• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PANCASILA PHILOSOFISCHE GRONDLAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. PANCASILA PHILOSOFISCHE GRONDLAG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

BAB I. PENDAHULUAN

Eksistensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Amanah Usaha Pasal 33 UUD 1945 dan Pasal 33 UUD NRI 1945, dan fondamen Pancasila sebagai philosofische grondslag, yang berjiwa Statik Lekstar Dinamaik. Kajian ini, menggunakan logika pikir ilmu, yaitu Logika Formal Aristoteles: Penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah “dimiliki”, artinya bertolak dari apa yang diketahui “benar” atau apa yang diketahui “salah”; yang menjadi premis-premis sebagai dasar Konklus. Premis sebagai dasar konklusi, harus benar, untuk membuat kalimat proposisi sebagai kesimpulan. Aktivitas penalaran meliputi: menyusun proposisi-proposisi yang menjadi premis dan dijadikan dasar penyimpulan. Kalau penyusunan premis tidak tepat, maka tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan yang benar.

Berabuksi bahwa Teori dan praktik merupakan dua hal yang berpasangan, tetapi, Teori tanpa Praktik, tidaklah lengkap, dan praktik tanpa Teori, tidak akan pernah mapan. Undang Undang dapat berlaku secara normal dan baik, harus memenuhi tiga syarat, yaitu: filosofis, sosiologis, dan yuridis. Kemudian, norma yang dilahirkan dari ketiga unsur tersebut, wajib merupakan hasil pengkajian atau penelitian secara: (1). Filosofis, (2). Estetis, (3). Ilmu pengetahuan, (4). Ekonomis, (5). Tool of social control, (6). Tool of social engineering. Maka, saya akan mencoba mengurai secara koperhensip, perhatikan Ban II berikut ini, berbicara Pancasila sebagai philosofische grondlag negara, bukan pilar negara.

BAB II. PANCASILA PHILOSOFISCHE GRONDLAG

Memahami Pancasila sebagai Philosofische Grondlag negara. Saya gunakan, pola pikir Logika Formal Aristoteles: Penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah “dimiliki”, artinya, bertolak dari apa yang diketahui “benar”

(5)

atau yang diketahui “salah”. Tetapi harus ingat, harus dijadikan satu kata dengan perbuatan dalam kejujuran, yaitu: “JANGAN MENGATAKAN YA, ANDAI KATA, ANDA AKAN MENGATAKAN, TIDAK”. Kajian, kaum intelektual, wajib punya, ideolog sebagai kaum intelektual. Perhatikan, manusia produk zaman yang menyimpang, yaitu: (1). Manusia FIR’AUN, adalah penguasa yang korup, penindas dan diktator. (2). Manusia HAMAN, adalah teknokrat yang membela tiran sebagai pelacur intelektual. (3). Manusia BALAM, kaum rohaniawan yang melegitimasi kekuasaan yang korup, membodohi rakyat. (4). Manusia SENGKUNI, adalah kemana angin berembus, kesana dia berlari dan memunyah, yang penting menguntung secara materi. (5). Manusia QORUN, adalah kaum kapitalis yang rakus, penghisap sumber kekayaan rakyat.

PROLOGI PANCASILA:

(1). Sila ke-1, hakekat: Allah/Tuhan, kontemplasi: Realitas kebenaran yang terakhir, ada pada Tuhan Yang Maha Esa.

(2). Sila ke-2, hakekat: Manusia, kontemplasi: Manusia Indonesia yang wajib ber-Tuhan.

(3). Sila ke-3, hakekat: Satu, kontemplasi: Satu wadah Negara Kesatuan Indonesia. (4). Sila ke-4, hakekat: Rakyat, kontemplasi: Demokrasi: the governement from the

people, by the people, for the people.

(5). Sila ke-5, hakekat: Adil, komtenplasi: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).

(6)

JIWA STATIK LEKSTAR DINAMAIK PANCASILA

1. Manusia Pancasilais, wajib mengakui adanya realitas dan kebenaran terakhir, adalah, ada pada Tuhan Yang Maha Esa,

2. Sila ke-1, ke-2, dan ke- 3, mengungkapkan tiga tingkatan khirarki dari sistem referensi, yaitu Agama, Kemanusiaan, dan Nasional sebagai Induk, tempat manusia Indonesia mengabdikan diri dalam kehidupan dibumi.

3. Sila ke-4, menunjukkan landasan oprasional bagaimana pengabdian terhadap ketiga sisten referensi diaktualisasikan secara bersama demi kepentingan bersama. Hal itu, bisa terjadi, apabila manusia Pancasila telah memiliki kesamaan Paradigma dalam menentukan kebenaran.

4. Sila-ke 5, merupakan tujuan yang harus diperjuangkan, hanya saja bisa dijamin, kalau keempat sila, dihayati dan diamalkan sebagaimana mestinya, jika tidak, ya, ITU KRISIS INGAT PANCASILA JADINYA., ITU KRISIS INGAT PANCASILA JADINYA, sejarah terulang kembali.

BAB III. NEGARA HUKUM

Penjelasan UUD 1945, pada Sistem Pemerintahan Negara. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat). Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat), kemudian Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945, menyebutkan “Negara Indonesia adalah negara hukum”.

Demikian, pengaturan tentang negara hukum Indonesia di dua UUD tersebut, tidak memberikan makna, hakekat lebih lanjut, sosok, bentuk, hakekat, dan makna negara hukum yang dikehendaki bangsa Indonesia, kalaupun banyak ahli yang telah mencoba mengemukakan formulasi tentang negara hukum Indonesia. Oleh sebab itu, saya mencoba merekonseptualisasi kembali negara hukum Indonesia

(7)

sebagai dasar pijakan dan platform, yang merupakan perpaduan unsur antara rechtstaat, rule of law dan volksgist bangsa Indonesia, yang dilakukan oleh Prof. Dr Soepomo, salah satu the founding fathers bangsa, tetapi, belum sempat selesai, keburu bangsa Indonesia merdeka. Tetapi, embrionya, dapat dilihat pada Penjelasan UUD 1945 yang merupakan konsep yang dibuat Soepomo, dan memaknai rechtstaat dalam artian adalah negara berdasarkan atas hukum. Adapun hasil rekonseptualisasinya, berikut:

1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia, 2. Supremacy of law,

3. Equality before the law,

4. Adanya pembagian kekuasaan berdasarkan trias politika, 5. Setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan undang-undang, 6. Adanya peradilan yang bebas dan merdeka,

Hasil rekonseptualisasi tersebut, untuk menjadi pijakan dan sebagai negara hukum Indonesia, saya telah menstrukturkan kembali, ajaran negara hukum Indonesia, yang saya sebut sebagai, Negara Hukum Nusantara (Ibrahim R. 2003), berikut:

1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia berdasarkan ideologi bangsa, 2. Kedudukan yang sama dalam hukum bagi setiap warga negara,

3. Pelaksanaan pemerintah berdasarkan konstitusi, yang dilaksanakan dengan undang-undang,

4. Pembagian kekuasaan berdasarkan trias politika, 5. Adanya peradilan yang bebas dan merdeka,

6. Adanya kode moral dan akhlak, yang melahirkan karakteristik berbangsa dan bernegara.

(8)

DIALOG BUNG KARNO DAN SOEPOMO

Kata Bung Karno pada Soepomo: met juristen, geen revolutie maken (dengan Sarjana Hukum, kita tidak bisa berevolusi). Jawaban Soepomo: zonder juristen,

geen revolutie gelegaliceered (tanpa Sarjana Hukum, bagaimna revolusi diakui

atau legal).

BAB IV. UNDANG UNDANG DASAR PASAL 33, UUD 1945,

Ayat (1), Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Ayat (2), Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara

Ayat (3), Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Pasal 34, UUD 1945, Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara

Pasal 27 UUD 1945:

Ayat (1), Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Ayat (2), Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

(9)

PASAL 33, UUD NRI 1945:

Ayat (1), Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Ayat (2), Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara

Ayat (3), Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Ayat (4), Perkonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Ayat (5), Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang-undang

Pasal 34, UUD NRI 1945

Ayat (1), Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara

Ayat (2) , Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan

Ayat (3), Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak

Ayat (4), Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dengan undang-undang

(10)

Pasal 27 UUD NRI 1945:

Ayat (1), Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Ayat (2), Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

Ayat (3), Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara

Landasan konstitusional dan oprasional bidang usaha negara, adalah Pasal 33, Pasal 34, dan Pasal 27, dalam Public Utilities dan Public Service.

BAB V. BUMN - BUMD

TEORI BENTUK BADAN USAHA MILIK NEGARA.

Bentuk badan usaha negara, yang akan menjangkau seluruh kepentingan usaha negara, dari kehidupan anak bangsa, strata kaya, strata menengah, dan strata miskin (marhaen). Maka, sekmen pasar bisnis negara, wajib dibagai dalam tiga klaster, ketiga klaster itu menunjukan: (1). Status hukum dan badan hukumnya, (2). Keuangan dan penyertaan modal, (3). Pertanggung jawabannya, (4). Bidang usaha: public utilities, public service, dan profit. Untuk menampung kepentingan anak bangsa, maka, harus masuk ke dalam tiga badan usaha milik negara, yaitu:

1. Department Agency - Departement Government Enterprise - Perusahaan Jawatan (Perjan).

2. Public Corporation - Statutory Public Corporations – Perusahaan Umum (Perum)

3. State Company - Comercial Companies – Perusahaan Perseroan (Persero) 4. Atau bentuk lain, selain tersebut di atas.

(11)

DEPARTMENT AGENCY - DEPARTEMENT GOVERNMENT ENTERPRISE Standar dan sosok Departement Agency-Departement Government Enterprise-Perusahaan Jawatan (Perjan), berikut:

1. Berlaku hukum publik dan bagian langsung dari suatu departemen/instansi pemerintah,

2. Makna usaha adalah public service (pengabdian dan pelayanan pada masyarakat)

3. Mempunyai hubungan hukum publik (publiek rechtelijk verhouding), jika terjadi tuntutan, maka, kedudukannya sebagai pemerintah atau seizin pemerintah

4. Menggunakan manajemen perusahaan dan pelayanan kepada umum secara baik dan memuaskan

5. . Setiap subsidi yang diberikan kepada masyarakat, selalu dapat diketahui dan dapat dicatat atau dibukukan, yang diterima berupa potongan harga atau mungkin pembebasan sama sekali dari pembayaran.

6. Anggaranya, masuk dalam APBN/APBD, dan muncul pada setiap tahun anggaran

7. Hubungan usaha antara pemerintah dan yang dilayani, harus selalu berdasarkan atas hukum bisnis, sekalipun ada bantuan dan subsidi, dinyatakan secara tegas

8. Apa yang seharusnya dibayar kepada negara harus dinyatakan dalam tanda pembayaran, seperti yang tertulis pada karcis atau nota

9. Usaha dijalankan dengan syarat efisien, efektivitas, dan ekonomis

10. Jumlah uang yang harus dibayarkan, dinyatakan secara jelas persentasenya atau tidak membayar

(12)

11. Mempunyai dan mendapatkan fasilitas negara

12. Dipimpin oleh seorang Kepala, merupakan bawahan suatu departemen/instansi pemerintah

13. Pegawainya adalah pegawai negeri

14. Pengawasan dilakukan secara khirarki dan fungsional

PUBLIC CORPORATION - STATUTORY PUBLIC CORPORATIONS

Standar dan sosok Public Corporation-Statutory Public Corporations-Perusahaan Umum (Perum), berikut:

1. Berstatus Badan Hukum dan diatur berdasarkan undang-undang, 2. Dipimpin oleh seorang Direksi.

3. Hubungan hukum diatur dalam hukum keperdataan (privaart rechtelijk). 4. Modal seluruhnya dimiliki negara, dari kekayaan negara yang dipisahkan. 5. Dapat memperoleh dana dari kredit dalam dan luar negeri atau dari obligasi 6. Mempunyai nama dan kekayaan sendiri,

7. Makna usahanya adalah melayani kepentingan umum (produksi, distribusi, dan konsumsi).

8. Usaha dilakukan dengan prinsip efisien, efektivitas, dan economi cost-accounting principles and management effectiveness)

9. Secara finansial harus dapat berdiri sendiri, kecuali ada politik pemerintah, mengenai tarif dan harga, akan diatur melalui subsidi pemerintah

10. Berbentuk adalah pelayanan (service) 11. Bergerak dibidang jasa Vital (public utilities).

12. Pemerintah boleh menetapkan bahwa beberapa usaha yang bersifat public utility,

(13)

13. Bebas bergerak seperti perusahaan swasta lainnya, mengadakan perjanjian, kontrak,dan hubungan hukum dengan perusahaan lain.

14. Dapat dituntut dan menuntut.

15. Pegawai adalah pegawai perusahaan negara, yang diatur dalam ketentuan tersendiri, diluar ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri

16. Organisasi, tugas, wewenang, dan tanggungjawab, dan cara bertanggungjawab diatur secara khusus, sesuai dengan undang-undang pembentukannya

17. Karena bidang usaha public utility, bila dipandang perlu untuk kepentingan umum, politik tarif dapat ditentukan oleh pemerintah

18. Laporan perusahaan tahunan, memuat neraca untung-rugi dan neraca kekayaan yang disampaikan kepada Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat

STATE COMPANY - COMERCIAL COMPANIES

Standar dan sosok State Company- Comercial Companies-Perseroan Terbatan (Persero), berikut

1. Perusahaan Perseroan (state company), hubungan usaha diatur berdasarkan hukum privaart

2. Statusnya adalah badan hukum perdata, yang berbentuk Perseroan Terbatas

3. Dipimpin seorang Direksi dan tidak memiliki fasilitas negara

4. Modal seluruhnya atau sebagian milik negara, dari kekayaan negara yang dipisahkan.

(14)

6. Pelayanan dan pembinaan organisasi yang baik, efektif, efisien, dan ekonomis

7. Pelayanan umum yang baik, memuaskan, dan memperoleh laba atau tidak boleh rugi, dengan alasan apapun.

8. Dimungkinkan adanya joint atau mixedenterprise dengan swasta (nasional/asing), adanya penjualan saham perusahaan milik negara

9. Status pegawai adalah pegawai perusahaan biasa 10. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang saham.

11. Intentitas medezeggenschap terhadap perusahaan, tergantung besarnya jumlah saham yang dimiliki berdasarkan perjanjian pemerintah dengan pihak lain.

BAB VI. SEJARAH BUMN

Istilah populer badan usaha negara Indonesia, adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) – Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).. Bagaimana makna, hakekat, usaha, dan sistem BUMN, BUMD, BUMDES, masih banyak persoalan dan hampir-hampir tidak berkonstribusi pada pemerintah, jika dilihat dari besarnya Modal yang dikelola, dengan laba atau konstribusil yang dihasilkan. Pada kesempatan ini, saya hanya uraikan sedikit historikal, untuk melihat masal lalu, masa kini, menuju masa depan. Untuk itu, kita tidak mengubah masa depan, tetapi, kita harus merubah masa lalu kita, jika, mau mencapai visi dan misi BUMN-BUMD-BUMDES.

Historikal frofil BUMN, berikut: BUMN GENERASI PERTAMA

1. 1945-1953: masa revolusi perjuangan dan Komprensi Meja Bundar, dapat disebut BUMN Generasi Pertama

(15)

2. 1953-1959: masa demokrasi liberal dan UUDS 1950: Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bapindo, Garuda, PELNI, Semen Gresik

BUMN GENERASI KEDUA

3. 1959-1967: masa etatisme dan sosialisme, BUMN Eks Nasionalisasi Perusahaan Belanda.

4. 1967-1974: masa de-etatisme, PMA/PMDN, rasionalisasi BUMN, Swastanisasi eks Belanda dan porsi swasta membesar.

BUMNGENERASI KETIGA

5. 1974-1982: masa Neo-etatisme the Dutch Disease Proteksi Instant Industry, Pertamin sebagai Godfathers dan benih Konglomerat Swasta

BUMN GENERASI KEEMPAT

6. 1982-1990: masa De-etatisme II, Deregulasi dan Debirokratisasi. Quasi BUMN/BUMD dan Swastanisasi

7. 1990-Sekarang: masa Demokratisasi, GATT/WTO, APEC, AFTA, MEA

BAB VII. UU BUMN NOMOR 19 TAHUN 2003

UU Nomor 19 Tahun 2003, mengenal dua macam BUMN: PUBLIC CORPORATION dan STATE COMPANY. Negara Republik Indonesia yang menganut ekonomi kerakyatan, maka perlu dan wajib, ada BUMN yang DEPARTMENT AGENCY. Jadi, sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia bernegara, yang termuat dalam Alinea ke-4 UUD 1945 dan UUD NRI 1945.

Alinea ke-4: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

(16)

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan, kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ... PANCASILA

Kenapa diperlukan BUMN: DEPARTMENT AGENCY, PUBLIC CORPORATION, dan STATE COMPANY. Dasar filosofis dan sosiologisnya: Aline ke-4 UUD NRI 1945, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 27, dan Pasal 28.

Jika, BUMN dijadikan pilar badan usaha negara untuk kesejahteraan rakyat berdasarkan Pasal 33 UUD NRI 1945, maka, DPR harus segera tata ulang UU BUMN NOMOR 19 TAHUN 2003, untuk mempertegas dan tanggung jawab BUMN PROFIT, BUMN PUBLIC UTILITY, BUMN PUBLIC SERVIS

BAB VIII. KEPENTINGAN UMUM DAN PELAYANAN PUBLIK KEPENTINGAN UMUM

Berbicara kepentingan umum, telah saya memberikan pengertian dan strukturkan dalam buku saya “Prosepek BUMN dan Kepentingan Umum”. Tolok ukur dan struktur kepentingan umum, yang dikehendaki Pasal 33 UUD 1945, adalah kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan antar bangsa atau identik dengan kepentingan negara Kesatuan Republik Indonesia. Peranan BUMN/BUMD sebagai penyelenggara kepentingan umum, semakin kurang jelas, ketika UU No. 19 Tahun 2003, hanya mengakui bentuk BUMN PUBLIC CORPORATION, dan STATE COMPANY PUBLIC CORPORATION, dan STATE COMPANY, dan UU No. 19 Tahun 2003, tidak memberikan pembedaan antara kedua bentuk itu. Seharusnya, dibedakan, karena akan

(17)

behubungan dengan Penyertaan Modal Negara dan Pertanggung Jawaban dari BUMN, sesuai dengan bentuknya.

PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan publik berkaitan dengan tingkat korupsi. Bank Dunia menerbitkan laporan, berjudul: Doing Business 2016: Measuring Regulatory Quality and Efficiency. Tehadap 189 negara yang ada:

1. Singapura, berada pada posisi nomor satu dari 189 negara, sebagai negara yang paling bersahabat untuk berbisnis (the most friendly in doing business) di tahun 2016

2. Selanjutnya: Selandia Baru, Denmark, Korea Selatan, Hongkong, Inggris, dan Amerika serikat

3. Negara Indonesia, berada dimana ... ?

The Rule of Law Index 2015, menempatkan empat negara yang punya posisi tertinggi di dunia, yaitu Denmark, Norwegia, Finlandia. Sementara Indonesia menempati urutas ke-52, dibawah Singapura menempati urutan ke-9, Jepang di posisi ke-13, dan Malaysia diposisi ke- 39

BAB IX. PENYERTAAN MODAL NEGARA PMN DI APABN TAHUN 2016

Media Kompas (3/11/2015) membuat judul “DPR Tunda PMN, BUMN Cari Strategi Proyek Insfrastruktur Terganggu”. Tabel BUMN penerima penyertaan modal di APBN 2016, yaitu:

1. PT PLN ... Rp. 10.Trilyun 2. PT Sarana Multi Infrastruktur ...Rp. 5 Trilyun 3. PT Hutama Karya ...Rp. 3 Trilyun

(18)

4. PT Wijaya Karya ... Rp. 3 Trilyun 5. PT Pembangunan Perumahan ... Rp. 2 Trilyun 6. Perum Bulog ... Rp. 2 Trilyun 7. PT Jasa Marga ... Rp. 1,25 Trilyun 8. PT Angkasa Pura II ... Rp. 2 Trilyun 9. PT Penjaminan Infrastuktur Indonesia ...Rp. 1 Trilyun 10. Penyertaan Modal Rp. 50 Milyar pada PT Jamkrida Bali, ikut ikutan di

ganjal DPRD Provinsi Bali.(NB 4/11/2015).

Jika, benar berita di media massa tersebut, bahwa BUMN mengancam, bila tidak ada Penyertaan Modal Negara (PMN), maka, akan mengambil pinjaman Bank dari Bank Jerman, Bank Prancis, Bank Tiongkok. Ancaman BUMN tersebut, suatu yang sangat serius, Publik tidak tahu, kenapa, begitu serius ancaman dari BUMN. Apakah BUMN itu sedang menjalankan ajaran NEO LIBERAL.

NEO LIBERAL

Tahun 1984, terjadi krisis ekonomi di Brasil, Argentina, dan Mexico, maka, IMF, Bank Dunia, Departemen Keuangan Amerika Serikat melakukan diskusi untuk itu. Dari hasil diskusi, ditemukan, 10 macam obat generik yang harus diresepkan atau direkomendasikan bagi negara berkembang yang sedang dilanda krisis keuangan. Kemudian, terjadi kresis lagi tahun 1994, makin mantaplah ajaran ini menjadi NEO-LIBERALISME yang formulanya diungkapkan oleh John Williamson, yaitu:

1. Disiplin fiskal (Fiscal austerity) pemerintah harus menjaga anggaran supaya surplus, jika sisi fiskal tertekan hebat, masih bisa ditoleransi mengalami defisit, asal tidak lebih dari dua persen terhadap Produk Domistik Bruto

(19)

2. Belanja pemerintah (APBN) sebaiknya diprioritaskan untuk memperbaiki distribusi pendapatan. Pemerintah disarankan untuk membiayai proyek untuk menaikan pendapatan kelompok miskin

3. Sektor fiskal (perpajakan) perlu direformasi, terutama dengan perluasan obyek pajak dan wajib pajak (broaden the base).

4. Sektor finansial perlu diliberalisasikan, para penabung harus tetap mendapatkan suku bunga riil positif (positive real interest rate) dan hindari perlakuan suku bunga khusus kepada debitor tertentu

5. Dalam hal penentuan kurs mata uang, sayogyanya dilakukan dengan mempertimbangkan daya saing dan kridebilitas kurs yang terlalu kuat, seolah-olah kridibel, tetapi tidak membantu daya saing produk eksport, sebaliknya, jika kurs terlalu lemah, krebidilitas perekonomian akan runtuh 6. Perdagangan sebaiknya diliberalisasikan, pemerintah harus menghapus

berbagai hambatan yang bersifat kuantitatif agar arus perdagangan bisa lancar dan efisiensi .

7. Hendaknya investasi asing tidak didiskriminasikan. Perlakukan investasi asing sama dengan domistik, karena keduanya sama-sama diperlukan untuk mendorong perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan 8. BUMN,sayogyanya diprivatsisasi. Tujuan untuk menaikkan efisiensi dan

membantu pembiayaan defisit APBN

9. Lakukan deregulasi atau hilangkan segala macam bentuk restreksi atau berbagai hambatan bagi perusahaan baru yang hendak masuk ke pasar, buatlah iklim kompetensi di pasar

10. Pemerintah perlu menghormati dan melindungi hak cipta agar menimbulkan iklim inovatif

Pada saat ini, 20 BUMN yang menambah modal melalui penerbitan saham, dan tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta, nilai kapitalisasinya Rp.

(20)

1.130,78 Trilyun. Saya jadi teringat hasil penelitian saya tahun 1996, dari 164 BUMN waktu itu, merugi dan merugi

BAB X. MIMPI RAKYAT PADA BUMN

Mimpi the founding fathers terhadap BUMN diletakan pada Jiwa dan Karakter Pasal 33, Pasal 34, dan Pasal 27 UUD 1945, sesuai dengan Jiwa Statik Lekstar Dinamik Pancasila, kemudian berada pada BUMN: DEPARTMENT AGENCY, PUBLIC CORPORATION, dan STATE COMPANY

MUD ORDE BANGSA INDONESIA

Mud Orde adalah suatu masa yang membentuk tahap hidup dan kehidupan suatu bangsa dan negara (Indonesia). Indonesia, saya bagi menjadi Empat Mud Orde:

1. Mud Orde Nasionalisme dan Kebangsaan, tahun 1908, 1928, dan 1945, melahirkan sebuah bangsa dan merdeka: Proklamasi 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta

2. Mud Orde Karakter Building: Tahun 1945-1967, disebut masa Orde Lama, masa pemerintahan Presiden Soekarno.

3. Mud Orde Pembangunan: Tahun 1967-1998 (Orde Baru = Soeharto) dan 1998-2015 (orde reformasi = BJ Habibie 1998-1999; Abdurahman Wahid 1999-2001; Megawati Soekarmo Putri 2001-2004; Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014).

4. Mud Orde Nusantara: Di mulai dari pemerintahan Presiden Joko Widodo 2015-2019.

(21)

BAB XI. REFERENSI

Baron De Montesquieu, 1949, The Spirit of the Law, Translated by Thomas Nugent, Hafner Press A Division of Macmillan Publishing Co, INC, New York, Collier Macmillan Publishers London.

Dicey, A.V, 1971, An Introduction to The Study of The Law of The Constitution,English Language Book Society and Macmillan.

Ibrahim R, 1997, Prospek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kepentingan Umum, Citra Aditya, Bandung

Ibrahim R, 2003, Sistem Pengawasan Konstitusional Antara Kekuasaan Legislatif dan Eksekutif Dalam Pembaruan Undang Undang Dasar 1945, Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung

Ibrahim R, 2007, Landasan Filosofis dan Yuridis Keberadaan BUMN: Sebuah Tinjauan, Jurnal Hukum Binis, Volume 26 No. 1 Tahun 2007

Ibrahim R, 2011, Sistema Filsafati Pancasila, Makalah Seminar Nasional dengan Tema: Refitalisasi Pendidikan Pancasila Dalam Kurikulum Disetiap Jenis dan Jenjang Pendidikan AGDPP Daerhan Bali, Kerjasama Unud, Undiksha, AGDPP, 28 Mei 2011 di Singaraja.

John Locke, 1960, Two Treatises Of Civil Government, London J.M. Dent & Sons Ltd New York E.P. Dutton & CO INC.

Kompas, 2015, DPR Tunda PMN, BUMN Cari Strategi Proyek Infrastruktur Terganggu, Kompas, 3 November 2015

Kompas, 2015, BUMN Diminta Revaluasi Aset, Pemerintah Pertimbangkan Skenario Terburuk Untuk PMN 2016, Kompas, 4 November 2015 Notonagoro, 1974, Pancasila Dasar Falsafah Negara, CV. Pantjoran Tujuh,

Jakarta

Nusa Bali, 2015, Golkar dan PDIP Bertarung Di Anggaran, Penyertaan Modal Rp. 50 Milyar di PT Jamkrida Pun Diganjal, Nusa Bali, 4 November 2015 Paul-Heinz Koesters, 1987, Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia

(22)

Thomas Kunh, 1970, The Structure of Scientific Revolution, The University of Chicago Press, All Rights Reserved.

Pranarka, A.M.W, 1985, Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila, CSIS, Jakarta Richard Tarnas, 1991, The Passion of the Western Mind Understanding the Ideas

That Have Shaped Our World View, Library of Conggres Catalog Card Number, United States of Amerika

Slamet Sutrisno (peny), 1986, Pancasila Sebagai Metode, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Soediman Kartohadiprodjo, 1976, Beberapa Pemikiran Sekitar Pancasila, Penerbit Alumni, Bandung.

Soediman Kartohadiprodjo, 1976, Pancasila dan/dalam Undang undang Dasar 1945, Penerbit Binacipta, Bandung.

Soekarno, 1961, Pedoman Untuk Melaksanakan Amanat Penderitaan rakyat, Jilid I dan II, Penerbit Permata, Surabaya

Soekarno, 1963, Sarinah: Kewajiban Wanita Dalam Perjuangan Republik Indonesia, Panitia Penerbit Buku-buku Karangan Presiden Soekarno, Jakarta.

(23)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. PANCASILA PHILOSOFISCHE GRONDLAG ... 1

PLOLOGIA PANCASILA ... 2

JIWA STATIK LEKSTAR DINAMIK PANCASILA ... 3

BAB III. NEGARA HUKUM ... 3

DIALOG BUNG KARNO DAN SOEPOMO ... 5

BAB IV. UNDANG UNDANG DASAR ... 5

PASAL 33 UUD 1945 ... 5

PASAL 33 UUD NRI 1945 ... 6

BAB V. BUMN – BUMD ... 7

TEORI BADAN USAHA MILIK NEGARA ... 7

DEPARTMENT AGENCY ... 8

PUBLIC CORPORATION ... 9

STATE COMPANY ... 10

BAB VI. SEJARAH BUMN ... 11

BUMN GENERASI PERTAMA ... 11

BUMN GENERASI KEDUA ... 12

BUMN GENERASI KETIGA ... 12

BUMN GENERASI KEEMPAT ... 12

BAB VII. UU BUMN NOMOR 19 TAHUN 2003 ... 12

BAB VIII. KEPENTINGAN UMUM DAN PELAYANAN PUBLIK ... 13

KEPENTINGAN UMUM ... 13

(24)

BAB IX. PENYERTAAN MODAL NEGARA ... 14

PMN DI APBN TAHUN 2016 ... 14

NEO LIBERAL ... 15

BAB X. MIMPI RAKYAT PADA BUMN ... 17

MUD ORDE BANGSA INDONESIA ... 17

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik balok bambu tali menggunakan alat sambung kombinasi pasak dan tali, serta alat sambung baut, pada posisi

ASURANSI TUGU PRATAMA INDONESIA

Critical understanding Mahasiswa Universitas Riau Pada tabel 4 juga dapat di lihat dan mahasiswa Universitas Riau untuk kriteria Communivative Abbilities lebih dominan berada

Penyebaran industri mutiara ini semakin meluas hampir keseluruh wilayah Indonesia, tidak hanya terbatas pada daerah yang merupakan habitat asli kerang mutiara tersebut, tetapi

menemukan gap dalam permasalahan kinerja antara kemampuan yang ditunjukkan dibanding tuntutan yang seharusnya, yang intervensi penyelesaiannya berada dalam wilayah training

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan strategi pengadopsian konvergensi media yang dilakukan Koran Tribun dalam membangun pasar

Proses pembelajaran yang menggunakan LKS POGIL pada materi garam menghidrolisis di kelas eksperimen meliputi 5 tahap yaitu, orientasi, eksplorasi, penemuan konsep,

(5) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan hanya 1 (satu) Tempat