• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN PADA SISTEM USAHATANI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN PADA SISTEM USAHATANI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar NasionalPeternakan dan Peteriner 1998

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN PADA SISTEM USAHATANI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT

KALIMANTAN SELATAN ENI SITI RoHAENI dan RismARwI ZURAIDA

Instalasi Penelitian dart Pengkajian Teknologi Pertanian Banjarbani Jalan Panglima BaturBarat No. 4, P. 0. Box 18 datt 31, Banjarbaru 70700

ABSTRAK

Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 1997/1998 di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kontribusi pendapatan yang dihasilkan dari usaha peternakan pada sistem usahatani di lahan kering Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Usalla peternakan menlpakan usahatani yang lazim dilakukan oleh petani khususnya di daerah lahan kering. Usaha yang paling dominan yaitu tanaman pangan (padi gogo, kacang tanah dan jagungjagung). Luas lahan garapan yang diusahakan berkisar antara 0,75-2 ha. Produksi telur ayam buras yang dihasilkan rataan sekitar 75 butir/ekor/tahun, sedangkan produksi telur itik yaitu 150 butir/ekor/tahun. Dari hasil kegiatan ini diketahui bahwa kontribusi pendapatan yang diberikan dari usaha peternakan ayam buras sebesar 8,8%, itik 6,56%, sedang dari tanaman pangan kontribusinya sebesar 85,36%. Selanjutnya bila dilihat dari nilai R/C pada masing-masing komoditas menunjukkan prospek yang baik untuk dikembangkan.

Kata kunci : Pendapatan, peternakan, lahan kering, Tanah Laut PENDAHULUAN

Penanganan dan pemanfaatan lahan kering akan semakin penting disebabkan meningkatnya kebutuhan akan lahan baru untuk pertanian akibat dari pertambahan penduduk clan penciutan lahan subur untuk keperluan non pertanian (NOORGINAYUWATI dan JUMBERI, 1995). Hal ini didukung oleh pendapat DJAJANEGARA dkk. (1989) yang mengatakan bahwa usahatani di Indonesia akan bertumpu pada usahatani lahan kering.

Lahan kering yang ada di Indonesia ditaksir seluas 51 juta ha, dan sekitar 94,7% di antaranya berada di Sulawesi, Sumatera, Irian Jaya dan Kalimantan (SUDjADi dan SATARI, 1986) . Untuk di daerah Kalimantan Selatan, luasan Iallan keringnya mencapai 57.696 ha dan yang telah dimanfaatkan untuk pertanian sekitar 40,5% (DIPERTAKALSEL, 1992).

Diversifikasi horisontal merupakan salah satu strategi penting dalam pengembangan usahatani pada lahan kering (NOORGINAYUWATI clan JUMBERI, 1995). Dengan diversifikasi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko kegagalan usahatani monokultur petani (SUB BALITVET, 1992).

Salah satu komponen usahatani yang dapat dikembangkan dalam upaya diversifikasi horisontal adalah peternakan karena dapat membantu meningkatkan produksi pertanian melalui penyediaan pupuk dan sumber tenaga kerja. Selanjutnya menunlt NOORGINAYUWATI dan JUMBERI (1995) dikemukakan bahwa kombinasi dua atau lebih komoditas tanaman pangan, tanaman tahunan dan ternak akan menjamin produktivitas, pendapatan dan keberlanjutan usahatani.

(2)

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pendapatan usaha peternakan yaitu unggas (ayam buras clan itik) dalam sistem usahatani di lahan kering Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

MATERI DAN METODE

Pengkajian ini dilakukan di dua kecamatan yaitu Panyipatan dan Batu Ampar. Di Kecamatan Panyipatan desa yang diamati yaitu Batu Mulia dan Bumi Asih sedangkan di Kecamatan Batu Ampar adalah desa Tajau Pecah dan Durign Bungkuk, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada tahun anggaran 1997/1998. Kegiatan ini dilakukan dengan metoda survai yang diawali dengan tahapan persiapan untuk pengumpulan data sekunder dari instansi terkait.

Survai dilakukan dengan cara wawancara berstruktur pada petani dan kelompok tani yang dipilih secara acak. Responden yang diwawancara sebanyak 80 orang yang diambil dari 4 kelompoktani (empat desa). Data utama yang dikumpulkan yaitu input dan output produksi usahatani serta aset yang dimiliki petani.

Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis ekonomi yang menggambarkan pendapatan usahataninya

HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi usahatani di tingkat responders

Dari hasil survai diketahui baliwa responden di Tanah Laut nlenananfi berbagai jenis tanaman, baik secara tumpangsari maupun monokultur. Pola usaliatini yang ada terdiri;ptas

a. Padi sawah, padi gogo, jagungjagung, ayam, itik . b. Padi gogo, kacang tanall, jagungjagung, ayam, itik.

c. Padi sawah, padi gogo, kacang tanah, jagnngjagrmg, ayam, itik. d. Padi sawah, jagung:jagung, ayam, itik.

Setiap pola usahatani yang ada sebagian besar memelihara ayam buras dan itik ' yang dipelihara sepanjang tahun. Pola usahatani yang paling dominan di daerah Tanah Laut adalah pola kedua yaitu padi gogo, kacang tanah, jagungjagung, ayam buras dan itik sekitar80%.

Teknologipemeliharaan ayam buras

Pemeliharaan ayam buras sebagian besar dilakukan secara tradisional atati ekstensif'sebagai usaha sampingan. Ternak dilepas pada pagi hari setelah diberi makan clan pada sore'hari

dikandangkan. Selain buras, pakan yang diberikan berupa sisa dapur, dedak, singkong, jagimg dan gabah. Frekuensi pemberian pakan antara 1-2 kali per hari. Jumlahpemilikan ayam rata-rata berkisar 5-25 ekor/KK. Produksi telur yang diliasilkan sebanyak i5 butir/ekor/tahun' yang dikontribusikan untuk ditetaskan sekitar 50%, dijual 30% dan dikonsumsi 20%' Pznyakit yang biasa menyerang ayam buras yaitu tetelo (ND), pullorum, penyakit mata, dan ingusan,, Tingkat kematian berkisar antara 10-80% yang terjadi terutama pada anak ayam yang berumur 1 hari sampai 2 bulan.

Teknologi pemeliharaan itik Alabio

Ternak itik yang dipelihara adalah itik Alabio. Pemeliharaan ternak itik dilakukan sebagai usaha sampingan dengan jumlah pemilikan relatif kecil yaitu antara 5-30 ekor dengan sistem

(3)

Teknologi budidaya kacang tanah

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998

pemeliharaan secara tradisional . Ternak itik dilepas pada pagi hari, dan dikandangkan pada sore hari. Pakan yang diberikan adalah sisa dapur, dedak, dan singkong, selebihnya ternak mencari pakan di lingkungan tempat bermainnya yaitu di sungai atau tempat berair. Produksi telur yang dihasilkan sekitar 150 butir/ekor/tahun, yang dijual sekitar 30%, ditetaskan 50% clan dikonsurnsi 20%. Frekuensi pemberian pakan untuk itik berkisar antara 1-2 kali/hari, tingkat kematian itik relatif rendah yaitu antara 2-5% akibat ingusan dan kelumpuhan.

Teknologi budidayapadi gogo

Padi gogo adalah komoditas yang paling banyak ditanam oleh petani di daerah lahan kering terutama di Tanah Laut. Rataan luas pengusahaan padi gogo di tingkat petani adalah 0,25 ha dengan varietas lokal. Penanaman padi gogo dilakukan pada bulan Desember dan panen pada bulan Mei . Jarak tanam yang digunakan 25 x 25 cm, jenis pupuk yang digunakan yaitu urea dan TSP dengan dosis masing-masing 100 kg clan KCI 50 kg per ha. Pemupukan dilakukan satu kali yakni 3 minggu setelah tanam dan pengendalian hama hampir tidak pernah dilakukan. Produksi padi yang dihasilkan 1.100 kg/ha.

Kacang tanah berkkar dangkal oleh karena itu perlu tanah yang gembur, maka pengolahar tanah dilakukan dengan bajak dua kali . Penanaman dilakukan dengan kedalaman tugalan kurang lebih 5 cm dan tiap lubang tugalan diisi 1-2 benih dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Pemupukar dilakukan satu kali pada saat pertanaman berumur 3-4 minggu yang sekaligus juga dilakukar penyiangan. Pengendalian hama dilakukan hanya pada saat terlihat gejala serangan. Produktivitai yang dicapai rata-rata 360 kg/ha.

Teknologi budidayajagung

Penanaman jagung di lahan kering dilakukan dua kali setahun, tanam pertama dilaksanakar pada bulan Oktober/Nopember clan panen sekitar bulan Januari/Pebruari, dan tanam kedui dilakukan pada bulan April/Mei dan panen pada bulan Juli/Agustus. Rataan luas pengusahaai jagung berkisar antara 0,75 ha sampai 2 ha per keluarga. Pengolahan tanah menggunakat bajak/luku sebanyak dua kali kemudian dihasakan. Pupuk yang digundcan adalah kompos (kotorai ayam) dan pupuk buatan. Pemupukan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 5 minggu. Jarak tanam 5( x 25 cm yang diisi 3-4 biji per lubang. Varietas yang digunakan pada umumnya Arjuna (80%) dai Hibrida (20%). Bibit pada umumnya berasal dari pertanaman sebelumnya. Penyiangan dilakukai satu kali dalam satu musim yaitu pada saat tanaman jagung berumur 2-4 minggu. Produksi jagung mencapai 3,2 ton/ha.

Analisis biaya dan pendapatan usahatani

Pada Tabel 1 terlihat bahwa pemeliharaan ayam buras dan itik yang diusahakan secari ekstensif mampu memberikan total pendapatan sebesar Rp 179.900,-/tahun. Total produksi telu yang dihasilkan dari 8 ekor ayam betina sebanyak kurang lebih 600 butir. Dari jumlah ini akai ditetaskan sekitar 50% yang akan dihasilkan anak ayam yang kemudian dijual terutama pada saa menjelang hari Raya. Telur ayam yang dihasilkan dijual sekitar 30% dengan harga Rp 250,-/butit Pakan yang dibeli oleh petani adalah dedak dengan harga Rp 2.000,-/kaleng. Tenaga kerja yanl diperlukan untuk memelihara ternak ayam buras rata-rata 0,5 jam/hari, sehingga dalam satu tahui 30,4 HOK dengan nilai rupiah sebesar Rp 3 .000,-/HOK.

(4)

Total produksi telur yang dihasilkan dari pemeliharaan itik Alabio dengan jumlah 8 ekor betina sekitar 1 .200 butir/tahun. Petani pada umumnya akan menetaskan sekitar 50% dari telur yang dihasilkan, agar dapat diperoleh bibit baru yang akan dipelihara dan dijual. Selain ditetaskan, telur yang dihasilkan juga dijual untuk dapat memperoleh uang tunai, dan sebagian kecil telur dikonsumsi . Tenaga kerja yang diperlukan untuk memelihara itik sekitar 0,4 jam/hari, dalam satu tahun diperlukan sekitar 24,3 HOK dengan upahRp3.000/HOK.

Pada Tabel 1, terlihat bahwa nilai R/C lebih besar dari satu maka pemeliharaan unggas layak untuk diusahakan. Hal ini sesuai pula dengan hasil yang dilaporkan oleh NOOROINAYUwATi dan .TUMBERI (1992).

Tabel1. Analisis biaya clan pendapatan pada pemeliharaan unggas di Kabupaten Tanah Laut,

Dengan memelihara ternak, petani menganggap mempunyai tabungan yang setiap saat dapat diuangkan untuk mengatasi keperluaunya yang mendesak seperti membeli bibit tanaman, pestisida dan keperluan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat AR-RIZA dan LANDE (1989) yang melaporkan bahwa pengembangan ternak dalam sistenl usallatani mempunyai peran yang penting karena dapat dijadikan sebagai sumber uang tunai, sumber pupuk, sumber protein dan tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani .

Selain usaha peternakan, jenis usaha yang dilakukan petani yaitu sub sektor tanaman pangan. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa R/C yang tertinggi dihasilkan dari usaha pendapman padi gogo, yang disusul jagung dan kacang tanah. Bila dilihat dari nilai R/C ketiga komoditas tanaman pangan layak untuk diusahakan.

Selanjutnya pada Tabel 3, terlihat bahwa usaha tanaman pangan dengan pola padi gogo, kacang tanah, jagungjagung mampu memberikan kontribusi pendapatan kepada petani sebesar 85,36%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan basil yang telah dilaporkan oleh ROHAENi dan (1995) yaitu berkisar antara 65,7-76,9%. Sedangkan kontribusi pendapatan dari usaha

Kalimantan Selatan, tahun 1997 dalam jumlah ternak 10 ekor (8 betina dan 2 jantan) Usaha tani

Uraian Ayam buras Itik

Fisik Nilai (Rp) Fisik Nilai (Rp)

A. Penerimaan penjualan : 437.500 472 .500

Ternak muda 157 ekor 392 .500 315 ekor 346 .500

Telur 180 butir 45 .000 360 butir 126 .000

B. Biaya total: 338 .700 391 .400

Bibit betina 8 ekor 48 .000 8 ekor 88 .000

Bibitjantan 2 ekor 15 .000 2 ekor 20 .000

Pakan 76 kaleng 156 .000 91 kaleng 182.000

Kandang 1 unit 14 .000 1 unit 14 .000

Lampu 2 buah 2.000 2 buah 2.000

Tempat makan/minum 5 buah 12 .500 5 buah 12 .500

Tenaga kerja 30,4 HOK 91 .250 24,3 HOK 72 .900

C. Pendapatan bersih W800 81 .100

(5)

Tabel2 . Analisis biaya dan pendapatan pola usahatani padi gogo, kacang tanah, dan jagung-jagung per hektar di Kabupaten Tanah Laut, tahun 1997

Keterangan : Rataan Was garapan 1,5 ha

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998

peternakan unggas yaitu ayam buras dan itik sebesar 14,64%. Besarnya kontribusi pendapatan yang dihasilkan ini tidak berbeda dengan yang dilaporkan olehDJAJANEGARAet al. (1989). Hasil

ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilaporkan ROHAENI dan TARmuDJI(1995) yang berkisar antara 2,1-6,9%.

Usahatani U r a i a n Padi Fisik gogo Nilai (Rp) kacang Fisik tanah Nilai (Rp) jagung I Fisik Nilai (Rp) jagung 11 Fisik Nilai (Rp) A. Penerimaan 1.100 kg 550.000 360kg 675.000 3.200 kg 1 .120 .000 3.100 1.085 .000 B. Biayatotal - Saprodi Benih 30 kg 11000 40 kg 88 .000 25 kg 12 .500 25 kg 12 .500 Urea 30 kg 12.750 30 kg 12 .000 100 kg 40 .000 100 kg 40 .000 SP 36/TSP 45 kg 19.125 30 kg 15 .000 200 kg 100.000 200 kg 100.000 Pupukkandang - - - - 200 kg 80 .000 200 kg 80.000 - Penyusutan

Cangkul 1 buah 600 1 buah 600 1 buah 600 1 buah 600

Parang I buah 300 1 buah 300 I buah 300 1 buah 300

- Tenaga keda :

Persiapan lahan 10 HOK 60.000 13 HOK 78 .000 28 HOK 168.000 20 HOK 160.000 Pendapman 10 HOK 25 .000 17 HOK 41500 13 HOK 32 .500 14 HOK 35 .000 Penyiangan 3 HOK 18.000 17 HOK 102.000 3 HOK 18 .000 3 HOK 18 .000 Pemupukan 2 HOK 5.000 I HOK 1500 2 HOK 5.000 2 HOK 5.000 Panen clan olah 22 HOK 163.000 116 HOK 290.000 24 HOK 60 .000 24 HOK 60 .000

C. Pendapatan bersih 342.225 44 .100 603.100 508.600

D. R/C 2,66 1,07 2,17 1,8

Tabel3. Biaya dan pendapatan usahatani lahan kering di Kabupaten Tanah Laut, tahun 1997

Komoditas Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) Persentase (%)

Unggas

1 . Ayain buras (10 ekor) 437.500 247.500 190.000 8,08

2. Itik (10 ekor) 472.500 318.500 154.000 6,56

Tanaman pangan

1 . Padi gogo (0,25 ha) 137.500 11 .193 126.306 5,38

2. Kc. tanah (0,25 ha) 168.750 28.975 139.775 5,95

3. Jagungjagwig (1 ha) 2.205.000 465.900 1 .739.100 74,03

(6)

KESIMPULAN

Kontribusi pendapatan yang diberikan dari usaha pemeliharaan unggas yaitu ayam buras dan itik masing-masing sebesar Rp.190.000,-/tahun/KK (8,08%) dan Rp 154.000,-/tahun/KK (6,56%), sedangkan dari tanaman pangan dengan penanaman padi gogo, kacang tanah, dan jagungjagung sebesar Rp 2.005.181,-/tahun/KK atau sekitar 85,36%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan Saudara M. Najib dan Mawardi sehingga tulisan ini dapat diselesaikan .

DAFTAR PUSTAKA

AR-RIZA, I. dan M. LANDE. 1990. Peranan teniak dalam usahatani tetpadu di lahan pasang sunit dan rawa. Pros. Temu Tugas dan Temu Lapang Penelitian dan Pengembangan Peteniakan Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru 22-23 Maret 1989. p. 110-118.

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN TINGKAT I KALIMANTAN SELATAN. 992 . Laporan Taliunan Dlnas 1991/1992 . Banjarbaru.

DIAJANEGARA, A., M. SABRANI, I.G. ISMAIL, dan H. SUPRIYADI. 1999 . Kajian sistein usahatani taiiainaii-ternak di lahan kering transmigrasi Batumarta. Risalah Seminar liasil penelitian Sistem Usahatani Tanaman-Temak (CASRP).Bogor, 19-21 September 1999. p. IA8 .

NOORGINAYUWATI dan A. JUMBERI. 1995. Aspek Sosial ekonotnl pengembangan ttsallatani lahan kering beriklim basah di Kalimantan Selatan. Pros. Seminar Teknologi Sistem Usahatani Lalian Rawa dan Lahan Kering. Ainuntai 22-23 September 1995 . p. 515-529.

ROHAENI, E.S. dan TARMUDJi . 1995. Sistem usahatani teniak tetpadu di daerah transmigrasi lahan kering Tanah Laut Kalimantan Selatan : Profil dan tingkat adopsi teknologi usahatani teniak. Pros. Seminar Teknologi Sistem Usahatani Lalian Rawa dan Lalian Kering. Ainuntai 22-23 September 1995 . p. 821-928.

SUB BALAI PENELITIAN VETERINER. 1992 . Sistem Usahatani Temak Terpadu di Daerah Transmigrasi Lalian Kering Kalimantan Selatan. Laporan Penelitian. Banjarbant .

SUDJADi, M. dan G. SATARI. 1986. Pengelolaan lahan kering benuasalah untuk pertanian Kumpulan Makalah Seminar Nasional Agronomi. Peragi. Jakarta.

Gambar

Tabel 3. Biaya dan pendapatan usahatani lahan kering di Kabupaten Tanah Laut, tahun 1997

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan konsentrasi yang terdapat dalam sampel kecap manis dapat dilihat dari jumlah konsentrasi rata-rata sampel kecap manis yang merupakan jumlah

Dari model, untuk parameter yang umum digunakan di lapangan dan konduktivitas listrik lapisan permukaan tanah yang biasa ditemukan, pengukuran atas suatu medium paruhruang homogen

Dari uraian di atas, terlihat bahwa pemahaman dan visual thinking merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa untuk dapat menyelesaikan masalah

Pelatihan yang dikembangkan dan diterapkan ini diharapkan akan memberikan wawasan dalam penggunaan GeoGebra sebagai alternative media visualisasi objek- objek abstrak

Menurut Siti Mutmainnah metode Tilawati dalam suatu metode atau cara belajar membaca Al-Quràn mempunyai ciri yang sangat khas yaitu menggunakan lagu rost dan pendekatan yang

yang melakukan penyebaran informasi mengenai olahraga line dance di Kota Bandung untuk dapat mencapai tujuan organisasinya, dengan batasan pada birokrasi organisasi

Berdasarkan ketujuh tahapan diatas peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dikarenakan adanya tahap dimana peserta didik wajib untuk bertanya