• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

V-1

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

5.1. ARAHAN RTRW KABUPATEN SRAGEN

Kebijakan strategis Kabupaten Sragen berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sragen Tahun 2011 – 2031 yang terkait dengan Penyusunan RPI2-JM Kabupaten Sragen sebagai berikut :

A. Tujuan Penataan Ruang

Penataan ruang Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten berbasis Pro investasi Pertanian, Industri, Pariwisata (PERTIWI) yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan.

B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

a. Kebijakan pengembangan kawasan perdesaan berbasis pertanian pangan. 1). meningkatkan produktivitas hasil pertanian pangan;

2). meningkatkan kegiatan pertanian berbasis hortikultura; dan

3). mengembangkan pusat pengolahan dan hasil pertanian pada pusat produksi yang berada di kawasan perdesaan.

b. Kebijakan pengembangan kawasan agropolitan.

1). meningkatkan produksi, pengolahan, dan pemasaran produk pertanian unggulan Kabupaten;

2). mengembangkan infrastruktur penunjang agropolitan; dan 3). mengembangkan kelembagaan penunjang agropolitan.

c. Kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan produktif.

1). menetapkan lahan sawah irigasi menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan; 2). mengarahkan perkembangan kegiatan terbangun pada lahan-lahan yang bukan lahan

sawah irigasi dan/atau lahan kering kurang produktif; 3). mengembangkan dan merevitalisasi jaringan irigasi; dan 4). meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

d. Kebijakan pengembangan kawasan peruntukan industri. 1). mengembangkan kawasan industri terpadu;

2). mengembangkan wilayah industri pada lahan-lahan yang kurang produktif;

3). mengembangkan dan meningkatkan jaringan infrastruktur pada wilayah industri; dan 4). kemudahan perizinan untuk kegiatan industri ramah lingkungan.

e. Kebijakan pengembangan kegiatan industri berbasis hasil pertanian.

1). mengembangkan kegiatan industri rumah tangga berbahan baku hasil pertanian; dan 2). mengembangkan kawasan agroindustri.

(2)

V-2

f. Kebijakan pengembangan pariwisata alam dan buatan.

1). mengembangkan kawasan wisata alam yang berbasis pelestarian alam;

2). mengembangkan kawasan wisata buatan yang berbasis keanekaragaman flora dan fauna;

3). meningkatkan daya tarik wisata dan pemasaran wisata; dan

4). meningkatkan peran masyarakat dalam perwujudan kabupaten tujuan wisata. g. Kebijakan pengembangan prasarana wilayah Kabupaten.

1). meningkatkan kualitas jaringan jalan yang menghubungkan simpul-simpul kawasan produksi dengan kawasan pusat pemasaran;

2). meningkatkan pelayanan sistem energi dan telekomunikasi yang berada di kawasan perdesaan;

3). mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air;

4). mengembangkan sistem jaringan limbah yang berada di permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan industri;

5). mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana alam; dan

6). mengembangkan sistem sanitasi lingkungan yang berada di kawasan perkotaan. h. Kebijakan pengembangan pusat-pusat pelayanan yang mampu mendorong pertumbuhan

dan pemerataan perkembangan ekonomi wilayah.

1). membagi wilayah fungsional Kabupaten berdasarkan morfologi dan kondisi sosial ekonomi kabupaten;

2). mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu berfungsi sebagai PKLp; 3). mengoptimalkan peran ibukota kecamatan sebagai PPK dan PPL;

4). membentuk pusat pelayanan permukiman perdesaan pada tingkat dusun dan permukiman perdesaan yang berbentuk kluster;

5). mengembangkan pusat kawasan perdesaan secara mandiri;

6). mengembangkan kawasan perdesaan potensial secara ekonomi dan desa pusat pertumbuhan; dan

7). meningkatkan interaksi antara pusat kegiatan perdesaan dan perkotaan secara berjenjang.

i. Kebijakan pengembangan pusat pemasaran hasil komoditas kabupaten pada kawasan perkotaan.

1). meningkatkan fungsi pengumpul dan pendistribusi komoditas ekonomi perdesaan pada PPL dan PPK; dan

2). meningkatkan fungsi pengumpul dan pendistribusi komoditas ekonomi kabupaten ke luar daerah pada PKL dan PKLp.

j. Kebijakan peningkatan pelestarian kawasan lindung.

1). menentukan deliniasi kawasan lindung berdasarkan sifat perlindungannya; 2). menetapkan luas dan lokasi masing-masing kawasan lindung;

3). melakukan pengolahan tanah dengan pola terasiring dan penghijauan pada lahan-lahan rawan longsor dan erosi; dan

4). pengembangan budidaya tanaman tahunan pada lahan-lahan kawasan lindung yang dimiliki masyarakat.

(3)

V-3

k. Kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

1). mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;

2). mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

3). mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan

4). turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan.

C. Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Sragen meliputi :

1). Rencana sistem pusat pelayanan terdiri atas :

a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:

 pengembangan PKL berada di Perkotaan Sragen;  pengembangan PKLp berada di Perkotaan Gemolong;  pengembangan PPK meliputi :

- Kecamatan Gondang; - Kecamatan Kalijambe; - Kecamatan Masaran;

- Kecamatan Sumberlawang; dan - Kecamatan Tangen.

b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi :  Desa Tegaldowo berada di Kecamatan Gemolong;

 Desa Purworejo berada di Kecamatan Gemolong;  Desa Taraman berada di Kecamatan Sidoharjo;  Desa Karang Jati berada di Kecamatan Kalijambe;  Desa Jeruk berada di Kecamatan Miri;

 Desa Pendem berada di Kecamatan Sumberlawang;  Desa Gawan berada di Kecamatan Tanon;

 Desa Dari berada di Kecamatan Plupuh;

 Desa Pagak berada di Kecamatan Sumberlawang;  Desa Jati Tengah berada di Kecamatan Sukodono;  Desa Tanggan berada di Kecamatan Gesi;

 Desa Banyuurip berada di Kecamatan Jenar;  Desa Karangmalang berada di Kecamatan Masaran;  Desa Kliwonan berada di Kecamatan Masaran;  Desa Mojokerto berada di Kecamatan Kedawung;  Desa Saradan berada di Kecamatan Karangmalang;

 Desa Sambungmacan berada di Kecamatan Sambungmacan;  Desa Gabus berada di Kecamatan Ngrampal;

 Desa Blimbing berada di Kecamatan Sambirejo;  Desa Srimulyo berada di Kecamatan Gondang;  Desa Dukuh berada di Kecamatan Tangen; dan  Desa Kedungupit berada di Kecamatan Sragen.

(4)

V-4 2). Rencana sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Sragen meliputi :

 Rencana sistem jaringan transportasi;  Rencana sistem jaringan energi;

 Rencana sistem jaringan telekomunikasi;

 Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air; dan  Rencana sistem jaringan prasarana lainnya.

Secara spasial rencana struktur ruang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Peta Rencana

(5)

V-5

(6)

V-6 D. Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Sragen meliputi :

1). Kawasan lindung

a) Kawasan hutan lindung, meliputi :

(1) Kawasan hutan yang dikelola oleh negara dan berfungsi lindung, berada di Gunung Banyak Kecamatan Gesi dengan luas kurang lebih 55 (lima puluh lima) hektar.

(2) Kawasan lindung di luar kawasan hutan yang mempunyai kriteria fisiografi seperti hutan lindung, dengan luas kurang lebih 2.573 (dua ribu lima ratus tujuh puluh tiga) hektar meliputi :

 Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Sukodono; dan  Kecamatan Mondokan.

b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air. Kawasan resapan air meliputi :

 Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Sumberlawang;  Kecamatan Mondokan;  Kecamatan Miri;  Kecamatan Kalijambe;  Kecamatan Dawung;  Kecamatan Tangen;  Kecamatan Jenar; dan  Kecamatan Sambungmacan.

c) Kawasan perlindungan setempat, meliputi :

(1) Kawasan sempadan sungai dan saluran, terdiri atas :

 sempadan sungai dengan luas kurang lebih 2.505 (dua ribu lima ratus lima) hektar, meliputi :

 Sungai Bengawan Solo beserta anak sungainya yang melewati : Kecamatan Masaran; Kecamatan Plupuh; Kecamatan Sidoharjo; Kecamatan Tanon; Kecamatan Ngrampal; Kecamatan Gesi; Kecamatan Tangen; Kecamatan Sambungmacan; dan Kecamatan Jenar.

 Sungai Grompol yang melewati Kecamatan Masaran dan Kecamatan Plupuh.

