• Tidak ada hasil yang ditemukan

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

I. LAMPIRAN WAWANCARA

1. Wawancara1)ke (3) 11 Januari 2012 (Tetua kampung) Penulis: Bagaimana pandangan Nenek tentang konsep meminta tolong yang menjadi ciri khas orang pamona dahulu dan sekarang

Ibu Pelia: Saat ini jika tanpa bayaran (owe mo =Jangan harap), dahulu misalnya kamu (penulis) besok akan mesale maka besoknya saya dan orang orang lain yang kamu rabe (ajakan yang berkaitan dengan mesale) akan dating. Kamu besok pagi sudah bersiap siap memasak beko (istilah makanan untuk pekerja yang mesale) membuat air panas untuk minum dan lain lain.

Penulis: Jadi itu alasan orang suka saling menolong?

Ibu Pelia: ya jadi misalnya ibu kamu datang ke rumah saya dan berkata tolong saya (ibu kamu) memasak, jika dikatakan demikian saya tidak mengharapkan hutang budi dari ibu kamu,… kalau sekarang sudah ditolong maka ujung ujungnya uang bayaran. Karena saat ini tidak seperti dahulu, karena dahulu tidak banyak kebutuhan yang harus menggunakan uang. Jadi itulah mengapa orang lebih suka saling menolong

Penulis: Sejak kapan kebiasaan saling tolong dalam konsep mesale ini mulai berubah

Ibu Pelia: Kalau tidak salah tahun 80an masih ada tradisi ini, kebetulan sewaktu anak saya yang paling bungsu dilahirkan

Penulis: Bisa diceritakan menurut pengalaman nenek, apa atau bagaimana prosesnya sehingga hal (mesale dalam konsep tolong menolong) ini bergeser Ibu Pelia: Jadi begini, dahulu sering ada yang datang dikebun ku baik meminta lemon atau daun bawang. Secara pribadi sebenarnya tidak perlu dibayar, tapi ketika saya sudah berikan yang diminta, ternyata orang tersebut langsung menyelipkan sejumlah uang dikantong. Jadi pemahanan awal karena dia hanya minta saya berikan gratis, akan tetapi karena sudah diberikan uang maka saya sesuaikan kembali (menambah) barang sesuai dengan nilai uang. Karena saya berpikir dia susah juga mendapatkan uang”. Kehidupan saat ini (tuwu doi) ditentukan dengan uang. Saya rasakan betul…sebenarnya dahulu sewaktu saya masih kuat2)kebun tersebut tidak menghasilkan uang…Jangan diremehkan uang Rp 50, coba anda mengais pasir kalau ketemu….Jika tidak makan gaji (bekerja) tidak akan ada uang yang kamu dapat. Uang ini sama dengan nafas (jangan disia-siakan)....hidup kita loh. Uang itu juga adalah nafas bukan nanti itu makanan yang dikatakan nafas.

1Sebenarnya sangat banyak kutipan-kutipan wawancara, dalam lampiran ini penulis melampirkan beberapa kutipan wawancara yang teks aslinya berbahasa Pamona.

(2)

Penulis: Ada juga yang malas menolong waktu itu ya nek?

Ibu Pelia: Saya liat dengan matakepala sendiri yang hanya moncokokoro (berpangku tangan)

Penulis: Nenek sendiri dahulu sering diminta tolong sama orang lain ?

Ibu Pelia: Ia, sebenarnya bukan menyamakan diri dengan fisik laki-laki, tapi sebenarnya dahulu waktu nenek masih muda saya mampu mengerjakan pekerjaan pekerjaan berat diladang dan sawah jadi selalu saja ada orang yang datang meminta pertolongan tenaga saya (permintaan tolong disini dapat berati mesale, atau dirabe-(mewalo)

Penulis: bagaimana dengan defenisi mesale- mewalo itu sendiri nek?

Ibu Pelia: dan kerena anda mesale agar orang datang mewalo…dan atau karena anda mewalo agar ada orang yang datang membantu…misalnya seseorang mengatakan saya tidak pergi kesitu (orang tertentu) karena saya tidak di walo (mengacu pada kata mewalo) …akan tetapi karena (dalam kasus lain) ia daranya3) mewalo anda, maka seseorang itu akan datang pada anda. Sehingga jika iamesale anda harus datang bekerja kepadanya)

Penulis: Oya saya juga sering mendengar ada istilah arisan, bukanya arisan sama dengan mesale nek?

Ibu Pelia: Sebenarnya antara arisan dan mesale terdapat perbedaan yang mencolok. Jika pada arisan aktifitas pekerjaan seseorang disuatu tempat kerja dapat digantikan oleh material dan juga uang. Dalam hal ini seorang yang sedang arisan memiliki hak menetukan apa yang dibutuhkan, sebagai contoh karena saya (Ibu Pelia) sudah tua secara fisik dan tidak mampu lagi melakukan pekerjaan, maka orang yang kebetulan pada saat itu sedang arisan dimana saya menjadi salah satu anggota arisan tersebut hanya akan meminta material atau uang kepada saya tanpa harus saya bekerja. Sedangkan pada mesale yang dibutuhkan adalah tenaga seseorang

Penulis: Bagaimana dengan istilah sombori, dapatkan nenek menjelaskan pada saya apa yang dimaksud dengan sombori menutur pemahaman nenek?

Ibu Pelia: Yang dimasud dengan sombori yaitu keluarga, dicontohkan rumah tempat beliau dan almarhum ngkai rawa (suaminya) tinggal saat ini sudah menciptakan banyak sombori. Bahkan anak terakhir dari Tua Rawa yang menempati rumah tersebut sebagai bagian dari pewarisan menghasilkan satu

sombori. Lebih jauh dipaparkan bahwa ketika rumah itu sudah ditempati oleh anak

terakhir bersama suami dan anak-anaknya menjadi satu sombori maka secara tradisi Tua Rawa kehilangansomborinya dirumah tersebut. Alasan lain hilangnya

3 Daranya dalam bahasa pamona dimaknai sebagai sesuatu yang di inginkan, dalam konteks kalimat daranya mewalo dilakukan oleh orang yang mengingikan jasa seseorang yang dianggap mampu mendukung pekerjaannya. Mendukung pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah kelebihan (biasanya fisik) yang dimiliki seseorang yang dimaksud untuk mengerjakan sesuatu yang tidak mampu dikerjakan sendiri di sawah atau ladang.

(3)

sombori dari Tua Rawa di rumah tersebut dikarenakan sebagai orang tua ia tidak

bertanggungjawab menafkai keluarga dari anak terakhirnya.Bahkan dari kenangan cerita masyarakat mula-mula yang didengar oleh Tua Rawa dari orang-orang tua, dahulu sebuah tempat menetap yang saat ini menjadi sebuah perkampungan besar, dahulunya ditempati oleh 5-6 rumah besar. Dimana 1 rumah besar terdiri dari satu

sombori utama yang melahirkan anak-anak yang kemudian menghasilkan sombori-sombori baru didalam rumah tersebut. Meskipun tidak ada penjelasan

spesifik mengapa sombori-sombori baru tetap tinggal menetap dalam sombori utama.

