Basis Wilayah Pengelolaan
Sumber Daya Air
Water does not stop at administrative or political boundaries, so the best way to protect and manage water is by close international co-operation between all the countries within
the natural geographical and hydrological unit of the river basin district – bringing together all interests upstream
and downstream.
Source: ICPDR (International Commission for the Protection of Danube River)
What are River Basin Districts?
•Areas of land and sea identified as the main management unit are
known as River Basin Districts.
•These regions can include one or more neighbouring river basins
together with their associated groundwater bodies and coastal waters.
• All European waters are
managed using a River Basin
District approach since 2000
when the EU Water Framework
Directive was adopted by the
EU – creating a new tool for the effective management of water resources.
• The Water Framework Directive sets out how water should be managed in the European Community within RBD
The North West River Basin District:
•is home to over 6.6 million people, and covers an area of 13,140 km2 from Cheshire in the South to the Lake District in the North.
•The landscape is varied: from the mountains and lakes in Cumbria to the seaside at Blackpool, and the industrial heritage of
Manchester
•Agricultural land use covers 80 % of the district,
•There are important habitat and wildlife areas, including: 25
Special Areas of Conservation, and 7 Special Protection Areas with water dependent features
The other RBD’s in EU
:•Scotland RBD, terdiri atas 8 DAS dg total luas 113.920 km2.
•Danube RBD, terdiri atas 3 DAS besar (DAS Tisza, DAS Safa, DAS Prutt ), meliputi wil. 18 Negara (antara lain: Jerman , Austria, Slovakia, S;lovenia, Kroasia, Hongaria, Bosnia, Serbia, Chech, Ukraina, Romania, Moldova, Bulgaria)
•Northern Ireland, there are 3 RBDs, 2 of which are cross-border
• The National Liaison Panel
for England has been
set up to complement the River Basin District Liaison
Panels, which have been established to:- set the strategic overview for river basin planning, and
- agree the measures for improvement in each RBD
• The panel works on a
representational system
.
Thismeans the panel members are expected to represent the views of the whole of their sector and act as a two-way channel
between the panel and their sector.
• Members of the public are welcome to attend meetings as observers, by appointment with the Chair.
Basis Wilayah dalam Masterplan Pengembangan SDA di Jabodetabek 1997
1
2
4
5
6
7
8
3
Keterangan 2. Sub WS Cidurian 3. Sub WS Cimanceuri 4. Sub WS Cirarab 5. Sub WS Cisadane 6. Cengkareng Floodway 7. Banjir Kanal Barat 8. Banjir Kanal Timur 9. DAS Cikarang Bekasi08.11.2001 Balaraja TANGERANG Cira rab C ile ul eu s K. Tahang C im an ce u ri Cidur ian Sukarno -Hatta Airport Ciledug Curug Ranca Sumur Ciputat Ciman ceuri K . A ngk e Serpong C is ad an e Parung C id ur ian C im at u k C ibe u re u m ke Rangkasbitung ke Serang tol ke M erak ke Sera ng K . P es an ggr ah an K . G rog ol K . K ru ku t K . M am pa ng C il iw u n g K . C ipi n an g K . B ua ran K . C aku n g K . A ba ng K . Beka si BEKASI Cileungsi Cis adan g DEPOK Cimanggis Gunung Putri Pondok Gede C ibeet Cibeet KARAWANG Cikarang C.B .L. Cika rang Jonggol Cibarusa C itar u m Curug Cile mah aba ng ke C ikam pek Tol ke Cikam pek Waduk Jatiluhur Katulampa BOGOR Empang ke Cianjur Gn. Pangrango LAUT JAWA U C aku ng D rai n 0 2 4 6 8 10 12 km K . S ek re ta ri s + 6.01 + 16.46 + 240.97 + 243.33 K . S epa k S al . M er u ya K. K amal K . B le n co ng K . M ar u nd a K . J at ikr am at K . C id en g Cipa seum C ileun gsi Cik eas K . W etan B an jir K an al B ar at JAKARTA K ali B aru Timur C en gk ar en g D ra in 32 Km + 3 Ja m 35 ,5 K m + 6 Jam K . S un te r CISADANE HILIR TEROWONGAN PROYEK PENGELOLAAN SUMBER AIR DAN PENGENDALIAN BANJIR
CILIWUNG-CISADANE
WILAYAH SUNGAI CILIWUNG-CISADANE
KETERANGAN :
Garis Batas Wil. Sungai Ciliwung - Cisadane
Jalan raya
Sungai Jalan Kereta Api Batas Daerah Aliran Sungai
Saluran Drainasi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya
WADUK S. CISADANE WADUK CIAWI I.5 I.4 I.2 I.3 I.1
Bandingkan dg UU No.7/ 2004 ttg Sumber Daya Air
• Wilayah sungai (WS) adalah kesatuan wilayah pengelolaan SDA dalam satu atau lebih DAS dan/atau pulau-pulau kecil yang
luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2. (ps 1 angka 10).
• Istilah ‘” WS” tertulis sebanyak 80 kali dalam UU SDA.
• Pola pengelolaan SDA disusun berdasarkan WS dengan prinsip
keterpaduan antara air permukaan dan air tanah (ps 11 ayat 2)
• Presiden menetapkan WS dan CAT dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan SDA Nasional (ps 13 ayat 2)
• Penetapan WS meliputi: WS dalam satu kabupaten/kota, WS lintas kabupaten/kota, WS lintas provinsi, WS lintas negara, dan WS strategis nasional (ps 13 ayat 3)
• Penetapan CAT meliputi CAT dalam satu kabupaten/kota, CAT lintas kabupaten/kota, CAT lintas provinsi, dan CAT lintas negara
Bandingkan dg UU No.7/ 2004 ttg Sumber Daya Air
• Kriteria dan tata cara penetapan WS dan CAT diatur lebih lanjut dengan PP. (ps 13 ayat 5)
• Urutan prioritas penyediaan SDA (selain untuk kebutuhan pokok dan untuk irigasi pertanian rakyat) ditetapkan pada setiap WS oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya (ps 29 ayat 4)
• Penyediaan SDA dilaksanakan berdasarkan Rencana
Pengelolaan SDA yang ditetapkan pada setiap WS (ps 30 ayat 1).
• Penggunaan SDA dilaksanakan sesuai penatagunaan dan
rencana penyediaan SDA yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pengelolaan SDA WS bersangkutan. (ps 32 ayat 2)
• Pengembangan air tanah pada CAT dilakukan secara terpadu dalam pengembangan SDA pada WS dengan upaya pencegahan terhadap kerusakan air tanah (ps 37 ayat 2)
• Alokasi air untuk pengusahaan SDA harus didasarkan pada
rencana alokasi air yang ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan
Bandingkan dg UU No.7/ 2004 ttg Sumber Daya Air
• Pengusahaan SDA dalam suatu WS yang dilakukan dengan membangun dan/atau menggunakan saluran distribusi hanya
dapat digunakan untuk WS lainnya apabila masih terdapat ketersediaan air yang melebihi keperluan penduduk pada WS ybs.(ps 48 ayat 1)
• Pengusahaan SDA didasarkan pada Rencana Pengelolaan SDA WS bersangkutan. (ps 48 ayat 2)
• Pengusahaan air untuk negara lain harus didasarkan pada Rencana Pengelolaan SDA WS ybs, serta memperhatikan kepentingan daerah di sekitarnya (ps 49 ayat 2)
• Pengendalian daya rusak air menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola sumber daya air WS dan
masyarakat (ps 51 ayat 4)
• Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA pada setiap WS
dilaksanakan secara terkoordinasi oleh instansi yang berwenang sesuai dengan bidang tugasnya dengan mengikutsertakan para
Bandingkan dg UU No.7/ 2004 ttg Sumber Daya Air
• Rencana Pengelolaan SDA pada setiap WS dirinci ke dalam
program yang terkait dengan pengelolaan SDA oleh instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat (ps 62 ayat 6)
• Dalam hal terdapat kepentingan mendesak untuk
pendayagunaan SDA pada WS lintas provinsi, lintas
kabupaten/kota, dan strategis nasional, pembiayaan
