• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN

N/A
N/A
Ahmad Anugrah Zaki

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN

OLEH:

PUTRI MAHARANI 2104113990

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa, yang karena kasih dan karunia-nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Judul dari makalah ini adalah Dinamika Ekosistem Perairan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan membimbing saya selama perkuliahan ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna dalam makalah ini. Semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Desember 2023

Putri Maharani

(3)

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan... 2 1.3. Manfaat... 2 II. LANDASAN TEORI

2.1. Perairan... 3 2.2. Dinamika Ekosistem Perairan... 3 III. PEMBAHASAN

3.1. Perairan... 5 3.2. Dinamika Ekosistem Perairan... 6 3.3. Faktor-faktor Pembatas di Perairan... 7 IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan... 8 4.2. Saran... 8 DAFTAR PUSTAKA

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, dapat bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai, maupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan memiliki ekosistem akuatik yang berbeda dengan ekosistem darat, menjadi tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup yang hidup di dalam air, serta amfibi yang hidup di dua alam. Perairan juga memiliki peran penting dalam ilmu geografi, seperti laut regresi dan laut transgresi, yang mempengaruhi perkembangan wilayah pesisir dan geologi.

Konservasi perairan adalah praktik melindungi dan mengelola kawasan perairan secara berkelanjutan untuk melestarikan sumber daya ikan dan lingkungan (Wirachandra, 2023).

Perairan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Air dari perairan digunakan untuk kebutuhan makan dan minum, keperluan rumah tangga, sampai dengan industri. Namun, perairan juga rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan air laut, asam laut, dan banjir. Perairan darat ialah perairan yang terdapat di dalam atau di permukaan daratan, dan ini mencakup berbagai jenis sumber air tawar. Perairan darat sangat penting dalam ekosistem, penyediaan air minum, irigasi pertanian, sumber daya air, dan berbagai kegiatan manusia lainnya (Erna, 2023).

Perairan laut merujuk pada perairan asin yang mencakup lautan dan samudra yang meliputi sebagian besar permukaan bumi. Ini adalah jenis perairan yang sangat luas dan memiliki karakteristik unik. Berikut beberapa informasi lebih lanjut tentang perairan laut. Laut adalah perairan asin yang lebih kecil daripada samudra. Samudra adalah perairan asin yang sangat besar dan mendominasi peta dunia. Mereka terdiri dari air asin (mengandung garam) dan mencakup lebih dari 70% permukaan bumi.

Dinamika ekosistem perairan merujuk pada perubahan kondisi yang terjadi dalam ekosistem perairan. Perubahan ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk interaksi antara komponen biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup) dalam ekosistem. Misalnya, dalam ekosistem laut, dinamika atau pergerakan

(5)

2

perairan terjadi karena adanya perbedaan karakteristik yang dimiliki laut, seperti kadar garam air laut. Faktor-faktor seperti tingkat penguapan, curah hujan, air tawar dari sungai yang masuk ke laut, dan arus air laut dapat mempengaruhi kadar garam air laut. Sementara itu, ekosistem perairan sendiri terdiri dari bioma hidup yang saling bergantung satu sama lain dan lingkungannya. Dua jenis utama ekosistem perairan adalah ekosistem laut (marine) dan ekosistem air tawar (freshwater)

1.2 Tujuan

Untuk memahami konsep dan prinsip dasar yang terkait dengan dinamika ekosistem perairan, termasuk interaksi antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem.

1.3 Manfaat

Makalah ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang dinamika ekosistem perairan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(6)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Perairan

Perairan adalah suatu kumpulan masa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan tawar, payau, maupun asin (laut). Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah, dan gunung es. Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinyu (Effendi, 2017). Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berada di sungai, waduk, danau, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheds atau drainage basin. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan (surface run off), dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai. Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es atau salju, dan sisanya berasal dari air tanah.

2.2 Dinamika Ekosistem Perairan

Perairan Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri dari komponen abiotik (benda mati) dan biotik (organisme hidup) yang saling berinteraksi dan berintegrasi sehingga membentuk satu kesatuan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh dan menyeluruh serta saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Ekosistem terbagi menjadi dua yaitu ekosistem daratan (terestrial) dan ekosistem perairan (aquatik) (Dewi et al, 2023).

Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem laut dan ekosistem perairan tawar. Ekosistem perairan tawar terbagi menjadi dua yaitu ekosistem perairan tawar mengalir (lotic water) dan menggenang (lentic water). Perairan tawar

(7)

4

menggenang terbagi menjadi perairan tawar menggenang alami dan buatan.

Perairan tawar menggenang alami contohnya situ dan danau, sedangkan perairan tawar menggenang buatan contohnya adalah waduk, yang dicirikan dengan tidak adanya aliran air atau aliran air lambat dan masa air terakumulasi dalam waktu yang lama. Pada ekosistem waduk terdapat faktor biotik (produsen, konsumen dan pengurai) dan faktor abiotik (air, matahari, curah hujan, oksigen) yang membentuk suatu hubungan sinergis dan saling mempengaruhi. Perkembangan kehidupan flora dan fauna di permukaan air dipengaruhi oleh berbagai kondisi lingkungan yang menentukan spesies serta kinerja fisiologis individu organisme (Pane dan Harahap, 2023).

(8)

III. PEMBAHASAN

3.1 Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem kompleks yang terdiri dari interaksi antara semua organisme (makhluk hidup) dengan lingkungan fisik tempat mereka hidup.

Ini mencakup semua bentuk kehidupan, mulai dari mikroorganisme seperti bakteri hingga makhluk hidup yang lebih besar seperti tumbuhan, hewan, dan manusia, serta komponen non-hidup seperti tanah, air, dan udara. Berikut adalah beberapa definisi ekosistem menurut para ahli:

1. A.G. Tansley (1935): Ekosistem adalah suatu unit ekologi dimana didalamnya terdapat struktur dan fungsi.

2. Woodbury (1954): Ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara kompleks di sebuah wilayah yang terdapat habitat, tumbuhan dan binatang.

3. Odum (1993): Ekosistem merupakan unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) yang di antara keduanya saling memengaruhi.

Ekosistem adalah suatu sistem kompleks yang terdiri dari organisme hidup dan faktor non-hidup yang saling berinteraksi di dalam suatu lingkungan tertentu.

Ini mencakup semua tingkatan kehidupan, dari mikroorganisme hingga organisme yang lebih kompleks, serta komponen non-hidup yang mendukung kehidupan tersebut. Struktur ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik melibatkan organisme hidup, sementara komponen abiotik melibatkan faktor-faktor fisik dan kimia di lingkungan seperti air, tanah, dan iklim (Suhaeri, 2023).

Ekosistem melibatkan hubungan trofik antarorganisme yang membentuk jaring makanan dan rantai makanan. Organisme produsen, konsumen, dan dekomposer berinteraksi membentuk alur energi dan nutrien di dalam ekosistem.

Setiap organisme dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi tertentu. Produsen, seperti tumbuhan, menghasilkan makanan melalui fotosintesis, sedangkan konsumen dan dekomposer membantu dalam siklus energi dan nutrien.

Keseimbangan ekosistem terjaga melalui interaksi yang dinamis antara organisme dan lingkungannya. Jika satu komponen mengalami perubahan, hal ini dapat

(9)

6

memengaruhi seluruh ekosistem dan memicu respons yang melibatkan berbagai organisme.

Ekosistem mendukung keanekaragaman hayati dengan menyediakan berbagai habitat dan sumber daya. Keanekaragaman ini penting untuk ketahanan ekosistem terhadap perubahan lingkungan dan ancaman eksternal. Aktivitas manusia, seperti deforestasi, polusi, dan perubahan iklim, menjadi ancaman serius terhadap kelestarian ekosistem. Perubahan ini dapat mengganggu keseimbangan alam dan menyebabkan dampak negatif terhadap kehidupan. Manusia juga merupakan bagian dari ekosistem dan memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan. Tindakan konservasi, pengelolaan sumber daya alam, dan upaya pelestarian lingkungan merupakan bagian integral dari kontribusi manusia terhadap ekosistem. Ekosistem dapat terdapat di berbagai tempat, termasuk ekosistem perairan seperti sungai dan danau, serta ekosistem darat seperti hutan dan gurun. Setiap tipe ekosistem memiliki karakteristik dan dinamika unik (Lubis et al, 2023).

3.2 Dinamika Ekosistem Perairan

Ekosistem perairan adalah bagian integral dari biosfer kita, berfungsi sebagai habitat bagi berbagai spesies dan memainkan peran penting dalam siklus biogeokimia global. Dinamika ekosistem perairan merujuk pada perubahan yang terjadi dalam ekosistem ini sepanjang waktu. Ekosistem perairan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik mencakup semua organisme hidup dalam ekosistem, seperti ikan, alga, dan bakteri. Komponen abiotik mencakup faktor-faktor non-hidup seperti suhu air, salinitas, dan ketersediaan nutrisi. Interaksi antara komponen biotik dan abiotik membentuk dasar dinamika ekosistem perairan. Misalnya, suhu air (faktor abiotik) dapat mempengaruhi metabolisme ikan (komponen biotik), yang pada gilirannya dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan reproduksi ikan (Zahro et al, 2023).