2. Wawancara ke (4) 14 Januari 2012 (Tetua Kampung) Penulis: Bagaimana sebenarnya prinsip mesale itu dahulu dan sekarang ini? Bapak Bou: Mesale ini seperti begini. Hari ini kau (penulis) memanggil saya (Bapak Bou) saya datang. Besok jika saya panggil kamu. Kamu datang. Jadi dahulu itu ada beberapa keluarga anggap saja 7 orang keluarga, nah ajak mengajak itu biasanya ya diatara kita-kita bertuju itu saja. Nah Saat ini kalau kau ada uang tinggal ngomong “hei besok datang mesale sama saya” trus dibayar. Dahulu buku

posintuwu itu tidak pernah ditulis, kalau tidak salah (sambil berpikir) sekitar tahun

50an keatas sudah ada. Karena ada juga yang kebiasaanya dibeberapa tempat (didaerah Rato) yang tidak menulis posintuwu orang meninggal seperti pengalaman saya sewaktu ada saudara kerabat saya (Bou-Ngkatute) meninggal, mereka tidak mencatat dalam buku posintuwu dan menaruh posintuwu diruang belakang bukan didepan. Sebagai seorang kakak saya mengatakan pada keluarga saya itu di Pamona tempat saya tidak demikian sebagai kakak saya merasa perilaku ini tidak baik. Di Desa Tonusu saja keluarga Bou ini banyak saya (Bou Kuhe), Bou Roncalangi Bou Jompilino, Duda Bou. Belum didesa-desa lain jadi jangan membuat malu marga kita. Seingat saya sampai saat ini mereka tidak pernah menulis buku posintuwu untuk orang mati.

Catatan analisa gambar 1: perubahan posisi tempatposintuwu pada duka dari yang tersifat tertutup menjadi terbuka dan tercatat dengan pendekatan Yanosky mengindikasikan pergeseran nilai posintuwu dari yang bersifat private spare menjadipublic spare

Penulis: Kalau orang tua (nenek moyang kita) bagaimana

Bapak Bou: Ya, tepat sekali kalau orang tua kita mula-mula juga seperti kebiasan Orang Rato itu (mungkin orang-orang diwilayah Sulawesi selatan). Jadi kalau ada yang berduka ungkapan bantuan bela sungkawa (baca: posintuwu) langsung dibawah ke dapur tanpa proses pencatatan.

Penulis: lalu bagaimana dengan posintuwu pernikahan sebagai keluarga Bou (Sombori dengan marga Bou)

Bapak Bou: Dalam sintuwu pernikahan biasanya setiap ada anggota keluarga yang hendak menikah maka kami sebagai bagian dari keluarga besar akan patungan mengumpulkan uang untuk berlangsungnya pernikahan. Disini kami

(4)

tidak mengandalkanposintuwu dari orang-orang, bahwa memang posintuwu orang sangat membantu tapi kami sebagai anggota keluarga memiliki andil besar terhadap sukses tidaknya pernikahan itu sendiri, Baik kami sebagai satu pancuran / sayu (ayah), maupun kami sebagai satu limbo4 (ibu). Dahulu pernikahan itu sifatnya sakral dan tegas, jadi ketika seorang pria disuatu malam kedapatan berdua dengan wanita disebuah pemukiman maka lelaki itu akan “ditangkap” artinya tidak diperbolehkan lagi keluar dari pemukiman tersebut.

Gambar I

Gambar II

Paginya mereka langsung dinikahkan secara adat dengan perayaan seadanya. Selain itu pernikahan dapat dimaknai sebagai ancaman sekaligus kekuatan. Dikatakan ancaman jika yang warga yang dinikahkan itu adalah seorang pria, karena dalam tradisi mompawawa sebagai bagian dari ritus pernikahan, seorang pria akan meninggalkan kampung halamannya. Sebaliknya pada wanita

(5)

(metaa) sebuah pemukiman akan memperoleh seorang lelaki dewasa baru. Disini penulis melihat perempuan memiliki posisi politis yang kuat dengan demikian asumsi penulis bahwa kampung yang sejahterah adalah kampung yang memiliki banyak anak perempuan yang belum menikah5. Namun argumentasi ini tidak sepenuhnya benar karena disisi lain ada pula wanita yang mengikuti suaminya. Penulis: Bagaimana pendapat Kakek Bou dengan istilah topolinoro

Bapak Bou: ToPolinoro menurut saya adalah orang yang malas, mau menang sendiri. Tidak baiklah

Penulis: Apa yang menyebabkan mesale seolah-olah memudar

Bapak Bou: Karena ada uang, lebih baik saya bayar dari pada mesale karena biayanya hampir sama akan tetapi mesale itu direpotkan karena harus memasak makanan para pekerja.

Penulis: Bisa kakek menceritakan tetang sombori yang ada dikampung ini waktu itu ?

Bapak Bou: Dahulu sombori dikampung ini sekitar 50 sub sombori, contoh Papa Dewi itu dalam 1 somborinya ada 4 rumah tangga (sub sombori), kurang lebih dahulu ada sekitar 30an sombori (rumah besar). Saya (Bapak Bou) pernah merasakan susahnya makan waktu itu jadi kami (sub sombori) selalu berbagi makanan dengan yang lain (subsombori).

Penulis: bagaimana dengan transpotasi waktu itu?

Bapak Bou: Dahulu trasportasi darat yang digunakan yaitu kuda, dan untuk transportasi air menggunakan perahu. Sebenarnya sudah ada jalan yang menghubungkan desa kami dengan desa lain sampai ke desa besar (Tentena saat ini) akan tetapi tidak layak digunakan karena berlumpur.

Penulis: Bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan istilah arisan menurut pemahaman kakek?

Bapak Bou: Arisan itu sama denga mewalo, arisan tidak sama dengan mesale karena jika kita arisan tenaga kita tidak tahu menahu dengan apa yang akan kita makan ditempat bekerja, yang kita tahu harus ada. Sedangkan pada mesale secara sadar kita akan membawa nasi, atau air minum sendiri sehingga tidak merepotkan orang yang kita tolong. Arisan itu sendiri dahulu banyak jenis misalnya arisan tenaga, arisan beras, arisan uang (UB), arisan semen dan lain lain.

Penulis: Dahulu dikampung ini ada usaha simpan pinjam bernama usaha bersama (UB) bisa diceritakan sedikit tentang sejarah UB itu sandiri.

Bapak Bou: UB itu diperkenalkan sejak masuknya LSM diketuai oleh Bapak Sangkoyo ( LSM YAKKUM Solo) dengan nama Nesintowe, bantuanya berasal dari belanda kami memperoleh bantuan sapi yang dilipat gandakan untuk dibagikan kepada orang lain yang belum memperoleh ternak sapi. Kami sendiri untuk UB masuk di kelompok 1 yang diketuai oleh Bapak Sigilipu, pertemuan yang kelompok UB biasanya dilakukan setiap bulan dengan kegiatan utama

(6)

melakukan simpan pinjam. Adapun tujuan dari UB ini adalah mengajari kami menabung. Namun setelah Bapak Sigilipu meninggal kelompok UB kami bubar, hal ini dikarenakan tidak ada lagi yang mampu mengantikan posisi Bapak Sigilipu. Sebab hanya Bapak Sigilipulah yang berani membuat perubahan dan tegas sebagai ketua. Uang yang diperpinjamkan akhirnya hilang diorang-orang yang melakukan peminjaman. Oya beberapa ilmu yang diperoleh oleh Bapak Sigilipu karena sempat memperoleh pelatihan di YAKKUM solo bersama 3 orang tonusu lainnya salah satunya anak kepala desa pertama.

3. Wawancara ke (10) 28 januari 2012 (Tetua Kampung) Penulis: Bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan defenisi posintuwu menurut pemahan bapak?

Papa Buloko: Menurut pemahaman saya yang dimaksud dengan posintuwu itu artinya bantuan. Posintuwu biasanya berupa barang seperti beras dan uang. Antara kataposintuwu dan mosintuwu itu sama saja intinya ada kesepakatan yang dilakukan oleh dua belah pihak seperti saya (Papa Buloko) dan anda ( Penulis) Penulis: Bisa dijelaskan apa perbedaan antara mesale dan mewalo menutu pemahan bapak.

Pak Buloko: Jadi mesale itu seperti saya pergi ke kamu untuk menolong kamu tapi kamu tidak perlu membalasnya karena yang saya lakukan iklas. Tapi ada juga

mesale yang lain misalnya ketika saya ( Pak Buloko) ingin jasa tenaga dari kamu (

Penulis) maka saya akan pergi ketika kamu bekerja dan kamu harus membantu saya ketika suatu saat saya butuh tenaga kamu.

Penulis: kalau mewalo?

Pak Buloko: nah itu maksud saya itu bentuk mesale kedua namanya mewalo. Penulis: Lantas apa perbedaan mewalo dengan Arisan

Pak Buloko: Arisan sebenarnya hampir sama dengan mewalo, biasanya disebut arisan tenaga, dan menurut saya arisan itu sebenarnyakan bahasa melayu sedangkanmewalo itu bahasa pamona. Jadi intinya arisan tetap dikatan mewalo. Penulis: bagaimana dengan orang yang malas berposintuwu apakah ada sangsi sosial atau sejenisnya?

Pak Buloko: Jadi karena kita sebagai orang Kristen ya meskipun dia memang begitu ( malas) tidak sampai hati juga kalau kita balas ketika ia (si malas) sedang membutuhkan tenaga dari kita. Akan tetapi ya memang bentuk bantuan yang kita berikan tidak sebesar bantuan pada orang lain yang memang rajin berposintuwu. Akan tetapi sebenarnya berposintuwu itu tidak harus memberikan sama seperti yang kita berikan. Selain itu ada juga sebuah sindiran bagi orang yang malas seperti ini “lihat ia itu kalau ke tempat pesta atau duka si polinoro (mengacu pada istilah topolinoro) jadi tunggu saja kalau dia mengadakan pesta atau mengalami duka akan saya balas” akan tetapi meskipun demikian tidak ada juga orang yang kesal pada sipolinoro ini melakukan hal yang serupa akan tetapi (sambil

(7)

berakting) memang sangat terlihat diwajahnya (orang yang dilabeling sebagai to

polinoro) ketika ia mengadakan pesta sangat kesusahan.

Penulis: selanjutnya apa pentingnya kita harus berposintuwu

Pak Buloko: Sebenarnya itu seperti jaminan sosial, misalnya ayahmu sebelum kamu dilahirkan sudah rajin berposintuwu nah, ketika nanti kamu sekarang sudah dewasa dan membutuhkan bantuan setidaknya tetanggamu akan datang menolongmu. Bukan melihat kamu tapi mengingat jasa dari ayahmu dahulu kepada mereka.

Penulis: Selanjutnya bagaimana dengan masalah gaji atau upah. Di sini sekarang berapa upah gaji untuk laki-laki dan perempuan?

Pak Buloko: Kalau sekarang itu gaji untuk laki laki sekitar 35 ribu rupiah dan untuk perempuan 30 ribu rupiah

Penulis: Mengapa harus dibedakan, apakah itu sudah keputusan akhir?

Pak Buloko: Ya, artinya dilihat dari fisik, biasanya laki-laki pada umumnya memiliki kemampuan bekerja diatas perempuan, selain itu ini sudah menjadi kesepakatan dari rapat desa tahun 2007. Akan tetapi keputusan ini tidak bersifat tetap karena pada akhirnya terjadi penyesuaian penyesuaian. Artinya jika orang yang datang bekerja itu meskipun perempuan akan tetapi memiliki kemampuan bekerja diatas laki-laki ataupun setara akan memperoleh upah sebesar 40 sampai 50 ribu rupiah. Kenaikan upah diatas standar hasil rapat desa inilah bentuk

posintuwu karena merasa kita adalah satu (kasambaa-mbaa). Dengan begitu besar

harapan suatu saat nanti ia akan datang bekerja lagi. Pada kondisi yang sudah terjalin sangat kuat antara pekerja upahan dan tempat ia bekerja biasanya apa yang diberikan sebagai jasa atau apa yang diberikan sebagai imbalan atas jasa sudah tidak diperdulikan lagi karena kedua belah pihak sudah merasa saling membutuhkan.

4. Wawancara ke (8) 20 Januari 2012 (Tetua Kampung) Penulis: Bisa dijelaskan rincian pengeluaran dalam posintuwu?

Ibu Mora: Biasanya posintuwu dalam bentuk material. Dalam posintuwu pesta (orang kawin, baik mompawawa atau mempelai laki-laki maupun metaa atau mempelai perempuan) umumnya menurut pengalaman saya itu sebagai berikut: Setiap individu atau setiap perwakilan dari sebuah keluarga6) akan memberikan pertama 5 kg beras, Uang Rp 20.000 ditambah dengan jasa tenaga 3 hari yakni sebelum pesta, saat pesta dan sesudah pesta. Tenaga biasanya untuk keperluan mendirikan bantayan7), memasak, dan membongkar kembali bantayan setelah pesta selesai. Untuk keluarga dikenalposintuwu keluarga, posintuwu keluarga bisa disamakan dengan arisan, karena apa yang telah diberikan ketika suatu saat ada

6Dalam analisa mengacu pada sub sombori dari rumah besar (suami & istri dan anaknya) 7Bantayan adalah tempat peneduh semi permanen yang disambung dengan atap rumah orang yang sedang melakukan acara pesta atau duka.

(8)

generasi dari si pemberi posintuwu itu menikah maka keluarga yang telah diberikan posintuwu tadi harus memberikan sama seperti yang telah diberikan kepadanya diwaktu acara pesta. Umumnya jumlahposintuwu yang diberikan sama atau bahkan lebih jika memberi kurang biasanya akan dituntut ( menjadi urusan keluarga) namun dalam hal ini sangsi yang diberikan adalah sangsi sosial. Namun bisanya orang-orang yang memiliki keluarga besar tidak mau mendapat sangsi sosial dari keluarga besarnya, karena secara sosial ekonomi sangat merugikan keluarganya yang bersangkutan.

Adapun jumlah nominal dariposintuwu keluarga ini adalah sebagai berikut: uang kisaran 100 sampai 250 ribu, dan beras 1 karung. Untuk posintuwu duka biasanya membawa beras atau material lain tidak ditentukan serta ditambah uang jika ada uang, akan tetapi biasanya standar 3 kg beras, kayu api, daun, garam 1 pak, gula, dan lain lain. Karena pada duka tuan yang sedang berduka tidak mempersiapkan segala sesuatu sepeti yang terjadi pada posintuwu pesta. Lihat gambar III berikut ini

Gambar III

5. Wawancara ke8) (15) 6 ferbuari 2012 (Pemerintah desa / Ketua LSPBM) Penulis: Bisa dijelaskan alasan pembentukan LSPBM di Tonusu

Papa Jesi: Jadi LSPBM ini dibentuk tahun sekitar 2006 yang diharapkan dapat menjadi lembaga yang membatu perekonomian desa, Dinas PMK yang menawarkan.

Penulis: Di LSPBM itu sendiri bapak menjabat sebagai apa

Papa Jesi: Saya menjabat sebagai ketua, sudah aktif sejak 2006 sampai 2009. Penulis: Apa yang menjadi kendala atau permasalahan diawal pembentuk LSPBM kemudian sampai saat ini

Papa Jesi: Yang menjadi tantangan awal pembentukan adalah ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga simpan pinjam karena tidak adanya transparansi yang

8Mengingat informasi ini sangat sensitif, maka kutipan wawancaranya sudah perhalus karena banyak menyebutkan identitas orang tertentu secara terang-terangan.

(9)

jelas sehingga dikawatirkan lembaga ini tidak akan berkembaang dan akan mati dengan sendirinya sepeti yang dialami oleh lembaga-lembaga pengkreditan sebelumnya.

Penulis: Pada awal pembentukan sudah sudah berapa anggota yang terjaring. saat ini bagaimana perkembangannya

Papa Jesi: Nah karena kurangnya kepercayaan masyarakat itulah maka jumlah anggota yang kita dapat pada awal-awal pembentukan itu masih sangat sedikit. Saat ini jumlah anggota sudah 140 orang. Akan tetap anggota yang tidak aktif ada sekitar 40 orang.

Penulis: Kendala apa sajakah yang dialami sampai dengan saat ini

Papa Jesi: Sebenarnya kendala permasalah itu terletak pada keterlambatan anggota mengembalikan pinjaman kredit, permasalah selanjutnya adalah seharusnya pemerintah daerah (pemerintah Kabupaten Poso) seharusnya memberikan bantuan, seperti dana segar gitulah untuk menutupi keterlambatan pinjaman dari anggota tadi karena mayoritas mata pencaharian penduduk disini adalah petani, sehingga biasanya pinjaman tidak dilakukan setelah panen hasil pertanian. Akan tetapi ketika panen justru jumlah yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan akibatnya angsuran cicilan kredit pinjamanmandek Penulis:Bagaimana dengan kepengurusan LSPBM, bagaimana dengan kerja sama antar pengurusnya?

Papa Jesi: Sebenarnya ada keharmonisan diatara pengurus akan tetapi karena kesibukan kami masing-masing dengan pekerjaan yang lain maka tampak terlihat tidak harmonis lagi. Kita punya 1 unit kantor, tapi isinya kosong karena barang barang infentaris seperti 1 unit motor untuk mobilisasi penagihan-penagihan ada ditempat bendahara, 1 unit komputer itu ada di sekertaris masalah atminstrasi. Nah saya sebagai ketua hanya akan menyelesaikan bila terjadi pengeluhan-pengeluhan. Dengan cara pengurus melakukan koordinasi dengan saya. Akan tetapi karena sampai saat ini tidak ada koordinasi dengan saya sebagai ketua, maka saya anggap tidak ada permasalahan.

Penulis:Bagaimana dengan fungsi kepengurusan

Papa Jesi: Sebenarnya dalam struktur ada bagian pendidikan yang selalu memberikan penjelasan dengan anggota sehingga anggota paham, akan tetapi fungsi ini sampai saat ini tidak dijalankan

Penulis : apa yang menjadi kelemahan dari LSPBM Ini

Papa Jesi: Kelemahan dari LSPBM ini karena tidak adanya agunan / jaminan dari anggota jika ia terlambat memberikan angsuran pinjaman. Sudah pernah dirapatkan dahulu tapi hampir 60% dari total 100% jumlah anggota tidak setuju dengan adanya jaminan karena menurut mereka inikan hanya pinjaman kredit kecil-kecilan. Karena ini lembaga maka kita pengurus mengikuti suara terbanyak sehingga sampai saat ini tidak ada jaminan.

Penulis: Anda sendiri mengapa masih dikatakan sebagai ketua padahal sudah tidak menjabat 2 tahun

(10)

Papa Jesi :Jadi sebenarnya saya sudah mengajukan penguduran diri tahun 2009 setelah akhir masa jabatan. Akan tetapi anggota tidak setuju, mereka mengacam jika saya berhenti kami sebagai anggota juga akan berhenti. Jadi pada pada tahun 2009 sampai sekarang ini seluruh tanggungjawab saya serahkan pada bendahara dan pengurus, nanti kalau ada laporan masalah, baru saya interfensi. Saya sendiri sebenarnya memiliki beban moral karena disatu sisi saya sibuk dengan pekerjaan lain disisi lain saya tidak bisa maksimal dikelompok.

Penulis: Mengapa sampai saat ini Lembaga ini tidak berbadan hukum

Papa jesi: Sebenarnya ini karena masalah kelemahan asosiasi sih. Jadi LSPBM ini se Kabupaten Poso itu ada sekitar 45, lembagai ini bawahi oleh asosiasi PMK dari pemerintah daerah. Dari 45 lembaga LSPBM ini tinggal 2 yang bertahan yaitu LSPBM Tonusu dan LSPBM di Desa Petirodogi. Untuk masalah badan hukum, sebenarnya KTP dan tetekbengeknya sudah kita serahkan ke asosiasi, terus katanya asosiasi sudah menyuruh bagian akta notarisnya membuatnya, tapi sampai saat ini tidak ada surat-suratnya sampai pada kami.

Penulis: (pertanyaannya sangat banyak dan untuk melindungi pemberi informasi, kutipan wawacara sebenarnya tidak dicantumkan. Berikut ini merupakan rangkuman dari jawaban pertanyaan tersebut)

Papa Jesi : jadi kelemahan pengurus itu sepert ini biasanya si A (Bendahara) suka bertindak sendiri memberikan pinjaman atau melakukan penagihan tanpa sepengetahuan B dan C ( pengurus bagian pengkreditan). Nah, seperti kemarin terjadi permasalahan keterlambatan pengembalian ( tidak pernah dikembalikan) si A justru menyuru B dan C yang pergi menagih. Hal inilah yang memicu ketidak harmonisan antar pengurus. Disisi lain didalam anggota sendiri banyak “pemain” mereka pintar mencari celah biasanya celah yang dimasuki yaitu kedekatan dengan pengurus secara sosial. Jadi ketika mau menagih kami sebagai pengurus tidak “baku enak”

6. Wawancara ke (7) 15 januari 2012 (Ketua KSP)

Penulis: bagaimana proses pembentuk KSP

Bapak Udi : Awalnya kami tidak memiliki inisiatif mau menjadi kelompok koperasi, awalnya kami hanya berbentuk kelompok tani biasa yang merasa senasip seperjuangan, kami pun merintis usaha ini dari 0, tanpa dana stimulant seperti pada bentuk-bentuk usaha simpan pinjam yang sudah pernah ada. Ide pembentukan itu sendiri diprakarsai oleh Churh World Service (CWS) sebuah LSM asing bergerak di bidang pelayanan sosial. Melalui petugas lapangannya. Dalam ceramah-ceramahnya kami disadari bahwa untuk membentuk KSP (kelompok simpan pinjam) itu harus dengan usaha sendiri.

Penulis : siapa sajakah yang menjadi pioneer dari KSP ini

Bapak Udi: Awalnya kami pengurus dan anggota itu ada 18 orang, diresmikan sebagai Kelompok simpan pinjam (KSP) dibulan oktober 2010, dan berbadan

(11)

resmi berbadan hukum menjadi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) tanggal 1 November 2010.

Penulis : berapa modal rata-rata yang dikumpulkan anggota, sejak kapan sudah terjadi pemijaman

Bapak Udi : karena untuk melakukan peminjaman minimal 3 bulan setelah pembentukan kelompok maka peminjaman baru dilakukan tanggal 1 januari 2011, pada saat itu ada 2 anggota yang melakukan peminjaman. Adapun uang yang terkumpul sampai Desember 2010 rata rata sekitar Rp 80.000

Penulis: Bagaimana reaksi anggota dengan adanya peminjaman oleh ke 2 rekan anggotanya

Bapak Udi: Reaksi mereka adalah mereka senang dan optimis bahwa kelompok ini akan berkembang dengan baik, karena semua merasa diuntungkan.

Penulis: Menurut informasi untuk meningkatkan modal kas kelompok, diadakan program usaha dana, bisa bapak jelaskan prosesnya

Bapak Udi: Jadi program usaha dana ini merupakan ide baru hasil dari rapat dan diskusi dengan anggota kelompok. Adapun kepengurusan usaha dana menjadi tanggung jawab pengurus seksi usaha dana. Adapun kegiatan usaha dana masih seputar basabit (panen padi dengan mengunakan sejenis pisau bergerigi) dengan upah Rp 7500 per are untuk anggota, dan Rp 10.000 per are diluar anggota. Namun sejauh ini kegiatan usaha dana masih terjadi didalam kelompok saja. Penulis: Apa saja yang menjadi permasalah didalam kelompok KSP ini

Bapak Udi: Sebenarnya yang menjadi permasalah dalam kelompok dibagi menjadi 2. Pertama permasalahan didalam pengurus, saya melihat …maaf saya tidak mengatakan mereka tidak tau bagaimana menjalankan tugas, akan tetapi saya mengatakan mereka (pengurus) belum mengetahui perannya sehingga belum maksimal. Sebagai contoh diseksi usaha dana seharusnya ia tau berapa orang yang akan basabit, berapa dana yang diperoleh untuk kas kelompok dan untuk perorangannya. Kedua seksi kredit seharusnya ia tidak hanya menyetujui atau tidak menyetujui peminjaman kredit. Setidaknya ia harus bertanya berapa jumlah pinjaman, untuk apa, dan lain sebagainya. Kedua, ditingkat anggota masih saja anggota tidak sadar berorganisasi baik dari kehadiran anggota maupun pemahanan tentang aturan-aturan dalam berorganisasi. Akan tetapi semua permasalah itu dapat teratasi karena setiap pertemuan pengurus dengan pengurus, maupun pertemuan anggota dan pengurus terjadi sharing masalah dan solusi. Bahkan proses ini tidak hanya dalam pertemuan akan tetapi dalam kehidupan sehari hari. 7. Wawancara ke (11) 4 Ferbuari 2012 (Anggota KSP) Penulis: bisa diceritakan bagaimana proses anda menjadi anggota kelompok KSP

Mama Amon: Jadi waktu itu si Mama Lolo (Anggota KSP yang memiliki ikatan saudara karena suami mereka kakak adik) datang kesaya, lalu mengajak untuk ikut jadi anggota kelompok. Katanya bagus ini coba cek ke papa wawan (fasilitator

(12)

CWS). Nah waktu saya menanyakan ke papa wawan katanya begini “ adu bagus itu kelompoknya, kita diajar bagaimana menabung, jadi seperti kita yang lemah ekonomi bisa bantu torang pe anak sekolah, Persawahan dan perkebunan” terus saya Tanya lagi dengan rinci nah si papa wawan bicara lagi “ nah jadi syarat dibuat kelompok ini minimal ada 10 orang dengan modal 1 juta sudah bisa jalan kelompoknya” Sayapun masih ingat modal yang saya kasih waktu itu 60 ribu, tapi ada yang dikasih setiap bulan 20 ribu, saya sendiri sudah dua kali pinjam ke sana pertama untuk biaya sekolah anak, yang ke dua untuk pupuk dan untuk sekolah anak.

Penulis: Ada tidak pandangan miring dari anggota masyarakat

Mama Amon: Ya, banyak antara lain mereka bilang kalau kelompok seperti ini hanya memperkaya pengurus saja. Saya sendiri sebenarnya dari LSPBM tapi karena setelah dijelaskan oleh papa wawan, terus saya ikut setiap pertemuan bulanan saya semakin percaya dengan kelompok ini, bedanya dengan LSPBM pertemuannya itu setahun sekali jadi kita nanti tau perkembagan kelompok lama sekali, tapi di KSP kita ketemu setiap bulan jadi masalah yang terjadi di bulan itu dibahas dalam kelompok.

Penulis: Bagaimana dengan anggota kelompok, sudah ada perkembangan? Dan masalah apa saja yang pernah dibahas dalam pertemuan kelompok

Mama Amon: Sebenarnya banyak misalnya masalah pinjaman contoh 300 ribu karena setiap melakukan pinjam ada biaya atministarasi 15 ribu maka beberapa orang sudah berpikir pinjaman apa yang dipinjam 300 tapi yang kita terima bukan 300. Akan tetapi setelah dijelaskan oleh pengurus dalam rapat kelompok akhirnya mereka bisa maklumi. Masalah yang lain misalnya si ibu Febi dia pernah meminjam 1 juta tapi lampat pengembaliannya. Setelah ia melunasi angsuran pengembalian ia mau pinjam lagi tapi pengurus mengadakan rapat dan tidak memberikan ijin untuk meminjam lagi karena pengurus takut akan macet. Si ibu Febi kemudian curhat sama saya dia bilang kecewa dan mau keluar dari ke anggotaan. Nah disitu saya jelaskan sama dia begini, sebenarnya kamu tidak bisa jadi anggota karena suami kamu guru, karena kata pengawas KSP ini hanya untuk mereka yang setara seperti saya dengan si ibu mona (mengambarkan kesetaraan keadaan ekonomi). Maksudnya begini karena kalau pegawai macam kalian (suami ibu Febi) setiap bulan sudah pasti ada uang, kalau kita baru mau dipatuwu (baru mau dihidupkan). Dengan penjelasan itu Ibu Febipun mengerti, saya kemudian menceritakan permasalahan ini sama ketua KSP, dia orangnya bagus jadi dia rapatkan dengan pengurus yang lain, kemudian si Ibu Febi ini masuk kembali jadi anggota. Nah sekarang yang PNS sudah ada 2 kalau tidak salah yang menjadi anggota selain ibu Febi yang anggota saja dari yang saya dulu hanya 30 orang sekarang sudah 40an orang. Pendeta Taboro juga ikut kelompok ini loh Penulis: Saya penasaran katanya selain perpinjaman uang ada usaha dana juga ya?

(13)

8. Wawancara ke (9) 25 Januari 2012 (Orangtua dari seorang anggota KSP) Penulis: Bapak tau tentangan KSP

Papa Ton: Ya, anak saya si Ton ikut disitu,

Penulis: Bagaimana penilaian anda dengan KSP yang diikuti si Ton

Papa Ton: hahahaha, saya tidak tau apa-apa tapi saya dengar dengan kata Ton itu bagus, kemarin waktu duka pamannya meninggal si Ton pinjam duit di KSP Penulis: Tidak ada rencana gabung dengan KSP itu juga pak Ton

Papa Ton: hahaha, kan si Ton sudah ikut ngapain saya ikut lagi, lagian katanya saya dengar-dengar kalau anak sudah ikut orang tua tidak usah ikut lagi.

II. LAMPIRAN DATA OLAHAN ANGKET UNTUK MELIHAT GAMBARAN EKONOMI KELOMPOK KSP

a. Nama nama 25 anggota KSP yang menjawab angket dari total anggota KSP lama 35 orang.

(14)

b. Daftar Tempat Tempat Kelompok KSP mencari tambahan kas Kelompok

c. Pengeluaran harian, insidentil, biaya persawahan dan kebun serta pemasukan

Berikut ini contoh format jawaban yang diberikan responden : Contoh jawaban untuk pengeluaran harian (A)

(15)

Contoh biaya pengeluaran insidentil diluar pengeluaran sosial lain seperti posintuwu (B)

Contoh biaya pengeluaran untuk pembiayaan sawah irigasi (C)

Contoh biaya pengeluaran untuk Pembiayaan kebun tanaman seperti coklat dan cengkeh (D) dan Contoh format jawaban sumber pemasukan (E)

(16)

Hasil Olahan dari jawaban 25 anggota KSP

No

P. Harian P. Insidentil Jumlah sawah kebun

1 15.486.000 9.860.000 25.346.000 1.777.000 100.000 12.000.000 2 11.664.000 5.446.000 17.110.000 2.113.000 65.000 26.815.000 3 10.188.000 6.000.000 16.188.000 3.590.000 600.000 9.100.000 4 11.472.000 9.863.600 21.335.600 453.000 214.000 6.120.000 5 10.596.000 6.908.000 17.504.000 1.260.000 67.000 11.800.000 6 13.560.000 10.880.000 24.440.000 2.248.000 214.000 31.530.000 7 12.636.000 10.946.000 23.582.000 2.790.000 905.000 19.750.000 8 12.336.000 7.162.000 19.498.000 1.009.000 2.526.000 22.500.000 9 11.364.000 6.015.000 17.379.000 2.540.000 105.000 33.600.000 10 15.528.000 2.196.000 17.724.000 1.992.000 105.000 8.040.000 11 10.632.000 9.640.000 20.272.000 1.487.000 6.577.000 16.540.000 12 13.692.000 1.154.000 14.846.000 2.038.000 175.000 27.100.000 13 10.560.000 4.011.000 14.571.000 4.120.000 1.608.000 25.200.000 14 14.868.000 4.052.000 18.920.000 2.974.000 40.000 15.650.000 15 9.168.000 9.822.000 18.990.000 2.199.000 391.000 14.500.000 16 12.360.000 2.212.000 14.572.000 1.730.000 1.977.000 26.560.000 17 7.138.000 3.885.000 11.023.000 5.679.000 4.209.000 12.700.000 18 14.112.000 3.800.000 17.912.000 787.000 18.190.000 19 16.152.000 7.436.000 23.588.000 47.000 23.750.000 20 5.988.000 6.690.000 12.678.000 3.331.000 13.200.000 21 17.568.000 4.220.000 21.788.000 77.600.000 22 6.960.000 1.910.000 8.870.000 13.350.000 23 9.264.000 2.717.000 11.981.000 23.500.000 24 6.828.000 3.782.000 10.610.000 23.907.500 25 14.052.000 4.247.000 18.299.000 44.050.000 ?d 294.172.000 144.854.600 39.999.000 24.043.000 557052500 M 11.766.880 5.794.184 1.599.960 961.720 22.282.100 503.068.600 557.052.500 53.983.900 2.159.356

?ºtotal pengeluaran dan pemasukan / tahun ?ãtotal keuntungan pertahun ?M atau rata rata keuntungan pertahun

Jenis jenis pengeluaran Pemasukan

III. LAMPIRAN PERHITUNGAN LOKAL Uji hasil produksi padi

ü Dari informasi yang diperoleh pendapat rata-rata masyarakat ditempat penelitian bisa mencapai 3 ton gabah kering setiap panennya, umumnya metode yang digunakan oleh petani sawah yakni metode intensifikasi

(17)

pertanian dengan mengandalkan pupuk dan obat-obatan sehingga panen bisa dilakukan 6 bulan sekali atau setahun 2 kali panen.

ü Uji stadar hasil padi menggunakan rumus sebagai berikut. 1 hektar sawah = 100 are, Misalnya hasil yang didapat 40 karung dengan lahan 80 are maka untuk 1 hektar sawah menghasilkan 100/80 x 40 = 50 karung. Pada contoh lain lahan 30 are akan menghasilkan 30 /100 x 50 karung = 15 karung

ü Perhitungan susut dari hasil panen padi basah adalah penyusutan 1 karung setiap 10 karung. Jadi jika hasil padi basah yang diperoleh 40 karung maka padi kering yang dihasilkan adalah 36 karung. Untuk mempermudah perhitungan dalam rupiah maka diasumsikan padi kering telah menjadi beras. Setiap 1 karung kering akan menghasilkan 1 karung sak dan setiap 1 karung sak rata-rata mencapai 50 kilo gram.

Uji hasil produksi coklat

Menurut hasil wawancara perhitungan hasil produksi coklat dilakukan sebagai berikut untuk :

1 karung (sak) basah yang bagus bisa menghasilkan 20 kg coklat kering siap jual akan tetapi 1 karung (sak) basah yang terkena penyakit (kanker buah) hanya menghasilkan 16 kg coklat kering siap jual. Pada perhitungan simple 4 sak basah = 2 sak kering, setiap 2 sak kering = 1 karung besar. Setiap 1 karung besar berjumlah 65 kg. Setiap 1 kg coklat kering dengan perhitungan stadar harga Rp 17.500. Selain itu meskipun diketahui panen coklat dilakukan setiap 2 minggu sekali akan tetapi nyatanya tidak demikian karena biasanya intensitas panen terjadi pada minggu ke 3 atau 4 dalam setiap bulanya. Oleh karena itu perhitungan rerata dalam 1 tahun penghasilan hanya dikalikan 6 saja bukan 12.

Rumus perhitungan lokal: 1 karung basah = 20 kg ; 4 Karung basah = 4 x 20 kg = 80 kg; 1 sak basah è 20 kg kering; 4 sak basah è 2 sak kering; 1 sak kering ± 40 kg - 45kg; 2 sak ± 80 -90 kg; 4 sak basah = ±80 kg

(18)

Perhitungan untuk pupuk

Umumnya pupuk yang digunakan yakni no Nama

Pupuk Kadungan % Harga rata-rata

1 Urea Nitrogen (N) 46 82.000 /sak

2 SP36 Phospat (P) 36 101.000

3 KCL Kalium (K) 50 115.000

4 Phonska N ,P,K,= 15% dan S =

10% 15% 116.000

Umumnya sebagian petani mencapurkan beberapa jenis pupuk sesuai kebutuhannya, akan tetapi sebagian lagi mencari kepraktisan standar kandungan dengan memilih pupuk Phonska. Dalam penelitian ini dengan melihat standar harga maka standar ukur dengan menggunakan pupuk Phonska Rp 116.000. untuk perkalian.

Perhitungan untuk Obat9)

Insektisida Herbisida

(19)

IV LAMPIRAN CONTOH KUESIONER

Pendataaan biaya pengeluaran dan pemasukan 1. Pengeluaran dirumah

2. Biaya pengelolaan sawah, ( ) mengolah sawah ( ) tidak mengolah sawah

(20)

§ Luas Sawah ( ) Are

§ Metode / cara menanam = (mo tabela)/(mo gawi)

§ Pupuk yang digunakan ______________( Contoh: urea / SP36 / KCL / Phonska/ pupuk daun) Sebanyak _____karung / sak pupuk

§ Obat hama yg digunakan____________(Contoh: alika, akodan, decis) sebanyak_______botol

3. Biaya pengelolaan Kebun, ( ) mengolah kebun ( ) tidak mengolah kebun

§ Obat hama yg digunakan_____( Contoh: alika, akodan, decis) sebanyak___botol

§ Jenis tanaman kebun ( ) coklat, ( ) vanili,________________________ 4. Sumber pendapatan

( ) Hasil dalam bentuk § Padi ( )karung||sak § Beras ( )karung||sak § Konga ( )karung||sak

( ) Hasil tanaman kebun dalam ( ) karung||sak ( ) Gaji ( untuk PNS/Swasta) Rp:

( )ba sensor10 )/ (Hand tractor11) Rp:

( ) makan gaji Rp:

( )me kangio12)(huler) Rp:

10Orang yang pekerjaanya menjadi penebang pohon dengan menggunakan mesin pemotong (hand cut). Umumnya mereka masuk kelompok “penebang liar” karena memasuki area hutan lindung

(21)

V. LAMPIRAN NOTULENSI

Rangkuman kegiatan13) anggota kelompok KSP14)Mekar Jaya (Koperasi Tani Harapan Mekar Tonusu)

a. Pembentukan kelompok

Tanggal 26/9/10 pukul 14.00 diadakan pendataan awal orang-orang yang akan menjadi anggota KSP. Pertemuan ini dihadiri oleh 12 orang dirumah bapak Yanis. Menindak lanjuti pertemuan tersebut pada tanggal 03/10/10 pukul 14.00 dilakukan sosialisasi dan memutuskan membentuk KSP Mekar Jaya, pertemuan ini dihadiri oleh 17 orang. selanjutnya pada tanggal 9/10/10 dibentuk pengurus kelompok yang dihadiri oleh 15 orang.

b. Rapat pengurus15)hasil pembentukan kelompok

Pada tanggal 31/10/10 pukul 20.00 pengurus kelompok KSP berjumlah 7 orang mengadakan pertemuan guna membahas persiapan memulai kegiatan kelompok pertemuan ini menghasilkan beberapa pokok pembahasan berupa kesepakatan peminjaman per bulan dan perhitungan bunga tetap.

c. Pembekalan pengurus kelompok

Pada tanggal 2/11/10 pukul 20.00 diadakan pertemuan pengurus yang dihadiri 7 orang dengan inti pembicaraan bahwa bendahara diberikan penguatan; untuk menyimpan uang harus percaya diri kepada anggota (tegas, dapat dipercaya, memiliki wibawa). Selanjutnya pada tanggal 7/11/10 pukul 19.00 pengurus

12Me kagio artinya, orang yang pekerjaannya mengoperasikan mesin pemisah gabah basah dari tongkolnya. Ia memperoleh upah gabah basah 1-10% total hasil panen yang disebut dengan istilah kangio

13Setiap uraian pada tulisan rangkuman ini adalah jenis kegiatan yang sudah disepakati oleh anggota kelompok dalam setiap pertemuannya.

14Sejarah nama kelompok ini dimulai dari USP atau usaha simpan pinjam, kemudian berganti nama KSP atau kelompok simpan pinjam, setelah mendapat akta notaris berganti nama menjadi Koperasi Tani Harapan Mekar. Sedangkan untuk nama Mekar Jaya setelah mendapat akta notaris dirubah menjadi Harapan Mekar karena koperasi lain sudah lebih dahulu menggunakan label Mekar Jaya. Akan tetapi dalam penelitian ini penulis tetap menggunakan nama Mekar Jaya atau Koperasi Simpan Pinjam Mekar Jaya (KSP Mekar Jaya)

15Menurut hasil penelitian sebenarnya rapat atau pertemuan pengurus selalu dilakukan jika dibutuhkan pada kondisi tertentu misalnya ada masalah atau acara tertentu yang membutuhkan recana persiapan sebelum di umumkan dalam pertemuan dengan anggota sehingga beberapa pertemuan tidak dinotulensikan

(22)

kelompok bersama seorang pendamping dari CWS (bapak I Gede Sukarta) melakukan pelatihan atministrasi keuangan. Pelatihan dilanjutkan tanggal 15/11/2010 dengan materi sosialisasi pembuatan buku saham anggota dan neraca saldo. Pada pelatihan tersebut diperoleh (1) Keputusan bahwa pengurus yang membuat buku saham anggota (2) Setiap pertemuan bulanan pengurus akan melaporkan laba rugi dari KSP kepada anggota. Akhirnya pada tanggal 29/11/10 pukul 16.00 pengurus kemudian mempersipakan hasil pelatihan berupa pembukuan untuk pertemuan anggota

d. Pertemuan pengurus dan pertemuan kelompok

Pada tanggal 1/12/10 pukul 08.00 dilakukan pertemuan bulanan dengan hasil keputusan (1) Jika pengurus mengalami musibah sehingga berkas-berkas pembukuan hilang, rusak atau terbakar maka pengurus harus mempertanggungjawabkan kepada anggota (2) RAT : pemupukan modal 20%, untuk anggota 50% untuk pengurus 20% dan untuk pendidikan 10 % (3) Tambahan anggaran dasar kas kelompok didapat dari kerja kelompok di sawah atau kebun

e. Pertemuan pertemuan selanjutnya di tahun 2011

Tanggal 9/1/11 pukul 16.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan pembahasan tutup buku akhir tahun yang dihadiri 4 orang, tanggal 16/1/11 dilakukan pertemuan dengan anggota yang menghasilkan topik pembicaraan (1) Laporan akhir tahun jumlah kas dari anggota yang terkumpul Rp 634.500. (2) Anggota yang hadir sepakat saham simpanan dijadikan masukan modal. Pertemuan ini dihadiri oleh 24 orang. Selanjutnya pada tanggal 16/1/11 pukul 16 .00 disepakati sebagai pertemuan akhir bulanan di tahun 2011 pertemuan ini dihadiri 24 orang dengan pembahasan (1) Bagi anggota yang meminjam harus bermohon kepada seksi kredit (2) Pinjaman dilakukan setiap pertemuan bulanan anggota kelompok (3) Pengembalian pinjaman dilakukan pada minggu pertama dan kedua.

Pada tanggal 16/1/2011 pukul 16.00 dibuat pertemuan yang dihadiri oleh 25 orang dengan pembahasan (1) Jangka waktu lama peminjaman adalah 3 bulan jika tidak melunasi pengembalian akan dikenakan denda (2) Dipilihnya Bapak Raso sebagai seksi dana yang mengurus kelompok jika ada anggota yang membutuhkan tenaga dari kelompok untuk bekerja di sawah atau kebunnya (3) Setiap anggota yang

(23)

sudah terdaftar harus menyetor setelah panen sebesar 5 kg beras sebagai tambahan kas kelompok.

Pada tanggal 22/1/11 pukul 20.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan pembahasan untuk membahas masalah-masalah kelompok. Tanggal 5/2/11 pukul 19.00 dilakukan lagi pertemuan pengurus untuk memilih penganti bendahara karena ada masalah. Tanggal 6/2/11 pukul 15.00 dihadiri 21 orang. Pada pertemuan ini badan pengurus menyampaikan (1) Pelatihan keuangan oleh petugas dari CWS dan (2) Mengumumkan permasalah pengunduran diri dari bendahara dan memutuskan PAW.

Pada tanggal 11/3/11 diadakan pertemuan pengurus untuk evaluasi kinerja dan tugas masing masing, selanjutnya tanggal 25/3/11 pukul 20.00 dilakukan pertemuan bulanan dengan anggota yang dihadiri 21 orang dengan pembahasan (1) Serahterima kepengurusan (2) Denda keterlambatan pinjaman 2 % (3) Menghimbau agar anggota selalu memperhatikan cara penyimpanan dan pengembalian pinjaman. Pada pertemuan ini anggota yang melakukan pinjaman ada6 orang.

Pada tanggal 8/4/11 pukul 20.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan pembahasan penyampaian dari pengurus seksi kredit mengenai keterlambatan dalam pengembalian pinjaman. Solusi yang diberikan adalah seksi kredit akan berjalan untuk mengunjungi anggota yang belum menyetor tepat pada waktunya selanjutnya pada tanggal 10/4/11 pukul 14.00 dilakukan pertemuan yang dihadiri 28 orang dengan keputusan bahwa pada musim panen anggota akan keluar cari dana dan dari hasilnya akan dibagi 60 % pendapatan 40% modal . pada pertemuan bulanan ini jumalah anggota yang meminjam sebanyak 13 orang.

Pada tanggal 7/5/11 pukul 19.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan pembahasan (1) Pengembalian pinjaman sampai saat ini masih menemukan kendala (2) Penyimpanan bagi anggota pada setiap bulan belum sesuai keputusan (3) Jumlah anggota sampai pada bulan 7/5/2011 berjumlah 33 orang. Selanjutnya pada tanggal 8/5/11 pukul 14.00 dilakukan pertemuan yang dihadiri oleh 30 orang dengan pembahasan (1) Belum adanya kesadaran bagi anggota dalam menyimpan (2) Selama ini anggota hanya berlomba-lomba untuk meminjam

Pada tanggal 4/6/11 pukul 19.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan pembahasan jumlah keterlambatan anggota dalam pengembalian pinjaman sampai

(24)

bulan Juni sudah mengalami penurunan dari 9 orang menjadi 2 orang selanjutya tanggal 5 Juni 2011 pukul 14.00 ketua kelompok memberikan penjelasan tentang (1) Hasil kegiatan lokakarya di Poso pada tanggal 26/5/11 dan menceritakan bagaimana ia mempresentasikan kegiatan kelompok KSP kepada anggota lokakarya yang lain. (2) Bahwa KSP Mekar Jaya belum bisa masuk dalam anggota koperasi karena belum memiliki Notaris Hukum (Akta Notaris). (3) Agar dapat menjadi sebuah koperasi modal yang harus dibutuhkan minimal Rp 15.000.000. Dari hasil pertemuan ini kelompok bersepakat untuk menjadi koperasi karena mereka merasa memiliki 3 modal yaitu (a) Kehadiran anggota setiap rapat (b) Kesadaran anggota dalam menyimpan atau menabung (b)kedisiplinan dalam mengangsur pinjaman. Olehnya disepakati bahwa (1) Yang menjadi anggota pendiri koperasi adalah orang yang berada didesa Tonusu (2) Yang memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi adalah orang yang terdaftar dalam daftar nama pendiri (3) Jika sudah terdaftar maka ada peraturan tertentu yang tidak bisa dirubah antara lain pembagian SHU, Besar jumlah pinjaman, dan sangsi / denda. Tanggal 24/6/11 pukul 15.00 dilakukan pertemuan yang dihadiri oleh 23 orang dengan permasalahan anggota KSP belum bertambah karena belum ada sosialisasi kepada orang lain. Tugas sosialisasi bukan hanya tugas pengurus tapi juga tugas anggota. Dari permasalahan tersebut diputuskan bahwa (1) Anggota baru boleh masuk tanpa mempengaruhi saham bagi anggota yang ada dan saham anggota baru dihitung sesuai dengan bulan pertama anggota itu terdaftar jadi anggota kelompok (2) Jika KSP sudah berkembang maka akan digunakan untuk keperluan anggota dibidang pertanian berupa pengadaan pupuk dan alat alat pertanian lainnya.

Tanggal 9/7/11 pukul 19.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan pembahasan (1) Anggota yang tidak menaati peraturan (2) Seksi usaha belum berjalan (3) Anggota belum mengetahui jelas tahap-tahap peminjaman (4) Mengevaluasi tiap tugas masing-masing. Tanggal 10/7/11 dilakukan pertemuan dengan anggota sebanyak 22 orang dengan permasalahan belum tersedianya dana untuk pembuatan akta notaris sehingga kelompok setuju akan keluar cari dana untuk akta notaris. Selanjutnya tanggal 31/7/11 pukul 14.00 , tanggal 6/8/11 tetap dilakukan pelatihan pembukuan.

Tanggal 7/8/11 pukul 13.00 dilakukan pertemuan yang dihadiri 22 orang dengan permasalahan belum cukup dana untuk akta notaris untuk itu diputuskan mengumpulkan dana Rp 25.000 dari setiap anggota. Tanggal 10/9/11 dilakukan

(25)

pertemuan pengurus dengan pembahasan pengunduran diri ketua dari badan pengurus. Tanggal 11/9/10 dilakukan pertemuan dengan anggota yang dihadiri 22 orang dengan pembahasan pergeseran kepengurusan16.

Tanggal 26/9/11 pukul 20.00 diadakan pertemuan pengurus untuk membahas evaluasi persiapan kelompok masuk menjadi koperasi dengan didampingi oleh bapak I Gede (pendamping dari CWS). Tanggal 9/10/11 dilakukan pertemuan dengan anggota yang dihadiri oleh 23 orang dengan pokok pembahasan mengenai usaha dana dan disepakati untuk usaha dana seminggu sekali .

Tanggal 14/10/11 pukul 20.00 dilakukan pertemuan pengurus membahas sosialisasi tentang hasil pembuatan akta notaris dan persyarakat untuk pengesahan koperasi yang belum lengkap.

f. Koperasi berbadan hukum

Tanggal 5/11/11 pukul 19.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan pembahasan KSP Mekar Jaya dirubah menjadi Koperasi Tani Harapan Mekar dengan ketua Bapak Hendra Ramimpi. Selanjutnya tanggal 6/11/11 pukul 14.000 dilaukuan pertemuan bulanan dengan pembahasan (1) Sosialisasi tentang aturan-aturan yang akan dijalankan dalam Koperasi Tani Harapan Mekar (2) Adanya kedewasaan dan kesadaran anggota dalam menyimpan dan mengangsur pinjaman

Tanggal 1/12/11 pukul 20.00 dilakukan pertemuan pengurus dengan membahas mengenai pembagian sisa hasil usaha (SHU) tanggal 6/12/11, serta himbauan pengawas kepada pengurus supaya dewasa dalam menjalankan tugas. Tanggal 3/12/11 pukul 09.30 dilakukan pertemuan pengurus untuk perhitungan saham dan pembagian SHU bagi tiap anggota. Akhirnya pada tanggal 6/12/201 pukul 08.30 dilakukan pertemuan dengan anggota lalu mengadakan pembagian SHU dan pembagian simpanan khusus serta membicarakan rapat tahunan pada bulan januari 2012.

16Disini ketua yang mengundurkan diri tidak keluar dari kelompok melainkan menjadi anggota kelompok, pengunduran diri ketua dikarenakan kesibukan pada pekerjaannya.

(26)

VI. LAMPIRAN PETA

Peta diatas adalah Lokasi Penelitian menurut Pencintraan satelit sumber: Google Earth. ( Map pencitraan di print screen tanggal 6 juli 2012 kemudian diedit menggunakan adope Photoshop CS 5).Keterangannya sebagai berikut (1) Pulau Sulawesi menurut pencitraan satelit di google earth (2)Danau Poso sebagai patokan untuk mencari lokasi Desa Tonusu (3)Wilayah Suo Lemba / bagian dari wilayah Desa Tonusu saat ini, terletak di sudut kiri atas dari Danau Poso (4) Desa Tonusu dan Desa Leboni menurut pencitraan satelit di goole earth (5) Lokasi penelitian dan persebaran pemukiman serta area persawahan maupun perkebunan

(27)

Peta diatas merupakan peta wilayah to pamona mula-mula, pada peta ini to

pamona (masyarakat pamona) tersebar di wilayah West dan East Toraja Group.

Peta ini di print screen dari tulisan PDF dengan judul H(h)ouses, E(e)states and class; on the importance of capitals in central Sulawesi karya A.Schrauwers, 2004 tanggal 25 agustus 2012. Kemudian diedit menggunakan Photoshop CS 5

(28)

Keterangan peta diatas sebagai berikut : (A) Peta Sulawesi Tengah di era zending (B) Arsiran hijau merupakan perbesaran dari gambar A, Adalah wilayah suo

lemba di era pra zending, saat ini menjadi bagian dari 2 desa yaitu Desa Tonusu

dan Desa Leboni, Dahulunya Desa Leboni dahulunya merupakan bagian dari pemerintahan Desa Tonusu. (C) Kampungudang, merupakan salah satu wilayah di Desa Tonusu yang menjadi tempat pusat kegiatan KSP Mekar Jaya. Tempat penulis memfokuskan observasi dan wawancara

Posintuwu dengan menggunakan gambar model santina pada Schrauwers 2004

(29)

Gambaranmesale menurut penulis dari pemikiran tentang sombori

Gambaranmesale menurut penulis dari gambar model santina pada tulisan Kruyt dalam Schrauwers 2004

Gambar

Gambar III

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peneliti ini menggunakan algoritma Shannon-Fano untuk melakukan kompresi pada semua jenis data seperti teks, citra, video dan audio dimana peneliti membandingkan semua

7) Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Peraturan kesehatan bank menekankan bahwa bank di

Proses pertumbuhan bakteri starter dalam pembuatan yogurt, diawali dengan peningkatan laju pertumbuhan Streptococcus thermophilus memproduksi asam laktat pada pH

2.1.5 Setiap petugas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru yang berkewajiban melakukan identifikasi sebelum pemberian obat, infus, sebelum

dapat disimpulkan bahwa financial target yang diproksikan dengan return on assets memiliki pengaruh negatif yang signifikan karena hasil penelitian menunjukkan t hitung

Peluang Bonus Demografi tidak bisa memberikan manfaat yang maksimal ketika pendidikan dan kualitas SDM sangat rendah, hal yang sama juga akan terjadi jika lapangan

Terkait dengan uraian tersebut, McCormick dan Tiffin (dalam Sutrisno, 2010:152) mengemukakan bahwa prestasi kerja merupakan hasil dari gabungan variabel individual