pengelolaannya ditetapkan bersama oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah yang bersangkutan melalui pola kerja sama
(ps 78 ayat 4)
• Dana yang dipungut dari para pengguna SDA dipergunakan untuk mendukung terselenggaranya kelangsungan pengelolaan
SDA pada WS ybs (ps 80 ayat 7)
• Wadah koordinasi pada WS dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan pengelolaan SDA pada WS ybs (ps 87 ayat 3)
ACUAN Pengelolaan SDA menurut UU
SDA
KEBIJAKAN berbasis Wil Administrasi:
NASIONAL
PROPINSI
KABUPATEN/ KOTA
POLA
RENCANA
PROGRAM
KEGIATAN
Berbasis Wilayah Hidrografis (Wilayah Sungai)
Sektoral atau Daerah
Psl 14, 15, 16 huruf a, b, dan c. Psl 62 ayat 6
Subdit Perencanaan Wilayah Sungai 15 Tinjauan DAS / Gab. DAS WS dalam Kabupaten Kriteria :
2. Efektivitas pengelolaan SDA 3. Efisiensi pengelolaan SDA
4. Tercukupinya hak setiap org utk mendapatkan air
Sumber: PP 42/2008 Psl 10
Kriteria & Parameter WS Strategis Nasional :
• Potensi SDA pada WS dibanding prov. > 20%,
• Banyaknya sektor yg terkait SDA • Besarnya dampak thd pembangunan
nasional, dan
• Dampak daya rusak air
Sumber: Penjelasan Ps 13 ay 3 UU SDA
WS Lintas Kab/Kota; Lintas Propinsi; Lintas Neg. WS Strategis Nasional Batas Hidrologis WS Lintas Kab WS Lintas Prop WS Dalam Kab WS Lintas Neg
Proses dan Output Kajian WS
SISTEM PENGELOLAAN SDA
bertujuan mewujudkan HARMONI,
antara:
•
Pendayagunaan dan konservasi
• Kewenangan dan tanggung jawab
• Kepentingan antar wilayah administrasi
• Kepentingan antar pengguna
• Kepentingan antar sektor
• Manfaat dan biaya
• Kecukupan air
untuk mendukung berbagai kebutuhan,• Mutu air
yang memenuhi persyaratan penggunaan,• Keamanan aliran dan daya air
Takaran
Outcome
Pelaksanaan Kajian
mengenai Pembagian
Wilayah Sungai
Kajian tentang Potensi dan Kondisi SDA pada setiap DAS di Indonesia
(2004)
Rapat konsultasi dg semua provinsi di Jkt
dan Bali (Des 2004)
Hasil Kajian Awal
Draft 1: Kajian Pembagian WS Usulan
dari tiap Prov
Rapat konsultasi di Jogja (Sept 2005) Rapat konfirmasi dg semua provinsi di Cisarua (Des 2005) Pertemuan antara Pem Prov dg Pem
Kab/Kota (sejak 2004)
Draft 2: Kajian Pembagian WS
Ranc Per Pres Pembagian WS Masukan susulan
dr beberapa Prov
Evaluasi oleh Tim Ditjen SDA
(Sept 2005)
Basis Wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A/PRT/M/2006 tanggal 26 Juni 2006 (mengacu amanat Undang-undang Nomor 7 tahun 2004)
1 WS Lintas Negara
5
2 WS Lintas Provinsi
27
3 WS Strategis Nasional
37
4 WS Lintas Kabupaten/ Kota, dalam Provinsi
51
5 WS Dalam Kabupaten / Kota
13
Jumlah
133
Sebelumnya wilayah daratan Indonesia terbagi kedalam 90 WS yang ditetapkan melalui Permen PU No. 39 Tahun 1989 (merupakan pelaksanaan amanat UU No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan)