• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Prosedur Pengendalian Kualias Produk di Bagian Outgoing

Quality Division Liquid Coin Division PT Astom Indonesia

Disusun Oleh:

Dita Amelia

221610009

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA

PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rakhmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja dengan judul: ”Prosedur Pengendalian Kualias Produk di Bagian Outgoing Quality Control PT Astom Indonesia”.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung, memotivasi, dan menyediakan waktu bagi penulis sehingga dapat menyusun laporan ini dengan lancar.

1. Bapak Drs. Moh. Mardiyanto selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.

2. Ibu Dian Sulistyorini, SE.,M.Si. Ak. CA selaku Ketua Program Diploma III Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.

3. Bapak Taufik Hidayat., SE., M.Si selaku dosen pembimbing laporan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan.

4. Para dosen Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa yang telah memberikan berbagai ilmu dan pengetahuan sehingga dapat digunakan dalam menyusun laporan praktik kerja serta untuk bekal hidup di kehidupan mendatang.

5. Ibu Nor selaku HRD/GA PT Astom Indonesia yang telah mengizinkan penulis melaksanakan praktik kerja di kantor beliau.

6. Seluruh karyawan PT Astom Indonesia yang telah membimbing, mendukung, dan membantu penulis dalam melaksanakan praktik kerja.

7. Orangtua dan keluarga penulis yang penulis sayangi, Ibu, Bapak, serta adik tercinta Aditya yang selalu mendukung, memberikan motivasi, dan mendoakan tanpa henti.

8. Teman-Teman Program Studi D III Akuntansi 2016 yang telah berjuang bersama dan saling mendukung satu sama lain selama menyelesaikan masa studi dari awal hingga akhir.

(3)

3 Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, namun penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dan dapat menjadi acuan atau pertimbangan dalam penyusunan laporan selanjutnya dari sudut pandang yang berbeda.

Bekasi, Mei 2019

(4)

4 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan….……….i Kata Pengantar………ii DAFTAR ISI………...iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ... 2

1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan ... 2

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis ... 2

1.4.2 Manfaat Secara Praktik ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PT ASTOM INDONESIA ... 4

2.1 Sejarah Singkat PT Astom Indonesia ... 4

2.2 Visi dan Misi PT Astom Indonesia ... 5

2.3 Motto PT Astom Indonesia ... 5

2.4 Struktur Organisasi PT Astom Indonesia ... 6

2.5 Uraian Tugas ... 7

2.6 Produk PT Astom Indonesia ... 9

2.7 Customer PT Astom Indonesia ... 10

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ... 11

3.1 Deskripsi Unit Tempat Praktik Kerja Lapangan ... 11

3.1.1 Struktur Organisasi OQC LBD ... 11

3.1.2 Tugas Pokok ... 11

3.1.3 Prosedur Pengendalian Kualitas Produk dibagian Outgoing Quality Control………..12

3.1.4 Flowchart Inspeksi dan Pengujian Produk Akhir ... 14

3.1.5 Dokumen Yang Digunakan Di Bagian OQC ... 15

3.2 Deskripsi Aktivitas Praktik Kerja Lapangan ... 16

3.2.1 Teori Mengenai Tema Praktik Kerja Lapangan ... 2216

3.2.2 Deskripsi Jurnal Harian Praktik Kerja Lapangan ... 20

3.2.3 Pembahasan Permasalahan Praktik Kerja Lapangan... 21

3.3 Kompetensi Yang Didapatkan Setelah Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ... 21

(5)

5 BAB IV PENUTUP ... 23 4.1 Kesimpulan ... 23 4.2 Saran ... 23

(6)

6

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PADA PT ASTOM INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan Jenjang D-3

Program Studi Akuntansi

DITA AMELIA

221610009

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Praktek

Kerja Lapangan

Pada Tanggal

Bekasi, 25 Mei 2019

Menyetujui

HALAMAN PERSETUJUAN

Manager Personalia Noordin NIK: K003 Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Dian Sulistyorini, S.E.,M.Si.,Ak.,CA NIDN: 0401048501

Dosen Pembimbing

Taufik Hidayat.,SE.,M.Si NIDN: 04260426102

(7)

7 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini perkembangan bisnis semakin ketat walaupun kondisi perekonomian tidak stabil. Hal ini memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

Setiap usaha dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam industri yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan kompetisi tersebut adalah dengan cara memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing.

Kualitas suatu produk bukan suatu yang serba kebetulan (occur by accident) (Prawirosentono, 2007). Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau ukuran suatu kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas dapat diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditentukan (Alisjahbana, 2005). Jadi, kualitas yang baik akan dihasilkan dari proses yang baik dan sesuai dengan standar kulitas yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar.

Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa perusahaan yang sukses dan mampu bertahan pasti akan memiliki program mengenai kualitas, karena melalui program yang baik akan dapat secara efektif mengeleminasi pemborosan dan meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Karena kualitas adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan maka perusahaan akan menetapkan prosedur pengendalian kualitas produk yang dihasilkan.

Prosedur pengendalian kualitas produk dapat membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan pengendalian terhadap tingkat kerusakan produk (product defect) sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect). Meskipun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataannya seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan, dimana kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar (mengalami kerusakan atau cacat).

(8)

8 Hal tersebut disebabkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari berbagai faktor, baik yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja maupun kinerja dari fasilitas-fasilitas mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut.

PT Astom Indonesia adalah salah satu perusahaan produsen komponen elektrik dan elektronik yang memiliki standar kualitas produk yang tinggi. Untuk mendapatkan produk yang berkualitas tinggi tersebut PT Astom Indonesia memiliki prosedur pengendalian kualitas produk yang telah tersusun secara sistematis. Outgoing Quality Control merupakan proses pengecekan akhir dari produk yang memiliki peranan sangat penting dalam mendeteksi dan menemukan produk NG agar tidak mengalir ke bagian Finish Good.

1.2 Ruang Lingkup

Praktik kerja lapangan yang dilakukan oleh penulis di PT Astom Indonesia yang bergerak dibidang elektrik dan elektronik. Penulis melakukan praktik kerja lapangan di departemen Outgoing Quality Control dengan pekerjaan utama adalah melakukan inspeksi produk jadi.

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai prosedur pengendalian kualitas produk pada bagian outqoing quality control pada PT Astom Indonesia.

2. Untuk menerapkan teori yang diperoleh pada proses perkuliahan ke dalam dunia kerja.

3. Untuk membandingkan teori dengan praktik.

4. Untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja yang sesungguhnya.

1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan 1.4.1 Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman penulis dibidang prosedur pengendalian intern khususnya pengendalian kualitas produk diperusahaan.

(9)

9 1.4.2 Manfaat Secara Praktik

Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Bagi Penulis

1) Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi D3 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.

2) Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di dunia kerja yang sesungguhnya.

3) Melatih disiplin, tanggung jawab, dan belajar beradaptasi dengan dunia kerja yang sesungguhnya.

4) Menambah tali silaturahmi dengan semua pihak yang berada di instansi tempat melaksanakan praktik kerja.

2. Bagi Civitas Akademika

1) Menambah informasi, referensi, dan kepustakaan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.

2) Membentuk lulusan yang diharapkan dapat menerapkan teori yang telah diperoleh di perkuliahan ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

3) Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan kurikulum pendidikan. 3. Bagi Instansi

1) Dapat membantu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di instansi.

2) Dapat memberikan sumbang pikiran yang dapat digunakan dalam melaksanakan kegiatan.

3) Menjalin kerja sama dan silaturahmi yang baik antar sesama pihak. 4) Menambah kepustakaan instansi yang diharapkan dapat digunakan

(10)

10 BAB II

GAMBARAN UMUM PT ASTOM INDONESIA

2.1 Sejarah Singkat PT Astom Indonesia

PT. Astom Indonesia didirikan pada tanggal 02 Oktober 1995. Berlokasi di EJIP Industrial Park Plot 6C-2 Cikarang Selatan Bekasi. Pada bulan Februari 1996, PT. Astom Indonesia mulai beroperasi dengan bisnis inti dari stamping press untuk komponen elektronik dan listrik.

Melalui pemegang saham utama Astom Corporation Japan (90%) dan PT Spartindo Interbuana (10%), PT. Astom Indonesia terus meningkatkan sumber daya manusia dan penyesuaian teknologi produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan dan membuat PT Astom Indonesia sebagai perusahaan No. 1 di Asia.

Pada tahun 2006 PT. Astom Indonesia melalui dukungan teknologi dan sumber daya manusia dari Astom Corporation Japan memulai bisnis baru di bidang toolling dan manufaktur die. Bisnis baru diharapkan dapat memenuhi kebutuhan PT Astom Indonesia dan mendukung kebutuhan alat dan die yang digunakan dalam proses produksi.

PT Astom Indonesia memiliki kebijakan sebagai berikut : 1. High Quality (Kualitas yang tinggi)

Prioritas kami selalu mengutamakan orang-orang dan produk-produk berkualitas yang didahulukan dengan tujuan dasar kepuasan pelanggan, sehingga kelangsungan hubungan bisnis diharapkan terjalin secara harmonis dan langgeng serta didasarkan pada komitmen yang tinggi.

2. High Sense (Kepekaan yang tinggi)

Mengantisipasi datangnya masalah yang akan muncul lebih penting daripada memperbaiki dan menyelesaikan masalah yang telah terjadi. Kepekaan ini menjadi perhatian mendasar dan selalu ditanamkan dalam diri dan pikiran semua karyawan PT Astom Indonesia.

Kebijakan Mutu PT Astom Indonesia :

1. Mewujudkan kepuasan pelanggan dengan jaminan mutu, pengiriman tepat waktu dan menyediakan produk yang dapat diandalkan.

2. Mentaati persayaratan peraturan perundangan yang berkaitan dengan mutu. 3. Setiap tahun, setiap departemen menentukan target kualitas dan

(11)

11 4. Menyebarluaskan kebijakan ini keseluruh karyawan.

Selain memiliki kebijakan mutu produk, PT Astom Indonesia juga memiliki kebijakan lingkungan yang terdiri dari :

1. Mempromosikan peningkatan sistem manajemen lingkungan yang berkelanjutan.

2. Mentaati persayaratan peraturan perundangan yang berkaitan dengan lingkungan.

3. Menentukan target lingkungan, mempertahankan, meningkatkan kinerja lingkungan.

4. Mentaati persyaratan peraturan kandungan bahan kimia yang diminta, stemping oil dan cairan washing.

5. Menyebarluasakan kebijakan lingkungan ini keseluruh karyawan.

6. Kebijakan yang berhubungan dengan lingkungan juga diinformasikan ke masyarakat umum.

2.2 Visi dan Misi PT Astom Indonesia

Visi : To be No.1 Company in Asia that have a creative and highly competitive to make precision electronics and electrical components.

Misi : Provide products and services of high quality and competitive in the manufacture of precision electronics and electrical components that can meet customer satisfaction and employee welfare.

2.3 Motto PT Astom Indonesia

(12)

12 PRESIDEN DIREKTUR HRD/GA & ACCOUNTING PRODUKSI QUALITY ASSURANCE PPIC HRD ACCOUNTING GENERAL AFFAIRS PRODUKSI OMI PRODUKSI LBD TDE PQC OQC OMI OQC LBD PPIC EKSPOR/IMPOR 2.4 Struktur Organisasi PT Astom Indonesia

(13)

13 2.5 Uraian Tugas

1. Presiden Direktur :

1) Bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan.

2) Memimpin perusahaan dan mengawasi kelancaran perusahaan sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

3) Melakukan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.

4) Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

5) Menerima dan memeriksa laporan dari masing - masing Manager. 2. HRD/GA & Accounting :

1. Human Resource Development (HRD) :

1) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan.

2) Melaksanakan seleksi dan promosi terhadap sumber daya manusia yang dianggap berhak dalam perusahaan.

3) Menjalankan kegiatan pengembangan skill terhadap sumber daya manusia yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.

4) Mengemban tanggung jawab atas rekapitulasi absen setiap sumber daya manusia di perusahaan dan perhitungan gaji tunjangan serta bonus.

5) Menyiapkan kontrak serta perjanjian kerja bersama sumber daya manusia yang akan direkrut oleh perusahaan.

6) Mempunyai tugas untuk menginput data ke sistem agar semua tugas HRD di segala jabatan termudahkan dengan ini.

7) Membuat laporan yang menyangkut rekapitulasi, promosi, dan status karyawan.

2. Accounting :

1) Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan 2) Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan 3) Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan

4) Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan )

5) Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan )

(14)

14 6) Melakukan pembayaran gaji karyawan

7) Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan

3. General Affairs (GA) :

1) Melakukan pengelolaan kendaraan dinas 2) Pengadaan kendaraan dinas

3) Perawatan gedung

4) Perawatan lingkungan kantor (lahan parkir, halaman kantor, gudang, dsb)

5) Kebersihan lingkungan kerja (ruang kerja, lobby dan semua area perusahaan)

6) Perawatan dan pengadaan instalasi listrik (Mechanical dan electrical) 7) Mengurusi semua bentuk perizinan perusahaan

8) Pengadaan dan distribusi ATK dan alat-alat kerja lainnya (meja, kursi, laptop, komputer, dll)

9) Mengurusi semua kebutuhan dan operasional saluran komunikasi (telepon, fax, HP, BB, dll)

10) Mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan pihak eksternal (Pemda, Kepolisian, pemkab, muspida, ormas, wartawan, kelurahan,

kecamatan dll)

11) Mengurusi semua kebutuhan operasional perusahaan

12) Mengurusi semua kebutuhan karyawan (seragam, loker, obat-obatan) 13) Mengurusi dan mengelola kantin.

4. Produksi Omron Manufacturing Indonesia (OMI)

Melakukan proses produksi semua produk untuk customer PT Omron Manufacturing Indonesia serta PT Honda Lock Indonesia.

5. Produksi Liquid Coin Division (LBD)

Melakukan proses produksi semua produk untuk customer PT Panasonic Gobel Energy Indonesia serta PT FDK Indonesia.

6. Tool and Die Engineering :

Melakukan perawatan dan pemeliharaan atas semua mesin atau peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi dan mengatur seluruh kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan perawatan segala sarana dan prasarana perusahaan.

(15)

15 1) Process Quality Control (PQC)

Memastikan proses produksi berjalan sesuai SOP agar menghasilkan produk yang sesuai standar perusahaan.

2) Outgoing Quality Control Omron Manufacturing Indonesia (OQC OMI) Melakukan inspeksi produk jadi untuk customer PT Omron Manufacturing Indonesia dan PT Honda Lock Indonesia.

3) Outgoing Quality Control Liquid Coin Division (OQC LBD)

Melakukan inspeksi produk jadi untuk customer PT Panasonic Gobel Energy Indonesia dan PT FDK Indonesia.

8. Production Planning and Inventory Control (PPIC) 1) PPIC :

Merencanakan dan mengendalikan rangkaian proses produksi agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta mengendalikan jumlah inventory agar sesuai dengan kebutuhan yang ada

.

2) Ekspor/Impor :

Bertanggungjawab atas semua hal yang berhubungan dengan ekspor/impor barang yang keluar dan masuk perusahaan.

3) Delivery :

Menyiapkan semua barang yang akan dikirim ke customer beserta dokumen yang diperlukan.

2.6 Produk PT Astom Indonesia 1. Bending Process

2. Burring Process

(16)

16 3. Coinning-Sizing Process

4. Drawing Process

5. Riveting Process

2.7 Customer PT Astom Indonesia

Perusahaan yang termasuk customer PT Astom Indonesia : 1. PT Omron Manufacturing of Indonesia

2. PT Panasonic Gobel Energy Indonesia 3. PT FDK Indonesia

4. PT Honda Lock Indonesia 5. PT Satnusapersada

(17)

17 BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Deskripsi Unit Tempat Praktik Kerja Lapangan 3.1.1 Struktur Organisasi OQC LBD

3.1.2 Tugas Pokok 1. Leader :

1) Mengontrol seluruh aktivitas kerja dibagian OQC LBD.

2) Menginput daftar Quality Control Information kedalam sistem MRP (Manufacture Resource Program) perusahaan serta mengontrol penginputan laporan MRP yang dilakukan oleh Inspector dan Selector. 3) Menentukan judgment produk bermasalah.

4) Menyiapkan seluruh dokumen quality information yang diperlukan dalam proses delivery produk.

5) Sebagai pengubung jika ada informasi kualitas baik dari proses produksi dan PQC maupun informasi stok finish goods dari bagian delivery.

2. Penanggungjawab Shift :

1) Menentukan schedule pengerjaan produk harian untuk Inspector dan Selector.

2) Bertanggungjawab atas seluruh aktivitas kerja dibagian OQC LBD terutama saat shift 2.

