sekolah yang berkisar antara manajemen dan kepemimpinan dan ked-uanya penting. Manajemen yang penting bagi efektifitas operasional sekolah. Kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan keselarasan, hasil belajar siswa, dan mutu pengajaran. Kepala sekolah perlu mengembangkan dan menggunakan berbagai gaya kepemimpinan sesuai ke-adaan dan kebutuhan tertentu.

Manajemen adalah segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan dan pro-gram yang ada secara baik. Manajemen berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi. Sedangkan kepemimpinan adalah segala hal berkaitan dengan identifikasi dan pengembangan kbijakan

(4)

dan program. Jadi kepemimpinan berkaitan dengan perubahan.

Manajemen menuntut pemenuhan, sehingga biasanya dapat diprediksi. Kepemimpi-nan bisa berubah dan menuntut kesempurnaan.

Pemimpin yang baik seharusnya merupakan manajer yang ahli. Pemimpin membawa staf keluar dari daerah kenyamanannya karena kepemimpinan berkaitan dengan perubahan. Perubhan ini sring menyebabkan ketidaknyamanan dan penolakan terhadap perubahan ters-but, oleh karena itu perubahan harus dikelola secara sistematis dan hati-hati.

Perilaku pemimpin adalah satu-satunya faktor yang memberikan pengaruh terbesar terhadap budaya di tempat kerja. Apa yang dilakukan pemimpin mengirim pesan lebih kuat dari apa yang dikatakan. Pemimpin harus brperilaku yang mendemonstrasikan kekuatan, ketegasan, keajegan, kebijaksanaan dan sifat saling percaya.

Dalam mengelola perubahan sebuah organisasi harus dipandu dengan rencana Pen-jaminan Mutu. Dengan kata lain, perjalanan perubahan harus direncanakan dengan baik dan dengan arah yang jelas. Tujuan dan tindakan harus jelas. Poses perubahan ini harus melibatkan dan menghargai semua pihak terkait, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang diperoleh dan hambatan-hambatan dikomunikasikan ke semua pihak.

Pemimpin yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Visoner: mengkomunikasikan visinya, mengkomunikasikan visinya menjadi ke-nyataan.

b. Memegang nilai: peduli, hormat, empati, integritas, percaya, bijak. c. Menjadi model.

d. Fokus: memiliki target dan berusaha mencapainya.

e. Dinamis: percaya diri dan berkeinginan mencoba hal baru. f. Memiliki pengetahuan luas.

Inti dari perubahan adalah keterlibatan dan komunikasi. Agar terjalin keterlibatan dan komunikasi maka pendeatan berikut perlu digunakan:

a. Visi bersama dengan tujuan dan indikator keberhasilan yang jelas.

b. Mewakili, pendekatan berbasis tim, dan menggunakan rencana kerja/aksi. c. Melaporkan kemajuan, pemantauan, intervensi.

d. Memastikan perubahan kebijakan dan pemenuhan terus-menerus.

Kepemimpinan dan kemampuan manajerial memerlukan kecakapan yang sama, ke-cakapan berorganisasi, penguasaan budaya setempat serta memahami kebutuhan-kebutuhan orang yang terlibat di dalamnya. Pemimpin mengikuti proses yang disepakati serta terlibat dan ikut berkomunikasi.

(5)

a. Kebutuhan staf sehari-hari.

b. Kebutuhan untuk mengetahui dan menghargai setiap staf, baik sebagai pribadi maupun sebagai orang yang memberikan sumbangan terhadap organisasi.

c. Kebutuha untuk mendengarkan secara aktif dan sesama, dengan pikiran dan per-asaan, terhadap dua hal: kadar semangat dan energi di tempat kerja, apa yang sebenarnya dikatakan oleh tiap staf dan konsumen.

d. Kebutuhan organisasi jangka pendek dan panjang. e. Gagasan yang baik.

f. Kritik dan saran yang membangun. g. Kebenaran.

h. Kebijaksanaan dan nasehat bagi orang lain.

i. Apa yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu.

2. Peran Kepala Sekolah

Manajemen yang efektif diperlukan untuk menyelenggarakan sekolah yang baik, teta-pi itu belum cukup untuk menciptaka sekolah yang ideal. Manajemen yang baik membutuhkan pimpinan yang baik. Berikut adalah peran kepala sekolah sebagai manajer maupun pimpinan sekolah:

Peran Kepala

Sekolah Manajemen Sekolah Kepemimpinan di Sekolah

Kelembagaan • Anggaran sekolah • Perawatan sekolah • Inventarisasi sember daya materi sekolah • Penyelesaian semua format dan laporan • Pengumpulan data • Membahas dan menetukan priori-tas sekolah. • Mengkaji apa yang dapat diman-faatkan dari data untuk menyusun strategi. • Memastikan adanya pendekatan yang transparan terhadap manaje-men sekolah. • Sarana dan tujuan penilaian siswa. • Pengembangan berbagai kebi-jakan dan praktik manajemen sekolah. Kurikulum • Pengaturan kelas • Pembelaian matri-materi untuk kelas • Jam pelajaran di sekolah • Kegiatan ekstra kulikuler • Penentuan metode pengajaran • Pengembangan berbagai kebi-jakan dan praktik kurikulum • Kehadiran • Perbaikan kurikulum • Kebutuhan akan kurikulum lokal

(6)

Sumber daya

manusia • Materi dan peralatan untuk guru • Akomodasi guru • Pemilihan komite guru • Pemilihan pemimpin di kalangan siswa • Pengorganisasian siswa • Beban dan tanggung jawab mengajar • Menentukan nilai-nilai sekolah • Menjaga perilau agar sesuai den-gan nilai-nilai sekolah • Mengembangan kebijakan dan paratik manajemen perilaku siswa • Mendampingi guru dan berbagi (sharing) metode mengajar yang baik. • Guru saling berbagi dalam bidang-bidang yang ingin didukung demi perbaikan. • Diskusi mengenai kebutuhan siswa. • Berhadapan dengan isu gender dan hak-hak anak. • Memanfaatkan anggota masyara-kat yang berhasil dalam pendidikan dalam pendidikan sebagai teladan untuk anggota masyarakat yang lain. Budaya dan

masyarakat • Mengatur rapat komite sekolah • Menyelesaikan Rencana Kerja Sekolah • Melatih komite sekolah menyelenggarakan rapat yang efektif • Melatih badan pengurus komite sekolah dalam menjalankan perannya • Visi dan misi • Bertanggung jawab terhadap ma-syarakat • Mencari masukan dari masyarakat • Memanfaatkan kearifan lokal dan lingkungan sebagai sumber belajar • Membangun hubungan yang baik • Mendampingi staf sekolah dan ma-syarakat dalam menentukan kriteria pengjaran yang baik • Menjaga kerahasiaan 3. Kepemimpinan Kurikulum

Kepala sekolah berperan penting dalam kepemimpinan di bidang kurikulum. Kepe-mimpinan kurikulum diri sekolah antara lain:

a. Melaksanakan kurikulum nasiona dalam hal penguasaan kompetensi, pencapaian hasil dan penentuan indikator;

b. Menggunakan unsur-unsur budaya setempat dalam proses belajar mengajar den-gan memasukannya pada mata pelajaran atau berdiri sendiri;

c. Mengembangkan keterampilan mengajar pada guru;

d. Memastikan bahwa guru menggunakan metode mengajar untuk memenuhi kebu-tuhan individual siswa;

e. Memastikan adanya pertemuan berkala para guru untuk merencanakan pengaja-ran, berbagi pengalaman dan sumber daya, serta membahas upaya peningkatan metode pengajaran dan penilaian siswa;

(7)

pengajaran yang berdasarkan kebutuhan masing-masing dan siswa; g. Mengembangkan manajemen perilaku siswa

h. Memantau data prestasi dan kehadiran siswa serta mengembangkan metode untuk mengatasi masalah di bidang tersebut melalui konsultasi dengan orang tua, guru, dan masyarakat.

i. Memanfaatkan anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperlukan untuk mengajar;

j. Peka terhadap ketimpangan yang disebabkan oleh bisa gender, agama, budaya, bahasa, fisik, dan kurikulum.

Kepemimpinan di bidang kurikulum juga sangat terkait dengan strategi sekolah untuk menentukan bahan-bahan ajar bagi para siswa. Isi kurikulum nasional akan menjadi relevan dan bermakna jika dikaitkan dengan budaya, lingkungan, dan kehidupan sosial masyarakat setempat.

4. Tindak Kepemimpinan Kurikulum

a. Mengembangkan kurikulum sekolah (KTSP) secara akdemik dan partisipasif; b. Menggunakan unsur-unsur budaya setempat dalam pembelajaran dengan

memad-ukannya pada mata pelajaran atau berdiri sendiri;

c. Mengadakan kegiatan-kegiatan akademik untuk mengembangkan keterampilan mengajar guru;

d. Memonitor pekembangan keterampilan mengajar guru;

e. Memastikan bahwa guru-guru terlibat dalam bebagai kegiatan pengambangan profesi dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah;

f. Memasukkan kegiatan-kegiatan pengembangan keterampilan mengajar guru dalam rencana kerja sekolah;

g. Mengadakan pertemuan berkala dengan para guru untuk merencanakan pembela-jaran, berbagi pengalaman dan sumber daya, serta membahas upaya peningkatan metode pembelajaran dan penilaian;

h. Mengadakan kegiatan mengkaji sumber-sumber belajar yang digunakan, misal-nya buku paket:

i. Membimbing guru untuk menghimpun dan menggunakan data siswa sebagai fokus pengajaran yang berdasarkan kebutuhan masing-masing siswa;

j. Mengadakan pertemuan berkala dengan dan antar guru untuk mengevaluasi pros-es pembelajaran yang sedang dan telah berlangsung;

k. Mengembangkan manajemen perilaku siswa;

(8)

menga-tasi masalah tersebut melalui konsulmenga-tasi dengan orang tua, guru, dan masyarakat; m. Memanfaatkan anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

untuk menjadi sumber belajar.

Peningkatan profesionalisme kepala sekolah perlu dilaksanakan secara berkesinambun-gan dan terencana denberkesinambun-gan melihat permasalahan-permasalahan dan keterbatasan yang ada. Sebab kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang juga bertanggung jawab dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya. Kepala sekolah yang profesional akan mengetahui kebutuhan dunia pendidikan, dengan begitu kepala sekolah akan melakukan penyesuaian-penyesuaian agar pendidikan berkembang dan maju sesuai dengan kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Upaya peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud begitu tanpa adanya motivasi dan adanya kesadaran dalam diri kepala sekolah tersebut serta semangat men-gabdi yang akan melahirkan visi kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas. Dan ini merupakan faktor yang paling penting sebab tanpa adanya kesadaran an motivasi semangat mengabdi inilah semua usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalan-nya hasilkeprofesionalan-nya tidak akan maksimal dan perealisasiankeprofesionalan-nyapun tidak akan optimal.

C. KESIMPULAN

1. Peran kepala sekolah dalam manajemen dan kepemimpinan dalam penyelengga-raan sekolah sangat penting.

2. Kepala seolah berperan penting dalam kepemimpinan di bidang kurikulum, an-tara lain: melaksanakan kurikulum nasional dalam hal penugasan kompetensi dan mengembangkan keterampilan mengajar guru.

3. Kepemimpinan di bidang kurikulum juga terkait dengan strategi sekolah dalam menentukan bahan-bahan ajar bagi siswa.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2011, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran,Yogyakarta: Gava Media. E.Mulyasa, 2006, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Kusnandar, 2007, Guru Profesional. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Maman Ukas, 2004, Manajemen, Bandung: Agini.

Sudarwan danim, 2002, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tena-ga Kependidikan,Bandung: CV Pustaka Setia.

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen berbasis sekolah dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari aspek input. Dalam hal ini, terdapat beberapa hal yang masuk dalam aspek input, yakni visi dan

Hasil penelitian antara kepemimpinan kepala sekolah, Motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMKN 1 Kabupaten Brebes, sehingga tujuan, visi dan misi

NA mengatakan bahwa guru yang mengikuti seleksi kepala sekolah harus membuat visi, misi serta strategi untuk memajukan sekolah ke depannya. Adanya pembuatan visi,

Media massa menjadi salah satu sarana yang digunakan oleh partai politik serta para Cabup dan Cawabup untuk mempromosikan visi misi partainya serta visi misi calon

Keberhasilan pencapaian visi misi dan tujuan sekolah banyak ditentukan oleh unsur kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan Bapak Hasnan Syarief Panggabean, terkait visi misi Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya Islami. Kepala Sekolah

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah telah membimbing guru dalam menyusun pemetaan KD melalui kegiatan KKG dan supervise

Secara rinci peranan kepemimpinan pembelajaran tersebut meliputi: (a) pemimpin mampu mengkomunikasikan visi dan misi sekolah, serta merealisasikan nya ke dalam tujuan