• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bob Hari Wirdana 1, Dandes Rifa 2, Ethika 2. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bob Hari Wirdana 1, Dandes Rifa 2, Ethika 2. Abstract"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALYSIS OF COMPETENCE AND INDEPENDENCE EFFECT OF

ACCOUNT REPRESENTATIVE TOWARD THE TAX REVENUE OF

KANWIL DIREKTORAT JENDERAL PAJAK OF WEST SUMATERA

AND JAMBI

Bob Hari Wirdana1, Dandes Rifa2, Ethika2

(1,2)

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected]

Abstract

The purposes of this study were to prove empirically the effects of Account Representative Competence and account representative independence toward the tax revenue at Kanwil Direktorat Jenderal Pajak in West Sumatera and Jambi. The population and sample that was used in this research was the entire account representatives who work in eight primaries KPP in West Sumatera and Jambi. The technique that was used in data collection was survey methods, by distributing questionnaires to 120 account representatives (AR). From all of distributed questionnaires, returned questionnaires that can be further analyzed were 96 questionnaires and was not returned were 24 questionnaires. The data analysis was used by using multiple regression analysis through SPSS. The results of the research showed that the first hypothesis, namely AR competence, there was no significant effect on tax revenue. The second hypothesis, namel AR independence effected significantly on tax revenue.

Keywords: Competence, Independence, West Sumatera, Jambi.

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya tujuan utama dari pajak yaitu untuk memakmurkan dan menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali, karena pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari pengertian dan mekanisme pajak itu sendiri. Bahwa saat kita membayar pajak berapapun jumlahnya, tidaklah terhenti sampai di situ. Justru, dari situlah awal proses yang bermanfaat untuk kehidupan banyak orang, yaitu melalui penyediaan barang-barang dan jasa publik (public

goods and services) yang dibutuhkan masyarakat. Sebagaimana termaktub pada Pasal 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di mana pajak adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.

Beberapa kegunaan atau manfaat pajak dapat dilihat dari beberapa kebijakan pemerintah seperti alokasi anggaran untuk

(2)

2

pembangunan infrastruktur, untuk pendidikan, kesehatan, pemberian subsidi, pertahanan, keamanan dan sebagainya, yang keseluruhannya merupakan wujud pelayanan negara kepada masyarakat. Untuk dapat melaksanakan berbagai kewajiban tersebut, negara memerlukan sumber-sumber penghasilan seperti penghasilan orang pribadi, penghasilan perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, penghasilan dari barang-barang milik negara, penghasilan dari denda dan sitaan barang karena suatu pelanggaran, hibah dan sumbangan dari negara lain atau organisasi internasional maupun penghasilan dari hak-hak waris dan penerimaan dari berbagai macam pajak, retribusi, bea dan cukai serta berbagai penerimaan lainnya.

Di dalam konteks tersebut dikenal beberapa fungsi pajak sebagai sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan, yaitu fungsi anggaran (budgetair), yaitu pajak sebagai sumber pendapatan negara berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara seperti untuk pembiayaan rutin yaitu belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah,

yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin.

Seterusnya pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Misalnya, dalam rangka menggiring penanaman modal, baik di dalam maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Kemudian dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. Fungsi pajak di sini yaitu sebagai fungsi mengatur (regulerend).

Selain dua fungsi tersebut, juga ada fungsi stabilitas, di mana pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. Terakhir yaitu fungsi redistribusi pendapatan, pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

(3)

3

Untuk mengaplikasikan fungsi-fungsi pajak di atas ke dalam tataran pelaksanaan (action), maka ada empat strategi yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak, yaitu:

1. Melanjutkan reformasi birokrasi di lingkungan Ditjen Pajak yang sudah memasuki tahap kedua.

2. Memberikan insentif pada kelompok usaha dan atau sektor-sektor tertentu. 3. Melanjutkan program mapping,

profile wajib pajak, dan

benchmarking.

4. Melaksanakan penegakan hukum (law enforcement).

Dengan terlaksananya keempat strategi di atas diharapkan kontribusi pajak pada APBN sebesar 74% lebih dan

taxratio (perbandingan antara rasio penerimaan pajak terhadap PDB) sebesar 15% akan dapat terealisasi.

Sebagai gambaran, komposisi penerimaan dalam APBN tahun 2013, sektor pajak memberikan kontribusi sekitar Rp 1.134 triliun. Apabila target tersebut kita breakdown maka per bulan Ditjen Pajak harus mencari 94,5 triliun dan perhari 3,106 triliun. Dari target 1.134 triliun tersebut Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi untuk tahun anggaran 2013 diharapkan mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 7,545 triliun yang apabila di

breakdown maka per bulan Kanwil

Sumatera Barat dan Jambi mengumpulkan sekira Rp 628,75 milyar per bulan atau sekira 20,67 miliar per hari. Angka 20,67 miliar per hari bukanlah angka yang sedikit, melainkan tugas berat bagi Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi untuk merealisasikannya. Strategi Kantor Pelayanan Pajak terutama Seksi Pengawasan dan Konsultasi dengan target penerimaan yang dibebankan kepadanya lebih dari 60% membutuhkan langkah-langkah yang komprehensif dan tepat. Oleh karena itu, di sinilah peran Account Representative untuk menerapkan beberapa strategi yang diungkapkan Dirjen Pajak di atas, yang salah satunya adalah program mapping, profil wajib pajak dan

benchmarking yang merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Account Representative (AR).

Penerapan Account Representative

di kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi dimulai sejak tahun 2008. Account Representative dengan kompetensi dan independensi yang dimilikinya tentulah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan (growth) realisasi penerimaan terhadap rencana penerimaan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi secara umum dan KPP Pratama di lingkungan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi secara khusus.

Melihat realisasi penerimaan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi terjadi peningkatan penerimaan (y to y)

(4)

4

sekira 5,58% yaitu Rp 5.703.259,65,- tahun 2011 menjadi Rp 6.021.790,81,- pada tahun 2012. Apabila kita lihat dari capaian yang dihasilkan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi terhadap rencana penerimaan maka untuk tahun 2011 capaian yang diperoleh Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi adalah sekira 95,25% (Rp 5.703.259,65,- /Rp 5.987.167,34 x 100%) dan sekira 103,86% pada tahun 2012 (Rp 6.021.790,81/Rp 5.797.706,03 x 100%). Jadi dapat diketahui bahwa trend realisasi penerimaan naik serta juga terjadi kenaikan pencapaian target (y to y) dari tahun 2011 ke 2012 yaitu sekira 8,61%.

Peningkatan yang signifikan dalam penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi di dua tahun terakhir 2011-2012 di mana modernisasi pajak dengan reorganisasi dan restrukturisasi Kantor Pelayanan Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama menunjukkan dugaan sementara bahwa adanya hubungan antara kinerja Account Representative sebagai suatu jabatan struktural di KPP Pratama dan terhadap penerimaan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi secara umum dan KPP Pratama di lingkungan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi secara khusus.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Suherman (2011) yang meneliti tentang analisis pengaruh kompetensi account representative dan

independensi account representative serta penerapan benchmarking laporan keuangan wajib pajak terhadap penerimaan pajak kanwil DJP SUMUT I. Populasi dalam penelitian Suherman (2011) ini adalah seluruh account representative yang ada di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I yaitu para account representative

yang berada pada satu KPP Madya dan delapan KPP Pratama sebanyak 177 orang.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Suherman (2011) adalah variabel independen yang diteliti hanya kompetensi account representative,

independensi account representative, sementara alasan untuk tidak meggunakan penerapan benchmarking laporan keuangan wajib pajak sebagai variabel independen karena penerapan benchmarking laporan keuangan wajib pajak belum diterapkan di lingkungan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi. Kemudian adanya perbedaan budaya di Sumatera Utara dengan budaya Sumatera Barat dan Jambi diperkirakan juga memberikan pengaruh terhadap penelitian ini, karena budaya organisasi akan mempengaruhi perilaku organisasi. Selanjutnya sampel yang diteliti yaitu seluruh account representative yang ada di Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi yaitu para account representative yang berada pada delapan KPP Pratama.

(5)

5

Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Kompetensi Dan Independensi

Account Representative Terhadap Penerimaan Pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi”.

Berdasarkan urairan latar belakang di atas maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi account representative berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi ?

2. Apakah independensi account representative berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi ?

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris tentang:

1. Pengaruh kompetensi account representative terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi.

2. Pengaruh independensi account representative terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Pengaruh Kompetensi Account Representative Terhadap Penerimaan Pajak

Account Representative menurut

Direktorat Jenderal Pajak adalah pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang diberi kepercayaan, wewenang dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan, konsultasi dan pengawasan secara langsung kepada wajib pajak. Dengan adanya account representative diharapkan penerimaan pajak dapat ditingkatkan. Kompetensi seorang account representative yang memiiki kreativitas, inovatif dan penguasaannya terhadap peraturan perpajakan yang baik akan mampu menelaah dan melihat kondisi faktual perkembangan usaha (business) wajib pajak sekaligus berapa potensi pajak (potencial tax) yang seharusnya dihasilkan. Dengan demikian diharapkan penerimaan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi dapat meningkat.

Suherman (2011) meneliti tentang analisis pengaruh kompetensi account representative dan independensi account representative serta penerapan

benchmarking laporan keuangan wajib pajak terhadap penerimaan pajak kanwil DJP SUMUT I. Hasil analisa data diketahui secara simultan, kompetensi AR, Independensi AR dan Penerapan

Benchmarking mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Sementara Secara parsial, Independensi

(6)

6

AR maupun penerapan benchmarking

tidak signifikan berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Sedangkan kompetensi

account representative berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Iwan Ramdhanny (2011) meneliti tentang pengaruh kinerja account representative

terhadap efektivitas pencapaian penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kinerja account representative terhadap efektivitas pencapaian penerimaan pajak. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa kinerja account representative

mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pencapaian penerimaan pajak sebesar 31,30%. Amilin dan Nina Anisah (2008) meneliti tentang pengaruh persepsi peran

account representative pada tingkat kepatuhan wajib pajak. Persepsi peran tersebut dikategorikan dalam pelayanan, konsultasi dan pengawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel pelayanan yang memberikan pengaruh secara signifikan pada tingkat kepatuhan wajib pajak, sedangkan variabel konsultasi dan pengawasan tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu di atas, maka dapat diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Kompetensi Account Representative

Berpengaruh Signifikan Terhadap Penerimaan Pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi.

2. Pengaruh Independensi Account Representative Terhadap

Penerimaan Pajak

Account Representative yang memiliki integritas, kejujuran, komitmen dan sinergi dengan komponen lain di KPP Pratama dalam menjalankan kode etik serta dengan tidak adanya paksaan pihak-pihak tertentu untuk melakukan pelanggaran kode etik dan aturan yang berlaku maka

account representative akan mampu menentukan potensi pajak yang sebenar-benarnya berdasarkan peraturan yang berlaku. Pada akhirnya juga dapat meningkatkan penerimaan Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi.

Suherman (2011) meneliti tentang analisis pengaruh kompetensi account representative dan independensi account representative serta penerapan

benchmarking laporan keuangan wajib pajak terhadap penerimaan pajak kanwil DJP SUMUT I. Hasil analisa data diketahui secara simultan, kompetensi AR, Independensi AR dan Penerapan

Benchmarking mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Sementara Secara parsial, Independensi

(7)

7

AR maupun penerapan benchmarking

tidak signifikan berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Sedangkan kompetensi

account representative berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Iwan Ramdhanny (2011) meneliti tentang pengaruh kinerja account representative

terhadap efektivitas pencapaian penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kinerja account representative terhadap efektivitas pencapaian penerimaan pajak. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa kinerja account representative

mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pencapaian penerimaan pajak sebesar 31,30%. Amilin dan Nina Anisah (2008) meneliti tentang pengaruh persepsi peran

account representative pada tingkat kepatuhan wajib pajak. Persepsi peran tersebut dikategorikan dalam pelayanan, konsultasi dan pengawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel pelayanan yang memberikan pengaruh secara signifikan pada tingkat kepatuhan wajib pajak, sedangkan variabel konsultasi dan pengawasan tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu di atas, maka dapat diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2 : Independensi Account Representative Berpengaruh Signifikan Terhadap Penerimaan Pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh account representative yang ada di Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi yaitu para account representative

yang berada pada delapan KPP Pratama. Kemudian sampel dalam penelitian ini adalah seluruh account representative yang ada di Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi yaitu para account representative

yang berada pada delapan KPP Pratama. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Variabel X1 dan X2 adalah variabel

independen yang dalam hal ini memiliki peranan dalam pembentukkan variabel Y. Variabel X1 disini adalah Kompetensi

Account Representative, sedangkan untuk variabel X2 adalah Independensi Account

Representative. Kedua variabel tersebut berkorelasi dan mempengaruhi Penerimaan Pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi sebagai variabel dependen (Y).

Untuk menguji hipotesis adanya analisis pengaruh kompetensi account representative dan independensi account

(8)

8 representative terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi, maka digunakan alat uji statistik yaitu regresi linear berganda. Rumus regresi linier berganda menurut (Ghozali, 2011) sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana:

Y = Penerimaan Pajak α = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi

masing-masing variabel X1 = kompetensi account representative X2 = Independensi account representative e = Term Error

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi kompetensi account representative, independensi account representative dan penerimaan pajak. Hasil perhitungan statistik penelitian untuk tiap – tiap variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Statistik Deskriptif

Sumber : Hasil Olahan SPSS

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Tabel Hasil Uji T

a. Pengaruh Kompetensi Account Representative Terhadap Penerimaan Pajak

Dari hasil pengujian nilai signifikansi t adalah 0,193. Nilai signifikansi t lebih besar dari nilai alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan variabel kompetensi account representative tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, sehingga H1 ditolak pada penelitian ini. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suherman (2011) yang menyatakan kompetensi account representative berpengaruh signifikan

Variabel N Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Mean Std. Deviation Kompetensi AR 96 10-50 11-20 16,59 1,757 Independensi AR 96 9-45 28-50 39,71 3,710 Penerimaan Pajak 96 4-20 30-45 39,13 3,297 m o d e l Model Unstandardize d Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7,790 2,239 3,480 ,001 X1 ,067 ,051 ,142 1,313 ,193 X2 ,157 ,058 ,294 2,727 ,008

(9)

9

terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Utara 1.

b. Pengaruh Independensi Account Representative Terhadap

Penerimaan Pajak

Pada hipotesis kedua nilai signifikansi t yang diperoleh adalah 0,008. Nilai signifikansi t lebih kecil dari nilai alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independensi account represntative berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak, yang berarti H2 diterima pada penelitian ini. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suherman (2011) yang menyatakan bahwa independensi account representative tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Utara 1.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen, variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kompetensi dan independensi account representative, variabel dependen adalah penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh antar variabel setelah dilakukan penelitian terhadap 96 responden dengan

menggunakan alat analisis SPSS. Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kompetensi account representative tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi. 2. Independensi account

representative berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi.

Saran

Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan untuk peneliti – peneliti yang akan datang untuk kembali dapat melakukan pembuktian variabel ini dalam kasus yang sama dengan menambah variabel lainya yang belum diuji pada penelitian ini baik penambahan variabel independen maupun penambahan variabel moderating ataupun intervening.

2. Penerimaan pajak Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi sebaiknya dianalisis dengan membandingkan asumsi dari fiskus dengan asumsi dari wajib pajak.

(10)

10 REFERENSI

Amilin, Nina Anisah. 2008. Pengaruh Persepsi Peran Account Representative pada Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Asmuri, Asmy. 2006. Pengaruh Reformasi Perpajakan, Inflasi, dan Jumlah WP terhadap Penerimaan Pajak. Yogyakarta:UII.

Aulya, 2006. Implikasi Modernisasi Administrasi Pajak terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak. Malang : STIE Malangkucecwara. Fitrinawati, E. & Aan, A. 2006. Peran

Account Representative yang Mendukung Pelayanan Prima, Majalah Berita Pajak.

Gozhali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2001. Ekonometrik Dasar. Erlangga

Halim, Abdul. 2001. Auditing 1 (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: AMP YKPN.

Jusup, Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: STIE YKPN.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1/PM.3/2007 tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 68/PMK.01/2008 tentang Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak yang Telah

Mengimplementasikan Organisasi Modern.

Prasetyo Bambang, Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Ramdhanny, Irwan. 2011. Pengaruh

Kinerja Account Representative Terhadap Efektivitas Pencapaian Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Resmi, Siti. 2013. Perpajakan, Teori dan Kasus. Edisi 6 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku I dan II. Edisi 4. Penerbit : Salemba Empat.

Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono, 2003.Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Bandung:Alfabeta. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian

Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Suherman, Ade. 2011. Analisis Pengaruh Kompetensi Account Representative Dan Independensi Account Representative Serta Penerapan Benchmarking Laporan Keuangan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Kanwil Djp Sumut I. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Gambar

Tabel  Statistik Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

Dalam meningkatkan penerimaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sangat tergantung pada unit kerja yang ada di bawahnya, dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak

” Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ketimpangan penerimaan pajak (tax ratio) antar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat dari periode tahun

Terdapat beberapa sentra itik yang ada di tanah air yaitu di Pulau Sumatera (Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung),

Realisasi Pendapatan Negara di Sumatera Barat sampai dengan triwulan III tahun 2018 yang terdiri dari Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Pada kebun buah naga dengan serangan parah penyakit di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat ditemukan beberapa gejala serangan

Setelah Kanwil Ditjen Pajak terbentuk, dibentuklah beberapa unit kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berdasarkan pembagian wilayah di seluruh Sumatera Utara yaitu KPP Medan Barat,

Baharuddin Rabaan yang lahir dan dibesarkan di Negeri Talamau Pasaman Barat, ayahnya merupakan seorang mantan anggota polisi di Wilayah Sumatera Barat dengan pangkat terakhir Letnan