PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) SISWA KELAS XI
IPA SMA NEGERI 3 LUWU TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
FITRIANI NURHIDA 105441107916
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2020
x
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“TIDAK PENTING BAGAIMANAPUN LAMBATNYA ANDA MELAJU, SELAGI ANDA TIDAK BERHENTI KARENA KESUKSESAN ADALAH BUAH DARI USAHA-USAHA KECIL YANG DIULANG HARI DEMI
HARI”
“SEGALA PERJUANGAN HINGGA TITIK INI SAYA PERSEMBAHKAN PADA DUA ORANG PALING BERHARGA DALAM HIDUP SAYA YAITU KEDUA ORANG TUA SAYA.”
“KELUARGA, SAHABAT, DAN TEMAN-TEMAN YANG TELAH MEMBANTU SAYA. TANPA INSPIRASI, DORONGAN, DAN DUKUNGAN YANG TELAH KALIAN BERIKAN KEPADA SAYA, SAYA MUNGKIN
xi ABSTRAK
Fitriani Nurhida, 2020. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah Melalui Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty dan pembimbing II Anisa.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class room action research) atau PTK yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem peredaran darah melalui model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur. Penelitian ini menggunakan pola siklus, dimana setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar dan tingkat penyelesaian penelitian tergantung pada sejauh mana tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar penilaian. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, dimana nilai rata-rata siklus I yaitu 60.56 meningkat pada siklus II menjadi 75.60, dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I sebesar 31.25% meningkatpada siklus ke II menjadi 78.12. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem peredaran darah di kelas XI IPA I SMA Negeri 3 Luwu Timur yang dilihat dengan adanya peningkatan pada nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I dan siklus II.
xii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji dan syukur patutlah dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Siswa Pada Materi Sistem Peredaran Darah Melalui Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri3 Luwu Timur”. Salawat dan salam juga semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, beserta sahabat, keluarga, dan umat yang istiqomah berada di jalan-Nya.
Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat dikasihi dan sayangi ayahanda tercinta Risal Susanto dan ibunda Nurlia, yang senantiasa mengiringi setiap perjalanan penulis dengan do’a restu, memberi harapan,
semangat, perhatian, kasih saying yang tulus tanpa pamrih, selalu memberi motivasi dan menjadi tempat keluh kesah terbaik bagi penulis.
Untuk teman-teman terimakasih atas bantuan berupa saran dan masukan selama proses pengerjaan proposal hingga penyelesaian skripsi ini. Kakak-kakak yang selalu memberi dukungan moril dan materil serta mendukung dan memberikan semangat disetiap keluh juga kesah. Serta terimakasih kepada seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang, dukungan yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
xiii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak penulis sampaikan dengan hormat kepada Ayahanda Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibunda Irmawanty, S.Si., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus pembimbing I yang sennatiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselaikan dengan baik. Ibunda Anisa, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu memberi saran dan masukan selama penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Bapak/ Ibu dan Asistem Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini dan membekali penulis selama perkuliahan. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Drs. Muhammad Anwar selaku kepala SMA Negeri 3 Luwu Timur dan Ibu Muliyani Muslimin, S.Si selaku guru pamong yang telah banyak memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dengan baik dan lancar, guru dan staf jajaran SMA Negeri 3 Luwu Timur dan siswa yang telah menerima penulis.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, utamanya kepada Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis
xiv
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Makassar, November 2020
Fitriani Nurhida
xv DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
SURAT PERNYATAAN... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Masalah Penelitian ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) ... 7
xvi
2. Hasil Belajar ... 12
3. Materi Ajar ... 17
4. Hasil Penelitian yang Relevan ... 23
B. Kerangka Pikir ... 25
C. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 28
C. Faktor yang Diselidiki ... 29
D. Prosedur Penelitian... 29
E. Instrumen Penelitian... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 34
G. Teknik Analisis Data ... 35
H. Indikator Keberhasilan ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
B. Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN ... 63
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Sintaks Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) . 9
2.2 Penggolongan Darah ... 19
3.2 Kriteria Ketuntasan Belajar ... 36
3.3 Kriteria Hasil Belajar ... 36
3.4 Kriteria Ketuntasan Klasikal... 37
4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Pra Siklus ... 39
4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Siklus I ... 42
4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Siklus I ... 43
4.4 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siklus I ... 44
4.5 Statistik Skor Hasil Belajar Siklus II ... 48
4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Siklus II ... 49
4.7 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siklus II ... 50
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagian-bagian Darah ... 17
2.2 Jantung ... 20
2.3 Mekanisme Peredaran Darah ... 21
2.4 Bagan Kerangka Pikir ... 26
3.1 Bagan Alur PTK ... 30
4.1 Grafik Peningkatan Nilai Hasil Belajar ... 49
4.2 Grafik Peningkatan Kategori Hasil Belajar ... 50
4.3 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar... 51
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Lampiran I Persuratan ... 64
B. Lampiran II Validasi Instrumen ... 70
C. Lampiran III Instrumen Penelitian ... 103
D. Lampiran IV Analisis Data ... 147
E. Lampiran V Hasil Observasi ... 158
F. Lampiran VI Hasil Belajar ... 167
G. Lampiran VII Kartu Kontrol Penelitian ... 189
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pendidikan dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan.
Berdasarkan tujuan pendidikan di atas, hal ini menjadikan pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, adil, jujur, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Dengan demikian, berbagai upaya telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam pendidikan, seperti: pembahasan dalam kurikulum, pelatihan pendidikan, dan sebagainya.
Berdasarkan kurikulum sekolah, mata pelajaran Biologi menjadi salah-satu Ilmu Pengetahuan Alam yang cakupannya sangat luas, sehingga banyak siswa merasa kesulitan dalam memahami materi-materi Biologi. Seperti pada materi sistem peredaran darah yang dimana materinya kebanyakan materi hafalan dan terbilang cukup rumit. Hal tersebut dilihat berdasaran hasil wawancara pada siswa di SMA Negeri 3 Luwu Timur, yang dimana sebagian besar siswa menyatakan bahwa biologi merupakan salah-satu mata pelajaran yang penuh dengan materi hafalan dan bahasa ilmiah. Siswa cenderung malas
dan mengantuk ketika mengikuti mata pelajaran Biologi karena materi yang padat dan kurangnya variasi model dalam pembelajaran. Selain itu, siswa kurang antusias dan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung pasif yang dilihat dari kurangnya siswa yang bertanya dan menjawab, serta dalam proses pembelajaran, guru lebih sering menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut kemungkinan besar menjadi salah-satu penyebab rendahnya hasil belajar Biologi siswa, dimana berdasarkan hasil wawancara pada salah-satu guru Biologi SMA Negeri 3 Luwu Timur, satu kelas dapat dikatakan tuntas belajar jika pada kelas tersebut lebih dari atau sama dengan 75% siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 75, sedangkan pada pembelajaran Biologi semester genap masih terdapat 61% siswa yang belum mencapai nilai KKM dan 39% siswa yang telah mencapai nilai KKM.
Proses pembelajaran yang menggunakan model pebelajaran konvensioal seperti yang dijelaskan di atas masih didominasi oleh guru dan kurang memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya serta pengalaman yang dimilikinya sehingga siswa menjadi pasif. Pembelajaran semacam ini terkesan monoton dan kurang menarik, sehingga siswa mengalami kebosanan, mengantuk, bahkan frustasi dalam mengahadapi pembelajaran yang menyebabkan hasil belajarnya menjadi menurun. Padahal, dalam proses pembelajaran, guru seharusnya bertindak sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator sehingga guru dituntut untuk membuat siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan dalam pembelajaran biologi untuk mengatasi
3
masalah tersebut, salah-satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa seperti model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division).
Melalui model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung, membuktikan konsep secara menyenangkan, menggali kreatifitas, melatih cara berfikir tingkat tinggi, menguatkan hafalan, belajar bekerja sama dengan teman dan sebagainya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berpikir, dan dalam pembelajaran menggunakan STAD (Student Team Achievement Division) ini dapat memperbesar keaktifan dan perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya, karena nantinya masing-masing siswa akan bertanggung jawab untuk memperoleh nilai dari hasil kuis atau soal yang diberikan untuk mendapatkan skor kelompoknya.
Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian yang menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran, diantaranya penelitian oleh Irawati (2019) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik melalui Penerapan
Model Kooperatif Tipe STAD (Student Time Achievement Division)”. Dimana Penerapan Model pembelajaran Tipe STAD (Student Time Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar Biologi peserta didik kelas X MIPA 2 SMAN 4 kota bengkulu pada pokok bahasan ekosistem.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Sistem Peredaran Darah melalui Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur”.
B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, salah-satu masalah utama dalam kegiatan pembelajaran Biologi di sekolah khususnya pada materi sistem peredaran darah adalah siswa merasa kesulitan dalam memahami materi biologi dan kecenderungan proses pembelajaran yang bersifat konvensional sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berdampak pada hasil belajarnya yang tidak mencapai nilai KKM yaitu 75. Padahal, sebagai seorang guru profesional, seharunya dapat menemukan dan menggunakan berbagai cara dalam proses pembelajaran sehingga dapat menekankan keaktifan siswa dalam belajar sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran dapat lebih maksimal dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tentang rendahnya hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem peredaran darah kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur, penulis menerapkan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division).
5
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi Sistem Peredaran Darah di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi Sistem Peredaran Darah melalui model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran biologi khususnya pada materi Sistem Peredaran Darah untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Dengan diterapkannya model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar kognitif siswa meningkat.
b. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk memahami masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah yang akan sangat membantu peneliti dimasa mendatang sebagai calon pendidik.
c. Bagi guru
1) Memberikan dorongan atau motivasi kepada guru untuk meningkatkan profesionalisme dalam kegiatan pembelajaran. 2) Sebagai referensi bagi guru dalam melakukan inovasi pembelajaran
di dalam kelas. d. Bagi Sekolah
Penelitian ini akan memberikan bahan informasi untuk dapat membenahi dan meningkatkan proses belajar mengajar. Sehingga para pembaca, guru, atau pihak-pihak lain dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) a. Pengertian Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division)
Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) termasuk salah-satu model pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok yang dikembangkan berdasarkan teori Psikologis sosial. Robert Slavin adalah orang yang pertama kali mengembangkan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), dimana nantinya siswa ditempatkan dalam beberapa kelompok. Semua kelompok diberi tugas dan waktu pengerjaan yang sama sementara itu guru dituntut harus selalu siap dalam membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan, kemudian setiap kelompok menunjukkan hasil belajarnya dengan berbagai cara. Setiap kelompok akan diberikan skor sesuai dengan hasil pengerjaan mereka. Dengan demikian, model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan skor kelompoknya (Paturohman, 2017:83).
Perolehan nilai kuis atau tes pada setiap anggota kelompok akan menentukan skor yang diperoleh oleh masing-masing kelompoknya. Dengan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division) masing-masing siswa harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis agar kelompok mereka mendapatkan skor tertinggi (Huda, 2017:116).
Tabany (2017:118) dalam bukunya mengemukakan bahwa, dalam penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), setiap anggota kelompok dibagi dalam 4-5 orang siswa secara heterogen. Penerapan model pembelajaran ini diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hingga pemberian penghargaan kelompok. Dengan kata lain model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dan materi yang diberikan mudah untuk dipahami.
Pemberian tes atau kuis dalam model pembelajaran tipe STAD (Student Team Achievement Division) dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pembelajaran dan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Sedangkan pemberian penghargaan kelompok dalam model pembelajaran tipe STAD (Student Team Achievement Division) dilakukukan sebagai suatu penilaian atas keberhasilan usaha siswa selama pembelajaran. Penghargaan dapat berupa pujian dengan kata-kata ataupun berupa nilai dan hadiah material, sehingga dapat meningkatkan semangat, motivasi, dan keaktifan siswa dalam melakukan yang lebih baik lagi ketika pembelajaran berlangsung (Suparsawan, 2020: 64).
9
Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dalam buku Handayani (2019:14), memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Materi atau bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus
fokus dan memperhatikan penyajian materi oleh guru karena nantinya akan berpengaruh pada nilai atau skor yang diperoleh siswa.
2. Setiap anggota kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang dan dikelompokkan secara heterogen.
3. Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS)
4. Penempatan anggota kelompok lebih baik dilakukan oleh guru. b. Sintaks Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division)
Tabel 2.1: Sintaks Model STAD (Student Team Achievement Division) dalam Proses Pembelajaran:
Tahapan Pembelajaran Aktivitas yang Dilakukan Guru Aktivitas yang Dilakukan Siswa Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Siswa
mendengarkan dan memfokuskan pikiran dalam materi yang akan dipelajari
Fase 2 Menyajikan/
Menyajikan informasi kepada siswa dengan
Mencermati materi yang dipaparkan
menyampaikan informasi
jalan
mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
oleh guru Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Duduk dengan masing-masing anggota kelompoknya Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama hingga setiap anggota kelompok memahami materi yang di pelajari Fase 5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Masing-masing siswa mengerjakan soal atau kuis yang diberikan untuk mendapatkan skor kelompoknya Fase 6 Memberikan penghargaan
Mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Mendapatkan penghargaan untuk tiap kelompok sesuai dengan skor yang diperolehnya Sumber: Dimodifikasi (Tabany, 2014:121)
11
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)
Ramadhani (2020: 32), dalam bukunya mengemukakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) diantaranya adalah selain dapat mengembangkan memapuan kognitif siswa juga dapat melatih siswa dalam hal mengembangkan keterampilan sosial. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, motivator hingga evaluator. Siswa juga akan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami informasi baru yang ia dapatkan dalam pembelajaran.
Sedangkan kelemahan dari model pembelajara STAD (Student Team Achievement Division), salah-satunya yaitu membutuhkan waktu yang relatif lama, serta membutuhkan atensi dan fokus guru dalam memperhatikan sertiap aktivitas siswa pada pembelajaran kelompok. Namun kelemahan tersebut sesungguhnya bergantung pada kerja sama antara siswa dan guru dalam mengkreasikan proses pembelajaran yang lebih inofatif.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) menurut Habibati (2017:101-102), yaitu
1) Kelebihan
a) Suasana belajar menjadi menyenangkan.
materi terlebih dahulu sebelum pemberian tugas kelompok dan kuis individu.
c) Dapat meningkatkan kerja sama siswa dan meningkatkan semangat siswa dalam mengerjakan kuis atau tugas yang diberikan
d) Dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi. 2) Kekurangan
a) Sulit bagi guru dalam membentuk kelompok yang heterogen. b) Dapat menimbulkan ketidakocokan diantara siswa dalam satu
kelompok.
c) Siswa bisa saja mencontek dalam evaluasi sehingga tidak murni berdasarkan kemampuannya sendiri.
2. Hasil Belajar
Belajar dalam buku Suardi (2018:11), merupakan “perubahan dalam
diri seseorang berupa peningkatan pengetahuan atau pemahaman berdasarkan pengalaman yang diperolehnya. Sementara dalam buku Purwanto (2016:43) “belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk
membuat adanya perubahan dalam diri sesorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam berbagai aspek baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Ciri-ciri belajar dalam buku Suardi (2018: 12), meliputi:
a. Perubahan dalam diri seseorang yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang mempunyai dampak terhadap
13
perubahan selanjutnya. Seperti karena membaca, pengetahuan akan bertambah, dan karena pengetahuannya bertambah maka hal tersebut akan mempengaruhi sikap dan perilakunya.
b. Belajar merupakan perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas. Seseorang yang mengalaminya mungkin tidak akan menyadarinya, namun paling tidak dia akan menyadarinya ketika peristiwa tersebut telah berlangsung.
c. Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajar hanya akan terjadi apabila dialami sendiri oleh yang bersangkutan, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain.
d. Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang berubah bukan bagian-bagian dari diri seseorang, namun yang berubah adalah kepribadiannya.
e. Belajar merupakan proses interaksi, dimana belajar bukanlah proses penyerapan yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mereka melakukan pembelajaran dari beberapa mata pelajaran dan dibuktikan melalui hasil tes yang berbentuk nilai hasil belajar. Dengan demikian nilai tes yang diperoleh tersebut merupakan bentuk dari prestasi yang telah dicapai setelah melakukan aktivitas belajar sesuai dengan target yang telah ditentukan (Sinar, 2018: 22). Sedangkan menurut Paizaluddin (2016:212), hasil belajar adalah prestasi yang telah dicapai atau diperoleh siswa setelah
melalui berbagai proses pembelajaran yang dapat dilihat dari nilai yang tertera dalam raport yang menunjukkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.
Jufri (2013: 58), dalam bukunya menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan (performance) yang dapat dilihat dalam diri seseorang. Sedangkan menurut Suprijono (2016:7), hasil belajar adalah suatu prestasi atau capaian siswa dalam proses pembelajaran yang dapat membawa suatu perubahan dalam perilaku seseorang.
