• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Kegiatan Sore Hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Kegiatan Sore Hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA KEGIATAN SORE HARI MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Bernadeta Tatag Widya Pangestika NIM: 151134108. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan untuk:. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang memampukan dan memberi kekuatan dalam setiap proses penyelesaian penelitian ini.. Kedua orang tua ku tercinta Bapak Robertus Ngadiman dan Ibu Elisabeth Sriningsih yang selalu memberikan doa, cinta, dukungan, semangat pantang menyerah sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.. Adikku tersayang Natalia Tatag Hendralita Yang selalu memberikan semangat untuk berjuang maju.. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan dukungan untuk menyelesaikan penelitian ini.. Kupersembahkan karyaku ini untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku. (Filipi 4:13). Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati. (Ulangan 31:18). Apa yang sedang kamu doakan, sedang Tuhan kerjakan, percayalah semua akan indah menurut Rencana-Nya dan waktu-Nya. (Merry Riana). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 1 Maret 2019 Peneliti. Bernadeta Tatag Widya P.. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Bernadeta Tatag Widya Pangestika. Nomor Mahasiswa. : 151134108. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Subtema Kegiatan Sore Hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Kelas I Sekolah Dasar. berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 1 Maret 2019 Yang menyatakan. Bernadeta Tatag Widya Pangestika. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA KEGIATAN SORE HARI MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR. Bernadeta Tatag Widya Pangestika Universitas Sanata Dharma 2019 Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang menunjukkan perlunya contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan berupa Program Tahunan (prota), Program Semester (prosem), silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam subtema Kegiatan Sore Hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar. Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D) dari Brog dan Gall. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan menurut Brog dan Gall namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi produk, (6) ujicoba produk terbatas, (7) revisi poduk, sampai menghasilkan produk akhir berupa perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar pembelajaran inovatif dan hasil ujicoba terbatas yang digabungkan, perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan model Quantum Learning memperoleh skor rata-rata 4,23 dengan kualitas “Sangat Baik” sehingga perangkat pembelajaran inovatif siap untuk diujicobakan secara lebih luas. Kata Kunci : perangkat pembelajaran inovatif, Kuriklum SD 2013, kelas I Sekolah Dasar.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING IN SUB THEME OF AFTERNOON ACTIVITIES REFERRING 2013 CURRICULUM FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENT Bernadeta Tatag Widya Pangestika Sanata Dharma University 2019 This research is conducted based on the results of a needs analysis that shows the need of examples of innovative learning devices referring to the 2013 curriculum for elementary school students. The main purpose of this study is to determine the quality of the developed learning devices. The innovative learning tools developed are in the form of Annual Programs (Prota), Semester Program (Prosem), syllabus, and Learning Implementation Plans (RPP) in the Afternoon Activity subtheme which refers to the 2013 Curriculum for first grade students of elementary school. The researcher uses the research and development (R & D) steps from Brog and Gall. There are 10 (ten) steps of development according to Brog and Gall, but the researcher limits to 7 (seven) steps, namely (1) potency and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) product revisions, (6) limited product trials, (7) product revisions, until produce final products in the form of innovative learning devices referring to the 2013 curriculum. Based on the results of the validation carries out by two innovative learning experts and the combined limited trial results, innovative learning devices developed by using the Reflective Pedagogy Paradigm (PPR) model and the Quantum Learning model obtain an average score of 4.23 with "Very Good" quality so that the device innovative learning is ready to be tested more broadly. Keywords: innovative learning devices, Elementary School Curriculum 2013, first grade elementary school. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan berkat, kekuatan dan penyertaan-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar dapat diselesaikan peneliti dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidkan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapat bimbingan, dukungan, semangat, dari banyak pihak baik secara langung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Indah Lestari, S.Pd.SD., selaku Kepala Sekolah SDN Deresan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut. 6. Para Validator pakar pembelajaran inovatif yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 7. Robertus Ngadiman dan Elisabeth Sriningsih selaku orangtua peneliti yang telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan. 8. Natalia Tatag Hendralita, selaku adik sebagai penyemangat dan motivator peneliti dalam melakukan penelitian ini. 9. Teman-teman mahasiswa payung pembelajaran inovatif yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada peneliti.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimaksih untuk semangat, bantuan, doa, dan dukungannya.. Yogyakarta, 1 Maret 2019 Peneliti. Bernadeta Tatag Widya P.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vii ABSTRAK............................................................................................................ viii ABSTRACT............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................. x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5 E. Definisi Operasional ....................................................................................... 5 F.. Spesifikasi Produk yang dikembangkan .......................................................... 6. BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 11 A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 11 1.Karakteristik Kurikulum 2013 .................................................................. 11 2.Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 ........................................................ 16 3.Perangkat Pembelajaran ............................................................................ 18 4.Pembelajaran Inovatif ............................................................................... 23 B. Penelitian yang relevan .............................................................................. 39. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 42 D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 45 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 45 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 45 B. Setting Penelitian ........................................................................................ 49 C. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 49 D. Uji Coba Terbatas ...................................................................................... 53 1.Subjek Uji Coba Terbatas ......................................................................... 53 2.Instrumen Penelitian ................................................................................. 53 3.Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 54 4.Teknik Analisis Data ................................................................................ 56 E. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 61 A. Analisis Kebutuhan .................................................................................... 61 1.Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ......................................................... 61 2.Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...................................................... 66 3.Pembahasan Hasil Observasi, Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan . 71 B. Deskripsi produk awal ............................................................................... 72 C. Validasi Ahli dan Revisi Produk ................................................................ 77 1.Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 ........................................................ 77 2.Revisi produk ........................................................................................... 84 D. Ujicoba Terbatas ........................................................................................ 85 1.Data ujicoba terbatas................................................................................. 85 2.Revisi Ujicoba dan Produk ....................................................................... 90 E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan .................................................... 90 1.Kajian Produk Akhir ................................................................................. 91 2.Pembahasan .............................................................................................. 95 BAB V.................................................................................................................. 102 KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN ...... 102 A. Kesimpulan ............................................................................................... 102 B. Keterbatasan Pengembangan .................................................................. 103. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Saran ......................................................................................................... 103 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 104 LAMPIRAN ........................................................................................................ 107 BIODATA PENULIS .......................................................................................... 178. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima ..................................................................... 57 Tabel 3.2 Konversi Skala Lima .............................................................................. 59 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................... 60 Tabel 4.1 Komentar Pakar dan Revisi Model Pembelajaran PPR ............................ 80 Tabel 4.2 Komentar Pakar dan Revisi Model Pembelajaran Quantum Learning…..82 Tabel 4.3 Komentar Guru SD dalam Ujicoba Kelas IA dan Revisi Model Pembelajaran PPR.................................................................................. 88 Tabel 4.4 Komentar Guru SD dalam Ujicoba Kelas IA dan Revisi Model Pembelajaran Quantum Learning ........................................................... 89 Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Pakar Perangkat Pembelajaran Inovatif dan Guru SD Kelas I Terhadap Pelaksana Ujicoba ............................... .95. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Siklus PPR .......................................................................................... 32 Gambar 2.2 Literature Maps .................................................................................. 41 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 44 Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian menurut Brog dan Gall .......................... 46 Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan ..................................................................... 50. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 : Pedoman Wawancara ...................................................................... 108 Lampiran 2 : Pedoman Observasi ........................................................................ 110 Lampiran 3 : Rangkuman Hasil Wawancara ........................................................ 113 Lampiran 4 : Hasil Observasi Guru ..................................................................... 124 Lampiran 5 : Hasil Observasi Siswa .................................................................... 128 Lampiran 6 : Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif ......... 130 Lampiran 7 : Pernyataan Ujicoba Produk Pada Guru ............................................ 136 Lampiran 8 : Pernyataan Ujicoba Produk Pada Siswa .......................................... 137 Lampiran 9 : Hasil Validasi Produk Pakar 1 ........................................................ 138 Lampiran 10 : Hasil Validasi Produk Pakar 2 ...................................................... 152 Lampiran 11 : Hasil Ujicoba dinilai Guru ............................................................. 166 Lampiran 12 : Hasil Ujicoba dinilai Teman Sejawat ............................................ 170 Lampiran 13 : Surat Izin Penelitian ...................................................................... 174 Lampiran 14 : Surat Pernyataan Kepala Sekolah ................................................. 175 Lampiran 15 : Dokumentasi Ujicoba Produk Lampiran 16 : Biodata Penulis ........ 178. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 menjadi upaya pemerintah guna memperbaiki kualitas pendidikan nasional yang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi di abad ke 21. Pengembangan Kurikulum 2013, menjadi harapan dalam menghasilkan insan Indonesia yang produktif, inovatif, kreatif dan berkarakter (Mulyasa, 2013: 39). Untuk menghasilkan insan Indonesia yang diharapkan dalam Kurikulum 2013, siswa dituntut untuk aktif pada pembelajaran. Sedangkan seorang pendidik atau guru hanya berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Siswa yang diobservasi oleh peneliti khususnya kelas I sekolah dasar sering kali merasa jenuh pada proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, sehingga membuat siswa kurang optimal dalam memahami materi pelajaran. Padahal hampir seluruh materi pelajaran kelas I dapat didesain dengan pembelajaran yang menyenangkan seperti yang terdapat di subtema kegiatan sore hari. Pada subtema kegiatan sore hari untuk kelas I, materi pelajaran diajarkan sambil membuat karya kolase, permainan, menyanyi, menempel,. melukis. dan. mewarnai.. Guru. dapat. membuat. proses. pembelajaran menjadi lebih bervariatif dengan menerapkan berbagai kegiatan sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Dengan demikian, setiap kali pembelajaran guru harus merancang dan menerapkan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran inovatif ideal untuk diterapkan di sekolah dasar karena pembelajarannya berpusat pada siswa, berbasis. masalah,. terintegrasi,. berbasis. masyarakat,. tersistem. dan. berkelanjutan. Uno dan Nurdin (2011:303) menyatakan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang menyenangkan bagi setiap orang yang berada di dalam kelas atau sekolah dan kegiatannya berpusat pada siswa. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pembelajaran. inovatif. menggambarkan. proses. pembelajaran. yang. menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa aktif dan tidak merasa bosan saat belajar. Penerapan pembelajaran inovatif sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa sekolah dasar. Menurut piaget, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret (7-12 tahun). Pada tahap ini siswa memiliki kemampuan kognitif berpikir rasional untuk menyelesaikan masalah yang masih terbatas dalam situasi nyata (konkret). Oleh karena itu, guru perlu memberikan contoh yang konkret dalam mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa. Bermacam model pembelajaran inovatif sudah dikembangkan untuk memperkaya pengetahuan guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Setiap model pembelajaran inovatif mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain dan guru bebas menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa masing-masing. Pada kenyataannya di lapangan, banyak guru kelas I yang kurang memahami pelaksanaan pembelajaran inovatif. Hal ini terbukti ketika peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I pada 3 (tiga) SD di Yogyakarta yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Guru kelas I membuat dan melaksanakan pembelajaran hanya bepedoman pada buku panduan dari pemerintah sehingga jarang mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan bermacam model pembelajaran. Ketika peneliti menanyakan tentang model pembelajaran inovatif, guru mengetahui beberapa model inovatif, seperti model PBL dan picture and picture namun belum pernah mengembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru memaparkan bahwa sering kali penggunaan metode caramah masih mendominasi pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan guru tentang beberapa model pembelajaran inovatif, sehingga metode ceramah dianggap sebagai metode yang mudah dan praktis. 