FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KEDELAI DI KECAMATAN PALIYAN GUNUNGKIDUL
Agus Dwi Nugroho, Fatkhiyah Rohmah, Ali Hasyim Al Rosyid dan Ken Suratiyah, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 dengan sasaran adalah Kelompok Tani Timbul Karya yang berlokasi di Dusun Polaman, Desa Pampang Kecamatan Paliyan yang merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Kabupaten Gunungkidul dan merupakan binaan Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. Penelitian dilaksanakan dengan mewawancarai seluruh anggota kelompok yang menanam kedelai.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi petani per musim tanam adalah 205 kg sedangkan rata-rata pendapatan petani kedelai adalah Rp 982.503,80. Produksi petani kedelai dipengaruhi oleh variabel luas lahan dan jumlah pupuk urea sedangkan variabel jumlah bibit serta jumlah pupuk kandang dan Phonska tidak berpengaruh terhadap produksi kedelai. Untuk variabel pendapatan petani kedelai dipengaruhi oleh harga produk, harga pupuk TSP, harga pestisida dan harga tenaga kerja sedangkan harga pupuk Phonska tidak berpengaruh.
Untuk pengembangan produksi maka petani dapat melaksanakan peningkatan luas tanam dan peningkatan penggunaan pupuk urea. Sedangkan dalam rangka peningkatan pendapatan petani kedelai maka pemerintah perlu memberikan insentif harga kedelai yang tinggi serta memberikan bantuan saprodi untuk mengurangi biaya produksi.
Kata kunci : Kedelai, Produksi, Pendapatan
1. PENGANTAR
Berdasarkan data BPS, daerah penghasil kedelai di Daerah Istimewa Yogyakarta tertinggi adalah Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman (Tabel 1). Jenis kedelai yang diusahakan oleh petani secara umum di Kabupaten Gunungkidul adalah kedelai Grobogan.
Tabel 1
Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kedelai di Kabupaten Bantul, Kulonprogo
dan Gunungkidul Perkembangan Usaha 2011 2012 2013 1. Luas Panen (ha) Bantul 3.074 2.415 1.412 Kulonprogo 1.428 3.028 2.702 Gunungkidul 23.985 22.762 19.142 2. Produksi (ton) Bantul 4.355 3.987 2.203 Kulonprogo 1.835 5.091 3.874 Gunungkidul 25.830 26.476 25.546 Sumber: Data BPS, 2014
Daerah yang menjadi penghasil kedelai tertinggi di DIY adalah Kabupaten Gunungkidul namun sayangnya potensi kedelai di kabupaten ini belum diimbangi dengan pengembangan ke arah perubahan dari orientasi produksi ke arah
peningkatan pendapatan petani. Untuk mewujudkan perubahan tersebut diperlukan sistem usahatani yang tepat, diperlukan peningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha tani, mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi agar usaha taninya menjadi efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.
Beberapa masalah yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul diantaranya adalah kesulitan mendapatkan benih pada saat musim tanam, harga komositas yang fluktuatif, dan kebijakan yang beum mendukung pengembangan usahatani kedelai. Berdasarkan uraian tersebut, untuk mendorong peningkatan produksi dan memberikan insentif pendapatan bagi petani maka memerlukan kajian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keduanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui rata-rata produksi dan pendapatan usahatani kedelai serta faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan petani kedelai di Kecamatan Paliyan Gunungkidul.
2. METODOLOGI a. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode dasar deskriptif analitis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 dengan sasaran adalah
Kelompok Tani Timbul Karya yang berlokasi di Dusun Polaman, Desa Pampang Kecamatan Paliyan yang merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Kabupaten Gunungkidul dan merupakan binaan Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. Responden dalam penelitian ditentukan dengan sengaja yaitu seluruh petani dalam kelompok tani Timbul karya yang menanam kedelai. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari petani kedelai melalui wawancara dengan panduan kuesioner terstruktur.
b. Metode Analisis Data
1) Analisis Faktor-Faktor Produksi Penentuan variabel penelitian adalah tahap pertama dalam penyusunan model dimana terdapat lima variabel bebas yang dimasukkan ke dalam persamaan pendugaan fungsi produksi sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ U Keterangan : Y = produksi kedelai (kg) X1 = luas lahan (m2) X2 = jumlah bibit (kg) X3 = jumlah urea (kg)
X4 = jumlah pupuk kandang (kg)
X5 = jumlah pupuk Phonska (kg)
β0 = intersep
β1- β5 =elastisitas faktor produksi
U = error term.
2) Analisis Faktor-Faktor Pendapatan
Pendapatan total usahatani merupakan seisih antara penerimaan total
dengan pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan adalah
TR = Y.Py
TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan
Π = TR-TC
Keterangan :
TR = total penerimaan usahatani yang dijual dalam bentuk kedelai (Rp), Y = jumlah produksi kedelai (kg) Py = harga kedelai (Rp)
TC = total biaya usahatani (Rp)
Π = pendapatan usahhatani kedelai (Rp)
Variabel bebas yang dimasukkan ke dalam persamaan pendugaan fungsi pendapatan adalah sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ U
Keterangan :
Y = pendapatan usahatani kedelai (Rp),
X1 = harga produk (Rp),
X2 = harga pupuk Phonska (Rp),
X3 = harga pupuk TSP (Rp),
X4 = harga pestisida (Rp),
X5 = harga tenaga kerja (Rp),
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mendukung swasembada pangan, maka diperlukan peningkatan produksi kedelai secara berkelanjutan dengan memperhatikan kesejahteraan petani.
Kelompok Timbul Karya selama ini merupakan salah satu kelompok yang telah mampu membantu untuk memenuhi swasembada pangan untuk wilayah Dusun Polaman.
Jumlah anggota kelompok tani Timbul Karya adalah 43 orang sedangkan jumlah petani yang menanam kedelai ada 17 orang. Rata-rata luas tanam kedelai per petani sebesar 1.135 m2.
a Biaya Usahatani Tabel 2
Struktur Rata-rata Biaya Usahatani Kedelai Kelompok Tani Timbul Karya
Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Tenaga Kerja 198.823.50
Pupuk dan Pestisida 192.317.60
Penyusutan 86.401.63
Lain-lain 65.129.41
Jumlah 542.672.20
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Menurut struktur biaya usahatani, pengeluaran terbesar dari biaya digunakan untuk tenaga kerja (36,64%). Dalam pengelolaan usahatani, petani kedelai Timbul Karya sebagian besar memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga sehingga dapat menghemat biaya usahatani. Sedangkan pengeluaran selanjutnya untuk sarana produksi (35,43%), penyusutan (15,92%) dan lain-lain (12,00%).
b Penerimaan Usahatani
Rata-rata produksi kedelai per petani per musim tanam adalah 205 kg. Sedangkan rata-rata harga jual per petani adalah Rp 7.439,88 sehingga rata-rata
pennerimaan petani kedelai adalah Rp 1.525.176. Tabel 3 Penerimaan Usahatani Keterangan Jumlah Produksi (kg) 205 Harga jual (Rp) 7.439,88 Penerimaan (Rp) 1.525.176 Sumber : Analisis Data Primer (2015)
c Pendapatan Usahatani
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani. Rata-rata penerimaan usahatani kedelai per petani adalah Rp 982.503,80
Tabel 4 Pendapatan Usahatani Keterangan Jumlah Penerimaan 1.525.176 Biaya 542.672.20 Pendapatan 982.503,80
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
d Fungsi Produksi Tabel 5
Analisis Regresi Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Keterangan :
ns tidak signifikan
*) signifikan pada taraf nyata 1% **) signifikan pada taraf nyata 5% ***) signifikan pada taraf nyata 10%
Tabel 5 menjelaskan faktor yang mempengaruhi produksi kedelai petani kelompok tani Timbul Karya. Nilai Adj R Variabel Coef Std. Error t-Stat Prob. C 39.21 45.27 0.87 0.42 Luas Lahan 0.18 0.04 3.89 0.0081 *) Variabel Coef Std. Error t-Stat Prob. Jumlah Bibit -14.40 8.37 -1.72 0.14 ns Jumlah Pupuk Urea 3.23 0.92 3.49 0.013 **) Jumlah Pupuk Kandang 0.11 0.12 0.89 0.41 ns Jumlah Pupuk Phonska 0.49 0.52 0.95 0.38 ns R-squared 0.95 Mean depend ent var 228.33 Adjusted R-squared 0.91 S.D. depend ent var 133.86 S.E. of regression 40.84 Akaike info criterio n 10.56 Sum squared resid 10006. 48 Schwar z criterio n 10.80 Log likelihood -57.38 F-statistic 22.44 Durbin-Watson stat 3.09 Prob(F-statistic ) 0.00081 0
Squared adalah 0,91 artinya 91% variabel produksi dapat dijelaskan oleh variabel indpenden dalam model.
Nilai probabilitas F statistic kurang dari 0,05 artinya variabel independen secara bersama mempengaruhi variabel dependen
Sedangkan hasil uji t menunjukkan :
1) Luas lahan berpengaruh signifikan pada taraf nyata 1%, artinya setiap kenaikan 1 m2 luas lahan maka akan meningkatkan produksi 0,18 kg
2) Pupuk Urea berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5%, artinya setiap kenaikan 1 kg pupuk urea maka akan meningkatkan produksi 3,23 kg
3) Jumlah bibit, pupuk kandang dan pupuk Phonska tidak berpengaruh signifikan
e Fungsi Pendapatan Tabel 6
Analisis Regresi Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Variabel Coef Std. Error t-Stat Prob. C -1014420 1 33342 96. -3.04 0.014 Harga produk 1346.38 401.43 3.35 0.008 *) Harga Pupuk Phonska -223.31 186.64 -1.19 0.262 ns Harga Pupuk TSP 527.79 279.63 1.89 0.092 ***) Harga Pestisida -3.85 1.63 -2.36 0.042 **) Harga Tenaga Kerja 36.04 8.05 4.48 0.001 *) R-squared 0.76 Mean dependent var 977938.2 Adjusted R-squared 0.62 S.D. dependent var 992778.0 S.E. of regression 608597. 7 Akaike info criterion 29.76 Sum squared resid 3.33E+1 2 Schwarz criterion 30.05 Log likelihood -217.23 F-statistic 5.65 Durbin-Watson stat 0.96 Prob(F-statistic) 0.012 Keterangan : ns tidak signifikan
*) signifikan pada taraf nyata 1% **) signifikan pada taraf nyata 5% ***) signifikan pada taraf nyata 10%
Tabel 6 menjelaskan faktor yang mempengaruhi pendapatan kedelai petani kelompok tani Timbul Karya. Nilai Adj R Squared 0,62 artinya 62% variabel pendapatan dapat dijelaskan 62% variabel indpenden dalam model.
Nilai probabilitas F statistic model adalah kurang dari 0,05 artinya variabel independen secara bersama mempengaruhi variabel dependen.
Sedangkan hasil uji t menunjukkan : 1) Harga Produk berpengaruh
signifikan pada taraf nyata 1%, artinya setiap kenaikan Rp 1 harga produk maka akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 1.346,38 2) Harga pupuk Phonska tidak
berpengaruh signifikan
3) Harga pupuk TSP berpengaruh signifikan pada taraf nyata 10%, artinya setiap kenaikan Rp 1 pupuk TSP maka akan meningkatkan pendapatan petani kedelai Rp 527,79. Alasan kenaikan harga pupuk TSP maka petani mencari alternative pupuk lain sejenis, misal Phonska, → petani mengurangi penggunaan pupuk TSP sehingga akan menurunkan biaya produksi dan pendapatan petani meningkat 4) Harga pestisida berpengaruh
signifikan pada taraf nyata 5%, artinya setiap kenaikan Rp 1 pupuk TSP maka akan menurunkan pendapatan petani kedelai Rp 3,85 5) Harga tenaga kerja berpengaruh
signifikan pada taraf nyata 1% artinya setiap kenaikan Rp 1 harga tenaga kerja maka akan meningkatkan pendapatan petani kedelai Rp 36,04. Alasan kenaikan harga tenaga kerja maka petani memutuskan untuk mengelola lahan menggunakan TKDK sehingga akan
mengurangi biaya TKLK dan mampu meningkatkan pendapatan petani. 5 KESIMPULAN DAN SARAN
1) Rata-rata penerimaan per petani kedelai Timbul Karya adalah Rp 1.525.176,-; rata-rata biaya adalah Rp 542.672.20 dan rata-rata pendapatan adalah Rp 982.503,80.
2) Produksi petani kedelai dipengaruhi oleh variabel luas lahan dan jumlah pupuk urea sedangkan variabel jumlah bibit serta jumlah pupuk kandang dan Phonska tidak berpengaruh terhadap produksi kedelai. 3) Untuk variabel pendapatan petani kedelai dipengaruhi oleh harga produk, harga pupuk TSP, harga pestisida dan harga tenaga kerja sedangkan harga pupuk Phonska tidak berpengaruh.
Untuk pengembangan produksi maka petani dapat melaksanakan peningkatan luas tanam dan peningkatan penggunaan pupuk urea. Sedangkan dalam rangka peningkatan pendapatan petani kedelai maka pemerintah perlu memberikan insentif harga kedelai yang tinggi serta memberikan bantuan saprodi untuk mengurangi biaya produksi
6 DAFTAR PUSTAKA
Djauhari. 1999. Pendekatan Fungsi Cobb-Douglas dengan Elastisitas Variabel dalam Studi Ekonomi Produksi: Suatu Contoh Aplikasi pada Padi Sawah. Informatika Pertanian Vol. 8.
Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. Jakarta. UI Press.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta. UI Press.
Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Jakarta. Penebar Swadaya.