Dinamika ekosistem perairan juga dipengaruhi oleh perubahan musiman.

Misalnya, pada musim panas, peningkatan suhu air dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan alga. Ini dapat mempengaruhi ketersediaan oksigen dan nutrisi dalam air, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi spesies lain dalam ekosistem. Aktivitas manusia juga memainkan peran penting dalam dinamika

(10)

7

ekosistem perairan. Misalnya, pembuangan limbah industri ke dalam air dapat meningkatkan konsentrasi polutan, yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup organisme akuatik. Perubahan iklim global juga mempengaruhi dinamika ekosistem perairan. Pemanasan global dapat menyebabkan peningkatan suhu air, yang dapat mempengaruhi distribusi dan kelangsungan hidup spesies akuatik. Perubahan dalam dinamika ekosistem perairan dapat memiliki dampak signifikan pada biodiversitas. Misalnya, perubahan dalam ketersediaan nutrisi dapat mempengaruhi komposisi spesies dalam ekosistem, dengan beberapa spesies mungkin menjadi dominan sementara yang lain mungkin menurun (Islam et al, 2023).

3.3 Faktor-Faktor Pembatas di Perairan

Faktor-faktor pembatas di perairan memainkan peran kunci dalam mengatur dinamika ekosistem dan distribusi organisme. Suhu air menjadi faktor kritis yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup, dengan setiap spesies memiliki kisaran suhu toleransi yang unik. Ketersediaan oksigen terlarut di dalam air juga menjadi pembatas utama, dan kondisi oksigen yang rendah dapat menyebabkan stres dan membatasi aktivitas biologis. Kedalaman air, cahaya matahari, dan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor juga memainkan peran penting dalam menentukan komposisi dan struktur ekosistem perairan. Selain itu, faktor lain seperti kepadatan populasi, salinitas, dan aliran air ikut berkontribusi pada pembatasan ekologi di perairan. Organisme air harus beradaptasi terhadap kondisi salinitas yang berbeda, dan aliran air yang kuat dapat membatasi pertumbuhan beberapa organisme. Terakhir, tekanan manusia seperti pencemaran dan perubahan aliran air akibat aktivitas manusia dapat menjadi faktor pembatas yang signifikan (Putra et al, 2023).

(11)

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Faktor-faktor pembatas di perairan memegang peran sentral dalam mengatur dinamika ekosistem dan distribusi organisme. Suatu ekosistem perairan kompleks, yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik, menghadapi tantangan dan interaksi yang dinamis. Suhu air, ketersediaan oksigen, kedalaman air, cahaya matahari, dan nutrisi merupakan elemen-elemen penting yang mempengaruhi komposisi dan struktur ekosistem. Dinamika ekosistem perairan dipengaruhi oleh faktor musiman, aktivitas manusia, dan perubahan iklim global. Dalam ekosistem perairan, suhu air memainkan peran kritis dengan setiap spesies memiliki toleransi suhu yang unik. Kondisi oksigen terlarut juga menjadi faktor pembatas utama, memengaruhi aktivitas biologis dan kesehatan organisme. Faktor-faktor lain seperti kedalaman air, cahaya matahari, dan nutrisi menjadi penentu penting dalam mengatur pola dan struktur ekosistem perairan. Keanekaragaman hayati ekosistem perairan juga dipengaruhi oleh kepadatan populasi, salinitas, dan aliran air.

4.2 Saran

Sebaiknya makalah ini bisa dilengkapi dengan data penelitian terbaru mengenai pentingnya menjaga perairan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

ADISAPUTRO, M. R. (2023). Kemelimpahan Komunitas Fitoplankton di Ekosistem Perairan Hutan Bakau Segara Anakan, Cilacap (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Agustina, S., Muliadi, M., & Helena, S. (2023). Struktur Komunitas Makroalga di Perairan Pulau Kabung Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Jurnal laut khatulistiwa, 6(1), 50-57.

Ahmad, B., Tidore, M. F. H., Tata, A., & Umar, S. H. (2023). Kelimpahan Mikroplastik Pada Ekosistem Perairan Di Maluku Utara: Sebuah Tinjauan. Jurnal Sipil Sains, 13(1).

Aprianto, I. A., Kartika, A. G. D., Pratiwi, W. S. W., & Effendy, M. (2023).

Distribusi Nutrien Dan Klorofil-A Di Perairan Pedelegan, Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Buletin Oseanografi Marina, 12(2), 253-260.

Asri, H., Ardiansyah, M., & Bulotio, N. F. (2023). Ekologi Perairan. Get Press Indonesia.

Dewi, A. N., Endrawati, H., & Widianingsih, W. (2023). Kajian Distribusi Fitoplankton Kaitannya dengan Kesuburan Perairan Pantai Kartini dan Muara Wiso Jepara. Journal of Marine Research, 12(2), 275-282.

Febriyati, S. D. (2023). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Ekosistem Perairan Untuk Kelas X SMA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS JAMBI).

Irwansyah, I., Asgar, M. A., Daris, L., Massiseng, A. N. A., Alpiani, A., &

Masriah, A. (2023). Tingkat Resiliensi Ekosistem Mangrove di Perairan Pallime Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone. Jurnal Akuatiklestari, 7(1), 52-59.

Islam, A. D. S., Suryono, S., & Riniatsih, I. (2023). Komposisi Jenis dan Kelimpahan Perifiton Pada Daun Lamun Oceana serrulata di Perairan

(13)

10

Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan, Jepara. Journal of Marine Research, 12(4), 692-700.

Lubis, K. R., Karlina, I., & Putra, R. D. (2023). Analisis Habitat Gastropoda pada Ekosistem Lamun di Perairan Bintan Kecamatan Gunung Kijang. Jurnal Enggano, 8(1), 1-11.

Murtadho, M. F. I. (2023). Identifikasi tipe dan kelimpahan mikroplastik pada perairan di Waduk Gondang Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Nuraya, T., Wulan, D., Harfinda, E. M., & Pangestu, G. B. (2023). SOSILISASI BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA EKOSISTEM PERAIRAN. Bina Bahari, 2(1), 1-7.

Pane, R. R. F., & Harahap, A. (2023). Studi Keanekeragaman Mikroalga di Perairan Sungai Barumun. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 6(1), 198-207.

Putra, R. D., Handayani, R. P., Idris, F., Suhana, M. P., & Nugraha, A. H. (2023).

Pemetaan Luasan Ekosistem Lamun Menggunakan Citra Sentinel 2A Tahun 2018 Dan Tahun 2020 Di Perairan Desa Pengudang, Pulau Bintan. Buletin Oseanografi Marina, 12(3), 403-412.

Ramadian, A., & Muthmainnah, D. (2023). Pengelolaan perikanan perairan darat di Indonesia. Penerbit Widina.

SUHAERI, I. (2023). KONDISI EKOSISTEM LAMUN DI PERAIRAN GILI SULAT KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PADA TAHUN 2022 (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

Sulaeman, S., Alqifari, M., Mujriah, M., Junarta, H., Hakim, L., & Iskandar, M.

R. (2023). FOCUS GRUP DISCUSSION (FGD) MEKANISME PENERAPAN IMBAL JASA LINGKUNGAN DI TAMAN WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA KABUPATEN LOMBOK

(14)

11

UTARA. J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 3(7), 1579- 1586.

WIRACHANDRA, A. (2023). Analisis Karakteristik Ekosistem Perairan PLTA Poso Energi di Danau Poso Sulawesi Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Zahro, F., Rosdiana, L., & Roqobih, F. D. (2023). Ekorestorasi Perairan menggunakan Tanaman Selada air (Nasturtium officinale) untuk mengendalikan Polusi berbasis Rhizofiltration Technology. Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan, 7(3), 229-238.

Referensi

Dokumen terkait

Area lingkungan SMKN 2 Tasikmalaya terdiri dari dua jenis lingkungan yakni, lingkungan biotik (benda hidup) dan lingkugan abiotik (benda mati).. Lingkungan biotik terdiri

* Siswa di beri pekerjaan rumah untuk melakukan pengamatan secara langsung pada ekosistem sawah dan menyebutkan komponen-komponen biotik maupun abiotik yang terdapat didalamnya

Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang relatif konstant bukan merupakan faktor pembatas, sehingga organisme tersebut

Komponen lingkungan, baik yang hidup (biotik) maupun yang mati (abiotik) akan mempengaruhi keanekaragaman biota air yang terdapat pada suatu perairan,

Melalui pengamatan ekosistem di lingkungan sekolah, peserta didik dapat mengaitkan peran makhluk hidup (komponen biotik) dan benda mati (komponen abiotik)

 Guru menunjuk beberapa siswa untuk memberikan dua buah contoh dari tiap-tiap komponen ekosistem?.  Dengan bimbingan guru, siswa mengelompokkan komponen abiotik

Setiap ekosistem mampu menjaga dan mengendalikan dirinya sendiri, termasuk komponen-komponen biotik maupun abiotik yang terdapat di dalamnya. Kemampuan ekosistem

Guru memberi referensi video Pengertian Ekologi https://youtu.be/dmWu45EAkno Faktor Abiotik Ekosistem https://youtu.be/XmybKKMEkOg Faktor Biotik Ekosistem