• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian Perbanyakan Dendrobium Tin Suharto dari Biji ke Protocorm like body (Plb) ke Plantlet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengkajian Perbanyakan Dendrobium Tin Suharto dari Biji ke Protocorm like body (Plb) ke Plantlet"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

224

Makalah Pendukung 14

Pengkajian Perbanyakan Dendrobium ‘Tin Suharto’

dari Biji ke Protocorm like body (Plb) ke Plantlet

Sortha Simatupang

Balai PengkajianTeknologi Pertanian Sumatera Utara. Jln. AH Nasution No 1B Medan 20143 E-mail : sorthasimatupang@ yahoo.co.id

ABSTRAK. Pengkajian perbanyakan Dendrobium ‘Tin Suharto’ dari biji ke plb ke plantlet telah dilakukan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan bahan baku media subkultur in vitro yang yang mudah diperoleh dan murah harganya, setara hasilnya dengan kualitas media Vacint and went. Penelitian dilakukan di laboratorium kultur jaringan KP Buah Berastagi, Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 6 ulangan. Media yang dicoba ialah M1(tepung agar Swallow + tomat + air kelapa) , M2 (tepung agar Swallow + tomat ), M3: Media Vacint & Went sebagai kontrol. Penelitian dibagi 2 tahap. Tahap pertama mengecambahkan biji angrrek menjadi plb. Tahap kedua menumbuhkembangkan plb menjadi plantlet. Jenis anggrek yang digunakan ialah anggrek alam

Dendrobium ‘Tin Suharto’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk perkecambahan biji Dendrobium ‘Tin Suharto’ menjadi plb, dapat dilakukan menggunakan media sederhana tomat dan tepung agar saja. Dan hasilnya tidak berbeda bila media campuran tersebut ditambah air kelapa muda, dan tidak berbeda hasilnya dengan medium Vacint & Went sebagai kontrol. Pada sub kultur untuk menumbuhkembangkan plb menjadi plantlet, media sederhana tadi tidak dapat digunakan karena plb tidak berkembang menjadi plantlet. Sedangkan pada media Vacint and Went plb segera berubah menjadi plantlet.

Kata-kata kunci : Dendrobium, media, biji, protocom like body (plb) and plantlet

ABSTRACT. Sortha Simatupang (2012) Assessment of Dendrobium ‘Tin Suharto’ propagation from seed to plb to plantlet. Assessment of Dendrobium ‘Tin Suharto’ propagation from seed to plb to plantlet was successfully established. Objective of this study was to obtain subculture medium as an easy found and cheap medium with equal quality results compared to Vacin and Went medium. The experiment was conducted at tissue culture laboratory of Berastagi Experimental Garden, North Sumatra. The experiment was arranged by a completely randomized design with 6 replications. Media tested in the study were M1 (Swallow agar powder + tomato and coconut water (CW)), M2 (Swallow agar powder + tomato) and M3 (Vacin and Went medium) as control. The research was divided in two stages. The first stage germinated seed to produce plb. The second step stimulated growth of plb to induce plantlet. Orchid type used in the experiment was natural orchid of Dendrobium ‘Tin Suharto’. Results of the study indicated that seed germination of Dendrobium ‘Tin Suharto’ produced plb on simple medium containing Swallow agar powder + tomato and there was no significant different compared to others. Plantlet formation from plb was only successfully established on control medium.

(2)

225

PENDAHULUAN

Angrek alam Tin Suharto bunga angrrek yang setiap mekar mengeluarkan bunga berkluster ( 5 – 12 tangkai bunga) berjuntai ke bawah. Selain indah, secara alami jenis anggrek ini selalu menghasilkan buah yang bertahan tidak gugur sampai matang fisiologi . Jumlah buah relative banyak yaitu 2 – 10 buah setiap kali berbunga.

Buah anggrek merupakan buah capsular yang berbelah enam. Biji dalam buah sangat banyak. Biji anggrek ini tidak mempunyai endosperm, yaitu cadangan makannan yang diperlukan embrio seperti biji tanaman lainnya. Cadangan makanan diperlukan dalam perkecambahan dan pertumbuhan awal embrio. Oleh karena itu untuk mengecambahakan biji anggrek diperlukan bantuan energy dari persenyawaan lain dari luar atau lingkungannya.

Pada perbanyakan bibit anggrek dengan kultur in vitro, dilewati beberapa tahap-tahap kegiatan. Tahap awal ialah tahap perkecambahan biji menjadi plb (protocorm like bodies). Perkembangan berikutnya tahap perkembagan plb membentuk daun, akar, tunas, dalam bentuk mini yang disebut plantlet. Setelah tahap ini plantlet dapat di sub kultur untuk membuatnya menjadi banyak tunas atau langsung dipersiapkan untuk tahap aklimatisasi, untuk ke rumah jaring.

Teknologi media perbanyakan in vitro untuk anggrek yang paling sering digunakan dan menjadi acuan adalah penggunaan media Vacint dan Went.

Akan tetapi hasil penelitian terdahulu mendapatkan perkembangan embrio anggrek baik bila menggunakan ½ MS + KH2PO4 dan zat pengatur tumbuh Benzil adenin dan dan IAA.( Sutatanto, et.al.,2000). Untuk tujuan pembentukan protocorm like bodies pada anggrek menggunakan media VW dan air kelapa. Untuk perbanyakan tunas media ½ - 1 MS ( Siti, 1992; Prahardini, et.al., 1994). Semua bahan yang dilaporkan dalam penelitian ini menggunakan bahan kimia murni (p.a) yang harganya relatif mahal dan hanya tersedia di tempat tertentu saja.

Untuk kegiatan komersial bagi para produsen bibit anggrek in vitro kenaikan harga bahan kimia murni (p.a) makro dan mikro formulasi VW dari tahun ketahun menjadi pokok permasalahan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan bahan baku media perkecambahan biji angreek Tin Suharto in vitro vitro yang yang mudah diperoleh dan murah harganya., setara dengan kualitas media Vacint and went.

BAHAN DAN METODA

Penelitian dilakukan di laboratorium kultur jaringan KP Buah Berastagi, Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 ulangan.. Media yang dicoba ialah M1(tepung agar yang ada di pasar trad (swallow) + Tomat + air kelapa) , M2 (tepung agar yang ada di pasar trad (swallow) + Tomat ), M3: Media pembanding (kontrol) ialah media Vacint & Went. Bahan yang digunakan untuk pembuatan 1 liter media pertama

(3)

226

(M1) ialah, sari buah tomat 6,30 g, air kelapa, muda 1 liter dan tepung agar komersial yang banyak dijual di pasar, dimasak dengan pH 5, kemudian disterilisasi dengan autoklaf. Sedangkan meda yang kedua (M2) sama dengan media pertama (M1) hanya tanpa air kelapa yang diganti dengan aquadest.

Penelitian dibagi 2 tahap. Tahap pertama mengecambahkan biji angrrek menjadi plb.ke media pertama dan kedua dan media kontrol Tahap kedua menumbuhkembangkan plb menjadi plantlet., pada media yang sama tetapi diganti dengan media baru. . Jenis anggrek yang digunakan ialah anggrek alam denrobium Tin Suharto. Sedangkan komposisi media kontrol ialah :

Tabel 1. Komposisi Media Vacint dan Went (VW)

Bahan kimia Konsentrasi (mg/l) Ca3(PO4)2 200 KNO3 525 KH2PO4 250 (NH4)2SO4 5000 MnSO4.H20 7.5 MgSO4.7H2O 250 FeNaEDTA 36.7 Mio inositol 100 Thiamin 0.5 Piridoksin 0.5 Niasin 0.5 Charcoal active 2000 Agar 8000 Sukrosa 20000 Air kelapa 150 ml

Sumber : Hendryono dan Wijayani, 1994

Penelitian pada tahap pertama: dilakukan dengan menaburkan biji

anggrek Tin Suharto ke masing-masing media denga cara membelah buah anggrek yang telah matang fisiologis, dalam kondisi aseptik. Pengamatan pada tahap ini ialah perkembangan biji menjadi plb anggrek, selama 8 minggu. Dilakukan skoring terhadap tingkat kehijauan plb, penampakan kualitatif terhadap ukuran besar butir-butir plb. metoda skoring 1 sampai 5. Semakin besar angka skoringnya maka menunjukkan kondisi plantlet yang semakin tebal/besar, semakin hija. Pada tahap kedua ialah sub kultur plb ke media baru yang sama dengan tahap pertama yaitu media tomat. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi plantlet, jumlah daun, jumlah tunas, panjang akar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji anggrek Tin Suharto berkecambah menjadi plb pada ketiga media tersebut, baik itu di media agar-agar dengan ekstrak buah tomat dan air kelapa muda , tepung agar-agar dengan ekstrak buah tomat matang saja , demikian juga di media standard Vacint & WENT. Hingga umur delapan minggu setelah tabur biji anggrek tidak ada perbedaan penampakan plb anggrek yang terbentuk

(4)

227 Tabel 2. Rata –rata tingkat kehijauan dan

ketebalan plb anggrek Tin Suharto pada umur 8 minggu setelah tabur biji. Perlakuan (Treatments) Tingkat kehijauan warna plb Tingkat ketebalan/ besar plb M1( Tomat 6,3 g + air kelapa + agar komersial 8 g) 3, 70 a 4,5 a M2 ( Tomat 6,3 g + agar komersial 8 g) 3,55 a 4,6 a M3 ( media VW + bacto agar + air kelapa) 3,70 a 4,5 a

Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf kepercayaan 0.05 ( Means followed by the same letter in the same column are not significantly different in based on Duncan multiple range test (DMRT) p=0.05)

Dari Tabel 1. di atas terlihat penggunaan media M1 dan M2 dengan keterbatasan unsur hara dibanding media VW masih cukup untuk mengecambahkan biji anggrek Tin Suharto. Jumlah ini akan bertambah seiring dengan bertambah umur tanaman yang dibarengi dengan bertambahnnya kebutuhan energi.

Media sederhana ini mungkin dapat dicobakan pada pngecambahan biji anggrek hasil silangan yang sering dilakukan oleh produsen-produsen bibit anggrek.

Berbeda pada pengkajian pada tahap 1, perbedaan pertumbuhan dan perkembangan yang nyata sangat tampak pada plb anggrek Tin Suharto, dari ketiga perlakuan tersebut (pengkajian tahap 2). Pada media Vacint & Went plb berhasil berkembang menjadi plantlet sedangkan pada media yang tanpa tambahan pemberian unsur hara, tidak mampu erdiferensiasi sel-sel plb menjadi plantlet. Perkembangannya mengalami stagnasi.

Tabel 2. Panjang dan tingkat ketebalan plantlet anggrek Dendrobium setelah 10 minggu sub kultur Perlakuan media (Treatments) Tinggi tunas (Shoot height) cm jumlah daun (leaves number) jumlah akar (roots number) Bobot basah (g) M1( Tomat 6,3 g + air kelapa + agar komersial 8 g) 1,63 2,83 1,30 1,03 a M2 ( Tomat 6,3 g + agar komersial 8 g) Belum berdiferensiasi Belum berdiferensiasi Belum berdiferensiasi 0,42 b M3 ( media VW +

bacto agar + air kelapa)

Belum berdiferensiasi Belum berdiferensiasi Belum berdiferensiasi 0,37 b Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf kepercayaan 95% ( Means followed by the same letter in the same column are not significantly different in based on Duncan multiple range test, p=0.05)

(5)

228

Pada pengkajian ini di media Vacint & Went unsur N, P, dan K serta karbon yang bersumber dari sukrosa memberikan energi yang lebih banyak dibanding dua media media lainnnya yang tanpa unsur tersebut. Kebutuhan hara akan semakin banyak jika energi yang dibutuhkan semakin besar yaitu untuk perkembangan sel-sel plb menjadi organ tanaman seperti daun dan akar. Kebutuhan energi untuk perkembangan anggrek Tin Suharto lebih besar daripada untuk mengecambahkan bijinya menjadi plb, sehingga walau pun media tumbuhnya sama tetapi tidak dapat membuat perkembangan sesuai tahap yang diinginkan.

Pada air kelapa terdapat unsur unsur yang dikandung pada media V& W seperti protein 0,1 %; Vitamin C 2,2- 3,4 mg/100 ml; dan Vitamin B kompleks yang terdiri dari asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, asam folat, vitamin B1 dan sedikit piridoksin ( Allorerung et.al., 2008). Air kelapa muda juga mengandung sejumlah mineral yaitu Nitrogen, Fospor,Kalium, Magnesium,Klorin, Sulfur dan Besi (Kemala dan Velayutam, 1978; Thampan, 1981). Walau pun air kelapa muda sudah mengandung unsur-unsur pertumbuhan tetapi jumlahnya masih terbatas belum cukup untuk memnuhi kebutuhan nutrisi tanaman anggrek tersebut.

Untuk mengatasi hal ini dikemudian hari produsen bibit anggrek dapat menggunakan unsur hara yang bersumber dari berbagai pupuk daun komersial yang banyak dijual di toko saprodi. Penggunaan pupuk daun

Hortigrow dan Kemira yang banyak dijual di Sumatera Utara mampu meningkatkan kesiapan tanaman hingga siap diaklimatisasi ( Simatupang, 2012; Simatupang, 2012 b, Anggraeni et.al, 1997)

KESIMPULAN

Untuk mengecambahkan biji anggrek Tin Suharto menjadi plb, dapat menggunakan media sederhana ekstrak tomat dan agar-agar saja atau dapat juga ditamah air kelapa muda. Akan tetapi untuk pertumbuhan dan perkembangan plb menjadi plantlet, media tersebut tidak cocok digunakan. Penggunaan media Vacint & Went yang terbaik yang mampu merubah plb menjadi plantlet.

DAFTAR PUSTAKA

Anggreni Santi , Soertini Soedjono dan Nina Solvia. 1997. Komposisis Media untuk Multiplikasi dan Aklimatisasi tanaman Tillandsia punctulata. J. Hort 7 (3) : 763 – 767.

Kemala, D.C. B. And M. Velayutam, 1978. Changes in chemical Composition of nut water and kernel development of coconut. Placrosym 1 : 340 -346 Simatupang, Sortha. 2012. Kajian

Penggunaan Jenis Pupuk Daun Komersial dan AirKelapa Terhadap perkembangan Plantlet Angrek Dendrobium. Lap BPTP Sumut. 7 hal Thampan, P. K. 1981. Handbook of Coconut

Palm. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi,, India 311 p.

Gambar

Tabel 1.  Komposisi Media Vacint dan Went  (VW)
Tabel  2.  Panjang  dan  tingkat  ketebalan  plantlet  anggrek  Dendrobium    setelah  10  minggu  sub  kultur  Perlakuan  media  (Treatments)  Tinggi tunas  (Shoot height)  cm  jumlah daun  (leaves number)  jumlah akar  (roots number)  Bobot basah (g)  M1

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, pemerintah Indonesia agar segera dan tanpa pengecualian meminta maaf pada semua korban, penyintas dan keluarga mereka atas tindakan kejahatan terhadap

Penyarian Cannabis sp menggunakan teknik maserasi dengan pelarut yang berbeda juga memberikan perbedaan profil fingerprint HPTLC (Gambar 3).. Perbedaan kelarutan cannabinoid

Tidak dilakukan oleh pihak yang sama kepada Insan PIEP lebih dari satu kali dalam satu tahun;. Akan menggangu hubungan baik antara pihak pemberi dengan Perseroan jika

As real rates increase, a default risk emerges at the maturity which was optimal in the presence of lower rates, and the government optimally increases the share of long-term paper

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kehidupan pengarang dan pemikirannya yang tertuang dalam karyanya, serta bagaimana cara tokoh utama dalam novel

Pada kasus tersebut adanya itikad buruk dari Elfyani dimana, Elfyani menyatakan bahwa Sertifikat yang dimilikinya berdasarkan Akta Jual Beli bukan dengan jalan hibah,

Dalam pra penelitian pendahuluan dengan 30 responden kepala SD negeri di kecamatan Mranggen kabupaten Demak, tentang gaya kepemimpinan demokratik kepala sekolah,

beberapa jenis usaha dalam industri olahraga dan memeriksa beberapa sumber pendapatan dan beban dalam bisnis tersebut... Jenis