• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR TUGAS AKHIR Mei 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEMINAR TUGAS AKHIR Mei 2014"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR

TUGAS AKHIR 2014

(2)

Kebutuhan energi dunia 10 terra watt, diperkirakan tahun 2030

mencapai 30 terra watt.

Energi matahari yang sampai ke permukaan bumi mencapai 2,6 x 1024

Joule/tahun Harganya mahal, pembuatan sulit dan

bahan baku dialam terbatas

1991

Dye Sensitized Solar Cell oleh

Grätzel dan O’Regan

Murah dan ramah lingkungan

Ruthenium complex

η= 11,1 %

Harga mahal, sintesis sulit dan tidak ramah

(3)

Total Panen Manggis 79.073 ton/tahun

Titanium dioksida TiO

2

Anatase

3,2 eV Rutile3 eV Sulit didapatkanBrookite

Anatase Rutile

η

<

η

dicampur (+)

Anatase Rutile

atau

Pewarna Fraksi Volume (A:R) η (%) Kulit Manggis 100% : 0% 0,015 75% : 25% 0,037 50% : 50% 0,010 25% : 75% 0,014 0% : 100% 0,011 Rhoeo spathacea 100% : 0% 0,012 75% : 25% 0,013 50% : 50% 0,001 25% : 75% 0,002 0% : 100% 0,005

Tugas

Akhir

(4)

OPTIMALISASI FRAKSI VOLUME TiO

2

ANATASE DAN RUTIL TERHADAP EFISIENSI

DSSC (DYE SENSITIZED SOLAR CELL)

Dosen Pembimbing :

1. Dr. Ing. Doty Dewi Risanti, S.T., M.T.

2. Dyah Sawitri, S.T., M.T.

Oleh :

Bibit Lestari

(2410100058)

(5)

Permasalahan

Permasalahan pada

penelitian tugas akhir

ini adalah pada fraksi

volume TiO

2

anatase

dan rutil berapa yang

optimal agar dihasilkan

efisiensi

DSSC

maksimal ?

Tujuan

Tujuan dilakukan

tugas akhir ini adalah

untuk

mengetahui

pengaruh

fraksi

volume TiO

2

anatase

dan rutile terhadap

efisiensi

yang

dihasilkan DSSC

PERMASALAHAN

& TUJUAN

(6)

Pelapisan

TiO

2

pada

kaca

TCO

menggunakan metode doctor blade.

TiO

2

yang digunakan mempunyai variasi

fraksi volume anatase : rutile yaitu

65%:35%, 70%:30%, 80%:20%, 85%:15%,

90%:10% dan 95%:5%. Pemilihan fraksi ini

berdasarkan pada hasil yang telah diperoleh

pada penelitian sebelumnya (Agustini,

2013).

Kulit manggis dan Rhoeo spathacea

diekstrak menggunakan metode soklet

(7)

Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

Anode :

*

D

hv

D

+

)

(

2 2 *

TiO

e

D

TiO

D

+

+

+

cb− − − +

+

+

3

2

3

2

D

I

D

I

Katode

:

− − −

+

I

katalis

e

I

3

2

(

)

3

HOMO : Highest Occupied Molecular Orbital LUMO : Lowest Unoccupied Molecular Orbital

D : pewarna D* : pewarna tereksitasi

D+ : pewarna yang sudah melepaskan elektron

I- : iodide I

(8)

PERFORMANSI DSSC

FF

I

V

P

MAX

=

OC

.

SC

.

SC OC MPP MPP

I

V

I

V

FF

=

.

Cahaya MAX

P

P

=

η

ISC diukur pada saat hambatan luar dibuat bernilai nol (arus maksimal). VOC diukur pada saat hambatan luar

dibuat bernilai maksimal (tegangan maksimal). cahaya SC

P

J

IPCE

×

×

=

λ

1240

[%]

JSC = kerapatan arus (µA cm-2)

λ = panjang gelombang (nm) Pcahaya = daya (µW cm-2).

(9)

Mulai Persiapan alat

dan bahan

Exstrak Pewarna Sintesis Titanium dioksida

Uji UV-Vis Uji XRD

Uji BET dioksida pada kaca TCOPelapisan Titanium

UJI AFM Perendaman kaca TCO berlapis

Titanium dioksida dalam pewarna A Tidak Tidak Ya Ya

METODOLOGI

PENELITIAN

Perakitan DSSC dengan penambahan elektrolit dan elektrooda lawan

Pengujian DSSC dengan IPCE

Pengujian dan pembahasan performasi DSSC setiap sampel

Kesimpulan

Selesai

(10)

EXSTRAKSI PEWARNA DAN

KARAKTERISASI

Alat dan bahan

Soklet

Blender

Magnetic stirrer

Gelas beker

Timbangan

Gelas ukur

Hot plate

Ethanol 96%

Bubuk Manggis

Bubuk daun

Rhoeo spatachea

Kulit manggis dan daun Rhoeo spatachea dikeringkan

dan dihancurkan sampai menjadi bubuk

Diekstrak menggunakan soklet pada suhu 200 oC selama 5 jam,

dengan perbandingan bubuk pewarna :pelarut sebesar 1:5

Pengujin UV-vis untuk melihat absorbansin

(11)

SINTESIS DAN

KARAKTERISASI TiO

2

Alat dan Bahan

Magnetic stirrer

Timbangan

Gelas beker

Gelas ukur

Crucible

Spatula

Hot plate

Mortar

TiCl

3

(15% wt, Merck)

Hidrochloric Acid fuming (HCL) 37%

Ammonia solution (NH

4

OH) 25%

Aquades

10 ml TiCl3 + 4,7 Aquades + 0,3 HCl diaduk pada suhu 45 oC

Ditambah 20 ml HCl

Ditambah 50 ml NH4OH secara terus-menerus sampai bewarna putih (menghasilkan endapan)

Endapan dicuci menggunakan aquades samapi bau amonianya

hilang

Endapan dikalsinasi pada suhu 400 oC selama 5 jam untuk fase

anatase dan1000 oC selama 7

jam untuk fase rutile Pengujian XRD untuk

mengetahui fase yang terbentuk dan ukuran

(12)

400 450 500 550 600 650 700 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 658 nm 423 nm 392,5 nm A bs or bans i Panjang Gelombang, λ (nm) Rhoeo spatachea Manggis

ABSORBANSI PEWARNA

Absorbsi kulit manggis berada pada range 400 – 500 nm

(13)

ABSORBANSI PEWARNA

CAMPURAN

400 450 500 550 600 650 700 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0

Abs

or

ba

ns

i

Panjang Gelombang (nm) 90% Rhoeo 80% Rhoeo 70% Rhoeo 60% Rhoeo 50% Rhoeo 40% Rhoeo 30% Rhoeo 20% Rhoeo 10% Rhoeo

(14)

HASIL XRD TiO

2

20 30 40 50 60 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 R R R R R R R R R R A A A A Int ens itas 2θ (ο) Anatase Rutile

( )

FWHM

D

*

cos

89

,

0

θ

λ

=

Persamaan Scherrer

Fase Ukuran partikel Anatase 30 nm Rutile 44,9 nm

(15)

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 -2 0 2 4 6 8 10

Adsorpsi 90% Anatase, 10% Rutile

Desorpsi 90% Anatase, 10% Rutile

V o lu m e @ S T P ( cc)

Tekanan Relatif, p/po Adsorpsi 70 % Anatase, 30% Rutile Desorpsi 70 % Anatase, 30% Rutile

ADSORPSI DAN DESORPSI SERBUK

TiO

2

AV

D

n

S

ρ

=

S

P

R

=

ρ

( −

1

)

)

(

1

Vp

Vp

P

+

=

ρ

S = Luas permukaan partikel (m2/g),

n = Partikel faktor (n=6),

ρ = massa jenis TiO2 (4,23 g/cm3)

Dav = ukuran partikel rata-rata R = Ruoghness factor

P = porositas

Vp = Volume pori (cm3/g)

ρ-1 = Invers dari massa jenis TiO

(16)

Fraksi

Volume

(A:R))

Luas

Permukaan

(m

2

/g)

Volume

Pori

(cc/g)

Diameter

Pori (nm)

Ukuran

Partikel

BET (nm)

100%:0%*

113,020

0,28

3,38

12,55

90%:10%

155,654

0,27

5,59

9,11

75%:25%**

70,690

0,19

9,74

20,05

70%:30%

126,573

0,22

5,62

11,2

50%:50%**

36,330

0,12

9,51

39,02

25%:75%**

35,380

0,11

3,84

40,09

0%:100%*

93,940

0,14

3,04

15,09

KARAKTERISASI SERBUK TiO

2

(17)

POROSITAS DAN ROUGHNESS FACTOR

DARI SERBUK TIO

2

PADA SETIAP

FRAKSI VOLUME

Fraksi Volume

(Anatase: Rutile)

Porositas

(%)

Roughness

factor

per µm

100%:0%*

54

219

90%:10%

53

310

75%:25%**

45

163

70%:30%

48

280

50%:50%**

34

102

25%:75%**

32

101

0%:100%*

37

250

(18)

TOPOGRAFI PERMUKAAN TIO

2

Topografi

(19)

IPCE PEWARNA KULIT MANGGIS

400 450 500 550 600 650 700 0,0000 0,0005 0,0010 0,0015 0,0020 0,0025 0,0030 0,0035 400 420 440 460 480 500 0,0000 0,0005 0,0010 0,0015 0,0020 0,0025 % IP CE Panjang Gelombang (nm) 65% Anatase 70% Anatase 80% Anatase 85% Anatase 90% Anatase 95% Anatase % IP C E Panjang Gelombang, λ (nm)

Semakin besar nilai IPCE, semakin besar foton yang diubah menjadi arus

(20)

IPCE PEWARNA RHOEO

SPATACHEA

400 450 500 550 600 650 700 0,000 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 400 420 440 460 480 500 0,0000 0,0005 0,0010 0,0015 0,0020 0,0025 0,0030 % IP CE Panjang Gelombang (nm) 65% Anatase 70% Anatase 80% Anatase 85% Anatase 90% Anatase 95% Anatase % I P C E Panjang Gelombang, λ (nm)

(21)

KURVA I-V PEWARNA KULIT

MANGGIS

0 100 200 300 400 0 5 10 15 20 25 η= 0,017% η= 0,024% η= 0,033% η= 0,03% η= 0,076% η= 0,035% Ar us (m A ) Tegangan (mV) 65% Anatase 70% Anatase 80% Anatase 85% Anatase 90% Anatase 95% Anatase

(22)

KURVA I-V PEWARNA RHOEO

SPATACHEA

0 100 200 300 400 0 2 4 6 8 10 12 14 16 η=0,027% η=0,01% η=0,035% η=0,009% η=0,063% η=0,035% Ar us (m A ) Tegangan (mV) 65% Anatase 70% Anatase 80% Anatase 85% Anatase 90% Anatase 95% Anatase

(23)

Pewarna Volume (A:R)Fraksi (%)FF (mA/cmJsc 2) Voc (mV) η (%) Kulit Manggis 75%:25%* 19 0,08 358 0,037 95%:5% 36 0,054 271 0,035 90%:10% 32 0,104 347 0,076 85%:15% 32 0,06 252 0,033 80%:20% 22 0,03 400 0,017 70%:30% 30 0,038 314 0,024 65%:35% 31 0,064 227 0,03 Rhoeo spatachea 75%:25%* 39 0,019 294 0,013 95%:5% 30 0,056 206 0,035 90%:10% 40 0,057 415 0,063 85%:15% 33 0,054 228 0,035 80%:20% 30 0,028 185 0,01 70%:30% 32 0,043 286 0,027 65%:35% 37 0,021 179 0,009

PENGUJIAN EFISIENSI

(24)

PERBANDINGAN DENGAN PENELITIAN

SEBELUMNYA

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 50% 25% 100% 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08

*

*

*

*

**

E fi si en si (% ) % Rutile Kulit manggis Rhoeo spatachea

** (Rata-rata dari Agustini, 2013 dan eksperimen) * (Agustini, 2013) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 20 40 60 80 100 120 140 160 L ua s Pe rm uka an (m 2 /g) % Rutile

(25)

PERBANDINGAN PEWARNA

TUNGGAL DENGAN PEWARNA

CAMPURAN

Pewarna

Kulit

manggis

Campuran kulit

manggis dan

Rhoeo spatachea

Rhoeo

spatachea

FF

32

26

40

Jsc

(mA/cm

2

)

0,104

0,122

0,057

Voc

(mV)

347

413

415

η %

0,076

0,088

0,063

(26)

KESIMPULAN

Fraksi volume anatase/rutile yang paling baik digunakan

sebagai dye sensitized solar cell (DSSC) adalah 90%:10%

dengan efisiensi sebesar 0,076% untuk pewarna kulit manggis

dan 0,063% untuk pewarna Rhoeo spatachea.

Penambahan rutile yang optimal untuk digunakan sebagai

DSSC adalah 5%-15%.

Efisiensi DSSC dengan pewarna kulit manggis lebih tinggi

dibandingakan DSSC dengan pewarna Rhoeo spatachea

DSSC dengan menggunakan pewarna campuran kulit manggis

dan Rhoeo spatachea (20%:80%) menghasilkan efisiensi yang

lebih baik yaitu sebesar 0,088% dibandingkan hanya

menggunakan pewarna kulit manggis atau Rhoeo spatachea

saja.

(27)

Daftar Pustaka

Agustini, S., 2013.“ Fabrikasi Dye Sensitized Solar Cell Berdasarkan Fraksi Volume TiO2 Anatase-Rutile Dengan Garcinia mangostana Dan Rhoeo spatachea sebagai Dye Fotozensitizer”. Tugas Akhir, ITS

Castro, A.L., Nunes, M.R., Carvalho, A.P., Costa, F.M., Florencio, M. H., 2008. “Synthesis of Anatase TiO2Nanoparticles With High Temperature Stability And Photocatalytic Activity”. Solid State Sciences vol. 10, hal. 602 – 606 Chang, H. dan Lo, Y.J., 2010. “Pomegranate Leaves And Mulberry Fruit as

Natural Sensitizers for Dye-Sensitized Solar Cells. Journal of Solar Energy vol. 84, hal. 1833 – 1847

Chiba, Y., Islam, A., Watanabe, Y., Komiya, R., Koide, N., dan Han, L.Y., 2006. “Dye-sensitized solar cells with conversion efficiency of 11.1%”. Jpn. J.

Appl. Phys. 45, L638–L640

Grätzel, M., 2003.” Dye-sensitized solar cells”. Journal of Photochemistry and

(28)

SEKIAN &

(29)

SKEMA PENGUKURAN IPCE

Monokromator (CT-10T,

JASCO)

Lampu halogen (GR-150)

•Optical Power Meter

(Thorlab

S-120C).

4 cm 1 cm

monokromator

halogen

DSSC

rangkaian

ekuivalen

multimeter

1

(30)

UV-Vis Spektrophotometer

Lampu Sampel Cuvet Monokromator Lensa Detektor

Blanko  untuk mengoreksi adanya sinar yang dipantulkan oleh kuvet dan sinar yang diserap oleh substituen lain.

b

a

A

=

ε

.

.

A = Absorbansi

ε = Absortivitas (1/ M Cm). Absortivitas merupakan absorban larutan 1 M dalam sel cuvet yang lebarnya1 cm

a = Ketebalan larutan (cm) b = Konsentrasi Larutan (M

(31)

PENGUJIAN AFM

Cantilever Permukaan sampel Tip Laser Detektor

Saat ada permukaan yang

tidak rata, sudut tip dan

catilever

akan berubah

Akibat adanya perubahan sudut,

maka pantulan laser yang diterima

detektor juga akan berubah

Berkas laser

dicitrakan

menjadi topografi

3

(32)

PENGUJIAN BET

Sebelum sampel dimasukkan ke

dalam mantel pemanas, tabung sel dikondisikan dalam kedaan

vakum

Selanjutnya, gas N2 dialirkan sebagai adsorbat

pada sampel uji.

Dari banyaknya N2 yang diadsorb pada permukaan sampel inilah

yang nantinya dianalisa dan

menghasilkan data luas permukaan, ukuran, volume dan distribusi ukuran pori yang ingin diketahui.

(33)

PENGUJIAN XRD

Pemanasan kawat tungsten menghasilkan elektron Elektron ditembakkan

pada logam target Dihasilkan sinar-X

Sinar-X dijatuhkan pada sampe kristal, kemudian terjai difraksi Hasil difraksi sinar-X ditangkap detektor dan diolah menjadi grafik

(34)

Fabrikasi DSSC

Selotip

Pasta

TiO

2

Spatula

TCO

0,5 cm

0,5 cm

6

(35)

Cara menghitung Efisiensi

Tegangan Arus Daya

228,4 0 0 207 5 1035 204 5,7 1162,8 189 6,8 1285,2 173 7,2 1245,6 132 8,5 1122 105 9,2 966 71 9,7 688,7 31 11,9 368,9 0 13,6 0

Voc = 228,4 mV Isc = 13,6

Vmpp = 189 Impp = 6,8

Isc

Voc

pp

Vmpp

FF

.

Im

.

=

42

,

0

6

,

13

.

4

,

228

8

,

6

.

189

=

=

FF

FF

I

V

P

MAX

=

OC

.

SC

.

9

10

.

62

,

1304

42

,

0

.

6

,

13

.

4

,

228

=

=

MAX

P

Cahaya MAX

P

P

=

η

0

,

0343

%

00375

,

0

6

^

10

.

30462

,

1

=

=

η

7

(36)

Masssa ke Jumlah Atom

Ar

Mr

Massa

Mol

/

=

Avogadro

Atom

Mol

=

Avogadro

Atom

Ar

Mr

Massa =

/

Bilangan avogadro = 6,023 10

23

8

(37)

ANATASE

& RUTILE

Rutile Anatase Brookite

Bentuk Kristal Tetragonal Tetragonal Orthorombic

a(Å) 4.5845 3.7842 9.184 b(Å) - - 5.447 c(Å) 2.9533 9.5146 5.145 Massa jenis (g/cm3) 4.2743 3.895 4.123

9

(38)

TETRAGONAL & ORTHORHOMBIC

(39)

Sel Surya Silikon

Elektron dan hole ini

dapat bergerak dalam

material

sehingga

menghasilkan pasangan

elektron-hole.

Ketika junction disinari, photon

(energi sama atau lebih besar

dari

lebar

pita

energi

semikonduktor) menyebabkan

eksitasi elektron dari pita valensi

ke pita konduksi dan akan

meninggalkan hole pada pita

valensi.

Apabila ditempatkan hambatan pada terminal sel surya, maka

elektron dari arean akan kembali ke area-p sehingga

menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir.

(40)

FTIR

4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 20 40 60 80

100 Manggis Rhoeo spathacea

87 8, 02 10 43 ,4 9 10 85 ,9 213 26 ,7 0 13 82 ,2 2 16 47 ,4 8 28 98 ,5 7 29 75 ,7 4 33 43 ,2 9 57 7, 58 87 8, 67 10 43 ,7 9 10 86 ,2 7 13 80 ,7 6 16 47 ,6 0 28 91 ,8 7 29 73 ,9 0 Tr an sm ita ns i ( % ) Bilangan gelombang

(

cm-1

)

33 34 ,5 2

Antosianin

memiliki

spektrum

absorpsi rentang

3200-3400 cm

-1

12

(41)

Anthosianin

Senyawa Penganti

Nama

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7

H OH H OH H OH H

Apigeninidin

OH OH OH OH H OH H

Aurantinidin

OH OH H OH OH OH H

Cyanidin

OH OH H OH OH OH OH

Delphinidin

H OH H OH OH OH H

Luteolin

OH OH H OH H OH H

Pelargonidin

OH H OH OH H OH H

Riccionidin A

H OH H OH OH OH OH

Tricetinidin

13

(42)

n

i

=0  orbital kosong.

n

i

=1  sebagai orbital molekul terisi tunggal atau Single Occupied

Molecular Orbital

(SOMO).

n

i

=2  sebagai orbital terisi penuh.

Pada orbital yang terisi penuh, orbital molekul tertinggi yang

terisi disebut sebagai Highest Occupied Molecular Orbital

(HOMO) dan orbital molekul terendah yang tidak terisi disebut

sebagai Lowest Unoccupied Molecular Orbital (LUMO)

HOMO & LUMO

(43)

Hambatan Seri

(44)

Hambatan Seri

Rh = Hambatan TCO

R1 = Interface antara elektrolit/Pt-TCO R3= Nernst difusi dengan elektrolit

* Rh

(45)

*R1

R dengan Pt = 20,6 Ω

R tanpa Pt = 1806 Ω

Hambatan Seri

(46)

*R3

Hambatan Seri

(47)

Pita Diagram Campuran Anatase &

Rutile

Pita Valensi Pita Konduksi 3,20 eV 3 eV Rutile Anatase

Elektron berpindah

dari pita konduksi

rutile

ke pita

konduksi anatase

Rutile digunakan sebagai

pengumpul elektron dan

menghamburan

(scattring) elektron

(48)

Porositas

Semakin besar nilai Porositas, semakin besar arus dan

tegangan yang dihasilkan (0,41)

(49)

Semikonduktor

(50)

JCPDS 21-1272

(51)

JCPDS 21-1276

(52)

Diagraam fasa

(53)

Pengaruh Suhu dan Waktu

Terhadap Komposisi

200oC (5jam) 300oC (5jam) 400oC (4jam)

Fase Anatase Rutile Anatase Rutile Anatase Rutile Komposisi

fase (%) 69.41 30.59 82.60 17.55 94.68 5.32

400 oC (5jam) 1000oC (7jam)

Fase Anatase Rutile Anatase Rutile Komposisi

fase (%) 99,75 0,25 0.68 99.32

Ketika dipanaskan pada suhu dibawah 900 oC ,

fase anatase yang

terbentuk dalam jumlah yang banyak

(54)

]

[

]

[

]

[

[%]

−2 2

×

×

×

=

cm

W

P

nm

e

cm

A

J

hc

IPCE

cahaya SC

µ

λ

µ

]

[

]

[

610

,

1

]

[

310

6210

,

6

[%]

19 −34 8 −22

×

×

×

×

=

cm

W

P

nm

cm

A

J

IPCE

cahaya SC

µ

λ

µ

]

[

]

[

]

[

310

)

.

(

410

,

12

[%]

−7 8 2 −2

×

×

×

=

cm

W

P

nm

cm

A

J

m

eV

IPCE

cahaya SC

µ

λ

µ

]

[

]

[

]

[

)

.

(

1240

[%]

2 −2

×

×

=

cm

W

P

nm

cm

A

J

nm

eV

IPCE

cahaya SC

µ

λ

µ

Dimana h adalah Konstanta Plank (6,62x10-34 Js), c adalah kecepatan

cahaya ( 3x108 m/s) dan e adalah Muatan elektron (1,6 10-19).

Perhitungan 1240

(55)
(56)

Teknik ini berusaha untuk mendeposisikan TiO2 pada permukaan yang lebih lebar

menggunakan alat yang disebut

electrospinning. Electrospinning terdiri dari jarum suntik yang mengandung bahan yang akan disimpan dan mounting plate yang menjadi target yang akan dilapisi. Target dan jarum suntik yang terhubung ke sumber tegangan yang akan menciptakan electropotential. Perbedaan antara alat suntik dan mounting plate di kisaran 1000 volt. Ketika cairan di dalam jarum suntik secara perlahan dipompa keluar, solusi akan mendorong dengan kecepatan tinggi menuju target karena adanya medan listrik.

ELECTROSPINNING

(57)

Teknik terakhir yang menghasilkan hasil yang paling konsisten adalah variasi dari proses deposisi yang telah digunakan sebelumnya. Teknik ini terdiri dari lukisan permukaan substrat konduktif dengan menggunakan sikat udara. Perangkat cold spraying terdiri dari pistol penyemprotan

dengan nozzle yang berfungsi untuk menembakkan TiO2 pada substrat,

yang didorong dengan udara terkompresi sehingga jumlah udara yang datang dari nozzle dapat dikontrol sehingga laju aliran dapat stabil.

Sebuah faktor penting untuk dipertimbangkan adalah rasio dari pelarut (misalnya 2-propanol) dengan TiO2 . Pelarut yang terdapat dalam larutan akan menguap dalam perjalanan menuju target. Oleh karena itu, jumlah pelarut dalam larutan TiO2 harus lebih banyak dibandingkan dengan teknik

Doctor-blade, dalam rangka menghindari gumpalan partikel

COLD SPRAYING

Referensi

Dokumen terkait

KLASI FI KASI TEKNOLOGI (5) [ BERDASARKAN UNSUR]. (3) Technology of measurement, observation &amp;

Scaffolding yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan

Pada tahapan ini ketika peneliti terjun langsung ke Pondok Pesantren Tahfidh Putra Al- Ghurobaa’ Tumpangkrasak Jati Kudus sebagai tempat penelitian, maka peneliti akan

Sedangkan kegiatan yang diteliti adalah pelaksanaan program kelas khusus tahfizh al- Qur’an pada kelas VIII (G) yang semua peserta didiknya beranggota putri di MTs NU

Gambar 5.13 Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Time History untuk Bangunan 4-lantai pada Portal Eksterior 1000 Tahun ……… 25 Gambar 5.14 Lokasi Terjadinya

Apabila pemberitahuan itu telah dipandang cukup dan memenuhi syarat-syarat yang diperlukan serta tidak terdapat halangan untuk kawin, maka pegawai pencatat

Penghulu Fungsional KUA Kecamatan Martapura Barat berfungsi sebagai pemberi fatwa hukum munakahan di wilayah Kecamatan Martapura Barat. Maksud dari pemberi fatwa

• Memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara belajar siswa, menggunakan metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan sesuai dengan