3) Berwenang menentukan judgment produk bermasalah. LEADER

PENANGGUNGJAWAB SHIFT

(18)

18 4) Sebagai penghubung jika ada informasi kualitas baik dari proses produksi dan PQC maupun informasi stok finish goods dari bagian delivery saat shift 2.

5) Menggantikan tugas Leader saat Leader tidak ada ditempat. 3. Inspector :

1) Melakukan inspeksi produk sesuai schedule harian yang dibuat penanggungjawab shift.

2) Melakukan inspeksi produk sesuai Instruksi Kerja dan SOP.

3) Memerikasa ulang produk After Selection yang dilakukan oleh Selector. 4) Memberikan informasi kualitas produk kepada lawan shift.

5) Mencapai target inspeksi harian yaitu 55 lot dengan tetap mengutamakan kualitas produk.

6) Membuat laporan hasil kerja harian inspector. 4. Selector :

1) Melakukan seleksi produk sesuai schedule harian yang dibuat oleh penanggungjawab shift.

2) Melakukan seleksi produk sesuai Instruksi Kerja dan SOP. 3) Mencapai target seleksi harian.

4) Membuat laporan hasil kerja harian selector.

3.1.3 Prosedur Pengendalian Kualitas Produk dibagian Outgoing Quality Control

1. Proses Persiapan Inspeksi

1) Ambil produk yang akan diinspek sesuai schedule harian dan tempatkan pada area before inspection.

2) Ambil box hijau finish goods dan tempatkan pada pallet yang akan dipakai menyimpan produk finish goods.

3) Siapkan tupperware inspeksi dan box NG.

4) S iapkan buku catatan, pulpen serta marking pen.

5) Bersihkan meja inspeksi, tupperware inspeksi dan box NG menggunakan cairan alkohol.

6) Pastikan tidak ada part dan benda asing yang tertinggal dimeja inspeksi. 7) Siapkan sepasang sarung tangan dan latex, lalu bersihkan latex

(19)

19 8) Siapkan manset tangan dan masker wajah, pastikan manset tangan dan

masker dalam keadaan bersih.

9) Gunakan sarung tangan serta latex, gunakan juga manset tangan dan masker wajah dengan baik.

2. Proses Inspeksi Produk

1) Ambil produk yang akan diinspeksi secara berurutan sesuai nomor lot pada area before inspection.

2) Perhatikan Instruksi Kerja produk terkait dan Limit Sample sebagai panduan dalam melakukan proses inspeksi.

3) Lakukan inspeksi secara sampling sesuai level inpection yang berlaku pada produk tersebut.

4) Jika hasil inspeksi tersebut tidak ditemukan masalah, Inspector berwenang untuk melepas produk tersebut dengan membubuhi stempel “OQC Passed” dikolom “Final Inspection/Staff OQC” pada part label.

5) Periksa kembali kesesuaian part label dengan aktual barang.

6) Jika saat inspeksi tersebut ditemukan 1 pcs NG, maka inspector berwenang menghentikan proses inspeksi untuk nomor lot tersebut walaupun jumlah sample yang dicek belum mencapai jumlah yang ditentukan.

7) Inspector akan membuat laporan label merah yang menyatakan lot tersebut NG dan membuat laporan QCI (Quality Control Information). 8) Untuk produk yang dinyatakan ditolak/NG akan ditindak lanjuti seperti

dalam instruksi kerja tentang pengendalian produk yang tidak sesuai pada inspeksi akhir.

9) Untuk produk yang disubcontkan ke supplier, inspector akan melakukan inspeksi visual dengan membuka plastik bag setelah produk tersebut datang dari supplier.

10) Khusus untuk produk CR (PECGI),sample hasil inspeksi diambil sebanyak 3 pcs dan disimpan ditempat yang telah ditentukan.

11) Untuk produk CR (coin) PECGI dilakukan pengecekan dindng sebanyak 315 pcs per lot secara visual dan 100 pcs menggunakan microscope untuk lot awal produksi.

12) Untuk produk CR (coin) PECGI dilakukan pengecekan heikomi dan heikodo after washig pada lot awal setiap tanggal produksi dengan sample cek 100 pcs.

(20)

20

SUBCONT SUPPLIER

13) Semua hasil inspeksi akhir akan diinput pada sistem MRP Cycle 2 dan MRP cycle 3.

14) Part hasil inspeksi dipacking/sealing dan dimasukan kedalam box pengiriman, kemudian diserahkan ke bagian Delivery.

3.1.4 Flowchart Inspeksi dan Pengujian Produk Akhir

PRODUCTION INSPEKSI

NG

RETURN SELECTION SCRAP FINISH GOODS

PACKING

OK

FOLLOW UP SELECTION REWORK PROPOSAL SCRAP OK NG

(21)

21 3.1.5 Dokumen Yang Digunakan Di Bagian OQC

1) Form Quality Control Information ( QCI )

(22)

22 3.2 Deskripsi Aktivitas Praktik Kerja Lapangan

3.2.1 Teori Mengenai Tema Praktik Kerja Lapangan

Menurut kamus the Oxford American, kualitas adalah tingkatan atau level dalam suatu keunggulan, sedangkan menurut American National Standart Institute (ANSI) dan American Society for Quality Control (ASQC) kualitas adalah sebuah totalitas fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa yang dinilai dari kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Josep Juran mempunyai suatu pendapat bahwa: ”Quality is fitness for use”yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (produk) berkaitan dengan enaknya barang tersebut digunakan.

Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkanproduk rusak.

Kualitas dapat diartikan dalam banyak cara, tergantung dari siapa yang mendefinisikan dan tergantung dari produk atau jasa yang terkait. Kualitas yang baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk yang dibeli tersebut sesuai dengan keinginan. Memiliki sifat yang sesuai dengan kebutuhan dan setara dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen. Apabila kualitas produk tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, maka mereka akan menganggapnya sebagai produk yang berkualitas jelek.

Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang diinginkan dan dikehendaki pelanggan. Oleh karena itu, produk atau jasa yang dihasilkan harus terjangkau harganya dan kualitasnya bagus, sehingga pelanggan puas dan tetap loyal terhadap produk atau jasa yang dihasilkan, tanpa mengurangi nilai profit perusahaan.

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Haizer & Render, 2008).

Dimensi-dimensi dalam kualitas menurut (Montgomery, 2010) adalah: 1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti yang

(23)

23 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. Karakteristik ini biasanya dilihat oleh konsumen sebagai nilai fleksibilitas atau kemampuan mereka dalam memilih fitur tambahan atau pelengkap yang ada pada produk yang akan mereka beli.

3. Kehandalan (reliability), yaitu dimensi kualitas yang menunjukkan kemungkinan suatu produk dapat berfungsi dengan baik dalam suatu periode waktu tertentu, biasanya diukur dengan menggunakan waktu rata-rata kegagalan. Kehandalan merupakan karakteristik yang menggambarkan tingkat penggunaan dari sebuah produk.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Karakteristik ini dapat mengukur persentase produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas yang ditetapkan.

5. Daya tahan (durability), yaitu dimensi yang berkaitan dengan umur suatu produk, biasanya diukur dari waktu daya tahan produk tersebut, dimana produk tersebut lebih baik diganti daripada diperbaiki..

6. Kemampuan pelayanan (serviceability), meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan. Serviceability dilihat dari kesiapan dan kemudahan suatu produk pada saat diperbaiki ketika terjadi kerusakan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Pengendalian kualitas menurut (Gaspersz, 2011) adalah suatu aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, dan bukan berfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja, sedangkan menurut (Assauri, 2009) pengendalian kualitas adalah suatu usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan atau ketidaksesuaian kualitas sebagiamana mestinya yang telah ditetapkan. Adanya pengendalian kualitas diharapkan perusahaan dapat meminimalisir terjadinya produk cacat diluar batas

(24)

24 yang diinginkan, sehingga perusahaan juga dapat mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan.

Beberapa tujuan dari dilakukannya pengendalian kualitas menurut (Assauri, 2009) diantaranya adalah:

1. Agar barang yang dihasilkan bisa mencapai target kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Mengusahakan agar biaya pemeriksaan dapat menjadi seminimal mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan

kualitas produksi tertentu dapat menjadi seminimal mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi seminimal mungkin. Berdasarkan tujuan pengendalian kualitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas bertujuan untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan akan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengoptimalkan pengeluaran agar seminimal mungkin. Selain pada pengendalian kualitas produk yang dihasilkan, beberapa faktor lain yang perlu dikendalikan dalam proses produksi adalah adanya loss production.

Loss production dapat berdampak pada perusahaan kesil dan besar, biasanya hal ini terjadi akibat adanya masalah yang timbul selama proses produksi rutin berlangsung (Hirsh, 2010). Adanya penambahan waktu proses, atau jumlah produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan, adanya kerusakan yang terjadi pada mesin produksi, kurangnya pasokan bahan baku, adanya human error, cuaca yang tidak mendukung dan masalah lainnya yang terdapat pada perusahaan itu sendiri dengan kemampuan pengendalian yang dimilikinya. Terjadinya loss production dapat diminimalkan melalui langkah-langkah penanganan yang tepat dan strategi perbaikan yang baik.

Masalah-masalah yang biasanya terjadi dan menyebabkan loss production adalah sebagai berikut :

1. Masalah downtime

Berdasarkan kejadian pada proses manufaktur, masalah downtime yang menyebabkan kerugian yang paling besar adalah akibat kerusakan pada mesin produksi, kurangnya bahan baku, dan masalah lain yang terkait dengan operasional selama proses produksi sedang berlangsung. Produksi dapat berhenti berjalan apabila mesin atau peralatan pendukung rusak atau tidak bekerja sebagaimana mestinya akibat tidak dilakukan pemeliharaan atau

(25)

25 perbaikan dengan baik, dan bila dibutuhkan setting ulang mesin, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses tersebut.

2. Masalah kecepatan produksi

Kecepatan dalam proses produksi dapat terhambat akibat frekuensi terjadinya stop-start yang sering yang menyebabkan alur proses produksi menjadi tidak seimbang secara keseluruhan. Hal ini termasuk akibat adanya kesalahan seperti komponen yang macet dan kecelakaan yang terjadi, misalnya adanya barang yang jatuh dan menutupi sensor mesin yang menghambat akses pengiriman.

Vorne mencatat bahwa kejadian ini biasanya dapat berlangsung kurang dari lima menit dan tidak memerlukan proses perbaikan, namun waktu tersebut dapat bertambah dalam waktu terjadinya loss production yang berakibat pada waktu produksi berkurang karena digunakan untuk proses perbaikan mesin. 3. Rejected product

Akibat dari kerusakan mesin atau peralatan pendukung produksi lainnya serta kesalahan dalam proses produksi, sejumlah besar produk mengalami penurunan kualitas yang menjadikannya tidak sesuai dengan standar produk yang ditetapkan sehingga terjadi rejected product. Hal ini dapat terjadi apabila setup mesin tidak dilakukan dengan benar atau pemanasan mesin belum cukup sebelum proses produksi berlangsung.

Penurunan kualitas juga dapat terjadi akibat adanya kesalahan manusia atau human error terutama yang terkait dengan proses produksi atau perakitan yang ditangani oleh manusia itu sendiri. Rejected product menyebabkan produk dapat dibuang atau dilakukan proses ulang (rework). Mengidentifikasi kapan terjadinya rejected product dapat dilakukan misalnya dengan melihat pada saat waktu satu shift atau periode proses produksi tertentu, hal ini dapat membantu dalam menentukan pola yang menyebabkan munculnya masalah dan mencegah terjadinya hal serupa kedepannya.

4. Tindakan pencegahan

Mengidentifikasi jadwal perbaikan, waktu setup mesin dan elemen produksi lainnya dapat mencegah terjadinya masalah. Proses produksi dengan konsep ”lean” dengan tujuan menghilangkan limbah yang timbul dengan cara, pada saat terjadinya masalah, proses produksi dihentikan untuk mencegah adanya penurunan pada kualitas produk yang dihasilkan.

(26)

26 Berdasarkan masalah-masalah yang menyebabkan terjadinya loss production, dapat diketahui bahwa yang termasuk kedalam loss production itu sendiri adalah:

1. Produk akhir yang cacat atau rejected product 2. Sisa hasil produksi yang berlebih

3. Sisa bahan baku yang tidak terpakai 4. Produk yang diproses ulang (rework) 5. Produk cacat akibat rusak mesin

3.2.2 Deskripsi Jurnal Harian Praktik Kerja Lapangan

Praktik kerja lapangan merupakan salah satu sarana bagi mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan dan membandingkan teori yang telah diperoleh dari proses perkuliahan ke dalam dunia kerja serta untuk mendapatkan pengalaman di dunia kerja yang sesungguhnya. Penulis melaksanakan praktik kerja pada PT Astom Indonesia selama empat minggu yang terhitung 20 hari kerja, mulai tanggal 01 April 2019 sampai 30 April 2019. Selama melaksanakan praktik kerja penulis melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh member Outgoing Quality Control.

Selama melaksanakan praktik kerja dalam waktu empat minggu, penulis ditempatkan di bagian Outgoing Quality Control Liquid Coin Division (OQC LBD) yang kegiatannya terkait dengan judul laporan penulis yaitu mengenai Prosedur Pengendalian Kualitas Produk Pada Bagian Outgoing Quality Control Liquid Coin Division PT Astom Indonesia.

Adapun kegiatan yang penulis lakukan selama pelaksanaan praktik kerja adalah sebagai berikut:

1. Perkenalan dan orientasi tempat praktik kerja

Perkenalan dan penyesuaian diri terhadap tempat praktik kerja serta kepada para pegawai yang berada di PT Astom Indonesia. Kegiatan ini dilakukan pada hari pertama pelaksanaan praktik kerja.

2. Melaksanakan senam pagi dan meeting bersama

Seluruh pegawai serta mahasiswa praktik kerja diwajibkan untuk melaksanakan senaml pagi pada pukul 07.30. Meeting pagi dilaksanakan setiap hari sebagai pelaksanaan aturan dan tata tertib yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai wujud kedisiplinan. Meeting juga dilakukan setiap kali pergantian shift disetiap departemen. Meeting juga digunakan sebagai

(27)

27 sarana penyampaian informasi kepada seluruh peserta meeting mengenai suatu kejadian atau rencana maupun hasil pelaksanaan suatu program perusahaan.

3. Penulis melakukan inspeksi produk sesuai shedule pengerjaan produk harian yang dibuat oleh penanggung jawab shift. Setiap hari penulis diberi target inspeksi sebanyak 55 lot dengan catatan produk yang diinspeksi termasuk dalam level “Normal” inspeksi.

4. Pada hari tertentu Penulis juga diberi schedule untuk melakukan inspeksi atau pengecekan produk after seleksi yang dilakukan oleh Selector.

5. Penulis melakukan aktivitas persiapan bekerja pada saat awal jam kerja dan pada saat akhir bekerja penulis juga diwajibkan memeriksa hasil inputan laporan pada sistem MRP serta melakukan 5S diarea bekerja. Hal-hal yang diperiksa diakhir jam kerja yaitu ketepatan input laporan disistem MRP cycle 2 dan MRP cycle 3, serta ketepatan nomor lot yang diinput dengan aktual barang yang diinspeksi.

6. Pada saat meeting pergantian shift penulis juga berkewajiban menyampaikan kepada seluruh member OQC LBD jika ada informasi kualitas produk yang dikerjakan pada hari tersebut.

3.2.3 Pembahasan Permasalahan Praktik Kerja Lapangan

Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengalaman yang sangatberguna pada dunia kerja, terutama di dalam bidang quality control. Namun demikian dalam pelaksanaan kegiatan praktek kerja ini, penulis juga menemui beberapa kendala dan kekurangan perusahaan yaitu pada saat ditemukan produk NG yang berturut-turut sehingga menghambat proses inspeksi produk, hal tersebut juga menambah pekerjaan Inspector yaitu harus membuat laporan label merah, membuat laporan QCI serta memisahkan produk NG tersebut dan hal itu tentunya membuat target inspeksi harian Inspector tidak tercapai.

3.3 Kompetensi Yang Didapatkan Setelah Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

Kompetensi yang didapatkan Penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan adalah mengenai sistem pengendalian internal perusahaan khususnya

(28)

28 dibidang kualitas produk. Penulis juga mendapat kompetensi mengenai sistem persediaan barang yang didapat melalui sistem MRP perusahaan.

3.4 Tantangan Selama Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

Tantangan yang dialami penulis selama melaksanakan praktik kerja lapangan adalah Penulis dituntut untuk sangat teliti dalam melakukan proses inspeksi produk, Penulis dituntut untuk dapat mendeteksi adanya NG pada produk yang diinspeksi karena Inspector adalah tahap akhir pengecekan produk sebelum masuk kebagian finish goods. Penulis juga dituntut untuk tidak melakukan kesalahan pada saat proses input laporan ke sistem MRP perusahaan karena jika terjadi kesalahan akan berpengaruh pada sistem persediaan barang perusahaan.

Jadi penulis sebagai Inspector bertanggungjawab atas kualitas produk dan informasi yang diinput pada sistem MRP perusahaan.

(29)

29 BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan Paktik Kerja Lapangan ini, Penulis mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu. Jika diperkuliahan diajarkan bermacam-macam teori, maka ketika Praktik Kerja Lapangan teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan suatu kegiatan (Praktik).

Kesimpulan dari Praktik Kerja Lapangan yang Penulis laksanakan di PT Astom Indonesia ini antara lain :

1. Inspeksi adalah tahap terakhir pengecekan kulitas produk sebelum masuk ke bagian finish goods.

2. Sistem persediaan barang yang digunakan di PT Astom Indonesia adalah FIFO (First In First Out) dimana produk akan dikerjakan dan dikirim sesuai urutan tanggal produksi, kecuali produk-produk NG yang harus masuk proses selection atau return to supplier.

3. Praktik Kerja Lapangan ini menjadi tahap persiapan awal Penulis sebelum masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya.

4. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Penulis juga mendapat pengetahuan mengenai etika dalam bekerja, seperti kedisiplinan, praktik 5S serta cara bersosialisasi dengan rekan kerja dalam satu departemen maupun departemen lain.

4.2 Saran

Berdasarkan pengamatan selama praktik kerja, ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan prosedur pengendalian kualitas produk demi peningkatan pelaksanaan pekerjaan, diantaranya : 1. Pada saat meeting bersama sebaiknya seluruh karyawan diwajibkan

untuk mencatat hasil meeting terutama yang berkaitan dengan informasi kualitas produk untuk menghindari terjadinya kesalahan perlakuan pada produk tertentu dikarenakan faktor human eror.

2. Meningkatkan pengendalian mutu setiap tahapan proses produksi secara cermat dan efisien mengingat setiap tahap produksi saling mempengaruhi khususnya terhadap mutu dan kualitas produk serta produktivitas Inspector.

(30)

30 DAFTAR PUSTAKA

http://astomind@astom.co.id

(31)

31

LEMBAR PERSETUJUAN PKL

NAMA

: Dita Amelia

NIM

: 221610085

PROGRAM STUDI

: D III Akuntansi

TEMPAT MAGANG

: PT. ASTOM INDONESIA

Bekasi, 25 Mei 2019

Disetujui Oleh,

Manager Personalia,

Dosen Pembimbing,

Noordin

Taufik Hidayat.,SE.,M.Si

(32)

32

JURNAL KEGIATAN HARIAN

Nama Mahasiswa : Dita Amelia

Bagian : Quality Control (QC/QA)

No Hari Tanggal Pekerjaan yang Dilakukan

Paraf Supervisor/ Mentor PKL 1 Senin 25 Maret 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk

- Membuat Laporan QCI - Membuat Limit Sample - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Sore 2 Selasa 26 Maret 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk

- Membuat Limit Sample - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

3

Rabu 27 Maret 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Pagi

4

Kamis 28 Maret 2019 - Briefing - Inspek Produk - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

(33)

33

5

Jum’at 29 Maret 2019

- Briefing dan 5S - Inspek Produk

- Membuat Laporan QCI - Membuat Label Merah

(Hasil Pendingan) - Input Data

- Cek Laporan MRP - Meeting Sore

6

Sabtu 30 Maret 2019 LIBUR

7

Minggu 31 Maret 2019 LIBUR

8

Senin 1 April 2019

- Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data

- Membuat Laporan QCI - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

9

Selasa 2 April 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

(34)

34

11

Kamis 4 April 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Pagi

12

Jum”at 5 April 2019 - Briefing dan 5S - Inspek Produk

- Membuat Laporan QCI - Membuat Label Merah

(Hasil Pendingan) - Input Data

- Cek Laporan MRP - Meeting Pagi

13

Sabtu 6 April 2019 LIBUR

14

Minggu 7 April 2019 LIBUR

15

Senin 8 April 2019

- Briefing Pagi - Inspek Produk

- Membuat Limite Sample - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

16

Selasa 9 April 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Meeting Sore

(35)

35

17

Rabu 10 April 2019

- Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data

- Membuat Laporan QCI - Cek Laporan MRP - Meeting Pagi

18

Kamis 11 April 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data

- Membuat Limite Sample - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

19

Jum”at 12 April 2019

- Briefing Pagi dan 5S - Inspek Poduk

- Input Data

- Cek Laporan MRP - Meeting Sore

20

Sabtu 13 April 2019 LIBUR

21

Minggu 14 April 2019 LIBUR

22

Senin 15 April 2019

- Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Meeting Sore

(36)

36

23

Selasa 16 April 2019

- Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data

- Membuat Laporan QCI - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

24

Rabu 17 April 2019 LIBUR PEMILU 2019

25

Kamis 18 April 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

26

Jum”at 19 April 2019

- Briefing Pagi dan 5S - Inspek Produk - Input Data

- Cek Laporan MRP - Meeting Sore

27

Sabtu 20 April 2019 LIBUR

28

Minggu 21 April 2019 LIBUR

29

Senin 22 April 2019

- Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Meeting Sore

(37)

37

30

Selasa 23 April 2019

- Briefing Pagi - Inspek Produk

- Membuat Laporan QCI - Membuat Label Merah

(Hasil Pendingan) - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

31

Rabu 24 April 2029 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data

- Membuat Limite Sample - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

32

Kamis 25 April 2019 - Briefing Pagi - Inspek Produk - Input Data - Cek Laporan MRP - Meeting Sore

(38)

38

NILAI TEMPAT PKL

Nama Mahasiswa : Dita Amelia

NIM : 221610009

Program Studi : D III Akuntansi

No Komponen yang Dinilai Angka

A Penguasaan dan Penerapan Keilmuan

B Keterampilan C Kepribadian :

1.

Sikap

2.

Kedisiplinan

3.

Kehadiran

4.

Kerja Sama

5.

Kejujuran

6.

Tanggung Jawab

7.

Inisiatif

8.

Penampilan & Cara Berpakaian Jumlah

(39)

39 Rata-rata Nilai Bekasi, 25 April 2019 Supervisor QC, Catatan : Angka dari 0 - 100

(40)

40

NILAI PEMBIMBING PKL

Nama Mahasiswa : Dita Amelia

NIM : 221610009

Program Studi : D III Akuntansi Tempat PKL : PT. Astom Indonesia

No Komponen yang Dinilai Angka

A Isi, Materi dan Teknik Penulisan Laporan B Jurnal Pembimbingan PKL

C Jurnal Harian Kegiatan PKL D Sikap dan Kepribadian

E Nilai Akhir (A+B+C+D)

F Rata –rata nilai (E/4)

Catatan :

Angka dari 0 - 100

(41)

41 NILAI AKHIR PKL

Nama Mahasiswa : Dita Amelia

NIM : 221610009

Program Studi : D III Akuntansi Tempat PKL : PT. Astom Indonesia

No Penilai Angka Huruf

A Nilai Tempat PKL

B Nilai Dosen Pembimbing PKL

C Jumlah Nilai D Nilai Akhir (C/2) Bekasi, 25 April 2019 Pembimbing PKL Taufik Hidayat.,SE.,M.Si NIDN: 04260426102 Mengetahui, Kaprodi D3 Akuntansi

Dian Sulistyorini Wulandari. SE., M.si.,Ak.,CA NIDN : 0401048501

(42)

42

Kuesioner Evaluasi PKL

Nama Pengisi :

Tempat/ Perusahaan : PT. ASTOM INDONESIA Tanggal Pengisian : 25 April 2019

Pertanyaan Jawaban

Apakah Bapak/Ibu merasa terbantu dengan adanya mahasiswa

magang Program D3 STIE Pelita Bangsa ? a. YA b. TIDAK

Bagaimanakah penilaian Bapak/Ibu terhadap mahasiswa

magang Program D3 STIE Pelita Bangsa terkait dengan : SB B C K

a. Integritas (etika dan moral) ... b. Keahlian/keterampilan ... c. Bahasa Inggris ... d. Penggunaan teknologi informasi ... e. Komunikasi ... f. Kerjasama tim ... g. Pengembangan diri ...

Apakah Bapak/Ibu merasa puas dengan kinerja mahasiswa magang Program D3 STIE Pelita Bangsa ? a. YA

b. TIDAK Apakah Bapak/Ibu menginginkan pelaksanaan magang

mahasiswa Program D3 STIE Pelita Bangsa diperpanjang? a. YA b. TIDAK Berapa lamakah idealnya magang mahasiswa Program D3 STIE

Pelita Bangsa dilaksanakan di perusahaan/instansi Bapak/Ibu?

a. 1 BULAN b. 2 BULAN c. 3 BULAN Pada periode apakah magang mahasiswa Program D3 STIE

Pelita Bangsa sebaiknya dilaksanakan di perusahaan/instansi Bapak/Ibu?

a. Juli-Agustus b. Januari-Februari c. ...

Berapakah jumlah mahasiswa magang D3 Akuntansi yang

sebaiknya ditempatkan pada perusahaan/instansi Bapak/Ibu? ... orang

Untuk masa yang akan datang, apakah dimungkinkan untuk membuat kerja sama kemitraan secara formal dengan perusahaan/instansi Bapak/Ibu berkaitan dengan pelaksanaan magang mahasiswa Program Diploma 3 STIE Pelita Bangsa ?

a. YA b. TIDAK

Bila dibutuhkan, apakah Bapak/Ibu bersedia memberikan kuliah umum di Program Diploma 3 STIE Pelita Bangsa untuk memberikan pengalaman praktis terkait area pekerjaan di

a. YA b. TIDAK

(43)

43 Keterangan : SB : Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang Supervisor QC, perusahaan/instansi Bapak/Ibu

Apakah ada diantara mahasiswa magang Program D3 STIE Pelita Bangsa yang memenuhi kriteria untuk diterima bekerja di perusahaan Bapak/Ibu setelah meraka lulus?

a. YA b. TIDAK

Referensi

Dokumen terkait

Dalam jangka panjang, fungsi produksi yang dihadapi petani tebu tidak berbeda antara mitra PG BUMN maupun PG perusahaan swasta, dengan elastisitas substitusi input lebih intensif

Pemberian emulgel ekstrak ikan kutuk dapat meningkatkan jumlah fibroblas pada luka bakar tikus putih dibandingkan dengan kontrol negatif pada hari ke-3 dan ke-7.. Pemberian emulgel

Sedangkan kenaikan hasil terhadap pemupukan rekomendasi NPK (R) adalah berkisar antara 12,35-17,06%, (3) Pemberian Boom Padi meningkatkan densitas gabah, redemen beras giling

[r]

Berdasarkan tiga komponen yang dimiliki subjek tersebut, bahwa subjek secara umum tepat mempersepsikan tubuhnya (meski ia tidak tepat memper- sepsikan tinggi badannya), memiliki

Kemudian berdasarkan dari hasil kuesioner yang disebar kepada 43 orang responden mengenai Apakah pegawai mengerjakan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang telah

Oleh karena itu mengapa Tari Gandhong harus dan wajib ditampilkan pada acara ritual tersebut, karena dalam serangkaian pertunjukan Tari Gandhong memiliki mantra-mantra

Setelah pengakuan awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam komponen ekuitas sampai aset