51 LAMPIRAN
Daftar Nama Responden
No Nama Asal sekolah
1 Nurul Zarina SMA 1 Batang Toru
2 Siti Maskolo H Ponpes Modern Daarul Muhsinin
3 Elfiyanti zega MAN Gunung Sitoli
4 Anis Mastari C MAN Gunung Sitoli
5 Siti Khoirunnisa MAN P. Siantar
6 Halimatussakdiah SMAN 1 Kejuruan Muda
7 Amelia Annisya SMAN 1 K. Hulu Labura
8 Muhammad Fahmi MAS PAB 1 Sampali
9 Khairul Hilmi MAN 1 Medan
10 Ade Fitria PMDU Kisaran
11 Weni Dwi Wijayanti MAN Lubuk Pakam
12 Muhammad Syaifuddin MAS Ahmadul Jariyah
13 Nurlena SMK As Sa'adah Jakarta Timur
14 Sabrina Sinulingga SMA N 1 Salak
15 Putri Khumairah SMA Al-Ulum
16 Rapita Angkat SMAN 3 Tebing Tinggi
17 M. Faris Yusuf L SMA N 14 Medan
18 Annisa Rizda Anfa SMAN 1 Pakam
19 Asril Abdillah SMA Pelita Aek Kenopan
20 Muhammad Hanafi MAS Ar-Raudhatul Hasanah
21 Susi Susanti MAS Ar-Raudhatul Hasanah
22 Joko Hafrianto MAS Ar-Raudhatul Hasanah
23 M. Hajrul. N SMA Dharmawangsa
24 Vina Sri wahyuni SMA Kartika 1-1 medan
25 Nourman Gandara SMK
26 Rabiah Linaul Bahri MAN 2 Model Medan
27 Siti Nurhajidah MAS Darul Arafah
28 Nindi Ayu Syafitri Perguruan Rakyat Pancur Batu
29 Rabiatul Ahliyah MAS Darul Mursyid
52
تقيدص مي م ي
ّ ف
ف ،
ء شأ ف
،
ف ، خا أ ف
ّ ، ا
ج ف
، ا
ا ّ ،
أ
.اّ ج
،اّ ج
أ
.
.
ا ّ ،
خ خ اا
؟
ا ،
ا ف ا ّ
.ا
أ
؟
ف .ا
ا ا أ .
ا ا
خأ .
ّ
ا ّ أا
ا
ا
ّ ا
ا
ا
أ ؟
ا .
ّ ا غ
ا
. ا ا
.
ّ ّ ا
ش ا
أ
،اّ ج
ف
ف
ف ،ا
اا
أ
؟
ّ ا
، ّ
ا ،
ّ ا
.ا
ا ف ا
أ
خأ . أا ّ ف
،ا ش
53
ف
ا ا
أ ف
ا ف
ف
.
.
ا ّ ا
ا ّ ّ ا ف ا ّ ا أ . ف
ّ ا
أ
ا
ءا غ ا . ّ ّ ا
ف ءا غ ا
ف
.
ا
ا
ء ا ا
ا
ا ف
ا
ف غا
ا
أا ف
خأ ف
.
ا ا ف غ ف
ج
ف فأ
،
ا
أ .ء أا
ا .
ا
ا
ف ا
ّ ه
ا
ف : ا ّ ا
ا ء أا
، ا ّ ا
أ
أ
.
54
ا ا أ
ّ ا
، ّ ا
ّ
أا
ّ ا
،ا
ّ ا
ف. ا ّ ا أ ،
ا ء
ا
ا
،ا
ّ ا
ا ،
ا
ا .،
ء
ف ا ّ ،
ا
ا ف ا
.
ا
.
أ ف
ا
، ّ ا ،
ّ ا
، ءا ا :
ا
ا ،ئ
ا أ ،
ا ف
ا ء
.ف
ا
ا
ّ
ا
ّ
إ ف :
ئ ف ف ءا ا ّ ا
ّ
ا ءا
ا
ا .
ا
ا
ا
خ ّ ّ ا
ا( :
ّ ا . ّ ا
ا إا ّ أ :
ا
ا .) خ ّ ف ،ف
ا
ا ه ّ أ
ّ ا ّ ا ا أ ا ّ " : ّ ا .
ّ ا
."
ا
56
)
)
أ
ف
؟
ا ا ّ ا
)أ
.
ّ ّ ا
ش ا
أ
ا ا
)
)
)
)
"
" ف ا ّ ّ ا
ا
)أ
)
)
ف )
٧
)
ش
ّ ا
ا ّ
أا "
–
اا
–
؟"
ا
ا )أ
ا ا )
ا
ا)
ا )
١
)
؟
ا
. أا ّ أ
)أ
)
ا ا
فا خا )
)
ّ
٩
)
57
)
)
)
٨١
)
أ
ف
؟
ا ا ّ ا
ا
)أ
)
)
)
خأ
ا ف ا
أ
٨٨
)
؟ ّ ا ا
إ
ا ف ا
أ
خأ )أ
أ
)
أ
)
ّ
)
٨
)
ا
ا ا
؟
ف )أ
ف ّ
)
ا ف
ف )
ا ف
ف )
٢١
؟
ا ّ ا
ا
ا
)
58
)
٢٨
؟ ّ ا
إ )
)أ
أ ّ ا
ا ّ ج
أ
)
ا
ا ف غ ف
ج
ف فأ )
)
ا ّ ا
ا ّ ّ ا ف ا ّ ا أ ، ا ا
ف
ف
أ
أ
ف .
ا
.ا ّ ج
٨
)
؟
ا
ا ف ّ ّ ا
ا أ
ء ا ا
ا
ا ف
ا أ
ا
ءا غ ا
.
ا
ا
)أ
أ
-
ء
أ )
-
)
-
أ
-
)
-
٨
)
ا
ا ا
؟
ا ا أ )أ
ا )
ا
ا )
٨٧
)
؟
ا ا ف
ا
" خ ّ ف ،ف
ا
ا ه ّ أ خ ّ ا
ا "
sakit
)أ
lemah )
59
Olahraga )
٨١
)
؟
ا ا ا ّ ّا
ا
ا ءا
ّ
إ ف :
ئ ف ف ءا ا ّ ا
ّ
.
ا
ا
ا
)أ
ّ
)
)
ّ
ّ
أا
ّ ا
)
٨٩
)
ف
ا ّ
"
ّ ا ....
ا إا ّ أ :
ا
ا
ا
"
)أ
)
)
)
١
)
ّ ا
ا خ
؟
ا " ّ ا "ّ
60
)
)
)
)
ا فأ
ف
اا
ا ا
؟
)أ
،ا
ّ ا
ف. ا ّ ا أ ،
ا ء
ا ّ ا
ا
ءا
ّ
إا )
)
ا
ا
ّ ا
ّ ا
ا )
)
؟
ا ّ ا
ا
ا
"
ا
ّ ا
ّ ا ا أ ا ّ "
61
)
ا إا ّ أ :
ا
ا
ا .
ا
ا
. ّ ا
)
ا
)
48 DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟anul Karim.
Ainin, Moch. 2007. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang. Hilal Pustaka. Al- Khuli, Muhammad Ali. 1982. A Dictionary of Theoritical Linguistik:
English-Arabic with An English-Arabic-English Glosary. Beirut: Maktabah Lubnan.
Arikunto, S. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakatara: Penerbit Rineka Citra
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakatara: Penerbit Rineka Citra
Artmanda, Frista. tt. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Lintas Media Jombang Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa Dalam Pengajaran. Bandung.
Penerbit ITB
Erwin. 2009. Skripsi. Hubungan Kemampuan Baca Tulis Al- Qur‟an Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Madrasah Tsanawiyah Piyungan. Hamid, Abdul. 2010. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang:
UIN-MALIKI Press Cetakan I.
Hermawan, Acep. 2013. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Cetakan ke III.
Ibrahim, Bin Abdurrahman. 2012. Silsilatu fī ta‟līmi al-lughati al‟Arabiyyati ligayri an-nāţiqīnabihā/. PT Future Media Gate.
Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Makruf, Imam. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. Semarang.
49 Mardalis. 2008. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Maulina, Suri. Skripsi. 2013. راد د ع ي لا لصفلا عل ط لا سيردت يف ظفحلا قي ط قي طت
اديم كحلا
Mu‟in, Abdul. 2004. Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi). Jakarta: Pustaka Al Husna Mulyana. 2005. Kajian Wacana : Teori Metode dan Aplikasi prinsip-prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta. Tiara Wacana
Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media pembelajaran Bahasa Arab. Malang. UIN-MALIKI PRESS ( Anggota IKAPI )
Saputra, Edi. 2000. Skripsi. Analisis Kemampuan Menggunakan Huruf Jar dalam Membuat Kalimat Berbahasa Arab pada siswa-siswi Kelas 1 Madrasah Aliyah YASPI Labuhan Deli.
Sinulingga, Sukaria. 2011 Metode Penelitian. Medan. USU Press
Sudijono, Anas.2008. Statistik Pendidikan.Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil dan proses Belajar-Mengajar.
Bandung.Remaja Rosda Karya.
Sumarlan. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta. Pustaka Cakra. Susanti, Evi. 2000. Skripsi. Kemampuan Santri Raudhatul Atfal Bunayyah Medan Dalam Membaca Al-Qur‟an Sesuai Panjang Pendeknya Dengan Qira‟ati.
Sunarti dan Selly Rahmawati. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta. Andi Yogyakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa bandung.
50 Tarigan, Djago dan Guntur Tarigan. 1987.Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Unhenbleck, E.M. 1980. Ilmu Bahasa (diterjemahkann oleh alma E. Almanar ). Djambatan.
Yunus, Mahmud. 2010. Qāmūs „arabiyyu indūnisiyyu. Jakarta. PT Yunus Wa Dzurriyyah
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. 1992. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Rajawali Pers.
Internet :
http://www.academia.edu/8051587/Qiraah_Reading_Membaca_Catatan_Lama_. Artikel diakses tanggal 7 September 2015
http://www.schoolArabia.net/toroq_tadrees_Arabi/reading/reading3a.htm. Artikel diakses tanggal 7 September 2015
kenanaonline.com/users/wageehelmorssi/posts/268743. Artikel diakses tanggal 7 september 2015
https://rose.azurehero.com/2015/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi
29 BAB III
METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian
Metode memilki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan ilmiah pada setiap disiplin ilmu (Mahsun, 2006:271). Metode merupakan cara terpenting dalam memecahkan setiap masalah. Metode akan menentukan hasil penelitian sesuai dengan harapan. Penmelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) disamping itu peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan (Library Reseacrh). Penelitian ini akan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, menganalisis, dan memaparkan tentang hal yang diteliti dengan jelas dalam bentuk data berupa angka dan statistik atau persentasi.
Penelitian lapangan (field research) merupakan penelitian yang diadakan langsung kepada objek yang telah dipilih untuk diteliti, jadi langsung menyelidiki fakta-fakta. sedangkan penelitian kepustakaan (Library research) merupakan penelitian berdasarkan kepustakaan.
Sesuai dengan teori yang digunakan dan yang akan diterapkan dalam langkah-langkah metode kerja, peneliti akan memakai kuesioner tes yang berbentuk pilihan berganda sebanyak 25 soal untuk mengukur kemampuan dengan data dari buku
يقط لا يغل
ّي علا غللا ميلعت
يف
لسلس
/ silsilatu fi ta‟limi al- lughatu al-„Arabiyyatu ligoiri an-nāţiqīna bihā/ dengan judul wacanaتقيدص مي م ي
أ ، لم ع ل ط ط ف ،
30 untuk tes kemampuan memahami wacaana berbahasa Arab pada mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012.
Adapun tahapan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendata mahasiswa Sastra Arab FIB stambuk 2012 yang mengikuti tes kemampuan memahami wacana berbahasa Arab
2. Menyusun dan mencetak bahan tes kemampuan memahami wacana berbahasa dari buku
يقط لا يغل
ّي علا غللا ميلعت
يف لسلس
/ silsilatu fita‟limi al- lugatu al-„Arabiyyatu ligoiri an-nāţiqīna bihā/
3. Mengumpulkan mahasiswa Sastra Arab FIB USU stambuk 2012 yang sudah didata untuk mengikuti tes kemampuan memahami wacana berbahasa Arab 4. Membagikan wacana dan kertas tes kemampuan kepada mahasiswa yang
mengikuti tes.
5. Mengumpulkan kertas tes kemampuan dan menganalisi data yang diperoleh. 6. Menyusun hasil penelitian secara sistematis disajikann dalam bentuk skripsi.
2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september 2015 di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2.3 Populasi dan Sampel
31 sampel Arikunto (1991:107) berpendapat bahwa apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% hingga 15% atau 20% hingga 35% saja. Dengan demikian, karena jumlah mahasiswa Sastra Arab FIB USU 2012 berjumlah 30 orang, dengan kata lain kurang dari 100 orang, maka semua mahasiswa tersebut menjadi sampel. Berarti penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan memahami wacana Arab adalah tes yang berbentuk pilihan berganda sebanyak 25 soal, jawaban yang benar akan diberi skor 4 sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0. Nilai tertinggi yang dapat diambil adalah 100.
Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan subjek yang diteliti digunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok. (Arikunto,2010:150)
2.4 Teknik Pengumpulan Data
32 Tabel 3.4 Aspek peneilaian Kemampuan Memahami Wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU :
No Aspek yang dinilai Nomor Soal Skor
1 Menentukan Judul 1, 12, 16 12
2 Menemukan ide pokok 2, 5, 10, 12
3 Menemukan gagasan penjelas 4, 22 8
4 Menentukan Kohesi 3, 6, 7, 9,18 02
5 Memahami makna kata 13,17, 23 12
6 Kemampuan mengenal kata 15, 20, 24 12
7 Menyimpulkan isi wacana 11, 14,25 12
8 Mengetahui penggunaan kata penghubung
8, 19, 21 12
9 Jumlah 25 100
2.5 Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data tingkat kemampuan Mahasiswa maka selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus :
N=
x 100%
Keterangan: N : Nilai akhir yang diperoleh siswa
sM : Skor Mentah yang diperoleh siswa
33 Selanjutnya ditetapkan kategori penilaian tingkat kemampuan berdasarkan nilai yang diperoleh. Kategori penilaian tingkat kemampuan memahami wacana Arab yang dipergunakan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2006:269) adalah :
Apabila berada pada rentang penilaian : a. 80-100 (Sangat baik)
b. 70-79 (Baik) c. 60-69 (Baik) d. 50-59 (Rendah) e. <50 (sangat Rendah)
Untuk mencari nilai mean atau rata-rata digunakan rumus menurut Sudjana, (2010:109) :
̅= ∑
Keterangan : ̅ = rata-rata (mean)
∑ = jumlah seluruh skor
= banyaknya subjek
Langkah terakhir yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah mencari persentase dengan menggunakan rumus Sudijono (1987:43)
P= x 100%
34 f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya
35 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Data yang disajikann pada bagian ini adalah data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan memahami wacana Arab pada mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan memahami wacana Arab adalah dengan menggunakan tes yang berbentuk pilihan berganda berjumlah 25 soal. Setiap jawaban yang benar diberi skor 4 sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0 dan nilai tertinggi yang dapat diperoleh mahasiswa dapat diambil 100.
Sebelumnya telah peneliti jelaskan bahwa tes yang digunakan berbentuk soal pilihan berganda dengan aspek penilaian yang berkaitan dengan (1) menentukan judul, (2) menemukan ide pokok, (3) menemukan gagasan penjelas, (4) menentukan kohesi, (5) Memahami makna kata, (6) kemampuan mengenal kata, (7) mengetahui penggunaan kata penghubung dan (8) menyimpulkan isi wacana.
36 banyak maka kemungkinan untuk memahami wacana Arab lebih besar dari mereka yang tidak mengusai kosakata bahasa Arab. Hasil analisis data kemampuan memahami wacana Arab pada mahasiswa Sastra Arab 2012 dapat dikategotrikan Baik. Untuk lebih jelas peneliti menyajikanya dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Memahami Wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
No Nama Sampel Rumus
mencari N ( Nilai Akhir)
Nilai Kategori
1 Weni Dwi Wijayanti N= x
100% =92
92 Sangat baik
2 Susi Susanti N= x 100% =84
84 Sangat baik
3 Joko hafrianto N= x 100% =84
84 Sangat baik
4 Ade Fitria N=
x 100% =80
80 Baik sekali
5 Agung Qasim N=
x 100% =76
37 6 Khalimatussadiah N=
x 100% =76
76 Baik sekali
7 Muhammad Fahmi N= x 100% =76
76 Baik sekali
8 Elfiyanti Zega N= x 100% =76
76 Baik sekali
9 Rapita Angkat N= x 100% =76
76 Baik sekali
10 Anisa Rizda N= x 100% =72
72 Baik
11 Khairil Hilmi N= x 100% =72
72 Baik
12 Siti Maskolo N= x 100% =72
72 Baik
13 Siti Nurhajidah N= x 100% =72
72 Baik
14 Nurul Zarina N= x 100% =72
72 Baik
15 Puteri Khumairah N= x 100% =68
38 16 Debi Kasandra N=
x 100% =68
66 Baik
17 Nindi Ayu Safitri N= x 100% =68
68 Baik
18 Nurlena N=
x 100% =68
68 Baik
19 Siti Khoirunnisa N= x 100% =68
68 Baik
20 Rabiatul Ahliyah N= x 100% =68
68 Baik
21 Amelia Annisa N= x 100% =68
68 Baik
22 Muhammad Hanafi N= x 100% =68
68 Baik
23 Anis Chaniago N= x 100% =68
64 Cukup
24 Asril abdillah N= x 100% =64
64 Cukup
25 Faris Yusuf Lubis N= x 100% =64
39 26 Rabiatul Linaul N=
x 100% =60
60 Cukup
27 Sabrina sinulinnga N= x 100% =56
60 Cukup
28 Norman Gandara N= x 100% =56
56 Cukup
29 Vina Sri wahyuni N= x 100% =56
56 Cukup
30 Muhammad Hazrul N= x 100% =48
48 Rendah
40 4.2 Pembahasan Penelitian
Untuk menghitung rata-rata mahasiswa digunakan rumus :
̅= ∑
Keterangan : ̅ = rata-rata (mean)
∑ = jumlah seluruh skor
= banyaknya subjek
Untuk menghitung nilai rata-rata mahasiswa terlebih dahulu data dimasukkan dalam tabel :
Tabel 4.2.a Persiapan Perhitungan Nilai Rata-rata Kemampuan Memahami Wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab FIB USU 2012
No Nilai (x) Frekuensi (F) Total Nilai
1 92 1 92
2 84 2 168
3 80 1 80
4 76 5 380
5 72 5 360
6 68 8 544
7 64 3 192
41
9 56 2 112
10 48 1 48
Jumlah 30 2096
Dari data diatas dapat dihitung mean (nilai rata-rata)
̅= ∑
̅=
̅= 69,87
Jadi nilai rata-rata kemampuan memahami wacana Arab pada mahasiswa Sastra Arab 2012 FIB USU adalah 69,87.
Tabel 4.2.b Persiapan Mencari Persentase Nilai Kemampuan Memahami Wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab FIB USU 2012
Rentang Nilai Frekuensi (F) Kriteria Nilai
81-100 3 A
74-80 6 B+
66-73 13 B
59-65 5 C+
51-58 2 C
41-50 1 D
42 Untuk menghitung persentase kemampuan memahami wacana Arab pada mahasiswa Sastra Arab FIB USU digunakan rumus :
P= x 100%
Keterangan : p = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Maka dapat diperoleh perhitungan berikut :
1. Persentase kategori nilai mahasiswa sangat baik (A)
P=
x 100%
P= 10,0%
2. Persentase kategori nilai mahasiswa sangat baik (B+)
P=
x 100% P= 20,0%
3. Persentase kategori nilai mahasiswa baik (B)
P=
x 100%
P= 43,33%
43 P=
x 100%
P= 23,33%
5. Persentase kategori nilai mahasiswa kurang (D)
P=
x 100%
P= 3,33%
Persentase nilai kemampuan memahami Wacana Arab pada mahasiswa Sastra Arab FIB USU dengan kategori nilai sangat baik sebesar 10,0%, persentase kategori nilai sangat baik sebesar 20,0%, persentase kategori nilai baik sebesar 43,33%, persentase kategori nilai Baik 23,33%, dan persentase kategori nilai sangat kurang 3,33%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui analisis data diatas, maka peneliti memperoleh hasil bahwa Kemampuan Memahami Wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab 2012 FIB USU dapat dikategorikan baik dengan nilai rata- rata yang diperoleh adalah 69,87
45 Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel :
Tabel 4.2.c Distribusi Frekuensi Relatif (Distribusi Persentase) Tentang Nilai Kemampuan Memahami Wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab FIB USU 2012
No Rentang Nilai (x) Frekuensi (F) Kriteria Nilai Persentase (P)
1 81-100 3 A 10,0 %
2 74-80 6 B+ 20,0%
3 66-73 13 B 43,33%
5 51-65 7 C 23,34
6 41-50 1 D 3,33%
7 0-40 _ E _
46 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa Kemampuan Memahami Wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab 2012 FIB USU dari 30 mahasiswa yang menjadi sample dalam penelitian ini dapat dikategorikan baik, dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 69,87. Untuk kategori tingkat kemampuan sangat baik berjumlah 3 orang dengan skor nilai 92 (1 orang) dan skor nilai 84 (2 orang), kategori tingkat kemampuan baik sekali berjumlah 6 orang dengan skor nilai 80 (1 orang) dan skor nilai 76 (5 orang), kategori tingkat kemampuan baik berjumlah 13 orang dengan skor nilai 72 (5 orang) dan skor nilai 68 (8 orang). ketegori tingkat kemampuan cukup berjumlah 7 orang dengan skor nilai 64 (3 orang), skor 60 (2 orang) dan 56 ( 2 orang) serta kategori tingkat kemampuan kurang dengan skor nilai 48 (1 orang).
47 5.2 Saran
Untuk meningatkan kemampuan memahami wacana Arab dalam mata kuliah Telaah Wacana Arab mengemukakan saran ssebagai berikut :
1. Peneliti mengharapakan agar mahasiswa lebih giat membaca wacana Arab dan memperbanyak mufradat bahasa Arab mengingat pentingnya mufradat bahasa Arab dalam memahami Wacana Arab, sebab jika mahasiswa tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak maka hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa dalam membaca Wacana Arab.
2. Setiap mahasiswa harus menyadari bahwa pentingnya membaca wacana selain untuk memahami wacana, membaca juga dapat melancarkan lisan dalam melafazkan huruf hijaiyah.
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu
Penelitian tentang kemampuan sebelumnya sudah pernah diteliti, Berikut ini bebrapa tinjauan pustaka yang peneliti gunakan yang terkait dalam penelitian ini sebagai kajian terdahulu, diantaranya :
1. Citra Gandhini (090704014), mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara angkatan 2009, dengan judul “ Analisis Kemampuan Menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara” Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat 27% responden mencapai kategori tingkat kemampuan sangat baik, 36% mencapai kategori tingkat kemampuan baik, 21% mencapai kategori tingkat kemampuan sedang dan 15% mencapai kategori tingkat kemampuan kurang. Presentasi kesulitan menunjukkan bahwa 3,03% responden mengalami tingkat kesulitan sangat rendah, 48% mengalami tingkat kesulitan rendah, 36% mengalami tingkat kesulitan sedang dan 12% responden mengalami tingkat kesulitan tinggi.
11 dengan nilai korelasi 0,74 atau 74% siswa mampu menggunakan huruf jar dalam kalimat berbahasa Arab.
3. Evi Susanti (940704018), mahasiswa sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara angkatan 1994, dengan judul “ Kemampuan Santri Raudhatul Atfal Bunayyah Medan Dalam Membaca Al-Qur‟an Sesuai Panjang Pendeknya Dengan Qira‟ati” Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan santri dalam membaca Al-Qur‟an sesuai makhraj dan panjang pendeknya dengan menggunakan metode qiro‟ati
sudah Baik baik, nilai rata-rata kemampuan makharijul huruf adalah 83 dan presentasi santri yang lulus dalam mengikuti tes sebesar 85,05% dengan jumlah 43 orang. Sedangkan presentasi santri yang tidak lulus sebesar 14,95% dengan jumlah 12 orang. Kemudian nilai rata-rata kemampuan panjang pendeknya adalah 84 dan presentasi santri yang lulus sebesar 88,2% dengan jumlah 44 orang. Sedangkan presentasi santri yang tidak lulus sebesar 13,8% dengan jumlah 11 orang.
12 adalah teori Hamid, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan teori Al-Ghulayayni.
2.2 LANDASAN TEORI
Pada dasarnya setiap pengajaran bahasa bertujuan agar para pembelajar atau siswa memiliki keterampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis (Tarigan, 1991:41).
Membaca merupakan kegiatan yang penting, dan menjadi semakin penting pada zaman modern ini, pada saat perkembangan dalam berbagai segi kehidupan terjadi amat cepat. Informasi tentang perkembangan itu direkam dan disebarluaskan melalui berbagai media, termasuk media cetak dalam bentuk naskah, selebaran, surat kabar, buku, dan sebagainya. Untuk memahami semua jenis informasi yang termuat dalam berbagai bentuk tulisan itu, mutlak diperlukan kegiatan membaca, disertai kemampuan untuk memahami isinya. Tanpa kemampuan memahami isi bacaan, banyak informasi yang tidak dapat diserap dengan tepat dan cepat, dan dengan mudah menjadikan orang ketinggalan zaman. (Djiwando, 1996:62-63).
13 semakin sering dilatih akan semakin biasa, fasih dan terampil menggunakannya. Membaca merupakan aktifitas mental, memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan.
Kegiatan membaca merupakan aktifitas berbahasa yang bersifat reseptif setelah menyimak, dalam dunia pendidikan aktifitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar. Sebagian besar pemerolehan itu dilakukan siswa dengan kegiatan membaca. Bahkan keberhasilan studi seseorang akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauannya dalam membaca, tak lebih jika berkaitan dengan bahasa asing karena seseorang akan kesulitan bahkan mustahil dapat memahami suatu teks jika dia tidak dapat membaca dengan benar. (Tarigan dan Tarigan, 1987:22).
Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, tanpa membaca kehidupan seseorang akan statis dan tidak berkembang. Dalam pembelajaran bahasa secara umum, termasuk bahasa Arab urgensi keterampilan membaca tidak dapat diragukan lagi, sehingga pengajaran membaca merupakan salah satu kegiatan mutlak yang harus diperhatikan. (Hamid, 2010:63).
14 Menurut (Hamid, 2010:64) Yang dimaksud mengukur kemampuan membaca bahasa Arab pada dasarnya adalah mengukur kemampuan memahami teks bacaan bahasa Arab, tetapi ada juga yang menambahnya dengan mengukur kemampuan kebenaran membaca yang meliputi: kebenaran dalam membaca dari segi pengucapannya, dan kebenaran nahwu dan sharafnya. Untuk mengukur kemampuan memahami teks bacaan berbahasa Arab disebut dengan qiraah al-ṣamitah atau membaca dalam hati.
Menurut Hamid (2010:63) Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki untuk mengembangkan keterampilan membaca teks bahasa Arab antara lain sebagai berikut:
a. Kemampuan membedakan huruf dan kemampuan mengetahui hubungan antara lambang dan bunyinya.
b. Kemampuan mengenal kata; baik di dalam sebuah kalimat maupun tidak. c. Memahami makna kata sesuai dengan konteks.
d. Memahami makna nyata (dzahir) sebuah kata.
e. Mengetahui hubungan logis dan penggunaan kata penghubung dalam suatu kalimat.
f. Menyimpulkan isi wacana dengan cepat. g. Membaca kritis.
15 j. Menemukan informasi tersurat ataupun tersirat sesuai dengan yang
diharapkan penulis. k. Membaca cepat.
l. Ketelitian dan kelancara membaca. m. Menentukan tema atau judul bacaan. n. Menemukan ide pokok dan ide penunjang.
2.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan Membaca
Menurut Arnold (1976) ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca yaitu faktor fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis.
a. Faktor Fisiologis mencakup kesehatan fisik (misal alat bicara, alat pendengaran dan alat penglihatan), pertimbangan neorologis (missal berbagai cacat otak) serta jenis kelamin.
b. Faktor Intelektual, secara umum intelegensi anak tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya anak tersebut dalam membaca. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Rubin bahwa tidak semua siswa yang mempunyai intelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik.
c. Faktor Lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan siswa yang mencakup (1) latar belakang dan pengalaman siswa dirumah (2) sosial ekonomi keluarga siswa.
16 https://rose.azurehero.com/2015/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-keterampilan-membaca-dan-menulis-permulaan/
2.4 Pengertian Memahami
Memahami bentuk dasarnya adalah paham, yang berati tahu atau mengerti, artinya mengetahui sesuatu atau mengerti benar akan sesuatu hal. Dalam hal ini pengertian memahami yaitu mengerti benar tentang sesuatu isi bacaan untuk mendapatkan informasi.
Agar dapat memahami wacana dengan baik, diperlukan pengetahuan dan penguasaan kohesi dengan baik pula, yang tidak saja bergantung pada kaidah-kaidah tata bahasa, tetapi juga pengetahuan pada proses penalaran.
Menurut Yunus dkk dalam Makruf (2009:25) ada beberapa keterampilan dalam kemampuan memahami isi bacaan yaitu:
a. Kemampuan memberikan arti terhadap simbol.
b. Kemampuan memahami sekumpulan huruf yang banyak, seperti frase, kalimat, alinea, sampai seluruh isi bacaan.
c. Kemampuan membaca dalam beberapa pokok fikiran.
d. Kemampuan memahami kata-kata dari konteksnya, dan memilih arti yang sesuai.
e. Kemampuan mendapatkan arti kata-kata. f. Kemampuan menentukan pokok fikiran.
17 i. Kemampuan memahami tujuan.
j. Kemampuan menganalisis yang dibaca, mengetahui gaya bahasa, (sastra) yang digunakan dan keadaan penulis serta tujuannya.
k. Kemampuan menghafal pokok-pokok fikiran.
l. Kemampuan menerapkan pemikiran dan menafsirkannya
2.5 Pengertian Wacana Arab
Menurut Mulyana (2005 : 3) Secara etimologi istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/uak yang memiliki arti „berkata‟ atau „berucap‟. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata „ana‟ yang berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna „membendakan‟ (nominalisasi). Jadi kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan atau tuturan.
Wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
Istilah wacana dalam bahasa Inggris yaitu discourse. Discourse berasal dari bahasa latin discursus yang berarti kian kemari (yang diturunkan dari dis- „dari, dalam arah yang berbeda‟, dan currure „lari‟). Menurut Al-Khuli (1982 : 6) wacana disebut dengan /hadīsun/“wacana”, yaitu
ا
ا
ا
ا ا
18 /al-hadīśu huwa īṣālu al-ma‟nā ilā as-sāmi‟i „an tarīqi al-kalāmi/ „Wacana adalah menyampaikan pesan yang bermakna kepada pendengar (pembaca) melalui bahasa atau kata-kata‟.
Menurut Sumarlan (2003 :15) wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khutbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk) bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari segi makna) bersifat koheren, terpadu.
2.6 Jenis Wacana
Menurut Sumarlan (2003:15) wacana dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis menurut dasar pengklasifikasiannya. Misalnya berdasarkan bahasanya, media yang dipakai untuk mengungkapkan, jenis pemakaian, bentuk serta cara dan tujuan pemaparannya. Berdasarkan bahasa yang dipakai sebagai sarana untuk mengungkapkannya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Wacana bahasa nasional (Indonesia)
b. Wacana bahasa lokal atau daerah (bahasa Jawa, Bali, Sunda, Madura dan sebagainya)
c. Wacana bahasa internasional (Inggris)
d. Wacana bahasa lainnya, seperti bahasa Belanda, Jerman, Perancis dan sebagainya.
19 a. Wacana tulis, yaitu wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis atau
melalui media tulis.
b. Wacana lisan, yaitu wacana yang disampaikan dengan bahasa lisan atau media lisan.
Berdasarkan sifat atau jenis pemakaiannya wacana dapat dibedakan menjadi :
a. Wacana monolog, yaitu wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung.
b. Wacana dialog, yaitu wacana atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung.
Berdasarkan bentuknya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu :
a. Wacana prosa, yaitu wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa. Wacana berbentuk prosa ini dapat berupa wacana tulis dan wacana lisan. Contoh wacana prosa tulis misalnya cerita pendek, cerita bersambung, novel, artikel dan undang-undang.
b. Wacana puisi, yaitu wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi.
c. Wacana drama, yaitu wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dialog, baik berupa wacana tulis maupun wacana lisan.
20 a. Wacana narasi, yaitu wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan
oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu.
b. Wacana deskripsi, yaitu wacana yang bertujuan melukiskan, menggambarkan atau memberikan sesuatu menurut apa adanya.
c. Wacana eksposisi atau wacana pembeberan, yaitu wacana yang tidak mementingkan waktu dan pelaku.
d. Wacana argumentasi, yaitu wacana yang berisi idea tau gagasan yang dilengkapi dengan data-data sebagai bukti, dan bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran dan ide atau gagasannya.
e. Wacana persuasi, yaitu wacana yang isinya bersifat ajakan, atau nasihat, biasanya ringkas dan menarik serta bertujuan untuk mempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat atau ajakan tersebut.
Dari berbagai jenis wacana diatas, dalam mengukur kemampuan memahami wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab peneliti menggunakan wacana yang berbentuk narasi, yaitu wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu.
2.7 Pengertian Qiraٴ ah
ا
ا ا ا ا ا
ا ءا ا
. ف
ا
21 memperkuat indra, memori dan pikiran untuk mendapatkan banyak pengetahuan. http://www.schoolArabia.net/toroq_tadrees_Arabi/reading/reading3a.htm.
2.7.1
ءا قلا عا أ
/an-wā‟u al-qirāٴ ati/ Pembagian Qiraٴ aha.
ّي جلا ءا قلا
/Al-qirāٴ atu al-jahriyyatu /‟Membaca Nyaring‟ّ
ا ءا ا
ا
ا
ا
ا
ا ف
ءا
.
ج
ا
/al-qirāٴ atu al-jahriyatu hiya qirāٴatu tasytamilu ‟alā ta‟rifi biwāЅiţatin al-baṣari „alā ar-ramuzi al-kitabiyati wa „idrāku ‟aqlī lima‟ānīha wa tazīdu ‟alayha at -ta‟bīri biṣawtin jahrīyin./ ‟ Membaca nyaring adalah membaca yang mengandung pengetahuan dengan penglihatan terhadap simbol tertulis dari persepsi mental dan meningkatkan ekspresi dengan suara yang jelas‟.
b.
تم صلا ءا قلا
/Al-qirāٴ atu as-ṣāmitatu/ „Membaca diam‟ا ءا ا
فأا
ا ء
ا ف
ا ءا ا
اا
ا
ا
ً ف خ ً
ا أ ،
ا
ا ف
ا أ ،
ا
.
22 at-tamtatu bilḥurūfi wa al-kalimāti/‟Membaca diam adalah membaca yang dilakukan pembaca untuk mendapatkan pengetahuan, ide-ide dari simbol-simbol tertulis tanpa adanya unsur suara, dan tanpa gerakan bibir‟. http://www.academia.edu/8051587/Qiraah_Reading_Membaca_Catatan_Lama
Menurut Hermawan (2013:144) Membaca secara garis besarnya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu membaca nyaring
ّ
ا ءا ا
/al-qira‟atu al -jahriyyatu/ dan membaca dalam hatiا ءا ا
/al-qira‟atu al-ṣamitatu/.1. Membaca Nyaring
ّ
ا ءا ا
/al-qira‟atu al-jahriyyatu/ (membaca bersuara)Membaca nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau meyuarakan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca.
2. Membaca Dalam Hati
Membaca diam
ا ءا ا
/al-qiraatu al-ṣamitatu/ atau disebut juga membaca dalam hati lazim dikenal dengan membaca pemahaman, yaitu membaca dengan tidak melafalkan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca, melainkan hanya mengandalkan kecermatan eksplorasi visual.Menurtu Tarigan (1979:32) dalam garis besarnya, membaca dalam hati dapat dibagi atas :
1. Membaca Ekstensif
23 ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana.
Membaca Ekstensif terbagi lagi atas beberapa bagian yaitu, membaca survey (survey reading), membaca sekilas (skimming), membaca dangkal (Superficial reading).
a. Membaca Survei, sebelum membaca biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah.
b. Membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita terus bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan.
c. Membaca dangkal atau superficial reading bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.
2. Membaca Intensif
Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti,dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendeknya kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
2.7.2 Pengertianjudul, ide pokok, gagasan penjelas dan kohesi
24 Menurut KLBI (tanpa tahun:476) dijelaskan judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu/ kepala karangan (cerita, drama, dsb) tajuk.
Contoh penelitian ini dalam menentukan tema/ judul adalah sebagai berikut :
، ا ّ ف
ف ،
ء شأ ف
،
.اّ ج
،اّ ج
ف ، خا أ ف
ّ ، ا
ج ف
ا ّ ،
أ
ا ّ ،
أ
.
.
/zainabu wa maryamu ṣadiqātāni, tatasyabahāni fī asyyā‟ kaṡīratin, fahumā taskunāni fī hayyin wāhidin, wa tadrusāni fī jāmi‟atin wāhidatin, wa lakinnahumā
takhtalifāni fī amrin akhōrin, fazainab naḥītin jiddan, wa maryamu Ѕamīnatun
jiddan. Turīdu zainab ٴan takūna Ѕamīnatan, wa lakinnahā lā taЅtaţi‟a. wa turīdu
maryamu ٴan takūna naḥīfatan, wa lakinnahā lā taЅtaţi‟a/ „Zainab dan maryan bersahabat,mereka sama dalam banyak hal, tinggal dalam satu tempat, belajar di dalam satu Universitas.tetapi mereka berbeda dalam hal yang lain, Zainab terlalu kurus, dan maryam terlalu gemuk. Zainab ingin gemuk, tetapi tidak bisa, dan maryam ingin kurus tetapi tidak bisa.
ا
ا ا
؟
/mā al-mauḍū‟ min żālika an-nāṣ?
25 /ṣadīqatāni tatasyabahāni/
)
/zainabu wa maryamu/
)
/Ѕamīnatun wa naḥītin/
ء شأ ف
)
/tatasyabahāni fī asyyā‟ kaṡīratin/
Judul wacana diatas adalah
b. Ide pokok
Ide pokok atau gagasan utama adalah gagasan yang mendasari pembuatan sebuah paragraf. Ide pokok inilah yang kemudian dikembangkan lagi oleh ide penjelas sehingga menjadi paragraf yang utuh.
Contoh penelitian ini dalam menentukan ide pokok adalah sebagai berikut :
أ
ف
اا
ا ا
؟
/
mā ra‟yuka min fiqrati al-„ūla hażā an-naṣ?/) أ
/zainabu wa maryamu/
26 /ṣadiqātāni, tatasyabahāni wa takhtalifāni/
)
/Ѕamīnatun wa naḥītin/
خا أ ف
)
/takhtalifāni fī „amrin akhorin/
Ide pokok dalam wacana pada paragraf pertama diatas adalah
terdapat pada awal paragraf.
c. Gagasan penjelas
Ide penjelas atau Gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan ide pokok.
Contoh penelitian ini dalam menentukan gagasan penjelas adalah sebagai berikut :
ف ف
ا فأ
؟ ّ ّ ا
/mā „afkāru at-taudīḥfī fiqrati as-ṡāniyati?/
خأ ) أ
ا ا
/akhożat zainabu tatanāwalu kaṣirān min at-ṭā‟ami/
ّ ا
)
27
ّ )
/ẓallat naḥifatan/
ّ )
/ẓallat Ѕamīnatan/
Gagasan penjelas dalam wacana pada paragraf kedua diatas adalah خأ
ا ا
terletak setelah ide pokok paragraf.d. Kohesi
Menurut Kushartanti, dkk (2005:96) kohesi adalah keadaaan unsur-unsur bahasa yangn saling merujuk dan berkaitan secara semantis. Dengan kohesi, sebuah wacana menjadi padu, setiap bagian pembentuk wacana mengikat antara bagian satu dengan bagian yang lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti meminta mahasiswa untuk menentukan kohesi leksikal yang meliputi pengulangan, sinonim, antonim dan hiponim.
Contoh penelitian ini dalam menentukan kohesi (antonim) adalah sebagai berikut :
ا
ا
ّ
؟
ّ (
)
/
mā al-kalimatu al-latī tadullu min tamāsukin? (diddun)/ا ) أ
28
)
/Ѕamīnatun wa naḥītin/
)
/ṣadiqātāni, tatasyabahāni/
)
/zainabu wa maryamu/
Kohesi yang menunjukkan antonim dalam wacana tersebut adalah
1 BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kemampuan merupakan kata kerja yang mendapat imbuhan ke-an kata dasarnya adalah mampu yang berarti bisa atau sanggup. Dalam KLBI (tanpa tahun:774) dijelaskan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kemampuan seseorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa.
Djiwando, (1997:1) menyatakan kemampuan berbahasa mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi nyata sehari-hari. Dengan kemampuan berbahasa, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan isi hatinya kepada orang lain, yang merupakan tujuan pokok penggunaan bahasa sebagai suatu bentuk komunikasi. Kemampuan berbahasa memungkinkan orang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, terlepas dari ada tidaknya pengetahuan tentang teori dan seluk beluk bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi itu.
2 Al-Ghulayain dalam Makruf (2009:1) menyatakan bahwa bahasa adalah ucapan-ucapan yang digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka. Bahasa juga dapat diartikan sebagai sejumlah aturan dari berbagai kebiasaan ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi diantara individu dalam sebuah komunitas dan digunakan dalam urusan kehidupan mereka.
Bahasa ditinjau dari segi bentuknya dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulisan. Menurut Unhenbeck (1980:9) bahasa lisan tidak hanya percakapan saja, tetapi yang penting juga tanggapannya yakni pengamatan dan interpretasi dari yang dibicarakan, mendengar atau lebih tepatnya memahami bahasa. Dua pemahaman bahasa telah menjadi pusat perhatian para ahli bahasa karena sifatnya yang utama itu. Di samping itu ada bentuk sejajar yang juga merupakan turunan dari bentuk percakapan dan pemahaman bahasa, yakni menulis dan membaca.
Menurut KLBI (tanpa tahun:88) dijelaskan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya di dalam hati). Sedangkan menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Menurut Tarigan (1979:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
3 disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis, sedangkan dari kegiatan menulis dituntut kemampuan untuk menyatakan kepada orang lain apa yang dirasakan, dikehendaki dan dipikirkan dengan tulisan. Menurut Rosyidi (2009) keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yang dalam istilah bahasa Arab disebut
ءا
/Qiraٴ atun/, /kitābatun/, /istima‟un/ danا
/kalāmun/.Kata
ءا
(qiraٴ atun) berasal dari bahasa Arab yaitu masdar dari bentuk kataأ
(qaraٴ a) yang artinya membaca, sedangkan (ṣāmitatun) masdar dari bentuk kata (ṣamata (yang artinya diam, jadiءا
/qira‟atun ṣamitatin/ memiliki arti membaca diam, artinya kegiatan membaca yang dilakukan dalam hati tanpa melafazkan kata-kata maupun simbol yang tertulis dengan suara.Sedangkan menurut Hermawan, (2013:143) Keterampilan membaca
ءا ا
/maharatu al-qiraٴ ati/ reading skill/ adalah kemampuan mengenalidan memahami sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakekatnya adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan tulis.
4 terjadilah bahasa-bahasa yang beranekaragam sesuai dengan taraf masyarakat,
dimana bahasa itu lahir. ( Mu‟in, 2004: 19)
Bahasa Arab memiliki kedudukan penting, diantaranya sebagai bahasa agama, bahasa ilmu pengetahuan, dan bahasa Internasional. Bahasa Arab juga digunakan sebagai bahasa resmi dalam pelaksanaan ibadah, terutama dalam rangkaian shalat, tidak sah shalat seseorang yang menggunakan bahasa lain selain bahasa Arab. Bahasa Arab juga bahasa yang paling besar signifikannya bagi umat muslim di seluruh dunia karena bahasa ini dipilih Allah SWT sebagai bahasa
Al-qur‟an. Hal ini disebutkan dalam Al-qur‟an surah Yusuf ayat 2 yang berbunyi:
:ف (
ّ ّ ّ
ا
ا ّ ا
١
)
/„innā anzalnāhu qur‟ānān „araibyyān la‟allakum ta‟qilūn/ „Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-qur‟an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahami‟. (Yusuf:2)
Bahasa Arab bukan saja bahasa resmi di negara Timur Tengah dan Afrika Utara dan tidak pula untuk kepentingan agama saja seperti membaca Al Qur‟an dan berdo‟a. Akan tetapi karena keberadaannya semakin terlihat di dunia internasional maka semakin berkembang pula peranan dan fungsi bahasa Arab dan semakin banyak orang yang tertarik untuk mempelajarinya.
5 Arab dan berbahasa bahasa Arab. Begitu juga dengan sekolah-sekolah madrasah bahkan sampai perguruan tinggi. Kemudian melihat banyaknya kursus-kursus yang berdiri di luar sekolah yang menawarkan pembelajaran bahasa Arab membuktikan bahwa bahasa Arab semakin banyak diminati saat ini.
Asokah dalam Erwin (2009 :1-2) menyatakan bahwa peranan bahasa Arab khususnya bagi umat Islam sangatlah penting. Hal ini tidak hanya terletak pada penggunaan bahasa itu dalam beberapa jenis amal ibadah yang notabene tidak bisa digantikan dengan bahasa lain, melainkan yang terletak pada kenyataan bahwa bahasa Arab merupakan kunci pembuka bagi pemahaman studi Islam dari sumber aslinya yaitu Al-quran dan Hadits. Oleh karena itu, umat islam tidak bisa terlepas dari belajar bahasa Arab.
Menurut Mu‟in (2004:7), bahasa Arab dipelajari karena dua alasan. Pertama, karena ia bahasa komunikasi yang harus dipelajari bila kita ingin bergaul dengan pemakai bahasa tersebut. Kedua, karena ia bahasa agama yang mengharuskan para pemeluknya mempelajarinya minimal untuk kesempurnaan amal ibadahnya, sebab kitab sucinya berbahasa Arab.
Berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan bahasa Arab selalu muncul ketika pembelajaran mata kuliah yang bernuansa Arab seperti /nahwu/
ف
/sharf/, /istima‟un/,ءا
/imlā‟unٴ/, /muţala‟atun/ danأا
/„ilmu al-ashwati/. Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang6 bahkan terkadang masih mengalami kesulitan. Hal ini peneliti ketahui ketika peneliti mengikuti pelajaran Telaah Wacana Arab
ا
/muţāla‟atu nuṣūṣil „Arabiyyati/ dan peneliti menemukan beberapa mahasiswa belum mampu memahami dengan baik wacana berbahasa Arab tersebut. Keadaan seperti ini tentu akan lebih buruk jika mahasiswa belum menguasai perbendaharaan kata bahasa Arab dalam jumlah yang banyak.
Peneliti sebelumnya mengadakan observasi awal yang dilakukan pada mahasiswa Sastra Arab tahun angkatan 2012 untuk melihat kemampuan dari mahasiswa tersebut. Dari observasi awal yang peneliti lakukan, ternyata kondisi mahasiswa Sastra Arab USU dalam penguasaan atau memahami wacana berbahasa Arab belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi nilai mahasiswa pada mata kuliah Telaah Wacana Arab dengan rincian pada semester V dengan nilai B+ 2 orang, nilai B 11 orang, C+ 15 orang, dan nilai C 1 orang, nilai E 1 orang. Pada semester VI nilai A 1 orang, nilai B+ 2 orang, nilai B 7 orang, nilai C+ orang, nilai C 3 orang dan nilai E 1 orang.
7 bahwa semua mahasiswa yang memiliki latar belakang sekolah islam mampu membaca dan memahami wacana berbahasa Arab.
Idealnya, mahasiswa yang masuk Departemen Sastra Arab sebaiknya sudah memiliki kemampuan membaca wacana berbahasa Arab yang memadai, sebab kondisi seperti ini tentu dapat membantu mahasiswa dalam menerima mata pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Arab. Berdasarkan pengamatan sementara yang peneliti lakukan ada sebagian mahasiswa yang belum mampu membaca dan memahami wacana berbahasa Arab dengan baik. Hal demikian tentu akan menjadi hambatan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Arab.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti mahasiswa
Sastra Arab dengan judul “ Kemampuan Memahami Wacana Arab dengan
Qira‟ah ṣamitah pada Mahasiswa Sastra Arab 2012”. Alasan peneliti meneliti kemampuan Memahami Wacana Arab dengan Qira‟ah ṣamitah sebab dengan Qir‟ah ṣamitah kita dapat melihat sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai apa yang dibacanya. Dalam buku karangannya Hermawan (2013) menyatakan bahwa tujuan membaca dalam hati adalah untuk penguasaan isi bacaan dan memperoleh informasi sebanyak banyaknya tentang isi bacaan dalam waktu yang singkat, serta alasan lainnya, yaitu :
8
b. Pentingnya Qira‟ah dalam pembelajaran bahasa Arab untuk memahami isi
wacana secara umum maupun wacana Arab yang tertulis dalam buku ilmiah dan media online.
Tes yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan memahami Wacana Arab menurut Hamid (2010:67) dapat berbentuk
ّ
خإا
/al-ikhtiyaru min mutaaddidin/ ( pilihan ganda),ء خ ا
/ṣawabun wa khata‟un/ ( benar salah) ,ا ا ء
/mil‟u al- farāgi/ ( isian singkatج ّ
(/muzawajatu/ ( menjodohkan ) dengan data dari buku
ّي علا غللا ميلعت
يف لسلس
يقط لا يغل
/ silsilatu fi ta‟līmi al-lugati al‟Arabiyyati ligayri an-nāţiqīna bihā/ dengan judulتقيدص مي م ي
/zainabu wa maryamu ṣadīqātāni/,لم ع ل ط ط ف
/ fāţimatu ţālibatun wa ‟āmilatun,حي تلا
عا ا
„anwā‟u at-tarwīḥi/. Dari beberapa bentuk tes diatas peneliti hanya menggunakan tes yang berbentukّ
خإا
/al-ikhtiyaru min muta‟addidin/ ( pilihan ganda) sebanyak 25 soal.9 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi rumusan masalah, agar penelitian ini nantinya tidak menyimpang dari pokok bahasan yang ingin diteliti, yaitu : bagaimanakah kemampuan memahami Wacana Arab dengan Qiraٴ ah ṣamitah pada mahasiswa Sastra Arab 2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Memahami wacana Arab dengan Qiraٴ ah ṣamitah pada mahasiswa Sastra Arab 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Untuk memberikan gambaran tentang kemampuan mahasiswa sastra Arab USU Medan stambuk 2012 dalam memahami wacana berbahasa Arab.
viii ABSTRAK
KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA ARAB DENGAN
QIRāٴ
AH
ṣ
AMITAH PADA MAHASISWA SASTRA ARAB 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI SARJANA
OLEH:
FITRI MANGUNSONG 110704018
DEPARTEMEN SASTRA ARAB
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA ARAB DENGAN QIRāٴ AH ṣAMITAH PADA MAHASISWA SASTRA ARAB 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI SARJANA DISUSUN OLEH
FITRI MANGUNSONG NIM. 110704005
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Pujiati, M.Soc.,Ph.D Dra. Murniati. M.Hum NIP.19621204198703 2001 NIP. 19590720198903 2002
Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian SARJANA SASTRA Dalam Bidang Ilmu Sastra Arab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
Disetujui Oleh :
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN
Ketua Sekretaris
Dra. Pujiati, M.Soc.,Ph.D Dra. Fauziah. M.A
PENGESAHAN:
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian SARJANA SASTRA Dalam Ilmu Bahasa Arab Pada Fakultas Ilmu Budaya Medan, pada :
Tanggal : 07 Desember 2015 Hari : Senin
Fakultas Ilmu Budaya USU
Dr.Syahron Lubis, M.A NIP. 19511013197603 1001
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. Dra. Pujiati, M.Soc.,Ph.D ( )
2. Dra. Fauziah. M.A ( )
3. Dra. Murniati, M.Hum ( )
4. Dra. Khairawati, M.A., Ph.D ( )
PERNYATAAN
Dengan ini saya meyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Januari 2016
i KATA PENGANTAR
م مسب
Segala puji bagi Allah yang senantiasa mencurahkan kasih sayang yang berlimpah serta rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Suamtera Utara.
Salawat beriring salam senatiasa peneliti curahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabat yang telah menyampaikan kebenaran dan membawa umat dari zaman Jahiliyah hingga ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini, semoga kita termasuk umat yang mendafat syafaat beliau di yaumil akhir kelak. Amin ya Rabbal Alamin.
Skripsi atau karya ilmiah ini merupakan suatu kewajiban bagi seorang mahasiswa dalam menyelesaikan studinya, terkhususnya dalam bidang ilmu yang dipelajarinya. Oleh karena itu, maka untuk memenuhi kewajiban tersebut peneliti memilih judul „Kemampuan Memahami Wacana Arab dengan Qirٴ ah ṣamitah Pada Mahasiswa Sastra Arab USU 2012‟
ii berbagai pihak dan terkhususnya ridho Allah SWT sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun, dengan senang hati peneliti menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan penelitian ini. Terima kasih peneliti ucapkan atas perhatian para pembaca.
Medan, 2015 Peneliti
iii UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, puji dan syukur selalu peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tiada terhitung serta rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, disamping itu peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU, Dr. Syahron Lubis, M.A serta Pembantu Dekan I, II dan III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti selama masa Pendidikan untuk dapat mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Budaya Departemen Sastra Arab.
2. Ibu, Dra. Pujiati, M. Soc.Sc., Ph.D selaku Ketua Departemen Sastra Arab dan Ibu Dra. Fauziah, M.A selaku sekretaris Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu, Dra. Pujiati, M. Soc.Sc., Ph.D sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Dra. Murniati, M.Hum sebagai Dosen Pembimbing II yang telah ikhlas dan berkenan meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu peneliti agar dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
iv 5. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
khusunya Departemen Sastra Arab yang telah menyumbangkan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama masa perkuliahan serta kepada Abangda Andika sebagai staf Tata Usaha di Departemen Sastra Arab.
6. Teristimewa kepada Ayahanda Sahala Mangunsong dan Ibu almh. Relly br
Marpaung Tercinta yang senantiasa ikhlas memberikan kasih sayang, do‟a
dan restu serta dukungan moril dan materil kepada peneliti dari awal menjalani studi hingga hingga akhir penyelesaian skripsi ini.
7. Ucapan terima kasih untuk kedua Abang dan Kakak terbaik Ridwan, Juanda dan Mundriani, yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada peneliti untuk dapat segera menyelesaikan penulisan skripsi ini, serta tak lupa adik-adikku tersayang Ainun, Nuri, Nurul dan Rizki.
8. Bou Terbaik Syamsiah yang selalu memberi dukungan, motivasi, serta arahan dan saran kepada peneliti selama masa pendidikan.
9. Spesial terima kasih kepada kak Ayu Sanusi, Luma dan Minda yang ada di UNM yang turut membantu peneliti untuk dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.
v 11. Terima kasih kepada sahabat satu stambuk 2011 Ratih, Rizkan, Desy, Alfi,
Naya, Suwita, Dahlia, Supri, Oza, Tika, Ayu, Dana, Fadda, Hani, Dini, Maulana, Nuriza dan Tomi
12. Sahabat Mts Mas Liah dan Hasbi yang selalu memotivasi dan mengingatkan peneliti saat rasa malas menghampiri, agar segera menyelelesaikan studi saya.
13. Sahabat satu kost Mustika, Faiza, kak siti dan ropa terima kasih atas bantuan, saran dan canda tawa kalian.
14. Adik-adik mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya stambuk 2012 yang telah bersedia meluangkan waktu demi terlaksananya penelitian untuk skripsi ini, terutama Fahmi, Diah, Maskolo, Agung Qosim dan Susi susanti. 15. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu tetapi telah
memberikan bantuan yang tidak terhingga kepada peneliti.
vi DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ABSTRAK ... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ... xi
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Kajian Terdahulu ... 11
2.2 Landasan Teori ... 12
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan Membaca ... 15
2.4 Pengertian Memahami ... 16
2.5 Pengertian wacana Arab ... 17
2.6 Jenis Wacana ... 18
2.7 Pengertian Qira‟ah ... 21
BAB III : METODE PENELITIAN ... 28
vii
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
3.3. Populasi dan Sampel ... 29
3.4. Teknik Pengumpulan data ... 30
3.5. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1. Hasil penelitian ... 33
4.2. Pembahasan Penelitian ... 37
BAB V : PENUTUP ... 5.1. Kesimpulan ... 43
5.2. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN
Data Peserta Tes
viii ABSTRAK
x PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Mentri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
Ba B Be
Ta T Te
Tsa ṡ es (dengan titik di atas
Jim J Je
Ha ḥ ha (dengan titik di
bawah)
kha Kh ka dan ha
dal D De
dzal Ż zet (dengan titik di atas)
Ra R Er
Zai Z Zet
xi
syin Sy es dan ye
sad ṣ es (dengan titik di
bawah)
dad ḍ de (dengan titik di
bawah)
Ta ṭ te (dengan titik
dibawah)
Za ẓ zet (dengan titik di
bawah)
„ain ʻ koma terbalik (di atas)
gain G Ge
ف Fa F Ef
qaf Q Ki
kaf K Ka
lam L El
mim M Em