Liriwati (2018: 33), dalam jurnalnya mengemukakan bahwa hasil belajar pada bidang kognitif terdiri dari hasil belajar mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi. Mengingat adalah suatu bentuk kognitif yang memiliki tujuan dalam menumbuh kembangkan kemampuan dalam meretensi suatu materi pelajaran yang diajarkan. Cakupan dalam pengetahuan kognitif yang harus diingat seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain sebagainya. Siswa dikatakan mampu memahami apabila mereka dapat mengontruksi makna dari setiap pesan-pesan pembelajaran. Mengaplikasikan merupakan suatu bentuk kesanggupan siswa dalam menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep, hukum, ide, rumus, dan lain sebagainya. Menganalisis merupakan kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur, sedangkan kemampuan evaluasi adalah suatu kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari penilaian tersebut.
15
Adapun tujuan dari pembelajaran kognitif yang dikemukakan dalam buku Suardi (2018: 23), meliputi:
a. Pengetahuan, yang meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat.
b. Pemahaman, merupakan kesanggupan siswa untuk menyatakan sauatu defenisi, rumusan, atau menafsirkan suatu teori.
c. Penerapan, merupakan kesanggupan siswa dalam menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
d. Analisis, yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya, analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagat raya.
e. Sintesis, yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
f. Penilaian, memiliki kriteria-kriteria tertentu, diantaranya receiving yaitu menerima , menaruh perhatian terhadap nilai tertentu. Responding, yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon. Valuing atau menghargai, Organization atau menyusun dan membentuk suatu konsep, dan yang terakhir yaitu mewujudkan nilai-nilai dalam priadi sehingga merupakan watak seseorang.
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam proses pembelajaran juga disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut terdiri dari faktor yang berasal dari dalam diri siswa atau yang disebut dengan faktor internal yang juga terdiri dari aspek fisiologis dan aspek psikologis, dan adapula faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal) yang terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial (Raresik, 2016: 4).
Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar menurut Paizaluddin (2016: 212-213), diantaranya:
a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) seperti penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis yang terdiri atas faktor intelektif yang meliputi kecepatan dan bakat atau prestasi yang telah dimiliki dan faktor non intelektif seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri,
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
17
3) Faktor lingkungan fisik, diantaranya fasilitas rumah, fasilitas belajar di sekolah dan di lingkungan masyarakat dan iklim.
3. Materi
a. Pengertian Darah
Darah merupakan cairan yang terdapat di dalam tubuh yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Darah bersirkulasi di dalam jantung dan pembuluh darah. Salah-satu fungsi darah yaitu membawa oksigen dan nutrisi bagi seluruh sel dalam tubuh serta mengangkut produk-produk hasil metabolisme sel. Darah berada di dalam pembuluh darah arteri maupun vena, dan merupakan sebagian dari sistem organ tubuh manusia yang berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia (Firani, 2018:1).
b. Komponen darah
Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah). Dalam buku Pearce (2011: 159-165), sel-sel darah merupakan bagian terbesar dari darah, yaitu sekitar 40 – 50 %. Sel-sel darah terdiri dari:
Gambar 2.1 Bagian-bagian Darah Sumber: pendidikan.abi-blog.com
1) Sel darah merah (eritrosit) yang berbentuk seperti cakram kecil bikonkaf, dan pada kedua sisinya cekung. Dalam setiap millimeter kubik, darah terdapat 5.000.000 sel darah.
2) Sel darah putih (leukosit) dikatakan sel darah putih karena tidak memiliki warna (bening), memiliki bentuk yang lebih besar dibandingkan dengan sel darah merah tetapi jumlahnya lebih kecil. Dalam setiap millimeter kubik, darah terdapat 6.000-10.000 sel darah putih
3) Plasma Darah merupakan cairan yang berwarna kuning dan bersifat sedikit alkali dan memiliki fungsi sebagai perantara untuk penyaluran makanan, mineral, lemak, dan sebagainya ke jaringan. 4) Trombosit merupakan bagian dari beberapa sel-sel besar dalam
sumsum tulang belakang yang memiliki bentuk seperti cakram bulat, oval, bikokveks, tidak berinti dan memiliki jumlah antara 150.000 – 400.000/ milliliter terkonsentrasi di dalam limpa dan sisanya bersirkulasi di dalam darah. Trombosit berperan dalam pembentukan pembekuan darah. Trombosit atau keeping darah dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah (Haribowo, 2008: 12).
c. Fungsi darah
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak fungsi seperti yang tertera dalam buku Pearce (2011: 167), yaitu:
19
1) Sebagai transpor dari tubuh, menghantarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh
2) Sel darah merah menghantarkan oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke jaringan-jaringan ke seluruh tubuh
3) Sel darah putih melindungu tubuh terhadap serangan bakteri. 4) Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
5) Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan
d. Golongan Darah
Terdapat empat golongan utama darah yang terdapat dalam Pearce (2011: 161). Berikut tabel penggolongan darah:
Tabel 2.2 Penggolongan Darah
Golongan AB 3,0%
Golongan A 42,0%
Golongan B 8,5%
Golongan O 46,5%
e. Pembekuan Darah
Proses pembekuan darah adalah bagian penting dari homeostasis, yaitu upaya tubuh untuk mencegah terjadinya pendarahan dari pembuluh darah yang terluka. Dalam buku Pearce (2011: 167), terdapat rumus proses penggumpalan darah, yaitu:
Protrombin + kalsium + trombokinase = Trombin Trombin + fibrinogen = Fibrin
f. Alat-Alat Peredaran Darah 1) Jantung
Jantung merupakan salah-satu organ penting dalam tubuh manusia. Jantung berbentuk kerucut, berongga, basisnya diatas, dan puncaknya di bawah. Jantung berada di dalam toraks, antara kedua paru-paru dan di belakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri. Jantung bekerja untuk memompa dan menerima darah ke seluruh tubuh (Pearce, 2011: 143-144). Sedangkan dalam buku Nughrahaeni (2013:186), dikemukakan bahwa fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak di antara paru-paru dan terletak di sebelah kiri.
2) Pembuluh darah yang dikemukakan oleh Sonjaya (2019: 71), terdapat tiga macam, yaitu:
a) Pembuluh nadi atau arteri, merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung menuju ke kapiler atau ruang hemocoel. Pada pembuluh nadi atau arteri, biasanya darah yang berada di dalamnya kaya akan oksigen dan miskin akan karbondioksida,
Gambar 2.2 Jantung Sumber: kitchenuhmaykoosib.com
21
tetapi kadar gas-gas pembuluh tergantung pada tempat pertukaran gas.
b) Pembuluh balik atau vena, adalah pembuluh darah yang memiliki fungsi untuk mengalirkan darah kembali ke jantung, memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan arteri, mempunyai dinding yang lebih tipis dan lebih lembek.
c) Pembuluh kapiler, merupakan suatu pembuluh-pembuluh yang berukuran kecil, berjumlah besar, dan memiliki dinding yang sangat tipis. Diameternya sama dengan diameter sel darah dan seringkali terletak dekat satu sama lain.
e. Proses Peredaran Darah
1) Peredaran darah besar atau sistem sirkulatoria magna, yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) menuju keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung (serambi kanan). 2) Peredaran darah kecil atau sirkulatoria parva, yaitu peredaran darah
dari jantung (bilik kanan) menuju ke paru-paru kembali ke jantung Gambar 2.3 Proses Peredaran Darah
(serambi kiri). Selain itu, ada juga sistem vena porta, yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju ke jantung, mampir dulu ke suatu alat. Pada manusia adalah sistem vena porta hepatis, yaitu darah dari usus, sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.
f. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Menurut Zubaidah (2014:17), gangguan sistem peredaran darah pada manusia yaitu:
1) Serangan jantung
Serangan jantung terjadi jika arteri koronaria yang terdapat pada jantung tidak dapat mengirimkan darah yang cukup ke sel-sel jantung. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena arteri koronaria tersumbat oleh lemak atau kolestrol. Tersumbatnya arteri koronaria akan menyebabkan otot jantung berhenti beraktivitas jika sel-sel otot tidak menerima oksigen dan nutrisi yang cukup.
2) Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit yang terjadi karena matinya jaringan di otak yang disebabkan oleh kurangnya asupan oksigen ke otak.
3) Arteriosklerosis
Yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk plak yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh lipid.
23
4) Anemia
Anemia yaitu rendahnya kadar hemoglobin dalam darah atau berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah.
5) Hipertensi
Yaitu tekanan darah tinggi akibat arterioklerosis. 4. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan membahas permasalahan yang sesuai dengan permasalahan ini:
a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Duolam (2019), dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) disertai Permainan Bowling Kampus di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu ”. Dengan
hasil penelitian menyatakan bahwa: penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) disertai permainan bowling kampus pada peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tambusai tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam hal mengerjakan latihan, bekerjasama dalam kelompok, mempresentasikan hasil kerja, dan membuat kesimpulan.
b. Fajrin (2019) tentang “Perbandingan Hasil Belajar Biologi melalui Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Jigsaw pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sangatta Utara, Kalimantan Timur”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik pada kelompok pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Jigsaw tergolong sangat tinggi dan melebihi KKM.
c. Penelitian oleh Irawati (2019), dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)” dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas X MIPA 2 SMAN 4 Kota Bengkulu pada pokok bahasan ekosistem.
d. Retnowati (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dengan Media Pop Up Card untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas XI IPA 1 SMA Siliwangi Bogor”, dimana hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dengan media Pop Up Card dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Siliwangi Bogor. Kemampuan guru dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran mengalami perubahan yang baik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan.
e. Penelitian oleh Mufida (2017), dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Biologi Reading-Concept-Map-Student Team Achievement Division pada Kemampuan Akademik Berbeda terhadap
25
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X MIPA SMA”, dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Remap-STAD terhadap pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa yang berkemampuan akademik tinggi dengan nilai yang signifikan.
B. Kerangka Pikir
Sebagai seorang guru yang profesional, dalam proses pembelajaran di kelas sebaiknya dapat melakukan variasi dalam pembelajaran, memperhatikan siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran dan membuat siswa tertarik dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak menjadi Teacher Center dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Proses pembelajaran dipandang berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang baik. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan efektif ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan mengelolah kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang telah ditargetkan, tentunya guru harus bisa memfasilitasi dan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran serta lebih mudah dalam menerima dan mengelola materi pembelajaran biologi khususnya pada materi Sistem Peredaran Darah.
Penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran Sistem Peredaran Darah membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, siswa tidak akan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran karena siswa akan merasa tertantang dalam prosesnya dimana masing-masing siswa akan mengumpulkan nilai tertinggi untuk mendapatkan skor individu dan kelompoknya sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran agar dapat dengan mudah memahami materi, khusunya pada mata pelajaran Biologi dan mendapatkan nilai tertinggi dari kuis yang diberikan.
Adapun gambar kerangka pikir dalam penelitian ini, yaitu:
Kondisi Awal
Hasil belajar siswa rendah
Tindakan Penerapan Model Pembelajaran
STAD (Student Team Achievement Division)
Kondisi Akhir
Dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) diharapka hasil belajar siswa
meningkat
Gambar 2.4 Kerangka Pikir PTK • Siswa kesulitan dalam memahami materi
biologi
• Guru menggunakan model pembelajaran konvensional
27
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu jika model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) diterapkan di Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur pada materi sistem peredaran darah, maka hasil belajar kognitif siswa akan meningkat.
28 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (class room action research) atau PTK. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan pola siklus, dimana setiap siklus membutuhkan dua atau tiga kali pertemuan dan tingkat penyelesaian penelitian tergantung pada sejauh mana tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar penilaian. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari tahapan kegiatan: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi dan Evaluasi, 4) Refleksi.
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Luwu Timur pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Penelitian dilakukan mulai tanggal 28 September sampai pada tanggal 20 Oktober 2020. Alasan memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah karena peneliti menemukan permasalahan pada hasil belajar siswa yang kemungkinan besar disebabkan karena proses pembelajaran berpusat pada guru dan kurang memvariasikan model dalam pembelajaran sehingga siswa kurang bersemangat dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran dan berdampak pada hasil belajar siswa yang dimana masih banyak siswa yang tidak mencapai nilai KKM yaitu 75 pada pembelajaran biologi khususnya pada materi sistem peredaran darah.
29
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri 3 Luwu Timur yang berjumlah 32 orang siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
C. Faktor yang Diselidiki
Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini, yaitu hasil belajar kognitif yang dicapai siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian bersiklus atau penelitian yang menggunakan pola siklus dalam penerapannya. Dimana pada siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan dalam empat (4) kali pertemuan. Begitupun pada siklus II dilaksanakan dalam empat (4) kali pertemuan. Akan tetapi jika siklus kedua belum berhasil maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi/ pengamatan dan refleksi. Tahap dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan pada bagan berikut:
Sebelum masuk pada tahap siklus I dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), maka peneliti terlebih dahulu memberikan tes awal kepada siswa (pra tindakan/ pra siklus) yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman awal siswa, membentuk kelompok siswa secara heterogen, dan menjadi acuan bagi peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada tahap siklus I dan siklus berikutnya.
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Melakukan diskusi mengenai hasil belajar biologi siswa pada salah-satu guru Biologi SMA Negeri 3 Luwu Timur.
Permasalahan Perencanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Refleksi Pengamatan Pelaksanaan Tindakan Perencanaan Tindakan Refleksi SIKLUS I SIKLUS II Hasil Pengamatan Gambar 3.1 Alur PTK
31
2) Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Biologi materi Sistem peredaran darah di SMA Negeri 3 Luwu Timur.
3) Membuat perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan soal tes.
4) Merencanakan pembentukan kelompok siswa secara heterogen berdasarkan hasil tes awal.
b. Tahap Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaran secara daring melalui aplikasi zoom dan melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan RPP yang telah dibuat.
c. Observasi dan Evaluasi/ Pengamatan
1) Mengamati kejadian yang terjadi pada tahap pelaksanaan dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
2) Memberikan evaluasi kepada siswa untuk melihat peningkatan hasil belajarnya di akhir siklus I pada pertemuan ke-4 setelah proses pembelajaran di siklus I selesai. Soal yang diberikan berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 nomor.
d. Refleksi
1) Peneliti dan guru menganalisis, menilai hasil belajar dan membuat kesimpulan, dari hasil observasi dan tes.
2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan jika hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan sesuai dengan hasil pengamatan pada siklus I untuk ditingkatkan pada siklus berikutnya.
3) Jika hasil tes menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah dan telah mencapai indikator pembelajaran atau, maka penelitian dapat dikatakan telah berhasil.
2. Siklus II
Setelah evaluasi pada Siklus I dilakukan, maka akan dilakukan tindakan ke siklus II.
a. Perencanaan
1) Melakukan diskusi dengan guru mengenai hasil pengataman dan refleksi di siklus I untuk kemudian diperbaiki di siklus ke II.
2) Menyiapkan soal tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa. b. Tahap Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaran secara daring melalui aplikasi zoom dan melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan RPP yang telah dibuat.
c. Observasi
1) Mengamati kejadian yang terjadi pada tahap pelaksanaan dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
2) Memberikan evaluasi kepada siswa untuk melihat peningkatan hasil belajarnya di akhir siklus I pada pertemuan ke-4 setelah proses
33
pembelajaran di siklus I selesai. Soal yang diberikan berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 nomor.
d. Refleksi
1) Peneliti dan guru menganalisis, menilai hasil belajar dan membuat kesimpulan, dari hasil observasi dan tes.
2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan jika hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan sesuai dengan hasil pengamatan pada siklus I untuk ditingkatkan pada siklus berikutnya.
3) Jika hasil tes menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah dan telah mencapai indikator pembelajaran atau, maka penelitian dapat dikatakan telah berhasil.
E. Instrumen Penelitian
1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan pegangan bagi seorang guru dalam mengajar agar sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar selama proses pembelajaran.
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lembar Kerja Siswa merupakan kumpulan soal atau tugas yang berisi panduan bagi siswa dalam mengerjakan latihan untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya mencapai indikator pembelajaran.
3. Tes
Tes diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran dilakukan selama 3 kali pertemuan. Tes berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 nomor yang digunakan untuk mengukur hasil belajar biologi siswa.
4. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini berupa lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) seperti keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes
Tes dilakukan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sistem Peredaran Darah. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal untuk setiap siklusnya.
2. Non Tes a. Observasi
Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru beserta proses pembelajaran yang menyertainya. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) di kelas. Objek pengamatan mencakup seluruh proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
35
b. Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan untuk memberikan gambaran visual pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Dokumen berupa foto pada saat pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). Kejadian yang didokumentasikan seperti kegiatan diskusi dan pelaksanaan tes.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif, yaitu menjawab dan memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dari obyek yang diteliti dengan menggunakan data atau angka guna mendapatkan kesimpulan yang bersifat deskriptif sesuai dengan kondisi dan waktu.
1. Ketuntasan Individual
Setiap siswa dalam proses belajar dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 75 (KKM). Tes kognitif diberikan disetiap akhir siklus yang
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan model STAD (Student Team Achievement Division).
Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan individual, yaitu sebagai berikut:
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
Tabel 3.2: Kriteria Nilai Ketuntasan Belajar Siswa
Tingkat Ketuntasan Kategori
≥ 75 Tuntas
< 75 TidakTuntas
(Sumber : SMA Negeri 3 Luwu Timur) 2. Data Nilai Rata-rata Kelas
Untuk mengetahui atau menentukan nilai rata-rata kelas dipergunakan persamaan berikut:
𝑥 = ∑fi. xi ∑fi Keterangan:
X = nilai rata-rata kelas ∑ 𝑓𝑖 = frekuensi
Xi = nilai tes (Purwanto, 2016).
Skor hasil belajar dikategorikan dengan menggunakan kategorisasi yang mengacu pada nilai ketuntasan peserta didik, sebagai berikut.
Tabel 3.3: Kriteria Hasil Belajar Siswa
Interval Nilai Predikat Keterangan
93-100 A Sangat Baik
84-92 B Baik
75-83 C Cukup
< 75 D Kurang
37
H. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat dilihat adanya peningkatan nilai hasil belajar kognitif siswa setiap siklusnya. Hasil belajar siswa dianggap tuntas apabila adanya peningkatan rata-rata nilai siswa pada siklus 1, siklus 2, dan seterusnya, kemudian persentase hasil belajar siswa atau ketuntasan klasikal yang mencapai KKM ≥ 75 sebanyak 75%. Berikut merupakan tabel kriteria ketuntasan secara klasikal:
Tabel 3.4: Kriteria Tingkat Ketuntasan Klasikal Siswa
Persentase Hasil Belajar Kriteria Hasil Belajar
T ≥ 80% Sangat Tinggi 70% ≤ T < 80% Tinggi 60% ≤ T < 70% Cukup Tinggi 50% ≤ T < 60% Rendah T < 50% Sangat Rendah (Sumber: Trianto, 2017)
Untuk mengetahui indikator keberhasilan belajar siswa atau ketuntasan klasikal, maka data yang didapatkan dianalisis dengan rumus:
KK = ∑ 𝑋
𝑁 × 100 % Keterangan:
∑ 𝑋 = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 KK = Ketuntasan Klasikal
N = jumlah siswa yang ikut tes (Astawa, 2018)
Kelas yang dikatakan tuntas secara klasikal terhadap materi pelajaran yang diajarkan, jika ketuntasan secara klasikal ≥ 75% jika ketentuan
39 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Model tindakan dalam peneltian tindakan kelas ini berupa penerapan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) yang diharapkan dapat meningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Luwu Timur. Setiap siklus dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
Sebelum melaksanakan keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dan guru terlebih dahulu memberikan tes awal (pra tindakan/ pra siklus) kepada siswa yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal siswa terhadap materi sistem peredaran darah, membentuk kelompok siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan kognitifnya, dan digunakan bagi peneiliti dan guru sebagai acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun nilai tes awal (pra tindakan/pra siklus) yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Statistik nilai tes awal (Pra tindakan/ pra siklus) hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Luwu Timur
Statistik Nilai Statistik
Subjek 32 Skor ideal 100 Skor maksimum 43 Skor minimum 20 Rentang skor 23 Skor rata-rata 34.22 Variansi 52.43 Standar deviasi 7.24
40
Berdasarkan nilai tes awal (pra siklus) sebelum diterapkannya model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), dapat diketahui bahwa pengetahuan awal siswa mengenai materi sistem peredaran darah berdasarkan pengkategorian hasil belajar masih sangat rendah atau kurang, dimana nilai rata-rata yang diperoleh dari tes awal atau pra tindakan yaitu 34.22 dari jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu 32 orang. Hasil dari tes awal atau pra tindakan yang diberikan menunjukkan bahwa tidak ada satu orangpun siswa yang tuntas atau mencapai nilai KKM (75). Maka dari itu, setiap nilai yang diperoleh siswa dari pra tindakan/pra siklus akan digunakan untuk membentuk kelompok siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya sebelum masuk pada tahap pelaksanaan, dan menjadi acuan bagi peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa hingga indikator keberhasilan dalam penelitian ini tercapai.
Adapun deskripsi model tindakan masing-masing siklus diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
1) Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan observasi dan berdiskusi mengenai hasil belajar biologi siswa pada salah-satu guru biologi di SMA Negeri 3 Luwu Timur.
2) Peneliti melakukan analisis silabus untuk menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan disampaikan pada siswa.
41
3) Membuat perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, soal kuis dan alat evaluasi pembelajaran lainnya.
b. Pelaksanaan (Acting)
1) Memberikan arahan kepada siswa mengenai pentingnya proses pembelajaran dalam berkelompok.
2) Guru menerapkan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division).
c. Observasi dan Evaluasi
1) Melakukan observasi selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan mengamati dan mengisi lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
2) Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan penyajian materi dan 1 kali pertemuan untuk kegiatan evaluasi atau tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang diberikan berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 nomor. Berikut merupakan data nilai hasil belajar siswa pada siklus I:
42
Tabel 4.2 Statistik nilai hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Luwu Timur Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subjek 32 Skor ideal 100 Skor maksimum 80 Skor minimum 40 Rentang skor 40 Skor rata-rata 60.56 Variansi 211.15 Standar deviasi 14.53
Jumlah siswa yang mencapai KKM (75) 10
Data nilai hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan skor rata-rata (mean) hasil belajar biologi siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) yaitu 60.56 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata (mean) yang dicapai siswa pada siklus I dari nilai rata-rata-rata-rata yang dicapai siswa pada pra siklus/ pra tindakan meskipun masih tergolong kurang jika dilihat berdasarkan pengkategorian hasil belajar.
Hal tersebut disebabkan karena kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran biologi, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan melakukan aktivitas lain seperti bercerita dengan orang yang berada disekitarnya pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, pada waktu mengerjakan tugas kelompok dalam bentuk LKS masih didominasi oleh siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang lain masih kurang berpartisipasi, dan ada beberapa siswa yang
43
mengalami gangguan internet, pada saat pembelajaran sehingga harus keluar dan masuk dalam aplikasi pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit dalam memahami materi yang sedang berjalan dan mengganggu konsentrasi siswa lainnya.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Luwu Timur (Siklus I)
Interval Nilai
Keterangan Frekuensi Persentase (%) 93-100 Sangat Baik 0 0 84-92 Baik 0 0 75-83 Cukup 10 31.25 < 75 Kurang 22 68.75 Jumlah 32 100
Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam 4 kategori, maka terlihat pada tabel 4.3, dimana pada siklus I terdapat 31.25% nilai siswa yang masuk dalam kategori cukup, dan 68.75% nilai siswa berada pada kategori kurang. Persentase siswa yang berada pada kategori kurang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang nilainya berada pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran biologi, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan melakukan aktivitas lain seperti bercerita dengan orang yang berada disekelilingnya pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, pada waktu mengerjakan tugas kelompok dalam bentuk LKS masih didominasi oleh siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang lain masih kurang
44
berpartisipasi sehingga hal tersebut sehingga siswa kurang memahami materi yang sedang berlangsung.
Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.4 Deskripsi ketuntasan klasikal siswa Siklus I Tingkat
Ketuntasan
Kategori Frekuensi Persentase (%)
≥ 75 Tuntas 10 31.25
< 75 Tidak Tuntas 22 68.75
Jumlah 32 100
Terlihat bahwa pada tabel ketuntasan klasikal siswa pada akhir siklus I terdapat 22 siswa (68.75%) yang masuk dalam kategori tidak tuntas dan 10 siswa (31.25%) yang masuk dalam kategori tuntas sehingga dapat dikatakan bahwa ketuntasan klasikal pada siklus I masih jauh dari nilai klasikal yang telah ditentukan yaitu 75% siswa tuntas.
c. Refleksi
Proses pembelajaran pada siklus I telah berjalan dengan baik, namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Dalam proses pembelajaran masih kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran biologi, masih banyak siswa yang melakukan aktivitas lain. Selain itu, pada waktu mengerjakan tugas kelompok dalam bentuk LKS masih didominasi oleh siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang lain masih kurang berpartisipasi, siswa juga masih kurang antusias dalam mengikuti kuis yang diberikan, masih banyak siswa yang kurang bekerja
45
sama dalam diskusi kelompoknya, dan ada beberapa siswa yang mengalami gangguan internet sehingga harus keluar dan masuk dalam aplikasi pembelajaran dan terlambat pada saat proses pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi siswa menjadi terganggu dan tentunya menyebabkan siswa kurang memahami materi yang sedang berlangsung.
Tetapi pada siklus I ini, terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yakni nilai rata-rata dan nilai klasikal yang diperoleh siswa dari tes awal yaitu 34.22 dengan ketuntasan klasikal yaitu 0% tuntas meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 60.56 dengan ketuntasan klasikal mencapai 31.25%. Namun demikian, hasil belajar siswa atau indikator keberhasilan belum tercapai seperti yang diharapkan dengan kondisi masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajar dan belum mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 75% siswa tuntas.
Untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan di siklus I, maka peneliti bersama dengan guru biologi merancang perbaikan pembelajaran ke siklus II dengan cara lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan, membuat siswa lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah-satu cara yang dilakukan yaitu menyiapkan reward berupa hadiah pada beberapa kelompok yang mendapatkan nilai kuis tertinggi, namun bersikap lebih tegas jika ada siswa yang
46
melakukan aktivitas lain pada jam pembelajaran, mengawasi setiap kelompok secara bergiliran dengan bantuan guru maupun peneliti, dan tetap memberikan motivasi pada setiap kelompok agar saling bekerja sama dengan anggota kelompoknya, mengingatkan siswa untuk masuk dalam aplikasi pembelajaran 10 menit sebelum pembelajaran dilaksanakan dan mengarahkan siswa untuk mencari tempat atau lokasi yang memiliki jaringan internet yang stabil.
Adanya perlakuan atau perbaikan yang dilakukan di siklus ke II diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih mudah memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus ke II.
2. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Hasil refleksi siklus I digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus II. Adapun kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan, antara lain:
1) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas hasil refleksi siklus I. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Membuat siswa lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.
47
3) Bersikap lebih tegas jika ada siswa yang melakukan aktivitas lain pada jam pembelajaran.
4) Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran dengan bantuan guru maupun peneliti.
5) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.
6) Lebih intensif dalam membimbing kelompok belajar yang mengalami kesulitan.
7) Mengingatkan siswa untuk masuk ke dalam aplikasi pembelajaran 10 menit sebelum pembelajaran dilaksanakan dan mengarahkan siswa untuk mencari lokasi atau tempat yang memiliki jaringan internet yang stabil.
8) Menyiapkan penghargaan berupa hadiah kepada siswa yang diberikan diakhir siklus.
b. Pelaksanaan (Acting)
1) Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) .
2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang telah dibahas pada tahap perencanaan siklus II.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Melakukan observasi selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan mengamati dan mengisi lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
48
2) Tes hasil belajar diberikan di akhir siklus II, berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 nomor. Berikut merupakan data skor hasil belajar biologi siswa:
Tabel 4.5 Statistik nilai hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Luwu Timur Siklus II
Statistik Nilai Statistik
Subjek 32 Skor ideal 100 Skor maksimum 90 Skor minimum 46 Rentang skor 44 Skor rata-rata 75.60 Variansi 137.60 Standar deviasi 11.73
Jumlah siswa yang mencapai KKM (75) 25
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) hasil belajar biologi siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) pada siklus II yaitu 75.60. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata yang dicapai siswa dari pra siklus ke siklus I yaitu dari 34.22 meningkat menjadi 60.56, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan sehingga dilanjutkan di siklus ke II dengan berbagai perbaikan dari siklus I sehingga pada siklus II hasil belajar siswa dapat meningkat dari siklus I dengan nilai rata-rata 60.56 meningkat di siklus II menjadi 75.60. Berikut merupakan grafik peningkatan nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 1 pada materi Sistem Peredaran Darah melalui model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divison).