2.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Para guru tersebut seluruhnya sudah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 yang diadakan oleh pemerintah untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013. Namun, guru belum menguasai sepenuhnya terkait dengan pembelajaran inovatif dan keterampilan abad 21 yang diadaptasi dalam Kurikulum 2013. Guru yang diwawancarai oleh peneliti menginginkan contoh perangkat pembelajaran inovatif yang mengembangkan keterampilan abad 21 sebagai referensi yang terkait Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru kelas I, peneliti melaksanakan ujicoba perangkat pembelajaran di SDN Deresan Yogyakarta.SDN Deresan Yogyakarta dipilih karena karakteristik peserta didik di sekolah tersebut sesuai dengan model pembelajaran inovatif yang dikembangkan peneliti yaitu peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dan berdasarkan kebutuhan guru, dapat disimpulkan bahwa para guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran inovatif sebagai referensi dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan. perangkat. pembelajaran. inovatif. yang. berjudul. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Subtema Kegiatan Sore Hari Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”. Model pembelajaran inovatif yang digunakan yaitu model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dan model Quantum Learning. Model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dengan jelas menegaskan terbentuknya karakter 3C (competence, conscience, compassion) dalam diri peserta didik melalui pengalaman, refleksi, dan aksi. Model pembelajaran PPR membantu peserta didik menjadi manusia yang berkompeten dalam ilmu pengetahuan, peka terhadap orang lain, dan mempunyai kesadaran suara hati. Selain mengembangkan RPP mengguakan model PPR, peneliti juga menggunakan model Quantum Learning. Model Quantum Learning menggabungkan keterampilan belajar, keterampilan berkomunikasi dan rasa 3.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. percaya diri dalam lingkungan pembelajaran yang menyenangkan.Model pembelajaran Quantum Learning membantu peserta didik menyesuaikan antara teori yang didapatkan dengan kenyataan yang ada sehingga dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Model pembelajaran yang peneliti gunakan mampu membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan membantu siswa memahami materi secara menyeluruh melalui bermacam kegiatan yang dilakukan. Maka dari itu, pengembangan perangkat pembelajaran ini akan membantu guru sehingga mempunyai gambaran perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu pada Kurikulum 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam subtema kegiatan sore hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengambangan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam subtema kegiatan sore hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.. 4.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah: 1. Bagi guru Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai contoh melaksanakan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar. 2. Bagi Siswa Siswa memperoleh proses pengalaman belajar yang berbeda melalui pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar. 3. Bagi sekolah Sekolah memperoleh contoh konkret pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacuKurikulum 2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar. 4. Bagi peneliti Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar. 5. Bagi prodi PGSD Prodi PGSD menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma untuk pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas 1 Sekolah Dasar. E. Definisi Operasional 1. Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran untuk memperoleh peningkatan hasil belajar dengan metode dan langkah-langkah belajar yang baru sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.. 5.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran untuk memperoleh peningkatan hasil belajar dengan metode dan langkah-langkah belajar yang baru sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 3. Perangkat pembelajaran inovatif adalahalat atau perlengkapan dalam melakukan kegiatan belajar yang baru dan menyenangkan bagi guru serta peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang disempurnakan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mencapai tujuan nasional, dimana mempersiapkan peserta didik yang berilmu dan berkarakter. 5. Model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Relektif) adalah pendekatan yang diadaptasi menjadi suatu model pembelajaran yang membentuk pribadi peserta didik mempunyai kompetensi, hati nurani, dan peduli kepada orang lain. 6. Model. pembelajaran. Quantum. Learning. adalah. suatu. model. pembelajaran yang mengembangkan kepercayaan diri peserta didik dan keterampilan belajar melalui proses pembelajaran yang menyenangkan. F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan Berikut ini spesifikasi produk antara lain: 1. Cover Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yaitu pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam subtema Kegiatan Sore Hari Mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah dasar; nama penulis; logo universitas, keterangan yang berisi program studi yaitu pendidikan guru sekolah dasar, jurusan yaitu ilmu pendidikan, fakultas yaitu keguruan dan ilmu pendidikan, universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.. 6.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Ukuran kertas Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh. 3. Format tulisan Produk ditulis menggunakan theme font “Times New Rowman” dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas. 4. Kata pengantar Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusun produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan. 5. Daftar isi Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman. 6. Perangkat pembelajaran Program Tahunan (Prota) untuk kelas 1 SD semester gasal dan genap. Program Tahunan adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program Tahunan dibuat sesuai dengan kalender pendidikan dari tahun 2018/2019. Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu). Program Tahunan terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape. 7. Perangkat pembelajaran program semester (Prosem) untuk kelas 1 SD semester gasal.Program Semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun Program Tahunan. Program Semester dilihat melalui kalender pendidikan dari semester gasal tahun 2018/2019. Program Semester 7.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program Semester terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape. 8. Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas 1 SD semester gasal. Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian.Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu ataukelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. 9. Komponen perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri dari 1) identitas RPP; 2) Kompetensi Inti; 3) Kompetensi Dasar, Indikator, dan tujuan pebelajaran; 4) pendekatan, tipe, model dan metode; 5) alat dan bahan serta sumber belajar; 6) langkah pembelajaran; 7) penilaian; 8) rangkuman materi 9) lampiran yang berisi LKS, media dan rubrik penskoran. Satu subtema terdapat enam pembelajaran, sehingga menghasilkan enam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 10. Model pembelajaran inovatif Pembelajaran inovatif yang digunakan ada dua model yaitu: a. PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke-1, 3, dan 5 disusun menggunakan karakteristik model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) yaitu competence, conscience, compassion yang dikenal dengan istilah 3C. PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) bertujuan untuk membantu peserta didik berkembang menjadi pribadi yang utuh dalam segi pengetahuan, suara hati, dan juga kepekaannya pada orang lain.. 8.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Quantum Learning Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ke- 2, 4, dan 6 dikembangkan berdasarkan karakteristik model Quantum Learning. Model Quantum Learning. menggunakan pola pembalajaran yang. menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan. berkomunikasi. dalam. lingkungan. yang. menyenangkan. 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan scientific yang merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), menanya,. mencoba. (melalui. eksperimen),. menalar,. dan. mengomunikasikan (secara tertulis maupun lisan). 12. Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran. (RPP). menggunakan. pembelajaran terpadu yang mempunyai karakteristik berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel (guru dapat mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain), dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain. 13. Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran. (RPP). mengembangkan. pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter yang dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai pada setiap bidang studi dikembangkan, dieksplisitkan, dan dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menerapkan siswa untuk berfikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) yang 9.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. meliputi tingkat taksonomi bloom pada C4 sampai C6. Pada tingkatan C4 kegiatan yang diterapkan siswa yaitu kegiatan menganalisis dapat dilakukan dengan kegiatan memilih, membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dan lain-lain. Sedangkan tingkatan C5, siswa melakukan kegiatan mengevaluasi yang dapat dilakukan dengan kegiatan mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan, dan lain-lain. Pada tingkatan C6, siswa melalukan kegiatan mencipta yang dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan merumuskan, merencanakan, memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, menciptakan, dan lainlain. 15. Rencana. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menerapkan penilaian. otentik yang mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek atau pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik observasi, dan cara skoring. 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menerapkan keterampilan belajar abad ke-21 yang meliputi critical thinking and problem solving skill ( kemampuan berpikir kritis dan. pemecahan. masalah),. communication. skill(kemampuan. berkomunikasi), collaboration (kemampuan bekerja sama), creativity and innovation skill (kemampuan kreativitas dan inovasi). 17. Produk menggunakan Panduan Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang baik dan benar. Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan ejaan bahasa Indonesia (EBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat, dan kata penghubung.. 10.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Pustaka 1. Karakteristik Kurikulum 2013 Pada tahun 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengimplementasikan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 telah diimplementasikan pada seluruh jenjang pendidikan termasuk tingkat Sekolah Dasar. Mulyasa (2013: 66) menyatakan Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. Sesuai dengan pendapat Mulyasa tersebut, Fadlillah (2014: 16) juga mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Berbeda dengan pendapat Mulyasa dan Fadlillah, Sani (2014: 7) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dengan tujuan mewujudkan tujuan nasional yaitu mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini menjelaskan bahwa melalui kurikulum 2013 diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia. Berdasarkan pembahasan kurikulum 2013 tersebut, kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang disempurnakan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mencapai tujuan nasional, dimana mempersiapkan siswa yang berilmu dan berkarakter. Adapun karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut: a. Menggunakan pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 dirancang menggunakan pendekatan saintifik pada proses pembelajarannya. Proses pembelajarannya diharapkan dapat membentuk kemampuan siswa menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. Hosnan (2014: 34) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi, menggunakan pendekatan ilmiah, dan informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung dari informasi searah dari guru. Hal ini dapat dikatakan bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber informasi dalam proses pembelajaran melainkan siswa dapat mendapatkan pemahaman materi melalui pendekatan ilmiah. Sedangkan Rusman (2017: 422) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sani (2014: 53) memaparkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang melibatkan kegiatan pengamatan, atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau pengumpulan data dan dalam pembelajarannya memiliki komponen proses pembelajaran diantaranya: (1) Mengamati; (2) Menanya: (3) Mencoba: (4) Menalar / asosiasi; (5) Membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Sesuai dengan pemaparan tersebut, pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 merupakan proses pembelajaran yang memberikan. 12.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengalaman langsung kepada siswa melalui aktivitas kegiatan 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar. dan Mengomunikasikan). b. Menggunakan pembelajaran tematik terpadu Seluruh pelajaran dalam Kurikulum 2013 diajarkan secara tematik terpadu selain mata pelajaran agama dan budi pekerti. Kadir (2014: 9) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah adalah pembelajaran mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu. Kurniawan (2014: 95) menyatakan tematik adalah salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu yaitu model terjala (webbed). Selain itu, Yani (2014:144) berpendapat bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang tidak menggunakan nama-nama disiplin ilmu tetapi menggunakan tema-tema tertentu. Hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik memuat tema-tema tertentu yang terdiri dari bermacam disiplin ilmu. Sesuai dengan pemaparan tersebut, Kurikulum 2013 dalam pembelajaran menggunakan tematik terpadu yakni pada satu tema memadukan seluruh pelajaran. c. Mengembangkan pendidikan karakter Kurikulum 2013 pada tingkat sekolah dasar lebih menekankan pentingnya pendidikan karakter. Munculnya pendidikan karakter dan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua bidang studi merupakan keunggulan dari Kurikulum 2013 (Kurniasih & Sani, 2014: 42). Hal ini dapat dikatakan bahwa guru dituntut untuk menambahkan muatan pendidikan karakter pada proses pembelajaran sehingga nilai-nilai karakter dan akhlak mulia terwujud dalam perilaku sehari-hari. Mulyasa (2013: 7) menjelaskan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh sesuai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Selaras dengan pernyataan tersebut, Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang 13.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan bahwa setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pada dimensi sikap, setiap lulusan satuan pendidikan dasar dituntut untuk memiliki perilaku yang: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME; (2) berkarakter, jujur, dan peduli; (3) bertanggung jawab; (4) pembelajar sejati sepanjang hayat, dan; (4) sehat jasmani serta rohani. Melengkapi penjelasan menurut Mulyasa, Nurwanti (2011: 14) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, dan lingkungan. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter pada Kurikulum 2013 merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Dasar yang mempunyai perilaku beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur, peduli, dan bertanggung jawab. d. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) Pada pembelajaran Kurikulum 2013, guru dituntut harus mampu mengembangkan pembelajaran yang masih bersifat Lower Order Thingking Skill (LOTS) menjadi High Order Tingking Skill (HOTS). Hal ini sudah harus diawali sejak membuat indikator dalam merancang Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran. (RPP).. Saputra. (2016:. 91). menyatakan bahwa HOTS (High Order Thinking Skill) itu sendiri merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif serta taksonomi pembelajaran seperti problem solving. Hal ini menjelaskan bahwa siswa dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir pada level yang lebih tinggi. 14.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Andreson (2014:46) menjelaskan bahwa berpikir merupakan bagian dari ranah kognitif yang diklasifikasikan Bloom ke dalam enam tingkatan proses kognitif: pengetahuan (knowledge); pemahaman (comprehension); penerapan (application); mengalisis (analysis); menilai (evaluation); dan mencipta (creat). Tingkatan tersebut menunjukkan bahwa berpikir untuk mengetahui merupakan tingkatan berpikir yang paling rendah (Lowerer) sedangkan menilai merupakan tingkatan berpikir paling tinggi (Higherer). Pembelajaran yang memicu siswa untuk berpikir tingkat tinggi menuntut penggunaan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan seperti ini sesuai harapan dari Kurikulum 2013. e. Penilaian Otentik Dalam proses penilaian belajar siswa, Kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik. Yani (2014: 145) menyatakan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan hasil-hasil yang telah dibuat.Penilaian sikap dilakukan melalui observasi. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, atau penugasan. Sedangkan penilaian keterampilan dilakukan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Majid dan Rochman (2014: 3) juga menyatakan bahwa penilain otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sejalan dengan Yani, Hargreaves dkk (dalam Majid 2014:240) menjelaskan bahwa penilaian otentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya dengan berbagai bentuk atau cara, antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi. Berdasarkan teori diatas, penilaian otentik dalam kurikulum 2013 adalah penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan berbagai jenis 15.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penilaian secara komprehensif yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. f. Berpusat pada siswa Selain mengembangkan pendidikan karakter, hal yang menarik dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student Center Learning). Daryanto (2014: 16) menyatakan bahwa jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi oleh guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Sesuai dengan pendapat Daryanto, Fadlillah (2014: 180) mengatakan bahwa siswa didorong untuk aktif mencari informasiinformasi atau pengetahuan baru pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini menjelaskan bahwa siswa menjadi subjek dalam proses pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator yang memberikan semangat dalam pembelajaran. 2. Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 Pada abad 21 ini dibutuhkan kemampuan berinovasi dan berkreasi. Sani (2014:9) berpendapat bahwa pengetahuan mata pelajaran saja tidak cukup, namun harus dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, mempunyai karakter yang kuat, dan kemampuan untuk memanfaatkan informasi serta kemampuan berkomunikasi. Hal ini menuntut siswa mampu mencari informasi secara mandiri, mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, memiliki inovasi dan kreativitas. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran. dalam. Kurikulum. 2013. mengadaptasi. gagasan. dari. pembelajaran abad 21. Hosnan (2014: 85) menyatakan ada beberapa karakteristik pembelajaran abad 21 yakni (1) pembelajaran berpusat pada siswa (student centered); (2) mengembangkan kreativitas siswa; (3) menciptakan. suasana. yang. menarik;. (4). mengembangkan. beragam. 16.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kemampuan yang bermuatan nilai dan makna; (5) menekankan pada penemuan dan penciptaan; serta (6) menciptakan pembelajaran dalam situasi nyata atau kontekstual. Ada sejumlah keterampilan yang direkomendasikan untuk dikuasai peserta didik abad ke-21. Keterampilan itu antara lain: a. Keterampilan berpikir kritis (Critical Tinking skill) Berpikir kritis merupakan proses kognitif untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara cerdas (Yani dan Mamad, 2018:47). Dalam pembelajaran, berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill/ HOTS). Siswa perlu dilatih dan ditumbuhkembangkan mengenai kemampuan berpikir kritis. Untuk melatih berpikir kritis, dapat melalui pemberian pengalaman yang bermakna pada proses pembelajaran. Kemampuan dalam berpikir kritis dapat membantu dalam memecahkan masalah, mempermudah pekerjaaan dan mudah mencari solusi. Semakin mengembangkan kemampuan berpikir kritis, diharapkan dapat mengatasi masalah yang kompleks dan hasil yang memuaskan. b. Keterampilan berkomunikasi (communication skill) Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia (Hosnan, 2014:87). Dalam pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, baik saat berdiskusi bersama teman-temannya ataupun saat menyelesaikan masalah dari guru. c. Keterampilan berkreativitas dan inovasi (creativity and innovation skill) Pembelajaran abad 21 mengembangkan kemampuan berinovasi dan berkreasi sehingga memunculkan ide, solusi, produk yang baru. Proses pembelajaran berpusat pada siswa dan perlakuan yang bersifat menyamakan siswa bergeser menjadi bersifat individual (Hosnan 2014: 87). Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa diberikan perlakuan yang 17.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berbeda pada setiap individu sesuai dengan karakteristik masing-masing. Guru dituntut untuk dapat memicu siswa mengembangkan kreativitas dan inovasi melalui proses berpikir divergen. Siswa perlu dilibatkan dalam cara berpikir yang baru diluar kebiasaan yang ada dan diberi kesempatan untuk menyampaikan ide-ide atau solusi yang baru. d. Keterampilan kolaborasi (collaboration skill) Kolaborasi adalah bentuk interaksi sosial dimana aktivitas kerjasama yang ditunjukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan memahami tugasnya masing-masing (Yani dan Mamad, 2018: 50). Kurikulum 2013 dan pembelajaran abad ke 21 menuntut peserta didik mempunyai kompetensi kolaboratif. Proses pembelajaran yang kompetitif bergeser menjadi pembelajaran yang kolaboratif (Hosnan,. 2014:87).. Pembelajaran. yang. disarankan. untuk. mengembangkan kompetensi kolaboratif yaitu melalui belajar aktif, konstruktif, kontekstual, dan bersifat sosial. Siswa diberikan kesempatan untuk malakukan kerja sama dengan kelompok sehingga dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan, beradaptasi dengan peran dan tanggung jawab, serta melatih menghormati prespektif atau perbedaan pendapat. 3. Perangkat Pembelajaran Prasetyo, dkk (2011: 16) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran adalah. alat. atau. perlengkapan. untuk. melaksanakan. proses. yang. memungkinkan guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang sering digunakan antara lain Program Tahunan (prota), Program Semester (prosem), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut akan dibahas mengenai Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:. 18.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Program Tahunan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang panduan penilaian untuk sekolah dasar menyebutkan bahwa Program Tahunan (prota) adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran yang berisi muatan pelajaran dalam satu tahun alokasi pembelajaran. Kunandar (2014: 3) menyatakan bahwa program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan sebagai pedoman bagi pengembangan program-program selanjutnya, seperti program semester, program mingguan, program harian, atau program harian setiap pokok bahasan. Berdasarkan pemaparan diatas, Program Tahunan (prota) merupakan program umum yang dikembangkan setiap awal tahun oleh guru untuk setiap kelas berisi muatan pelajaran dalam satu tahun alokasi waktu. Komponen program semester menurut Kunandar (2013: 4) antara lain: identitas satuan pendidikan, semester, tema, subtema, alokasi waktu. Berikut langkahlangkah perencanaan program tahunan menurut Permendikbud yaitu: 1) Menelaah jumlah tema dan subtema pada suatu kelas; 2) Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif pada kalender akademik; 3) Hari-hari libur meliputi jeda tengah semester, jeda akhir semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, hari libur khusus, dan kegiatan khusus satuan pendidikan; 4) Menghitung jumlah Minggu Belajar Efektif (MBE) ke dalam subtema; b. Program Semester Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang panduan penilaian untuk sekolah dasar. menyebutkan bahwa Program Semester (prosem). merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Kunandar (2013: 19.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3) menyatakan program semester adalah program yang berisikan garisgaris besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Berdasarkan pemaparan ahli tersebut, Program Semester (Prosem) merupakan penjabaran rencana kegiatan dari Program Tahunan (prota) yang akan dilakukan guru dalam satu semester. Komponen program semester menurut Kunandar (2014: 4) antara lain: identitas satuan pendidikan, kelas, semester, tahun pelajaran, tema, sub tema, pembelajaran ke-, bulan. Berikut langkah-langkah perencanaan Program Semester (Prosem) menurut Permendikbud antara lain: 1) Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan; 2) Menandai. hari. libur,. permulaan. tahun. pelajaran,. minggu. pembelajaran efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi jeda tengah semester, jeda antar semester, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, hari libur khusus dan kegiatan khusus satuan pendidikan; 3) Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun; 4) Menghitung jumlah Jam Pembelajaran (JP) sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada struktur kurikulum yang berlaku; 5) Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk satu subtema serta mempertimbangkan waktu untuk menilai serta mereviw materi; c. Silabus Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 memaparkan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Hal ini menjelaskan bahwa silabus digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan rencana pembelajaran. Majid dan Rochman (2014: 243-244) menyatakan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran tema tertentu 20.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang mencangkup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan Trianto (2014: 246) berpendapat bahwa silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa, silabus merupakan acuan menyusun kerangka pembelajaran yang berisikan garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian untuk setiap kelompok mata pelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, silabus memuat komponen sebagai berikut: a.) Identitas mata pelajaran (khusus SMP / MTs/ SMPLB /Paket B dan SMA /MA /SMALB/ SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan); b.) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c.) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran; d.) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; e.) Tema (khusus SD/ MI/ SDLB/ Paket A) f.) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; g.) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; h.) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; 21.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. i.) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan j.) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru dalam pelaksanaan pembelajaran berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis sesuai dengan acuan kurikulum 2013. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Majid dan Rochman (2014: 261) menyebutkan bahwa RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Sesuai dengan pendapat Majid dan Rochman tersebut, Kurniawan (2014: 122) juga mengungkapkan bahwa RPP adalah detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD apabila dalam pembelajaran terpadu. Berdasarkan pembahasan mengenai RPP, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu Kompetensi Dasar atau beberapa Kompetensi Dasar dalam satu kali pertemuan. Menurut Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat komponen sebagai berikut: a.) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b.) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c.) Kelas/semester; d.) Materi pokok;. 22.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. e.) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f.) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; g.) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; h.) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; i.) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; j.) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; k.) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l.) Langkah-langkah. pembelajaran. dilakukan. melalui. tahapan. pendahuluan, inti, dan penutup; dan m.) Penilaian hasil pembelajaran. 4. Pembelajaran Inovatif a. Hakikat Pembelajaran Inovatif Pembelajaran inovatif terdiri dari dua kata yaitu pembelajaran dan inovatif. Kata pembelajaran (Learning) mempunyai makna belajar, sedangkan kata inovatif sendiri dimaknai dengan adanya pembaharuan. Suyatno (2009: 6) menyatakan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas dorongan gagasan baru untuk. 23.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. Sedangkan Uno dan Nurdin (2011: 303) menyatakan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang menyenangkan bagi setiap orang yang berada di dalam kelas atau sekolah dan kegiatannya berpusat pada siswa. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran untuk memperoleh peningkatan hasil belajar dengan metode dan langkahlangkah belajar yang baru sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pembelajaran dikemas secara menarik oleh guru dan kegiatannya berpusat pada siswa. b. Karakteristik pembelajaran inovatif Karakteristik pembelajaran inovatif antara lain: 1.) Berpusat pada siswa Berpusat. pada. siswa. (student. centered). mengandung. pengertian bahwa dalam proses pembelajaran siswa ditempatkan sebagai pusat belajar (Suyatno, 2009: 8). Siswa secara aktif mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir dan belajar sesuai minat serta keinginan.. Guru. berperan. sebagai. fasilitator. yang. bertugas. memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Dengan memfasilitasi belajar, guru berusaha mengajak seluruh peserta didik dengan berbagai karakteristik untuk aktif dalam proses pembelajaran. 2.) Berbasis masalah Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual, autentik, relevan, dan bermakna bagi siswa (Suyatno, 2009: 9). Pada umumnya proses pembelajaran yang diimplementasikan di sekolah hanya berbasis materi ajar. Pembelajaran yang dibangun berdasarkan materi ajar biasanya seringkali tidak aktual, tidak relevan, dan tidak bermakna bagi siswa. Akibatnya, proses pembelajaran menjadi tidak 24.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menarik dan siswa belum dapat menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran yang dimulai dengan suatu permasalahan, siswa dapat mencapai dua hasil belajar. Hasil belajar yang pertama yaitu cara memecahkan masalah (proses). Hasil belajar yang kedua yaitu jawaban terhadap masalah (produk). Kemampuan memecahkan masalah dapat membantu siswa menganalisis sebab akibat dari suatu permasalahan, sehingga mampu menghasilkan solusi yang bermakna. 3.) Terintegrasi Menurut KBBI, integrasi memiliki arti yaitu pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Pembelajaran inovatif menuntut guru untuk mengajarkan materi dalam berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi. Siswa tidak hanya diajarkan materi pada suatu disiplin ilmu saja, tetapi juga diintegrasikan dengan berbagai disiplin ilmu yang lainnya. 4.) Berbasis masyarakat Selain berbasis masalah, salah satu prinsip pembelajaran inovatif juga berbasis masyarakat. Segala bahan pembelajaran dari ilmu sosial sampai pada ilmu eksakta ada di masyarakat (Suyatno, 2009:. 10).. Pembelajaran. inovatif. mengajak. siswa. untuk. mengimplementasikan apa yang dipelajari dalam kelas ke konteks masyarakat. Selain itu siswa juga dapat mengambil permasalahan yang terjadi di masyarakat, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, sehingga apa yang dipelajari menjadi lebih bermakna. Pengalaman nyata yang ada di lingkungan masyarakat membuat siswa dapat memahami materi yang diajarkan dan materi itu tersimpan dalam memori jangka panjang.. 25.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.) Memberikan pilihan Setiap siswa mempunyai karakteristik belajar yang berbeda satu dengan yang lain. Pembelajaran inovatif memberikan perhatian pada keberagaman karakteristik siswa (Suyatno, 2009: 10). Atas dasar itu maka pembelajaran bukan dilakukan seperti yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih kepada apa yang diinginkan siswa. Untuk itu, pembelajaran harus menyediakan alternatif yang dipilih oleh siswa. Sebagai contoh pada mata pelajaran SBdP, guru memberikan tugas membuat karya kolase. Siswa diberi pilihan untuk membuat karya kolase sesuai keinginan. 6.) Tersistem Materi tertentu membutuhkan pengetahuan lain sebagai prasyarat yang harus dikuasai seseorang terlebih dahulu sebelum seseorang dapat mempelajari materi tersebut (Suyatno, 2009: 12). Begitu pula keterampilan-keterampilan yang memiliki langkahlangkah prosedural. Suatu pengetahuan prosedural harus dilakukan secara. berurutan. karena. memiliki. keterkaitan. bagi. langkah. selanjutnya. 7.) Berkelanjutan Berelanjutan mengandung pengertian “never ending process”. Setiap proses pembelajaran yang dilakukan menjadi dasar bagi pembelajaran berikutnya.. Setiap konsep. yang dipelajari dari. pembelajaran sebelumnya harus dirangkai secara kontinyu dengan konsep baru yang diperoleh, sehingga membentuk jalinan konsep yang bermakna (Suyatno, 2009: 12). Belajar merupakan suatu rangkaian pemahaman terhadap sesuatu secara terus-menerus. Untuk itu, pembelajaran. inovatif. berorientasi. pada. pembelajaran. yang. berkelanjutan sampai pada tingkat kedalaman dan keluasan materi.. 26.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. c. Keunggulan pembelajaran inovatif Anggar (2011) menjelaskan pembelajaran inovatif memiliki kelebihan sevagai berikut: 1.) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 2.) Mengembangkan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. 3.) Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. 4.) Merangsang. perkembangan. kemajuan. berpikir. siswa. untuk. menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. 5.) Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata, khususnya dunia kerja. 6.) Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan bagi siswa untuk belajar. d. Berbagai model pembelajaran inovatif yang digunakan Ada berbagai model pembelajaran inovatif yang dikembangkan untuk membantu siswa aktif, komunikatif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran inovatif yang digunakan oleh peneliti antara lain: 1.) PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) Suparno (2015: 18) menjelaskan bahwa PPR adalah suatu pedagogi bukan hanya sekedar metode pembelajaran. Pedagogi berarti merupakan suatu pendekatan atau suatu cara untuk mendampingi siswa sehingga dapat berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pribadi yang utuh berarti bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuan saja tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan dan peka pada kebutuhan orang lain. Sejalan dengan Suparno, Tim Redaksi Kanisius (2008: 38) juga menyatakan bahwa PPR merupakan pola pikir (paradigma = pola pikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani atau kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kristiani/ 27.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kemanusiaan). Hal ini menjelaskan bahwa PPR bertujuan untuk membentuk pribadi dalam diri. siswa yang mempunyai nilai. kemanusiaan. Dalam mengembangkan pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan, tentu perlu memberikan suatu pengalaman kemanusiaan pada siswa. Dari pengalaman tersebut, kemudian direfleksikan bersama dengan guru. Setelah merefkesikan pengalaman kemanusiaan, akan memunculkan aksi tertentu yang dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Kolvenbach (dalam Suparno 2012: 19) menjelaskan bahwa melalui pembelajaran PPR diharapkan siswa dapat berkembang menjadi manusia bagi orang lain dan bersama orang lain (people with and for other). Tujuan tersebut ditandai dengan rumusan 3 C yaitu: (a) Competence Berarti menguasai pengetahuan sesuai dengan bidangnya. Secara sederhana siswa yang telah mendalami dan mempelajari bidang tertentu, maka ia menjadi kompeten dalam bidang itu. Siswa. yang. berkompeten,. artinya. mempunyai. keragaman. kompetensi (kemampuan) yang dimiliki. Keragaman kemampuan termasuk dalam kemampuan akademis (berpikir reflektif, kritis, imajinatif, dan kreatif), keterampilan menggunakan teknologi, keterampilan kejuruan, apresiasi seni kreatif, olahraga, dan keterampilan komunikasi. Pada. Kurikulum. dalam.Kompetensi. Inti-3. 2013, (KI-3). Competence untuk. termasuk. kompetensi. inti. pengetahuan. Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 menyatakan bahwa Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki siswa pada setiap tingkat kelas. Ada empat rumusan kompetensi inti pada Kurikulum 2013, salah satunya yaitu Kompetensi Inti-3 28.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (KI-3). Pada Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk pengetahuan dijabarkan mengenai pengetahuan yang akan diperoleh siswa. Menurut Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 mendeskripsikan kompetensi pengetahuan yaitu memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif, pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. (b) Conscience Berarti mempunyai hati nurani atau suara hati yang dapat membedakan. baik. dan. tidak. baik.. Selain. berkembang. kompetensinya, siswa juga perlu dikembangkan suara hatinya. Hal ini dimaksudkan supaya siswa dengan jelas mengerti dan mendeteksi apakah sesuatu hal atau tindakan itu baik dan tidak baik sehingga dapat mengambil keputusan yang benar. Seseorang yang memiliki hati nurani, sama seperti seseorang yang mempunyai integritas. Secara sederhana ia dapat menganalisis segi baik dan buruknya bahan yang dipelajari, mengerti alasanalasan moral dibaliknya, dan hatinya tergerak untuk memilih yang baik. Nilai-nilai Conscience meliputi moral, tanggung jawab, kejujuran, kemandirian, keterbukaan, kebebasan, kedisiplinan, keadilan, ketekunan, tahan uji, keberanian mengambil resiko, kemampuan memberi makna hidup. Pada. Kurikulum. 2013,. Conscience. termasuk. dalam. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap. Pada Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk sikap dijabarkan mengenai sikap yang dikembangkan siswa selama proses pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 mendeskripsikan kompetensi 29.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sikap yaitu menunjukan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.Dengan demikian, nilai - nilai yang dikembangkan pada Kompetensi Inti-2 (KI-2) sesuai dengan nilai yang dikembangkan Conscience. (c) Compassion Berarti mempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkannya atau punya kepedulian pada orang lain. Kompetensi yang digarapkan terjadi selanjutnya adalah kepekaan untuk membantu orang lain. Siswa digerakkan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain yang membutuhkan. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan siswa digunakan bagi kepentingan orang lain dan masyarakat sekitar. Nilai-nilai Compassion meliputi kerjasama, pengharapan pada sesama, kepedulian terhadap orang lain, kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, keterlibatan dalam kelompok, kemauan untuk berbagi, kerelaan untuk berkorban. Pada. Kurikulum. 2013,. Compassion. termasuk. dalam. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan sekaligus Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk sikap spiritual. Pada Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk keterampilan dijabarkan mengenai keterampilan berpikir dan bertindak yang dikembangkan siswa selama proses pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 mendeskripsikan kompetensi keterampilan yaitu menunjukan keterampilan. berpikir. dan bertindak (kreatif,. produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif) dengan bahasa yang jelas, sistematis, logis, dalam karya yang estetis, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai tahap perkembangan. Kompetensi Inti-1 (KI-1) dijabarkan mengenai 30.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kompetensi spiritual peserta didik. Menurut Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 mendeskripsikan kompetensi spiritual yaitu menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Dengan kata lain, siswa yang peka untuk berbuat baik dan peduli kepada orang lain, ia sudah mengembangkan Kompetensi Inti-4 (KI-4), Kompetensi Inti-1 (KI-1) sekaligus nilai Compassion dalam dirinya. Dengan demikian siswa yang belajar menggunakan pendekatan PPR dibantu untuk berkembang menjadi pribadi yang cerdas, bernurani, dan sosial. Suparno (2015: 21) menyatakan bahwa, Pembelajaran PPR bertujuan untuk membantu siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh dalam segi pengetahuan, suara hati, dan juga kepekaannya pada orang lain. PPR mempunyai tiga unsur utama dalam proses pembelajaran yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Ketiga unsur itu dilengkapi dengan unsur sebelum pembelajaran yaitu konteks, dan dibantu unsur setelah pembelajaran yaitu evaluasi. Tim P3MP dan LPM Universitas Sanata Dharma (2008: 8), penerapan model pembelajaran PPR dapat digambarkan seperti skema berikut:. 31.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.1 Siklus PPR Dengan demikian, PPR menekankan langkah-langkah beruntun yang terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, tindakan (aksi), evaluasi, dan (kembali. ke). konteks.. Berikut. langkah-langkah. pembelajarn. menggunakan model PPR antara lain: (1) Konteks Dalam mengajar, guru perlu mengetahui konteks dalam suatu pembelajaran. Secara sederhana, konteks merupakan sesuatu yang melingkupi siswa. Misalnya konteks siswa yang diajar, lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Yang termasuk konteks siswa misalnya asal, keluarga, budaya, kemampuan awal, gaya belajar dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk konteks lingkungan sekolah misalnya suasana belajar, nilai yang diperjuangkan, persaudaraan dan lain sebagainya. Guru perlu mengerti konteksnya, terutama konteks siswa dan tempat dimana guru mengajar. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa konteks merupakan latar belakang yang mempengaruhi siswa.. 32.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pembelajaran yang sesuai dengan konteks akan membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi. (2) Pengalaman Suparno (2015: 28) menyatakan bahwa unsur penting dalam PPR adalah pengalaman (experience). Pengalaman adalah suatu kejadian yang sungguh terjadi, dilakukan, dialami, dihidupi, yang dapat menyentuh pikiran, hati, kehendak, perasaan, maupun hasrat siswa. Guru harus menyediakan pengalaman bagi siswa, supaya siswa. sungguh. mengalami. sendiri. atau. mengkontruksi. pengetahuannya. Pengalaman yang dapat menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru dapat menyediakan pengalaman langsung maupun tidak langsung. Suparno (2015: 29) menguraikan bahwa pengalaman langsung adalah pengalaman yang sungguh dialami oleh siswa itu sendiri. Misalnya ketika sepenuhnya diri siswa terlibat dalam praktikum, diskusi kelompok, praktek menggunakan alat peraga, dan lain sebagainya. Sedangkan pengalaman tidak langsung adalah pengalaman yang dialami lewat imajinasi, bacaan, simulasi, melihat tayangan video dan lain sebagainya. Pengalaman diperlukan untuk nantinya direfleksikan sehingga pembelajaran mempunyai makna bagi kehidupan siswa. (3) Refleksi Refleksi merupakan unsur yang khas dalam PPR. Refleksi menjadi penghubung antara pengalaman dan tindakan. Triyono (2011) menjelaskan kata refleksi berasal dari reflectere (latin) yang berarti menekuk atau memutar. kembali kebelakang.. Selain. mengandung arti melihat ke belakang, kata refleksi dalam pedagogi reflektif juga mengarahkan individu melihat ke depan, yakni membangun kerangka baru dalam bersikap, berpikir, dan berperilaku. 33.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Suparno (2015: 33) menjabarkan bahwa ketika melakukan refleksi, siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalamdalamnya dan seluas-luasnya dan mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat. Melalui refleksi, diharapkan siswa mempunyai pengalaman yang bermakna sehingga mampu memunculkan karakter siswa melakukan aksi. Hasil refleksi siswa dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi guru. Banyak siswa yang kurang mampu melakukan reflleksi, maka tugas guru membantu siswa berlefleksi dengan memberikan pertanyaan yang mengarah. Kegiatan refleksi tidak harus dilakukan di akhir setiap pembelajaran. Ketika siswa mengalami pengalaman yang menyentuh hati dan yang mengesankan dapat dijadikan kesempatan untuk refleksi. Terkadang berefleksi dapat dilakukan bersama secara klasikal dan lisan sehingga antar siswa dapat saling menguatkan. Tidak hanya siswa yang perlu melakukan refleksi, tetapi gurupun juga turut melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. (4) Aksi Langkah selanjutnya dalam PPR yaitu aksi. Suparno (2015: 37) menjelaskan bahwa aksi adalah tindakan (batin atau psikomotor) yang dilakukan siswa setelah mereka merefleksikan pengalaman belajar. Siswa yang sungguh mempunyai pengalaman dan dapat memaknai pengalaman tersebut maka akan memunculkan aksi tertentu. Secara nyata aksi dapat berupa sikap diri yang berubah lebih baik, niatan dalam diri, atau tindakan nyata yang dapat dilihat serta dirasakan orang lain. Aksi siswa lebih banyak sampai kesadaran diri yang mendalam. Contoh dari sikap diri yang lebih baik yaitu siswa ingin lebih disiplin, lebih teliti, bersikap jujur, ingin membantu teman, dan 34.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. lain sebagainya. Guru perlu mengembangkan hasil refleksi siswa supaya menjadi kebiasaan baik pada diri siswa. (5) Evaluasi Suparno (2015: 40) menjelaskan bahwa evaluasi dimaksudkan untuk melihat keseluruhan proses PPR apakah berjalan baik dan mengembangkan pribadi siswa yang kompeten, mempunyai suara hati yang benar, dan peka terhadap orang lain. Siswa dapat melakukan evaluasi dengan mengerjakan beberapa soal yang terkait dengan pengetahuan, sedangkan guru tahap evaluasi lebih untuk melihat pelaksanaan program sesuai dengan tujuan. Suparno (2015: 65) menjelaskan bahwa, model pembelajaran PPR memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Manfaat bagi siswa dan guru yaitu: (1) Siswa berkembang secara utuh. Siswa menjadi kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan, kesadaran suara hati, kepekaan, dan juga belarasanya bagi orang lain. (2) Siswa berkembang menjadi pribadi yang kritis, analitis terhadap persoalan yang sedang dihadapi dan dialami bukan hanya ikut dan menurut saja. (3) Siswa sungguh menguasai materi karena memang menggali sendiri secara aktif, kemudian merefleksikannya dalam hidup mereka. (4) Siswa memperoleh makna dari materi yang dipelajari bagi hidupnya dan bagi orang lain. (5) Siswa dapat memilih informasi yang ada secara kritis dan mengambil keputusan secara tepat, sehingga tidak diombang ambingkan dalam pecaturan zaman ini.. 35.

Gambar

Gambar 3.2 Literature MapArumsari (2015) “pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 sub tema “Tugas-Tugas Sekolahku” dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual” Abduh (2015) “pengembangan perankat pembelajaran tematik integratif berbasis so
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan Brog and Gall Langkah 1
Tabel 3.2 Konversi Skala Lima
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan dan Penerapan Alat Ukur Kecepatan Aliran Air Sungai pada Sungai Sebenarnya dengan Menggunakan Efek Doppler; Hendra Bagus Arie Wicaksana; 081910201031;

Pada dasarnya setiap manusia yang terlibat dalam aktivitas perekonomian akan mengalami hal yang sama dalam dilema atau permasalahan dalam aktivitas ekonomi, baik masyarakat

Terbanding 3, agama Islam, Pendidikan SD, Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kabupaten Barito Timur, Selanjutnya disebut sebagai Turut Tergugat I/Turut

NANI dan APEL dirujuk dua kali (makna referensial), tetapi untuk membentuk struktur gramatikal yang benar, kita juga harus tahu apakah makna konteks linguistis itu mencakup hanya

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sistem dapat mempersingkat waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan setiap mahasiswa yang akan masuk ke ruang ujian dan pencatatan

Pada penelitian Kania (2013) tentang Determinan Pilhan Karir Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro menghasilkan kesimpulan bahwa tingkatan mahasiswa dan

Pemberian air pada tanaman cabai merah besar dilakukan dengan cara menimbang selisih berat antara berat tanah hari pertama dan berat tanah hari ke dua, dan seterusnya

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat