• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MASSAGE DAN KINESIO TAPING TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MASSAGE DAN KINESIO TAPING TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MASSAGE DAN KINESIO TAPING TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Disusun oleh :

NUNUNG SETYAWATI

J 110 080 051

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

(2)

PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MASSAGE DAN KINESIO TAPING TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA

Telah disetujui oleh : Pembimbing Utama

Isnaini Herawati, SSt.FT, M.Sc NIK. 748

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

(3)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI, 2013 NUNUNG SETYAWATI

“PENGARUH MASSAGE DAN KINESIO TAPING TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA”

(Dibimbing oleh: Isnaini Herawati, SSt.FT, M.Sc dan Totok Budi S, SSt. FT, M.Ph)

 

Latar Belakang: Dysmenorrhea adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari. Dysmenorrhea Primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. Dysmenorrhea merupakan kondisi medis yang nyata yang diderita oleh wanita dan harus ditangani dengan tepat agar tidak mengganggu aktifitas.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh dan beda efektifitas antara massage dan kinesio taping terhadap dysmenorrhea primer.

Subyek: Sebanyak 22 responden mahasiswi D4 fisioterapi UMS yang ber umur 18 dan 19 tahun. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok massge dan kelompok kinesio taping.

Hasil: Hasil uji pengaruh dengan Paired Sample T-test Paired Sample T-test pada kelompok massage p- value 0.000 berarti ada pengaruh pemberian massage pada dysmenorrhea primer dan kinesio taping p- value 0.000 berarti ada pengaruh pemberian kinesio taping pada dysmenorrhea primer. Hasil uji beda pengaruh dengan Independent T-Test antara kelompok massage dan kinesio taping diperoleh p- value 0.201 berarti tidak ada beda pengaruh antara pemberian massage dan kinesio taping pada dysmenorrhea primer.

Kesimpulan: Massage dan kinesio taping terbukti dapat menurunkan nyeri dysmenorrhea primer. Antara massage dan kinesio taping tidak ada beda pengaruh yang signifikan.

(4)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dysmenorrhea merupakan menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung bawah yang terasa seperti kram (Varney, 2004). Dysmenorrhea menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani kegiatan sehari-hari (Calis, 2011).

Massage merupakan suatu sentuhan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dapat mengurangi ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah (Bryce, 2002).

Kinesio Taping adalah sebuah metode pengobatan non farmakologi yang dikembangkan oleh Dr. Kenzo Kase sekitar 25 tahun yang lalu di Jepang. Karakterisrik dari kinesio taping sendiri adalah sama dengan kulit manusia. Dengan bobot,

ketebalan, dan elastisitas hingga 130% - 140%. Ini membuat kinesio taping menjadi ”lapisan kedua” kulit, sehingga aplikasinya jauh lebih aman dan efektif (Murray, 2000).

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan masalah:

1. Apakah ada pengaruh massage terhadap dysmenorrhea primer? 2. Apakah ada pengaruh kinesio

taping terhadap dysmenorrhe primer?

3. Apakah ada beda pengaruh antara massage dan kinesio taping terhadap dysmenorrhe primer?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada pengaruh pemberian Massage terhadap Dysminorrhea primer pada remaja.

(5)

2. Untuk mengetahui ada pengaruh pemberian Kinesio taping terhadap Dysminorrhea primer pada remaja.

3. Untuk mengetahui ada perbedaan antara pemberian Massage dan Kinesio taping terhadap Dysminorrhea primer pada remaja.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Sebagai masukan bagi tenaga medis dalam penanganan keluhan dysmenorrhea primer

2. Manfaat praktisi

Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya fisioterapi dalam penanganan Dysminorrhea primer.

LANDASAN TEOR Dysmenorrhea

Dysmenorrhea didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian

hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Okparasta, 2003). Menutut Simanjuntak (2008), dysmenorrhea diklasifikasikan menjadi 2 yaitu dysmenorrhea Primer, dysmenorrhea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata dan dysmenorrhea sekunder, dysmenorrhea sekunder adalah nyeri haid yang dijumpai dengan adanya kelainan pada alat-alat genital yang nyata seperti endometriosis, salfingitis, adenomiosis uteri, dan lain-lain.

Massage pada Dysmenorrhea

Massage yaitu tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, bisanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan

(6)

pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan sirkulasi (Henderson, 2006). Valiani, dkk (2010), menyatakan bahwa massage dapat menguragi nyeri haid. Massage yang mempunyai efek distraksi juga dapat

meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol dasenden. Massage dapat membuat pasien lebih nyaman karena massage membuat relaksasi otot.

Kinesio taping pada Dysmenorrhea Kinesio Taping merupakan salah satu dari berbagai macam metode dalam fisioterapi olahraga, metode ini tenyata ampuh dalam mengurangi nyeri dismenore, kembung, kram, kejang yang umum pada perut bawah dalam waktu sekitar 30 – 60 menit. Pemasangan kinesio taping selama 3-5 hari pada

bawah perut dan di L5-S1 dapat

meredakan nyeri yang disebabkan oleh dysmenorrhea primer (Tijdschr, 2009). Kinesio taping juga mempunyai empat fungsi utama menurut Kase (2003), yaitu: Mensupport otot, mengurangi nyeri, mengaktivasi sistem endogenous analgetic, dan memperbaiki masalah sendi.

Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah quasi eksperimental design pre and post test two group design. Dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, dimana kelompok eksperimen 1 diberikan perlakuan massage dan kelompok eksperimen 2 diberikan perlakuan kinesio taping.

(7)

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitain dilakukan di Laboratorium Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS pada bulan Februari 2013.

Definisi Operasinal 1. Dysmenorrhea

Dysmenorrhea didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Okparasta, 2003). Dysmenorrhea merupakan menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung bawah yang terasa seperti kram (Varney, 2004). Pengukuran nyeri dysmenorrhea dengan menggunakan alat VAS

2. Massage

Massage yaitu tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, bisanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan meningkatkan sirkulasi (Henderson, 2006). Massage merupakan suatu sentuhan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dapat mengurangi ketegangan otot dan memperlancar peredaran darah (Bryce, 2002). Pada penelitian ini massage akan dilakukan 1 minggu sebelum menstruasi selama 3 hari yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri saat haid. Intervensi terdiri dari 20 menit sesi massage pada beberapa titik tertentu dari perut, sisi, dan bagian belakang (sakrum) pasien. Dengan

(8)

menggunakan teknik Swedish Massage berupa effleurage, patrissage,vidrasi, tapotement, friction.

3. Kinesio Taping

Menurut Kuntono (2012), Konesio taping merupakan dasar terapi dengan menggunakan pendekatan proses penyembuahan secara alami dengan bantuan penberian elastis taping yang di kembangkan oleh kenzo kaze dengan istilah kinesio taping. Memasang kinesio taping selama 3-5 hari pada bagian bawah perut dan lumbal sebelum haid dapat meredakan nyeri yang disebabkan oleh dysmenorrhea primer (Tijdschr, 2009). Pada penelitian ini kinesio taping akan dipasang 1 minggu sebelum menstruasi selama 6 hari dengan teknik “I” pada dua bagian yaitu

pada perut bagian bawah dan pada lumbal (L5 S1).

Teknik analisa data

Pengumpulan data berupa pengukuran nyeri dilakukan pre-test dan post-test pada kelompok massage dan kelompok kinesio taping. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah Shapiro Wilk test. Karena data berdistribusi normal maka untuk mengetahui pengaruh perlakuan massage dan kinesio taping terhadap dysmenorrhea primer, digunakan uji statistik Paired sample T- test. Sedangkan pada uji beda pengaruh antara kedua kelompok perlakuan maka digunakan uji analisis Independent sample T-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi D4 Fisoterapi

(9)

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan 22 orang yang memenuhi kriteria inklusi sebagai responden. Jumlah responden dibagi menjadi 2 kelampok, kelompok pertama sebanyak 11 responden mendapatkan perlakuan massage dan kelompok

kedua sebanyak 11 responden mendapatkan perlakuan Kinesio Taping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat massage dan Kinesio Taping terhadap penurunan nyeri dysmenorrhea primer.

Hasil penelitian

Tabel 1. karakteristik responden berdasarkan usia No Umur

Responden

Massage Kinesio Taping Jumlah Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 18 7 32% 5 23% 12

2 19 4 18% 6 27% 10

Jumlah Total 22

Tabel 2. Hasil frekuensi penilaian nyeri sebelum dengan VAS pada kelompok Massage dan kelompok Kinesio Taping

Nilai Nyeri Sebelum Massage Sebelum Kinesio Taping 58 – 61 2 2 62 – 65 2 3 66 - 69 3 6 70 – 73 2 74 – 77 1 78 - 80 1 Mean 67,73 68,09

(10)

Tabel 3. Hasil frekuensi penilaian nyeri sesudah dengan VAS pada kelompok Massage dan kelompok Kinesio Taping

Nilai Nyeri Sesudah Massage Sesudah Kinesio Taping 20 – 22 1 2 23 – 25 2 4 26 – 28 2 29 – 31 2 1 32 – 34 1 4 35 – 37 2 38 – 40 1 Mean 29,45 26,27

Uji Normalitas Data

Tabel 4 Uji Shapiro-wilk

Kelompok Massage Kiesio Taping P Kesimpulan p Kesimpulan

Pre 0,852 Normal 0,593 Normal

Post 0,990 Normal 0,367 Normal

Uji Pengaruh (Paired Sample T- Test)

Tabel 5 Uji Paired Sample T-Test

Kelompok Jumlah Mean

Pre Post

P value Kesimpulan Massage 11 67,37 29,45 0,000 Signifikan Kinesio Taping 11 68,09 26,27 0,000 Signifikan

(11)

Uji Beda Dua Sampel Terpisah (Independent T-Test)

Tabel 6 Uji Independent T-Test

Variabel Sig. (2tailed)

Kelompok Massage dan Kelompok Kinesio taping

0,201

Tabel 7 Hasil interprestasi nilai Mean, nilai selisih massage dan kinesio taping

Interprestasi Nilai Massage Kinesio Taping Selisih Massage dan

Kinesio Taping

38,27 41,82

Pembahasan

Pada uji beda dengan menggunakan uji statistik Independent T-Test, menunjukkan bahwa hasil kelompok massage p= 0,201, p>0,05 yang berarti tidak signifikan. Kelompok kinesio taping p= 0,202, p>0,05 yang berati data tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji Independent T-Test pada kelompok massage dan kinesio taping didapatkan hasil tidak ada beda penurunan antara massage dan kinesio taping terhadap penurunan nyeri dysmenorrhea primer. Hal ini

didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martinez (2011) yang menyatakan bahwa massage dan kinesio taping mampu menurunkan nyeri dysmenorrhea primer.

Karena massage membuat pasien lebih nyaman, merelaksasikan otot dan mengurangi nyeri. Hal ini di dukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lis-Balchin (2009), yang menyatakan bahwa aksi mekanikal tangan pada jarinagan cutaneous dan subcutaneous

(12)

meningkatkan sirkulasi pembuluh darah dalam lymph, sehingga didapatkan peningkatan suplai oksigen dan mengganti produksi mediator nyeri. Sedangkan Kinesio Taping dapat menciptakan gerakan

massage yang lembut dengan

perubahan tekanan dan gerakan pada kulit menyebabkan terbuka dan tertutupnya saluran limfatik yang

mengakibatkan peningkatan mekanisme aliran deep limfatik

(Tijdschr, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan didukung adanya analisa data serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa, ada pengaruh massage dan kinesio taping terhadap dysmenorrhea primer dan tidak ada beda pengaruh antara massage dan kinesio taping terhadap dysmenorrhea primer.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Disarankan bagi masyarakat khusus perempuan untuk mengatasi dysmenorrhea primer dengan melakukan tindakan terapi berupa massage atau dengan menggunakan kinesio taping.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah

sampel penelitian, waktu penelitian dan menambah metode-metode baru dalam mengatasi dysmenorrhea.

(13)

Daftar Pustaka

Bryce, 2002: Massage. http://www.greatcycling.com/content/feature/massage.pdf. (Diakses pada tanngal 15 Desember 2012).

Calis, Karim Anton 2011: Dysmenorrhea. dari:

http://emedicine.medscape.com/article/253812-overview. : (Diakses pada tanngal 14 Desember 2012)

Holder, Andre 2011: Dysmenorrhea in Emergency Medicine Clinical Presentation. Dari: http://emedicine.medscape.com/article/795677-clinical. (Diakses pada tanggal 18 Desember 2012)

Kase Kenzo, 2003: Clinical Therapeutic Applications of Kinesio Taping Method, 2ND Edition: Tokyo

Kuntono, P.Heru. 2012: Kinesio Taping pada leher dan bahu; seminar & Workshop Nasional “Managemen Terkini CRS serta Nyeri Leher & Bahu”, surakarta

Murray H, 2000: Effects of Kinesio Taping on Muscle Strength and ROM after ACL repair, Journal of Orthopedic and Sports Physical Therapy

Okparasta, Andika, 2003. Dismenore. dari:

http://fkunsri.wordpress.com/2008/02/06/dismenore-part-1. (Diakses pada tanngal 14 Desember 2012)

Simanjuntak, Pandapotan, 2008: Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam : Prawirohardjo, Sarono, Wiknjosastro, Hanifa, edisi 2. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 229-232.

Tijdschr Ned, 2009: Het effect van CureTape op pijn tijdens de menstruatie bij patienten met primaire dysmenorrhoe

Varney H, Kriebs M, J Gegor 2004: Buku Ajar Asuham Kebidanan. Vol.1 Ed.4, Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

Cindra Yuliani, 2013, APLIKASI DASHBOARD MANAGEMENT SYSTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA PELAYANAN KREDIT UNTUK PETANI PADI BERBASIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT.. Program

Karakteristik masyarakat yang terlibat dalam sistem perdagangan burung, meliputi: pemburu (data yang dikumpulkan diantaranya adalah profil pemburu, motivasi berburu,

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Magister Administrasi

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah tanah latosol yang diambil dari sekitar Laboratorium Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan Departemen Biologi, FMIPA IPB

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian tanah lapisan atas hutan pinus dan pupuk P terhadap peningkatan penyerapan P, pertumbuhan, dan hasil

Acting Director General for Foreign Economic Relations Department of Foreign Affairs. UNITED STATES OF

Response of carrot in terms plant height, tuber dry weight, shoot dry weight and yield increased with the increasing of N level fertilizer.. P fertilizer did

Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry ) dan antibiotik siprofloksasin terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli sensitif