• Tidak ada hasil yang ditemukan

POA FILARIASIS 2015.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POA FILARIASIS 2015.doc"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu. Namun disadari bahwa pembangunan kesehatan masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain masih terjadinya kesenjangan status kesehatan masyarakat antar wilayah, antar status sosial dan ekonomi, munculnya berbagai masalah kesehatan / penyakit baru (new emerging deseases) atau penyakit lama yang muncul kembali (re-emerging deseases). Indonesia sebagai salah satu negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs) / Tujuan Pembangunan Millennium pada tahun 2015 untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk. Tujuan bersama dalam MDGs tersebut terdiri dari 8 tujuan yang meliputi 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4) Menurunkan angka kematian anak; 5) Meningkatkan kesehatan ibu; 6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7) Kelestarian lingkungan hidup; dan 8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan. Dari 8 tujuan MDGs tersebut, 5 di antaranya adalah MDGs yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7.

Berdasarkan Laporan Pencapaian SPM tahun 2015 meskipun sebagian besar target MDGs diperkirakan akan tercapai (on track) pada tahun 2015, namun masih terdapat beberapa target yang memerlukan upaya lebih keras untuk mencapainya (off track), yaitu penurunan angka kematian ibu, penurunan angka sebaran HIV/AIDS, dan akses air bersih yang terjangkau bagi masyarakat. Hasil yang telah dicapai sampai dengan evaluasi tersebut harus dipertahankan dan / atau ditingkatkan 2 semaksimalnya agar pada tahun

(2)

2015 dapat tercapai dengan kontribusi dari semua komponen bangsa baik di tingkat pusat maupun daerah termasuk masyarakat.

Selain itu puskesmas juga dituntut untuk meningkatkan pelayanannya untuk mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Pencapaian Kinerja Puskesmas (PKP). Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama yang optimal antar lintas program dan lintas sektor mengingat terbatasnya sumber daya yang ada.

Visi :

Terwujudnya Wilayah Kerja Ngadi Sehat.

Misi :

1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngadi

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngadi

3. Peningkatan dan pemeliharaan pelayanan yang berkualitas dalam rangka memelihara dan meningkatkan serta melakukan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan di wilayah UPTD Puskesmas Ngadi

4. Melakukan pemeliharaan kesehatan yang berkualitas bagi perorangan, keluarga, masyarakat dan lingkungan dengan fokus pada pencegahan tanpa diskriminasi.

Dengan visi dan misi tersebut diharapkan masyarakat kita khususnya masyarakat wilayah kerja Puskesmas Ngadi mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat dengan konsep sehat dan produktif. Apalagi ditambah dengan adanya program JKN dan berbagai pembiayaan dari APBD II Pemerintah Kota Surabaya, APBD I Propinsi Jawa Timur serta APBN Pemerintah Pusat baik berupa BOK atau yang lain diharapkan dapat mendukung peningkatan pelayanan di Puskesmas Ngadi.

(3)

I.2.Tujuan

I.2.1. Tujuan Umum

Memiliki rencana program yang baik, terpadu dan terarah sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan dalam pengelolaan puskesmas. I.2.2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar Puskesmas Ngadi. b. Meningkatkan pencapaian indikator SPM.

c. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat terutama masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngadi.

I.3. Manfaat

I.3.1. Bagi Puskesmas

a. Sebagai acuan puskesmas dalam melaksanakan kegiatan di tahun 2016

b. Sebagai acuan puskesmas untuk melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan di tahun 2016

I.3.2. Bagi Dinas Kesehatan

(4)

BAB II

ANALISIS SITUASI II.1. Identitas Puskesmas

1. Nama Puskesmas : Puskesmas Ngadi 2. No. Kode Puskesmas : P3506020102

3. Alamat : Jl. Raya Ngadi No.88 Ngadi Kec. Mojo Kab. Kediri

4. No. Telp/fax : 0355 – 491001

5. Pimpinan : dr. Yaya Mulyana

Tahun berdiri : 1975 dan beroperasi tahun 1975 6. Jenis Puskesmas : Puskesmas (Non Perawatan)

7. Visi : Terwujudnya Wilayah Kerja Ngadi Sehat

8. Misi : 1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngadi

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngadi

3. Peningkatan dan pemeliharaan pelayanan yang berkualitas dalam rangka memelihara dan meningkatkan serta melakukan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan di wilayah UPTD Puskesmas Ngadi

4. Melakukan pemeliharaan kesehatan yang berkualitas bagi perorangan, keluarga, masyarakat dan lingkungan dengan fokus pada pencegahan tanpa

(5)

diskriminasi.

9. Motto : Menjadi Puskesmas RELIGI yaitu Ramah, Efektif, Loyal, Indah, Gembira, Istiqomah

II.2. Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi II.2.1. Data Geografis

1. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi

Wilayah kerja Puskesmas Ngadi berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Desa Ploso Kecamatan Mojo

 Sebelah Timur : Desa Kras Kecamatan Kras dan Kabupaten Tulungagung

 Sebelah Selatan : Kabupaten Tulungagung

 Sebelah Barat : Pegunungan Wilis 2. Posisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi

Lokasi Puskesmas Ngadi tepatnya berada pada wilayah Kabupaten Kediri bagian Selatan.

3. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi.

Jumlah total wilayah kerja Puskesmas Ngadi adalah ± 4977 km2

yang terbagi atas 8 wilayah Desa yaitu Desa Ngadi , Desa Ngetrep , Desa Kranding , Desa Ponggok , Desa Petungroto , Desa Maesan , Desa Kedawung dan Desa Pamongan.

4. Kondisi Wilayah Kerja

Secara umum kondisi wilayah kerja Puskesmas Ngadi ada dua dataran yaitu dataran tinggi ± 70 % dan dataran rendah ± 30 %.

(6)

II.2.2. Data Demografis

Jumlah Penduduk menurut kelompok umur

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur, Tahun 2016

Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur & LB3 KIA 2015

Berikut ini adalah grafik jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur.

Grafik 2.1. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur, Tahun 2016

(7)

II.2.3. Data Sarana Pendidikan

Tabel 2.3. Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH 1 TK 24 2 SD / MI 20 3 SLTP/MTS 4 4 SLTA/MAN 1 5 Akademi/PT 0 JUMLAH 49

Sumber: Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2015

Untuk memperjelas tabel di atas dapat dilihat pada grafik jumlah sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Ngadi di bawah ini.

Grafik 2.3. Grafik Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2016

Dari Tabel 2.3. dan Grafik 2.3. di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Ngadi yang banyak sarana pendidikan adalah TK.

(8)

Tabel 2.4. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

JENIS PELAYANAN PEMERINTAH SWASTA TOTAL

Puskesmas Induk 1 - 1

Puskesmas Pembantu 1 - 1

BKIA - 1 1

Dokter Umum 1 1 1

Bidan Praktek - 8 8

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2015

Untuk memperjelas tabel di atas dapat dilihat pada grafik sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ngadi di bawah ini. Grafik 2.4. Grafik Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di

Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2015

Dari Tabel 2.4. dan Grafik 2.4. di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Ngadi sarana pelayanan kesehatan yang paling banyak adalah bidan praktek.

(9)

1. KONDISI SDM

Tabel 2.7. SDM di Puskesmas Ngadi, Tahun 2016 NO. JENIS TENAGA PKM

INDUK PUSTU JUMLAH

1 Dokter 1 - 1 2 Dokter gigi 1 - 1 3 Bidan 10 0 10 4 Perawat 2 - 2 5 Perawat Gigi 1 - 1 6 Petugas Gizi 1 - 1 7 Petugas Sanitasi 1 - 1 8 Analis Kesehatan 1 - 1 9 Asisten Apoteker 1 - 1 10 Tata Usaha 5 - 5 TOTAL 26 0 26

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2015

Dari tabel 2.5. di atas maka di Puskesmas Ngadi mengalami kurangan terutama pada tenaga pelayanan di antaranya adalah dokter, dokter gigi , perawat , perawat gigi , bidan dan tenaga administrasi.

2. SARANA dan PRASARANA PUSKESMAS

Puskesmas mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut :

 Ambulance : 1 Unit

 Sepeda Motor : 1 Unit

 Fasilitas PAM / Sumur : ada

 Fasilitas PLN : ada

 Fasilitas Telepon dan internet : ada

 Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) : tidak ada 3. PERAN SERTA MASYARAKAT

 Jumlah Posyandu Balita : 38 kelompok

 Jumlah Kader Posyandu Balita : 190 orang

 Jumlah Posyandu Lansia : 8 Kelompok

 Jumlah Kader Posyandu Lansia : 24 orang

(10)

BAB III ISU STRATEGIS III.1. Identifikasi Masalah

Masalah yang dihadapi Puskesmas Ngadi dalam meningkatkan mutu pelayanan adalah sebagai berikut :

Masalah dari pencapaian program dengan menggunakan Indikator SPM BOK dan PKP tahun 2015 yang masih belum memenuhi target dan adanya program yang perlu penanganan yang lebih optimal adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya pengetahuan ibu balita&siswa akan bahaya penyakit kaki

gajah.

2. Kurangya pemberian obat cacing bagi balita&siswa.

III.2. Penentuan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah menggunakan metode scoring dengan kriteria USG (Urgent, Seriousness, Growth)

Definisi USG :

1. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat :

Dengan bobot skor : a.5 = sangat gawat b. 4 = gawat c.3 = cukup gawat d. 2 = kurang gawat e.1 = tidak gawat

2. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain.

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat serius b. 4 = serius

(11)

c. 3 = cukup serius d. 2 = kurang serius e. 1 = tidak serius

3. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera ditangani pertumbuhannya akan berjalan terus.

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat besar b. 4 = besar

c. 3 = cukup besar d. 2 = kurang besar e. 1 = tidak besar

Berikut adalah matriks penentuan prioritas masalah yang akan diselesaikan

Tabel 3.1. Matriks Penentuan Prioritas Masalah

Masalah U S G Total Kriteria

1. Kurangya

pemberian obat cacing bagi balita&siswa.

2 3 3 8 II

2. Rendahnya pengetahuan ibu balita&siswa akan bahaya penyakit kaki gajah.

(12)

Hasil urutan prioritas masalah yang akan diselesaikan berdasarkan matriks di atas, adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya pengetahuan ibu balita&siswa akan bahaya penyakit kaki gajah. 2. Kurangnya pemberian obat cacing untuk balita & siswa.

(13)

BAB IV

ANALISIS PENYEBAB MASALAH DAN

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

IV.1. Analisis Penyebab Masalah

Karena keterbatasan SDM dan anggaran yang ada di puskesmas maka prioritas masalah yang diutamakan adalah 2 teratas. Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan Metode Fish Bone (tulang ikan)

1. Rendahnya pengetahuan ibu balita&siswa akan bahaya penyakit kaki gajah.

a. Manusia (SDM)

Pengetahuan pasien dan masyarakat yang kurang mengenai obat cacing

Rendahnya tingkat kepatuhan orang tua terhadap pemberian obat yang di baerikan.

b.Metode c. Material

d.Terbatasnya persediaan leaflet dan poster tentang obat cacing e. Lingkungan

Masalah

Lingkungan Keuangan Material

(14)

 Kondisi tempat tinggal yang tidak sehat, sinar matahari tidak ada dan sirkulasi udara yang kurang

2. Kurangnya pemberian obat cacing untuk balita & siswa. a.Manusia (SDM)

 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemberian obat cacing

 Kurangnya tenaga penyuluh kesehatan b.Metode

c.Material d.Keuangan e.Lingkungan

Kurang dukungan orang tua dan masyarakat akan kesehatan anak dan balita.

IV.2. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan metode scoring dengan kriteria :

3. Besarnya masalah (BM)

Besar masalah dikaitkan dengan tingkat status kesehatan masyarakat, contohnya besarnya angka kesakitan (mordibitas) pada suatu waktu tertentu.

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat besar b. 4 = besar c. 3 = cukup besar d. 2 = kurang besar e. 1 = tidak besar 4. Kegawatan masalah (KM)

Kegawatan masalah diukur atas pengaruhnya terhadap individu dan lingkungan yang umumnya dikaitkan dengan mati hidupnya seseorang.

(15)

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat gawat b. 4 = gawat c. 3 = cukup gawat d. 2 = kurang gawat e. 1 = tidak gawat 5. Perhatian Masyarakat (PM)

Perhatian masyarakat ditujukan pada pengetahuan, sikap dan keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah dan urgensinya menurut mereka untuk segera dipecahkan.

Dengan bobot skor :

a. 5 = sangat besar perhatian dari masyarakat b. 4 = besar perhatian dari masyarakat

c. 3 = cukup besar perhatian dari masyarakat d. 2 = kurang besar perhatian dari masyarakat e. 1 = tidak ada perhatian dari masyarakat

Berikut ini adalah matriks prioritas penyebab masalah yang akan diselesaikan dari masalah yang ada :

Tabel 4.1. Rendahnya pengetahuan ibu balita dan siswa akan bahaya penyakit kaki gajah

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS 1. Terbatasnya tenaga

kesehatan yang

memberikan penyuluhan pentingnya obat cacing

3 3 2 10 I

2. Kurangnya leaflet dan poster tentang filariasis

2 2 1 5 II

Tabel 4.2. Kurangya pemberian obat cacing bagi balita&siswa.

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS

(16)

balita &siswa 2. Kurangnya tingkat

kepatuhan siswa untuk minum obat cacing

5 3 3 11 II

Dari tabel yang ada maka penyebab yang paling berperan dalam kurangnya cakupan pemberian obat cacing karena kurangnya pengetahuan orang tua& anak tentang kegunaan obat cacing.

IV.3. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah yang ada, digunakan metode MEER (Metodologi, Efektivitas, Efesiensi, Relevansi). Bobot skor tiap kriteria MEER adalah sebagai berikut:

1. Metodologi (M) a. 5 = sangat bagus b. 4 = bagus c. 3 = cukup bagus d. 2 = kurang bagus e. 1 = tidak bagus 2. Efektivitas (Et) a. 5 = sangat efektif b. 4 = efektif c. 3 = cukup efektif d. 2 = kurang efektif e. 1 = tidak efektif 3. Efesiensi (Es) a. 5 = sangat efesiensi b. 4 = efesiensi c. 3 = cukup efesiensi d. 2 = kurang efesiensi e. 1 = tidak efesiensi

(17)

4. Relevensi (R) a. 5 = sangat relevan b. 4 = relevan c. 3 = cukup relevan d. 2 = kurang relevan e. 1 = tidak relevan

Matriks penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dari masalah kurangnya cakupan pemberian obat cacing.

Tabel 4.1. Alternatif Pemecahan Masalah Rendahnya Pengetahuan ibu balita&siswa akan bahaya penyakit kaki gajah.

NO. ALTERNATIF

PEMECAHAN M Et Es R TOTAL PRIORITAS 1. Penyuluhan

kepada ibu balita & siswa 5 4 2 5 16 I 2. Pemberian informasi melalui pertemuan Kader Posyandu 5 4 3 2 15 II 3. Minilokakarya tingkat Puskesmas 5 3 2 3 13 III

Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan yang pertama adalah penyuluhan ibu & anak.

Matriks penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dari Rendahnya Cakupan pemberian obat.

Tabel 4.2 Alternatif Pemecahan Masalah untuk kurangnya pemberian obat cacing.

NO. PEMECAHANALTERNATIF M Et Es R TOTAL PRIORITAS 1. Pemberian

informasi melalui pertemuan Kader Posyandu

(18)

2. Minilokakarya tingkat

Puskesmas

4 2 3 3 12 II

Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan yang pertama adalah kegiatan Pemberian informasi melalui pertemuan Kader Posyandu.

Matriks penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dari masalah masih perlunya penyuluhan paemberian obat cacing.

(19)

BAB V

RENCANA KEGIATAN

Rencana pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan hasil capaian rumah tangga sehat adalah sebagai berikut

Tabel 5.1. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan untuk masalah rendahnya pengetahuan akan bahaya penyakit kaki gajah& Kurangnya Pemberian Obat Cacing.

No Kegiatan Tujuan Pemecahan Sasaran Target Lokasi Pelaksanaan Jadwal Tanggung Jawab AnggaranSumber Indikator Keberhasilan

1. Penyuluhan kepada ibu balita & siswa a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kaki gajah b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya kaki gajah

a. Sasarannya masyarakat terutama yang mempunyai wilayah lingkungan sanitasi yang buruk b. Kader dan tokoh masyarakat 100 % dari sasaran hadir semua a. Kegiatan di masing-masing pos posyandu b. Ruangan sekolah dasar a.Juli 2016 Koodinator : Petugas Program Filariasis Pelaksana : Petugas Filariasis dan tim

BOK 2016 a. Meningkatnya kesadaran dan perilaku masyarakat untuk mencegah penyakit kaki gajah b. Meningkatnya kesadaran

dan perilaku siswa & orang tua balita akan kepatuhan minum obat cacing. 2. Pemberian informasi melalui pertemuan Kader Posyandu Memberikan informasi kepada kader untuk kemudian diteruskan ke masyarakat Kader Posyandu yang ditunjuk 38 Posyandu , 1 kali kegiatan, 100% kegiatan dilaksanakan Ruang Pertemuan Puskesmas Sept 2016 a. Koodinator : Petugas Promkes b. Pelaksana : Tim Puskesmas Ngadi

BOK 2016 a.Trend kasus kaki gajah yang semakin menurun b.Meningkatnya cakupan SPM Puskesmas 3. Minilokakarya tingkat Puskesmas a.Memberikan informasi Karyawan / karyawati 1 kali kegiatan, 100% kegiatan Ruang Pertemuan Januari – Desember 2016 a. Koodinator : Kepala Tata

BOK 2016 a.Meningkatnya cakupan SPM Puskesmas

(20)

kepada karyawan/karya wati tentang program yang direncanakan dan dilaksanakan b. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan c.Mendapatkan pemecahan masalah apabila ada masalah Puksesmas Ngadi

dilaksanakan Puskesmas Usaha

b. Pelaksana : Tim Tata Usaha b. Meningkatnya angka kepuasan pelanggan Puskesmas Ngadi

(21)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan

1. Dengan adanya POA maka puskesmas memiliki rencana program yang baik, terpadu dan terarah..

2. Kegiatan yang diusahakan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngadi.

3. Apabila kegiatan program dan inovasinya telah dilaksanakan dengan baik maka indikator SPM akan semakin mudah dicapai.

4. Dampak dari keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngadi

VI.2. Saran

VI.2.1. Bagi Puskesmas

a. Kegiatan program akan dilaksanakan sebiasa mungkin sesuai dengan POA yang telah dibuat.

b. Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan di tahun 2015 juga harus berdasarkan POA yang ada.

VI.2.2. Bagi Dinas Kesehatan

a. Dinas Kesehatan senantiasa mengevaluasi dan memonitoring jalannya kegiatan program dan inovasi yang telah dilaksanakan Puskesmas.

b. Dinas Kesehatan hendaknya juga melengkapi sarana dan prasarana kesehatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan sesuai dengan POA yang ada.

(22)

BAB VII

PENUTUP

Demikian Plan Of Action tahun 2016 yang diusulkan oleh Puskesmas Ngadi berdasarkan hasil penggalian gagasan dan aspirasi hasil kegiatan minilokakarya Puskesmas Ngadi. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah menjadi tekad yang dicanangkan dengan motto : “Menjadi Puskesmas RELIGI yaitu Ramah, Efektif, Loyal, Indah, Gembira, Istiqomah “ sebagai bukti dukungan pada pemerintah dalam mengembangkan program – program kesehatan baik secara promotif, preventif , maupun kuratif dan rehabilitatif.

Sebagai bentuk konsekwensinya maka pelayanan secara menyeluruh kepada semua program yang ada dengan menitikberatkan pada pelayanan tentang isu strategis dengan prioritas masalah guna mendongkrak pencapaian program secara optimal.

Selain itu dengan adanya isu strategis dan prioritas masalah diharapkan dapat memperoleh proses pencapaian yang telah dilakukan , serta bisa melakukan pembenahan terhadap program – program yang belum bisa berjalan dengan baik.

Namun demikian hal ini tergantung pada SDM yang ada serta didukung dengan sarana dan prasarana yang ada sehingga dengan disusunnya POA ini , harapan kami bisa melaksanakan dan tercapai sesuai dengan harapan . Meskipun demikian untuk program prioritas mungkin masih perlu POA Khusus.

Demikian semoga apa yang telah disusun oleh Team Puskesmas Ngadi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat atau mampu mengangkat derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngadi

Kediri , 6 Januari 2016

Kepala UPTD Puskesmas Ngadi

dr. Yaya Mulyana

Gambar

Grafik 2.1. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok  Umur, Tahun 2016
Grafik 2.3. Grafik Jumlah Sarana Pendidikan di  Wilayah Kerja  Puskesmas Ngadi, Tahun 2016
Tabel 2.4. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas  Ngadi, Tahun 2016
Tabel 3.1. Matriks Penentuan Prioritas Masalah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak

Pemantauan HPIK adalah suatu serangkaian pemeriksaan yang sistematik terhadap suatu populasi ikan, untuk mendeteksi adanya hama dan penyakit ikan karantina,

Persepsi tertinggi dari responden mengenai System Quality yaitu ter letak pada “ Aplikasi Dealjava menggunakan navigasi yang mu dah dipahami” yaitu de - ngan rata-rata

.Dalam hal ini apa yang nyata, perkara yang barkait dengan pi hak majikan (tempat mereka beke rja) pa d.a pendapat mereka perlu berwaspada walaupun pengkaji telah

Kesehatan jiwa menurut islam tidak lain adalah ibadah yang amat luas atau pengembangan dimensi dan potensi yang dimiliki manusia dalam dirinya dalam rangka pengabdian

• Kelebihan baterai NiCd di bandingkan jenis lainnya: kemampuannya dalam menangani beban tinggi, 5x lebih cepat di charge dibandingkan dengan baterai NiMH atau 20x lebih cepat

Berdasarkan hasil siklus 1 menunjukan adanya peningkatan kreativitas anak dalam kegiatan bermain jejak serta kegiatan sesi tanya jawab. Hal ini terbukti dari perbandingan

Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah memberi pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat Sidorejo untuk bercocok tanam menggunakan sistem