• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM DALAM MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM DALAM MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TEORI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM DALAM MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

A. Deskripsi Teoritik 1. Praktikum

Praktikum dalam arti sempit merupakan kegiatan pembelajaran terstruktur dan terjadwal sebagai pelengkap tatap muka teori yang dilakukan di laboratorium. Kegiatan ini dapat berupa pelaksanaan prosedur yang bersifat baku. Praktikum dapat dilakukan di laboratorium, lapangan, atau di dalam kelas dengan cara demostrasi. Demostrasi adalah cara menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu, hal ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam hal pekerjaan yang sedang di ajarkan, memperlihatkan apa yang di kerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya ( Suprijanto, 2008 : 145 ).

Pada umumnya, praktikum sains dilakukan dalam laboratorium pengajaran yaitu laboratorium yang dirancang untuk praktikum bukan untuk penelitian. Namun, kalau praktikum itu melibatkan alat canggih atau rawan yang boleh dioprasikan hanya oleh orang yang terlatih yang digunakan untuk penelitian maka praktikum dapat dilakukan di laboratorium penelitian (Unri, 2010).

2. Penilaian Praktikum

a. Pengertian Penilaian Praktikum

Penilaian praktikum adalah salah satu teknik dari penilaian pembelajaran yang terdiri dari penilaian kinerja proses dan produk praktikum (Sapriati, 2005). Penilaian kinerja (performance assessment) adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dalam diri siswa (keterampilan) (Kunandar, 2007:374). Teknik penilaian unjuk kerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas/gerak (psikomotor) (Haryati,2007 :45).

Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil bahwa penilaian praktikum adalah suatu pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang

(2)

diharapkan muncul dari suatu proses, atau penilaian terhadap apa yang dilakukan peserta didik terhadap suatu tindakan praktikum.

b. Kelebihan dan kekurangan penilaian praktikum 1) Kelebihan

Kelebihan penilaian praktikum adalah dapat menilai kompetensi berupa keterampilan, dapat diguankan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan di dalam praktik sehingga informasi penilaian menajdi lengkap, dalam pelaksanaan tidak ada peluang siswa untuk mencontek, dan guru dapat mngenal lebih dalam lagi tentang karakteristik masing-masing siswa (Kunandar, 2007:375)

2) Kekurangan

Kekurangan penilaian praktikum adalah memakan waktu yang lama, biaya yang besar dan membosankan, harus dilakukan secara penuh dan lengkap, Keterampilan yang dinilai melalui tes perbuatan mungkin sekali belum sebanding mutunya dengan keterampilan yang dituntut oleh dunia kerja karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu lebih cepat dari pada apa yang didapatkan (Kunandar, 2007:375).

c. Langkah-langkah penilaian praktikum

Berikut langkah-langkah yang dilakukan ketika akan melakukan penilaian praktikum, yaitu :

1) Identifasi semua langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruh hasil akhir (output) yang terbaik.

2) Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dilakukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik. 3) Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlau banyak sehingga

semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas). 4) Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur

atau kriteria produk yang dihasilkan (harus dapat diamati).

5) Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.

6) Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (Majid, 2006:200). d. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam melakukan Penilaain Praktikum

(3)

Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian praktikum adalah langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi, kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut, kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua yang ingin dinilai dapat diamati, dan kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati (Kunandar, 2007:374).

3. Penilaian

a. Perbedaan Penilaian dengan Evaluasi dan Pengukuran

Istilah penilaian dalam dunia pendidikan sering kali disamaartikan dengan istilah evaluasi dan pengukuran. Walaupun ketiga istilah tersebut berhubungan dengan cara mengetahui hasil belajar siswa, tetapi istilah-istilah ini memiliki pengertian yang berbeda.

Arikunto (2003:3) berpendapat kegiatan penilaian, evaluasi dan pengukuran adalah kegiatan yang berbeda, menurutnya mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif, menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif, sedangkan mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai.

Adapun Haryati (2007:14) mengartikan pengukuran (measurement) sebagai proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik. Sedangkan evaluasi (evaluation) adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu progran yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat pula melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.

Adapun pengertian ketiga istilah tersebut dalam Depdiknas (Sistem Penilaian KTSP (SMA). Pengukuran adalah kegiatan yang sistematis untuk menentukan angka pada objek atau gejala, penilaian adalah penafsiran hasil

(4)

pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar, evaluasi adalah pemantauan nilai suatu program dan penentuan tujuan suatu program.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa penilaian adalah kegiatan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.

b. Prinsip dan Tujuan Penilaian 1) Prinsip

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai, adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender, terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran, terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan, menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk membantu perkembangan kemampuan peserta didik, sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku, beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan, dan akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya (Depdiknas, Permen Diknas RI no 20 tahun 2007).

Haryati (2007:18) berpendapat bahwa prinsip-prinsip penilaian adalah memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh dan terpadu, mengembangan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri, melakukan berbagai strategi, model dan teknik penialaian dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik, mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik, mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar, menggunakan metode / teknik dan cara serta alat yang bervariasi, melakukan penilaian kelas secara

(5)

berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar.

2) Tujuan penilaian

Dalam Depdiknas (Sistem penilaian KTSP (SMA) dijelaskan tujuan dari penilaian, yaitu menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu, menentukan kebutuhan pembelajaran, membantu dan mendorong peserta didik, menentukan strategi pembelajaran, akuntabilitas lembaga, dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Tujuan penilaian menurut Chittenden (dalam Majid, 2006:187) adalah keeping track, yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana, checking up, yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran, finding out, yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran, summing up, yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum atau belum.

c. Langkah-Langkah Penilaian

Dalam melakukan penilaian langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah1) perencanaan penilaian, 2) pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar, 3) pelaporan, dan 4) penggunaan informasi tentang hasil belajar (Haryati, 2007:19).

d. Manfaat Penilaian

Terdapat enam manfaat dari penilaian dikemukakan Haryati (2007:16), yaitu bahwa penilaian dapat memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian indikator, memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan remedial dan pengayaan, umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang diguanakan, sebagai input atau masukan bagi guru untuk melakukan perbaikan dalam merancang kegiatan belajar, memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, dan memberi umpan balik bagi para pengambil kebijakan (stakeholders) dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang baik untuk digunakan.

(6)

Fungsi penilaian adalah menggambarkan sejauh mana perkembangan peserta didik telah menguasai kompetensi, mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, misalnya memilih program/penjurusan bahkan sekolah jenjang berikutnya, menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan potensi/prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat untuk mendiagnosa yang dilakukan oleh guru untuk menentukan apakah peserta didik yang bersangkutan perlu diremedial/pengayaan, menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan rancangan proses pembelajaran berikutnya, sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik (Haryati, 2007:17). f. Teknik /Cara Penilaian

Teknik cara penilaian ada tujuh, yaitu penilaian unjuk kerja (Performance), penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio dan penilaian diri (Kunandar, 2007:373).

1) Teknik penilaian unjuk kerja

Teknik penilaian unjuk kerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas/gerak (psikomotor).

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi terhadap berbagai konteks untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi dasar. Pengamatan atau observasi terhadap unjuk kerja peserta didik dapat mengunakan alat/instrument berupa skala penilaian atau daftar cek.

2) Teknik penilaian sikap

Aspek afektif sangat menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sedangkan menurut para ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat meramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada berbagai tingkah laku peserta didik seperti perhatiannya yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, kedisiplinan dalam belajar,

(7)

memiliki motivasi yang tinggi untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang sedang dipelajarinya, penghargaan dan rasa hormat terhadap guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Model atau teknik penilaian yang dapat dilakukan untuk melakukan proses penilaian sikap diantaranya : observasi perilaku, pertanyaan langsung dan laporan pribadi.

3) Teknik penilaian tertulis

Penilaian tertulis yaitu jenis penilaian dimana guru dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik dilakukan secara tertulis pula.

Pelaksanaan tes tertulis dibedakan menjadi dua yaitu bentuk penilaian uraian dan bentuk penilaian objective.

4) Teknik penilaian proyek

Penilaian proyek adalah suatu kegiatan penilaian suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi terhadap suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan penyajian data. Penilaian proyek dilakukan dari mulai perencanaan, proses pengerjaan sampai ahir proyek. Untuk itu seorang guru atau asesor perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale atau daftar cek.

5) Teknik penilaian produk

Penilaian produk adalah kegiatan penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian jenis ini meliputi kemampuan peserta didik terhadap proses pembuatan suatu produk, misalnya produk teknologi, makanan, karya seni dan lain sebagainya.

Dalam teknik penilaian produk dapat digunakan dua cara yaitu penilaian holistic dan penilaian analitik. Penilaian holistic yaitu penilaian berdasarkan keseluruhan dari produk. Sedangkan penilaian dengan cara analitik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

(8)

Penilaian portofolio sangat cocok untuk mengetahui perkembangan aspek psikomotor peserta didik dengan cara menilai kumpulan karya atau tugas yang mereka kerjakan.

Model atau teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : - Menjelaskan kepada peserta didik bahwa tidak hanya merupakan kumpulan karya atau tugas yang dipergunakan oleh guru untuk penilaian, melainkan digunakan digunakan juga oleh peserta didik itu sendiri. - menentukan bersama antar peserta didik dengan guru terhadap sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. - Kumpulkan dan simpanlah semua potofolio masing peserta didik dalam satu map folder di umah masing-masing atau loker masing-masing-masing-masing sekolah. - Berilah identitas waktu dari setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga bisa terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. - Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio beserta bobotnya dengan peserta didik. - Seorang guru meminta kepada peserta didik untuk menilai hasil karyanya secara berkesinambungan. - Setelah portofolio dinilai dan hasilnya belum memuaskan maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaikinya. - Akan lebih baik jika dibuat jadwal untuk membahas portofolio dengan mengundang orang tua atau wali peserta didik untuk menjelaskan betapa pentingnya portofolio supaya orang tua atau wali dapat mengetahui perkembangan belajarnya.

7) Teknik penilaian diri

Penilaian diri atau evaluasi diri merupakan teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri yang berkaitan dengan status, proses, dan tingkat ketercapaian kompetensi yang sedang dipelajarinya dari suatu mata pelajaran tertentu.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penilaian diri yaitu: a) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan pencapaian

indikator yang akan dinilai.

b) Menentukan kriteria atau acuan yang akan digunakan c) Merancang dan merumuskan format penilaian. d) Meminta peserta didik melakukan evaluasi diri. e) Guru menganalisis hasil penilaian secara acak.

f) Hasil analisis daripada hasil evaluasi diri peserta didik disampaikan kepada peserta didik .

(9)

4. Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Dalam menilai belajar tidak hanya melihat hasil atau prestasi tetapi keterampilan proses siswa juga perlu dinilai. Keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan aspek kognitif atau intelektual, manual dan sosial (Rustaman et al, 2003:93). Adapun pendapat dari Sukmadinata (2003:178) mengenai keterampilan proses yaitu, “Guru menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman”. Dalam keterampilan proses hal yang diperhatikan adalah proses dan keterampilan intelektual (Winataputra, 1994:176).

Keterampilan proses sains menurut Soetardjo dan Soejitno (1998:4) adalah “sebagai perangkat keterampilan kompleks yang dilakukan ilmuwan dalam melakukan penyelididkan ilmiah. Dalam keterampilan proses, Siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri sesuatu kegiatan. Siswa melakukan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat penyimpulan-penyimpulan sendiri (Sukmadinata, 2003:178).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah Keterampilan yang dimiliki siswa dalam mencari dan menemukan pengetahuan. Yang dimana pngetaguan tersebut didapat dari serangkaian percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat simpulan. b. Tujuan Keterampilan Proses Sains

Tujuan penilaian keterampilan proses sains adalah sebagai berikut.

1) Memberikan motifasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar. 2) Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa

karena hakikatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut. 3) Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam

masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah.

4) Untuk mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyatan hidup di masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi.

(10)

5) Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai problem kehidupan (Usman dan Setiawati, 1993:78).

c. Aspek Keterampilan Proses Sains

Sudjana (1988:29) menyatakan keterampilan proses sains dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu keterampilan psikomotor dan keterampilan intelektual. Keterampilan psikomotor adalah keterampilan yang bersifat perilaku, seperti mengukur tinggi tumbuhan, dan keterampilan intelektual adalah keterampilan yang bersifat penalaran logika, seperti membuat kesimpulan hasil percobaan.

Dalam keterampilan proses sains aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

Tabel.2.1

Aspek Keterampilan Proses Sains Aspek Keterampilan Proses Sains

Gega Semiawan et al AAAS Rustaman et al

i. Pengamatan ii. Pengklasifikas ian iii. Pengukuran iv. Pengidentifika sian dan pengendalian variabel v. Perumusan hipotesis, perancangan dan pelaksanaan eksperimen vi. Penyimpulan hasil eksperimen vii. Mengkomunika sikan hasil eksperimen 1. Mengobservasi atau mengamati 2. Menghitung 3. Mengukur 4. Mengklasifikasi 5. Mencari hubungan

ruang dan waktu 6. Membuat hipotesis 7. Merencanakan penelitian atau eksperimen 8. Mengendalikan variabel 9. Menginterpretasi atau menganalisis data 10. Menyusun kesimpulan sementara/infersi 11. Meramalkan/ memprediksi 12. Menerapkan/ mengaplikasi dan mengkomunikasika n 1. Mengamati (observasi) 2. Mengajukan pertanyan 3. Berkomunikasi 4. Menghitung 5. Mengukur 6. Melakukan eksperimen 7. Melakukan teknik manipulasi 8. Mengklasifikasikan memformulasikan hipotesis 9. Meramalkan 10. Menarik kesimpulan 11. Mengartikan data 12. Menguasai dan memanipulasi variabel (faktor rubah) 13. Membentuk sebuah model 14. Menyusun suatu definisi yang operasion 1. Mengamati/ observasi 2. Mengelompok kan/ mengklasifika si 3. Menafsirkan/ interpretasi 4. Meramalkan/ prediksi 5. Mengajukan pertanyaan 6. Berhipotesis 7. Merencanakan percobaan/pe nelitian 8. Menggunakan alat/bahan 9. Menerapkan konsep 10. Berkomunika si 11. Melaksanaka n percobaan/ eksperimen

(11)

Berdasarkan hasil terhadap pembandingan beberapa pendapat mengenai aspek keterampilan proses sains dapat disimpulkan bahwa Rustaman mengemukakan aspek keterampilan proses sains lebih teperinci dari pada pendapat tentang aspek keterampilan proses sains dari pada ahli lainnya. Aspek keterampilan proses sains yang dikemukakan Rustaman lebih terinci karena Rustaman memberikan indikator untuk setiap aspek keterampilan proses sains. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti mengambil rujukan mengenai aspek keterampilan proses sains dari Rustaman. Namun aspek-aspek tersebut juga disesuaikan dengan acara praktikum tumbuhan yang peneliti ambil, karena tidak mungkin semua aspek diambil, aspek yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan acara praktikum yang dilaksanakan. Praktikum yang dilaksanakan yaitu praktikum Tumbuhan Lumut, Paku dan Spermatophyta.

5. Konsep Penelitian Pengembangan a. Pengertian pengembangan

Pengembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan potensi, untuk membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu kejadian yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik. Pengembangan diarahkan untuk menyempurnakan suatu program yang telah atau sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebih baik sebagaimana (Adimihardja dan Hikmat, 2001:12) menyatakan bahwa “pengembangan juga meliputi kegiatan mengaktifkan sumber, memperluas kesempatan, mengakui keberhasilan, dan mengintegraskan kemajuan”.

b. Definisi penelitian pengembangan (Research and Development)

Penelitian penembann (research and development), yakni suatu penelitian proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi data produk-produk pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Borg dan Gall (Walter R Borg dan Meredith D. Gall, 1971: 413) bahwa Educational Research and Development (R&D) is a process used to develop and validate educational product.

United Nation Conference On Trade And Development (UNCTAD) dalam Nusa Putra (2012:69) menjelaskan bahwa Penelitian dan pengembangan (R&D) terdiri dari empat jenis kegiatan, yaitu: penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan produk, dan proses pengembangan. Penelitian dasar adalah karya eksperimental asli tanpa tujuan komersial tertentu. Penelitian terapan yang sering dilakukan oleh universitas adalah karya eksperimental asli dengan tujuan spesifik. Pengembangan produk adalah peningkatan dan perluasan produk yang ada. Proses pengembangan adalah menciptakan proses baru atau yang ditingkatkan.

(12)

Jadi, penelitian pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk.

c. Langkah-langkah penelitian pengembangan

Ada beberapa langkah-langkah penelitian dan pengembangan, di antaranya adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg & Gall dalam bukunya “Educational Research : An Introduction” (Walter R Borg dan Meredith D. Gall, 1971: 415) sebagai berikut : research and informating collecting (penelitian dan pengumpulan informasi), planning (perencanaan), develop preliminary form of product (pengembangan bentuk produk pendahuluan). Preliminary field testing (uji coba pendahuluan), main product revision (revisi terhadap produk utama), main field testing (uji coba utama), operational product revision (revisi produk operasional), operasional field testing (uji coba operasional), final produk revision (revisi produk akhir) dan dissemination and distribution (disseminasi dan distribusi).

6. Materi Tumbuhan Lumut, Paku dan Spermatophyta

Tumbuhan adalah organisme bersifat eukariotik dengan dinding sel yang tersusun dari selulosa. Sebagian besar tumbuhan memperoleh energinya dari fotosintesis. Tumbuhan mencakup tumbuhan berbiji, lumut, dan tumbuhan paku. Tumbuhan juga bisa bersifat parasit, saprofit dan epifit (Sulistyosarini, 2009:154).

a. Tumbuhan Tak Berpembuluh

Tumbuhan ini disebut dengan tumbuhan tak berpembuluh karena tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tumbuhan ini tidak mempunyai saluran atau pembuluh yang khusus untuk ,mengalirkan zat makanan.

1) Bryophyta

Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Bryophyta mempunyai beberapa ciri antara lain: telah mempunyai lapisan pelindung, struktur tubuhnya mempunyai generasi gametofit, gamet jantan diproduksi oleh anteridium dan gamet betina diproduski oleh arkegonium.

a) Kelas Hepaticopsida (Lumut Hati)

Lumut ini biasa hidup di tempat yang basah, sehingga tubuhnya berstruktur higromorf. Ada juga yang hidup di tempat-tempat kering

(13)

seperti di kulit pohon atu di atas tanah. Lumut hati merupakan tumbuhan penutup tanah yang daunnya berbentuk lembaran-lembaran yang berkelok di bagian pinggirnya. Memiliki semacam akar yang tumbuh di permukaan bawah tumbuhan hidup di tempat yang lembap dan tidak terkena sinar matahari. Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh pendek dan sebagian besar Lumut Hati memiliki sel yang mengandung minyak atsir.

b) Kelas Anthoceropsida (Lumut Tanduk)

Lumut ini biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara rhizoidnya. Lumut ini mempunyai talus yang sederhana. Hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Bagian bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan ketika fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran.

c) Kelas Bryophsida (Lumut Sejati)

Lumut sejati biasa juga disebut dengan lumut daun. Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak , di antar rumput-rumput . di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa dan sedikit yang terdapat di dalam air.

Lumut di daerah kering badan lumut ini biasa berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut ini hampit tidak pernah menghisap air dari dalam tanah. Bahkan menjaga penguapan air yang terlalu besar. Pada tempat yang sesuai spora akan berkecambah membentuk protonema, protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang dan dapat dilihat dengan mata biasa karena mirip dengan hifa cendawan. Dari protonma muncul rizoid ynag masuk kedalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut.

2) Tumbuhan Berpembuluh

Tumbuhan berpembuluh merupakan tumbuhan yang lebih sempurna daripada tumbuhan yang tidak berpembuluh.karena telah memiliki akar, batang dan daun sejati. Selain itu juga memiliki pembuluh yang merupakan jaringan pengangkut , jarringan pengangkut berupa dua pembuluh, yaitu pembuluh xylem dan floem.

(14)

a) Tumbuhan paku

Tumbuhan paku adalah tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang sudah mempunyai akar, batang dan daun sejati. Telah memiliki jaringan pengangkut xylem dan floem yang terdapat pada daun, batang dan akarnya. Tumbuhan Paku dapat hidup di atas tanah, batu atau menempel di kulit pohon. Ataupun hidup di air dan di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan .

Sebagian besar Tumbuhan Paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizhoma. Daun mulai tumbuh dari rhizoma tersebut. Daun paku muda ujungnya selalu menggulung. Daun paku dewasa terdiri atas dauin fertile dan steril. Daun yang steril adalah daun yang tidak ada bintil hitam di permukaan daunnya. Sedangkan daun fertile adalah daun yang terdapat bintil hitam di permukaan daunnya, bintil hitam ini adalah kumpulan sporangium yang disebut sorus.

b) Tumbuhan berbiji

Tumbuhan biji adalah jenis tumbuhan yang paling sempurna, baik alat tubuh maupun alat perkembangbiakannya. Tumbuhan biji memiliki alat tubuh yang lengkap yang terdiri atas akar, batang, daun dan mempunyai bunga sebagai alat perkembangbiakannya.

- Tumbuhan berbiji terbuka

Tumbuhan berbiiji terbuka adalah tumbuhan yang letak bakal bijinya terbuka dan tidak terlindungi oleh daun buah. Biasanya mempunyai akar tunggang meskipun ada juga yang mempunyai akar serabut. Seperti Pakis Haji. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam strobilus atau runjung. Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua. Dikatakan strobilus berumah satu jika strobilus jantan dan strobilus betina berada pada satu pohon. Sedang dikatakan strobilus berumah dua adalah bunga jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda. Misalnya terdapat pada pakis haji.

- Tumbuhan Berbiji Tertutup

Tumbuhan berbiji tertutup adalah tumbuhan yang telah memiliki akar, batang dan daun sejati. Bijinya itu sudah terbungkus oleh daun buah. Menurut jumlah keeping bijinya tumbuhan biji tertutup dibagi kedalam :

(15)

 Tumbuhan Biji Berkeping Satu (Monokotil)

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu daun lembaga pada bijinya. Selain itu juga tumbuhan ini mempunyai ciri biji berkeping satu, berakar serabut, batang tidak bercabang dan tidak berkambium, ruas-ruas batang jelas terlihat, tulang daun sejar dan melengkung, daun berposisi dengan letak daun yang berseling, dan

umumnya bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya.  Tumbuhan Biji Berkeping Dua (Dikotil)

Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang bijinya mempunyai dua daun lembaga. Ciri lain yang dimiliki tumbuhan dikotil adalah mempunyai akar tunggang, batang bercabang dengan ruas-ruas batang yang tidak tampak, daun mempunyai tulang daun menyirip atau menjari dengan letak yang menyebar atau berkarang. Bagian bunga berjumlah 2,4,5 atau kelipatannya . serta mempunyai cambium dan berkas pembuluh (Ari Sulistyosarini, 2009:154).

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang menjadi sumber bacaan dan sumber inspirasi penulis dalam melakukan penelitian dan Pengembangan instrumen penilaian praktikum Tumbuhan Lumut, Paku dan Spermatophyta dalam menilai keterampilan proses sains siswa sebagai tema penelitian yang dilakukan di MA Nurul Huda Munjul ini. Penelitian-penelitian tersebut merupakan penelitian dan pengembangan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penulis merasa penelitian tersebut relevan dengan penelitian dan pengembangan ini. Penelitian-penelitian tersebut adalah :

Penelitian dengan judul “Pengembangan instrumen penilaian praktikum menghitung populasi” yang disusun oleh Amalia Sapriati pada tahun 2005. Pengembangan instrumen tersebut menggunakan model pengembangan yang dikembangkan oleh penulis sendiri, yaitu pengembangan kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, menentukan skala butir dan penafsiran nilai, menganalisis validitas isi, menyamakan persepsi penilaian dengan pelatihan, melakukan uji coba instrumen, menganalisis validitas konstruk, reliabilitas, dan menyempurnakan instrumen. Data yang terkumpul berupa hasil pengamatan terhadap 85 siswa yang diamati oleh 2 orang guru yang bekerja independen. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) instrumen dapat digunakan untuk penilaian praktikum karena teknik penilaian dan tugas kinerja sesuai dengan kurikulum dan bahan

(16)

pelajaran, materi instrumen memenuhi syarat validitas isi, (2) instrumen yang dikembangkan berisi konstruk yang ditetapkan walaupun sebaran butir pada setiap faktor belum sesuai dengan yang ditentukan, (3) instrumen hasil pengembangan merupakan instrummen yang reliabel dalam mengukur hal yang diukur, pasangan penilai telah memiliki kesamaan persepsi dalam memahami indikator dan kriteria penilaian praktikum kinerja produk, namun belum memiliki hal yang sama untuk instrumen penilaian praktikum kinerja proses

Penelitian yang berjudul “Pengembangan instrumen penilaian fotosintesis” yang disusun oleh Amalia Sapriati pada tahun 2006. Prosedur pengembangan instrumen pada penelitian ini melalui tahapan mengkaji teori untuk merumuskan dimensi dan aspek penilaian, membuat kisi-kisi dan instrumen, serta mengkonsultasikan draft instrumen kepada ahli (panelis yaitu guru inti dan dosen) dan merevisinya. Hasil konsultasi menunjukkan bahwa teknik penilaian dan tugas kinerja praktikum sesuai dengan kurikulum dan bahan pelajaran, aspek keterwakilan kemampuan oleh indikator yang diajukan dan kejelasan kriteria cukup baik untuk selanjutnya indikator diujicobakan secara empiris di dalam kelas.

Penelitian yang berjudul “Pengembangan instrumen penilaian praktikum uji kandungan nutrisi pada makanan dalam menilai keterampilan proses sains siswa kelas IX di SMA NEGERI 1 Karangwareng kebupaten Cirebon” yang disusun oleh Fatimatuzzahro pada tahun 2009. Model penelitian dan pengembangan ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Amalia Sapriati (2005). Hasil analisis instrumen penilai keterampilan proses sains siswa menunjukkan semua indikator keempat aspek tersebut valid dan keempat aspek tersebut merupakan instrumen yang reliabel, di mana nilai korelasi Pearsonnya > 0,329 dan probabilitas korelasinya < 0,05, dan memiliki indeks reliabilitas Alfa Cronbach > 0,60.

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Penilaian Berbasis Kelas Untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Reaksi Reduksi dan Oksidasi” yang disusun disusun oleh Fusti Yunnita pada tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah Reseach and Development (R & D) yang terdiri dari tahapan identifikasi silabus, analisis kajian literatur dan jenis instrumen, perancangan instrumen, validasi dan revisi instrumen, uji coba instrumen dan revisi produk.

Penelitian yang berjudul “Pengembangan instrument penilaian produk bangun ruang sisi datar tingkat SMP/MTS di Kecamatan Astanajapura kabupaten Cirebon” yang disusun oleh Ali Zaenal Abidin pada tahun 2012. Metode penelitian yang dilakukan adalah Reseach and Development (R & D) yang terdiri dari tahapan studi pendahuluan, desain

(17)

instrumen, validasi desain (expert judgement), revisi desain, uji coba/ kalibrasi instrumen, analisis reliabilitas, revisi instrumen, uji coba dan evaluasi pemakaian instrumen, dan penarikan kesimpulan. Pada instrumen ini ada 11 indikator. Indikator-indikator tersebut adalah menyediakan alat dan bahan, memilih bentuk jaring-jaring, menentukan ukuran model bangun ruang, menggunakan pensil dan penggaris, menggunakan jangka, menggunakan busur derajat, kebenaran bentuk jaring, kebenaran ukuran jaring-jaring, membentuk model bangun ruang, kebenaran bentuk dan ukuran model bangun ruang dan kerapihan model bangun ruang.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempermudah dalam dalam merancang system ini, maka dibuat aplikasi pengolahan data yang meliputi Data Flow Diagram (DFD) yaitu dengan Diagram Konteks dan Diagram Zero dan

Telukbetung Timur Kota Bandar Lampung Tahun 2018 secara umum pendamping Program Keluarga Harapan sudah melaksanakan tugas dan perannya dengan cukup optimal namun dalam

Oleh karena itu laksanakan pernikahan yang sesuai diajarkan oleh Para Nabi dan Rasul, agar kamu tidak jauh dari sisi Allah SWT.. “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa

Secara kuantitatif, nilai yang diperoleh dari evaluasi pada siklus ketiga ini belum cukup menggembirakan, karena capaian gabungan nilai A dan B-nya baru sebesar 58%, lebih rendah

Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Ahmed dan Duelman (2007) yang menunjukkan bahwa variabel jumlah dewan komisaris tidak signifikan terhadap

Jika kekuatan isolasi dari minyak trafo ini tinggi maka proteksi dielektrik minyak terhadap peralatan tegangan tinggi akan memiliki keandalan yang sangat tinggi. Wahyudi, “Analysis

Cara yang dapat digunakan adalah dengan mengatur pergerakan yang terjadi pada persimpangan dengan menggunakan lalu lintas (Simpang Bersinyal). Meski demikian,

Berdasarkan hasil pembelajaran IPS di SD Inpres Sipayo cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media. Guru masih mendominasi proses