• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Demam Tifoid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Demam Tifoid"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM TIFOID DEMAM TIFOID A. A. PENGERTIANPENGERTIAN

Typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala Typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi atau tanpa gangguan kesadaran. Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistematik bersifat akut

sistematik bersifat akut yang disebabkan olehyang disebabkan oleh Salmonella typhi Salmonella typhi (Sumarmo, 2012). (Sumarmo, 2012). Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran  pencernaan

 pencernaan dengan dengan gejala gejala demam demam yang yang lebih lebih dari dari satu satu minggu, minggu, gangguan gangguan padapada  pencernaan dan gangguan k

 pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam, 2012).esadaran (Nursalam, 2012).

B.

B. ETIOLOGIETIOLOGI

Penyebab penyakit ini adalah bakteri

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Salmonella typhiSalmonella typhi. Infeksi umumnya. Infeksi umumnya diperoleh dari makanan atau air yang terkontaminasi bakteri dari tinja yang diperoleh dari makanan atau air yang terkontaminasi bakteri dari tinja yang terinfeksi.

terinfeksi.

Etiologi penyakit demam typhoid menurut Rampengan (2013) disebabkan Etiologi penyakit demam typhoid menurut Rampengan (2013) disebabkan oleh infeksi kuman

oleh infeksi kuman Salmonella typhos atau Eberthella typhosaSalmonella typhos atau Eberthella typhosa  yang merupakan  yang merupakan kuman gram negative, motil dan tidak menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup kuman gram negative, motil dan tidak menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup  baik

 baik sekali sekali pada pada suhu suhu tubuh tubuh manusia manusia maupun suhu maupun suhu yang sedikit yang sedikit lebih lebih rendah, rendah, sertaserta mati pada suhu 70˚c ataupun oleh antiseptik. Sampai saat ini, diketahui bahwa mati pada suhu 70˚c ataupun oleh antiseptik. Sampai saat ini, diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia.

kuman ini hanya menyerang manusia. Salmonella typhosa

Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen, yaitu : mempunyai 3 macam antigen, yaitu : a.

a. Antigen O =Antigen O = Ohne HauchOhne Hauch = antigen somatic (tidak menyebar). = antigen somatic (tidak menyebar).  b.

 b. Antigen H =Antigen H = Hauch Hauch (menyebar), terdapat pada flgela dan bersifat termolabil. (menyebar), terdapat pada flgela dan bersifat termolabil. c.

c. Antigen V1 = Kapsul = merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman danAntigen V1 = Kapsul = merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis.

melindungi antigen O terhadap fagositosis.

Ketiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan Ketiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan  pembentukan

 pembentukan tiga tiga macam macam antibodi antibodi yang yang lazim lazim disebut disebut agglutinin.agglutinin. SalmonellaSalmonella typhosa

typhosa  juga memperoleh plasmid faktor-R yang berkaitan dengan resistensi  juga memperoleh plasmid faktor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic.

(2)

 Ada 3 spesies utama, yaitu :  Ada 3 spesies utama, yaitu :

a.

a. Salmonella typhosa (satu serotipe).Salmonella typhosa (satu serotipe).  b.

 b. Salmonella choleraesiusSalmonella choleraesius (satu serotipe). (satu serotipe). c.

c. Salmonella enteretidis (lebih dari 1500 serotipe).Salmonella enteretidis (lebih dari 1500 serotipe).

C.

C. PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI

Penyakit typhoid adalah penyakit menular yang sumber infeksinya berasal Penyakit typhoid adalah penyakit menular yang sumber infeksinya berasal dari feses dan urine, sedangkan lalat sebagai pembawa atau penyebar dari kuman dari feses dan urine, sedangkan lalat sebagai pembawa atau penyebar dari kuman tersebut (Ngastiyah, 2012).

tersebut (Ngastiyah, 2012).

Kuman masuk melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam Kuman masuk melalui mulut. Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke  peredaran

 peredaran darah darah (bakterimia (bakterimia primer), primer), dan dan mencapai mencapai sel-sel sel-sel retikulo retikulo endoteleal, endoteleal, hati,hati, limpa dan organ-organ lainnya ( Suriadi,

limpa dan organ-organ lainnya ( Suriadi, 2010).2010).

Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endotelial melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan endotelial melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan  bakterimia

 bakterimia untuk untuk kedua kedua kalinya. kalinya. Selanjutnya Selanjutnya kuman kuman masuk masuk ke ke beberapa beberapa jaringanjaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kandung empedu. Pada minggu pertama sakit, organ tubuh, terutama limpa, usus dan kandung empedu. Pada minggu pertama sakit, terjadi

terjadi Hiperplasia plaks player  Hiperplasia plaks player . Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu. Ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu ke dua terjadi nekrosis dan pada minggu ke tiga terjadi

ke dua terjadi nekrosis dan pada minggu ke tiga terjadi Ulserasi plaks player Ulserasi plaks player . Pada. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan oleh hepar, kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan oleh endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelaianan endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelaianan  pada usus halus (Suriadi, 2010).

 pada usus halus (Suriadi, 2010).

Perjalanan penyakit demam typhoid juga di sampaikan oleh Rohim (2002) Perjalanan penyakit demam typhoid juga di sampaikan oleh Rohim (2002) adalah: pada fase awal demam typhoid biasa ditemukan adanya gejala saluran napas adalah: pada fase awal demam typhoid biasa ditemukan adanya gejala saluran napas atas. Ada kemungkinan sebagian kuman ini masuk ke dalam peredaran darah atas. Ada kemungkinan sebagian kuman ini masuk ke dalam peredaran darah melalui jaringan limfoid di faring. Terbukti dalam suatu penelitian bahwa melalui jaringan limfoid di faring. Terbukti dalam suatu penelitian bahwa Salmonella typhi

Salmonella typhi  berhasil diisolasi dari jaringan tonsil penderita demam typhoid,  berhasil diisolasi dari jaringan tonsil penderita demam typhoid, walaupun pada

walaupun pada Salmonella typhiSalmonella typhi  percobaan lain seseorang yang berkumur dengan  percobaan lain seseorang yang berkumur dengan air yang

air yang mengandung mengandung hidup ternyata hidup ternyata tidak menjadi terinfeksi. tidak menjadi terinfeksi. Pada tahap awal Pada tahap awal iniini  penderita

 penderita juga juga sering sering mengeluh mengeluh nyeri nyeri telan telan yang yang disebabkan disebabkan karena karena kekeringankekeringan mukosa mulut. Lidah tampak kotor tertutup selaput berwarna putih sampai mukosa mulut. Lidah tampak kotor tertutup selaput berwarna putih sampai

(3)

kecoklatan yang merupakan sisa makanan, sel epitel mati dan bakteri, kecoklatan yang merupakan sisa makanan, sel epitel mati dan bakteri, kadang-kadang tepi lidah tampak hiperemis dan tremor. Bila terjadi infeksi dari nasofaring kadang tepi lidah tampak hiperemis dan tremor. Bila terjadi infeksi dari nasofaring melalui saluran tuba eustachi ke telinga tengah dan hal ini dapat terjadi otitis media. melalui saluran tuba eustachi ke telinga tengah dan hal ini dapat terjadi otitis media. Perubahan pada jaringan limfoid didaerah ileocecal yang timbul selama Perubahan pada jaringan limfoid didaerah ileocecal yang timbul selama demam typhoid dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu: hyperplasia, nekrosis demam typhoid dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu: hyperplasia, nekrosis  jaringan,

 jaringan, ulserasi, ulserasi, dan dan penyembuhan. Adanya penyembuhan. Adanya perubahan perubahan pada pada nodus nodus peyer peyer tersebuttersebut menyebabkan penderita mengalami gejala intestinal yaitu nyeri perut, diare, menyebabkan penderita mengalami gejala intestinal yaitu nyeri perut, diare,  perdarahan dan perforasi

 perdarahan dan perforasi. Diare . Diare dengan gambaran pea dengan gambaran pea soup merupakan karakterissoup merupakan karakteristiktik yang khas, dijumpai dari 50% kasus dan biasanya timbul pada minggu kedua. yang khas, dijumpai dari 50% kasus dan biasanya timbul pada minggu kedua. Karena respon imunologi yang terlibat dalam patogenesis demam typhoid adalah sel Karena respon imunologi yang terlibat dalam patogenesis demam typhoid adalah sel mononuklear maka keterlibatan sel

mononuklear maka keterlibatan sel  poli  poli morfomorfo nuclear nuclear   hanya sedikit dan pada  hanya sedikit dan pada umumnya tidak terjadi pelepasan prostaglandin sehingga tidak terjadi aktivasi adenil umumnya tidak terjadi pelepasan prostaglandin sehingga tidak terjadi aktivasi adenil siklase. Hal ini menerangkan mengapa pada serotipe invasif tidak didapatkan adanya siklase. Hal ini menerangkan mengapa pada serotipe invasif tidak didapatkan adanya diare. Tetapi bila terjadi diare seringkali hal ini mendahului fase demam enterik. diare. Tetapi bila terjadi diare seringkali hal ini mendahului fase demam enterik. Penulis lain mengatakan bahwa diare dapat terjadi oleh karena toksin yang Penulis lain mengatakan bahwa diare dapat terjadi oleh karena toksin yang  berhubungan

 berhubungan dengan dengan toksin toksin kolera kolera dan dan enterotoksin enterotoksin E. E. coli coli yang yang peka peka terhadapterhadap  panas.

 panas.

 Nyeri perut

 Nyeri perut pada demam pada demam typhoid dapat typhoid dapat bersifat bersifat menyebar atau menyebar atau terlokalisir terlokalisir didi kanan bawah daerah ileum terminalis. Nyeri ini disebabkan karena mediator yang kanan bawah daerah ileum terminalis. Nyeri ini disebabkan karena mediator yang dihasilkan pada proses inflamasi (histamine, bradikinin, dan serotonin) merangsang dihasilkan pada proses inflamasi (histamine, bradikinin, dan serotonin) merangsang ujung saraf sehingga menimbulkan rasa nyeri. Selain itu rasa nyeri dapat disebabkan ujung saraf sehingga menimbulkan rasa nyeri. Selain itu rasa nyeri dapat disebabkan karena peregangan kapsul yang membungkus hati dan limpa karena organ tersebut karena peregangan kapsul yang membungkus hati dan limpa karena organ tersebut membesar.

membesar.

Perdarahan dapat timbul apabila proses nekrosis sudah mengenai lapisan Perdarahan dapat timbul apabila proses nekrosis sudah mengenai lapisan mukosa dan submukosa sehingga terjadi erosi pada pembuluh darah. Konstipasi mukosa dan submukosa sehingga terjadi erosi pada pembuluh darah. Konstipasi dapat terjadi pada ulserasi tahap lanjut, dan merupakan tanda prognosis yang baik. dapat terjadi pada ulserasi tahap lanjut, dan merupakan tanda prognosis yang baik. Ulkus biasanya menyembuh sendiri tanpa meninggalkan jaringan parut, tetapi ulkus Ulkus biasanya menyembuh sendiri tanpa meninggalkan jaringan parut, tetapi ulkus dapat menembus lapisan serosa sehingga terjadi perforasi. Pada keadaan ini tampak dapat menembus lapisan serosa sehingga terjadi perforasi. Pada keadaan ini tampak adanya distensi abdomen. Distensi abdomen ditandai dengan meteorismus atau adanya distensi abdomen. Distensi abdomen ditandai dengan meteorismus atau timpani yang disebabkan konstipasi dan penumpukan tinja atau kurangnya tonus timpani yang disebabkan konstipasi dan penumpukan tinja atau kurangnya tonus  pada lapisan otot intestinal atau lambung.

(4)

D.

D. MANIFESTASI KLINIKMANIFESTASI KLINIK

Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis yang kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis yang  biasanya ditemukan, yaitu:

 biasanya ditemukan, yaitu: 1.

1. DemamDemam

Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali.

Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali. 2.

2. Gangguan pada saluran pencernaanGangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan peradangan.

limpa membesar disertai nyeri dan peradangan. 3.

3. Gangguan kesadaranGangguan kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis.

kadang-kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis. 4.

4. RelapsRelaps

Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap  berlangsung

 berlangsung ringan ringan dan dan lebih lebih singkat. singkat. Terjadi Terjadi pada pada minggu minggu kedua kedua setelah setelah suhusuhu  badan

 badan normal normal kembali, kembali, terjadinya terjadinya sukar sukar diterangkan. diterangkan. Menurut Menurut teori teori relaps relaps terjaditerjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.

(5)

Manifestasi klinis klasik yang umum ditemui pada penderita demam typhoid Manifestasi klinis klasik yang umum ditemui pada penderita demam typhoid  biasanya disebut febris remitter

 biasanya disebut febris remitter atau demam yang bertahap naiknya dan berubah-ubahatau demam yang bertahap naiknya dan berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan dengan perincian :

sesuai dengan keadaan lingkungan dengan perincian : 1.

1. Minggu pertama, demam lebih dari 40°C, nadi yang lemah bersifat dikrotik,Minggu pertama, demam lebih dari 40°C, nadi yang lemah bersifat dikrotik, dengan denyut nadi 80-100 per menit.

dengan denyut nadi 80-100 per menit. 2.

2. Minggu kedua, suhu tetMinggu kedua, suhu tetap tinggi, penderita ap tinggi, penderita mengalami mengalami delirium, lidah delirium, lidah tampaktampak kering mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa dapat kering mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa dapat diraba.

diraba. 3.

3. Minggu ketiga, jika keadaan membaik : suhu tubuh turun, gejala dan keluhanMinggu ketiga, jika keadaan membaik : suhu tubuh turun, gejala dan keluhan  berkurang. Ji

 berkurang. Jika ka keadaan keadaan memburuk : memburuk : penderita penderita mengalami delirium, mengalami delirium, stupor, ototstupor, otot--otot bergerak terus, terjadi inkontinensia alvi dan urine. Selain itu terjadi otot bergerak terus, terjadi inkontinensia alvi dan urine. Selain itu terjadi meteorisme dan timpani, dan tekanan perut meningkat, disertai nyeri perut. meteorisme dan timpani, dan tekanan perut meningkat, disertai nyeri perut. Penderita kemudian kolaps, dan akhirnya meninggal dunia akibat terjadinya Penderita kemudian kolaps, dan akhirnya meninggal dunia akibat terjadinya degenerasi mikardial toksik.

degenerasi mikardial toksik. 4.

4. Minggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalamiMinggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalami  penyembuhan meskipun pada

 penyembuhan meskipun pada awal minggu awal minggu ini daini dapat dijumpai pat dijumpai adanya pneumoniaadanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena femoralis.

(6)

E.

(7)

F.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG 1.

1. Pemeriksaan RutinPemeriksaan Rutin

Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering di temukan Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering di temukan leukopenia dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau leukositosis dapat leukopenia dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Selain itu dapat pula terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Selain itu dapat pula ditemukan anemia ringan dan trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung jenis ditemukan anemia ringan dan trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit demam typhoid dapat meningkat.

leukosit demam typhoid dapat meningkat.

SGOT dan SGPT seringkali meningkat, tetapi akan kembali normal SGOT dan SGPT seringkali meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Kenaikan SGOT dan SGPT tidak memerlukan penanganan setelah sembuh. Kenaikan SGOT dan SGPT tidak memerlukan penanganan khusus.

khusus. 2.

2. Kultur DarahKultur Darah

Hasil biakan darah yang pasif memastikan demam typhoid akan tetapi Hasil biakan darah yang pasif memastikan demam typhoid akan tetapi hasil negative tidak menginginkan demam typhoid, karena mungkin disebabkan hasil negative tidak menginginkan demam typhoid, karena mungkin disebabkan  beberapa hal sebagai berikut:

 beberapa hal sebagai berikut: a.

a. Telah mendapat terapi antibiotik.Telah mendapat terapi antibiotik.  b.

 b. Volume darah yang timbul kurang.Volume darah yang timbul kurang. c.

c. Riwayat vaksinasi.Riwayat vaksinasi. 3.

3. Uji Widal.Uji Widal.

Uji widal dilakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman

Uji widal dilakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman salmonella salmonella typhi

typhi. Pada uji widal terjadi suhu reaksi aglutinasi antara antigen kuman. Pada uji widal terjadi suhu reaksi aglutinasi antara antigen kuman  salmonella

 salmonella typhityphi  dengan antibody disebut aglutinin. Antigen yang digunakan  dengan antibody disebut aglutinin. Antigen yang digunakan  pada

 pada uji uji widal widal adalah adalah untuk untuk menentukan menentukan adanya adanya aglutinin aglutinin dalam dalam serumserum  penderita tersangka typhoid yaitu :

 penderita tersangka typhoid yaitu : a.

a. Aglutinin O (dari tubuh kuman).Aglutinin O (dari tubuh kuman).  b.

 b. Aglutinin H (flagella kuman).Aglutinin H (flagella kuman). c.

c. Aglutinin Vi (sampai kuman).Aglutinin Vi (sampai kuman).

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang digunakan. Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang digunakan. Semakin tinggi liternya semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman ini.

Semakin tinggi liternya semakin besar kemungkinan terinfeksi kuman ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi uji widal yaitu :

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi uji widal yaitu : a.

a. Pengobatan dini dengan antibiotik.Pengobatan dini dengan antibiotik.  b.

 b. Gangguan pembentukan antibody dan pemberian kortikosteroid.Gangguan pembentukan antibody dan pemberian kortikosteroid. c.

c. Waktu pengambilan darah.Waktu pengambilan darah. d.

d. Darah endemik atau non endemik.Darah endemik atau non endemik. e.

(8)

f.

f. Reaksi anamnestik.Reaksi anamnestik. g.

g. Faktor teknik pemeriksaan antar laboratorium akibat aglutinin silang danFaktor teknik pemeriksaan antar laboratorium akibat aglutinin silang dan strain

strain SalmonellaSalmonella yang digunakan untuk suspensi antigen. yang digunakan untuk suspensi antigen.

G.

G. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN 1.

1. MedisMedis

Penatalaksanaan demam typhoid secara medis menurut Ngastiyah (2012) antara Penatalaksanaan demam typhoid secara medis menurut Ngastiyah (2012) antara lain:

lain: a.

a. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yangPerawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia.

lama, lemah, anoreksia.  b.

 b. Istirahat selama demam sampai dengan dua minggu setelah suhu normalIstirahat selama demam sampai dengan dua minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh  berdiri kemudian berjalan di ruangan.

 berdiri kemudian berjalan di ruangan. c.

c. Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahkan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang Bahkan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu dua gelas sehari, bila kesadaran pasien dan tidak menimbulkan gas. Susu dua gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair, melalui sonde lambung. Jika kesadaran menurun diberikan makanan cair, melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.

dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak. d.

d. Obat pilihan adalah kloramfenikol, kecuali pasien tidak cocok diberikanObat pilihan adalah kloramfenikol, kecuali pasien tidak cocok diberikan obat lainnya seperti kotrimoksazol. Pemberian kloramfenikol dengan dosis obat lainnya seperti kotrimoksazol. Pemberian kloramfenikol dengan dosis tinggi, yaitu 100 mg/kg berat badan/hari (makanan 2 gram per hari), tinggi, yaitu 100 mg/kg berat badan/hari (makanan 2 gram per hari), diberikan empat kali sehari per oral atau intravena. Pemberian diberikan empat kali sehari per oral atau intravena. Pemberian kloramfenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu kloramfenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu  perawatan

 perawatan dan dan mencegah mencegah relaps. relaps. Efek Efek negatifnya negatifnya adalah adalah mungkinmungkin  pembentukan zat anti kurang karena basil terlalu cepat dimusnahkan.

 pembentukan zat anti kurang karena basil terlalu cepat dimusnahkan. e.

e. Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. BilaBila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena.

terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena.

Medikasi yang digunakan untuk demam typhoid menurut Rampengan Medikasi yang digunakan untuk demam typhoid menurut Rampengan (2008) selain kloramfenikol, obat-obat antimikroba yang sering digunakan (2008) selain kloramfenikol, obat-obat antimikroba yang sering digunakan antara lain:

antara lain: a.

a. Tiamfenikol: 50-100 mg/ kg berat badan/ hari.Tiamfenikol: 50-100 mg/ kg berat badan/ hari.  b.

 b. Kotrimoksasol: 6-8 mg/ kg berat badan/ hari.Kotrimoksasol: 6-8 mg/ kg berat badan/ hari. c.

c. Ampisilin: 100-200 mg/kg berat badan/ hari.Ampisilin: 100-200 mg/kg berat badan/ hari. d.

(9)

e.

e. Sefriakson: 50-100 mg/ kg berat badan/ hari.Sefriakson: 50-100 mg/ kg berat badan/ hari. f.

f. Sefotaksim: 150-200 mg/ kg berat badan/ hari.Sefotaksim: 150-200 mg/ kg berat badan/ hari. g.

g. Ciprofloksasin: 2 x 20Ciprofloksasin: 2 x 200-400 mg 0-400 mg oral oral (usia kurang dari 1(usia kurang dari 10 tahun).0 tahun).

2.

2. KeperawatanKeperawatan

Masalah pasien typhoid yang perlu diperhatikan adalah: Masalah pasien typhoid yang perlu diperhatikan adalah: a.

a. Kebutuhan nutrisi atau cairan dan elektrolit.Kebutuhan nutrisi atau cairan dan elektrolit.

Pasien typhoid umumnya menderita gangguan kesadaran dari apatik Pasien typhoid umumnya menderita gangguan kesadaran dari apatik sampai spoorokoma, delirium (yang berat) disamping anoreksia dan demam sampai spoorokoma, delirium (yang berat) disamping anoreksia dan demam lama. Keadaan ini menyebabkan kurangnya masukan nutrisi atau cairan lama. Keadaan ini menyebabkan kurangnya masukan nutrisi atau cairan sehingga kebutuhan nutrisi yang penting untuk masa penyembuhan sehingga kebutuhan nutrisi yang penting untuk masa penyembuhan  berkurang

 berkurang pula, pula, dan dan memudahkan memudahkan timbulnya timbulnya komplikasi. komplikasi. Selain Selain hal hal itu,itu,  pasien

 pasien typhoid typhoid menderita menderita kelainan kelainan berupa berupa adanya adanya tukak-tukak tukak-tukak pada pada usususus halus sehingga makanan harus disesuaikan. Diet yang diberikan ialah halus sehingga makanan harus disesuaikan. Diet yang diberikan ialah makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein dan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein dan tidak menimbulkan

tidak menimbulkan gas. gas. Pemberiannya melihat Pemberiannya melihat keadaan pasien.keadaan pasien. 1)

1) Jika kesadaran pasien masih baik, diberikan makanan lunak denganJika kesadaran pasien masih baik, diberikan makanan lunak dengan lauk pauk dicincang (hati, daging), sayuran labu siam atau wortel yang lauk pauk dicincang (hati, daging), sayuran labu siam atau wortel yang dimasak lunak sekali. Boleh juga diberi tahu, telur setengah matang dimasak lunak sekali. Boleh juga diberi tahu, telur setengah matang atau matang direbus. Susu diberikan 2 x 1 gelas atau lebih, jika atau matang direbus. Susu diberikan 2 x 1 gelas atau lebih, jika makanan tidak habis diberikan ekstra susu.

makanan tidak habis diberikan ekstra susu. 2)

2) Pasien yang kesadarannya menurun sekali diberikan makanan cair perPasien yang kesadarannya menurun sekali diberikan makanan cair per sonde, kalori sesuai dengan kebutuhannya. Pemberiannya diatur setiap sonde, kalori sesuai dengan kebutuhannya. Pemberiannya diatur setiap 3 jam termasuk makanan ekstra seperti sari buah, bubur kacang hijau 3 jam termasuk makanan ekstra seperti sari buah, bubur kacang hijau yang dihaluskan. Jika kesadaran membaik makanan beralih secara yang dihaluskan. Jika kesadaran membaik makanan beralih secara  bertahap ke lunak.

 bertahap ke lunak. 3)

3) Jika pasien menderita delirium, dipasang infus dengan cairan glukosaJika pasien menderita delirium, dipasang infus dengan cairan glukosa dan NaCl. Jika keadaan sudah tenang berikan makanan per sonde di dan NaCl. Jika keadaan sudah tenang berikan makanan per sonde di samping infus masih diteruskan. Makanan per sonde biasanya samping infus masih diteruskan. Makanan per sonde biasanya merupakan setengah dari jumlah kalori, setengahnya masih per infus. merupakan setengah dari jumlah kalori, setengahnya masih per infus. Secara bertahap dengan melihat kemajuan pasien, beralih ke makanan Secara bertahap dengan melihat kemajuan pasien, beralih ke makanan  biasa.

(10)

 b.

 b. Gangguan suhu tubuh.Gangguan suhu tubuh.

Pasien tifus abdominalis menderita demam lama, pada kasus yang Pasien tifus abdominalis menderita demam lama, pada kasus yang khas demam dapat sampai 3 minggu. Keadaan tersebut dapat menyebabkan khas demam dapat sampai 3 minggu. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kondisi tubuh lemah, dan mengakibatkan kekurangan cairan, karena kondisi tubuh lemah, dan mengakibatkan kekurangan cairan, karena  perspirasi

 perspirasi yang yang meningkat. meningkat. Pasien Pasien dapat dapat menjadi menjadi gelisah, gelisah, selaput selaput lendirlendir mulut dan bibir menjadi kering dan pecah-pecah.

mulut dan bibir menjadi kering dan pecah-pecah.

Penyebab demam, karena adanya infeksi basil

Penyebab demam, karena adanya infeksi basil Salmonella typhosaSalmonella typhosa,, maka untuk menurunkan suhu tersebut hanya dengan memberikan obatnya maka untuk menurunkan suhu tersebut hanya dengan memberikan obatnya secara adekuat, istirahat mutlak sampai suhu turun diteruskan 2 minggu secara adekuat, istirahat mutlak sampai suhu turun diteruskan 2 minggu lagi, kemudian mobilisasi bertahap. Jika pasien diberikan makanan melalui lagi, kemudian mobilisasi bertahap. Jika pasien diberikan makanan melalui sonde, obat dapat diberikan bersama makanan tetapi berikan pada sonde, obat dapat diberikan bersama makanan tetapi berikan pada  permulaan

 permulaan memasukkan memasukkan makanan, makanan, jangan jangan dicampur dicampur pada pada semuasemua makanannya atau diberikan belakangan karena jika pasien muntah obat makanannya atau diberikan belakangan karena jika pasien muntah obat akan keluar sehingga kebutuhan obat tidak adekuat.

akan keluar sehingga kebutuhan obat tidak adekuat.

Ruangan diatur agar cukup ventilisi. Untuk membantu, menurunkan Ruangan diatur agar cukup ventilisi. Untuk membantu, menurunkan suhu tubuh yang biasanya pada sore hari dan malam hari lebih tinggi jika suhu tubuh yang biasanya pada sore hari dan malam hari lebih tinggi jika suhu tinggi sekali cara menurunkan lihat pada pembahasan tentang suhu tinggi sekali cara menurunkan lihat pada pembahasan tentang hiperpireksia. Di samping kompres berikan pasien banyak minum boleh hiperpireksia. Di samping kompres berikan pasien banyak minum boleh sirup, teh manis, atau air kaldu sesuai kesukaan anak.

sirup, teh manis, atau air kaldu sesuai kesukaan anak.

Anak jangan ditutupi dengan selimut yang tebal agar penguapan Anak jangan ditutupi dengan selimut yang tebal agar penguapan suhu lebih lancar. Jika menggunakan kipas angin untuk membantu suhu lebih lancar. Jika menggunakan kipas angin untuk membantu menurunkan suhu usahakan agar kipas angin tidak langsung kearah tubuh menurunkan suhu usahakan agar kipas angin tidak langsung kearah tubuh  pasien.

 pasien. c.

c. Gangguan rasa aman dan nyaman.Gangguan rasa aman dan nyaman.

Gangguan rasa aman dan nyaman pasien typhoid sama dengan Gangguan rasa aman dan nyaman pasien typhoid sama dengan  pasien

 pasien lain, lain, yaitu yaitu karena karena penyakitnya penyakitnya serta serta keharusan keharusan istirahat istirahat di di tempattempat tidur, jika ia sudah dalam penyembuhan. Khusus pada pasien typhoid, tidur, jika ia sudah dalam penyembuhan. Khusus pada pasien typhoid, karena lidah kotor, bibir kering, dan pecah-pecah menambah rasa tak karena lidah kotor, bibir kering, dan pecah-pecah menambah rasa tak nyaman disamping juga menyebabkan tak nafsu makan. Untuk itu pasien nyaman disamping juga menyebabkan tak nafsu makan. Untuk itu pasien  perlu

 perlu dilakukan dilakukan perawatan perawatan mulut mulut 2 2 kali kali sehari, sehari, oleskan oleskan boraks boraks gliseringliserin (krim) deng

(krim) dengan sering an sering dan sering dan sering berikan minum. berikan minum. Karena pasien Karena pasien apatisapatis harus lebih diperhatikan dan diajak berkomunikasi. Jika pasien dipasang harus lebih diperhatikan dan diajak berkomunikasi. Jika pasien dipasang sonde perawatan mulut tetap dilakukan dan sekali-kali juga diberikan sonde perawatan mulut tetap dilakukan dan sekali-kali juga diberikan minum agar selaput lendir mulut dan tenggorok tidak kering. Selain itu minum agar selaput lendir mulut dan tenggorok tidak kering. Selain itu

(11)

sebagai akibat lama berbaring setelah mulai berjalan harus mulai dengan sebagai akibat lama berbaring setelah mulai berjalan harus mulai dengan menggoyang-goyangkan kakinya dahulu sambil duduk di pinggir tempat menggoyang-goyangkan kakinya dahulu sambil duduk di pinggir tempat tidur, kemudian berjalan di sekitar tempat tidur sambil berpegangan. tidur, kemudian berjalan di sekitar tempat tidur sambil berpegangan. Katakan bahwa gangguan itu akan hilang setelah 2-3 hari mobilisasi.

Katakan bahwa gangguan itu akan hilang setelah 2-3 hari mobilisasi.

H.

H. KOMPLIKASIKOMPLIKASI

Komplikasi demam typhoid dapat dibagi dalam : Komplikasi demam typhoid dapat dibagi dalam : 1.

1. Komplikasi intestinalKomplikasi intestinal a.

a. Perdarahan ususPerdarahan usus  b.

 b. Perforasi ususPerforasi usus c.

c. Ileus paralitik Ileus paralitik  2.

2. Komplikasi ekstra intestinalKomplikasi ekstra intestinal a.

a. Komplikasi kardiovaskuler Komplikasi kardiovaskuler   b.

 b. Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, thrombosis danKegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, thrombosis dan tromboflebitis.

tromboflebitis. c.

c. Komplikasi darahKomplikasi darah d.

d. Anemia hemolitik, trombositopenia, dan sindrom uremia hemolitik Anemia hemolitik, trombositopenia, dan sindrom uremia hemolitik  e.

e. Komplikasi paruKomplikasi paru f.

f. Pneumonia empiema dan pleurutisPneumonia empiema dan pleurutis g.

g. Komplikasi hepar dan kandung empedu, hepatitis, dan kolesistisisKomplikasi hepar dan kandung empedu, hepatitis, dan kolesistisis h.

h. Komplikasi ginjalKomplikasi ginjal i.

i. Glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritisGlomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis  j.

 j. Komplikasi tulangKomplikasi tulang k.

k. Osteomilitis, periostitis, spondilitis, dan artritisOsteomilitis, periostitis, spondilitis, dan artritis l.

l. Komplikasi neuropsikiatrik Komplikasi neuropsikiatrik  m.

(12)

BAB II BAB II KONSEP KEPERAWATAN KONSEP KEPERAWATAN A. A. PENGKAJIANPENGKAJIAN 1.

1. Identitas, sering ditemukan pada anak berumur di atas satu tIdentitas, sering ditemukan pada anak berumur di atas satu t ahun.ahun.

2.

2. Keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing,Keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing,

dan kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa dan kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa

inkubasi). inkubasi).

3.

3. Suhu tubuh. Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama tiga minggu,Suhu tubuh. Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama tiga minggu,

 bersifat febris

 bersifat febris remiten, dan suhunya tiremiten, dan suhunya tidak tinggi sekali. dak tinggi sekali. Selama minggu pertamaSelama minggu pertama

suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi

hari dan

hari dan meningkat lagi meningkat lagi pada sore dpada sore dan malam han malam hari. Dalam ari. Dalam minggu keduminggu kedua,a,

 pasien terus berada dala

 pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsurm keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsur

turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga. turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

4.

4. Kesadaran. Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak beberapaKesadaran. Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak beberapa

dalam, yaitu

dalam, yaitu apatis sampai somnolen. apatis sampai somnolen. Jarang Jarang terjadi spoor, koma, terjadi spoor, koma, atau gelisahatau gelisah

(kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapat pengobatan). Di (kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapat pengobatan). Di

samping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung samping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung

dan anggota gerak dapat ditemukan reseola, yaitu bintik-bintik kemerahan dan anggota gerak dapat ditemukan reseola, yaitu bintik-bintik kemerahan

karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu

 pertama

 pertama demam. demam. Kadang-kadang Kadang-kadang ditemukan ditemukan pula pula bradikardia bradikardia dan dan epistaksisepistaksis

 pada anak besar.  pada anak besar.

(13)

5.

5. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik

1)

1) Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecah-Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan

pecah- pecah

 pecah (ragaden). (ragaden). Lidah Lidah tertutup tertutup selaput selaput putih putih kotor kotor ((Cated tongueCated tongue),),

sementara ujung dan tepinya berwarna kemerahan, dan jarang disertai sementara ujung dan tepinya berwarna kemerahan, dan jarang disertai

tremor. tremor.

2)

2) Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung (Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung ( Meteorismus Meteorismus). Bisa). Bisa

terjadi konstipasi, atau mungkin diare atau normal. terjadi konstipasi, atau mungkin diare atau normal.

3)

3) Hati dan limpa membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.Hati dan limpa membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.

6.

6. Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium

1)

1) Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosisPada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis

relative, dan aneosiniofilia pada permulaan sakit. relative, dan aneosiniofilia pada permulaan sakit.

2)

2) Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal.Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal.

3)

3) Bukan empedu basilBukan empedu basil Salmonella typhosaSalmonella typhosa  dapat ditemukan dalam darah  dapat ditemukan dalam darah

 pasien

 pasien pada pada minggu minggu pertama pertama sakit. sakit. Selanjutnya, Selanjutnya, lebih lebih sering sering ditemukanditemukan

dalam urin dan feces. dalam urin dan feces.

4)

4) Pemeriksaan widalPemeriksaan widal

Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah liter zat anti Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah liter zat anti

terhadap antigen O. Titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan terhadap antigen O. Titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan

kenaikan yang progresif (Nursalam, 2013). kenaikan yang progresif (Nursalam, 2013).

(14)

B.

B. DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidakPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adanya nafsu makan, mual, dan kembung.

adanya nafsu makan, mual, dan kembung. 2.

2. Risiko kurang Risiko kurang volume cairan bvolume cairan berhubungan erhubungan dengan kurang dengan kurang intake cairan intake cairan dandan  peningkatan suhu tubuh

 peningkatan suhu tubuh.. 3.

3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksiHipertermi berhubungan dengan proses infeksi 4.

4.  Nyeri akut berhubungan d Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologisengan agen cedera biologis 5.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (Suriadi, 2006)Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (Suriadi, 2006)

C.

C. RENCANA TINDAKANRENCANA TINDAKAN

1.

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Tujuan

Tujuan : : Anak Anak dapat dapat menunjukkan menunjukkan tanda-tanda tanda-tanda vital vital dalam dalam batasbatas normal.

normal. Kriteria

Kriteria Hasil Hasil :: a.

a. Suhu tubuh dalam rentang normalSuhu tubuh dalam rentang normal  b.

 b.  Nadi dan RR dalam rentang no Nadi dan RR dalam rentang normalrmal c.

c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusingTidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing Intervensi :

Intervensi : a.

a. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermi.Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermi. Rasional

Rasional : mengetahui : mengetahui tingkat tingkat pengetahuan pengetahuan klien tentang klien tentang hipertermi.hipertermi.  b.

 b. Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan. Rasional

Rasional : mengetahui : mengetahui keadaan keadaan umum umum klien.klien. c.

c. Beri minum yang cukup.Beri minum yang cukup. Rasional

Rasional : : mencegah mencegah dehidrasi.dehidrasi. d.

d. Berikan kompres air biasa.Berikan kompres air biasa. Rasional

(15)

e.

e. LakukanLakukan tepid spongetepid sponge (seka). (seka). Rasional

Rasional : mempercepat : mempercepat proses proses penurunan penurunan suhu.suhu. f.

f. Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat.Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat. Rasional

Rasional : mempercepat : mempercepat proses proses penurunan penurunan suhu.suhu. g.

g. Pemberian obat antipireksia.Pemberian obat antipireksia. Rasional

Rasional : mempercepat : mempercepat proses proses penurunan penurunan suhu.suhu. h.

h. Pemberian cairan parenteral (iv) yang adekuat.Pemberian cairan parenteral (iv) yang adekuat. Rasional

Rasional : mencegah : mencegah kekurangan kekurangan volume volume cairan.cairan. 2.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidakPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adanya nafsu makan, mual, dan kembung.

adanya nafsu makan, mual, dan kembung. Tujuan

Tujuan : : Anak Anak menunjukkan menunjukkan tanda-tanda tanda-tanda kebutuhan kebutuhan nutrisi nutrisi terpenuhi.terpenuhi. Kriteria

Kriteria Hasil Hasil :: a.

a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuanAdanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan  b.

 b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badanBerat badan ideal sesuai dengan tinggi badan c.

c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisiMampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi d.

d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisiTidak ada tanda-tanda malnutrisi e.

e. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiTidak terjadi penurunan berat badan yang berarti Intervensi :

Intervensi : a.

a. Menilai status nutrisi anak.Menilai status nutrisi anak. Rasional

Rasional : untuk : untuk mengetahui mengetahui dan dan memantau nmemantau nutrisi anak.utrisi anak.  b.

 b. Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak.Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak. Rasional

Rasional : untuk : untuk menambah menambah status status nutrisi.nutrisi. c.

c. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untukBerikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.

meningkatkan kualitas intake nutrisi. Rasional

(16)

d.

d. Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknikdengan teknik  porsi kecil tapi sering.

 porsi kecil tapi sering.

Rasional: untuk meningkatkan intake. Rasional: untuk meningkatkan intake. e.

e. Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan denganMenimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.

skala yang sama.

Rasional: untuk mengetahui peningkatan berat badan. Rasional: untuk mengetahui peningkatan berat badan. f.

f. Mempertahankan kebersihan mulut anak.Mempertahankan kebersihan mulut anak. Rasional

Rasional : meningkatkan : meningkatkan nafsu nafsu makan pmakan pada anakada anak.. g.

g. Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhanMenjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan  penyakit.

 penyakit. Rasional

Rasional : membantu proses : membantu proses peningkatan peningkatan intake nutrisi intake nutrisi yang yang adekuat.adekuat. 3.

3. Defisit Defisit volume volume cairan cairan berhubungan berhubungan dengan dengan kurang kurang intake intake cairan cairan dandan  peningkatan suhu tubu

 peningkatan suhu tubuh.h. Tujuan

Tujuan : : Anak Anak menunjukkan menunjukkan tanda-tanda tanda-tanda terpenuhi terpenuhi kebutuhankebutuhan cairanya.

cairanya. Kriteria

Kriteria Hasil Hasil :: a.

a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

HT normal  b.

 b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normalTekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal c.

c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membranTidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan Intervensi :

Intervensi : a.

a. Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit 4 jam.Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit 4 jam. Rasional

Rasional : mengetahui : mengetahui tanda-tanda tanda-tanda vital.vital.  b.

 b. Monitor tanda-tanda meningkatnya cairan, turgor tidak elastis, ubun-ubunMonitor tanda-tanda meningkatnya cairan, turgor tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urin menurun, membran mukosa kering, bibir cekung, produksi urin menurun, membran mukosa kering, bibir pecah- pecah.

(17)

Rasional

Rasional : untuk meng: untuk mengetahui perkembetahui perkembangan keadaan angan keadaan umum kumum klien.lien. c.

c. Mengobservasi dan mencatat intake dan output dan mempertahankan intakeMengobservasi dan mencatat intake dan output dan mempertahankan intake dan output yang adekuat.

dan output yang adekuat. Rasional

Rasional : untuk mengetahui : untuk mengetahui dan memantau dan memantau cairan yang cairan yang keluar masuk.keluar masuk. d.

d. Memonitor dan mencatat berat badan pada waktu Memonitor dan mencatat berat badan pada waktu yang sama dan skala yangyang sama dan skala yang sama.

sama. Rasional

Rasional : mengetahui : mengetahui peningkatan peningkatan berat berat badan.badan. e.

e. Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam.Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam. Rasional

Rasional : memonitor : memonitor cairan cairan yang yang masuk.masuk. f.

f. Memberikan antibiotik sesuai program.Memberikan antibiotik sesuai program. Rasional

Rasional : membantu : membantu dan dan mempercepat proses mempercepat proses penyembuhan.penyembuhan. 4.

4.  Nyeri akut berhubungan d Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologisengan agen cedera biologis Tujuan

Tujuan : : Masalah Masalah nyeri nyeri akut akut teratasi teratasi seluruhnyaseluruhnya Kriteria

Kriteria Hasil Hasil :: a.

a. Mampu mengontrol nyeriMampu mengontrol nyeri  b.

 b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeriMelaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri c.

c. Mampu mengenali nyeriMampu mengenali nyeri d.

d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangMenyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Intervensi :

Intervensi : a.

a. Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10). Selidiki perubahanCatat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10). Selidiki perubahan karakteristik nyeri

karakteristik nyeri Rasional

Rasional : mengetahui respon : mengetahui respon dan sejauh dan sejauh mana tingkat mana tingkat nyeri pasiennyeri pasien  b.

 b. Berikan tindakan kenyamanan (contoh : ubah posisi)Berikan tindakan kenyamanan (contoh : ubah posisi) Rasional

Rasional : mencegah : mencegah penekanan penekanan pada pada jaringan yjaringan yang ang lukaluka

c.

(18)

Rasional

Rasional : : agar agar pasien pasien dapat dapat beristirahatberistirahat d.

d. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analetik, kaji efektifitas dariKolaborasi dengan dokter tentang pemberian analetik, kaji efektifitas dari tindakan penurunan rasa nyeri

tindakan penurunan rasa nyeri Rasional

Rasional : untuk : untuk mengurangi mengurangi rasa rasa sakit/nyerisakit/nyeri 5.

5. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitifKurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif Tujuan

Tujuan : : Mengatakan Mengatakan pemahaman pemahaman poses poses belajarbelajar Kriteria

Kriteria hasil hasil :: a.

a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,  prognosis dan program peng

 prognosis dan program pengobatanobatan  b.

 b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang yang dijelaskanPasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang yang dijelaskan secara benar

secara benar c.

c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskanPasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan  perawat/tim kesehatan lainnya

 perawat/tim kesehatan lainnya Intervensi :

Intervensi : a.

a. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubunganJelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat

dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat Rasional

Rasional : : memberikan memberikan pengetahuan pengetahuan dasar dasar dimana dimana pasien pasien dapatdapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

membuat pilihan berdasarkan informasi.  b.

 b. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan caraGambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

yang tepat Rasional

Rasional : : memberikan memberikan pengetahuan pengetahuan pada pada pasien pasien dan dan supaya supaya pasienpasien mampu menganalisa tanda dan gejala yang dialaminya sesuai penjelasan mampu menganalisa tanda dan gejala yang dialaminya sesuai penjelasan  perawat/tim kesehatan lainnya.

 perawat/tim kesehatan lainnya. c.

c. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepatIdentifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat Rasional

Rasional : : agar agar pasien pasien mampu mampu mengidentifikasi mengidentifikasi kemungkinan kemungkinan penyebabpenyebab  penyakit yang terjadi pada dirinya

 penyakit yang terjadi pada dirinya d.

d. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untukDiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses  pengontrolan penyak

 pengontrolan penyakitit Rasional

Rasional : : membantu membantu pasien pasien untuk untuk dapat dapat menentukan menentukan perilaku perilaku yangyang harus dirubah supaya terhindar dari kambuhnya penyakit dan mampu harus dirubah supaya terhindar dari kambuhnya penyakit dan mampu mengontrol kesehatan diri.

(19)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

 Ngastiyah. 2012.

 Ngastiyah. 2012. Perawatan Anak Sakit  Perawatan Anak Sakit : Edisi 2. EGC. Jakarta.: Edisi 2. EGC. Jakarta. Rampengan, T.H. 2013.

Rampengan, T.H. 2013.  Penyakit Infeksi Trofik pada Anak  Penyakit Infeksi Trofik pada Anak : Edisi. 2. EGC. Jakarta.: Edisi. 2. EGC. Jakarta. Rohim Abdul.2012

Rohim Abdul.2012 . Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa & Penatalaksanaan. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa & Penatalaksanaan: Edisi 1. Jakarta.: Edisi 1. Jakarta. Suriadi. 2012.

Suriadi. 2012. Asuhan Keperawatan  Asuhan Keperawatan pada Anak pada Anak : Edisi 2. Jakarta.: Edisi 2. Jakarta. M,Nurs, Nursalam. 2012.

M,Nurs, Nursalam. 2012. Asuhan Keperawatan Ba Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak yi dan Anak : Edisi 1. Jakarta: Edisi 1. Jakarta S.Poorwo Soedarmo, Sumarmo. 2012.

S.Poorwo Soedarmo, Sumarmo. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Anak  Buku Ajar Ilmu Penyakit Anak . Jakarta.. Jakarta. Valman Bernad. 2012.

Valman Bernad. 2012. Gangguan & Penyakit Yang Sering Menyerang Anak Serta CaraGangguan & Penyakit Yang Sering Menyerang Anak Serta Cara  Mengatasinya

 Mengatasinya: Edisi pertama. Yogyakarta.: Edisi pertama. Yogyakarta. W. Sudoyo. Aru. 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah bagi anak untuk belajar memperoleh pengetahuan dan mengembangkan berbagai kemampuan dan ketrampilan. Oleh karena itu,

-- Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi

Setelah proses kliping Berita Nasional, Regional dan Kota Cimahi dipindahkan ke komputer, lalu penulis mendistribusikan ke bagian terkait seperti : Asisten

Tabungan Mudharabah (Mudharabah-sav. acc.) Deposito Mudharabah (Mudharabah-inv.. ex tended) Dana Pihak Ketiga (Deposit Fund). FDR (Financing to

Hukum Gauss memberikan kemudahan dalam mencari E atau D untuk Hukum Gauss memberikan kemudahan dalam mencari E atau D untuk distribusi muatan yang simetris

keletihan emosi; c) keletihan emosi merupakan pengantara yang menghubungkan persepsi sokongan organisasi dan tingkah laku kerja tidak produktif; dan d) PKBO merupakan penyederhana

Oleh karena itu, ANIMA CONSULTING hadir sebagai solusi yang tepat bagi semua orang yang membutuhkan mitra yang handal dan dapat dipercaya dalam menghadapi berbagai

Membentuk Tim Percepatan Pengembangan Kawasan Teknopolitan Provinsi Lampung di lahan BPPT Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016 dengan susunan personalia