• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN 2019"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

TAHUN 2019

Email: diklat.provsumbar@gmail.com Website: www.diklat.sumbarprov.go.id

Menjadi Pusat Keunggulan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

(2)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas semua limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019 dapat diselesaikan, sebagai bentuk akuntabilitas kinerja instansi pemerintah selama tahun 2019.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Merupakan kewajiban bagi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sumatera Barat untuk menyusun Laporan Kinerja sebagai bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat Tahun 2019. Komitmen dalam penyusunan LAKIP, bertujuan memberikan informasi kinerja yang terukur, sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019 ini dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam RENSTRA Perubahan 2016-2021 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat, khususnya Penetapan Kinerja Tahun 2019.

Pada tahun 2019, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat menetapkan 3 Sasaran Strategis dan 4 Indikator Kinerja yang

(3)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat ii

menjadi ukuran keberhasilan (baik kuantitatif maupun kualitatif) atau menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran strategis yang ditetapkan. Capaian Indikator Kinerja tersebut secara umum mengindikasikan adanya perubahan yang cukup positif dalam kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat dibandingkan kinerja yang dicapai pada awal pelaksanaan Renstra Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 2016-2021. Hal ini mengisyaratkan bahwa sejumlah langkah pembenahan internal yang dilakukan telah memberikan dampak positif bagi kinerja organisasi. Namun disadari bahwa kinerja yang telah dicapai masih belum optimal dan memerlukan kerja keras untuk mewujudkan perbaikan yang diharapkan.

Padang, Januari 2020

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat,

Dr. H. JEFRINAL ARIFIN,SH., M.Si

(4)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat iii

DAFTAR ISI

hlm

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI ... ... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... … 1

A. Latar Belakang ... … 1

B. Gambaran Umum Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... … 3

C. Aspek Strategis Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... … 13

D. Isu Isu Strategis Diklat ... … 22

E. Teknis Penyusunan dan Sistematika LAKIP... … 24

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... … A. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2019 .... … 27

1. Rencana Strategis ... … 27

2. Strategi dan Kebijakan ... … 28

3. Indikator Kinerja ... … 29

B. Penetapan Kinerja ... … 30

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... … 32

A. Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja ... … B. Hasil Pengukuran Kinerja ………. C. Capaian Kinerja Organisasi ……….. 32 33 34 1. Perbandingan Target dengan Capaian Kinerja Tahun 2019 ... … 34

2. Perbandingan Kinerja Tahun 2019 dengan Tahun 2017 dan 2018 ... … 46

3. Perbandingan Realisasi Kinerja sampai dengan Tahun ini dengan Target Jangka Menengah dalam Dokumen Renstra………... 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ... … 48 50 D. Realisasi Anggaran ... … 52

BAB IV PENUTUP ... … 66

A. Kesimpulan ... … 66

B. Langkah Perbaikan Kinerja ... … 67 DAFTAR LAMPIRAN :

1. Perjanjian Kinerja SKPD 2. Indikator Kinerja Utama (IKU)

(5)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat iv

Ikhtisar Eksekutif

Pemerintah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai lembaga yang mempunyai peran strategis dalam pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur di Pemerintah Provinsi Sumatera Barat khususnya melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan.

Berdasarkan penetapan kinerja tahun 2019 untuk Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat, terdapat 3 (tiga) sasaran strategis dengan 4 (empat) indikator kinerja yang harus dicapai. Untuk mencapai 4 indikator kinerja tersebut telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 18.785.910.363 untuk melaksanakan 7 program dengan 54 kegiatan.

Dari anggaran tersebut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat mampu mewujudkan kinerja tersebut dengan capaian kinerja 174,96 %.

Sasaran Strategis dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1 2 3 4 5 Meningkatnya Tata Kelola Organisasi 1. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja B (65,00) B (67,23) 103,43 % Meningkatnya kualitas penyelenggaraan kediklatan 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 75 85,10 113,46 % 2. Persentase ASN Prov.

Sumbar yang telah mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun 1,43 5,20 363,63 % Meningkatnya pengembangan kompetensi dan kualifikasi aparatur

1. Persentase lulusan diklat dengan predikat minimal memuaskan

82 97,66 119,10 %

(6)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat v

Sedangkan dari segi kinerja keuangan, dari total Rp 18.785.910.363 anggaran yang terserap untuk mewujudkan kinerja adalah Rp 18.111.837.410 atau 96,41 %. Dan capaian kinerja fisik mencapai 100 %. Hal ini tentu sangat menggembirakan, dimana capaian kinerja keuangan dan fisik tercapai sesuai dengan target yang diharapkan. Capaian kinerja keuangan sudah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 95 %. Capaian yang sangat baik ini dapat tercapai karena adanya evaluasi rutin terhadap capaian kinerja yang dilakukan setiap bulan. Dimana setiap permasalahan pada pelaksanaan kegiatan langsung dilakukan pemecahan masalah agar serapan anggaran dapat maksimal sesuai target. engakibatkan rendahnya serapan anggaran. Untuk realisasi fisik tercapai 100 % karena seluruh pembuktian pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang diminta dalam aplikasi Simbangda dapat terpenuhi.

Dari total pagu dana Rp 18.785.910.363 terdapat 5 kegiatan dengan pola kontribusi dengan total anggaran sebanyak Rp 3.326.040.000 adalah kegiatan dengan pola kontribusi, dimana pembiayaan untuk kegiatan tersebut berasal dari setoran kontribusi Kabupaten/Kota yang mengirim aparaturnya mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi. Pada tahun lalu kegiatan dengan pola kontribusi inilah yang menjadi penyebab rendahnya capaian kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Terdapat 20 kegiatan pola kontribusi yang tidak terlaksana karena banyak Kabupaten/Kota yang tidak menganggarkan dana untuk pengembangan kompetensi aparaturnya, sehingga kuota peserta tidak dapat dipenuhi. Belajar dari pengalaman tersebut, maka pada tahun 2019 kegiatan pola kontribusi difokuskan kepada kegiatan yang benar-benar dapat diikuti oleh aparatur dari Kabupaten/Kota agar kuota peserta terpenuhi dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Dan hasilnya pada 2019 dari 5 kegiatan dengan pola kontribusi, seluruhnya dapat terlaksana dengan realisasi capaian yang sangat baik.

(7)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat vi

Kinerja Keuangan Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019

No NAMA PROGRAM ANGGARAN REALISASI

Rp. Rp. %

1 2 3 4 5

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.243.391.969 3.216.129.638 99,16

2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.803.261.994 3.539.570.330 93,07

3 Peningkatan Disiplin Aparatur 64.500.000 64.070.000 99,33

4 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 112.946.500 111.568.500 98,78

5 Peningkatan Peng. Sistem Pelaporan Capaian kinerja 488.104.100 469.016.900 96,09

6 Pendidikan Kedinasan 10.272.161.150 9.940.796.732 96,77

7 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 801.554.650 770.685.310 96,15

Jumlah 18.785.910.363 18.111.837.410 96,41

Dibandingkan dengan serapan anggaran tahun 2018 yaitu 50,74 %, maka serapan anggaran tahun 2019 yaitu 96,41 % meningkat sangat tajam sebesar 45,67 %, yang memperlihatkan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia telah melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan dengan sangat baik.

(8)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 1

PENDAHULUAN

Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas dan teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Akuntabilitas merupakan perwujudan dari kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik.

Untuk perwujudan pertanggungjawaban tersebut, Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah mengamanatkan setiap SKPD harus menyusun laporan kinerjanya. Menindaklanjuti hal ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menerbitkan Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksana tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

BAB I

A. Latar Belakang

(9)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 2

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)) sebagai salah satu institusi publik, maka secara tidak langsung mempunyai kewajiban untuk mempertanggung-jawabkan segala sesuatu yang dibebankan oleh publik (rakyat), melalui prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan dengan tetap di bawah kendali dan kewenangan Gubernur Sumatera Barat sebagai Kepala Daerah.

Pengukuran pencapaian kinerja bertujuan untuk mendorong instansi pemerintah dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program serta dapat menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah.Oleh karena itu, substansi penyusunan LAKIP didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada masing-masing bidang yang ada di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Adapun tujuan disusunnya LAKIP Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat ini, adalah:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai,

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan LAKIP ini adalah: 1. Sarana pertanggungjawaban kinerja Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan program dan kegiatan tahun 2019.

2. Mendorong Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur ke arah yang lebih baik untuk tahun selanjutnya sesuai hasil capaian kinerja pada tahun berjalan

3. Menjadikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan.

(10)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 3

4. Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat agar mampu berkembang sesuai relevansi dan tuntutan kebutuhan.

5. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat di Provinsi Sumatera Barat terhadap penyelenggara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, Susunan Organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai berikut:

Tabel 1.1 Nama Struktur dan Pejabat Struktural Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Nama Jabatan Pejabat

a. Kepala Badan Dr. H. Jefrinal Arifin, S.H., M.Si.

b. Sekretaris Dewi Ria, S.Sos, MM

- Kasubbag Perencanaan Yasri Ardi, ST

- Kasubbag Keuangan Deriyosvika, SE

- Kasubbag Umum dan Kepegawaian Sri Wahyuni, SE, MM c. Kabid Sertifikasi Kompetensi dan

Pengelolaan Kelembagaan

Hendra, S. Sos, M. Si - Kasubbid Sertifikasi dan Kompetensi Renita, SH, MAP, MIDS - Kasubbid Pengelolaan Sumber Belajar

dan Kerjasama

Dra. Rita Noviatri - Kasubbid Pengel. Kelembagaan dan

Tenaga Pengembangan Kompetensi Erman, S.Pd d. Kabid Pengembangan Kompetensi

Manajerial Ir. Hj. Khairanti Khairanis, M.Si

- Kasubbid Pengemb. Kompetensi

Kepemimpinan Ammil Zukriah, S. Pd.I

- Kasubbid Pengemb. Kompetensi Pimp. Daerah dan Jab. Pimp. Tinggi

Bustami, S.Sos - Kasubbid Pengembangan Kompetensi

Kepemimpinan Prajabatan

Zuliwarman, SE e. Kabid Pengembangan Kompetensi Teknis Deviany, A.Ing, M.M

- Kasubbid Pengembangan Kompetensi Hilda Yati Sari, SE B. Gambaran Umum Badan

Pengembangan Sumber daya Manusia

(11)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 4 Teknis Umum

- Kasubbid Pengembangan Kompetensi

Teknis Inti Effiyunelhaiti, S.Pd

- Kasubbid Pengembangan Kompetensi

Teknis Pilihan Liesmayeti, SE

f. KabidPengembangan Kompetensi Jabatan

Fungsional Jamalus, S.Pd, M.Pd

- Kasubbid Pelatihan Pembentukan

Jabatan Fungsional Asril, S.Sos.,M.Pd

- Kasubbid Pelatihan Penjenjangan Jabatan Fungsional

Joni, SE - Kasubbid Pengembangan Kompetensi

Jabatan Fungsional

Trisna Sri Mulyani, S.STP g. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Dasar Hukum

a. Peraturan Daerah Provinsi Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat

b. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 38 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat.

2. Fungsi dan Tugas

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 38 tahun 2017 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, maka tugas dan fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Provinsi Sumatera Barat Sebagai lembaga teknis daerah, berkedudukan sebagai unsur pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat.

Badan Pengembangan Sumber Daya ManusiaProvinsi Sumatera Barat mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pendidikan dan pelatihan.

(12)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 5

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan sumber daya manusia.

b. Penyelenggaraan pengembangan kompetensi di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

c. Penyelenggaraan sertifikasi kompetensi di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

d. Pemantauan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia aparatur di provinsi dan kabupaten/kota.

e. Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

f. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan. Susunan organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya ManusiaProvinsi Sumatera Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut:

a. Kepala Badan b. Sekretaris Badan

c. Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan d. Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis

e. Bidang Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional f. Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial

g. Kelompok Jabatan Fungsional

1) Kepala Badan Pengembangan Sumber daya Manusia

Rincian tugas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusiasebagaimana diatur dalam pasal 2 Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 38 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Pokok

(13)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 6

dan Fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat adalah:

a) Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan.

b) Menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis Badan sesuai dengan kebijakan Daerah.

c) Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pengembangan sumber daya manusia.

d) Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan sumber daya manusia.

e) Memfasilitasi pelaksanaan program kesekretariatan, sertifikasi kompetensi dan pengelolaan kelembagaan, pengembangan kompetensi teknis, pengembangan kompetensi jabatan fungsional, dan pengembangan kompetensi manajerial.

f) Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Badan.

g) Menyelenggarakan koordinasi penyusunan Rencana Strategis, Laporan Kinerja, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah serta pelaksanaan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan.

h) Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis pengembangan sumber daya manusia.

i) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

j) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2) Sekretariat

Dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan

(14)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 7

administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, keuangan dan program. Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan evaluasi pengembangan SDM di lingkungan OPD Provinsi dan OPD pelaksana fungsi pengembangan SDM kabupaten/kota.

b) Penyelenggaraan pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Badan; dan

c) Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, umum dan kepegawaian.

Sekretariat terdiri dari:

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan surat-menyurat, pelaksanaan kearsipan dan ekspedisi, pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan, pengelolaan asset, informasi dan dokumentasi, hubungan mmasyarakat dan keprotokoleran, serta pengelolaan urusan administrasi kepegawaian pembinaan jabatan fungsional, dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.

b) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan pengelolaan keuangan, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan, verifikasi administrasi keuangan, sistem akutansi, pelaporan keuangan, serta penyusunan bahan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

c) Sub Bagian Program, mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran, pemantauan, evaluasi, pengelolaan data, dan penyusunan laporan kinerja program pengembangan sumber daya aparatur Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

(15)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 8

3) Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sertifikasi kompetensi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pengelolaan kelembagaan, tenaga pengembang kompetensi, sumber belajar, dan kerjasama antara lembaga. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaanmempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang sertifikasi kompetensi dan pengelolaan kelembagaan;

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan kelembagaan dan tenaga pengembang kompetensi; dan

c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber belajar dan kerjasama.

Bidang Sertifikasi Kompetensi dan Pengelolaan Kelembagaan terdiri dari:

a) Sub Bidang Sertifikasi Kompetensi mempunyai tugas: melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi, pengelolaan lembaga sertifikasi penyelenggara pemerintahan provinsi, memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikat kompetensi di lingkungan pemerintah kabupaten/kota, serta pembinaan, pengkoordinasi, fasilitasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan sertifikasi kompetensi

b) Sub Bidang Kelembagaan dan Tenaga Pengembangan Kompetensi, mempunyai tugas: melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan kerjasama antar lembaga, monitoring dan evaluasi.

(16)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 9

c) Sub Bidang Pengelolaan Sumber Belajar dan Kerjasama, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana pengelolaan sumber belajar, termasuk pustaka dan laboratorium, penyiapan dan pelaksanaan kerjasama antar lembaga, pendidikan formal, pendidikan kepamongprajaan, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan sumber belajar dan kerjasama antar lembaga

4) Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana pelaksanaan, pembinaan, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kompetensi mempunyai fungsi:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Umum. b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Inti. c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Pilihan. Bidang Diklat Pimpinan terdiri dari:

a) Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Umum, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kompetensi teknis umum.

b) Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Inti, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis

(17)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 10

dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kompetensi teknis inti.

c) Sub Bidang Pengembangan Kompetensi TeknisPilihan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kompetensi teknis pilihan.

5) Bidang Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, pelaksanaan, pembinaan, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kompetensi jabatan fungsional. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Diklat Teknis mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelak sanaan di bidang Pelatihan Pembentukan Jabatan Fungsional; b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelak sanaan di bidang Pelatihan Penjenjangan Jabatan Fungsional. c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelak sanaan di bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional.

BidangPengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional terdiri dari: a) Sub Bidang Pelatihan Pembentukan Jabatan Fungsional,

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan

(18)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 11

pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelatihan pembentukan jabatan fungsional.

b) Sub Bidang Pelatihan Penjenjangan Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelatihan penjenjangan jabatan fungsional

c) Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional,mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengembangan kompetensi teknis jabatan fungsional.

6) Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, pelaksanaan, pembinaan, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kompetensi pimpinan daerah, jabatan pimpinan tinggi, kepemimpinan, dan prajabatan, Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pengembangan Kompetensi Pimpinan Daerah dan Jabatan Pimpinan Tinggi.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan.

(19)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 12

c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pengembangan Kompetensi Prajabatan. Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerialterdiri dari:

a) Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Pimpinan Daerah dan Jabatan Pimpinan Tinggi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporanPengembangan Kompetensi Pimpinan Daerah dan Jabatan Pimpinan Tinggi

b) Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan

c) Sub Bidang Pengembangan KompetensiPrajabatan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan rencana penyusunan standar perangkat pembelajaran pemerintah dalam negeri, penyelenggaraan pengembangan kompetensi, serta pembinaan, pengkoordinasian, fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan Pengembangan Kompetensi Prajabatan.

(20)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 13

a) Keadaan Pegawai

Seiring dengan kebijakan pemerintah dalam pembatasan rekrutmen PNS atau moratorium PNS, juga berdampak pada kuantitas PNS di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang disebabkan adanya PNS yang pensiun atau pindah ke SKPD lain. Saat ini jumlah pegawai Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat, keadaan per 31 Desember 2019 berjumlah 84 orang. Berikut ini akan disajikan tabel perbandingan jumlah pegawai Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat selama 5 tahun terakhir.

Tabel 1.2. Data PNS Badan Pengembangan Sumber daya Manusia 2015 – 2019

No. TAHUN ESS.II ESS.III ESS.

IV

WIDYAISWARA STAFF JUMLAH

1. 2015 1 5 11 28 52 96

2. 2016 1 5 11 25 47 89

3. 2017 1 5 15 19 48 88

4. 2018 1 5 15 19 45 85

5. 2019 1 5 15 25 37 83

C. Aspek Strategis Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

(21)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 14 GRAFIK PERBANDINGAN

JUMLAH PEGAWAI TAHUN 2015 – 2019

Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

Tabel 1.3. Data PNS Badan Pengembangan Sumber daya Manusia berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah 2015 2016 2017 2018 2019 S3 4 4 4 5 4 S2 33 25 28 25 28 S1 18 18 21 24 21 D3 9 9 7 6 6 D2 1 1 1 1 1 SLTA 29 30 25 21 21 SLTP 1 1 1 1 1 SD 1 1 1 1 1 JUMLAH 96 89 88 85 84 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2015 2016 2017 2018 2019 Staf WI Ess.IV Ess.III Ess.II

(22)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 15 Grafik Perbandingan Komposisi Pegawai Menurut Pendidikan

b) Sarana dan Prasarana

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana tentunya menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian target kinerja.

Tabel 1.5. Data Prasarana berupa Tanah

No. Barang Jenis Barang/Nama (M2) Luas Tahun Letak/Alamat Harga ( Rp.) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

1 Tanah Bangunan Kantor

Pemerintah 24.962 2004 JL. RAYA PADANG BESI, kel.INDARUNG - kec.LUBUK KILANGAN

17.473.400.000 2 Tanah Bangunan Kantor

Pemerintah 6.849 2012 JL. RAYA PADANG BESI, kel.INDARUNG - kec.LUBUK KILANGAN 4.794.300.000 Kantor Sub Bagian Umum dan 31.811 22.267.700.000 TOTAL HARGA 22.267.700.000,00 DIBULATKAN 22.267.700.000 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2015 2016 2017 2018 2019 S3 S2 S1 D3 D2 SMA SMP SD

(23)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 16 Tabel 1.6. Data Asset Gedung dan Bangunan

No. Barang/Nama Jenis Barang

Kondisi Kons. Bang.

Luas Lantai

(M2)

Letak/Lokasi Alamat Status Tanah Harga ( Rp. ) (B, KB,

RB) Btingkat/tdk Beton/tdk

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kantor BAIK Tidak Beton 661 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 354.900.000 2 Aula BAIK Tidak Beton 270 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 168.750.000 3 Lokal B BAIK Tidak Beton 240 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai

216.950.000

4 Mess Widyaiswara

BAIK Tidak Beton 176 JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai

221.152.446

5 Ruang Makan BAIK Tidak Beton 144 JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai

158.532.000

6 Asrama 1 - 8 &

Ruang Fitness BAIK Tidak Beton 306 JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 213.750.000 7 Asrama 9 - 16 BAIK Tidak Beton 114 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 85.500.000 8 Lokal A &

Sekretariat WI

BAIK Tidak Beton 219 JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai

136.900.000

9 Mushalla BAIK Tidak Beton 25 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 211.980.000 10 Gedung Tuah

Sakato

BAIK Berting kat

Beton 682 JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai

14.341.993.000

11 Gedung Tuah

Saiyo BARU Bertingkat Beton 365 JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 3.081.290.470 12 Pos Jaga I, II BARU Tidak Beton 0 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai 81.081.300 13 Bag. Umum, Program dan Labor

BAIK Tidak Beton 252 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 94.500.000 14 Rumah Genset BAIK Tidak Beton 18 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai

21.950.000

15 Dapur BARU Tidak Beton 72 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 164.513.670 16 Pos Jaga III BARU Tidak Beton 36 JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai 197.393.670 17 Parkir sepeda motor (non kapitalisir)

BARU Tidak Beton JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai 28.895.900 18 Pagar gedung kantor (non kapitalisir)

BARU Tidak Tidak JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai

1.017.925.700

19 Pemasangan lampu pagar (non kapitalisir)

BARU Tidak Tidak JL. RAYA PADANG

(24)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 17

20 Pengecoran halaman kantor (non kapitalisir)

BARU Tidak Beton JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 135.473.670

21 Plang nama tanah bangunan kantor (non kapitalisir)

BARU Tidak Tidak JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 2.875.000

22 Perbaikan ruang resepsionis (kapitalisir)

BARU Tidak Tidak JL. RAYA PADANG BESI, Kel. INDARUNG

Hak Pakai 183.000.000 23 Perbaikan atap/ loteng kantor (kapitalisir)

BARU Tidak Tidak JL. RAYA PADANG

BESI, Kel. INDARUNG Pakai Hak 152.864.508

8.592 TOTAL SALDO KEGIATAN 4.308.177.448 TOTAL HARGA BANGUNAN 19.751.136.556 TOTAL HARGA KESELURUHAN BANGUNAN 24.059.314.004

Tabel 1.7. Data Asset Lainnya

No.

SPESIFIKASI BARANG Asal/Car

a Peroleha n Barang Tahun Perole ha n Ukuran Barang/K o nstruksi (P,S,D)

JUMLAH dan HARGA

Nama/Jenis Barang Merek/Type No.Sertifikat. No.pabrik/No.ch asis/No. Mesin Baran

g Perolehan Penyusutan Akumulasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A ASET LAINYA

604.146.613 604.146.613

ASET TIDAK BERWUJUD 39.900.000 39.900.000 1 Software SIM

Alumni Diklat 2011 1 39.900.000 39.900.000 ASET TIDAK BERMANFAAT 564.246.613 564.246.613 2 Bus Mitsubishi MHMFE394EIR

O13488/4D34-3Y3489

APBD 2001 3907 CC 1 110.000.000 110.000.000

3 Bus Mitsubishi MHMFE349E1R O1348 6/4D34-0Y3487 APBD 2001 3907 cc 1 110.000.000 110.000.000 4 Kursi Kerja Staf Futura APBD 2002 - 15 2.983.613 2.983.613 5 Kendaraan

Roda 4 Toyota Kijang Innova MHFXW42G7A 3172941/1TR70 03384 APBD 2010 1998 cc 1 243.000.000 243.000.000 6 Wireless TOA ZW-3200 APBD 2011 - 1 8.800.000 8.800.000

7 UPS ICA APBD 2012 - 1 1.270.000 1.270.000

8 Notebook Sony Vaio APBD 2012 - 1 10.000.000 10.000.000

9 Notebook Samsung APBD 2012 - 1 10.000.000 10.000.000

(25)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 18

11 Notebook Acer TMP 243

APBD 2013 - 1 8.000.000 8.000.000

12 Printer Canon APBD 2013 - 1 1.200.000 1.200.000

13 Printer Epson LQ 2190

APBD 2013 - 1 7.500.000 7.500.000

14 Notebook Acer APBD 2014 - 1 8.029.000 8.029.000

15 UPS ICA APBD 2014

4 5.148.000 5.148.000 16 Printer LaserJet Color HP Pro 200 APBD 2014 - 1 5.020.000 5.020.000 17 Printer LaserJet Warna

Fuji Xerox APBD 2015 - 4 23.296.000 23.296.000

604.146.613 604.146.613

Tabel 1.8. Data Asset Peralatan dan Mesin

No. Barang/Nama Jenis Barang Merek / Type Th. Pembeli an Data Harga ( Rp.) Rangka Mesin Polisi BPKB

1 3 5 8 10 11 12 13 15

ALAT-ALAT BESAR 755.701.000,00

ALAT-ALAT BANTU 755.701.000,00

1 Generator Listrik Honda 2012 - - - - 16.000.000,00

2 Mesin Diesel Mitsubishi 2005 - - - - 248.930.000,00

3 Genset Fumitsu 2010 - - - - 82.000.000,00

4 Genset Caterpilar 2019 - - - - 331.650.000,00

5 Pompa Air Arteri 2004 - - - - 13.125.000,00

6 Pompa Air Sanyo 2009 - - - - 4.996.000,00

7 Mesin Pompa Sanyo 2012 - - - - 5.000.000,00

8 Dinamo Pompa Air Sanyo 2016 - - - - 17.000.000,00

9 Pompa Air Besar Sanyo 2016 - - - - 30.000.000,00

10 Mesin Pompa Air Valco 2019 - - - - 7.000.000,00

ALAT ALATANGKUTAN 1.440.437.075,00

ALAT ANGKUTAN

DARAT BERMOTOR

(26)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 19

11 Kendaraan Roda 4 Toyota 2019 MHFGB8GS

XK0896023 2GDC55621 4 P- 05648262 BA 1085 B 522.000.000,00 12 Kendaraan Roda 4 Mitsubishi 1988 FE1040073

46 4D31C8561 40 BA 7209 A 8004560c 42.500.000,00 13 Kendaraan Roda 4 Toyota Avanza 2011 MHFM1BA

3JBK38149 I-05852309 BA 1632 B DJ70889 143.847.000,00 14 Kendaraan Roda 4 New Avanza 2013 MHKM1CA

4JDK05860 DEA8367 BA 1821 B K-05955806 187.480.000,00

15 Kendaraan Roda 4 Toyota 2019 MHFAW8E

M2K02142 1TRA69336 6 BA 1054 B P-05644870 402.000.000,00

16 Sepeda Motor Honda Supra 2012 MH1JBG11

XCK065908 JBG1E1064 903 BA 3359 B - 15.453.750,00

17 Sepeda Motor Honda Supra 2012 MH1JBG11

4CK030622 JBG1E1029 712 BA 3360 B - 15.453.750,00 18 Kendaraan Roda 2 Honda Vario 2014 MH1FJ11X

EK059459 JFJIE10595 73 BA 2434 B - 15.739.500,00 19 Sepeda Motor Honda CB150R 2016 MH1KC811

5GK089269 KC81E1089 415 BA 2081 O M04172056 24.763.075,00

20 Kendaraan Roda 2 Honda 2019 MH1KF411

8KK760782 KF41E1763 482 BA 3198 A P-05645990 21.600.000,00

21 Kendaraan Roda 2 Honda 2019 MH1KF411

XKK771251 KF41E1773 944 BA 3181 A P-05645989 21.600.000,00

22 Kendaraan Roda 3 KTM 2019 - - - - 28.000.000,00

ALAT BENGKEL DAN ALAT U 7.700.000,00

- ALAT BENGKEL

TAK BERMESIN

7.700.000,00

23 Instalation Tool etc. 2013 - - - - 7.700.000,00

ALAT KANTOR DAN

RUMAH TANGGA

6.754.789.782,51

- ALAT KANTOR 1.139.125.027,00

24 Mesin Tik Olympia 2010 - - - - 4.950.000,00

25 Lemari Besi Lion 2007 - - - - 9.733.333,00

26 Filling Kabinet Lion 2009 - - - - 2.200.000,00

27 Filling Kabinet Lion 2012 - - - - 17.490.000,00

28 Brankas Krisbow 2016 - - - - 6.143.896,00

Tabel 1.8. Data Asset Peralatan dan Mesin

No NAMA BIDANG BARANG

JUMLAH BARANG

JUMLAH HARGA (

Rp. ) SUB TOTAL ( Rp. ) PERSIL VOL./JUMLAH

1 4 5 6 7 8

1 GOLONGAN TANAH 22.267.700.000,00

TANAH 2 31.811 22.267.700.000,00

2 GOLONGAN PERALATAN DAN MESIN 9.545.025.307,51

ALAT-ALAT BESAR - 13 755.701.000,00 ALAT-ALAT ANGKUTAN - 12 1.440.437.075,00 ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR - 1 7.700.000,00 ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA - 1.791 6.754.789.782,51

(27)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 20

ALAT STUDIO DAN ALAT KOMUNIKASI - 19 185.048.450,00 ALAT-ALAT KEDOTERAN - 44 238.909.000,00 ALAT-ALAT PERSENJATAAN/KEAMANAN - 115 162.440.000,00

3 GOLONGAN GEDUNG DAN BANGUNAN 24.059.314.004,30

BANGUNAN GEDUNG 16 3.580 24.059.314.004,30

4 GOLONGAN ASET TETAP LAINYA 99.894.800,00

BUKU PERPUSTAKAAN - 1.340 99.894.800,00

5 ASET LAINYA 604.146.612,50

ASET TIDAK BERWUJUD - 1 39.900.000,00 ASET TIDAK BERMANFAAT - 36 564.246.612,50 TOTAL HARGA 56.576.080.724,31 DIBULATKAN 56.576.080.724

c) Anggaran

Pagu anggaran untuk program dan kegiatan pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat rentang tahun 2015 sampai tahun 2016 terjadi peningkatan cukup signifikan. Namun pada 2017 terjadi pengurangan anggaran yang cukup besar, yaitu sebesar Rp 4.262.405.165. Pada tahun 2018 kembali mengalami kenaikan sebesar Rp 1.136.412.814 dibanding anggaran tahun 2017. Hal ini tentunya belum sejalan dengan ukuran standar yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tentang Pengalokasian Anggaran untuk Peningkatan Sumber Daya Manusia Pemerintah Daerah minimal 0,34 % dari APBD Provinsi Sumatera Barat. Sehingga sulit untuk mencapai target indikator daerah Persentase ASN Prov. Sumbar yang telah mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun. Dari total pagu anggaran 2019 sebesar 18.785.910.363, sebanyak Rp 3.697.880.000 merupakan kegiatan pola kontribusi yang ditujukan untuk pengembangan kompetensi aparatur Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Barat.

Tahun 2018 dari anggaran Rp 18.686.307.530 dialokasikan untuk pelaksanaan 7 program dan 74 kegiatan. Dan untuk tahun 2019 dari anggaran Rp 18.785.910.363 dialokasikan untuk pelaksanaan 7 program dan 54 kegiatan. Dari sisi jumlah anggaran antara tahun 2018 dengan 2019 besar anggaran hamper sama besar, namun dari sisi jumlah kegiatan cukup berbeda. Hal ini dikarenakan anggaran untuk kegiatan Pendidikan Dasar CPNS Golongan III dan II cukup besar. Dimana pada tahun 2019 telah dibuka penerimaan CPNS oleh Pemerintah pusat, dan untuk Propinsi Sumatera Barat mendapat kuota CPNS yang cukup banyak. Untuk kegiatan Pendidikan Dasar bagi CPNS Golongan III

(28)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 21 mendapat anggaran sebesar 3.931.783.600 dan Pendidikan Dasar bagi CPNS Golongan II mendapat anggaran 1.160.990.950

Tabel 1.9. Anggaran BPSDM periode 2015 – 2019 Perkembangan Jumlah Dana APBD

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat

TAHUN RUTIN/APBD 2015 20.862.685.365,- 2016 21.812.299.881,- 2017 17.549.894.716,- 2018 18.686.307.530,- 2019 18.785.910.363,-

Adapun perbandingan jumlah anggaran APBD yang dialokasikan 5 tahun terakhir akan disajikan dalam grafik berikut :

d) Kondisi Aparatur Sipil Negara Provinsi Sumatera Barat

Aparatur Sipil Negara Provinsi Sumatera Barat merupakan stakeholders utama bagi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Keberadaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah untuk

5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 2015 2016 2017 2018 2019

(29)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 22

meningkatkan kapasitas ASN provinsi Sumatera Barat serta ASN Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu hal yang paling strategis adalah mengetahui peta kondisi ASN Provinsi Sumatera Barat.

Dengan adanya ketentuan bahwa setiap ASN harus mengikuti minimal 20 jam pelajaran,maka potensi pelaksanaan diklat untuk seluruh ASN Provinsi Sumatera Barat menjadi cukup besar peluangnya. Dengan jumlah ASN Provinsi Sumatera Barat sebanyak 19.784 orang tentunya pelaksanaan diklat di tahun-tahun mendatang akan sangat padat. Namun selalu terbentur pada alokasi dana anggaran yang tersedia. Untuk itu sangat diperlukan evaluasi program dan kegiatan yang prioritas untuk dilaksanakan agar target peningkatan sumber daya aparatur di lingkungan Provinsi Sumatera Barat dapat tercapai.

Apalagi dengan adanya perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Pemerintah pusat, maka fokus dan prioritas pelaksanaan pengembangan kompetensi tentunya mengikuti perkembangan regulasi tersebut. Sebagai contoh adanya wacana penghapusan jabatan eselon III dan IV, tentunya akan memunculkan jenis jabatan baru untuk menggantikan jalur koordinasi dalam instansi pemerintah daerah. Dan jabatan baru tersebut mengarah kepada jabatan fungsional. Tentunya ini harus cepat disikapi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan berkoordinasi dengan LAN RI, jenis pengembangan kompetensi apa yang akan dilaksanakan dalam rangka menyiapkan aparatur yang handal dalam jabatan fungsional tersebut.

Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat sebagai organisasi yang dinamis mengikuti perkembangan kondisi dan peraturan perundangan yang berlaku, dalam menjalankan tugas dan fungsinya juga menghadapi permasalahan-permasalahan. Hal-hal mendasar yang menjadi D. Isu Isu Strategis Diklat

(30)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 23

permasalahan untuk dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, antara lain:

1. Penyelenggaran Pengembangan Sumber Daya Manusia aparatur belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai kebutuhan yang nyata. Keberadaan Aparatur Sipil Negara di era reformasi dan penyelenggaraan otonomi daerah sekarang ini memiliki posisi yang sangat strategis, karena lancar tidaknya, baik buruknya penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, sangat tergantung kepada kompetensi, dedikasi dan integritas yang dimiliki dan dikuasai oleh Aparatur Sipil Negara;

2. Penyelenggaraan evaluasi pendidikan dan pelatihan aparatur belum dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Evaluasi pendidikan dan pelatihan merujuk kepada proses pengumpulan hasil yang diperlukan untuk menentukan efektifitas pendidikan dan pelatihan yang dilakukan. Evaluasi program pendidikan dan pelatihan yang benar akan berfungsi sebagai kendali dalam pelaksanaan program diklat sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai;

3. Masih kurangnya sumber daya kediklatan yang modern dan profesional salah satu reformasi kediklatan yaitu reformasi sumber daya kediklatan melalui peningkatan kualitas tenaga kediklatan secara sistemik dan berkelanjutan;

4. Belum optimalnya koordinasi, sinkronisasi dan standarisasi program antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, dan;

5. Belum adanya database kebutuhan pengembangan kompetensi masing-masing aparatur, sehingga belum tergambar pengembangan kompetensi apa yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan.

(31)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 24

6. Permasalahan klasik yaitu kurangnya ketersedian alokasi anggaran kediklatan yang memadai.

Permasalahan mendasar diatas, secara operasional dapat diidentifikasi dengan berbagai fakta lapangan sebagai berikut:

a. Masih kurangnya kuantitas tenaga Widyaiswara; b. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang diklat; c. Lemahya koordinasi antar bidang;

d. Belum maksimalnya upaya pengembangan Widyaiswara; e. Belum optimalnya analisis kebutuhan diklat;

f. Publikasi kegiatan yang belum maksimal;

g. Belum tersedianya alokasi anggaran kediklatan yang memadai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini menyajikan pencapaian kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat selama tahun 2019. Dalam Laporan ini, pencapaian kinerja diukur dari pencapaian sasaran, yaitu dengan melakukan pengukuran atas indikator-indikator yang dianggap mampu mengukur pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 dan/atau Rencana Strategis Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat.

Untuk penyusunan tersebut memerlukan data-data kinerja dari seluruh bidang yang telah melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan kinerja tersebut. Adapun sumber data kinerja dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Data kinerja yang berkaitan dengan Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja didapatkan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan penilaian dokumen perencanaan dan kinerja seperti Perjanjian Kinerja, Pengukuran Rencana aksi serta proses pelaksanaan pengawasan dan

(32)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 25

evaluasi kegiatan oleh Pimpinan OPD.

2. Data kinerja yang berkaitan dengan Indeks Kepuasan Masyarakat didapatkan dari laporan Sub bagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan kuesioner yang diadakan dalam pelaksanaan kegiatan seluruh bidang dalam satu tahun.

3. Data kinerja yang berkaitan dengan Persentase jumlah ASN Provinsi Sumatera Barat yang telah mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun didapatkan dari laporan pelaksanaan kegiatan Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial, Pengembangan Kompetensi Teknis, Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional dalam satu tahun.

4. Data kinerja yang berkaitan dengan Indikator kinerja Persentase lulusan diklat dengan prediket minimal memuaskan didapatkan dari laporan pelaksanaan kegiatan Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial, Pengembangan Kompetensi Teknis, Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional dalam satu tahun.

Dengan tersedianya data ini maka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dapat dilaksanakan dengan baik dengan dukungan data yang valid.

Untuk menyajikan laporan ini maka akan disusun dalam sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019 sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (Strategic Issued) yang sedang dihadapi organisasi.

BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada Bab ini diuraikan ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

(33)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 26

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pada Sub Bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis Capaian Kinerja.

B. Pada Sub Bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.

BAB IV : PENUTUP

Pada Bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(34)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 27

A.1 Rencana Strategis

Sebagai lembaga teknis daerah, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat berkedudukan sebagai unsur pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah Provinsi Sumatera Barat di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021, yang berkaitan dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat dapat diuraikan seperti berikut :

Visi Misi II Tujuan Sasaran

Terwujudnya Masyarakat Sumatera Barat yang Madani dan Sejahtera

Meningkatkan Tata

Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Profesional Meningkatkan profesionalitas aparatur pemerintah dan bebas KKN Meningkatnya profesionalitas ASN Indikator Sasaran

Meningkatnya Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Meningkatnya Jumlah Aparatur Mengikuti Diklat Sesuai Tugas Pokok dan

Fungsi

Sehubungan dengan tabel di atas serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat menetapkan visi, yaitu :

BAB II

(35)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 28

“Menjadi Pusat Keunggulan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur dengan Berbasiskan Teknologi”

Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat menetapkan Misi sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia dengan menerapkan total quality management kepada ASN Prov. Sumbar.

2. Mengembangkan kelembagaan BPSDM yang modern dan berbasis teknologi

Sesuai Rencana Strategis tahun 2016-2021, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat menetapkan tujuan : 1. Meningkatnya kinerja organisasi.

2. Meningkatnya kompetensi ASN dan stakeholder. Dengan sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya tata kelola organisasi.

2. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan kediklatan.

3. Meningkatnya pengembangan kompetensi dan kualifikasi profesi Aparatur.

A.2. Strategi dan Kebijakan

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran tersebut, maka strategi dan kebijakan yang diambil adalah:

1. Mengintegrasikan pelatihan ASN Provinsi Sumatera Barat dibawah koordinasi BPSDM.

Kebijakan :

1) Pengintegrasian penyelenggaraan pelatihan ASN Provinsi Sumbar; 2. Mengembangkan jenis pelatihan berbasis pemecahan masalah.

(36)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 29

1) Pengembangan jenis pelatihan berbasis pemecahan masalah 3. Penetapan standar tingkat pendidikan yang lebih tinggi dalam

persyaratan jabatan ASN.

Kebijakan :

1) Sistem pengembangan ASN strategis Provinsi Sumatera Barat 4. Menetapkan standar kompetensi profesi jabatan ASN.

Kebijakan :

1) Sistem pengembangan ASN strategis Provinsi Sumatera Barat 5. Meningkatkan standar kualitas SDM, metode, sarana dan prasarana

pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi.

Kebijakan :

1) Sistem penyelenggaraan pengembangan ASN Provinsi Sumatera Barat

6. Menetapkan standar kualitas penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi.

Kebijakan :

1) Standar minimal kualitas penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi

A.3 Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja yang digunakan harus memenuhi kriteria spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan dan sesuai dengan kurun waktu tertentu. Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif.

Indikator Kinerja BPSDM dalam 3 tahun terakhir mengalami perubahan, hal ini disebabkan dari hasil evaluasi Kemendagri perlu dilakukan revisi kembali terhadap indikator kinerja agar lebih mendukung

(37)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 30

target kinerja daerah. Hal ini mengakibatkan antara indikator kinerja tahun 2017, 2018 dan 2019 berbeda.

Berdasarkan hasil verifikasi Casecading BPSDM dengan Biro Organisasi, dilakukan penajaman terhadap rencana kinerja BPSDM sehingga lebih menggambarkan kinerja OPD yang mendukung kepada program kerja dari Kepala Daerah sebagaimana diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Tahun 2019

TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Meningkatnya Kinerja Organisasi Meningkatnya Tata Kelola Organisasi 1. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja B Meningkatnya Kompetensi ASN dan Stakeholder Meningkatnya kualitas penyelenggaraan kediklatan 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 75 2. Persentase ASN Prov. Sumbar yang telah mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun 1,43 Meningkatnya pengembangan kompetensi dan kualifikasi aparatur 1. Persentase lulusan diklat dengan predikat minimal memuaskan 82

Penetapan Kinerja

Dokumen Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat dalam satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja sasaran, beserta target kinerja dan anggaran. Adapun penetapan kinerja tahun 2019 terdapat revisi atau perubahan untuk lebih menajamkan indikator sasaran dalam mendukung pencapaian program kerja Kepala

(38)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 31

Daerah. Penajaman indikator kinerja juga bertujuan untuk meningkatkan nilai SAKIP Provinsi Sumatera Barat agar lebih baik dari tahun sebelumnya. Perubahan penetapan kinerja pada tahun 2019 dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Meningkatnya Tata Kelola Organisasi

1. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja B Meningkatnya kualitas penyelenggaraan kediklatan 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 75

2. Persentase ASN Prov. Sumbar yang telah

mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun

1,43

Meningkatnya pengembangan kompetensi dan kualifikasi aparatur

1. Persentase lulusan diklat dengan predikat minimal memuaskan

82

Perubahan indikator kinerja sasaran strategis dilakukan untuk lebih menggambarkan kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang dalam perencanaan pada Tahun 2019.

Untuk mewujudkan target kinerja pada tahun 2019, untuk Belanja Langsung pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat dialokasikan anggaran sebesar Rp 18.785.910.363 untuk pelaksanakan 7 program dan 54 kegiatan yaitu :

Tabel 2.3 Pagu Anggaran BPSDM Tahun 2019

NO. PROGRAM ANGGARAN

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 3.243.391.969 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.803.261.994

3. Peningkatan Disiplin Aparatur 64.500.000

4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 112.946.500 5. Peningkatan Peng. Sistem Pelaporan Capaian kinerja 488.104.100

6. Pendidikan Kedinasan 10.272.161.150

7. Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 801.544.650

(39)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 32

Indikator kinerja dari sasaran strategis disusun berdasarkan isu-isu strategis yang menjadi permasalahan atau hal-hal yang perlu dilakukan peningkatan terkait dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam kewenangannya melaksanakan peningkatan kompetensi aparatur melalui pendidikan dan pelatihan.

Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja dilakukan dengan cara : 1. Mengumpulkan data hasil pelaksanaan seluruh kegiatan, terutama

pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi aparatur.

2. Membandingkan realisasi dengan target yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja.

3. Menghitung persentase capaian kinerja.

4. Menghitung rata-rata capaian kinerja dari seluruh indikator sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Untuk 4 indikator sasaran strategis tahun 2019, dasar pengukuran kinerja antara lain :

1. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan nilai hasil evaluasi atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2018 dengan target nilai yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2018. 2. Indeks Kepuasan Masyarakat.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata hasil survey kepuasan peserta diklat dengan nilai indeks kepuasan masyarakat yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2019.

BAB III

(40)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 33

3. Persentase ASN Prov. Sumbar yang telah mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan total jumlah aparatur Prov. Sumatera Barat yang mengikuti peningkatan kompetensi dengan total jumlah aparatur Prov. Sumatera Barat (kondisi Desember 2019).

4. Persentase lulusan diklat dengan predikat minimal memuaskan.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan jumlah nilai aparatur peserta diklat dari 10 kegiatan dengan prediket minimal memuaskan dengan target dalam Perjanjian Kinerja tahun 2019.

Hasil pengukuran kinerja dari indikator sasaran strategis tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.1.

Sasaran Strategis dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Meningkatnya Tata Kelola Organisasi 1. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja B (65,00) B (67,23) 103,43 % Meningkatnya kualitas penyelenggaraan kediklatan 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 75 85,10 113,46 %

2. Persentase ASN Prov. Sumbar yang telah mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun

1,43 5,20 363,63 %

Meningkatnya pengembangan kompetensi dan kualifikasi aparatur

1. Persentase lulusan diklat dengan predikat minimal memuaskan

82 97,66 119,10 %

Rata-rata Kinerja 174,90 %

(41)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 34

Dari hasil pengukuran kinerja terhadap 4 indikator sasaran strategis pada tahun 2019, didapatkan nilai rata-rata kinerja BPSDM pada tahun 2019 sebesar 174,96 %. Hasil ini sangat memuaskan karena capaian kinerja jauh diatas target yang ditetapkan. Hal ini dapat terwujud berkat kerjasama dan koordinasi yang baik antara Pimpinan dengan jajarannya, dimana monitoring dan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan sehingga BPSDM mampu berkinerja dengan baik.

Capaian kinerja dapat dilihat dengan membandingkan antara realisasi yang dicapai dengan target yang telah ditentukan pada penetapan kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat tahun 2019.

Hasil dari perbandingan tersebut menjadi ukuran bagi suatu organisasi untuk menilai sejauh mana tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran strategis Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat pada tahun anggaran 2019 berkedudukan sebagai unsur pendukung pelaksanaan tugas-tugas Pemerintahan Daerah Provinsi Sumatera Barat di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur.

1. Perbandingan Target dengan Capaian Kinerja Tahun 2019.

Berdasarkan hasil perbandingan antara target dengan realisasi sebagaimana tercantum pada tabel 2.1 diatas, dari 4 indikator kinerja seluruh capaian kinerjanya diatas 100 %. Yang paling mencolok adalah capaian kinerja untuk indikator Persentase ASN Prov. Sumbar yang telah mengikuti pelatihan minimal 20 JP/tahun, capaiannya sampai 363,63 %. Hal ini karena dibukanya penerimaan CPNS dengan kuota yang cukup besar untuk Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sehingga jumlah

(42)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 35

aparatur peserta pelatihan melonjak tajam. Untuk lebih jelasnya diuraikan formula perhitungan masing-masing indikator sebagai berikut :

a. Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja.

Untuk indikator Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja, data yang dipakai adalah nilai evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun sebelumnya, yaitu nilai tahun 2018. Terdapat beberapa parameter penilaian yang dijadikan patokan untuk menetapkan nilai akuntabilitas kinerja, yaitu :

1. Perencanaan kinerja (bobot 30 %) 2. Pengukuran kinerja (bobot 25 %) 3. Pelaporan kinerja (bobot 15 %) 4. Evaluasi internal (bobot 10 %)

5. Pencapaian sasaran/kinerja organisasi (bobot 20 %)

Target nilai evaluasi akuntabilitas kinerja BPSDM pada tahun 2018 sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang disusun adalah B dengan nilai 65,00. Berdasarkan hasil evaluasi atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2018 oleh Inspektorat, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia memperoleh nilai 67,23 % dengan kategori B. Dengan pengertian LAKIP Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan. Dengan sesuainya realisasi dengan target yang ditetapkan maka capaian kinerja untuk indikator Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja adalah 103,43 %.

(43)

Badan Pengembangan Sumber daya Manusia Provinsi Sumatera Barat 36

Tabel. 3.2

Perbandingan target dan realisasi kinerja indikator 1

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

KINERJA REALISASI % CAPAIAN

1 Meningkatnya Tata Kelola Organisasi Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja B (65,00) B (67,23) 103,43

Perbandingan Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2018, secara nilai memang tetap B namun secara persentase nilai meningkat sebanyak 6,7 %, dimana pada tahun 2017 persentase nilai adalah sebesar 60,53 % sedangkan pada tahun 2018 naik menjadi 67,23 %

Tabel. 3.3

Perbandingan Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja 2017 dengan 2018

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017 TAHUN 2018 KENAIKAN/ PENURUNAN % CAPAIAN 1 Meningkatnya Tata Kelola Organisasi Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja B 60,53 % B 67,23 % 6,7

b. Indeks Kepuasan Masyarakat

Untuk mencapai kinerja pada indikator Indeks Kepuasan Masyarakat, telah dilakukan survey kepuasan masyarakat yangmana sasaran dari survey tersebut adalah peserta diklat dari 10 diklat yang dipilih untuk sampel pengambilan survey. Didalam survey terdapat 9 item penilaian yang menjadi dasar penilaian kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan diklat oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu :

1. Penyelenggaraan. 2. Materi/bahan ajar. 3. Aktual/perubahan.

Gambar

Tabel 1.1 Nama Struktur dan Pejabat Struktural Badan Pengembangan  Sumber Daya Manusia
Tabel 1.3. Data PNS Badan Pengembangan Sumber daya Manusia berdasarkan  Pendidikan  Pendidikan  Jumlah  2015  2016  2017  2018  2019  S3  4  4  4  5  4  S2  33  25  28  25  28  S1  18  18  21  24  21  D3  9  9  7  6  6  D2  1  1  1  1  1  SLTA  29  30  25
Tabel 1.5. Data Prasarana berupa Tanah
Tabel 1.7. Data Asset Lainnya
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PARAMPARA adalah buletin/majalah internal Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan diharapkan menjadi salah

Sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah dalam mempertanggung jawabkan kegiatan dan anggarannya, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB

Telah mempertanggung jawabkan Laporan Skripsinya pada sidang Skripsi 9 Agustus 2019 sebagai salah satu syarat kelulusan dan mendapatkan Gelar Sarjana Teknik pada Program

Beban Kerja menurut pegawai Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat belum mendapat respon baik, dalam arti beban kerja merupakan salah satu faktor

Semakin berkembangnya tuntutan dan aturan Kemendikbud Dikti mengenai pelaksanaan penelitian serta adanya upaya untuk terus meningkatkan kualitas penelitian di

Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini dapat dirasakan pada waktu proses pembelajaran, karena Bahasa Indonesia

b) Akuntabel, yaitu hasil dari kewajiban untuk mempertanggung jawabkan baik dalam pengelolaan dan penegendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan dalam rangka

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (BPSDM) PROVINSI RIAU DAFTAR ISI DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL ii DAFTAR GAMBAR