 Sungai Mungkung yang melewati Kecamatan Kedawung; Kecamatan Masaran; Kecamatan Sidoharjo; Kecamatan Sragen; dan Kecamatan Ngrampal.

 Sungai Garuda yang melewati Kecamatan Sragen dan Kecamatan Ngrampal.

 Anak Sungai Bengawan Solo meliputi: Sungai Grompol; Sungai Mungkung; Sungai Garuda; Sungai Cemoro; Sungai Kedungdowo; Sungai Kenataan; Sungai Pagah; Sungai Sawur; Sungai Pojok; Sungai Ngrejeng; Sungai

(7)

V-7

 Sempadan saluran irigasi meliputi seluruh saluran Daerah Irigasi di wilayah kabupaten.

(2) Kawasan sekitar waduk, meliputi :

 Kawasan sekitar Waduk Kedungombo dengan luas kurang lebih 282 (dua ratus delapan puluh dua) hektar; dan

 Kawasan sekitar waduk dengan total luas kurang lebih 53 (lima puluh tiga) hektar meliputi: Waduk Ketro; Waduk Botok; Waduk Kembangan; Waduk Brambang; Waduk Tewel; Waduk Gebyar; Waduk Blimbing; dan Waduk Gembong.

(3) Kawasan sekitar embung

Kawasan sekitar embung dengan luas kurang lebih 1.889 (seribu delapan ratus delapan puluh sembilan) hektar meliputi :

 Kecamatan Tangen;  Kecamatan Karangmalang;  Kecamatan Kedawung;  Kecamatan Tanon;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Mondokan;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Jenar;  Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Masaran;  Kecamatan Plupuh;  Kecamatan Sragen;  Kecamatan Kalijambe;  Kecamatan Gemolong;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Plupuh. (4) RTH kawasan perkotaan.

RTH kawasan perkotaan dengan luas RTH kurang lebih 4.110 (empat ribu seratus sepuluh) hektar atau 30% (tiga puluh persen) luas seluruh perkotaan meliputi:  RTH Kawasan Perkotaan Sragen;  RTH perkotaan Gemolong;  RTH perkotaan Gondang;  RTH perkotaan Tangen;  RTH perkotaan Masaran;  RTH perkotaan Kalijambe;  RTH perkotaan Tanon;  RTH perkotaan Karangmalang;  RTH perkotaan Sidoharjo;  RTH perkotaan Ngrampal;  RTH perkotaan Plupuh;  RTH perkotaan Sambungmacan;  RTH perkotaan Sambirejo;  RTH perkotaan Sumberlawang;  RTH perkotaan Miri;  RTH perkotaan Mondokan;  RTH perkotaan Sukodono;  RTH perkotaan Kedawung;  RTH perkotaan Gesi;  RTH perkotaan Jenar. d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas :

(1) Suaka alam dengan luas kurang lebih 104 (seratus empat) hektar berupa Kawasan Suaka Margasatwa berada di Gunung Tunggangan Kecamatan Sambirejo.

(2) Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :

 Kawasan cagar budaya Situs Purbakala Sangiran di Kecamatan Kalijambe;  Kawasan cagar budaya Masjid Butuh di Kecamatan Plupuh; dan

(8)

V-8

e) Kawasan Lindung Geologi, meliputi :

(1) Kawasan cagar alam geologi berupa kawasan keunikan batuan dan fosil berada di Kecamatan Kalijambe; dan

(2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah meliputi: kawasan sempadan mata air; dan kawasan imbuhan air tanah meliputi kawasan resapan air pada Cekungan Air Tanah (CAT) Karanganyar - Boyolali.

f) Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi : (1) Kawasan rawan banjir, meliputi :

 Kecamatan Masaran;  Kecamatan Sidoharjo;  Kecamatan Sragen;  Kecamatan Plupuh;  Kecamatan Tanon;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Tangen;  Kecamatan Jenar;  Kecamatan Sukodono;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Ngrampal. (2) Kawasan rawan gerakan tanah, meliputi:

 Kawasan nendatan disertai retakan dengan luas sekitar 7 (tujuh) hektar berada di Desa Gading Kecamatan Tanon; dan

 Kawasan rawan longsor dengan luas kurang lebih 122 (seratus dua puluh dua) hektar berada di Kecamatan Sambirejo.

(3) Kawasan rawan kekeringan, meliputi:  Kecamatan Tangen;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Jenar;  Kecamatan Mondokan;  Kecamatan Sukodono;  Kecamatan Miri;  Kecamatan Sumberlawang;  Kecamatan Sambirejo. (4) Kawasan rawan angin topan meliputi:

 Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Gondang; dan  Kecamatan Jenar.

(5) Kawasan Lindung Lainnya

Kawasan lindung lainnya berupa kawasan perlindungan plasma nutfah. Kawasan perlindungan plasma nutfah berupa kawasan perlindungan plasma nutfah perairan meliputi:

 Kawasan Waduk Kedung Ombo;  Waduk Brambang;

 Waduk Gebyar; dan  Waduk Ketro.

2). Kawasan budidaya

a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, meliputi :

(1) Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih 468 (empat ratus enam puluh delapan) hektar berada di Kecamatan Sumberlawang.

(2) Kawasan hutan produksi tetap dengan luas kurang lebih 4.618 (empat ribu enam ratus delapan belas) hektar meliputi :

(9)

V-9

 Kecamatan Tangen;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Sukodono;

 Kecamatan Sumberlawang; dan  Kecamatan Miri.

b) Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luas kurang lebih 21.625 (dua puluh satu ribu enam ratus dua puluh lima) hektar terdiri atas :

 hutan rakyat swadaya dengan luas kurang lebih 7.482 (tujuh ribu empat ratus delapan puluh dua) hektar; dan

 hutan rakyat pembangunan dengan luas kurang lebih 14.143 (empat belas ribu seratus empat puluh tiga) hektar.

Kawasan hutan rakyat meliputi:  Kecamatan Kalijambe;  Kecamatan Tangen;  Kecamatan Jenar;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Mondokan;  Kecamatan Sukodono;  Kecamatan Tanon;  Kecamatan Plupuh;  Kecamatan Gemolong;  Kecamatan Miri;  Kecamatan Sumberlawang;  Kecamatan Karangmalang;  Kecamatan Kedawung;  Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Gondang;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Masaran;  Kecamatan Sragen;  Kecamatan Sidoharjo;  Kecamatan Ngrampal. c) Kawasan Peruntukan Pertanian, terdiri atas :

(1) Kawasan peruntukan tanaman pangan, meliputi :

 Pertanian lahan basah dengan luas kurang lebih 40.339 (empat puluh ribu tiga ratus tiga puluh sembilan) hektar berada di seluruh kecamatan di kabupaten meliputi:

 sawah irigasi dengan luas kurang lebih 25.799 (dua puluh lima ribu tujuh ratus sembilan puluh sembilan) hektar; dan

 sawah bukan irigasi dengan luas kurang lebih 14.540 (empat belas ribu lima ratus empat puluh) hektar.

 Pertanian lahan kering dengan luas kurang lebih 24.795 (dua puluh empat tujuh ratus sembilan puluh lima) hektar meliputi:

 Kecamatan Tangen;  Kecamatan Jenar;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Mondokan;  Kecamatan Sukodono;  Kecamatan Tanon;  Kecamatan Plupuh;  Kecamatan Kalijambe;  Kecamatan Miri;  Kecamatan Sumberlawang;  Kecamatan Karangmalang;  Kecamatan Kedawung;  Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Gondang;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Masaran.

(10)

V-10

(2) Kawasan peruntukan hortikultura, meliputi :  Kecamatan Tangen;  Kecamatan Jenar;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Mondokan;  Kecamatan Sukodono;  Kecamatan Tanon;  Kecamatan Plupuh;  Kecamatan Kalijambe;  Kecamatan Gemolong;  Kecamatan Miri;  Kecamatan Sumberlawang;  Kecamatan Karangmalang;  Kecamatan Kedawung;  Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Gondang;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Masaran. (3) Kawasan peruntukan perkebunan, meliputi :

 Cengkeh, karet dan kopi meliputi : Kecamatan Sambirejo; dan Kecamatan Kedawung; dan

 Kelapa tersebar di seluruh kecamatan. (4) Kawasan peruntukan peternakan, meliputi :

 Rencana pengembangan ternak besar berada di seluruh kecamatan.  Rencana pengembangan ternak kecil berada di seluruh kecamatan.  Rencana pengembangan peternakan unggas, meliputi :

 Peternakan unggas skala besar meliputi: o Kecamatan Sambirejo; o Kecamatan Sukodono; o Kecamatan Mondokan; o Kecamatan Jenar; o Kecamatan Gesi; o Kecamatan Miri;

o Kecamatan Sumberlawang; dan o Kecamatan Masaran.

 Peternakan unggas sekala kecil tersebar di seluruh kecamatan. d) Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan peruntukan perikanan berupa budidaya perikanan darat meliputi:

 Pengembangan perikanan budidaya berupa keramba jaring apung berada di Waduk Kedung Ombo Kecamatan Sumberlawang dan Kecamatan Miri; dan  Pengembangan perikanan budidaya berupa kolam ikan tersebar di seluruh

kecamatan.

e) Kawasan Peruntukan Pertambangan, meliputi : (1) Kawasan pertambangan mineral meliputi :

 Kawasan pertambangan mineral non logam meliputi :

 Bentonic berada di Kecamatan Gesi, Sukodono dan Mondokan;  Talk berada di Kecamatan Gesi; dan

 Diatome berada di Kecamatan Kalijambe, Tangen dan Tanon.  Kawasan pertambangan mineral batuan, meliputi :

(11)

V-11

o Kecamatan Jenar;

o Kecamatan Sambungmacan; dan o Kecamatan Gondang.

 Andesit berada di seluruh kecamatan;  Trass berada di seluruh kecamatan;

 Batu pasir meliputi : Kecamatan Masaran; Kecamatan Plupuh; Kecamatan Sidoharjo; Kecamatan Gesi; Kecamatan Ngrampal; Kecamatan Tangen; Kecamatan Jenar; dan Kecamatan Sambungmacan.

(2) Kawasan pertambangan panas bumi berupa potensi tambang panas bumi, berada di Kecamatan Sambirejo.

(3) Kawasan pertambangan migas berupa potensi tambang migas Blok IV Wilayah Cepu meliputi :

a. Kecamatan Gemolong; dan b. Kecamatan Ngrampal.

f) Kawasan Peruntukan Industri, meliputi :

(1) Rencana kawasan peruntukan industri besar berada di Kecamatan Sumberlawang dengan luas kurang lebih 120 (seratus dua puluh) hektar.

(2) Rencana kawasan peruntukan industri menengah dengan luas kurang lebih 1.480 (seribu empat ratus delapan puluh) hektar meliputi:

 Peruntukan kawasan industri terpadu, berada di Kecamatan Kalijambe dengan luas kurang lebih 200 (dua ratus) hektar.

 Peruntukan industri menengah, meliputi :  Kecamatan Masaran;  Kecamatan Sidoharjo;  Kecamatan Ngrampal;  Kecamatan Sragen;  Kecamatan Gondang;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Jenar; dan  Kecamatan Sumberlawang.

(3) Kawasan peruntukan industri kecil dan/atau mikro berada di seluruh wilayah Kabupaten, dengan jenis kegiatan industri yang dikembangkan meliputi : industri pengolahan hasil pertanian; industri konveksi; industri kerajinan; dan industri makanan.

g) Kawasan Peruntukan Pariwisata, meliputi :

(1) Kawasan atraksi wisata dan/atau destinasi pariwisata meliputi:  Kawasan atraksi wisata alam meliputi:

 Kawasan wisata Pemandian Air Panas (PAP) Bayanan dan PAP Ngunut berada di Kecamatan Sambirejo; dan

 Kawasan wisata Waduk Kedung Ombo berada di Kecamatan Sumberlawang.

(12)

V-12  Kawasan wisata Makam Pangeran Samudro Gunung Kemukus berada di

Kecamatan Sumberlawang;

 Kawasan wisata Desa Batik meliputi: Desa Batik Kliwonan berada di Kecamatan Masaran; Desa Batik Pilang berada di Kecamatan Masaran; Desa Batik Sidodadi berada di Kecamatan Masaran; Desa Batik Jabung berada di Kecamatan Plupuh; Desa Batik Gedongan berada di Kecamatan Plupuh; dan Desa Batik Pungsari berada di Kecamatan Plupuh;

 Wisata Makam Butuh berada di Kecamatan Plupuh; dan

 Kawasan wisata Purbakala Sangiran berada di Kecamatan Kalijambe.  Kawasan atraksi wisata buatan meliputi:

 Wisata Ndayu Alam Asri berada di Kecamatan Karangmalang.

 Wisata kolam renang meliputi: Kecamatan Sragen; Kecamatan Kalijambe; dan Kecamatan Sidoharjo.

Wisata kolam renang, pemancingan dan water boom meliputi: Kecamatan Gemolong; dan Kecamatan Karangmalang.

(2) Kawasan usaha jasa pariwisata dan/atau industri pariwisata meliputi:  Kecamatan Sragen;  Kecamatan Gemolong;  Kecamatan Kalijambe;  Kecamatan Karangmalang;  Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Sumberlawang;  Kecamatan Plupuh; dan  Kecamatan Masaran.

h) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi : (1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi :

 Kawasan permukiman perkotaan ibukota Kabupaten, berupa kawasan permukiman perkotaan Sragen.

 Kawasan permukiman perkotaan ibukota kecamatan, berada di seluruh kecamatan.

 Pengembangan kawasan permukiman perkotaan khusus, berupa kawasan pengembangan perumahan skala besar mencakup perumahan mewah, menengah dan sederhana yang ditunjang dengan fasilitas rekreasi, olahraga dan fasilitas sosial umum lainnya secara terpadu, yang berada di Kecamatan Kalijambe.

(2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah kabupaten. i) Kawasan Peruntukan Lainnya, terdidi atas :

(1) Kawasan peruntukan perdagangan barang dan jasa, berupa kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan bongkar muat barang, kegaiatan jual beli barang dan jasa, serta prasarana dan sarana penunjang kegiatan perdagangan barang dan jasa mencakup perkantoran dan pergudangan. Rencana pengembangan kawasan perdagangan barang dan jasa meliputi :

(13)

V-13

 Kawasan perdagangan barang dan jasa meliputi:  ruas jalan jetis/kroyo – batujamus;

 ruas jalan pungkruk – gemolong;  ruas jalan solo –mantingan; dan  ruas jalan solo – purwodadi.

(2) Kawasan pertahanan dan keamanan, berupa kawasan pertahanan dan keamanan kabupaten meliputi:

 Kawasan pertahanan berada di kawasan Gunung Banyak Kecamatan Gesi;  Kodim dan Polres Sragen;

 Batalyon Infantri 408 Subhasta; dan

 Koramil dan Polsek yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten.

Secara spasial rencana pola ruang Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Peta Rencana Pola

(14)

V-14

(15)

TABEL V. 1

ARAHAN RTRW KABUPATEN SRAGEN UNTUK BIDANG CIPTA KARYA

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

KAWASAN LINDUNG (1) RTH kawasan perkotaan

RTH kawasan perkotaan dengan luas RTH kurang lebih 4.110 (empat ribu seratus sepuluh) hektar atau 30% (tiga puluh persen) luas seluruh perkotaan meliputi:  RTH Kawasan Perkotaan Sragen;

 RTH perkotaan Gemolong;  RTH perkotaan Gondang;  RTH perkotaan Tangen;  RTH perkotaan Masaran;  RTH perkotaan Kalijambe;  RTH perkotaan Tanon;  RTH perkotaan Karangmalang;  RTH perkotaan Sidoharjo;  RTH perkotaan Ngrampal;  RTH perkotaan Plupuh;  RTH perkotaan Sambungmacan;  RTH perkotaan Sambirejo;  RTH perkotaan Sumberlawang;  RTH perkotaan Miri;  RTH perkotaan Mondokan;  RTH perkotaan Sukodono;  RTH perkotaan Kedawung;  RTH perkotaan Gesi;  RTH perkotaan Jenar.

(2) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya, terdiri atas :

a. Suaka alam dengan luas kurang lebih 104 (seratus empat) hektar berupa Kawasan Suaka Margasatwa berada di Gunung Tunggangan Kecamatan Sambirejo.

b. Cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :

 Kawasan cagar budaya Situs Purbakala Sangiran di Kecamatan Kalijambe;  Kawasan cagar budaya Masjid Butuh di Kecamatan Plupuh; dan

 Kawasan cagar budaya Masjid Bulu. KAWASAN BUDIDAYA

a) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi: (1) Kawasan permukiman perkotaan, meliputi:

1). RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN TERDIRI ATAS : a) Rencana sistem perkotaan terdiri atas:

 pengembangan PKL berada di Perkotaan Sragen;  pengembangan PKLp berada di Perkotaan Gemolong;  pengembangan PPK meliputi :

- Kecamatan Gondang; - Kecamatan Kalijambe; - Kecamatan Masaran;

- Kecamatan Sumberlawang; dan - Kecamatan Tangen.

b) Rencana sistem perdesaan berupa pengembangan PPL, meliputi :  Desa Tegaldowo berada di Kecamatan Gemolong;

 Desa Purworejo berada di Kecamatan Gemolong;  Desa Taraman berada di Kecamatan Sidoharjo;  Desa Karang Jati berada di Kecamatan Kalijambe;  Desa Jeruk berada di Kecamatan Miri;

 Desa Pendem berada di Kecamatan Sumberlawang;  Desa Gawan berada di Kecamatan Tanon;

 Desa Dari berada di Kecamatan Plupuh;

 Desa Pagak berada di Kecamatan Sumberlawang;  Desa Jati Tengah berada di Kecamatan Sukodono;  Desa Tanggan berada di Kecamatan Gesi;  Desa Banyuurip berada di Kecamatan Jenar;  Desa Karangmalang berada di Kecamatan Masaran;  Desa Kliwonan berada di Kecamatan Masaran;  Desa Mojokerto berada di Kecamatan Kedawung;  Desa Saradan berada di Kecamatan Karangmalang;

 Desa Sambungmacan berada di Kecamatan Sambungmacan;  Desa Gabus berada di Kecamatan Ngrampal;

 Desa Blimbing berada di Kecamatan Sambirejo;  Desa Srimulyo berada di Kecamatan Gondang;  Desa Dukuh berada di Kecamatan Tangen; dan  Desa Kedungupit berada di Kecamatan Sragen. 2). RENCANA PENGEMBANGAN AIR MINUM

a) Rencana pengembangan prasarana air minum, pemanfaatan air permukaan, pemanfaatan air hujan dan penggunaan air tanah meliputi :

(16)

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG  Kawasan permukiman perkotaan ibukota Kabupaten, berupa kawasan

permukiman perkotaan Sragen.

 Kawasan permukiman perkotaan ibukota kecamatan, berada di seluruh kecamatan.

 Pengembangan kawasan permukiman perkotaan khusus, berupa kawasan pengembangan perumahan skala besar mencakup perumahan mewah, menengah dan sederhana yang ditunjang dengan fasilitas rekreasi, olahraga dan fasilitas sosial umum lainnya secara terpadu, yang berada di Kecamatan Kalijambe.

(2) Kawasan permukiman perdesaaan, tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

 pengembangan prasarana air minum di kawasan perkotaan dan perdesaan yang rawan kebutuhan air bersih;

 pemanfaatan air hujan untuk penampungan air dengan pembangunan embung-embung;  pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air untuk air minum, air

bersih, dan air untuk irigasi; dan

 mengendalikan dengan ketat penggunaan air tanah dalam secara proporsional.

b) Rencana pengembangan prasarana air minum di kawasan perkotaan dan perdesaan yang rawan kebutuhan air bersih terdiri atas :

 rencana jaringan perpipaan; dan  rencana prasarana non perpipaan.

c) Rencana jaringan perpipaan berupa peningkatan dan pengembangan prasarana jaringan perpipaan air minum meliputi :

 Kecamatan Sragen;  Kecamatan Gemolong;  Kecamatan Masaran;  Kecamatan Sambirejo;  Kecamatan Karangmalang;  Kecamatan Ngrampal;  Kecamatan Mondokan;  Kecamatan Sukodono;  Kecamatan Kalijambe;  Kecamatan Sidoharjo  Kecamatan Gondang;  Kecamatan Tangen;  Kecamatan Plupuh;  Kecamatan Sambungmacan;  Kecamatan Kedawung;  Kecamatan Gesi;  Kecamatan Jenar;  Kecamatan Sumberlawang;  Kecamatan Miri; dan

 Kawasan perdesaan yang rawan kekeringan.

d) Rencana prasarana non perpipaan dilakukan pada wilayah yang tidak terlayani jaringan perpipaan meliputi:

 penggalian atau pengeboran air tanah; dan

 pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(17)

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG 3). RENCANA PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN

a. Rencana pengembangan prasarana persampahan dilakukan dengan prinsip mengurangi (re-duce), menggunakan kembali (re-use) dan mendaur ulang (re-cycle) meliputi : 1) rencana lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA); 2) rencana lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS); dan 3) rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga.

b. Rencana lokasi TPA sampah meliputi : 1) peningkatan TPA Tanggan berada di Desa Tanggan Kecamatan Gesi; dan 2) peningkatan TPA Gemolong berada di Desa Geneng Duwur Kecamatan Gemolong.

c. Sistem pengelolaan TPA Tanggan dan TPA Gemolong dilakukan dengan sanitary landfill. d. Rencana lokasi TPS akan diatur dalam rencana rinci tata ruang.

e. Mengurangi timbulan sampah di lokasi-lokasi TPS melalui pengembangan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).

f. Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga berupa peningkatan partisipasi setiap rumah tangga.

4). RENCANA PENGEMBANGAN SANITASI

a. Rencana pengembangan prasarana sanitasi meliputi : 1) pengembangan pengelolaan air limbah domistik dengan pengelolaan air limbah sistem off site dan on site; 2)

pengembangan prasarana terpadu pengolahan limbah tinja (IPLT) yang dapat

diintegrasikan dengan TPA Tanggan berada di Kecamatan Gesi; 3) pengembangan instalasi pengolahan limbah tinja dan limbah rumah tangga perkotaan; dan d. pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan dan rumah tangga perdesaan. b. pengembangan pengelolaan air limbah domistik dengan pengelolaan air limbah sistem off

site dan on site meliputi: 1) pemenuhan prasarana jamban ber-septic tank untuk setiap rumah pada kawasan permukiman perkotaan; 2) pengenalan penggunaan sistem septic tank dalam pembuatan jamban pada kawasan permukiman perdesaan; dan 3)

pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat masyarakat

berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum seperti terminal dan ruang terbuka publik. c. Pengembangan instalasi pengolahan limbah tinja dan limbah rumah tangga perkotaan

meliputi:

 pengembangan dan peningkatan instalasi pengolahan limbah tinja; dan  pengembangan sistem pengolahan dan pengangkutan limbah tinja berbasis

masyarakat dan rumah tangga perkotaan.

d. Pengelolaan limbah industri kecil dan atau mikro berupa pengolahan limbah industri dapat difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.

5). RENCANA PENGEMBANGAN PRASARANA DRAINASE Rencana pengembangan prasarana drainase meliputi :

a. pembangunan dan peningkatan saluran drainase kawasan perkotaan Kabupaten pada kawasan permukiman padat, kumuh, dan kawasan sekitar pasar tradisional;

(18)

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

b. pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan pada ruas jalan nasional, provinsi, dan kabupaten;

c. normalisasi peningkatan saluran primer; dan

d. normalisasi saluran sekunder berada di Kawasan Perkotaan INDIKASI PROGRAM POLA RUANG BIDANG CIPTA KARYA INDIKASI PROGRAM STRUKTUR RUANG BIDANG CIPTA KARYA 1. Pengembangan Permukiman

Indikasi program dalam perwujudan pengembangan kawasan permukiman, meliputi :  Perwujudan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, meliputi :

 Penyediaaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan yang nyaman dan peduli diffable;

 Mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau kota;

 Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong perkembangan kawasan perkotaan;

 Pengembangan kawasan permukiman perkotaan terpadu;  Perwujudan “Kota Layak Anak”;

 Penyediaan fasilitas pusat seni dan budaya;  Penataan dan penertiban reklame; dan

 Penataan dan pengembangan kawasan stadion olahraga terpadu.  Perwujudan pengembangan kawasan permukiman perdesaan, meliputi :

 Pengembangan kawasan permukiman perdesaan yang terpadu dengan tempat usaha pertanian;

 Mengembangkan struktur ruang perdesaan, melalui : o Pembentukan pusat pelayanan lingkungan (PPL);

o Pengembangan keterkaitan sosial ekonomi antara PPL dengan wilayah pelayanannya; dan

o Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong perkembangan kawasan perdesaan.

1. Sistem Penyediaan Air Minum

Pengembangan prasarana air minum, pemanfaatan air permukaan, dan penggunaan air tanah, meliputi :

 Peningkatan prasarana air minum di kawasan perkotaan dan perdesaan yang rawan kebutuhan air bersih, meliputi :

 Rencana jaringan perpipaan;

o penambahan kapasitas dan revitalisasi sambungan rumah (SR); o pengembangan jaringan distribusi utama;

o penambahan kapasitas dan revitalisasi jaringan perdesaan diseluruh kecamatan; dan

o pembangunan reservoir.  Rencana prasarana non perpipaan.

o penggalian atau pengeboran air tanah; dan

o pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.  Pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air untuk air minum, air

bersih, dan air untuk irigasi.

 Mengendalikan dengan ketat penggunaan air tanah dalam secara proporsional. 2. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air Limbah, Persampahan, dan Drainase)

a. Prasarana Air Limbah

 Pengembangan prasarana limbah industri, meliputi :

 Pengelolaan limbah industri berada di kawasan industri menengah – besar, meliputi:

o Pembangunan instalasi pengolahan limbah pada kawasan peruntukan industri dan kawasan industri; dan

o pemantauan baku mutu air limbah terhadap perusahaan industri yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan dari limbahnya.

 Pengelolaan limbah industri kecil dan atau mikro yang tersebar di seluruh kecamatan.

 Pengembangan pengelolaan air limbah domistik, meliputi :

 Pengembangan pengelolaan air limbah domistik dengan pengelolaan air limbah sistem off site dan on site, meliputi :

(19)

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG kawasan permukiman perkotaan;

o Pengenalan penggunaan sistem septic tank dalam pembuatan jamban pada kawasan permukiman perdesaan; dan

o Pengembangan jamban komunal pada kawasanpermukiman padat masyarakat berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum seperti terminal dan ruang terbuka public.

 Pengembangan prasarana terpadu pengolahan limbah tinja (IPLT) yang dapat diintegrasikan dengan TPA Tanggan berada di Kecamatan Gesi.

 Pengembangan instalasi pengolahan limbah tinja dan limbah rumah tangga perkotaan meliputi:

o Pengembangan dan peningkatan instalasi pengolahan limbah tinja; dan o Pengembangan sistem pengolahan dan pengangkutan limbah tinja berbasis

masyarakat dan rumah tangga perkotaan.

 Pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan dan rumah tangga perdesaan meliputi:

o Pemantapan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan sederhana yang telah dibangun;

o Pengembangan sistem pengolahan limbah kotoran hewan dan limbah rumah tangga perdesaan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna; dan

o Pemanfaatan hasil pengolahan limbah kotoran hewan bagi sumber energi alternatif dan pupuk organik.

b. Prasarana Persampahan

 Peningkatan dan pengembangan TPA di Kecamatan Gesi dan Gemolong dengan sistem sanitary landfill;

 Peningkatan dan pengembangan TPS dan/atau TPST; dan  Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga. c. Prasarana Drainase

 Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kawasan perkotaan Kabupaten pada kawasan permukiman padat, kumuh, dan kawasan sekitar pasar tradisional;

 Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan pada ruas jalan nasional, provinsi, dan kabupaten;

 Normalisasi saluran primer; dan

 Normalisasi saluran sekunder berada di Kawasan Perkotaan. Sumber: RTRW Kabupaten Sragen, 2011-2031

(20)

V-20 TABEL V. 2

IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN SRAGEN (KSK) BERDASARKAN RTRW Kawasan Strategis

Kabupaten Sragen Sudut Kepentingan Lokasi/ Batas Kawasan a. Kawasan perkotaan Sragen

b. Kawasan perkotaan Gemolong

c. Kawasan koridor jalan meliputi:  Kawasan agropolitan;  Kawasan peruntukan industri;  Kawasan perbatasan Kabupaten; dan  Kawasan kurang berkembang Kabupaten.

Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi

1. Kawasan perkotaan Sragen; 2. Kawasan perkotaan gemolong; 3. Kawasan koridor jalan meliputi:

 Ruas jalan Solo – Mantingan;  Ruas jalan Solo – Purwodadi; dan  Ruas jalan Gemolong – Tingkir.

4. Kawasan agropolitan : Plupuh;Kalijambe; Masaran; Gesi; Karangmalang; Miri; Tanon; Sambungmacan; Gondang; Sidoharjo; Jenar; Kedawung; Sambirejo; Sumberlawang; mondokan.

5. Kawasan peruntukan industri pengembangan kawasan peruntukan industri Kabupaten : Masaran, Sidoharjo, Ngrampal, Sragen, Sambungmacan, Jenar, Sumberlawang. Industri terpadu di Kalijambe 6. Kawasan perbatasan Kabupaten :

a. Kawasan perbatasan Kecamatan Sambungmacan dengan Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur;

b. Kawasan perbatasan Kecamatan Gemolong dengan Kabupaten Boyolali;

c. Kawasan perbatasan Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Masaran, Kecamatan Kedawung dan Kecamatan Sambirejo dengan Kabupaten Karanganyar; dan d. Kawasan perbatasan Kecamatan Sumberlawang, Kecamatam Mondokan, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Tangen dengan Kabupaten Grobogan.

a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa Kawasan Techno Park berada di Kelurahan Sine Kecamatan Sragen.

b. Kawasan Techno Park berupa kawasan pendidikan dan pelatihan terpadu menggunakan teknologi tinggi yang bertujuan mencetak lulusan yang siap kerja dengan lapangan kerja internasional.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi

Kelurahan Sine Kecamatan Sragen

a. Kawasan Situs Purbakala Sangiran; dan

b. Kawasan Desa Wisata Batik.

Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya

a. Kawasan Situs Purbakala Sangiran berada di Kecamatan Kalijambe;

b. Kawasan Desa Wisata Batik meliputi:  Kecamatan Masaran; dan  Kecamatan Plupuh. a. Kawasan DAS Bengawan

Solo;

b. Kawasan hutan lindung kawasan sekitar mata air berupa Mata Air Panas; c. Kawasan Waduk Kedung

Ombo;

d. Kawasan waduk lainnya berada di Kabupaten; dan e. Kawasan Suaka Margasatwa

Gunung Tunggangan.

Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

a. Kawasan DAS Bengawan Solo berada disepanjang sungai Bengawan Solo;

b. Kawasan hutan lindung berada di Kecamatan Gesi; c. Kawasan sekitar mata air berupa Mata Air Panas Bayanan dan Ngunut berada di Kecamatan Sambirejo;

d. Kawasan Waduk Kedung Ombo;

e. Kawasan waduk lainnya berada di Kabupaten; dan f. Kawasan Suaka Margasatwa Gunung Tunggangan

(21)

V-21 TABEL V. 3

IDENTIFIKASI INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN SRAGEN TERKAIT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

No Usulan Program Utama Lokasi

Merupakan KSK (Ya/Tidak) Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana 1 Perwujudan pengembangan kawasan

permukiman perkotaan Perkotaan Sragen Perkotaan Gemolong Ya APBD Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum, Satpol PP, DP2D 2 Perwujudan pengembangan kawasan

permukiman perdesaan Kawasan pedesaan Kawasan Agropolitan Ya APBD Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum 3 Peningkatan prasarana air minum di

kawasan perkotaan dan perdesaan yang rawan kebutuhan air bersih

Kabupaten Sragen Ya APBD Provinsi, APBD Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum 4 Pengembangan sistem sanitasi Kawasan

Perkotaan dan Pedesaan Ya APBD Kabupaten Dinas Kesehatan, BLH 5 Peningkatan dan pengembangan TPA di

Kecamatan Gesi dan Gemolong dengan sistem sanitary landfill;

Gesi, Gemolong Ya APBD Provinsi, APBD Kabupaten

BLH

6 Peningkatan dan pengembangan TPS dan/atau TPST Kabupaten Sragen Ya APBD Provinsi, APBD Kabupaten BLH

7 Rencana pengelolaan sampah skala rumah tangga Kabupaten Sragen Ya APBD Provinsi, APBD Kabupaten BLH

8 Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kawasan perkotaan Kabupaten pada kawasan permukiman padat, kumuh, dan kawasan sekitar pasar tradisional Kawasan Perkotaan Ya APBD Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum

9 Pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan pada ruas jalan nasional, provinsi, dan kabupaten

Kabupaten Sragen Ya APBD Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum 10 Normalisasi saluran primer Kabupaten

Sragen Ya APBD Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum 11 Normalisasi saluran sekunder berada di

Kawasan Perkotaan Kabupaten Sragen Ya APBD Kabupaten Dinas Pekerjaan Umum Sumber: RTRW Kabupaten Sragen

5.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2016 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD. Beberapa substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 – 2016 yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 13 Tahun 2011, sebagai berikut :

(22)

V-22 5.2.1. Visi Kabupaten Sragen Tahun 2011 – 2016

Visi Kabupaten Sragen Tahun 2011 – 2016 adalah:

“Terwujudnya Sragen yang sejahtera, adil dan makmur yang berlandaskan semangat juang yang tinggi dan kejujuran.”

SEJAHTERA mempunyai makna bahwa seluruh lapisan dan kelompok masyarakat dapat tercukupi kebutuhan lahir dan batin. Kebutuhan batin yakni rasa aman, sehat dan berpendidikan serta beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

BERJUANG mempunyai makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan adalah merupakan sinergi dan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat Kabupaten Sragen yang dilandasi semangat pengabdian kepada masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa.

JUJUR mempunyai makna bahwa penyelenggara pemerintahan, pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat Kabupaten Sragen menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dengan niat dan itikad baik dilandasi ketulusan, transparansi dan keikhlasan serta menjunjung tinggi good governance dan clean government.

ADIL mempunyai makna bahwa semua unsur masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan di semua bidang dan hasilnya dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat (MBELA WONG CILIK).

MAKMUR mempunyai makna bahwa pembangunan harus dapat memenuhi kebutuhan dasar seluruh lapisan masyarakat (pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan) dan merupakan refleksi pengurangan kemiskinan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, kepedulian terhadap sesama serta pengembangan rasa kesetiakawanan sosial dan meningkatnya kondisi aman dan nyaman masyarakatnya.

5.2.2. Misi Kabupaten Sragen Tahun 2011–2016

Usaha-usaha perwujudan Visi Kabupaten Sragen Tahun 2011–2016 dijabarkan secara sistematis dan komprehensif sebagai berikut:

1. Memecah stagnasi pembangunan dengan mengakselerasi secara cerdas pencapaian kesejahteraan masyarakat di bidang daya beli, kualitas pendidikan dan kesehatan;

2. Mewujudkan Sragen ASRI bebas korupsi sebagai perwujudan reformasi birokrasi yang sungguh-sungguh atas kebekuan birokrasi menuju aparatur yang bersih berorientasi kepada pelayanan publik serta penggunaan anggaran yang pro rakyat;

3. Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan pengendalian pembangunan serta menikmati hasil-hasil pembangunan;

4. Mewujudkan kualitas SDM yang profesional, berbudaya dan berakhlak mulia, berkeadilan serta berwawasan gender;

5. Mewujudkan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian yang lestari dan berkelanjutan.

5.2.3. Strategi dan Arahan Kebijakan A. Strategi

(23)

V-23 1. Misi 1

Memecah stagnasi pembangunan dengan mengakselerasi secara cerdas pencapaian kesejahteraan masyarakat di bidang daya beli, kualitas pendidikan dan kesehatan, dengan tujuan:

a. Meningkatkan sinergitas pembangunan b. Meningkatkan pembangunan infrastruktur c. Meningkatkan pengendalian banjir

d. Meningkatkan pembangunan wilayah strategis dan cepat tumbuh Strategi untuk mencapai misi 1 dan tujuan-tujuan di atas adalah: a. Pemberdayaan SDM

b. Akselerasi pembangunan infrastruktur c. Kerjasama daerah perbatasan

d. Pembangunan wilayah strategis

2. Misi 2

Mewujudkan Sragen ASRI bebas korupsi sebagai perwujudan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan publik dan penggunaan anggaran yang pro rakyat, dengan tujuan:

a. Meningkatkan percepatan reformasi pemerintahan b. Meningkatkan pengelolaan aset daerah

c. Meningkatkan upaya pemberantasan KKN

Strategi untuk mencapai misi 2 dan tujuan-tujuan di atas adalah:

a. Reformasi pemerintahan, demokratisasi, birokrasi dan pelayanan prima b. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan pembangunan

c. Meningkatkan pelaksanaan program pembangunan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan

d. Pengembangan aset daerah

3. Misi 3

Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dengan tujuan:

a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

b. Meningkatkan upaya pengendalian dan pengawasan dalam pembangunan c. Meningkatkan pengendalian dampak negatif dari pembangunan

d. Meningkatkan dalam memelihara hasil-hasil pembangunan

Strategi yang dipilih untuk mencapai misi 3 dan tujuan-tujuan di atas adalah: a. Meningkatkan partisipasi masyarakat

b. Akselerasi pembangunan infrastruktur

c. Gerakan/Aksi Sayang Sesama, dan Sayang Sragen ASRI

4. Misi 4

Mewujudkan kualitas SDM yang profesional, berbudaya dan berakhlak mulia, berkeadilan serta berwawasan gender, dengan tujuan:

a. Meningkatkan aksi pengurangan pengangguran dan perlindungan tenaga kerja b. Meningkatkan aksi pendidikan murah dan bermutu

(24)

V-24

d. Meningkatkan aksi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi 4 dan tujuan-tujuan di atas adalah: a. Pemberdayaan SDM

b. Akselerasi pembangunan infrastruktur bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan perempuan

c. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

d. Meningkatkan fasilitas bantuan operasional satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan

e. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan khususnya bagi penduduk miskin melalui sistem jaminan kesehatan

f. Meningkatkan patriotisme, beraklak mulia untuk meningkatkan daya saing bangsa

5. Misi 5

Mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pembangunan pertanian berkelanjutan, dengan tujuan :

a. Meningkatkan aksi penanggulangan kemiskinan b. Meningkatkan aksi Swasembada Pangan Berkelanjutan

c. Meningkatkan aksi pengembangan Lembaga Ekonomi Kerakyatan d. Meningkatkan aksi percepatan investasi

e. Meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian dalam arti luas

f. Meningkatkan pembinaan para pelaku agroindustri, agrowisata dan agropolitan Strategi untuk mencapai misi 5 dan tujuan-tujuan di atas adalah:

a. Pemerataan pembangunan

b. Pengembangan ekonomi kerakyatan dengan meningkatkan ketrampilan SDM petani c. Akselerasi pembangunan infrastruktur ekonomi pertanian

d. Menjaga stabilitas pangan

e. Meningkatkan penerapan teknologi pertanian f. Pemberdayaan penyuluh pertanian

g. Regulasi perda yang terkait dengan pasar tradisional dan PKL h. Menjaga stabilitas iklim investasi

B. Arah Kebijakan

Berdasarkan misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta strategi yang ditempuh, maka arah kebijakan yang dituju secara lebih rinci sebagai berikut :

1. Misi 1

Memecah stagnasi pembangunan dengan mengakselerasi secara cerdas pencapaian kesejahteraan masyarakat di bidang daya beli, kualitas pendidikan dan kesehatan.

Arah kebijakan yang akan dituju adalah: a. Meningkatkan kualitas SDM

b. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, transportasi, perkotaan dan ekonomi kerakyatan

c. Meningkatkan kerjasama dengan daerah lain d. Meningkatkan pembangunan wilayah strategis

(25)

V-25 2. Misi 2

Mewujudkan Sragen ASRI bebas korupsi sebagai perwujudan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan publik dan penggunaan anggaran yang pro rakyat.

Arah kebijakan yang akan dituju adalah: a. Meningkatkan reformasi birokrasi

b. Meningkatkan optimalisasi PNS dan partisipasi masyarakat dalam membangun Sragen c. Meningkatkan pengembangan aset daerah

d. Meningkatkan kualitas SDM aparatur Pemda sesuai kompetensi yang dibutuhkan e. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di berbagai bidang pelayanan

f. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan

3. Misi 3

Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Arah kebijakan yang akan dituju adalah:

a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun Sragen b. Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur pembangunan c. Meningkatkan Gerakan Sayang Sragen ASRI

d. Meningkatkan solidaritas dalam pembagunan yang berwawasan lingkungan

4. Misi 4

Mewujudkan kualitas SDM yang profesional, berbudaya dan berakhlak mulia, berkeadilan serta berwawasan gender.

Arah kebijakan yang akan dituju adalah: a. Meningkatkan kualitas SDM

b. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan perempuan

c. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak d. Menurunkan angka pengangguran

e. Menurunkan angka kematian Ibu dan angka kematian bayi

5. Misi 5

Mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pembangunan pertanian berkelanjutan.

Arah kebijakan yang akan dituju adalah:

a. Meningkatkan sararana dan prasarana ekonomi kerakyatan: sarana dan prasarana transportasi, lumbung desa, dan pasar tradisional

b. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat c. Meningkatkan kesejahteraan petani

d. Meningkatkan jaringan kemitraan dan pemasaran hasil produksi pertanian e. Meningkatkan pengembangan pertanian dalam a

f. Meningkatkan pembangunan pro rakyat

g. Mengembangkan potensi daerah unggulan, andalan dan potensial h. Meningkatkan promosi potensi daerah

(26)

V-26 5.2.4. Kebijakan Keuangan

A. Arah Kebijakan Pendapatan

Difokuskan pada upaya penggalian PAD walaupun tetap dengan penuh kehati-hatian agar tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan membebani UMKM dan masyarakat secara berlebihan. Selain itu perlu dilakukan upaya peningkatan optimalisasi dana perimbangan termasuk bagi hasil dari propinsi serta tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan pendapatan dari sumber pendapatan lain-lain yang sah termasuk hibah baik dari internal maupun eksternal Kabupaten Sragen.

Tahap perencanaan pendapatan menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Oleh karena itu pengelolaan pendapatan daerah harus dilakukan secara cermat, tepat dan hati–hati. Pemerintah daerah dituntut untuk mampu menciptakan suatu perangkat yang bukan hanya mampu menjamin seluruh pendapatan daerah dapat terkumpul dan diterima di kas daerah tetapi mampu merumuskan kebijakan anggaran pendapatan daerah mulai dari proses perencanaan. Perencanaan pendapatan daerah merupakan proses yang paling krusial dalam penentuan besarnya alokasi anggaran yang akan dimanfaatkan untuk membiayai program kegiatan.

Oleh karenanya Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen senantiasa berupaya memaksimalkan potensi yang ada disamping terus menggali potensi yang selama ini belum tersentuh. Pemerintah daerah seringkali dihadapkan dengan masalah tingginya kebutuhan fiskal daerah

(fiscal needs) sementara kapasitas fiskal daerah tidak mencukupi yang menyebabkan

kesenjangan fiskal (fiscal gap) sehingga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah baik jumlahnya maupun pengelolaannya. Disinilah Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat menciptakan satu kebijakan perencanaan pendapatan yang mampu memberi peluang untuk menambah volume penerimaan daerah dengan tetap memperhatikan keberpihakan pada masyarakat terutama masyarakat kurang mampu.

B. Arah Kebijakan Belanja

Difokuskan pada belanja untuk membiayai urusan wajib dan urusan pilihan serta pemberian stimulan maupun motivasi dalam pengembangan UMKM, pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan serta bantuan kepada organisasi kemasyarakatan yang sinergi dengan program-program pembangunan yang berdampak signifikan terhadap pencapaian visi misi dan kebijakan pembangunan daerah.

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen berupaya menetapkan target capaian baik dalam kontek daerah, satuan kerja, dan kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangannya. Selain itu diupayakan agar Belanja Langsung mendapat porsi alokasi yang lebih besar dari Belanja Tidak Langsung, dan Belanja Modal mendapat porsi alokasi yang lebih besar dari Belanja Pegawai atau Belanja Barang dan Jasa

Hal yang tidak kalah penting dalam mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan daerah adalah dengan melakukan kemitraan dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam bentuk sinergitas program dana dekonsentrasi dan hibah/bantuan langsung kepada masyarakat.

(27)

V-27 C. Arah Kebijakan Pembiayaan

Pembiayaan daerah dipersiapkan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya diikuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa pengelolaan dan/ atau pelaksanaan pembiayaan daerah dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

Secara umumnya setiap pemerintahan kabupaten/kota pada waktu menyusun rancangan APBD akan menganut "prakiraan maju" (forward estimate) yaitu perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dibuat lebih besar dari pada tahun berjalan agar kesinambungan program dapat lebih terjamin pelaksanaannya. Biasanya hal ini akan mengakibatkan dampak positif tehadap posisi keuangan pemerintah daerah karena adanya sisa lebih perhitungan anggaran.

Dari sisi perencanaan penganggaran tingginya angka SILPA dan Pembiayaan Kegiatan Lanjutan dapat diartikan kurang matangnya perencanaan baik dari sisi pendapatan dan/ atau belanja sehingga terjadi Sisa Lebih Pembiayaan Penganggaran yang cukup besar dan/ atau kebijakan belanja ketat yang berlebihan.

5.2.5. Indikasi Rencana Program Prioritas

1) Pengembangan Pendidikan Bermutu dan Terjangkau sampai Tingkat SLTA

Dengan Program dan kegiatan prioritas sebagai berikut:

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

a. Pembangunan Gedung Sekolah

b. Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini

2. Program Pendidikan Dasar

a. Penyediaan dana Pengembangan Sekolah SD dan SMP b. Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas siswa

3. Program Pendidikan Menengah *)

a. Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) b. Penyediaan Beasiswa bagi keluarga tidak mampu. Dan cerdas *) c. Pembinaan minat bakat dan prestasi siswa tingkat SMA dan Pemuda. d. Pemantapan sekolah gratis 9 tahun menjadi wajib belajar 12 tahun.*)

e. Peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan serta tenaga pendidik *) f. Pemerataan fasilitas dan sasaran prasarana pendidikan*)

g. Peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan *)

4. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan *)

a. Fasilitasi peningkatan kualifikasi Guru b. Fasilitasi sertifikasi kompetensi guru

5. Program pendidikan formal dan informal *)

(28)

V-28

b. Fasilitasi penyelenggaraan kelompok belajar masyarakat.

2) Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak**)

a. Penyuluhan Kesehatan bagi Ibu hamil dari keluarga kurang mampu b. Peralatan secara berkala bagi Ibu hamil bagi keluarga kurang mampu c. Pertolongan persalinan bagi Ibu dari keluarga kurang mampu.

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat**)

a. Pelayanan kesehatan dasar gratis dan bermutu di puskesmas*)

b. Pelayanan kesehatan rujukan bagi penduduk miskin sampai klas III di RSUD. c. Revitalisasi posyandu *)

d. Penguatan kesadaran gerakan hidup sehat *)

e. Cakupan menyeluruh jaminan kesehatan kesehatan Masyarakat *)

3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat**)

a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin **)

b. Penanggulangan kurang Endust protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya c. Pemberdayaan masyarakat untuk mencapai keluarga sadar gizi

4. Program Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Menular **)

a. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

b. Pelayanan pensegahan dan penaggulangan penyakit menular c. Pencegahan penyakit menular dan tidak menular **)

5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat daerah ( Jamkesda)**)

a. Penyusunan standar pelayanan kesehatan

b. Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan

c. kegiatan penyediaan pelayanan kesehatan rujukan ditingkat lanjut untuk masyarakat miskin **)

6. Program pelayanan Keluarga Berencana *)

a. Peningkatan kemandirian ber-KB bagi keluarga pra KS dan KS I (kelompok miskin)

7. Program Pengadaan, Peningkatanh, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya*)

a. Peningkatan Puskesmas menjadi puskesmas rawat inap b. Penanggulangan penyalahgunaan NAPZA *)

8. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat **)

a. Advokasi dan KIE

b. Pemantapan peran dan fungsi posyandu dalam menurunkan angka kematian ibu bersalin

9. Program bina gizi kesehatan Ibu dan anak **)

a. Pembinaan pelayanan kesehatan Ibu dan reproduksi

10. Program penyehatan lingkungan **)

a. Peningkatan kualitas Lingkungan perumahan b. Penggerakan lini lapangan

(29)

V-29 3) Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Daerah

1. Program Pembangunan Jalan/ Jembatan**)

a. Pembangunan Jalan dan Jembatan

b. Pembangunan Jalan Poros Desa (Jalan Lingkungan) c. Peningkatan infrastruktur pendidikan *)

d. Peningkatan infrastruktur kesehatan *)

e. Membuat regulasi dan perencanaan yang mampu menunjang investasi dan peluang usaha yang kondusif *)

f. Peningkatan infrastruktur pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian berkelanjutan *)

2. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong

a. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

3. Program Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

a. Pembangunan irigasi b. Pembangunan Embung

4. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan**)

a. Pembangunan jalan dan jembatan desa

b. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaan

4) Pengembangan Produktivitas Pertanian dan Pemasaran Hasil Pertanian 1. Program Peningkatan Produksi Pertanian dalam arti luas **)

a. Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian b. Penyediaan sarana Produksi pertanian c. Pengembangan bibit unggul pertanian

d. Pengembangan sistem produksi budidaya ikan

2. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan **)

a. Subsidi peternakan (kambing dan sapi) untuk menunjang pertanian organik*) dan Prasarana Pembibitan Ternak

b. Pembibitan dan Perawatan Ternak c. Pengembangan Agribisnis Peternakan

3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani**)

a. Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis

4. Program Peningkatan Pemasaran hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

a. Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat

5) Peningkatan Iklim Investasi dan Lapangan Kerja bagi Masyarakat 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi**)

a. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

a. Pengembangan sistem informasi penanaman modal

b. Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman modal

3. Program Pengembangan Diversifikasi usaha dan peningkatan daya saing**)

(30)

V-30 4. Program Pengembangan industri kecil dan Menengah berbasis Sumber daya Lokal **)

dengan indikasi kegiatan sebagai berikut:

a. Peningkatan dan pengembangan industri alternatif berbasis sumber daya lokal b. Pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis industri padat karya

5. Program pengembangan permodalan dan jaringan kemitraan Usaha**), dengan indikasi

program:

a. Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi peningkatan akses permodalan usaha

6) Pengembangan Perekonomian industri dengan Peningkatan Peran UMKM dan Perlindungan Pasar Tradisional

1. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

a. Pengembangan Klaster Bisnis

b. Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan industri menengah

c. Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro, kecil dan menengah

2. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

a. Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya b. Pembinaan Industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri

3. Program Penataan Struktur Industri

a. Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri

b. Pemenuhan standar mutu lingkungan yang mampu menyediakan bahan baku industri dari hutan rakyat yang lestari sesuai potensi yang dimiliki *)

4. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

a. Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk b. Rehabilitasi/pemeliharaan pasar daerah

5. Program penguatan kelembagaan Masyarakat **)

a. Penguatan kelembagaan usaha peningkatan pendapatan keluarga(UP2K) b. Pemanfaatan dan pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna (TTG)

7) Peningkatan Reformasi Birokrasi

1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

a. Pelaksanaan Pengawasan internal secara berkala b. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan

2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

a. Intensifikasi dan eksentifikasi sumber-sumber pendapatan daerah

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur*)

a. Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi PNS Daerah

4. Program Penataan Administrasi Kependudukan

a. Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan b. Akte kelahiran, KTP dan KK gratis *)

5. Program aksi percepatan reformasi pemerintahan dengan sasaran sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintah yang transparan dan berbasis teknologi informatika*)

(31)

V-31

c. Standarisasi pelayanan berdasarkan ISO*)

d. Penataan kelembagan organisasi perangkat daerah*) e. Penyempurnaan e-government *)

f. Pengembangan pola karier PNS yang transparan berlandaskan kompertensi dengan memperhatikan DUK dan PDLT *)

6. Program Pengembangan pengelolaan asset daerah dengan sasaran sebagai berikut:

a. Optimalisasi asset daerah yang terbengkelai*)

b. Pengembangan BUMD dengan prinsip good coorporate government *)

7. Program aksi Percepatan pemberantasna KKN dengan sasaran sebagai berikut:

a. Implementasi pakta integritas bagi pejabat pemerintahan*) b. Tanpa pungutan liar dalam urusan perijinan dan pelayanan *) c. Revitalisasi pusat informasi dan pelayanan kepada masyarakat *) d. Rekruitmen CPNS yang bersih dan transparan *)

e. Meningkatkan kesejahteraan dan ketenangan kerja PNS dan perangkat desa *)

8) Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

a. Pemantauan kualitas lingkungan

b. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

2. Program Perlindungan hutan dan Konservasi Sumberdaya Alam**)

a. Pengendalian kerusakan hutan dan lahan

b. Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya alam c. Pengembangan jasa lingkungan hutan

3. Program Rehabilitasi dan peningkatan Sumberdaya Hutan dan lahan **)

a. Rehabilitasi hutan dan lahan

b. Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan

4. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup **)

a. Fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga b. Pembangunan biogas dari limbah ternak dan tinja

5. Program pengembangan lingkungan sehat **)

a. Pengembangan wilayah sehat

b. Peningkatan akses air bersih dan sanitasi dasar c. Penyediaan air baku dari mata air dan sumber lain

6. Program Pemberdayaan komunitas Perumahan **)

a. Fasilitasi dan stimulan perbaikan berbasis masyarakat

b. Fasilitasi dan stimulan pembangunan perumahan swadaya bagi RTM

9) Peningkatan Pendidikan Politik Masyarakat dan Kebebasan Berpendapat 1. Program Pendidikan Politik Masyarakat

a. Penyuluhan politik kepada masyarakat *) b. Koordinasi forum-forum diskusi politik *)

10) Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah, dengan tujuan antara lain :

1. Program Aksi Sayangi Sesama *), dengan sasaran :

(32)

V-32

b. Peduli Diffable dan Individu Berkebutuhan Khusus *) c. Gerakan Sayang Lansia *)

d. Santunan duka cita bagi masyarakat miskin *)

2. Program Aksi Sragen ASRI,*) dengan sasaran :

a. Pengembangan suasana hidup toleransi hidup beragama *) b. Pengembangan budaya tertib *)

c. Panggung demokrasi *)

d. Bantuan dan konsultasi hokum masyarakat miskin *)

3. Program Aksi Cinta Budaya *), dengan sasaran :

a. Revitalisasi kebudayaan dan kesenian lokal

b. Branding Sragen sebagai pusat budaya dan pariwisata

c. Pengembangan pusat wisata religi, kuliner dan kerajinan khas Sragen d. Penyediaan pusat seni dan budaya

4. Program Aksi Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Dinamis*), dengan sasaran :

a. Pemuda, pelajar dan mahasiswa cinta bangsa *) b. Pemuda, pelajar dan mahasiswa mandiri *)

c. Penyediaan pusat kegiatan dan pengembangan bakat dan minat kawula muda *) d. Fasilitas Pemuda, Pelajar Mahasiswa dan warga masyarakat berprestasi *)

5. Program Aksi Cinta Olahraga *), dengan sasaran :

a. Sport Centre *)

b. Pembinaan prestasi atlet jangka panjang *) c. Fasilitas olahraga professional *)

11) Memecah stagnasi pembangunan dengan mengakselerasi secara cerdas pencapaian kesejahteraan masyarakat, dengan tujuan antara lain.

a. Program Aksi Sinergitas Pembangunan*), dengan sasaran:

a. Optimalisasi rembug warga melalui penunjangan alokasi dana desa/kelurahan *) b. Revitalisasi perencanaan, penganggaran dan pengawasan yang pro rakyat *) c. Pengembangan kerjasama daerah perbatasan *)

b. Program Aksi Pemeliharaan, Peningkatan dan Pembangunan Infrastruktur*), dengan

sasaran :

a. Peningkatan infrastruktur pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian berkelanjutan *)

b. Membuat regulasi dan perencanaan yang mampu menunjang investasi dan peluang usaha yang kondusif *)

c. Peningkatan infrastruktur pendidikan *) d. Peningkatan infrastruktur kesehatan *)

c. Program Aksi Pengendalian Banjir*), dengan sasaran :

a. Revitalisasi saluran drainase perkotaan *)

b. Pembudayaan Gerakan Bersih Sungai dan Drainase *)

c. Konservasi lahan pembangunan dan pemeliharaan embung/ bendung/chek dam*)

d. Program Aksi Pembangunan Sarana dan Prasarana transportasi*), dengan sasaran :

a. Evaluasi dan penataan kembali trayek angkutan kota dan peremajaan angkutan agar lebih manusiawi*)

Referensi

Dokumen terkait

adalah 2,045 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 2, nilai t hitung < t tabel sehingga hipotesis Ho diterima maka kedua variabel tersebut memiliki rata-rata

Guru PPKn dalam mengembangkan Kurikulum RSBI dan silabus SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan menghasilkan kurikulum yang samadengan kurikulum dari SMK lain yang belum

Penelitian studi kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif bertujuan untuk melakukan penerapan intervensi manajemen halusinasi terhadap tingkat agitasi pada

Adalah kegiatan mendeskripsikan data bibliografis bahan perpustakaan serta menentukan entri bibliografi yang diperlukan untuk penelusuran bahan perpustakaan ke

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga prosiding Seminar Besar Nasional Komunikasi dengan tema “Komunikasi dan Pemilu 2014

Grab 0 Core merupakan peralatan pengambilan sampel sedimen #ang dapat terbuat dari material besi, ba1a maupun plasti7 ($u%ana dan Era!an, &*)0 Cara ker1a core se7ara

Atas Nama Majelis Gereja, Mengucapkan terima kasih kepada Bpk/Ibu/Sdr(i) atas dukungan dan partisipasinya dalam Pengakuan Semen untuk pembuatan Toilet Gereja,

•  Tidak direkomendasikan pada tahap awal identifikasi kebutuhan pelanggan à karena tidak menangkap kebutuhan konsumen yang tersembunyi..