• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Penulisan Kaligrafi Arab Pada Mahasiswa Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kesalahan Penulisan Kaligrafi Arab Pada Mahasiswa Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENULISAN KALIGRAFI ARAB

PADA MAHASISWA/I DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU

BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SERIPSI

OLEH:

RIKY HAMDANI

060704007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sangsi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya perboleh.

Medan, Juni 2013

(3)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987 tertangal 22 januari 1988

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Alih Aksara

ﺃ Alif Tidak dilambangkan

ﺏ bā’ B

ﺕ tā’ T

ﺙ ṡā’ ṡ

ﺝ Jim J

ﺡ ḥā’ ḥ

ﺥ khā’ Kh

ﺩ Dal D

ﺫ Żāl Ż

ﺭ rā’ R

ﺯ Zai Z

ﺱ Sin S

ﺵ Syin Sy

ﺹ ṣād ṣ

(4)

ﻁ ṭā’ ṭ

ﻅ ẓa’ ẓ

ﻉ ‘ain ‘

ﻍ Gain G

ﻑ fā’ F

ﻕ Qāf Q

ﻙ Kāf K

ﻝ Lām L

ﻡ Mim M

ﻥ Nūn N

ﻭ Wāwu W

ﻩ Ha H

ء Hamzah `

ﻱ Yā’ Y

II. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap Contoh : ﺔّﻳﺪﻣﺤﺃ /ahmadiyyah/

III. Tā’ Marbūtah di akhir kata

Bila dimatikan ditulis h, kecuali unuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

(5)

ءﺎﻴﻟﻭﻷﺍ ﺔﻣﺍﺮﻛ/karāmatul-aliyā’/

IV. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dammah ditulis u.

V. Vokal Panjang

A panjang ditulis ā, i panjang ditulis i, dan u panjang ditulis ū, masing-masing dengan tanda penghubung (-) di atasnya.

VI. Vokal Rangkap

Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au.

VII. Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

(‘)

Contoh : ﻢﺘﻧﺃﺃ /a’antum/ ﺚﻧﺆﻣ /mu’annaṡ/

VIII. Kata Sandang Alif + Lam

Bila diikuti huruf qamariyyah ditulis al- Contoh : ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ /Al-Qur’ān/

Bila diikuti huruf syamsyiyyah huruf l diganti dengan huruf syamsyiyyah yang mengikutinya.

Contoh : ﻥﺎﻄﻴﺸﻟﺍ /asy-Syaiṭān /

IX. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.

X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat

Ditulis perkata, atau

(6)

ABSTRAK

Riky Hamdani. 2013. Analisis Kesalahan Penulisan Kaligrafi Arab Pada Mahasiswa Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

Penelitian ini membahas tentang kesalahan penulisan kaligrafi Arab pada mahasiswa/i Bahasa Arab FIB USU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesalahan penulisan dan pemahaman tentang kaligrafi Arab pada mahasiswa/i Bahasa Arab FIB USU.

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbi-alamin penulis panjatkan ke dadiran Allah SWT karena atas segala karunia dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagaimana yang ada di hadapan pembaca. Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seseorang yang memiliki akhlak AL-Qur’an sehingga menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kesalahan Penulisan Kaligrafi Arab Pada Mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU”. Penulis tertarik memilih judul ini karena kajian ini agar mengetahui kesalahan penulisan kaligrafi Arab pada mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU.

Penulis juga menganggap bahwa penelitian yang dilakukan bukan hanya untuk menambah perbendaharaan skripsi saja tetapi juga harus memberi pengaruh yang lebih baik dalam kehidupan.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Departemen Bahasa Arab FIB USU.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, 22 Maret 2013

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Berkat ridho dan rahmat Allah SWT, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasi kepada:

1. Teristimewa kedua orangtua tercinta, Ayahanda Azman dan Ibunda Marlina yang telah mengasuh, mendidik, dan selalu mendoakan penulisan hingga penulis menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Hanya doa yang dapat penulis berikan sebagai balasan atas ketulusan dan keiklasan yang tiada terhingga.

2. Bapak Syahron Lubis M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatra Utara beserta pembandu Dekan I, Dr. M. Husnan Lubis, M.A., Pembantu Dekan II Bapak Dr. Syamsul Tarigan yang selalu membantu dan memberi arahan, dan Pembantu Dekan III, Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A.

3. Ibu Dra. Pujiati M,Soc.Sc Ph.d selaku Ketua Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara yang banyak membantu hingga dapat menamatkan kuliah di Fakultas Ilmu Budaya ini.

4. Ibu Dra. Fauziah, M.A selaku seketaris Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

5. Ibu Dra. Pujiati M,Soc.Sc Ph.d selaku Dosen Pembimbing I dan Ust Hamdan Nour Lc. Selaku Dosen Pembimbing II.

6. Seluruh staf pengajar di Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara yang telah menambah wawasan penulisan selama masa perkuliahan serta bang Andika sebagai staf tata usaha di Departemen Bahasa Arab yang mau bersusah-susah membantu demi tamat dari Fakultas Ilmu Budaya.

7. Kepada Adik-adikku yang selalu mengingatkan “ kok lama di kampus” serta mengingatkan untuk mengerjakan skripsi.

8. Terimakasi yang teristimewa kepada Suciyati yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama pengerjaan skripsi ini, terimakasi Uci.

(10)

10.Buat bang Zulfan yang selalu membantu dan mengajari saya, bang Ijalah yang sudi meminjamkan buku kepada saya.

11.Terima Kasih buat kawan-kawan PEMA USU (Periode 2011 s/d 2012) yang sudah banyak membantu dan mengajarin saya.

12.Kawan-kawan seperjuangan Himpunan Mahasiswa Islam terkhusus HMI Komisariat Fakultas Ilmu budaya USU Ketua Umum Hasan, (Priode 2011 s/d 2012)

13.Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu namanya tetapi telah memberikan bantuan yang tidak terhinga kepada penulis. Syukron Kasiron.

Terima kasi atas segala bantuan yang telah diberikan semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan yang telah dilakukan.

Medan, 1 April 2013

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI i

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMAKASIH iv

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Alasan Pemilihan Judul 5

1.3 Perumusan Masalah 5

1.4 Tujuan Penelitian 5

1.5 Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 Sejarah Perkembangan Kaligrafi 7

2.1.1 Sejarah Perkembangan Khat Naskhi 9

2.1.2 SejarahPerkembangan Khat

uluṡ 10

2.1.3 Sejarah Perkembangan Khat Riq’ah 14

2.2 Jenis-Jenis Kaligrafi 15

2.2.1Ciri-ciri Khat Naskhi 18

2.2.2Ciri-ciri Khat

uluṡ 23

2.2.3Ciri-ciri Khat

Riq'ah

28

2.3 Pengertian Kesalahan 31

2.4 Pengertian Kemampuan (Ability) 32

2.5 Kajian Terdahulu 33

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1 Jenis Metode Penelitian 34

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.3 Sumber Data 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data 35

3.5 Analisis Data 36

(12)

4.1 Sekilas Tentang Departemen Bahasa Arab FIB USU 37

4.2 Keadaan Staf Pengajar 37

4.3 Keadaan Mahasiswa/i 38

4.4 Kemampuan Penulisan Khat Naskhi di Mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab

FIB USU 39

4.5 Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat Naskhi di Mahasiswa/i Departemen

Bahasa Arab FIB USU 41

4.6 Kemampuan Penulisan Khat

uluṡ di Mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab

FIB USU 43

4.7 Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat

uluṡ di Mahasiswa/i Departemen

Bahasa Arab FIB USU 45

4.8 Kemampuan Penulisan Khat Riq’ah di Mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab

FIB USU 46

4.9 Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat Riq’ah di Mahasiswa/i Departemen

Bahasa Arab FIB USU 49

BAB V PENUTUP 52

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54

(13)

ABSTRAK

Riky Hamdani. 2013. Analisis Kesalahan Penulisan Kaligrafi Arab Pada Mahasiswa Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

Penelitian ini membahas tentang kesalahan penulisan kaligrafi Arab pada mahasiswa/i Bahasa Arab FIB USU. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesalahan penulisan dan pemahaman tentang kaligrafi Arab pada mahasiswa/i Bahasa Arab FIB USU.

(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa

Indonesia.

Kebudayaan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia kebudayaan diciptakan untuk mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya. Kebudayaan tidak akan ada tanpa manusia, sebaliknya manusia tanpa kebudayaan tidak akan bisa bertahan dalam mengarungi kehidupan. Dari beberapa referensi dapat di ketahui bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Konsep kebudayaan dalam arti yang luas adalah hasil keseluruan pemikiran manusia yang tidak berakar pada naluri dan hanya dapat dihasilkan oleh prosedur pemikiran. Pemikiran kebudayaan dibagi dalam unsur-unsur yang bersifat universal, dimana unsur tersebut bisa ditemukan dari sebuah kebudayaan didunia. Hasil manifesto dari sebagian kebudayaan adalah kesenian, tulisan dan pemikiran.

Satu aspek kebudayaan yang sangat relevan dengan perkembangan bahasa menurut perspektif Islam ialah seni. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian merupakan salah satu hasil proses kebudayaan dan suatu penjelmaan bentuk keindahan yang terkandung dalam jiwa merupakan hasil perantara dari komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra, salah satu jenis kebudayaan ialah tulisan.

(16)

media yang telah lama dikenal dalam sejarah dan peradapan manusia, Salah satu jenis tulisan ialah teks klasik.

Teks klasik adalah tulisan-tulisan yang telah dikenal dan dipergunakan oleh bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan tertua didunia ini, Israr (1958:3). Tulisan bahagian dari hasil kebudayaan yang kegunaan serta peranannya dapat dijadikan tingkat sebuah kebudayaan. Nilai sebuah tulisan sebagai penentu tingkat kebudayaan dijadikan parameter daerah tersebut telah mengenal kebudayaan. Tulisan sebagai petunjuk keindahan sebuah kesenian ataupun bagian dalam peradapan dan kebudayaan telah lama dikenal, bahkan dari setiap penjuru dunia memiliki tulisan-tulisan yang indah dalam berkomunikasi dan juga kesenian. Sebagai suatu bangsa, bangsa Arab juga mengenal tulisan. Sebagai sarana untuk melakukan komunikasi antara sesama bangsa Arab sendiri, maupun kepada bangsa yang lain, tulisan ini dikenal dengan istilah kaligrafi.

Kesenian mengandung perbedaan aspek secara universal, namun dalam konteks ini, penulis memberi penekanan ke arah seni khat atau seni tulis tangan, yang mempunyai daya tarik khusus bagi penulis dan bagi banyak orang, karena kesenian yang digalakkan dalam Islam adalah seni kaligrafi Arab. Istilah kaligrafi di dalam kehidupan bangsa Arab sudah sering terdengar, seakan telah menyatu dalam bagian intergral dari bahasa sehari-hari. Secara bahasa kaligrafi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata, kalios: indah dan Graf: tulisan/aksara sehingga kaligrafi adalah tulisan indah atau kepandaian menulis elok. Sirojuddin (1992:1).

Secara etimologis, Syeikh Syam Al-Din Al-Afkani (Khoiri, 1999:50) mengatakan bahwa kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, menggubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana cara untuk menggubahnya.

Muhammad Thahir ibn ‘Abd Qadir Kurdi dalam karyanya Tarikh Khath Al-‘Arabi wa Adabihi meyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kaligrafi adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung-ujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Yang dimaksud dengan “pena” disini adalah pusat gerakan ujung-ujung jari sementara “tata cara tertentu” merujuk pada semua jenis kaidah-kaidah penulisan (Khoiri, 1999:51).

(17)

berkembang pesat dalam kebudayaan Islam adalah : Pertama, karena perkembangan ajaran Islam melalui kitab suci Al-qur’an. Al-qur’an merupakan kitab suci Agama Islam di dunia yang wajib dibaca dan dipahami oleh umat Islam. Bahasa yang digunakan pada Al-qur’an adalah bahasa Arab yang dapat dijadikan bahan kaligrafi. Kedua, karena keunikan dan kelenturan huruf- huruf Arab. Bahasa Arab memiliki keunikan dari bahasa-bahasa yang lain karena huruf Arab dibuat ke kaligrafi dapat dibentuk sesuai keinginan secara imajinatif. Kelenturan Bahasa Arab yang disesuaikan dengan kaidah yang sudah ada dan berlaku dalam penulisan kaligrafi Arab.

Dengan demikian, kaligrafi Arab adalah tulisan indah yang berasal dan berkembang di wilayah Arab. Dalam Bahasa Inggris disebut sebagai Arabic Calligraphy dan dalam Bahasa Arab dinamakan dengan Al-Khat Al-Arabi. Bila dilihat dari sejarah kaligrafi dipergunakan untuk menulis Al-Qur’an yang dihapal oleh para sahabat Rasulullah SAW. Sebagai pertinggal diharapkannya Al-Qur’an dapat dibaca oleh orang lain serta tidak dirubah-rubah, lalu pada zaman Daulah Ummayyah tulisan Arab semakin berkembang dan semakin luas pemakainnya, serta semakin berfariasi. Menurut Israr (1985:80) Tulisan Arab dapat berkembang dengan cepat disebabkan oleh beberapa hal, Antara lain :

1. Perkembangan Agama Islam yang amat cepat dan pesat

2. Tulisan Arab ialah sejenis tulisan yang elatis, fleksibel, dan berirama sehingga muda dan dapat dikembangkan dengan berbagai variasi.

Kesederhanaan pelajaran khat di pesantren-pesantren tua umumnya dapat dicirikan dengan:

1. Anatomi huruf hanya mengikuti rasa keindahan, tidak didasarkan pada standar kaedah khattiyah.

2. Peralatan yang masih bersahaja, seperti tinta dari arang kuali. 3. Penggunaan media tulis terbatas pada kertas.

(18)

Al-Qur’an menjadi bagian yang dilombakan dalam MTQ di tingkat Nasional sampai tingkat daerah. Gambaran tentang kesemarakan baru ini dapat dilihat lebih jauh pada acara-acara di sekolah, kampus perguruan tinggi, pesantren, kelompok-kelompok remaja, lembaga-lembaga pemerintah dan swasta dan perkumpulan-perkumpulan lain yang merekrut lomba kaligrafi sebagai bagian dari kesemarakan acara-acara peringatan. Program pengembangan ini akan terlaksana lebih cepat melalui ketetapan kurikulum untuk tingkat perguruan tinggi, madrasa diniyah awaliyah, tsanawiyah dan aliyah.

Di Indonesia Departemen Bahasa Arab tentunya akan mempelajari tulisan Arab yang terdapat dibeberapa perguruan tinggi baik negri maupun swasta. Adapun perguruan tinggi Negri tersebut adalah :

1. Universitas Indonesia 2. Universitas Negri Malang 3. Universitas Al-Azhar Indonesia 4. Universitas Hasannudin

5. Universitas Padjadjaran 6. Universitas Sebelas Maret 7. Universitas Negri Jakarta 8. Universitas Sumatra Utara 9. IAIN Ambon

10.IAIN Antasari 11.IAIN Ar-Raniry 12.IAIN Bengkulu 13.IAIN Imam Bonjol 14.IAIN Mataram 15.IAIN Raden Fatah 16.IAIN Medan

17.UIN Alauddin Makasar

18.UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 19.UIN Sunan Gunung Djati

(19)

21.UIN Sultan Syarif Kasim Riau 22.UIN Syarif Hidayatullah Jakart

Dari sekian banyak universitas di Indonesia khususnya di Sumatra Utara, Departemen Bahasa Arab sendiri merupakan salah satu departemen yang berada di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya. Departemen Bahasa Arab ini berdiri sejak pada tahun 1980. Departemen Bahasa Arab adalah disiplin ilmu linguistic. Departemen Bahasa Arab bertujuan menciptakan tenaga sarjana yang terampil, memiliki keterampilan dalam berbahasa Arab, baik lisan maupun tulisan,dan berwawasan dalam bidang sejarah, sastra dan budaya Arab. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk meneliti kesalahan dalam menulis kaligrafi Arab pada mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU tersebut untuk dijadikan objek penelitian skripsi untuk memenuhi syarat sebagai sarjana di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

1.2Alasan Pemilihan Judul

1. Ingin Mengetahui sejauh mana pemahaman atau potensi penulisan Kaligrafi Arab pada mahasiswa Bahasa Arab FIB USU.

2. Judul penelitian lapangan terhadap kaligrafi Arab masih sedikit di telitih oleh mahasiswa Bahasa Arab FIB USU.

1.3 Perumusan Masalah

Agar penelitian tidak menyimpang dari pokok pembahasan, maka dipandang perlu adanya batasan masalah yang meliputi:

1. Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU tentang penulisan Kaligrafi Arab?

2. Apa saja kesalahan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU dalam penulisan Khat Naskhi, ṡuluṡ, Riq’ah.

(20)

1. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU tentang Khat penulisan Kaligrafi Arab?

2. Untuk mengetahui kesalahan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU dalam penulisan Khat Naskhi, ṡuluṡ, Riq’ah

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk menyumbang ilmu pengetahuan tentang pengembangan penulisan kaligrafi Arab bagi Departemen Bahasa Arab FIB USU.

2. Untuk menambah khazanah ilmu seni kaligrafi yang berguna bagi pembangunan ilmu dan teknologi dalam pembangunan bangsa.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Kaligrafi

Kaligrafi berasal dari bahasa Yunani. (kallos) berarti indah dan (graphe) yang artinya tulisan. Seorang yang ahli dalam kaligafi disebut kaligrafer dan dia adalah seniman. Istilah kaligrafi digunakan untuk semua jenis tulisan, tetapi yang sering dikenal selama ini adalah semua jenis Latin. Israr. C (1985:135)

Menurut huda (2003:3) Kaligrafi dalam bahasa Arab sering disebut khat yang berarti garis, tulisan indah, dan jamaknya (bentuk plural) adalah khuthuth. Ahli khat Arab disebut khatkhath. Di sisi lain, defenisi khat secara terminologi sebenarnya terungkap sesuai dengan pengalaman para kaligrafi itu sendiri sehingga setiap kaligrafi dapat memiliki corak tersendiri dalam memaknai kaligrafi atau khat Arab.

Syaikh Syamsuddin Al Akhfani (Dalam Irsyad Al Qoshid, 2000) Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya.

Menurut Didin Sirojuddin (1988:1) Ungkapan kaligrafi (dari bahasa Inggris yang disederhanakan, calligraphy) diambil dari kata latin kalios yang berarti indah dan graph yang berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhya kata kaligrafi adalah: kepandaian menulis elok, atau tulisan elok. Bahasa Arab sendiri menyebutnya khat yang berarti garis atau tulisan indah. Garis lintang equator atau khatulistiwa terambil dari kata Arab khattul istiwa, melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yang indah.

Penelitian para ahli menyatakan bahwa tulisan Arab merupakan proses lanjutan dari tulisan hieroglyph melalui tulisan Phunisia. Selanjutya dari tulisan Phunisia ini timbul lagi tulisan Arami dan tulisan Musnad dengan segala jenisnya (Israr, 1985:33).

(22)

Israr (1985:34) menyatakan bahwa tulisan Himyari, Strangeli, dan Nabthi, mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan tulisan Arab sesudah kedatangan agama Islam. Tulisan Strangeli berkembang menjadi tulisan Kufi, sedangkan tulisan Nabyhi berkembang menjadi tulisan Naskhi.

Setelah wilayah Islam meluas, dan jumlah kaum muslimin bertambah banyak tidak hanya orang Arab saja pengetahuan menulis pun semakin merata dan seni kaligrafi semakin dikenal dan digemari. Sampai akhir masa kekuasaan Khulafa Rasyidin dan kekuasaan Bani Ummayyah, Kaligrafi yang paling banyak dipakai dalam berbagai penulisan ialah Khat Khufi. Apalagi mushaf-mushaf Al-Qur’an hampir seleruhnya menggunakan tulisan Khufi sehingga Khat Kufi dinggap paling popular bahkan dianggap paling suci.

Namun lama-kelamaan orang-orang meninggalklan Khat Khufi dikarenakan dianggap kurang praktis dan sangat kaku sehingga sangat sulit dituliskan, Khoiri (1999:54). Kemudian lahirlah Khat Naskhi, khat yang muda untuk digoreskan lebih gampang dipelajari bahkan hampir disetiap naskah-naskah banyak menggunakan tulisan Naskhi.

Dijaman Bani Ummayyah banyak berkembang lagi jenis-jenis tulisan sehingga menambah khazanah penulisan kaligrafi, namun dari pilihan jenis tulisan ada 6 (enam) jenis tulisan yang sangat terkenal hingga sekarang yaitu:

uluṡ , Naskhi, Muhaqqaq, Rayhani, Tawqi (Munir, 1993: 34).

Menurut Fadzoili dalam Huda, (2003:4) menjelaskan perkembangan kaligrafi Arab yang pesat terjadi setelah datangnya agama Islam, dan terbagi pada enam periode yaitu:

Pertama, muncul gaya kufi mencapai tahap kesempurnaan. Pada abad ke-8 Masehi gaya Kufi mencapai keelokan bentuknya sehingga bertahan lebih dari tiga ratus tahun. Sampai pada abad ke-11 Masehi gaya Kufi telah memperoleh lebih banyak tambahan selain Ornamental.

(23)

Ketiga, periode penyempurnaan dan perumusan kaidah penulisan huruf oleh Abu’Ali Muhammad Bin Muqlah dan saudaranya, Abu Abdullah Hasan Bin Muqlah dengan metode Al-Khat Al-Mansub (ukuran setandar ukuran kaligrafi). Ibnu Muqlah sangat berjasa dalam membangun gaya Naskhi dan

uluṡi. Disamping itu, ia juga memodifikasi sekitar 14 gaya kaligrafi serta menentukan 12 kaidah untuk pegangan seluruh aliran.

Keempat, periode pengembangan dari rumusan Ibnu Muqlah oleh Ibnu Bawwab, yang nama asli Abu Hasan Bin Abi hilal, berhasil menemukan gaya lebih gemulai, pertautan yang indah gaya kesukaanya ialah naskhi dan muhaqqaq. Ia juga menambahkan zukhrufah (hiasan) pada 13 gaya kaligrafi yang menjadi eksperimen.

Kelima, periode pengolahan khat dan pemikiran tentang metode hiasan baru dengan Jamaluddi Yaqut Al-Musta’shimi. Beliau juga mengola gaya Al-aqlam Al-sittah yang masyur pada periode kedua dengan sentuhan kehalusan penuh estektik serta mengembalikan hukum-hukum ibnu Muqlah dan Ibnu Bawwab pada dasar geometric dan titik (Rhombic) yang kemudian masyur dengan gaya Yaquti. Di masa inilah para ahli kaligrafi dengan penuh antusias mampu menghasilkan ciptan gaya baru, bahkan hingga ratusan gaya.

Keenam, periode memunculkan tiga gaya baru pada masa Dinasty Mameluk di Mesir dan Dinasty Safawi di Persia, yaitu gaya ta’liq (farisi) yang disempurnakan oleh ahli kaligrafi Abdul Hayy, nasta’liq (merupakan gabungan antara naskhi dan ta’liq) oleh ahli kaligrafi yang bernama Mir’Ali, dan gaya Shikatse (berbentuk terpecah-pecah) oleh Darwisi Abdul Masjid. Dalam catatan Ibnu Nadim pada masa Dinasti Thulon.

Lalu seiring berjalannya waktu semakin banyak penemuan jenis kaligrafi sendiri bukan hanya bersumber pada negeri Arab saja melainkan sampai daerah Afrika yang memiliki mayoritas muslim seperti jenis tulisan: thuman, tsulutsain, ghubar, nataliq, jalil, taliq, farisi, ṡuluṡ, dan masih banyak lagi namun sampai sekarang khat/jenis tulisan yang banyak digunakan ialah, naskhi, ṡuluṡ, ryhani, diwani, diwani jail, farisi, khufi, riq’ah.

2.1.1 Sejarah Perkembangan Khat Naskhi

(24)

Orang-orang Arab pernah belajar seni membuat kertas dari Cina (dan Mesir) sekitar tahun 750-an dan pemakaiannya dikenalkan kepada seluruh negri Islam, sehingga kaum muslimin dapat menggunakan material tulisan lain semacam papirus dan kertas kulit. Ini memungkinkan pula tulisan Naskhi selalu siap dipakai dan dengan muda menyebar di seluruh kawasan negri Islam bagian Timur.

Sejak tulisan Naskhi kurang bisa menyesuaikan diri, maka sistem Ibnu Muqlahlah yang membawanya ke arah kemajuan. Ibnu Muqlah sendiri kemudian merumuskan corak Naskhi pada proporsinya yang lebih uniuk dan elok, yang pada puncaknya bergabung pada ranking tulisan besar. Kemudian lebih di sempurnakan lagi oleh Ibnu Al-Bawab, yang memberi “cap jempol” bagi Naskhi dan mentransformasikannya kepada tulisan Alquran yang mengagumkan dan patut dihormati. Ini bisa dilihat pada Alquran yang masih bertahan sampai sekarang, hasil tangannya yang disalin menurut Naskhi dengan cover atau halaman sampul

uluṡ, tahun 1001.

Mushaf Alqran dalam Naskhi berukuran kecil, tertulis tahun 1036, hanya 14 tahun sepeningala Ibnu Al-Bawab, mencatat pengaruh yang cepat pada penulisan Alqurqn di kalangan tertentu. Kini Naskhi merupakan satu-satunya tulisan yang digunakan hampir pada seluruh naskah-naskah ilmia seperti buku, majalah, koran, atau brosur-brosur. Kecuali kepala-kepala tulisan, lebih sering menggunakan tulisan berhias seperti

uluṡ, Diwani dan Farisi. Naskhi sendiri diambil dari kata Nuskha atau naskah, menurut bahasa Indonesia kita, sebab lebih banyak digunakan untuk kepentingan-kepentingan tersebut dan keadaannya memang lebih cocok untuk itu.
(25)

2.1.2 Sejarah Perkembangan Khat

uluṡ

Dinamakan khat

uluṡ karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya

dipotongdengan ukuran sepertiga (

uluṡ) goresan kalam. Ada pula yang menamakannya khat

Arab karena gaya ini merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak

jumlahnya setekah khat Kufi.Untuk menulis dengan khat

uluṡ, pelatuk kalam dipotong dengan

kemiringan kira-kirasetengah lebar pelatuk. Ukuran ini sesuai untuk khat

uluṡ Adi dan

uluṡ

Jali. Khta

uluṡ yang banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan berbagai media karena

kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari segi kaedah ataupun

proses penyusunanya yang menuntut harmoni dan seimbang. Dalam rentang perjalananya, khat

uluṡ berkembang menjadi beberapa gaya, antara lain:

1.Khat ṭūmār ﺭ ﺎﻣﻮﻁ ﻂﺧ

Khat yang diciptakan oleh Qutbah al-Muharrir yang tumbuh dan berkembang di

masa Bani Umayyah ini biasa ditulis dalam ukuran besar dengan aturan-aturannya yang

simple. Khat ini sangat cocok untuk dekorasi dinding atau media-media berukuran besar.

Para khattat Turki menamakannya Jali

uluṡ atau

uluṡ Besar.

ūmār atau Tamur

jamaknya Tawamir bermakna sahifah (lembaran atau manuskrip). Khat

ūmār artinya khat

yang ditulis di lembaran atau manuskrip.

2.Khat Muhaqqaq ﻖﻘﺤﻣ ﻂﺧ

Penciptanya adalah Ibnu Bawab (w.413 H). Ibnu Bawab adalah kaligrafer

masyhur setelah Ibnu Muqlah. Khat ini hampir mirip dengan khat

uluṡ karena perbedaan

keduanya sangat samar dan hanya dapat diketahui oleh ahli khat yang cermat. Pada

perkembangannya, khat ini semakin redup dan jarang sekali digunakan sehingga

posisinya digeser oleh khat

uluṡ.

3.Khat Raihāni ﻥﺎﺤﻳﺭ ﻂﺧ

Pencipta khat ini adalah Ibnu Bawab juga, namun berhubungan erat dengan Ali

(26)

Pendapat lain menjelaskan Raihāni dengan kata Rayhan yang berarti harum semerbak

karena keindahan dan popularitasnya.

4.Khat Tawqī’ﻊﻴﻗﻮﺗ ﻂﺧ

Tawqi’ artinya tanda tangan, karena para khalifah dan perdana menteri senantiasa

menggunakan Tawqi’ untuk menandatangani perbagai naskah mereka. Diciptakan oleh

Yusuf al-Syajari (w.210/825M). Lalu berkembang di tangan Ahmad ibn Muhammad

yang dikenal dengan Ibnu Khazin (w.1124 M) sebagai murid generasi kedua Ibnu Bawab.

Yang membedakan

uluṡ dengan Tawqi‟ adalah ukuran Tawqi’ yang selalu ditulis sangat

kecil. Bentuk yang menyerupai Tawqi’ adalah Tugra’ atau Tur’rah yang pada awalnya

berfungsi sebagai cap dan lambang sultan-sultan Usmani dengan ukuran bervariasi.

5.Khat Riq’ah atau Ruq’ah’ ﺔﻌﻗﺭ ﻂﺧ

Riq’ah jamaknya Ruq’ah artinya lembaran daun kecil halus yang digunakan untuk

menuliskhat tersebut. Gaya ini diciptakan oleh Al-Ahwal al-Muharrir yang diolahnya dari

Khat

uluṡ. Sebagian sejarawan menamakan gaya ini dengan khat Tawqi’, namun yang

lebih benar adalah bahwa Riq’ah pun diolah pula dari Tawqi’. Ukuran Riq’ah lebih kecil

dari Tawqi’ dan digunakan khusus untuk menyalin teks-teks kecil dan penyajian kisah.

6.Khat

uluṡain ﻦﻴﺜﻠﺛ ﻂﺧ

Diciptakan oleh saudara Yusuf Al-Syajari bernama Ibrahim Al-Syajari (w.20an

H) dizaman Bani Abbas. Ibrahim membuat kaedah

uluṡain dari khat yang suda ada

semenjak dahulu yaitu khat Jalil.

uluṡain berarti dua pertiga karena ditulis dengan kalam

yang ujung pelatukya dipotong seukuran dua pertiga lebar goresan

kalam. sedikit lebih kecil dari khat

ūmār yang ditulis sangat besar.

7. Khat Musalsal ﻞﺴﻠﺴﻣ ﻂﺧ

Diciptakan oleh Al-Ahwal Al-Muharrir dari keluarga Barmak di zaman Bani

Abbas. Sebagian huruf-huruf khat ini saling berhubungan, oleh karena itu beberapa

(27)

8.Khat ṡulutṡᾹdīﻱﺩﺎﻋ ﺚﺘﻠﺛ ﻂﺧ

Pencipta khat ini adalah Ibrahim Al-Syajari diawal abad ke-3 H di zaman Bani

Abbas.Dalam beberapa kamus bahasa Arab disebutkan, “anna sulusiyya min

Al-khuttut huwa Al-galizal-huruf” (sepertiga dari khat adalah huruf yang sulit).

9.Khat

uluṡ Jālī ﻲﻠﺟ ﺚﻠﺛ ﻂﺧ

Jālī artinya wadih (jelas). Kejelasan dalam hal ini terletak pada lebar anatomi hurufnya yang lebih dominan daripada jaraknya, dibandingkan dengan jarak yang lebih

dominan daripada lebar anatomi hurufnya dalam

uluṡ Adi. Dengan demikian, dalam

uluṡ Jali akan tampak dengan jelas komposisi huruf yang bertumpuk memadati ruang

media yang ditulis. Khat ini banyak digunakan untuk menulis judul-judul dan media seni

yang permanen.

10.Khat ṡuluṡ Mahbūk ﻙﻮﺒﺤﻣ ﺚﻠﺛ ﻂﺧ

Mahbūk artinya terstruktur atau tersusun rapi, yang diukur menurut keindahan

pembagian(husn Al-tawzi‟) dan aturan komposisi (ihkam Al-tartib). Keindahan

pembagian dicirikan dengantidak adanya kelompok huruf yang bertumpuk di satu tempat

sementara tempat lain terlalu kosong sehingga mendorong khat memperbanyak dan

mengisinya dengan syakal dan hiasan untuk mencari keseimbangan. Sedangkan aturan

komposisi adalah ketepatan memposisikan kata, huruf, dan titik di tempat-tempat yang

strategis.

11.Khat ṡuluṡ Muta’assir bil Rasm ﻢﺳﺭ ﻞﺑ ﺮﺴﻌﺘﻣ ﺚﻠﺛ ﻂﺧ

Beberapa khattat atau kaligrafer berusaha menggubah aksara Arab kepada bentuk

visual yang bisa berbicara biar lebih bervariasi sekaligus untuk menyeimbangkan antara

ketaatan terhadap ajaran agama dengan kesenangan menggambar, karena dalam Islam

visualisasi makhluk hidup secara jelas berlawanan dengan semangat dakwah agama

tersebut untuk selalu menjaga ketauhidan dan menjauhi kesyirikan. Potensi huruf Arab

(28)

gambar-gambar simbol yang mengungkap kalimat-kalimat suci dan tauhid, sehingga kaligrafi

diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi makhluk hidup secara

terang-terangan. Khat yang dipengaruhi gambar ini akhirnya diterima dan populer di

kalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi aliran khat ini, yang secara bebas

mengambil pola figural atau simbolik berupa gambar manusia, binatang, tumbuhan dan

benda-benda.

12.Khat ṡuluṡ Handasī ﻲﺳ ﺪﻨﻫ ﺚﻠﺛ ﻂﺧ

Gaya ini merupakan ṡuluṡ yang menyusun huruf dan kata secara geometris (handasi) dan indah

berdasarkan rasa seni, sehingga menjadi dasar kekompakan, keserasian, dan penyatuan sebuahkarya.

13.Khat ṡuluṡ Mutanaẓir ﺮﻅ ﺎﻨﺘﻣ ﺚﻠﺛ ﻂﺧ

Mutanaẓir artinya saling memantul. Dinamakan pula khat ṡuluṡ Mir’ah (cermin),

dimana yang berada disamping kanan memantul ke samping kirinya, sehingga seolah

diantara dua sisi tersebut ada cermin. Khat ini dinamakan juga dengan gaya Ma’kus

(memantul), musanna (AC-DC atau dua dimensi), dan Aynali (saling tatap). Gaya ini

tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan muslim yang saling berbalas kebaikan dalam

kehidupan sehari-hari seperti memberi salam dan menjawabnya.

2.1.3 Sejarah Perkembangan Khat Riq’ah

Riq’ah jamaknya Ruq’ah, artinya “lembaran daun kecil halus”, dari mana nama tersebut

didapatkan. Diduga berasar dari Naskhi dan

uluṡ. Bentuk-bentuk asalnya sama dengan

huruf-huruf

uluṡ dan Tawqi, baik dalam keadaan tunggal ataupun ketika berada dalam bentuk

susunan, kecuali, bahwa Riq’ah memiliki kelainan-kelainan dalam beberapa hal:

1. Tulisan Riq’ah lebih cenderung kepada bulatan-bulatan daripada tulisan Tawqi yang lebih cenderung kepada bulatan-bulatan daripada tuisan

uluṡ.

2. Huruf-huruf riq’ah lebih halus daripada huruf-huruf Tawqi.

(29)

4. Pusat garis lingkaran ‘ain tengah dan akhir kerap kali terkatup tanpa lubang, demikian pula fa, qaf dan wawu. Adapun sad, ta’, ain tunggal dan awal senantiasa terbuka.

5. Ada beberapa huruf yang tak terdapat dalam tulisan lainnya, seperti alif yang agak condong ke kanan

Ada keterangan yang menambahkan ciri-ciri lain tulisan tersebut, misalya, bahwa garis-garis horizontalnya sangat pendek dan simpul-simpul pengikat atau spasinya berstruktur tebal, dengan huruf-huruf penghabisan dari kata-kata pendahuluan kerapkali bersambungan atau bertabrakan dengan huruf-huruf awal kata-kata berikutnya. Ciri-ciri ini dan ciri-ciri yang terapat pada nomor 3 dan 4 di atas adalah ciir-ciri yang benar-benar terdapat pada tulisan Riq’ah yang kita kenal sekarang.

Pada masa Daulat Usmaniyah, Riq’ah tumbuh menjadi bentuk-bentuk yang beranekaragam. Namun semuanya hampir tidak pernah terpakai untuk penulisan naskah-naskah “suci” seumpama Alquran atau teks-teks keagamaan. Ini disebabkan karena Riq’ah akan menjadi “kurang sedap” dipandang jika dibubuhin tanda-tanda harakat tidak seperti khat-khat Arab lainnya. Justru, masyarakat umumnya memerlukan bacaan lengkap dengan tanda-tanda penjelasannya.

Pada tahun 1225/H, yang bertepatan dengan lahirnya Abu bakar Mumtaz ibn Mustafa Afandi, Khat Riq’ah sangat luas terpakai di seluruh kawasan kerajaan Turki Usmani. Mumtaz mengkhususkan diri menekuni jenis tulisan tersebut kemudian mendesain rumus-rumus Riq’ah dengan timbangan “titik” dan ukuran huruf-hurufnya menurut gaya-gaya rumus yang diterapkan kepada tulisan-tulisan Arab semisal

uluṡ dan lain-lain. Sejak itu Riq’ah mencapai puncak keindahannya yang mengagumkan. Betetapan degan itu, Mumtaz sendiri sempat “mengursus” Sultan Abdul Mjid Khat Al-Usmani, mempelajari jenis tulisan yang dikuasainya itu.
(30)

2.2 Jenis-Jenis Kaligrafi

a. Khat Kufi

Kufi adalah gaya tulisan Arab yang karakter dominannya bersiku, khat ini lahir dikota kufa Irak, dan perkembanganya menebar hampir keseluruh daerah wilayah Islam. Kufi lebih muda di susun sesuai keinginan dengan menyatukan pembentukan yang sejajar, kemudian diolah untuk motif dekorasi sehingga keindahan Kufi akan terlihat apalagi jika dibubuhi ornament-ornamen, Huda (2003:10)

Contoh:

b. Khat

uluṡ

Jenis tulisan

uluṡ merupakan parameter dari semua jenis kaligrfi kelompok kursif klasik, maka tindak asing lagi kalau Khat

uluṡ dijuluki sebagai ibu jenis Khat Kursif. Huda (2003:8)
(31)

c. Khat Naskhi

Khat Naskhi banyak digunakan untuk menyalin mushaf-mushaf Al-Qur’an, kitab-kitab, naskha ilmiah, dikarenakan tulisan jenis ini rapi dan muda dimengerti dan di baca. Khat ini dapat dijadikan acuan untuk penulisan khat yang lain atau khat yang lebih rumit penulisannya. Huda (2003:7)

Contoh:

d. Khat Farisi

Penamaan khat ini memiliki sejarah mengapa disebut Khat Farisi, hal ini disebabkan oleh tempat lahir dan berkembangya diwilayah Persia atau yang dikenal sekarang wilayah iran. Jenis tulisan ini banyak digunakan dalam penulisan karya puisi Iran. Huda (2003: 10)

Contoh:

(32)

Khat Diwani memiliki kelenturan yang sangat berat dari semua khat sehingga sangat lentur dan elastis. Apabila dilihat keterbacaan tulisan memiliki kesulitan yang cukup besar bagi orang yang memiliki pengetahuan dasar kaligrafi. Huda (2003:10)

Contoh:

f. Khat diwani Jali

Khat Diwani Jaliu merupakan pengembangan bentuk Khat diwani dan perbedaanya untuk Khat Diwani Jali banyak dimasukkan komponen harkat, hiasan dan ruang kosong bentuk ditaburi oleh titik-titik. Khat ini benar-benar menimbulkan kesan ramai sehingga membentuk sebuah gambar dan bentuk. Huda (2003:9)

(33)

g. Khat Riq’ah

Khat ini banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari ditimur tengah sebagai bahan dari kalangan akademis, birokrat dan masyarakat. Kelebihan khat ini yang menjadi daya tarik adalah penulisan yang sederhana, muda dan cepat serta tidak menggunakan tanda vocal dan hiasan. Huda (2003:8)

Contoh:

h. Khat Raihani

Khat Raihani merupakan khat yang banyak disukai dikarenakan dapat digunakan dalam penulisan mushaf-mushaf Al-Quran dan buku agama. Raihani berarti harum semerbak. Huda (2003:9)S

2.2.1 Ciri-ciri Khat Naskhi

1. Khat ini paling standar dari khat yang ada. Lihat huruf wawu, fa' dan qaf yang membulat dan ha' yang menutup jika disambung di akhir kalimat (seperti lafadz jalalah). Ini cirinya agar tidak tertukar dengan kht tsuluts.

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

2.2.2 Ciri-ciri Khat

ulu

1. Perbedaan dengan khat naskhi adalah khat ini mengandung unsur yang lebih tajam. Sering dipakai dalam khat-khat yang ribet..

(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

2.2.3 Ciri-ciri Khat

Riq'ah

(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

2.3 Pengertian Kesalahan

Dalam upaya mendapatkan hasil yang baik dan sempurna dalam penelitian pemahaman tentang judul sangat diperlukan sebagai landasan berpijak dalam penelitian ini. Sebelum membahas lebih lanjut, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu defenisi analisis kesalahan.

Menurut Ellis (1986 : 296) Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang bisa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengidentifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.

(55)

covertly idiosyncratic (yaitu yang mempunyai cacat yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa sasaran), dan covertly idiosyncratic (yaitu yang secara sepintas merupakan baik, tetapi bila konteks pemakaiannya diuji dan diteliti ternyata tidak gramatis).

Kesalahan yang menimbulkan salah interpretasi atau menimbulkan makna yang berbeda atau tidak menimbulkan sama sekali dikatakan kesalahan global, sedangkan yang terjadi pada butir-butir bahasa yang tidak menimbulkan kekacauan interpretasi dikatakan kesalahan local. (Parera, 1997:145).

2.4 Pengertian Kemampuan (Ability)

Menurut Chaplin (1997 :34) “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan perbuatan”. “Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek”. Robins (2000 : 46).

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.

Lebih lanjut Robins (2000: 46) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu :

1). Kemampuan Intelektual (Intelectual ability ) : merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental.

2). Kemampuan Fisik (Phisycal ability) : Merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan karakteristik fisik.

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang menggunakan alam fikir yang didasarkan pada ilmu pengetahuan seseorang dalam menjalankan aktifitas atau kegiatan. Pekerjaan yang banyak menggunakan aktifitas berfikir ini biasanya dilakukan oleh peneliti atau yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

(56)

orang yang mengerjakan aktifitas dengan mengutamakan kekuatan fisik adalah pekerja bangunan atau yang memiliki tingkat pendidikan rendah.

2.5 Kajian Terdahulu

Adapun refrensi tentang kaligrafi Arab yang terdapat di dalam program studi Bahasa Arab yang berkaitan dengan judul ini sudah pernah di teliti oleh beberapa orang antara lain. Macam-macam kaligrafi oleh Ibnu Khattab pada tahun 1988. Analisis tentang Khat Kufi dalam Kaligrafi Islam oleh Ilyasak Nehru pada tahun 1991. Sejarah Kaligrafi Arab Sebagai Seni Rupa Islam Indonesia oleh Elfi Ritriyani pada tahun 1992. Perkembangan Kaligrafi Islam dan Kaitannya Dengan Sejarah Penulisan Al-Quran pada masa Nabi Muhammad SAW sampai Ustman oleh Lusilawati pada tahun 1997. Analisis Kaligrafi Pada Masjid Baiturrahman Banda Aceh-NAD oleh Devi Khairina pada tahun 2008. Studi Kaligrafi Arab Kontemporer oleh Yusnar Wira Darma pada tahun 2006. dan Studi Komparatif Khat Tsulus Dengan Khat Raihani oleh Mael Ritonga pada tahun 2006.

Ilyasak Nehru (1991) Analisis tentang Khat Kufi dalam Kaligrafi Islam . Yang membahas tentang Khat Khufi dalam kaligrafi Islam dan membahasa sejarah kaligrafi Arab Elfi Fitriyani Harahap (1992). Sejarah Kaligrafi Arab Sebagai Seni Rupa Islam. . Yang membahas tentang bagaimana sejarah Kaligrafi Arab sebagai Seni Rupa Islam dan perkembagan kaligrafi Arab di Indonesia. Lusilawati (1997) Perkembangan Kaligrafi Islam dan Kaitannya Dengan Sejarah Penulisan Al-Quran pada masa Nabi Muhammad SAW sampai Ustman. Yang membahas perkembangan kaligrafi Islam dan sejarah penulisan Al-Qur’an pada masa nabi SAW sampai usman. Mael Ritonga (2008) Studi Komparatif Khat Tsulus Dengan Khat Raihani. Yang membahas untuk mengetahui persamaan dan perbedaan Khat Tsulus dan Khat Rainani ditinjau dari bentuk penulisan, serta untuk mengetahui kaidah-kaidah penulisan huruf hijaiyah dari kedua jenis khat tersebut.

(57)

BAB III

Metode penelitian

3.1 Jenis Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Penelitian berdasarkan lokasi atau tempat dibedakan menjadi tiga, yaitu penelitian lapangan (Field Research), penelitian kepustakaan (Library Research), dan penelitian laboratorium (Laboratory Research). Maka penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (Field Research).

Metode Kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivism. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmia yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut juga metode discovery, karena dengan metode ini disebut metode kuantitatif karena data peneliti berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.

Adapun data yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa/i Bahasa Arab Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Untuk memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin, penulis menggunakan sistem transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P dan K No.158/ 1987 dan No.0534 b/ U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

(58)

3.3 Sumber Data

Setiap penelitian ilmiah memerlukan sumber dat yang disebutkan dengan populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari, manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tmbuhan, gejalah-gejalah, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1987:141).

Menurut Djaelani (2004:46) yang dimasukan populasi adalah keseluruan jumlah orang yang diobservasi. Sampel menunjukan pada sebagian dari populasi yang dipilih secara random guna memberikan data bagi populasi tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU angkatan 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 yang berjumlah 113 mahasiswa/i.

Selanjutnya untuk sampel Arikunto (2002:122) mengatakan, apabila populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, namun jika di atas 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%. Berdasarkan populasi yang ada maka jumlah sampel ini adalah 21 populasi yaitu mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1.1 Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan data primer yakni yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.

1.2 Sumber data

Data dikumpulkan melalui cara, yaitu: A. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sugiyono (2006:162)

(59)

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati terlalu besar. Sugiyono (2006:162)

B. Angket

Menurut Bugin (2005: 123) angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.

C. Tes Tertulis

Tes Tertulis merupakan metode yang digunakan untuk melihat kesalahan penulisan Khat Naskhi, Khat

uluṡ, Khat Riqah secara langsung yang dilakukan oleh mahasiswa/i Departenen Bahasa Arab FIB USU, sehingga dapat dilihat sejauh mana tingkat kesalahan penulisannya. Setelah dilihat kesalahan dalam penulisan kaligrafi tersebut dapat di ketahui tentang kemampuan dan pemahaman menuliskan kaligrapi Arab.

3.5 Analisis Data

Secara umum, langkah-langkah analisis data meliputi tahap pengolahan data, tahap pengorganisasian, dan tahap penemuan hasil. (Ibnu, et all, 2003) dalam Ainin (2007:122-3). Maka, adapun langkah-langkah yang diambil dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Pengumpulan data dan pengecekan (Pemeriksaan kembali).

B. Reduksi data, yakni memilih dan memilah data yang relevan dan data yang tidak relevan. Selanjutnya, data yang dianalisis adalah data yang relevan.

C. Penyajian data meliputi Identifikasi, klasifikasi, Penyusunan, Penyajian data secara sistematis, obyektif dan menyeluruh.

(60)

HASIL PEMBAHASAN

BAB IV

4.1 Sekilas Tentang Departemen Bahasa Arab FIB USU

Departemen Bahasa Arab sendiri merupakan salah satu departemen yang berada di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya jln Universitas no 19. Departemen ini berdiri sejak pada tahun 1980. Departemen Bahasa Arab adalah disiplin ilmu linguistic. Depenartei Bahasa Arab bertujuan menciptakan tenaga sarjana yang terampil, memiliki keterampilan dalam berbahasa Arab, baik lisan maupun tulisan, dan berwawasan dalam bidang sejarah, sastra dan budaya Arab.

4.2 Keadaan Stap Pengajar

[image:60.612.75.520.440.720.2]

Departemen Bahasa Arab FIB USU memiliki tenaga pengajar yang cukup banyak diantaranya memiliki latar belakang pendidikan Universitas Negri dan luar Negri, antara lain dapat di lihat di dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1

Staf Pengajar Departemen Bahasa Arab FIB USU

N O.

N A M A NIP

1. DRA. PUJIATI, M.SOC.SC., PH.D 19621204 198803 2 001 2. DRA. FAUZIAH, M.A 19650112 199003 2 001

3. DR. KHAIRINA NASUTION. M.S 19621104 198703 2 002 4. DRS. SUWARTO, M.HUM 19550306 198303 1 002

5. DRA. KHAIRAWATI, M.A., PH.D 19630211 198903 2 001 6. DRA. NURSUKMA SURI, M.AG 19631225 198703 2 001

(61)

8. DRA. RAHLINA MUSKAR NST, M.HUM 19611216 198703 2 001 9. DRS. MAHMUD KHUDRI, M.HUM 19600504 198703 1 005

10. DRS. USMAN SARAWI IDRIS, M.AG 19480827 198411 1 001 11. DR. M.HUSNAN LUBIS, M.A 19620116 198703 1 003

12. DR. RAHIMAH, M.AG 19610411 198803 2 004 13. DRS. AMINULLAH, M.A., PH.D 19611110 199303 1 001

[image:61.612.69.521.71.367.2]

14. DRA. KACAR GINTING, M.AG 19640504 199003 2 002 Ng DRA. MURNIATI, M.HUM 19590720 198903 2 002

Tabel 2

Dosen Luar Biasa Departemen Bahasa Arab FIB USU

DOSEN LUARBIASA MATAKULIAH

MUAZ TANJUNG, M.A KALIGRAFI

HAMDAN NOOR, Lc PERCAKAPAN ARAB 6

RIJAL MAHDI, Lc, M.A PERCAKAPAN ARAB 4

4.3 Keadaan Mahasiswa/i

Mahasiswa/i merupakan bagian dalam proses belajar mengajar yang menjadi targetan dalam penyampaian ilmu pengetahuan didalam sekolah, selain dari sarana dan prasarana dalam mengatur mutu pendidikan selain itu jumlah mahasiswa juga mempengaruhi dalam proses tersebut.

(62)
[image:62.612.114.492.106.265.2]

Tabel 3

Mahasisa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU

No Setambuk Jumlah

1. 2008 12 mahasiswa/i

2. 2009 17 mahasiswa/i

3. 2010 19 mahasiswa/i

4. 2011 29 mahasiswa/i

5. 2012 36 mahasiswa/i

Total 113

4.4 Kemampuan Penulisan Khat Naskhi di Mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB

USU

Didalam melakukan penelitian, peneliti mencoba pengujian dengan perbandingan jenis Khat terhadap mahasiswa/i, sejauh mana pengetahuan dalam mengenali dan membedakan Khat Naskhi dan Khat yang lainnya sehingga dapat diukur kemampuan mahasiswa/i dalam mengenalin tulisan Khat Naskhi.

Adapaun kesalahan mahasiswa/i yang terdapat dalam penelitian ini adalah memilih tulisan Khat Naskhi dan yang bukan, kemudian kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat Naskhi sendiri.

Ada terdapat 6 kasus kesalahan mahasiswa/i yang terdapat dari 21 quesioner mahasiswa/i, yaitu 3 kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat Naskhi dan 3 kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat Naskhi. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwasanya kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat Naskhi sebesar 14,28 %. Sedangkan hasil penelitian dari kesalahan mahasiswa/i penulisan Khat Naskhi sebesar 14,28 %.

Tabel 4

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Menulis Khot Naskhi

[image:62.612.114.492.109.263.2]
(63)
[image:63.612.70.521.69.265.2]

Tabel 5

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Memilih Khot Naskhi

Kaidah yang Benar Kunci Jawaban Yang

Benar

Kesalahan Mahasiswa/i

1. B 1. A

2. A 2. B

3. B 3. A

Tabel 6

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Pemilihan dan Penulisan Khat Naskhi

No. Nama Angkatan Pertanyaan Nilai

Kesalahan

1 2 3 4 5

[image:63.612.66.530.340.574.2]
(64)

2 Aman Saputra 2008 B B B B B -

3 Nurul Hidaya Saragih 2008 B B B B B -

4 Saidah Farhanah Sahib 2008 B B B B B -

5 Annur Raja Napator 2009 B B B B B -

6 Rouzah 2009 B B B B B -

7 Agiyani Rahmatika 2009 S B B B B 1

8 Budiansah Ritongah 2009 B B B B B -

9 Ayusmi 2010 B B B B B -

10 M. Yusup Aripin 2010 B B B B B -

11 Munawir 2010 B B B B B -

12 Ayu Sanusi 2010 B B S B B 1

13 Wahyu Jumandar 2010 S B B B B 1

14 M. Reza 2011 B B B B B -

15 Dahlia Iskandar Oktana 2011 S B B B B 1

16 Ratih 2011 B B B B B -

17 Apriadi Syaputra 2011 B B B B B -

18 M. Faris Yusub LBS 2012 B B B B B -

19 Hnur Len 2012 B B B B B -

20 Debby Kasandra 2012 B B S B B 1

21 M. Hadjrul N. 2012 B B B B S 1

6 TOTAL

Keterangan : (B) adalah benar. (S) adalah salah.

4.5 Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat Naskhi di Mahasiswa/i Departemen Bahasa

Arab FIB USU

(65)
[image:65.612.67.531.110.222.2]

Tabel 7

Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat Naskhi

No Nilai Kesalahan (x)

Frekuensi

(f) f.x

1 0 15 0

2 18 6 108

Jumlah 21 108

Berdasarkan tabel di atas bahwasany kesalahan mahasiswa/i yang dilakukan yaitu sebanyak 1 pertanyaan yang dilakukan oleh 6 oranag ( nilai kesalahan mahasiswa/i yaitu 21 ) dan yang mengisi pertanyaan dengan benrar sebanyak 15 orang. Menurut Risa (2009:50) untuk menghitung nilai rata-rata dari mahasiswa/i dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

X = Ʃ fi.xi Ʃ fi

dimana : X = nilai rata rata Ʃ fi = frekuensi kesalahan x.i = skor mahasiswa/i

maka untuk melihat data seperti itu dapat dibantu dengan tabel penolong seperti berikut:

[image:65.612.67.530.522.593.2]

Tabel 8

Tabel Penolong

Nilai kesalahan (Xi) Frekuensi (fi)

0 15

18 6

Untuk menghitung nilai rata-rata dianjurkan untuk menggunakan tabel penolong seperti berikut :

Tabel 9

Nilai Rata-Rata Penghitungan

Xi Fi Xi.fi

(66)

18 6 108

Jumlah 21 108

Dari table diatas didapat ∑fi = 21 dan ∑fi.Xi= 108 sehinga

X = ∑fi.xi = 108 ∑fi 21

= 5,14

Jika dihitung dalam persen maka : X = f = 6

n 21

x 100% = 28,57%

Jadi didapatlah nilai rata-rata kemampuan penulisan Khat Naskhi untuk ke 21 mahasiswa/i yaitu 5,14 dan jika kedalam bentuk persen maka 28,57% mahasiswa/i yang tidak mampu dalam penulisan Khat Naskhi.

4.6 Kemampuan Penulisan Khat

uluṡ di Mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU

Didalam melakukan penelitian, peneliti mencoba pengujian dengan perbandingan jenis Khat terhadap mahasiswa/i, sejauh mana pengetahuan dalam mengenali dan membedakan Khat

uluṡ dan Khat yang lainnya sehingga dapat diukur kemampuan mahasiswa/i dalam mengenalin

tulisan Khat

uluṡ melalui angket. Adapun kesalahan mahasiswa/i yang terdapat dalam penelitian ini adalah memilih tulisan [image:66.612.67.530.71.114.2]

Khat

uluṡ dan yg bukan, kemudian kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat

uluṡ sendiri. Ada terdapat 9 kasus kesalahan mahasiswa/i yang terdapat, dari 21 quesioner mahasiswa/i yaitu 5 kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat

uluṡ dan 4 kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat

uluṡ. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwasanya kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat

uluṡ sebesar 23,80 %. Sedangkan hasil penelitian dari kesalahan mahasiswa/i penulisan Khat

uluṡ sebesar 19,04 %.

Tabel 10

(67)
[image:67.612.68.530.70.348.2]

Kaidah Yang Benar Kesalahan Mahasiswa/i

Tabel 11

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Memilih Khot

uluṡ

Kaidah yang Benar Kunci Jawaban Yang

Benar

Kesalahan Mahasiswa/i

1. A 1. B

2. B 1. B

3. A 2. A

(68)
[image:68.612.68.531.133.654.2]

Tabel 12

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Pemilihan dan Penulisan Khat

uluṡ

No. Nama Angkatan Pertanyaan Nilai

Kesalahan

1 2 3 4 5

1 Ahmad Zuhri Siregar 2008 B B B B B -

2 Aman Saputra 2008 B B B S B 1

3 Nurul Hidaya Saragih 2008 B B B B B -

4 Saidah Farhanah Sahib 2008 B B B B B -

5 Annur Raja Napator 2009 B B B B B -

6 Rouzah 2009 B B B B B -

7 Agiyani Rahmatika 2009 B S B B B 1

8 Budiansah Ritongah 2009 B B B B B -

9 Ayusmi 2010 B B B B B -

10 M. Yusup Aripin 2010 B B B B S 1

11 Munawir 2010 B B B B B -

12 Wahyu Jumandar 2010 B B B B B -

13 Ayu lestari 2011 B B B B B -

14 M. Reza 2011 B B B B B -

15 Dahlia Iskandar Oktana 2011 B B S B B 1

16 Ratih 2011 B S B B B 1

17 Apriadi Syaputra 2011 B B B B B -

18 M. Faris Yusub LBS 2012 B B B S B 1

19 Hnur Len 2012 B S B B B 1

20 Debby Kasandra 2012 S B B B B 1

21 M. Hadjrul N. 2012 B B B B S 1

9 TOTAL

(69)

4.7 Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat

uluṡ di Mahasiswa/i Departemen Bahasa

Arab FIB USU

[image:69.612.69.529.285.392.2]

Adapun nilai yang dapat diperoleh dari tiap sampel didapat dari skor yang telah ditemukan, yaitu menurut Risa (2009:47) satu ketidakmampuan mahasiswa/i untuk setiap soal di beri skor 3. Apabila dari 5 pertanyaan oleh seseorang terjadi 3 ketidak mampuan mahasiswa/i maka nilai yang di beri adalah 3x3=9.

Tabel 13

Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat

uluṡ

No Nilai Kesalahan (x)

Frekuensi

(f) f.x

1 0 12 0

2 27 9 243

Jumlah 21 243

Berdasarkan tabel di atas bahwasany kesalahan mahasiswa/i yang dilakukan yaitu sebanyak 1 pertanyaan yang dilakukan oleh 9 oranag ( nilai kesalahan mahasiswa/i yaitu 21 ) dan yang mengisi pertanyaan dengan benrar sebanyak 12 orang. Menurut Risa (2009:50) untuk menghitung nilai rata-rata dari mahasiswa/i dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

X = Ʃ fi.xi Ʃ fi

dimana : X = nilai rata rata Ʃ fi = frekuensi kesalahan x.i = skor mahasiswa/i

maka untuk melihat data seperti itu dapat dibantu dengan tabel penolong seperti berikut:

Tabel 14

(70)

Nilai kesalahan (Xi) Frekuensi (fi)

0 12

27 9

[image:70.612.64.533.71.136.2]

Untuk menghitung nilai rata-rata dianjurkan untuk menggunakan tabel penolong seperti berikut :

Tabel 15

Nilai Rata-Rata Penghitungan

Xi Fi Xi.fi

0 12 0

27 9 243

Jumlah 21 243

Dari table diatas didapat ∑fi = 21 dan ∑fi.Xi= 243 sehinga

X = ∑fi.xi = 243 ∑fi 21

= 11,57

Jika dihitung dalam persen maka : X = f = 9

n 21

x 100% = 42,85%

Jadi didapatlah nilai rata-rata kemampuan penulisan Khat

uluṡ untuk ke 21 mahasiswa/i yaitu 11,57 dan jika di buat kedalam bentuk persen maka 42,85% mahasiswa/i yang tidak mampu dalam penulisan Khat

uluṡ

4.8 Kemampuan Penulisan Khat Riq’ah di mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB

USU

(71)

Adapaun kesalahan mahasiswa/i yang terdapat dalam penelitian ini adalah memilih tulisan Khat Riq’ah dan yg bukan, kemudian kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat Riq’ah sendiri.

[image:71.612.68.530.276.711.2]

Ada terdapat 12 kasus kesalahan mahasiswa/i yang terdapat, dari 21 quesioner mahasiswa/i yaitu 2 kesalahan mahasiswa dalam pemilihan tulisan Khat Riq’ah dan 10 kesalahan mahasiswa/i penulisan Khat Riq’ah. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwasanya kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat Riq’ah sebesar 9,52 %. Sedangkan dari kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat Riq’ah sebesar 47,61 %.

Tabel 16

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Menulis Riq’ah

(72)
[image:72.612.70.527.69.244.2]

Tabel 17

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Memilih Riq’ah

Kaidah yang Benar Kunci Jawaban Yang

Benar

Kesalahan Mahasiswa/i

1. B 1. A

2. - -

3. A&B 3. A&B

Tabel 18

Kesalahan Mahasiswa/i Dalam Pemilihan dan Penulisan Khat Riq’ah

No. Nama Angkatan Pertanyaan Nilai

Kesalahan

1 2 3 4 5

1 Ahmad Zuhri Siregar 2008 B B B B B -

[image:72.612.63.534.276.548.2]
(73)

3 Nurul Hidaya Saragih 2008 B B B B B -

4 Saidah Farhanah Sahib 2008 S B B B B 1

5 Annur Raja Napator 2009 B B B B B -

6 Rouzah 2009 B S B B B 1

7 Agiyani Rahmatika 2009 B S B B B 1

8 Budiansah Ritongah 2009 B B B B B -

9 Ayusmi 2010 B B B B B -

10 M. Yusup Aripin 2010 B S B B B 1

11 Munawir 2010 B B B B B -

12 Wahyu Jumandar 2010 S B B B B 1

13 Ayu lestari 2011 B S B B B 1

14 M. Reza 2011 B B B B B -

15 Dahlia Iskandar Oktana 2011 S B B B B 1

16 Ratih 2011 B B B B B -

17 Apriadi Syaputra 2011 B B B B B -

18 Hnur Len 2012 B B B B S 1

19 Debby Kasandra 2012 S B B B B 1

20 M. Hadjrul N. 2012 B B S B B 1

21 M. Faris Yusub LBS 2012 S B B B B 1

12 TOTAL

Keterangan : (B) adalah benar. (S) adalah salah.

4.9 Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat Riq’ah di Mahasiswa/i Departemen Bahasa

Arab FIB USU

(74)
[image:74.612.67.531.110.222.2]

Tabel 19

Nilai Rata-Rata Kesalahan Penulisan Khat Riq’ah

No Nilai Kesalahan (x)

Frekuensi

(f) f.x

1 0 9 0

2 36 12 432

Jumlah 21 432

Berdasarkan tabel di atas bahwasany kesalahan mahasiswa/i yang dilakukan yaitu sebanyak 1 pertanyaan yang dilakukan oleh 12 ornag ( nilai kesalahan mahasiswa/i yaitu 21 ) dan yang mengisi pertanyaan dengan benrar sebanyak 9 orang. Menurut Risa (2009:50) untuk menghitung nilai rata-rata dari mahasiswa/i dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

X = Ʃ fi.xi Ʃ fi

dimana : X = nilai rata rata Ʃ fi = frekuensi kesalahan x.i = skor mahasiswa/i

[image:74.612.108.311.364.461.2]

maka untuk melihat data seperti itu dapat dibantu dengan tabel penolong seperti berikut:

Tabel 20

Tabel Penolong

Nilai kesalahan (Xi) Frekuensi (fi)

0 9

36 12

Untuk menghitung nilai rata-rata dianjurkan untuk menggunakan tabel penolong seperti berikut :

Tabel 21

[image:74.612.65.532.542.615.2]
(75)

Xi Fi Xi.fi

0 9 0

36 12 432

Jumlah 21 432

Dari table diatas didapat ∑fi = 21 dan ∑fi.Xi= 432 sehinga

X = ∑fi.xi = 432 ∑fi 21

= 20,57

Jika dihitung dalam persen maka: X = f = 12

n 21

x 100% = 57,14%

jadi didapatlah nilai rata-rata kesalahan penulisan Khat Riq’ah untuk ke 21 mahasiswa/i yaitu 20,57 dan jika dibuat kedalam bentuk persen maka 57,14% mahasiswa/i yang tidak mampu dalam penulisan Khat Riq’ah

[image:75.612.68.529.71.158.2]

Menurut Ali ((1987:82) dalam Risa (2009:51) nilai rata-rata yang diperoleh akan dikategorikan sesuai peringkat kesalahan dan dapat dilihat dengan patokan sebagai berikut:

Tabel 22

Patokan Nilai Rata-rata

Skor Kesalahan

(76)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam bab terakhir ini dipaparkan hasil dari pembahasan yang disesuaikan dengan hasil analisa yang telah di teliti, Adapun hasil dari kesimpulan yang diambil ialah:

1. Dalam kasus Khat Naskhi, ada terdapat 6 kasus kesalahan mahasiswa/i yang terdapat dari 21 quesioner mahasiswa/i yaitu 3 kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat Naskhi dan 3 kesalahan mahasiswa/i penulisan Khat Naskhi. Yaitu kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat Naskhi sebesar 14,28 %. Dan dari kesalahan mahasiswa/i penulisan Khat Naskhi sebesar 14,28 %. Jadi total keseluruhan adalah 28,57%.

2. Dalam kasus Khat

uluṡ, ada terdapat 9 kasus kesalahan mahasiswa/i yang terdapat, dari 21 quesioner mahasiswa/i yaitu 5 kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat

uluṡ dan 4 kesalahan mahasiswa/i penulisan Khat

uluṡ. Yaitu kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat

uluṡ sebesar 23,80 %. Dan kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat

uluṡ sebesar 19,04 %. Total keseluruhan adalah 42,85%.

3. Dalam kasus Khat Riq’ah, ada terdapat 12 kasus kesalahan mahasiswa/i yang terdapat, dari 21 quesioner mahasiswa/i yaitu 2 kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat Riq’ah dan 10 kesalahan mahasiswa/i penulisan Khat Riq’ah. Yaitu kesalahan mahasiswa/i dalam pemilihan tulisan Khat Riq’ah sebesar 9,52 %. Dan dari kesalahan mahasiswa/i dalam penulisan Khat Riq’ah sebesar 47,61 %. Total keseluruhan adalah 57,14%.

(77)

5. Faktor-faktor kesalahan dalam penulisan Khat Naskhi,

uluṡ, Riq.ah pada Mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU dikarenakan kurangnya latihan dan pengenalan bentuk-bentuk Khat diluar pelajaran kaligrafi. Problematika mahasiswa/i terhadap mata kuliah kaligrafi adalah kurang mengertinya Mahasiswa/i dalam penulisan Khat Naskhi,

uluṡ, dan Riq’ah, serta kurangnya perhatian terhadap pentingnya penulisan kaligrafi menurut kaedah yang benar.

5.2 Saran

Dalam usaha meningkatkan kemampuan dan prestasi Mahasiswa/i dalam pelajaran kaligrafi maka peneliti mencoba untuk memberikan saran dalam skripsi ini. Semoga memberi masukan positif dan bermanfaat, adapun saran tersebut sebagai berikut:

1. Kepada Departemen lebih memberikan apresiasi dan dukungan terhadap matakuliah pilihan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan kebudayaan Islam.

2. Kepada dosen matakuliah kaligrafi lebih memotifasi mahasiswa/i akan kegunaan mempelajari kaligrafi dan memberi banyak latihan.

(78)

DAFTAR PUSTAKA

Ainin, Moch. 2007. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang : hilal Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineke Cipta

Bungin, M.Burhan. 2005. Metodologi penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis data. Jakarta: Raja Grafindo Persada Fadila, Yunita Risa. 2009. Ana

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi dalam Insya’ mahasiswa Sastra Arab Universitas Sumatera Utara terdiri dari kesalahan bidang Sintaksis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi dalam Insya’ mahasiswa Sastra Arab Universitas Sumatera Utara terdiri dari kesalahan bidang Sintaksis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi dalam Insya’ mahasiswa Sastra Arab Universitas Sumatera Utara terdiri dari kesalahan bidang Sintaksis

Dengan adanya Pedoman Transliterasi ini, maka di Prodi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara mewajibkan kepada mahasiswa untuk menggunakan Pedoman

Kesalahan penulisan transliterasi di atas terdapat kesalahan lokal pada kata ﺔﺒﻴﺒﻄ / ţabībah/ , pada penulisan transliterasi tersebut huruf ﻁ / ṭ / ditulis /ţ/,

menyusun sebuah skripsi yang berjudul: Problematika Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU Pada Mata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU pada mata kuliah muhada ṡ ah ada 2

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddhayah , yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan