• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN GIZI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN GIZI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DISTRIBUSI

PENDAPATAN DAN GIZI

By : Suyatno, Ir. MKes

Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang

(2)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2

Keterkaitan Pendapatan & Gizi

Pendapatan mempengaruhi konsumsi dan Gizi

Besar pendapatan akan menentukan:

akses pangan secara ekonomi

data beli pangan

jumlah dan kualitas pangan

Distribusi pendapatan yang baik akan mengurangi kesenjangan ekonomi antar keluarga sehingga akan mengurangi

(3)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 3

Pengertian Pendapatan

• Pendapatan pribadi: sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang

diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh seseorang.

• Pendapatan rumahtangga: sebagai semua jenis pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota rumahtangga.

• Pendapatan Disposebel: apabila pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan.

Atau pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerima pendapatan untuk membeli

(4)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 4

• Di negara-negara yang perekonomiannya

sudah sangat maju (Belanda, Inggris, Jerman dan USA), perhitungan pendapatan (nasional) berdasarkan: pengeluaran.

• Dalam penelitian:

– Jika seseorang memiliki income tetap maka

pertanyaan tentang besarnya pendapatan dapat terjawab dengan baik

– untuk mereka yang memiliki pendapatan tidak tetap bisa didekati dengan besarnya pengeluaran – untuk mereka yang berwirausaha harus dibedakan

pendapatan bersih dengan pendapatan kotor (omset)

(5)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 5

Apa itu Pengeluaran?

Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Pengeluaran konsumsi :

– nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh

rumahtangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhan (membeli barang dan jasa untuk

memuaskan keinginan dan menggunakan barang tersebut) dalam satu tahun tertentu,

– misal: untuk membeli makanan, pakaian, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan, dll.

Pengeluaran investasi dan tabungan:

– pembelanjaan untuk sesuatu yang dapat memberi nilai tambah atau keuntungan,

(6)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 6

Pemanfaatan Pendapatan oleh

Rumahtangga

Dalam ekonomi pangan, yang terpenting:

berapa jumlah/persentase untuk

konsumsi/belanja pangan.

bagaimana distribusi pendapatan dan pangan.

Hukum Engel : “the proportion of a family’s budget devoted to food declines as the familiy’s income increase”

Persentase pengeluaran rumahtangga yang dibelanjakan untuk pangan akan semakin

(7)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 7

• Hukum Engel:

– elastisitas permintaan pangan relatif besar pada kelompok rumahtangga

berpendapatan rendah, kemudian

elastisitas permintaan menurun sampai tingkat yang rendah pada kelompok

berpendapatan tinggi

(“the income elasticity of demand for food is less than one”).

– Penyebab berlakunya hukum Engel adalah: “the limited capacity of human stamach”

(8)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 8

Hukum Bennett :

the ‘starchy staple ratio’ declines as houshold income increase as the

consumer diversifies the food consumption bundle to include higher-priced calories.

Persentase bahan pangan pokok berpati dalam konsumsi pangan rumahtangga

semakin berkurang dengan meningkatnya pendapatan rumahtangga dan cenderung beralih pada pangan yang berenergi

(9)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 9

Argumentasi Bennett:

• Karena pangan pokok berpati jumlah substitusinya sedikit dan jumlah

konsumsinya terbatas disebabkan oleh kemampuan manusia terbatas secara fisiologis

• Karena adanya keinginan manusia yang universal untuk memperoleh bahan

makanan yang bervariasi dan berprotein tinggi, serta permintaan gula

Hukum Houthakker : “the average quality of food calories (measured by prices) rises with incomes”

(10)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 10

The figure is drawn in logarithms to illustrate elasticities. (log) Food Quality = (log) food expenditure – (log) food

quantity Food Consumption Food expenditure (Engel’s low) Food quantity (calories) (Bennet’s low) Food Quality Starchy staples (calories) Household income

(11)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 11

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN KONSUMSI KALORI

Note: Solid lines indicate consumption patterns before a subsidy on dried cassava; dotted lines indicate consumption patterns after a subsidy on dried cassava. The shaded areas indicate increases in calorie intake after the subsidy.

(12)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 12

Distribusi Konsumsi dan Ketersediaan pangan

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 E n e rg y In ta ke ( kc a l/c a p /d a y ) <150000 15000-19999 20000-29999 30000-39999 40000-59999 60000-79999 80000-99999 100000-149999 150000-199999 200000-299999 > 300000 A verage Expenditure Gro up (Rp/cap/mo nth)

Urban Rural Urban + Rural

Gambar. Rataan Konsumsi Energi menurut Pendapatan dan Wilayah (SUSENAS 1999)

Angka Kecukupan Energy (2200 Kcal/kap/hr)

• Kecukupan energi kelompok menengah ke bawah belum tercukupi

• Proporsi rumah tangga defisit energi tingkat berat (<70% AKG) cukup tinggi,

(13)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 13

Distribusi pendapatan dan gizi

Distribusi bedakan menjadi dua:

• Distribusi Personal (distribusi ukuran):

digunakan untuk melihat pembagian pendapatan per kapita dari total pendapatan, biasanya

dikelompokkan menurut kelas pendapatan, menurut wilayah, profesi, pendidikan dan waktu.

• Distribusi fungsional :

digunakan sebagai alat analisis untuk melihat

pembagian pendapatan suatu wilayah berdasarkan sumber-sumber pendapatan atau faktor produksi,

misal: berapa persen andil sektor perdagangan dalam GNP nasional dll

(14)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 14

Distribusi pendapatan pada rumahtangga

yang tidak merata menimbulkan

kesenjangan dalam pendapatan dan konsumsi pangan/gizi:

Kesenjangan pendapatan yang tinggi

menunjukkan ada masyarakat yang

berpendapatan tinggi dan ada masyarakat yang berpendapatan rendah, sehingga

dapat meningkatkan kesenjangan sosial dan konsumsi.

(15)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 15

Hubungan

kesenjangan pendapatan-konsumsi-sosial

KESENJANGAN PENDAPATAN KESENJANGAN KONSUMSI KESENJANGAN SOSIAL

(16)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 16

Berdasarkan distribusi pendapatan personal :

Pareto : semakin tinggi pendapatan semakin kecil peluang kelompok masyarakat untuk

mencapainya.

Corrado Gini : semakin rendah pendapatan, semakin banyak jumlah penerima pendapatan

Conrad Lorenz: menggambarkan distribusi secara grafis, pada sumbu horisontal

digambarkan persentase komulatif penerima pendapatan dan pada sumbu vertikal

digambarkan persentase komulatif pendapatan yang diterima. Dapat membandingkan

berbagai wilayah dan waktu, serta pengaruh berbagai variabel terhadap distribusi.

(17)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 17

Penyebab kesenjangan

Pendapatan dan gizi

Menurut Procovicth disebabkan:

pertumbuhan ekonomi

pertumbuhan penduduk

perkembangan kota dan desa

Sebab utama kesenjangan distribusi:

Konsentrasi kekayaan pada kelompok atas

Kurang efektifnya pajak progresif dan subsidi

Terjadinya akumulasi kepemilikan modal

(18)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 18

Mengukur besarnya kesenjangan

Ukuran kesenjangan pendapatan dan konsumsi dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

Metode statistik murni: simpang baku,

koefisien variasi, ukuran selang (desil, kuantil, kuartil, persentil dll)

Metode Grafik: kurva Lorenz

Metode Gabungan: bilangan Gini dan Kuznets indeks

(19)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 19

Mengukur Kesenjangan:

Metode Statistik Murni

A. Simpang Baku (Sx)

Simpang baku adalah akar pangkat 2 dari

varian

Sx = Sx/

n

Dimana: Sx : simpang baku

Sx : simpang baku rata-rata

n : jumlah sampel

(20)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 20

Untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan digunakan t-test:

Dimana : th = t hitung

Ii = pendapatan atau intake individu I = Rata-rata pendapatan atau

rata-rata intake

= simpang baku rata-rata

Jika: t-hitung < t-tabel maka tidak terjadi kesenjangan

Sx

t

h = Ii – I

(21)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 21

Contoh:

Hasil survei konsumsi di sebuah keluarga dengan 4 anggota keluarga diperoleh hasil

seperti di tabel berikut. Pertanyaannya: apakah terdapat kesenjangan konsumsi energi di antara anggota keluarga ?

No Konsumsi Kebutuhan TKE

(kkal) (kkal) (%)

1. 2119 2228 95,1

2. 1479 2038 72,9

3. 847 879 96,4

(22)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 22

Penyelesaian:

Dari tabel dapat dihitung Rata-rata tingkat

konsumsi: 84,1 %, Sx = 13,5 dan Sx = 6,75, dan t-tabel = 3,182 (lihat di tabel t untuk n-1) No TKE (%) T-hitung Kesimpulan

1. 95,1 1,65 t-hit < t-tabel 2. 72,9 1,65 t-hit < t-tabel 3. 96,4 1,81 t-hit < t-tabel 4. 71,9 1,82 t-hit < t-tabel

Dengan demikian dalam keluarga tersebut tidak dijumpai adanya kesenjangan konsumsi energi di antara anggota keluarga

(23)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 23

B. Koefisien Variasi (KV)

yaitu dengan menggunakan rasio simpang baku rata-rata pendapatan atau intake gizi pada

kelompok yang diteliti terhadap rata-rata pendapatan atau rata-rata intake gizi.

D

imana:

= simpang baku rata-rata

= pendapatan/intake rata-rata

Distribusi tidak senjang jika: KV < 10 %

Mengukur Kesenjangan:

Metode Statistik Murni

Sx

I

I

Sx

(24)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 24

Contoh: Tingkat konsumsi energi 4 anggota dalam sebuah keluarga adalah sebagai berikut: No TKE (%)

1. 95,1 2. 72,9 3. 96,4 4. 71,9

Dari tabel dapat dihitung:

− Rata-rata tingkat konsumsi: 84,1 %

− Sx = 13,5

− Sx rata-rata = 6,75

− KV = 6,75/84,1 x 100% = 8,03 % Kesimpulan : tidak senjang, krn KV < 10 %

(25)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 25

C. Ukuran Selang, Desil dll

– Ukuran selang : contoh spt di SUSENAS – Ukuran kuantil : dibagi lima kelompok

setelah data diurutkan/sort

– Ukuran kuartil : dibagi empat kelompok setelah data diurutkan/sort

– Ukuran desil : dibagi sepuluh kelompok setelah data diurutkan/sort

– Ukuran persentil : dibagi 100 kelompok setelah data diurutkan/sort

Mengukur Kesenjangan:

Metode Statistik Murni

(26)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 26

Contoh:

Menurut Kuznets:

− kesenjangan tinggi jika 10 % kelompok teratas menerima lebih dari 40 % pendapatan total. Ahluwalia/Bank Dunia:

− Kesenjangan tinggi jika 40 % kelompok

terbawah menerima <12 % total pendapatan

− Kesenjangan sedang jika 40 % kelompok

terbawah menerima 12-17 % total pendapatan

− Kesenjangan rendah jika 40 % kelompok terbawah menerima lebih dari 17 % total pendapatan

(27)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 27 100 10.000.000 Jumlah 100 100 15.0 1.500.000 100 20 13.5 1.350.000 19 71.5 12.0 1.200.000 90 18 10.4 1.040.000 17 49.1 49.1 7.0 700.000 80 16 5.9 590.000 15 36.2 5.0 500.000 70 14 4.2 420.000 13 27.0 27.0 3.7 370.000 60 12 3.3 330.000 11 20.0 3.0 300.000 50 10 2.8 280.000 9 14.2 14.2 2.7 270.000 40 8 2.5 250.000 7 9.0 2.3 230.000 30 6 2.1 210.000 5 4.6 4.6 1.8 180.000 20 4 1.3 130.000 3 1.5 0.9 90.000 10 2 0.6 60.000 1 Desil Kuantil (%) (Rp) Persentase Komulatif Pendapatan diterima Pendapatan diterima (I)

Penerima Pendapatan (% komulatif) No

(28)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 28

Kurva Laurenz:

– Kurva yang menggambarkan persen komulatif penerima pendapatan dan persen komulatif pendapatan yang diterima

– Kesenjangan diukur dari jarak kurva Laurenz dengan garis kesamarataan – Kesenjangan tinggi jika jarak antara

kurva Laurenz dengan garis kesamarataan semakin jauh

Mengukur Kesenjangan:

Metode Grafik

(29)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 29 100 % 100 % 0 % Penerima Pendapatan Gar is ke sam arat aan Kur vaLa uren z Kes enja ngan A’ A

(30)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 30

A. Bilangan Gini:

– Didasarkan pada kurva Laurenz – Angka berkisar 0 - 1

– Kriteria kesenjangan:

• 0.50 – 0.70 = kesenjangan tinggi • >0.35 – <0.5 = kesenjangan sedang • 0.20 – 0.35 = kesenjangan rendah

– Perhitungan angka Gini ada 3 cara, yaitu: Gini ratio, Bilangan Gini dan Pendekatan Integral

Mengukur Kesenjangan:

Metode Gabungan

(31)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 31

1. Gini Ratio (G)

Rumus: G = A’/A

Dimana : A’ adalah area antara kurva Laurenz dan garis kesamarataan 100 % 100 % 0 % Penerima Pendapatan Gar is ke sam arat aan Kur vaLa uren z A’ A

(32)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 32

2. Bilangan Gini (G)

Rumus (I) :

G =

P

i

. I

i+1

-

P

i+1

. I

i

Dimana :

P

i

= persen komulatif penerima

pendapatan ke-i

I

i

= persen komulatif pendapatan yang

diterima kelompok ke-I

k = kelompok penerima pendapatan

1 1

k k

(33)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 33

Contoh: Perhitungan Bilangan Gini I

PPPPi i i i . I. I. I. Ii+1 i+1 i+1 i+1 PPPPi+1i+1i+1i+1 . I. I. I. Iiiii

• k1 ….. 0.1 x 0.046 = 0.0046 …… 0.2 x 0.015 = 0.003 • k2 ….. 0.2 x 0.09 = 0.018 …… 0.3 x 0.046 = 0.0138 • k3 ….. 0.3 x 0.142 = 0.0426 …… 0.4 x 0.09 = 0.036 • k4 ….. 0.4 x 0.2 = 0.08 …… 0.5 x 0.142 = 0.071 • k5 ….. 0.5 x 0.27 = 0.135 …… 0.6 x 0.2 = 0.12 • k6 ….. 0.6 x 0.362 = 0.2172 …… 0.7 x 0.27 = 0.189 • k7 ….. 0.7 x 0.491 = 0.3437 …… 0.8 x 0.362 = 0.2896 • k8 ….. 0.8 x 0.715 = 0.572 …… 0.9 x 0.491 = 0.4419 • k9 ….. 0.9 x 1.0 = 0.9 …… 1.0 x 0.715 = 0.715 • K10.... 1.0 x 0.0 = 0 . G = 2.3131 - 1.8793 = 0.4338

(34)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 34 100 10.000.000 Jumlah 100 100 15.0 1.500.000 100 20(k-10) 13.5 1.350.000 19 71.5 12.0 1.200.000 90 18 (k-9) 10.4 1.040.000 17 49.1 49.1 7.0 700.000 80 16 (k-8) 5.9 590.000 15 36.2 5.0 500.000 70 14(k-7) 4.2 420.000 13 27.0 27.0 3.7 370.000 60 12(k-6) 3.3 330.000 11 20.0 3.0 300.000 50 10 (k-5) 2.8 280.000 9 14.2 14.2 2.7 270.000 40 8 (k-4) 2.5 250.000 7 9.0 2.3 230.000 30 6 (k-3) 2.1 210.000 5 4.6 4.6 1.8 180.000 20 4 (k-2) 1.3 130.000 3 1.5 0.9 90.000 10 2 (k-1) 0.6 60.000 1 Desil Kuantil (%) (Rp) Persentase Komulatif Pendapatan diterima Pendapatan diterima (I)

Penerima Pendapatan (% komulatif) No (k)

(35)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 35

2. Bilangan Gini (G)

Rumus (II) :

G = 1 -

P

i

(I

i

+I

i -1

)

Dimana :

P

i

= persen penerima pendapatan

kelompok ke-i

I

i

= persen komulatif pendapatan yang

diterima kelompok ke-I

k = kelompok penerima pendapatan

1 k

(36)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 36

Contoh: Perhitungan Bilangan Gini II

G = 1 - Pi (Ii +Ii -1) • k1 ….. 0.1 (0.015 + 0 ) • k2 ….. 0.1 (0.046 + 0.015) • k3 ….. 0.1 (0.09 + 0.046) • k4 ….. 0.1 (0.142 + 0.09) • k5 ….. 0.1 (0.2 + 0.142) • k6 ….. 0.1 (0.27 + 0.2 ) • k7 ….. 0.1 (0.362 + 0.27) • k8 ….. 0.1 (0.491 + 0.362) • k9 ….. 0.1 (0.715 + 0.491) • K10.... 0.1 (1.0 + 0.715) G = 1 - 0.5662 = 0.4338

(37)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 37 100 10.000.000 Jumlah 100 100 15.0 1.500.000 10 20(k-10) 13.5 1.350.000 19 71.5 12.0 1.200.000 10 18 (k-9) 10.4 1.040.000 17 49.1 49.1 7.0 700.000 10 16 (k-8) 5.9 590.000 15 36.2 5.0 500.000 10 14 (k-7) 4.2 420.000 13 27.0 27.0 3.7 370.000 10 12 (k-6) 3.3 330.000 11 20.0 3.0 300.000 10 10 (k-5) 2.8 280.000 9 14.2 14.2 2.7 270.000 10 8 (k-4) 2.5 250.000 7 9.0 2.3 230.000 10 6 (k-3) 2.1 210.000 5 4.6 4.6 1.8 180.000 10 4 (k-2) 1.3 130.000 3 1.5 0.9 90.000 10 2 (k-1) 0.6 60.000 1 Desil Kuantil (%) (Rp) Persentase Komulatif Pendapatan diterima Pendapatan diterima (I)

Penerima Pendapatan

(%) No (k)

(38)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 38

B. Kuznets Index:

– Rumus : KI = Pi - Ii

– Dimana:

• k= jumlah kelompok penerima pendapatan • Pi = persen penerima pendapatan kelp ke-i • Ii = persen pendapatan yg diterima kelp ke-i

– Kriteria :

• Jika k=5 (kuartil) : nilai KI berkisar 0 – 1,6 • Jika k=10 (desil) : nilai KI berkisar 0 -1,8

Mengukur Kesenjangan:

Metode Gabungan

1 k

(39)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 39

Contoh: Perhitungan Kuznets Index

berdasarkan data di hal 26 dengan

Rumus II

KI = ∑ Pi - Ii • k1 ….. 0.1 – 0,015 = 0,085 • k2 ….. 0.1 – 0,031 = 0,069 • k3 ….. 0.1 – 0,044 = 0,056 • k4 ….. 0.1 – 0,052 = 0,048 • k5 ….. 0.1 – 0,058 = 0,042 • k6 ….. 0.1 – 0,07 = 0,03 • k7 ….. 0.1 – 0,092 = 0,008 • k8 ….. 0.1 – 0,129 = 0,029 • k9 ….. 0.1 – 0,224 = 0,124 • K10.... 0.1 – 0,285 = 0,185 KI = 0,676 1 k

(40)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 40 100 10.000.000 Jumlah 28.5 (K-10) 15.0 1.500.000 10 20(k-10) 13.5 1.350.000 19 22.4 (k-9) 12.0 1.200.000 10 18 (k-9) 10.4 1.040.000 17 12.9 (k-8) 7.0 700.000 10 16 (k-8) 5.9 590.000 15 9.2 (k-7) 5.0 500.000 10 14 (k-7) 4.2 420.000 13 7.0 (k-6) 3.7 370.000 10 12 (k-6) 3.3 330.000 11 5.8 (k-5) 3.0 300.000 10 10 (k-5) 2.8 280.000 9 5.2 (k-4) 2.7 270.000 10 8 (k-4) 2.5 250.000 7 4.4 (k-3) 2.3 230.000 10 6 (k-3) 2.1 210.000 5 3.1 (k-2) 1.8 180.000 10 4 (k-2) 1.3 130.000 3 1.5 (k-1) 0.9 90.000 10 2 (k-1) 0.6 60.000 1 Desil (k) (%) (Rp) Persentase Pendapatan diterima Pendapatan diterima (I)

Penerima Pendapatan

(%) No (k)

(41)

Suyatno - FKM UNDIP Semarang 41

C. Oshima Index:

– Rumus : OI = 1/1,8 Pi - Ii

– Dimana:

• Pi = persen penerima pendapatan kelp ke-i • Ii = persen pendapatan yg diterima kelp ke-i • 10 = jumlah kelompok (desil)

• 1,8 = KI tertinggi untuk ukuran desil

Mengukur Kesenjangan:

Metode Gabungan

1 10

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi balita pada lingkungan tahan pangan dan gizi, untuk mengetahui hubungan pola asuh, besar keluarga, dan konsumsi

(2) Mengetahui perbedaan konsurnsi ikan pada anak balita keluarga nelayan dan bukan nelayan, (3) Mengetahui kontribusi konsumsi ikan terhadap total konsumsi energi

Selain untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, konsumsi nutrisi yang baik adalah memenuhi total kebutuhan energi (kalori) melalui konsumsi makro nutrisi dengan proporsi

Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok  masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpandapatan rendah serta tingkat

• Suatu keadaan kekurangan gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari.. • Konsumsi energi dan zat gizi tdk memenuhi

Jadi tingkat konsumsi kalori responden tidak saling berhubungan dengan jumlah anggota

Perbedaan sedikit lebih jelas pada variabel lama pendidikan ibu, pengeluaran pangan, serta tingkat konsumsi energi rumahtangga pada keluarga yang memiliki balita dengan

Ketersediaan pangan yang semakin terjamin memberikan kecenderungan peluang status gizi keluarga menjadi normal, demikian juga dengan konsumsi energi dan protein