Informasi APBN Perubahan 2016
2
2016
INFORMASI APBNP
Disusun olehDirektorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Direktorat Jenderal Anggaran
Penanggung jawab:
Direktur Jenderal Anggaran
Editor:
Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Kontributor:
Pejabat dan pegawai
Disusun oleh
Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Direktorat Jenderal Anggaran
Penanggung jawab:
Direktur Jenderal Anggaran
Editor:
Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Kontributor:
Pejabat dan pegawai
20 6
1
INFORMASI
APBN
PERUBAHAN
Informasi APBN Perubahan 2016
4
KATA
PENGANTAR
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Dalam rangka memberikan informasi dan mendukung transparansi anggaran, syukur Alhamdulillah kami telah menyelesaikan penyusunan buku Informasi APBN Perubahan 2016. Informasi yang berisi ringkasan APBN ini disusun berdasarkan APBN Perubahan Tahun 2016 yang telah disetujui oleh DPR RI dalam Sidang Paripurna pada tanggal 28 Juni 2016.
Perkembangan perekonomian global yang mengalami perlambatan sepanjang tahun 2015 dan berlanjut hingga triwulan I tahun 2016 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja perekonomian domestik. Penurunan harga minyak dan penguatan nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap proyeksi realisasi APBN tahun 2016. Pendapatan negara khususnya dari perpajakan sektor migas dan PNBP sumber daya alam diperkirakan mengalami penurunan. Selain itu, realiasi penerimaan pajak tahun 2015 sebagai basis perhitungan penerimaan pajak pada APBN tahun 2016 juga memengaruhi proyeksi realisasi pendapatan negara tahun 2016. Di sisi lain, Pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat antara lain melalui pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi, yang selama triwulan I sektor tersebut telah memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan. Selain itu, Pemerintah juga tetap menjaga pemenuhan belanja yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan seperti anggaran pendidikan dan anggaran kesehatan.
Perkiraan penurunan realisasi pendapatan negara dari target APBN tahun 2016 dan diiringi dengan komitmen belanja negara pada APBN tahun 2016, dapat mengakibatkan adanya potensi pelebaran defisit yang melampaui 3,0 persen dari produk domestik bruto.
Memperhatikan perkembangan realisasi tersebut, Pemerintah melakukan konsolidasi fiskal terhadap pendapatan negara, belanja negara dan pembiayaan anggaran melalui APBN Perubahan dengan beberapa kebijakan, terutama (1) kebijakan tax amnesty/voluntary disclosure dan penguatan tax base; (2) penghematan dan pemotongan belanja yang kurang produktif; (3) rasionaliasi anggaran pada Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus; (4) kebijakan perubahan besaran fixed subsidi; (5) peningkatan dana tambahan infrastruktur dalam rangka Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; dan (6) peningkatan pengeluaran pembiayaan yang mendukung program pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan rakyat. Perubahan asumsi dasar ekonomi makro dan langkah-langkah konsolidasi fiskal disertai dengan beberapa kebijakan strategis tersebut selanjutnya dituangkan dalam APBN Perubahan tahun 2016 agar pelaksanaan APBN tahun 2016 dapat berjalan efektif dan efisien serta tercipta kesinambungan fiskal (fiscal sustainability).
Harapan kami semoga Informasi APBN ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas kepada para pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif, bagi pembentukan persepsi para pemangku kepentingan dalam menggunakan APBN.
Kepada tim penyusun dan para pihak yang telah menyampaikan masukan baik langsung maupun tidak langsung hingga terbitnya Informasi APBN ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
Inflasi
Pertumbuhan
Ekonomi
APBN 2016
PERUBAHAN
Perekonomian global yang melemah sepanjang tahun 2015 dan berlanjut hingga triwulan I tahun 2016 memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja perekonomian domestik. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan dan menyepakati pembahasan terkait APBN Perubahan 2016.
Informasi APBN Perubahan 2016
6
Januari
Siklus APBN
Mei
Maret
Penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
Penyusunan resource envelope, Rancangan RKP dan Pagu Indikatif
Pengajuan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal, Kerangka Ekonomi Makro dan RKP ke DPR dan dibahas s.d. akhir Juli
Juli
Penetapan Pagu Anggaran oleh Menteri Keuangan dan Penyusunan RKAKL oleh
Kementerian/ Lembaga
Agustus
Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka Pengajuan RAPBN (RUU dan Nota Keuangan)
November
Penetapan Rincian APBN dalam Peraturan Presiden
Oktober
Desember
Sidang Paripurna pengambilan keputusan persetujuan DPR terhadap RAPBN (paling lambat pada akhir bulan Oktober) setelah dibahas bersama Pemerintah sejak pidato kenegaraan
Penetapan DIPA
Pelaksanaan Anggaran (Januari - Desember)
APBN
PERUBAHAN
Perekonomian global yang melemah sepanjang tahun 2015 dan berlanjut hingga triwulan I tahun 2016 memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja perekonomian domestik. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan dan menyepakati pembahasan terkait APBN Perubahan 2016.
Mengapa harus
APBNP 2016?
Kebijakan
Pengendalian
Fiskal
Realisasi APBNP 2015, policy update
Belanja prioritas & subsidi tepat sasaran
mengakibatkan Pemerintah melakukan sehingga antara lain terhadap PDB Defisit Terjaga
2,48%
Perubahan Asumsi
Dasar Ekonomi Makro
Perubahan Baseline
Policy Update
Pendapatan Perpajakan PNBPPendapatan Negara
SubsidiPembayaran bunga utang
Belanja Negara
DAMPAK
FISKAL
Inflasi ICP Lifting Nilai Tukar RupiahInformasi APBN Perubahan 2016
8
APBN
PERUBAHAN
Perekonomian global yang melemah sepanjang tahun 2015 dan berlanjut hingga triwulan I tahun 2016 memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja perekonomian domestik. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan dan menyepakati pembahasan terkait APBN Perubahan 2016.
Mengapa harus
APBNP 2016?
Kebijakan
Pengendalian
Fiskal
Realisasi APBNP 2015, policy update
Belanja prioritas & subsidi tepat sasaran
mengakibatkan Pemerintah melakukan sehingga antara lain terhadap PDB Defisit Terjaga
2,48%
Perubahan Asumsi
Dasar Ekonomi Makro
Perubahan Baseline
Policy Update
Pendapatan Perpajakan PNBPPendapatan Negara
SubsidiPembayaran bunga utang
Belanja Negara
DAMPAK
FISKAL
Inflasi ICP Lifting Nilai Tukar RupiahPEMERINTAH
alur penyusunan
apbn perubahan 2016
1 Juni 2016
dpr
mengajukanPresiden mengajukan RUU APBN-P TA 2016 disertai nota perubahan dan dokumen pendukungnya.
2 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI>> Penyampaian Penjelasan Pokok-Pokok RUU tentang APBN-P TA 2016
13 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menko-menko>> Membahas RKA KL dalam RUU APBNP TA 2016
8-17 Juni 2016
Rapat Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan>> Membahas perubahan Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan dalam RUU APBNP TA 2016
20 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI
>> Membahas Postur Sementara RUU APBNP TA 2016
20-21 Juni 2016
22 Juni 2016
Rapat Panja Draft RUU APBNP 2016
>> Membahas Draft RUU APBNP TA 2016
Rapat Paripurna
27 Juni 2016
28 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI
>> Laporan dan Pengesahan Hasil Panja Pendapat Mini sebagai Sikap Akhir Fraksi; Penandatanganan Naskah RUU APBN-P; Pendapat Pemerintah; dan
Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan TK.II
Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RUU APBNP 2016
>> Membahas perubahan Belanja KL dan Non KL dalam RUU APBNP TA 2016
Rapat Panja Transfer Daerah dan Dana Desa RUU APBNP 2016
>> Membahas perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam RUU APBNP TA 2016
untuk kemudian dibahas bersama Nota Keuangan beserta RAPBN Perubahan
2016
APBN
PERUBAHAN
Perekonomian global yang melemah sepanjang tahun 2015 dan berlanjut hingga triwulan I tahun 2016 memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja perekonomian domestik. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan dan menyepakati pembahasan terkait APBN Perubahan 2016.
Mengapa harus
APBNP 2016?
Kebijakan
Pengendalian
Fiskal
Realisasi APBNP 2015, policy update
Belanja prioritas & subsidi tepat sasaran
mengakibatkan Pemerintah melakukan sehingga antara lain terhadap PDB Defisit Terjaga
2,48%
Perubahan Asumsi
Dasar Ekonomi Makro
Perubahan Baseline
Policy Update
Pendapatan Perpajakan PNBPPendapatan Negara
SubsidiPembayaran bunga utang
Belanja Negara
DAMPAK
FISKAL
Inflasi ICP Lifting Nilai Tukar RupiahPEMERINTAH
alur penyusunan
apbn perubahan 2016
1 Juni 2016
dpr
mengajukanPresiden mengajukan RUU APBN-P TA 2016 disertai nota perubahan dan dokumen pendukungnya.
2 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI>> Penyampaian Penjelasan Pokok-Pokok RUU tentang APBN-P TA 2016
13 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menko-menko>> Membahas RKA KL dalam RUU APBNP TA 2016
8-17 Juni 2016
Rapat Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan>> Membahas perubahan Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan dalam RUU APBNP TA 2016
20 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI
>> Membahas Postur Sementara RUU APBNP TA 2016
20-21 Juni 2016
22 Juni 2016
Rapat Panja Draft RUU APBNP 2016
>> Membahas Draft RUU APBNP TA 2016
27 Juni 2016
28 Juni 2016
Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI
>> Laporan dan Pengesahan Hasil Panja Pendapat Mini sebagai Sikap Akhir Fraksi; Penandatanganan Naskah RUU APBN-P; Pendapat Pemerintah; dan
Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan TK.II
Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RUU APBNP 2016
>> Membahas perubahan Belanja KL dan Non KL dalam RUU APBNP TA 2016
Rapat Panja Transfer Daerah dan Dana Desa RUU APBNP 2016
>> Membahas perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam RUU APBNP TA 2016
untuk kemudian dibahas bersama Nota Keuangan beserta RAPBN Perubahan
2016
Apa saja
yang berubah?
Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
Pendapatan
Negara
Belanja
Negara
Pembiayaan
Anggaran
penurunan target pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, dan harga minyakMengoptimalkan kebijakan pengampunan pajak
Penggalian potensi sektor unggulan memanfaatkan program
Geo-tagging dan implementasi
e-tax invoice Penghematan dan efisiensi belanja K/L Pemberian penghargaan K/L
Penambahan belanja untuk program-program prioritas yang mendesak
Pemberian THR untuk aparatur negara
Penyesuaian anggaran pendidikan dan kesehatan
Mendorong pemanfaatan energi yang berkelanjutan
- Skema penerapan energi yang lebih tepat sasaran
- Dukungan dana penyangga dan ketahanan anggaran
Peningkatan pembiayaan anggaran untuk membiayai peningkatan defisit, terutama dari peningkatan penerbitan SBN (neto) dan penggunaan SAL
Peningkatan pengeluaran pembiayaan, antara lain untuk PMN kepada BPJS Kesehatan, PMN kepada PT PLN, dan BLU Lembaga Manajemen Aset Negara
Penyesuaian alokasi/target akibat perubahan nilai tukar rupiah
Informasi APBN Perubahan 2016
10
Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
Pertumbuhan Ekonomi(%, yoy) Inflasi(%, yoy)
Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%) Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$) Harga Minyak (US$/barel) Lifting Minyak
(ribu barel/hari) Lifting Gas(MPOEPD)
Penyesuaian asumsi dasar ekonomi makro mempertimbangkan
masih lemahnya perekonomian dunia, sementara prospek pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan masih akan cukup kuat.
4,7
---4,0
5,5
5,5
---50
---40
5,3
---5,2
13.900
---13.500
830
----APBN 2016
APBNP 2016
820
1.155
----
1.150
Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
Pertumbuhan Ekonomi
(%, yoy) Inflasi(%, yoy)
Tingkat Bunga SPN 3 Bulan (%) Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$) Harga Minyak (US$/barel) Lifting Minyak
(ribu barel/hari) Lifting Gas(MPOEPD)
Penyesuaian asumsi dasar ekonomi makro mempertimbangkan
masih lemahnya perekonomian dunia, sementara prospek pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan masih akan cukup kuat.
4,7
---4,0
5,5
5,5
---50
---40
5,3
---5,2
13.900
---13.500
830
----APBN 2016
APBNP 2016
820
1.155
----
1.150
2012
2013
2014
2015
2016
4,3 8,4 112,7 8,4 3,4 4,7 4,0Inflasi
(%, yoy)
APBN APBN APBN APBNP APBNP2014
2015
2016
105,8 96,5 49,7 50,0 40,0Harga Minyak
(US$/barel) 11.878 13.500 13.392 13.900 APBNP APBNNilai Tukar
Rupiah
(Rp/US$) (0,6) 2,0 5,5 (5,8) 2,0 (2,0) 2,2 0,1 0,2 5,1 6,2 6,1 (Pembentukan Modal Tetap Bruto) PMTB 5,0 5,1 5,0 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Ekspor Barang/Jasa Impor Barang/Jasa 2015 2016 APBN 2016 APBNP Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran (%, yoy)I ACCOUNT
APBNP 2016
Pendapatan
Negara
Keseimbangan Primer Defisit Pembiayaan AnggaranPembiayaan Dalam Negeri
Pembiayaan Luar Negeri
Pendapatan Dalam Negeri Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional Penerimaan Perpajakan Pendapatan Pajak Dalam Negeri Pajak Lainnya Pajak Bumi & Bangunan Cukai Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan PPh Non Migas PPh Migas Bea Keluar Bea Masuk Penerimaan Negara Bukan Pajak Pendapatan BLU PNBP Lainnya Pendapatan SDA Pendapatan Bagian Laba BUMN
Belanja
Negara
Transfer Daerah dan Dana DesaBelanja Pemerintah Pusat Belanja Non K/L Belanja K/L Belanja Pegawai Belanja Pegawai (Triliun Rupiah) Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial Belanja Barang Pembayaran Bunga Utang Subsidi Belanja Hibah Bantuan Sosial Transfer ke Daerah Dana Transfer Umum Dana Transfer Khusus Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Fisik Dana Alokasi Khusus Non Fisik Dana Insentif Daerah Dana Otonomi Khusus & Keistimewaan DIY Belanja Lain-lain
1.786,2
1.784,2
245,1 90,5 36,3 90,5 84,1 34,21.539,2
1.503,3
35,9 2,5 33,4 474,2 148,1 17,7 7,4 855,8 36,3 819,5 (105,5) (296,7) 296,7 299,3 (2,5)2.082,9
1.306,7
776,3767,8
538,9 209,1 302,8 206,6 49,4 133,4 177,8 1,4 191,2 8,5 4,0 22,5 729,3 494,4 109,1 385,4 211,0 89,8 Dana Desa 47,0 121,2 5,0 18,8 Hibah 2,0Pendapatan
Negara
Kebijakan perubahan pendapatan negara
(1) Optimalisasi perpajakan dengan memerhatikan iklim investasi
(2) Memertahankan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat
(3) Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri domestik
(4) Mengendalikan konsumsi barang kena cukai
Pajak
Rp1.355,2 T
PNBP
Rp245,1 T
Kepabeanan dan
Cukai Rp184,0 T
Hibah
Rp2,0 T
Pendapatan Negara
Rp1.786,2 T
Informasi APBN Perubahan 2016
15
Pendapatan
Negara
Kebijakan perubahan pendapatan negara
(1) Optimalisasi perpajakan dengan memerhatikan iklim investasi
(2) Memertahankan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat
(3) Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri domestik
(4) Mengendalikan konsumsi barang kena cukai
Pajak
Rp1.355,2 T
PNBP
Rp245,1 T
Kepabeanan dan
Cukai Rp184,0 T
Hibah
Rp2,0 T
Pendapatan Negara
Rp1.786,2 T
Pendapatan Negara
2006 - 2016
Pajak Hibah PNBP Kepabeanan dan Cukai 1.355,2 184,0 2,0 245,11.786,2
707,8
981,6
848,8
995,3
1.210,6
1.338,1
1.438,9
425,4 65,6 215,1 544,5 75,4 227,2 628,2 95,1 268,9 358,2 51,0 227,0 1,8 1,7 1,7 571,1 87,6 320,6 2,32006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
APBN
2016
APBNP
2016
3,0638,0
742,7 131,1 331,5 5,3 835,8 144,7 351,8 5,8 921,4 156,0 354,8 6,81.550,6
985,1 161,7 398,7 5,11.508,0
1.060,8 179,6 255,6 12,0 2,0 1.360,2 186,5 273,81.822,5
(TRILIUN RUPIAH)
Penerimaan
Perpajakan
2016
APBNP
Pertumbuhan Perpajakan Triliun RupiahPPh Migas Kepabeanan &
Cukai Pajak Nonmigas
1.318,9 184,0 36,3
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
APBN
569,4 669,6 131, 1 73,1 83,5 144,7 752,4 88,7 155, 9 832,7 87,4 161, 7 897,7 1.011,1 179,6 49,7 1.318, 7 186, 5 41,4 95,1 58,9 -0,5% 16,7% 20,8% 12,2% 9,9% 6,5% 8,1% 24,7%Rata-rata pertumbuhan Penerimaan Perpajakan 2010 –
2016 adalah sebesar 13,5%
Target penerimaan perpajakan direncanakan secara realistis dengan mendasarkan pada kondisi perekonomian terkini dan dukungan pelaksanaan kebijakan perpajakan yang komprehensif. Selain itu, Pemerintah juga mempertimbangkan upaya untuk mengoptimalkan potensi pajak yang ada dalam perekonomian dengan tetap memperhatikan iklim investasi.
Informasi APBN Perubahan 2016
17
Penerimaan
Perpajakan
2016
APBNP
Pertumbuhan Perpajakan Triliun RupiahPPh Migas Kepabeanan &
Cukai Pajak Nonmigas
1.318,9 184,0 36,3
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
APBN
569,4 669,6 131, 1 73,1 83,5 144,7 752,4 88,7 155, 9 832,7 87,4 161, 7 897,7 1.011,1 179,6 49,7 1.318, 7 186, 5 41,4 95,1 58,9 -0,5% 16,7% 20,8% 12,2% 9,9% 6,5% 8,1% 24,7%Penerimaan
Perpajakan
Kepabeanan
dan Cukai
Rp184,0 T
Kepabeanan
dan Cukai
Rp184,0 T
Pajak
Cukai PPh Non Migas Bea Keluar Bea MasukPPh Migas PBB Pajak Lainnya PPN
Rp1.355,2 T
Pajak
Rp1.355,2 T
12 %
88 %
Rp819,5 T Rp474,2 T Rp36,3 T Rp17,7 T Rp7,4 T 35% 60,5% 80,5% 18,1% 1,4% 2,7% 1,3% 0,5% Rp148,1 T Rp33,4 T Rp2,5 TTarget Penerimaan Perpajakan
naik Rp49,9 T dari APBNP 2015 atau tumbuh sebesar
3,4%, yang terdiri dari:
•
Penerimaan Pajak
naik Rp 60,9 T atau tumbuh sebesar 4,7% dari APBNP 2015,
terutama dipengaruhi oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi dan extra effort
dibidang perpajakan tahun 2016.
•
Kepabeanan dan Cukai
turun Rp11,0 T atau sebesar 5,7% dari APBNP 2015, terutama
disebabkan turunnya tarif bea keluar CPO beserta turunannya sebagai dampak dari
kebijakan pembentukan Badan Penghimpun Dana Perkebunan.
Extra Effort
Pengamanan
Target Penerimaan Perpajakan
Tax Ratio (%)
Pajak
Kepabeanan
dan cukai
PERBANDINGAN
TAX RATIO 10 NEGARA 2013
36,7% 34,7% 32,9% 25,4% 24,3% 19,7% 19,4% 13,6% * 14,3% 10,3%
Optimalisasi pemeriksaan
a.l. fokus sektor unggulan masing-masing Kanwil, transfer pricing, dan
fraud;
kasi
a.l. data matching, optimalisasi IT, e-tax
invoice, perbaikan regulasi
Implementasi tahun 2016 sebagai tahun Penegakan Hukum (law enforcement)
a.l. melalui penagihan aktif, pemeriksaan dan penyidikan
Meningkatkan kinerja audit
memperbaiki targeting obyek audit.
Meningkatkan pengawasan, penindakan, dan penyidikan
Peningkatan operasi peredaran dan pengawasan Barang Kena Cukai
TAX
13,8 14,0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
arti luas
(penerimaan perpajakan + SDA Migas + pertambangan umum/PDB
arti sempit (penerimaan perpajakan/PDB) 10,5 12,9 13,6 13,1 11,6 12,9 11,2 11,4 11,3 10,9 10,8 12,2 Rp723,3 T Rp873,9 T Rp980,5 T Rp1.077,3 T Rp1.146,9 T Rp1.240,4 T Rp1.539,2 T
CUSTOMS
Pengampunan PajakInformasi APBN Perubahan 2016
19
Extra Effort
Pengamanan
Target Penerimaan Perpajakan
Tax Ratio (%)
Pajak
Kepabeanan
dan cukai
PERBANDINGAN
TAX RATIO 10 NEGARA 2013
Sumber: OECD, CIA 2013
Jerman Jepang Inggris Amerika
Serikat SelatanKorea Meksiko China Indonesia Filipina India
36,7% 34,7% 32,9% 25,4% 24,3% 19,7% 19,4% 13,6% * 14,3% 10,3%
*) tax ratio
Optimalisasi pemeriksaan
a.l. fokus sektor unggulan masing-masing Kanwil, transfer pricing, dan
fraud;
kasi
a.l. data matching, optimalisasi IT, e-tax
invoice, perbaikan regulasi
Implementasi tahun 2016 sebagai tahun Penegakan Hukum (law enforcement)
a.l. melalui penagihan aktif, pemeriksaan dan penyidikan
Meningkatkan kinerja audit
memperbaiki targeting obyek audit.
Meningkatkan pengawasan, penindakan, dan penyidikan
Peningkatan operasi peredaran dan pengawasan Barang Kena Cukai
TAX
13,8 14,0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
arti luas
(penerimaan perpajakan + SDA Migas + pertambangan umum/PDB
arti sempit (penerimaan perpajakan/PDB) 10,5 12,9 13,6 13,1 11,6 12,9 11,2 11,4 11,3 10,9 10,8 12,2 Rp723,3 T Rp873,9 T Rp980,5 T Rp1.077,3 T Rp1.146,9 T Rp1.240,4 T Rp1.539,2 T
CUSTOMS
Pengampunan PajakPenerimaan Negara
Bukan Pajak
SDA MigasRp68,7 T
SDA NonmigasRp21,8 T
Bagian Laba BUMN
Rp34,2 T
PNBP Lainnya
Rp84,1 T
Pendapatan BLURp36,3 T
Optimalisasipenerimaan migas
(merealisasikan produksi sumur minyak baru, menahan penurunan alamiah lifting migas, dan pengendalian cost recovery).
Penyesuaiantarif PNBP dan
ekstensifikasi.
Peningkatan kinerja BUMN.
Peningkatan pengawasan dan
pelaporan PNBP.
Perbaikan administrasi dan sistem
PNBP.
Penyempurnaan regulasi PNBP.
Target PNBP turun Rp24,0 T atau tumbuh sebesar negatif 8,9% dari APBNP 2015,
antara lain disebabkan oleh:
PNBP SDA Migas turun Rp12,7 T antara lain dipengaruhi melemahnya harga minyak mentah (ICP)
PNBP Minerba turun Rp15,1 T antara lain dipengaruhi oleh turunnya harga batubara di pasar internasional serta penundaan kenaikan tarif mineral, logam dan batubara.
Kebijakan Penerimaan
Negara Bukan Pajak
Perkembangan Penerimaan Negara
Bukan Pajak 2006 - 2016
38,0 21,5 167,5 2,1 56,9 23,2 132,9 29,1 63,3 3,7 224,5 139,0 26,0 53,8 8,4 168,8 30,1 59,4 10,6 20,1 69,4 28,2 213,8 21,7 73,5 30,8 225,8 24,6 69,7 34,0 226,4 29,6 85,8 40,3 242,9 35,4 79,4 34,2 124,9 2006 2007 2008 2009 201 0 201 1 201 2 201 2014 3 227,0 215,1 320,6 227,2 268,9 331,5 351,8 354,8 398,7 2015 255,6 35,3 81,7 37,6 101,0SDA Migas & Non Migas Bagian Laba BUMN PNBP Lainnya Badan Layanan Umum
273,8 APBN 2016 nilai tukar (Rp/USD 1)
64
9.164
70
9.140
97
9.691
62
959
10.408
79
9.087
112
8.779
113
9.400
106
10.46 0
97
11.878
50
13.90 0
lifting minyak harga minyak(USD/barrel) (MBDP) (MBOEDP)lifting gas
49
13.392
899
931
944
954
898
863
-825
794
779
830
1.213
1.224
1.195
1.155
36,3 84,1 34,2 90,5 245,1 APBNP 201640
820
1.150 13.500
(TRILIUN RUPIAH)
Informasi APBN Perubahan 2016
21
Perkembangan Penerimaan Negara
Bukan Pajak 2006 - 2016
38,0 21,5 167,5 2,1 56,9 23,2 132,9 29,1 63,3 3,7 224,5 139,0 26,0 53,8 8,4 168,8 30,1 59,4 10,6 20,1 69,4 28,2 213,8 21,7 73,5 30,8 225,8 24,6 69,7 34,0 226,4 29,6 85,8 40,3 242,9 35,4 79,4 34,2 124,9 2006 2007 2008 2009 201 0 201 1 201 2 201 2014 3 227,0 215,1 320,6 227,2 268,9 331,5 351,8 354,8 398,7 2015 255,6 35,3 81,7 37,6 101,0SDA Migas & Non Migas Bagian Laba BUMN PNBP Lainnya Badan Layanan Umum
273,8 APBN 2016 nilai tukar (Rp/USD 1)
64
9.164
70
9.140
97
9.691
62
959
10.408
79
9.087
112
8.779
113
9.400
106
10.46 0
97
11.878
50
13.90 0
lifting minyak harga minyak(USD/barrel) (MBDP) (MBOEDP)lifting gas
49
13.392
899
931
944
954
898
863
-825
794
779
830
1.213
1.224
1.195
1.155
36,3 84,1 34,2 90,5 245,1 APBNP 201640
820
1.150 13.500
(TRILIUN RUPIAH)
Perkembangan Penerimaan Negara
Bukan Pajak Lainnya 2010 - 2016
Penjualan Hasil Tambang Pendapatan dari Penerimaan
Kembali Belanja TAYL Pendapatan 5 K/L Besar Lainnya
Domestic Market Obligation (DMO)
5
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
PENYUMBANG PNBP
TERBESAR
Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Perhubungan Kementerian Hukum dan HAMKepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Pertahanan
Rp14,0 T
Rp8,9 T
Rp8,0 T
Rp3,6 T
Rp3,6 T
(TRILIUN RUPIAH)
9,2 11,8 12,3 12,9 15,5 7,3 6,0 5,4 5,9 7,9 8,1 9,8 14,1 11,9 7,5 13,6 5,8 8,0 4,7 5,2 4,3 4,4 6,7 5,0 17,7 17,5 18,4 20,3 23,0 26,8 38,0 36,2 20,8 24,2 29,9 21,4 28,9 31,3 21,2 23,959,4
69,4
73,5
69,6
85,8
81,7
79,4
84,1
2010 2011 2012 2013 2014 2015 APBN 2016 APBNP 2016BELANJA
NEGARA
Transfer ke
Belanja
Non K/L
Belanja
K/L
Program Pengelolaan Utang Negara Tr Dana Desa Program Pengelolaan Subsidi Program Pengelolaan Hibah Negara Program Pengelolaan Belanja Lainnya Program Pengelolaan Transaksi Khusus Rp191,2 T Rp177,8 T Rp8,5 T Rp50,8 T Rp110,6 T Rp729,3 T Rp47,0 TRp767,8 T
37%
26%
37%
Rp776,3 T
Rp538,9 T
Daerah dan Dana Desa
Transfer ke Daerah
BELANJA NEGARA
Informasi APBN Perubahan 2016
23
BELANJA
NEGARA
Transfer ke
Belanja
Non K/L
Belanja
K/L
Program Pengelolaan Utang Negara Tr Dana Desa Program Pengelolaan Subsidi Program Pengelolaan Hibah Negara Program Pengelolaan Belanja Lainnya Program Pengelolaan Transaksi Khusus Rp191,2 T Rp177,8 T Rp8,5 T Rp50,8 T Rp110,6 T Rp729,3 T Rp47,0 TRp767,8 T
37%
26%
37%
Rp776,3 T
Rp538,9 T
Daerah dan Dana Desa
Transfer ke Daerah
BELANJA NEGARA
RP2.082,9 T
Belanja Pegawai Belanja Barang Pembayaran Bunga Utang
Subsidi Belanja Lain Lain
Belanja Modal
Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial
Rp342,4 T
Rp304,2 T
Rp206,6 T
Rp191,2 T
Rp177,8 T
Rp8,5 T
Rp53,4 T
Rp22,5 T
26,2%
4,1%
14,6%
23,3%
15,8%
0,7%
13,6%
1,7%
Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Fungsi
Menurut Jenis
Kesehatan Pariwisata Agama Rp66,1 T Rp9,8T 0,8% 0,4% 0,7% Rp38,3 T Pendidikan Rp143,3 T Perlindungan Sosial Rp150,8 T Pelayanan Umum Rp322,6 T Pertahanan Rp109,0T Ketertiban dan Keamanan Rp122,9 T Ekonomi Rp331,0 TBELANJA
PEMERINTAH PUSAT
Rp1.306,7 T
24,7% 8,3% 9,4% 25,3% 2,6% 5,1% 11,0% 11,5% Perumahandan Fasilitas Umum 2,6% Perlindungan Lingkungan Hidup 0,8% 0,8% 0,8% Rp11,0 T Rp5,9 T
Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Organisasi
POKOK-POKOK KEBIJAKAN
BELANJA PEMERINTAH PUSAT, APBNP 2016
Belanja K/L Rp784,1 T Rp110,0 T Rp59,9 T Rp182,6 T Rp4,0 T Rp184,9 T 59% 14% 14% 5% 8%
APBNP
2016
Rp1.325,6 T
Rp1.306,7 T
APBN
2016
Program PengelolaanBelanja Lain nya Program PengelolaanTransaksi Khusus Program PengelolaanSubsidi
Program Pengelolaan Hibah Nega ra Program Pengelolaan Utang Nega ra Rp767,8 T 59% Rp191,2 T 15% Rp8,5 T Rp177,8T 14% Rp50,8 T 4% Rp110,6 T 8%
Penghematan
dan
efisiensi
Belanja K/L:
Efisiensi Belanja Operasional
Efisiensi Belanja Lainnya (belanja jasa, honorarium, dll)
-Mendorong
pemanfaatan energi yang berkelanjutan:
Skema penerapan subsidi yang lebih tepat sasaran
Dukungan dana penyangga dan ketahanan energi
-Penambahan Belanja
untuk program-program prioritas yang mendesak
Pemenuhan anggaran pendidikan
dan
kesehatan
masing-masing sebesar 20% dan 5% dari
APBN
-Informasi APBN Perubahan 2016
25
10 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DENGAN ANGGARAN TERBESAR
Perkembangan
Belanja K/L
(TRILIUN RUPIAH)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
APBNP
2016
332,9 417,6 489,4 582,9 577,2 732,1 767,8 99,5 104,1 73,0 63,5 57,1 49,2 48,5 40,6 39,3 31,5 177,9 108,7 97,1 79,3 62,7 56,2 43,6 42,9 40,6 38,1 27,6 171,0 KEMENHAN KEMEN PU PERA POLRI KEMENKES KEMENAG KEMENDIKBUD KEMENHUB KEMENRISTEK DIKTI KEMENKEU KEMENTAN K/L LAINNYA APBN 2016784,1
APBNP 2016767,8
(TRILIUN RUPIAH)
Belanja Pemerintah Pusat
Menurut Organisasi
POKOK-POKOK KEBIJAKAN
BELANJA PEMERINTAH PUSAT, APBNP 2016
Belanja K/L Rp784,1 T Rp110,0 T Rp59,9 T Rp182,6 T Rp4,0 T Rp184,9 T 59% 14% 14% 5% 8%
APBNP
2016
Rp1.325,6 T
Rp1.306,7 T
APBN
2016
Program PengelolaanBelanja Lain nya Program PengelolaanTransaksi Khusus Program PengelolaanSubsidi
Program Pengelolaan Hibah Nega ra Program Pengelolaan Utang Nega ra Rp767,8 T 59% Rp191,2 T 15% Rp8,5 T Rp177,8T 14% Rp50,8 T 4% Rp110,6 T 8%
Penghematan
dan
efisiensi
Belanja K/L:
Efisiensi Belanja Operasional
Efisiensi Belanja Lainnya (belanja jasa, honorarium, dll)
-Mendorong
pemanfaatan energi yang berkelanjutan:
Skema penerapan subsidi yang lebih tepat sasaran
Dukungan dana penyangga dan ketahanan energi
-Penambahan Belanja
untuk program-program prioritas yang mendesak
Pemenuhan anggaran pendidikan
dan
kesehatan
masing-masing sebesar 20% dan 5% dari
APBN
-Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan
Beberapa K/L
Kementerian PU PERA
APBNP 2016 Rp97,1 T APBN 2016 Rp104,1 T Perubahan disebabkan:Penghematan/pemotongan anggaran Rp8.495,4 miliar
Tambahan anggaranRp963,0 miliar untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka persiapan pelaksanaan Asian Games tahun 2018
Kenaikan rencana penarikan anggaran yang bersumber dari PHLN Rp524,8 miliar
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Pembangunan/Pemeliharaan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan tol
Pembangunan rusun
Pembangunan embung, bendungan, dan penampungan air lainnya
Kementerian Perhubungan
APBNP 2016 Rp42,9 T APBN 2016 Rp48,5 TKementerian Pertanian
APBNP 2016 Rp27,6 T APBN 2016 Rp31,5 T Perubahan disebabkan:Penghematan dan pemotongan anggaran Rp3,750,2 miliar
Penurunan rencana penarikan anggaran yang bersumber dari PHLN Rp1.813,0 miliar
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Pembangunan kapal perintis penumpang dan barang
Pembangunan jalur kereta api
Pembangunan/pengembangan bandar udara
Perubahan disebabkan, a.l.:
Penghematandan pemotongan anggaran Rp3.923,0 miliar
Tambahan anggaran yang berasal dari realokasi BA BUN untuk penagihan dan pengendalian, percepatan pengembalian pinjaman petani perkebunan
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai
Peningkatan produksi daging, telur, dan susu
Penambahan luas tanam padi
Perubahan disebabkan, a.l. :
Penghematan dan pemotongananggaran Rp6.523,9 miliar
Penurunan rencana penarikan anggaran yang bersumber dari PHLN Rp321,7 miliar
Tambahan anggaran pendidikan Rp1.218,6 miliar untuk menjaga rasio anggaran pendidikan 20% dari APBN
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Wajib belajar 12 tahun melalui Program Indonesia Pintar
Peningkatan kompetensi tenaga pendidik
Pembangunan dan rehabilitas ruang kelas/sekolah
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
APBNP 2016 Rp43,6 T
Informasi APBN Perubahan 2016
27
Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan
Beberapa K/L
Kementerian PU PERA
APBNP 2016 Rp97,1 T
APBN 2016 Rp104,1 T
Perubahan disebabkan:
Penghematan/pemotongan anggaran Rp8.495,4 miliar
Tambahan anggaranRp963,0 miliar untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka persiapan pelaksanaan Asian Games tahun 2018
Kenaikan rencana penarikan anggaran yang bersumber dari PHLN Rp524,8 miliar
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Pembangunan/Pemeliharaan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan tol
Pembangunan rusun
Pembangunan embung, bendungan, dan penampungan air lainnya
Kementerian Perhubungan
APBNP 2016 Rp42,9 T APBN 2016 Rp48,5 TKementerian Pertanian
APBNP 2016 Rp27,6 T APBN 2016 Rp31,5 T Perubahan disebabkan:Penghematan dan pemotongan anggaran Rp3,750,2 miliar
Penurunan rencana penarikan anggaran yang bersumber dari PHLN Rp1.813,0 miliar
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Pembangunan kapal perintis penumpang dan barang
Pembangunan jalur kereta api
Pembangunan/pengembangan bandar udara
Perubahan disebabkan, a.l.:
Penghematandan pemotongan anggaran Rp3.923,0 miliar
Tambahan anggaran yang berasal dari realokasi BA BUN untuk penagihan dan pengendalian, percepatan pengembalian pinjaman petani perkebunan
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai
Peningkatan produksi daging, telur, dan susu
Penambahan luas tanam padi
Perubahan disebabkan, a.l. :
Penghematan dan pemotongananggaran Rp6.523,9 miliar
Penurunan rencana penarikan anggaran yang bersumber dari PHLN Rp321,7 miliar
Tambahan anggaran pendidikan Rp1.218,6 miliar untuk menjaga rasio anggaran pendidikan 20% dari APBN
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Wajib belajar 12 tahun melalui Program Indonesia Pintar
Peningkatan kompetensi tenaga pendidik
Pembangunan dan rehabilitas ruang kelas/sekolah
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
APBNP 2016 Rp43,6 T
APBN 2016 Rp49,2 T
Kementerian Riset Teknologi
dan Perguruan Tinggi
APBNP 2016 Rp40,6 T
APBN 2016 Rp40,6 T
Perubahan disebabkan, a.l. :
Penghematan dan pemotongan anggaran Rp1.953,3 miliar
Tambahan anggaran pendidikan Rp1.881,2 miliar untuk menjaga rasio anggaran pendidikan 20% dari APBN
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Pemberian Beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Siswa Miskin
Peningkatan kualitas dosen
Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Kesehatan
APBNP 2016 Rp62,7 T
APBN 2016 Rp63,5 T
Perubahan disebabkan, a.l. :
Penghematan dan pemotongan anggaran Rp1.399,4 miliar
Tambahan anggaran pendidikan Rp548,5 miliar untuk menjaga rasio anggaran pendidikan 20% dari APBN
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Pemberian bantuan operasional sekolah untuk MI/Ula, MTs/Wustha, dan MA/Ulya
Pembangunan dan rehabilitas ruang kelas/sekolah
Perubahan disebabkan, a.l. :
Penghematan dan pemotongan anggaran Rp1.051,4 miliar
Tambahan anggaran kesehatan Rp250,0 miliar untuk menjaga rasio anggaran kesehatan 5% dari APBN
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Peningkatan layanan persalinan
Peningkatan persentase anak yang mendapatkan imunisasi lengkap
Peningkatan cakupan pelayanan universal melalui Kartu Indonesia Sehat (peserta Penerima Bantuan Iuran)
Perubahan disebabkan, a.l. :
Tambahan anggaran prioritas dan mendesak Rp10.086,5 miliar (termasuk untuk rumah sakit TNI dan satelit pertahanan)
Tambahan anggaran yang berasal dari realokasi BA BUN sebesar Rp1.923,0 miliar (a.l. untuk pembayaran hutang bahan bakar minyak dan pelumas tahun 2014)
Penghematan dan pemotongan anggaran Rp2.857,3 miliar;
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Pengadaan alutsista
Pengadaan kendaraan taktis (matra darat), KRI, KAL, Alpung, ranpur , rantis (matra laut), dan pesawat (matra udara)
Perubahan disebabkan, a.l. :
Tambahan anggaran mendesak dan prioritas Rp9.810,7 miliar (antara lain untuk penambahan peralatan dan personil tindak pidana terorisme)
Penurunan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP Rp2,303,3 miliar
Tambahan anggaran yang berasal dari realokasi BA BUN sebesar Rp322,3 miliar untuk penguatan Densus 88 Anti Teror Polri
Penghematan dan pemotongan anggaran Rp1.560,3 miliar
Pemanfaatan anggaran, antara lain:
Penambahan almatsus Polri
Pemberantasan tindak kriminal
Pengamanan objek vital
Kementerian Agama
APBNP 2016 Rp56,2 T APBN 2016 Rp57,1 TKementerian Pertahanan
APBNP 2016 Rp108,7 T APBN 2016 Rp99,5 TPolri
APBNP 2016 Rp79,3 T APBN 2016 Rp73,0 TInfrastruktur dan Kesehatan 2010-2016
Anggaran Pendidikan
Mempertahankan pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Belanja Negara
Meningkatkan alokasi pembangunan
infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas Peningkatan produksi untuk mencapai swasembadapangan dan ketersediaan pasokan Pemenuhan pertama kali anggaran kesehatan sebesar 5% dari Belanja Negara
Anggaran Kesehatan
Anggaran Infrastruktur
Anggaran Kedaulatan Pangan
Anggaran Pendidikan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Anggaran
Infrastruktur AnggaranKesehatan triliun rupiah Subsidi Energi 0 100 200 300 400 500 APBNP 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 100 200 300 400 500 APBNP 2016 160 80 240 320 400 80 160 120 40 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 25 50 75 100 125 APBNP 2016 Kebijakan pengalihan subsidi energi untuk belanja yang lebih produktif seperti belanja infrastruktur
triliun rupiah triliun rupiah
Informasi APBN Perubahan 2016
29
Perbandingan Subsidi Energi, Anggaran Pendidikan,
Infrastruktur dan Kesehatan 2010-2016
Anggaran Pendidikan
Mempertahankan pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Belanja Negara
Meningkatkan alokasi pembangunan
infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas Peningkatan produksi untuk mencapai swasembadapangan dan ketersediaan pasokan Pemenuhan pertama kali anggaran kesehatan sebesar 5% dari Belanja Negara
Anggaran Kesehatan
Anggaran Infrastruktur
Anggaran Kedaulatan Pangan
Anggaran Pendidikan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Anggaran
Infrastruktur AnggaranKesehatan triliun rupiah Subsidi Energi 0 100 200 300 400 500 APBNP 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 100 200 300 400 500 APBNP 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 160 80 240 320 400 APBNP 2016
Belanja Pemerintah Pusat Transfer Ke Daerah Pembiayaan
2010 2011 2012 2013 2014 APBNP 2016 2015 0 80 160 120 40 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 25 50 75 100 125 APBNP 2016 Kebijakan pengalihan subsidi energi untuk belanja yang lebih produktif seperti belanja infrastruktur
triliun rupiah triliun rupiah
triliun rupiah triliun rupiah
SUBSIDI
Stabilitas
harga kebutuhan pokok
Daya
beli masyarakat tetap terjaga terutama masyarakat miskin
Ketersediaan
pasokan kebutuhan pokok dan peningkatan produktivitas
Daya
saing produksi dan akses permodalan UMKM makin meningkat
Arah Kebijakan
Subsidi Tahun
2016
Subsdi Non energi
Rp83,4 T
47%
Subsdi Energi
Rp94,4 T
53%
%
Subsidi Energi
Subsidi Nonenergi
%
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang menyediakan dan mendistribusikan BBM, LPG tabung 3 kg, dan tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi dan/atau menjual barang dan/atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.
PERKEMBANGAN SUBSIDI
2006 - 2016
94,6 116,9 223,0 94,6 140,0 255,6 306,5 310,0 341,8 119,1 102,1 94,4 12,8 16% 20% 28% 15% 18% 23% 23% 22% 22% 10% 9% 9% 33,3 52,3 43,5 52,8 39,7 39,9 45,1 50,2 66,9 80,5 83,4107,4
150,2
275,3
138,1
192,7
295,4
346,4
355,0
392,0
186,0
182,6
177,8
(TRILIUN RUPIAH)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APBN 2016 APBNP 2016Informasi APBN Perubahan 2016
31
PERKEMBANGAN SUBSIDI
2006 - 2016
Subsidi Energi Subsidi Nonenergi Persentase terhadap Belanja Negara
94,6 116,9 223,0 94,6 140,0 255,6 306,5 310,0 341,8 119,1 102,1 94,4 12,8 16% 20% 28% 15% 18% 23% 23% 22% 22% 10% 9% 9% 33,3 52,3 43,5 52,8 39,7 39,9 45,1 50,2 66,9 80,5 83,4
107,4
150,2
275,3
138,1
192,7
295,4
346,4
355,0
392,0
186,0
182,6
177,8
(TRILIUN RUPIAH)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APBN 2016 APBNP 2016SUBSIDI
ENERGI
Volume Minyak Tanah:
0,69 juta KL
Volume Minyak Solar:
16,0 juta KL
Volume LPG Tabung 3 KG:
6,6 metrik ton
Subsidi BBM, LPG tabung 3 kg, LGV terutama untuk rumah tangga, usaha mikro, usaha perikanan dan transportasi
Subsidi listrik terutama untuk golongan pelanggan 450-900 VA
46%
54%
Subsdi Listrik
Rp50,7 TSubsdi BBM
Rp43,7 TKebijakan
Subsidi BBM
Kebijakan
Subsidi Listrik
Melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk BBM jenis minyak solar Rp500/liter dan (selisih harga) untuk minyak tanah Melaksanakan
Meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan untuk transportasi Meningkatkan dan mengembangkan pembangunan jaringan gas kota untuk rumah tangga
Meningkatkan pengawasan penyaluran BBM bersubsidi dan LPG tabung 3 kg antara lain melalui penggunaan data dan teknologi, dan
Meningkatkan peranan pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi dan LPG tabung 3kg
Meningkatkan Meningkatkan
Memberikan subsidi untuk pelanggan rumah tangga miskin dan rentan dengan daya 450 VA dan 900 VA
Mengembangkan energi baru dan terbarukan
Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan investasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan
untuk premium tidak ada subsidi serta subsidi dan LPG tabung 3 kg;
PERKEMBANGAN SUBSIDI ENERGI
2006 - 2016
(TRILIUN RUPIAH)
Volume
Konsumsi
BBM Bersubsidi
2005-2016
(JUTA KILO LITER)
59,7 37,5 38,7 38,1 37,0 38,2 41,8 45,0 46,2 46,0 2005 2007 2008 2010 2011 2012 2013 2014 30,4 94,6 116,9 223,0 94,6 140,0 64,2 33,1 83,8 83,9 139,1 49,5 45,0 57,6 82,4 255,6 90,4 165,2 306,5 94,6 211,9 210,0 310,0 100,0 341,8 101,8 240,0 119,1 58,3 60,8 102,1 38,4 63,7 94,4 50,7 43,7 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APBN 2016 APBNP 2016 2009 2007 2008 2006 Listrik BBM, LPG Tabung 3 kg, dan LGV
SUBSIDI
NONENERGI
Subsidi Pangan
Rp22,5 T
Subsidi Bunga
Kredit Program
Rp15,8 T
Subsidi Benih
Rp1,0 T
Subsidi PSO
Rp3,8 T
Subsidi Pajak
Rp10,2 T
Subsidi
Nonenergi
Rp83,4 T
Subsidi Pupuk
Rp30,1 T
Penyediaan beras dengan harga tebus/ jual Rp1.600/Kg bagi 15,5 juta RTS @15 Kg/ RTS selama 12 bulan. Mendukung program pengembangan UMKM, peningkatan ketahanan pangan, dan programMendukung program stabilitas harga kebutuhan pokok dan pengembangan industri strategis.
Subsidi Pajak dialokasikan untuk - PPh DTP sebesar Rp9,7 T - Bea Masuk DTP sebesar Rp0,5 T Beberapa jenis bunga kredit program, antara lain:
a. Subsidi Bunga KUR
- Dialokasikan sebesar Rp10,5 T; - Coverage Rp100 T-Rp120 T; - Bunga kredit sebesar 9 %;
- Sasaran: usaha kecil, menengah, dan koperasi
b. Subsidi bunga kredit perumahan
- Dialokasikan sebesar Rp1,3 T - Coverage 531.445 unit rumah
- Sasaran: masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) - Bunga kredit 5%
Subsidi PSO diberikan untuk - PSO KAI sebesar Rp1,8 T - PSO Pelni sebesar Rp1,8 T - PSO LKBN Antara sebesar Rp0,1 T
- Subsidi benih diberikan untuk benih padi dan kedele -Subsidi benih dialokasikan
untuk 116.500 ton benih bersubsidi - Subsidi benih diberikan untuk pupuk non organik seperti urea, ZA, NPK dan pupuk organik
Membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk dengan harga terjangkau, serta mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan. Membantu petani memenuhi
kebutuhan benih dengan harga terjangkau, serta mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan. Diberikan untuk penumpang
angkutan kereta api, penumpang angkutan kapal laut kelas ekonomi, dan penyediaan informasi publik.
Rp
%
27%
36%
5%
19%
12%
1%
Informasi APBN Perubahan 2016
33
SUBSIDI
NONENERGI
Subsidi Pangan
Rp22,5 T
Subsidi Bunga
Kredit Program
Rp15,8 T
Subsidi Benih
Rp1,0 T
Subsidi PSO
Rp3,8 T
Subsidi Pajak
Rp10,2 T
Subsidi
Nonenergi
Rp83,4 T
Subsidi Pupuk
Rp30,1 T
Penyediaan beras dengan harga tebus/ jual Rp1.600/Kg bagi 15,5 juta RTS @15 Kg/ RTS selama 12 bulan. Mendukung program pengembangan UMKM, peningkatan ketahanan pangan, dan programMendukung program stabilitas harga kebutuhan pokok dan pengembangan industri strategis.
Subsidi Pajak dialokasikan untuk - PPh DTP sebesar Rp9,7 T - Bea Masuk DTP sebesar Rp0,5 T Beberapa jenis bunga kredit program, antara lain:
a. Subsidi Bunga KUR
- Dialokasikan sebesar Rp10,5 T; - Coverage Rp100 T-Rp120 T; - Bunga kredit sebesar 9 %;
- Sasaran: usaha kecil, menengah, dan koperasi
b. Subsidi bunga kredit perumahan
- Dialokasikan sebesar Rp1,3 T - Coverage 531.445 unit rumah
- Sasaran: masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) - Bunga kredit 5%
Subsidi PSO diberikan untuk - PSO KAI sebesar Rp1,8 T - PSO Pelni sebesar Rp1,8 T - PSO LKBN Antara sebesar Rp0,1 T
- Subsidi benih diberikan untuk benih padi dan kedele -Subsidi benih dialokasikan
untuk 116.500 ton benih bersubsidi - Subsidi benih diberikan untuk pupuk non organik seperti urea, ZA, NPK dan pupuk organik
- Subsidi pupuk dialokasikan untuk 9,5 juta ton pupuk bersubsidi
Membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk dengan harga terjangkau, serta mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan. Membantu petani memenuhi
kebutuhan benih dengan harga terjangkau, serta mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan. Diberikan untuk penumpang
angkutan kereta api, penumpang angkutan kapal laut kelas ekonomi, dan penyediaan informasi publik.
Rp
%
27%
36%
5%
19%
12%
1%
PERKEMBANGAN SUBSIDI NONENERGI
2006 - 2016
(TRILIUN RUPIAH)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 APBN 201650,2
45,1
39,9
39,7
52,8
43,5
52,3
33,3
12,8
0,3 5,3 3,2 6,2 0,9 1,5 6,6 6,3 17,1 1, 0 0,3 12,1 15,2 21,0 1,7 0,10,3 0,5 0,3 1,0 1,6 0,9 13,0 18,3 8,2 1,3 1,1 2,2 15,2 18,4 14,8 1,4 0,8 0,1 16,5 16,3 3,4 1,8 1,5 0,1 19,1 14,0 3,8 1,9 1,1 0,4 20,3 17,6 4,1 1,51,1 18,2 5,8 2, 1,0 21,0 3,8 16,5 1,5 6,6 6,3 17,1 1,0 0,3 12,1 15,2 21,0 1,7 0,5 0,3 1,0 1,6 0,9 13,0 18,3 8,2 1,3 1,1 2,2 15,2 18,4 14,8 1,4 0,8 0,1 16,5 16,3 3,4 1,8 1,5 0,1 19,1 14,0 3,8 1,9 1,1 0,4 20,3 17,6 4,1 1,51,1 0,3 18,2 21,0 2,1 2,8 30,1 0,1 21,8 31,3 1,966,9
2015 8,2 3,8 8,5 3,3 1,0 1,0 1,0 30,1 16,5 21,080,5
APBNP 2016 3,8 15,8 30,1 10,2 3,83,8 30,1 22,583,4
Subsidi PanganSubsidi Bunga Kredit Program
Subsidi Pupuk Subsidi Pajak
Subsidi Lainnya Subsidi PSO Subsidi Benih 22,5 22,5 3,8 3,8
Informasi APBN Perubahan 2016
35
PERKEMBANGAN SUBSIDI NONENERGI
2006 - 2016
(TRILIUN RUPIAH)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 APBN 201650,2
45,1
39,9
39,7
52,8
43,5
52,3
33,3
12,8
0,3 5,3 3,2 6,2 0,9 1,5 6,6 6,3 17,1 1, 0 0,3 12,1 15,2 21,0 1,7 0,10,3 0,5 0,3 1,0 1,6 0,9 13,0 18,3 8,2 1,3 1,1 2,2 15,2 18,4 14,8 1,4 0,8 0,1 16,5 16,3 3,4 1,8 1,5 0,1 19,1 14,0 3,8 1,91,1 0,4 20,3 17,6 4,1 1,51,1 18,2 5,8 2, 1,0 21,0 3,8 16,5 1,5 6,6 6,3 17,1 1,0 0,3 12,1 15,2 21,0 1,7 0,5 0,3 1,0 1,6 0,9 13,0 18,3 8,2 1,3 1,1 2,2 15,2 18,4 14,8 1,4 0,8 0,1 16,5 16,3 3,4 1,8 1,5 0,1 19,1 14,0 3,8 1,91,1 0,4 20,3 17,6 4,1 1,51,1 0,3 18,2 21,0 2,1 2,8 30,1 0,1 21,8 31,3 1,966,9
2015 8,2 3,8 8,5 3,3 1,0 1,0 1,0 30,1 16,5 21,080,5
APBNP 2016 3,8 15,8 30,1 10,2 3,83,8 30,1 22,583,4
Subsidi PanganSubsidi Bunga Kredit Program
Subsidi Pupuk Subsidi Pajak
Subsidi Lainnya Subsidi PSO Subsidi Benih 22,5 22,5 3,83,8
PEMBAYARAN
BUNGA UTANG
Memenuhi kewajiban Pemerintah untuk menjaga kredibilitas dan kesinambungan pembiayaan
Menjaga
bunga utang, antara lain melalui pemilihan komposisi instrumen utang yang optimal dan melaksanakan transaksi lindung nilai.
KEBIJAKAN PEMBAYARAN
BUNGA UTANG 2016
91%
9%
Pembayaran Bunga Utang
Dalam Negeri
Pembayaran Bunga Utang
Luar Negeri
Rp174,0 T
TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
Dana Otonomi Khusus
91%
70% 30%
6%
2% 1% Rp47,0 T Rp5,0 T Rp0,5 T Rp18,3 T Rp705,5 T Dana Perimbangan Rp109,1 T Rp494,4 T DanaBagi Hasil Rp121,2 TNonfisikDAK
Rp89,8 T DAK Fisik Dana Transfer Umum
Rp776,3 T
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
Rp211,0 T Dana Transfer Khusus Rp385,4 T Dana Alokasi Umum Dana Transfer Umum Dana Transfer Khusus Dana Desa
Dana Insentif Daerah Dana Keistimewaan DIY
43% 57%
78%
Informasi APBN Perubahan 2016
37
TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
Dana Otonomi Khusus
91%
70% 30%
6%
2% 1% Rp47,0 T Rp5,0 T Rp0,5 T Rp18,3 T Rp705,5 T Dana Perimbangan Rp109,1 T Rp494,4 T DanaBagi Hasil Rp121,2 TNonfisikDAK
Rp89,8 T DAK Fisik Dana Transfer Umum
Rp776,3 T
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
Rp211,0 T Dana Transfer Khusus Rp385,4 T Dana Alokasi Umum Dana Transfer Umum Dana Transfer Khusus Dana Desa
Dana Insentif Daerah Dana Keistimewaan DIY
43% 57%
78%
22%
PERKEMBANGAN TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
2006 - 2016
(TRILIUN RUPIAH)
222,3 244,0 278,9 287,3 316,7 347,2 411,3 430,4 477,1 485,8 700,4 705,5 3,5 4,0 7,5 9,5 9,1 10,4 12,0 13,5 16,2 17,1 17,2 0,6 5,3 6,2 11,8 18,9 53,7 57,4 69,3 80,1 98,9 0,1 0,4 0,5 0,5 0,5 20,8 47,0 47,0 5,0 5,0226,4
253,3
292,6
308,6
344,7
411,3
480,6
513,3
573,7
623,1
770,2
776,3
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APBN 2016 APBNP 2016Dana Insentif Daerah Dana Desa
Dana Keistimewaan DIY Dana Transfer Lainnya Dana Otonomi Khusus
Dana Perimbangan
PERUBAHAN POSTUR TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
Meningkatkan alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa, agar dapat mempercepat penguatan peran daerah dalam penyediaan pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang merupakan perwujudan dari ciri Indonesia
Melakukan perubahan struktur dan ruang lingkup Transfer ke Daerah dan Dana Desa agar lebih sesuai dengan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah serta kebutuhan pendanaan daerah
Meningkatkan kualitas penganggaran dan penyaluran DBH guna meningkatkan kepastian jumlah dan ketepatan waktu penyaluran
Reformulasi dan penguatan DAK untuk mendukung Nawacita dan pencapaian prioritas nasional
Meningkatkan kualitas pengelolaan Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY
Reformulasi DID untuk memberikan penghargaan yang lebih besar kepada daerah yang berkinerja baik dalam pengelolaan keuangan, perekonomian, dan kesejahteraan daerah
Peningkatan alokasi Dana Desa minimal 6 persen dari dan di luar Transfer ke Daerah sesuai Road Map Dana Desa tahun 2015-2019
Kebijakan Transfer Ke Daerah
dan Dana Desa
Transfer ke Daerah
Transfer ke Daerah
Postur
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
Postur
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
2015
2016
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan
DBH
DAU
DAK
Dana Transfer Umum DBH
DAU
Dana Transfer Khusus DAK Fisik
DAK Nonfisik
Dana Transfer Lainnya
Dana Otonomi Khusus
Dana Keistimewaan DIY
Dana Insentif Daerah
Dana Otonomi Khusus
Dana Keistimewaan DIY
Informasi APBN Perubahan 2016
39
PERUBAHAN POSTUR TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
Meningkatkan alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa, agar dapat mempercepat penguatan peran daerah dalam penyediaan pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang merupakan perwujudan dari ciri Indonesia
Melakukan perubahan struktur dan ruang lingkup Transfer ke Daerah dan Dana Desa agar lebih sesuai dengan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah serta kebutuhan pendanaan daerah
Meningkatkan kualitas penganggaran dan penyaluran DBH guna meningkatkan kepastian jumlah dan ketepatan waktu penyaluran
Reformulasi alokasi DAU guna meningkatkan
pemerataan kemampuan keuangan
antardaerah
Reformulasi dan penguatan DAK untuk mendukung Nawacita dan pencapaian prioritas nasional
Meningkatkan kualitas pengelolaan Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY
Reformulasi DID untuk memberikan penghargaan yang lebih besar kepada daerah yang berkinerja baik dalam pengelolaan keuangan, perekonomian, dan kesejahteraan daerah
Peningkatan alokasi Dana Desa minimal 6 persen dari dan di luar Transfer ke Daerah sesuai Road Map Dana Desa tahun 2015-2019
Kebijakan Transfer Ke Daerah
dan Dana Desa
Transfer ke Daerah
Transfer ke Daerah
Postur
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
Postur
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
2015
2016
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan
DBH
DAU
DAK
Dana Transfer Umum DBH
DAU
Dana Transfer Khusus DAK Fisik
DAK Nonfisik
Dana Transfer Lainnya
Dana Otonomi Khusus
Dana Keistimewaan DIY
Dana Insentif Daerah
Dana Otonomi Khusus
Dana Keistimewaan DIY
Dana Desa
Dana Desa
DANA ALOKASI UMUM
Rp385,4 T
Papua Barat Pa pu a Malu ku Maluku Utar a Sulawesi Tengah Go ro nt al o Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Kalimantan Barat
Kalimantan Utara Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Nanggroe Aceh Darussala
m Sumatera Utara Riau Kepulauan Riau Jam bi Ba ngka B el itun g La mpun g Sumatera Selatan Sumatera Barat Beng ku lu Rp14,1 T Rp23,3 T Rp13,0 T Rp6,3 T Rp7,0 T Rp3,8 T Rp7,7 T Rp11,7 T Rp12,5 T Rp8,0 T Rp35,9 Rp5,3 T T Rp11,7 T Rp10,0 T Rp7,7 T Rp4,3 T Rp9,2 T Rp8,2 T Rp4,0 T Rp6,1 T Rp7,5 T Rp22,5 T Rp7,9 T Rp9,5 T Rp17,3 T Rp4,2 T Rp3,3 T Rp6,8 T Rp8,2 T Rp13,0 T Rp38,3 T Rp33,1 T Rp4,2 T Ba nt en Jawa Barat Jawa Tengah DI Yo gy ak art a Jawa Timu r Ba li
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timu