• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT BELAJAR PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNADAKSA DI SLB NEGERI 1 BANTUL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MINAT BELAJAR PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNADAKSA DI SLB NEGERI 1 BANTUL SKRIPSI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

DI SLB NEGERI 1 BANTUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Ni Ketut Felysia Sisilia Palamba 161114034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(2)

iv MOTTO

“Mintalah; maka akan diberikan kepadamu, carilah; maka kamu akan mendapatkan, ketoklah; maka pintu akan dibukakan bagimu.

Matius 7:7-11

“Jadilah bijaksana dan cerdas! Ingatlah selalu akan nasihat-nasihatku dan janganlah membuangnya.” Amsal 4:5

“Tetap berjuang dan lakukan yang terbaik, hingga cita-citamu tergapai. ” “Terus berusaha dan bekerja keras, karena pintar saja tidaklah cukup, namun tekad

(3)

v Karya sederhana ini ku persembahkan untuk : Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Kepada orang yang mencintai dunia pendidikan kususnya bimbingan dan konseling

Keluarga tercinta: Kedua orang tua ku tercinta, Papa Ketut Aliasa dan Mama Theresia Palamba Keempat saudaraku Ni Putu Susanti Palamba, I Made Alvianto Putra Palamba, I Komang E. Palamba dan Ni Wayan Advensia N. Palamba Teman- temanku BK USD angkatan 2016 Serta kekasih ku dan semua kerabat dekatku

“Semoga Tuhan selalu memberikan berkat dan penyertaan-Nya kepada kita pada setiap jalan kehidupan”.

(4)

viii

KHUSUS TUNADAKSA DI SLB NEGERI BANTUL

Ni Ketut Felyisa Sisilia Palamba Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Bagaimana minat belajar pada anak berkebutuhan khusus tunadaksa, (2) Apa saja faktor yang mempengaruhi minat belajar pada anak berkebutuhan khusus tunadaksa,

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, penulis mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi. Subjek penelitian adalah siswa SLB Negeri 1 Bantul yang berjumlah 3 orang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga individu berkebutuhan khusus memiliki minat belajar. Ada dua factor utama yang mendorong minat belajar mereka.Pertama, Faktor Internal yang mempengaruhi minat nara sumber yakni rasa keingintahuan pada hal yang disukai, cita-cita, kesukaan terhadap pelajaran tertentuyang disukai tersebut. Kedua, faktor eksternalatau faktor yang datang dari luar yang turut mempengaruhi minat nara sumber yakni teman-teman, guru, orang tua, fasilitas sekolah, ektrakulikuler, dan media pembelajaran.

Narasumber pertama menunjukan minat belajar dalam menulis dan matematika. Nara sumber kedua memiliki minat belajar dalam membaca, menulis dan Ilmu Alam. Sedangkan nara sumber ketika memunjukan minat belajar dalam memasak. Benar memang, bawah keterbatas fisik menghambat minat belajar. Namun terlihat dalam ketiga subjek ini, meski memiliki keterbatasan fisik, mereka menunjukan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan untuk mengembangkan minat belajar mereka. Justru sebaliknya, dengan keterbatasan fisik yang di miliki, mereka semakin berusaha mengembangkan minat belajar mereka untuk mencapai cita-cita yang mereka dambakan.

(5)

ix

LEARNING INTEREST IN THE PHYSICAL DISABLE CHILDREN, IN SLB NEGERI BANTUL

Ni Ketut Felyisa Sisilia Palamba University of Sanata Dharma

Yogyakarta, 2020

The purpose of this research is to explore (1) how the learning interest in the physical disable and (2) what are the factors that influenced the learninginterest in the physical disable children.

Employing the descriptive methodology, the researcher collect the data trough interview and observation. The subject of this research are three student in SLB Negri 1 Bantul. The result of this research shows that the three student with physical disability have learning interest. Two main factors influence their interest in learning. First, the internal factors that contributed in their interest for learning such as curiosity in the subject that they like, goals in life, and interest in the certain subjects. Secondly, the external factors such as friends, teachers, parents, school facilities, extracurricular and learning medias.

The first subject has learning interest in writing and mathematics. The second participant has interest in reading, writing and natural science. Whereas the third subject shows interest in cooking. It is true that their physical disabilities are hindrance for learning. Even though the three subject who have physical limitation, they have shown that physical disabilities are not an obstacle to develop their learning interest. In contrary, with their physical limitations, they give more effort in their learning interest in order to achieve their projected goals of life.

(6)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... . i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT. ... viii

KATA PENGANTAR. ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN. ... xii

BAB I. PENDAHULUAN . ... 1

A. Latar Belakang Masalah . ... 1

B. Indentifikasi Masalah . ... 6

C. Batasan Masalah . ... 6

D. Pertanyaan Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Minat Belajar ... 9

1. Pengertian Minat Belajar ... 10

(7)

xiv

B. Individu Berkebutuhan Khusus. ... 15

1. Pengertian Individu Berkebutuhan Khsusus Tunadaksa ... .15

2. Karakteristik dan Permasalahan yang Dihadapi Anak Tunadaksa ... 16

3. Tujuan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa ... 20

C. Kajian Penelitian yang Relevan... 21

D. Kerangka Pikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 26

E. Keabsahan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34

A. Deskripsi Data ... 34 B. Pembahasan... 47 BAB V PENUTUP ... 51 A. Kesimpulan ... 51 B. Keterbatasan Penelitian ... 52 C. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA ... 55

(8)

xv

(9)
(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis akan memaparkan latar belakang penulisan, identifikasi masalah yang ditemukan, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran, anak memiliki ketertarikan akan sesuatu hal termasuk pada ketertarikan pada minat belajar. Ketertarikan itu disebut minat. Minat tersebut memunculkan dorongan untuk melakukan proses belajar. Keinginan atau dorongan yang mendasari anak untuk mempelajari sesuatu hal dan menyukai hal tersebut. Menurut Slameto (2010) memaparkan bahwa minat juga dilihat sebagai rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat individu biasanya berhubungan dengan diri sendiri atau sesuatu hal di luar diri yang membuat individu tertarik untuk mempelajarinya.

Minat biasanya datang dari dalam diri, yang merupakan pilihan dari diri sendiri. Dengan adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal.

Makmun. K (2013) menjelaskan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudia. Karena minat merupakan komponen

(11)

psikis yang berperan mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan yang diminati dan minat bagian dari kekuatan masing-masing individu untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki sehingga berupaya mendorong diri dari dalam yang menggerakkan individu.

Ketika anak memiliki semangat dalam diri untuk ikut serta dalam proses belajar, maka yang perlu dilakukan yaitu terus membangkitkan minat anak dalam belajar. Minat dalam belajar menjadi landasan atau latar belakang untuk menimbah ilmu. Minat belajar merupakan landasan berpacu pada anak ketika mereka ingin belajar atau mengetahui ilmu baru. Semangat belajar menjadi hal yang paling penting ketika orang mengahadapi berbagai hambatan.

Dengan memiliki minat, anak berkebutuhan khusus akan lebih terdorong dan percaya diri dalam belajar meskipun memiliki keterbatasan. Anak yang memiliki latar belakang berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian lebih di kalangan masyarakat ketika mereka ingin belajar dan ingin menimbah ilmu. Jika anak normal pada umumnya membutuhkan dukungan maka seharusnya anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan dukungan lebih dari lingkungan di mana mereka berada, di sekolah dan masyarakat.

Istilah anak berkebutuhan khusus bukan istilah yang baru, melainkan telah digunakan selama betahun-tahun untuk mendeskripsikan murid atau anak yang memiliki kesulitan atau hambatan dalam belajar. Ada beberapa

(12)

jenis-jenis berkebutuhan khusus, salah satunya yaitu Tunadaksa. Desiningrum (2016), memaparkan defenisi tunadaksa merupakan kelainan pada anggota tubuh yang berhubungan dengan fungsi otot, tulang, dan sendi sehingga menyebabkan terganggunya komunikasi, koordinasi pada anggota tubuh. Anak yang mengalami cacat dalam segi fisik yang disebabkan oleh jenis penyakit folio maupun kerusakan perlukaan (trauma) saraf akan menyebabkan CP (Cerebral Palsy). Karena itu mereka akan mengalami kesulitan dalam gerak dan kontak sosial lain misalya, kesukaran berjalan, mengatur arah keseimbangan, konsentrasi, dan berpikir.

Anak yang mengalami Tunadaksa dapat dilihat dari ciri-ciri fisik seperti kondisi tubuh yang kurang sempurna, tidak lentur, atau tidak terkendali serta sulit melakukan pergerakan seperti duduk, berjalan, dan berdiri. Tunadaksa termasuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus yang memilki perhatian khusus.

Sama seperti halnya dengan anak yang tidak berkebutuhan khusus yang ingin menimbah ilmu dan mendapatkan pengetahuan baru, demikian juga individu berkebutuhan khusus mempunyai semangat yang tidak luntur dalam proses belajar. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki cara belajar yang berbeda, sesuai dengan latar belakang kelainan yang ada padanya. Seperti halnya dengan anak berkebutuhan khusus, anak Tunadaksa yang memiliki keterbatasan dalam hal gerak karena fisik yang

(13)

dialami. Karena itu, mereka memerlukan pendampingan dan perhatian khusus untuk menerima pelajaran dan melaksankan proses belajar.

Proses pembelajaran untuk Anak berkebutuhan khusus tentu menjadi perhatian bagi pendidik ataupun pendamping di dalam lingkungan pendidikan inklusi ataupun pendidikan khusus (disabilities). Proses belajar dan daya tangkap Anak Berkebutuhan Khusus, terutama anak tunadaksa sama dengan proses belajar pada anak secara umum. Anak tunadaksa, hanya memiliki keterbatasan ketika memerlukan gerakan atau perpindaan dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena anak tunadaksa memiliki gerak dan fungsi tubuh yang terbatas, sehingga mereka membutuhkan perhatian khsusus dalam proses belajar. Penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan biasanya dilaksanakan pada pendidikan bagi individu penyandangkebutuhan khusus.

Tempat pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus seharusnya disediakan sedemikian rupa, supaya memudahkan mereka untuk bisa melakukan proses belajar dengan baik demi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Tempat pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus harus memadai dan menyesuaikan dengan kebutuhan mereka sehingga proses belajar mereka dapat terpenuhi layaknya seperti kebutuhan anak pada umumnya. Pendidikan bagi ABK perlu diperhatikan dan menjadi hak mereka untuk mendapatkan pendidikan dan tempat yang menunjang pendidikan ABK. Karena itu dibutuhkan perhatian khusus dari masyarakat terlebih pendidik dan orang tua bagi anak-anak berkebutuhan

(14)

khusus. Proses belajar pada ABK tunadaksa yang hanya memilki keterbatasan fisik dan tidak pada fungsi kognitf membutukan perhatian ekstra. Sesunggunya, anak tunadaksa memiliki fungsi kognitif yang sama dengan anak pada umumnya karena kemampuan kognitif mereka masih berfungsi secara normal. Peneliti menjumpai beberapa ABK yang mengalami keterbelakangan atau keterbatasan fisik, namun hal itu tidak menyulutkan semangat mereka untuk belajar dan menempuh pendidikan lebih tinggi. Secara khusus peneliti menemukan bawa keterbatasan fisik bagi ABK tunadaksa tidak menjadi penghalang karena mereka masih mempunyai semangat dan kepercayaan diri terhadap anggota tubuh yang masih berfungsi dengan baik sebagai sarana dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan minat mereka.

Minat dalam belajar pada ABK tunadaksa menjadi acuan untuk melaksanakan proses belajar lebih baik sehingga ada dorongan dan keinginan yang lebih dalam menjalani aktifitas proses belajar dan pengembangan diri lebih baik. Ada dorongan yang kuat dalam diri sehingga mereka tidak patah semangat dengan kekurangan yang dimiliki, sebaliknya semakin tergerak mengatasi keksulitan fisik yang ada untuk melaksankan proses belajar. Semangat yang muncul dari dalam diri mereka merupakan factor pendorong yang sangat penting yang dapat membuat mereka lebih percaya diri atas kemampuan yang dimilki, mengembangkannya sehingga mampu menutupi kekurangan dan keterbatasan fisik yang dimiliki setiap individu ABK tunadaksa.

(15)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti mencoba untuk mengidentifikasi masalah yang menjadi hambatan pada minat ABK tunadaksa ;

1. Minat belajar Anak Berkebutuhan Khusus dalam proses pendidikan dan mengaktualisasikan diri mereka walaupun mengalami keterbelakangan fisik.

2. Keterbatasan sarana pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, seperti sekolah, fasilitas laboratorium dan olahraga yang khusus untuk mereka.

3. Kurangnya tenaga guru yang dipersiapkan secara khurus untuk mengajar Anak Berkebutuhan Khusus.

4. Kurangnya dukungan dari orang tua kepada Anak Berkebutuhan Khusus.

5. Kurangnya perhatian khusus dari lingkungan dan masyarakat kepada Anak Berkebutuhan Khusus.

C. Batasan Masalah dan Fokus Penelitian

Dari beberapa masalah yang dipaparkan di atas, peneliti ingin memberikan fokus pada Minat belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa.

(16)

D. Pertanyaan Penelitian

Dari latar belakang pemilihan judul, masalah yang telah ditemukan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana minat belajar Anak Berkebutuhan Khusus?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi Minat belajar pada anak berkebutuhan khusus?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Minat Belajar serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar pada individu berkebutuhan khusus.

F. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu; 1. Manfaat teoritik:

Dari penelitian ini dapat mendeskripsikan kepada pembaca bagaimana minat belajar pada anak berkebutuhan khusus tunadaksa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar sehingga pembaca dapat mengambil sikap untuk membimbing, dan mengarahkan minat pada anak berkebutuhan khusus.

(17)

2. Manfaat praktis;

a. Kepada Pendidik ABK

Memberikan konsep kepada pendidik, institusi, yayasan bahwa anak yang berkebutuhan khusus perlu untuk diberikan dukungan dan perhatian khusus dalam proses belajar dan pembelajaran serta dapat memberikan sarana dan prasarana dalam menunjang minat belajar ABK.

b. Bagi Peneliti

Sebagai penambah pengetahuan dalam bidang penelitian ilmiah. Dengan melakukan penelitian, peneliti dapat secara langsung mengetahui bagaimana minat belajar dan proses pembelajaran dari ABK sehingga ketika bekerja di sebuah lembaga pendidikan nantinya terlebih di lembaga inklusi, peneliti dapat memberikan serta menerapkan proses pembelajaran yang baik sehingga ABK memiliki minat dalam belajar.

c. Bagi Orangtua ABK

Pentingnya orangtua mengetahui bagaimana proses belajar sehingga orangtua dapat memberikan perhatian khusus dan dukungan yang lebih kepada ABK sehingga anak terangsang dan memiliki dorongan dalam dirinya untuk semangat belajar meski memiliki keterbatasan.

(18)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ini peniliti akan memaparkan secara luas dan terperinci minat dalam belajar, beberapa kajian yang relevan dengan penelitian ini serta kerangka pikir peneliti terkait dengan penulisan ini.

A. Minat Belajar

Masing-masing individu memiliki minat atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas termasuk berminat untuk belajar. Minat mendorong individu untuk memiliki semangat dalam belajar. Minat merupakan suatu hal yang dapat dijadikan kunci keberhasilan dalam proses pendidikan sekarang ini. Minat yang tinggi tentu sangat dibutuhkan demi suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

1. Pengertian Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivits, tanpa ada yang menyuruh. Minat timbul bersumber dari hasil pengenalan dengan lingkungan, atau hasil berinteraksi dan belajar dengan lingkungannya.

Minat berbeda dari emosi positif lainnya seperti kegembiraan, cinta, kebanggaan dalam hal hasil motivasi. Minat dapat mendorong perilaku eksplorasi dan pencarian pengetahuan. Minat memiliki struktur penilaian kompleksitas/kebaruan dan mengatasi potensi. Minat mengarah pada pengetahuan serta pertumbuhan pribadi.

(19)

Harjana (dalam Makmun, 2013) mengemukakan bahwa minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.

Gie (dalam Makmun, 2013) memaparkan bahwa minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar, sehingga penenliti menyimpulkan bahwa dengan minat yang dimiliki oleh setiap individu mampu mendorong individu dalam belajar dan melaksanakan kegiatan dengan penuh semangat, dapat menyalurkan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu dan memberikan kepercayaan diri yang tinggi terhadapa individu terlebih kepada Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa.

Minat seperti sistem dinamis kompleks yang dapat mengorganisasikan diri dengan berinteraksi dengan pengalaman individu yang lebih luas. Minat sebagai sistem yang dinamis adalah mengidentifikasi cara yang menarik menggabungkan dan berinteraksi dengan aspek pengalaman lainnya untuk membuat organisasi pengetahuan, pengaruh, dan nilai yang kompleks bagi diri.

Dalam aktivitas belajar, munculnya minat dalam melakukan proses belajar menjadi pokok sebagai keefektivan dalam melaksanakan proses belajar. Pembelajaran yang diberikan oleh guru akan terasa lebih mudah

(20)

untuk dimengerti dan ditangkap oleh anak ketika mereka mempunyai minat dalam belajar. Anak tidak hanya duduk diam dan mendengarkan ketika guru atau pendamping menjelaskan, maka dari itu ketika anak memiliki minat dalam belajar maka anak akan cenderung lebih aktif ketika belajar, berproses di dalam kelas, dan melakukan kegiatan yang menunjang pelajaran serta kreatif dalam belajar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Slameto (2010), minat merupakan salah satu aspek psikologis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya.

Selain faktor internal dan eksternal secara umum yang dapat memunculkan minat belajaar pada siswa, Makmun. K. (2013) memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu:

1) Faktor Hasrat Keingintahuan (the factor inner urge)

Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah

(21)

menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini sesorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

2) Faktor Motif Sosial (the faktor of social motive)

Minat sesorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Di samping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan motif sosial. Misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.

3) Faktor Emosinal (factor emosional)

Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat sesorang berkembang.

3. Pengertian Belajar

Makmun K. (2013), mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.

(22)

Lebih lanjut, Makmun. K (2013), mengutip defenisi minat menurut Muhibbin yang berpendapat bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Slameto, (2010). Menjelaskan bahwa proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Proses belajar, terutama belajar yang terjadi di sekolah, itu melalui tahap-tahap atau fase-fase motivasi, konsentrasi, mengolah, menggali, dan umpan balik.

Lebih lanjut Slameto, juga memungkapkan adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses individu memiliki dorongan untuk belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi; faktor fisiologis, faktor psikologis, motivasi, minat, sikap, dan bakat. Sedangkan faktor eksternal meliputi; lingkungan sosial, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga.

(23)

4. Peran Minat Dalam Mencapai Keberhasilan Belajar

Peranan minat dalam proses pembelajaran sangat membantu keberhasilan dan prestasi belajar siswa. Karena itu minat sangat penting dihadirkan dalam kegiatan belajar. Terkait dengan peran minat, Makmun K. (2013) lebih lanjut menjelaskan bahwa peran dan fungsi penting minat dengan pelaksanaan belajar atau studi, ialah:

1) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran sesorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaan tenaga kemampuan sesorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.

2) Minat mencegah gangguan perhatian dari luar

Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada sesuatu hal yang lain, itu disebabkan karena minat belajarnya kecil.

3) Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Misalnya, jika kita membaca suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat

(24)

maka kita pasti akan bisa mengingatnya dengan baik walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat.

4) Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri senndiri

Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Bahwa kebosanan melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri sesorang dari pada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya dapat menghapus kebosanan dalam belajar.

B. Individu Berkebutuhan Khusus

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Desiningrum (2016), mengemukakan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Berkaitan dengan istilah disability, maka anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan di salah satu atau beberapa kemampuan baik itu bersifat fisik seperti tunanetra dan tunarungu, maupun bersifat psikologis seperti autism dan ADHD.

(25)

Pemahaman anak berkebutuhan khusus terhadap konteks, ada yang bersifat biologis, psikologis, sosio-kultural. Dasar biologis anak berkebutuhan khusus bisa dikaitkan dengan kelainan genetik dan menjelaskan secara biologis penggolongan anak berkebutuhan khusus.

Desiningrum, D. R. (2016) mengemukakan defenisis bahwa anak tunadaksa adalah anak yang mempunyai kelainan ortopedik atau salah satu bentuk berupa gangguan dari fungsi normal pada tulang, otot, dan persendian yang bisa karena bawaan sejak lahir, penyakit atau kecelakaan, sehingga apabila mau bergerak atau berjalan memerlukan alat bantu.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada mental, emosi atau fisik. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luara biasa dan anak cacat.

2. Karakteristik dan Permasalahan yang Dihadapi Anak Tunadaksa Banyak jenis dan variasi anak tunadaksa, sehingga untuk mengidentifikasi karakteristiknya diperlukan pembahasan yang sangat luas. Berdasarkan berbagai sumber ditemukan beberapa karakteristik umum bagi anak tunadaksa, antara lain sebagai berikut :

a. Karakteristik Kepribadian

Anak yang cacat sejak lahir tidak pernah memperoleh pengalaman, yang demikian ini tidak menimbulkan frustrasi. Tidak ada hubungan antara pribadi yang tertutup dengan lamanya

(26)

kelainan fisik yang diderita. Adanya kelainan fisik juga tidak memengaruhi kepribadian atau ketidakmampuan individu dalam menyesuaikan diri.

b. Karakteristik Emosi-Sosial

Kegiatan-kegiatan jasmani yang tidak dapat dijangkau oleh anak tunadaksa dapat berakibat timbulnya problem emosional dan perasaan serta dapat menimbulkan frustrasi yang berat. Keadaan tersebut dapat berakibat fatal, yaitu anak dapat menyingkirkan diri dari keramaian. Anak tunadaksa cenderung acuh bila dikumpulkan bersama anak-anak normal dalam suatu permainan. Akibat kecacatannya anak dapat mengalami keterbatasan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya.

c. Karakteristik Intelegensi

Tidak ada hubungan antara tingkat kecerdasan dan kecacatan, namun ada beberapa kecenderungan adanya penurunan sedemikian rupa kecerdasan individu bila kecacatannya meningkat. Dari beberapa hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata IQ anak tunadaksa rata-rata normal.

d. Karakteristik Fisik

Selain memiliki kecacatan tubuh, ada kecenderungan mengalami gangguan-gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, dan gangguan

(27)

bicara. Kemampuan motorik anak tunadaksa terbatas dan ini dapat dikembangkan sampai pada batas-batas tertentu.

Adanya berbagai karakteristik tersebut bukan berarti bahwa setiap anak tunadaksa memiliki semua karakteristik yang diungkapkan, bisa saja terjadi salah satunya tidak dimiliki. Karakteristik tersebut menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya adalah munculnya masalah-masalah yang berkaitan dengan keadaan anak di sekolah. Permasalahan yang dimaksud dapat digolongkan menjadi beberapa, yaitu:

1)

Masalah Kesulitan Belajar

Pada anak tunadaksa terjadi kelainan pada otak, sehingga pada fungsi fikirnya terganggu khususnya persepsi. Apalagi bagi anak tunadaksa yang disertai dengan cacat-cacat lainnya sehingga dapat menimbulkan komplikasi yang secara otomatis dapat berpengaruh terhadap kemampuan menyerap materi yang diberikan.

2) Masalah Sosialisasi

Anak tunadaksa mengalami berbagai kesulitan dan hambatan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini dapat terjadi karena kelainan jasmani, sehingga mereka tidak diterima oleh teman-temannya, diisolasi, dihina, dan dibenci.

(28)

3) Masalah Kepribadian

Masalah kepribadian dapat berwujud kurangnya ketahanan diri, tidak adanya kepercayaan diri, mudah tersinggung dan marah.

4) Masalah Ketrampilan dan Pekerjaan

Anak tunadaksa memiliki kemampuan fisik yang terbatas, namun di lain pihak bagi anak yang memiliki kecerdasan yang normal ataupun yang kurang perlu adanya pembinaan diri sehingga hidupnya tidak sepenuhnya menggantungkan diri pada orang lain. Dengan modal kemampuan yang dimiliki, individu tunadaksa perlu diberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk dapat mengembangkan diri melalui latihan ketrampilan dan kerja yang sesuai dengan potensinya, sehingga setelah selesai masa pendidikan individu tunadaksa dapat menghidupi dirinya dan tidak selalumengharapkan pertolongan oranglain.

5) Masalah Latihan Gerak

Kondisi anak tunadaksa sebagian besar mengalami gangguan dalam gerak. Agar kekurangannya tersebut tidak semakin parah dan harapan supaya kondisi fungsional dapat pulih ke posisi semula, dianggap perlu adanya latihan yang sistematis dan berlanjut, seperti

(29)

terapi-fisik (fisio-therapy), terapi-tari (dance-therapy), terapi-bermain (play-therapy), dan terapi-okupasional (occupotionaltherapy).

3. Tujuan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa Casmini, (2010), menuliskan tujuan pendidikan anak tuna daksa yang mengacu pada peraturan pemerintah No. 72 tahun 1991 agar peserta didik mampu mengembangkan sikap pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan. Dalam pendidikan anak tuna daksa perlu dikembangkan 7 aspek yang diadaptasikan oleh Connor (dalam Casmini 2010), yaitu sebagai berikut:

a. Pengembangan intelektual dan akademik b. Membantu perkembangan fisik

c. Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak dalam proses pendidikan.

d. Mematangkan aspek sosial e. Mematangkan moral dan spiritual f. Meningkatkan ekspresi diri g. Mempersiapkan masa depan anak

(30)

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya, telah ada yang meneliti mengenai minat dan motivasi belajar. Dua penelitian di bawah ini terarah pada siswa normal sedangkan penelitian relevan yang ketiga lebih berfocus pada individu berkebutuhan khusus.

1. Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Nurhasana & Sobandi (2016) dengan judul penelitian minat belajar sebagai determinan hasil belajar siswa, menyatakan bahwa minat belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan minat belajar siswa. Artinya semakin baik minat belajar siswa akan berdampak pada hasil belajar siswa yang semakin baik.

Sampel penelitian adalah 58 siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan analisis regresi.

2. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2016) dengan judul penelitian pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar matematika, menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar matematika dinyatakan dalam hasil penelitian perhitungan analisis regresi minat belajar dengan

(31)

prestasi belajar matematika diperoleh persamaan Ŷ =22,15+0,78𝑥

dengan Fhitung < F tabel (-1,52<1,63) hal ini menunjukkan bahwa regresi X atas Y berpola linear. Sedangkan untuk pengujian hipotesis, diperoleh koefisien korelasi X terhadap Y sebesar 0,706 dengan koefisien determinasi sebesar 49,8% dan diperoleh thitung> tabel (7,914 > 1,670) sehingga Ho ditolak pada taraf 0,05.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 160 Jakarta dan metode yang digunakan adalah metode survey dengan analisis korelasional, dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang, yang diambil menggunakan teknik simple random sampling.

3. Minat dan Motivasi Belajar Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Tuna Netra.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Perianto (2016) dengan judul penelitian minat dan motivasi belajar mahasiswa berkebutuhan khusus tuna netra, menyatakan bahwa minat belajar yang dimiliki XY sangat dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya XY memiliki cita-cita untuk menjadi guru privat pada bidang musik sehingga minat XY lebih pada bidang musik dan motivsi belajar yang dimiliki oleh XY sangat baik ini terlihat bagaimana XY mengikuti perkuliahan dengan baik. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa berkebutuhan khusus tuna netra dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

(32)

4. Kerangka Berpikir

Dari telaah pustaka diatas, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Minat Belajar Anak

Berkebutuhan Khusus Tunadaksa Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa yang berhasil dalam belajar Faktor yang Mempengaruhi; 1. Faktor Internal 2. Faktor Eksternal Anak Berkebutuhan Khusus Tuna Daksa

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek dalam penelitian, teknik dan instrumen, keabsahan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

A. Jenis Penelitian

Dalam menguji dan mendapatkan kebenaran dari penelitian ini, jenis penelitian yang akan peneliti bahas dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan salah satu dari jenis penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini meyimpulkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antar variable yang timbul, perbedaan antar fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan sebagainya.

Menurut Moleong dalam Herdiansyah (2014), Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

(34)

yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan, menurut Sugiyono dalam Herdiansyah (2014) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Setiap penelitian dilakukan dengan tujuan yang berbeda-beda. Setiap peneliti memilki tujuan dalam melakukan penelitian sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi dasar penelitian termasuk juga penelitian kualitatif ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah tidak hanya untuk menjelaskan secara menyeluruh masalah yang akan diteliti dan diamati saja, namun juga ada tujuan lainnya. Tujuan dari penelitian kualitatif akan menjadi pedoman bagi peneliti ketika akan melakukan suatu penelitian.

B. Tempat dan Waktu

Tempat yang dipilih peneliti dalam melakukan penelitian adalah SLB Negeri 1 Bantul. Tempat tersebut dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan tempat SLB ini merupakan salah satu sekolah bagi Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Peneliti menggunakan tempat ini sebagai proses pengambilan data dan melakukan observasi untuk melaksanakan

(35)

penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Sepetember 2019 sampai dengan Januari 2020. Adapun tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi dan pengambilan data penelitian ini tertera pada lampiran Tabel 4.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek yang diambil peneliti adalah anak berkebutuhan khusus Tunadaksa di SLB Negeri 1 Bantul. Subjek dalam penelitian ini adalah anak Tunadaksa yaitu; IZ, DH, dan AR.

2. Objek pada penelitian ini berfokus pada minat belajar pada anak berkebutuhan khusus Tunadaksa di SLB Negeri 1 Bantul.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Deskriptif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan hasil penelitian tersebut dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitian

.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dan wawancara.

(36)

1. Wawancara

Menurut Moleong dalam Herdiansyah (2014), mendefenisikan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian. Wawacara ditujukan kepada siswa, guru dan orang tua murid di SLB Negeri 1 Bantul.

Pertanyaan wawancara yang akan digunakan peneliti kepada subjek yang disusun oleh peneliti serta melalui proses konsultasi dan perbaikan dengan dosen pembimbing dan ekspert.

2. Observasi

Cartwright dalam Herdiansyah (2014) mengemukakan bahwa observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematik untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.

(37)

Daftar pertanyaan final yang digunakan adalah sebagai berikut; Tabel 1.Kepada ABK Tunadaksa

No. Pertanyaa Peneliti Faktor-faktor 1. Apakah Anda sangat berminat dalam belajar

dan apa yang membuat Anda sangat berminat dalam belajar?

Faktor Internal

2. Pelajaran/kegiatan apa yang paling Anda minati dan tekuni?

3. Bagaimana minat Anda dapat membuat anda semangat belajar?

4. Bagaimana keterbatasan kondisi kamu sekarang menghambat semangat kamu dalam belajar dan menekuni minatmu tersebut?

5. Menurut Anda hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan untuk mendukung dan mendorong minat belajar Anda?

6. Bagaimana situasi dan kondisi di dalam kelas dan lingkungan sekolah dalam mendukung Anda untuk minat belajar?

Faktor Eksternal

7. Bagaimana dengan teman kelas, guru, dan orang tua dalam mendukung minat belajar Anda?

8. Bagaimana guru, dan orang tua selalu memperhartikan proses belajar Anda baik di sekolah maupun di rumah?

9. Lalu, bagaimana dengan fasilitas yang diberikan oleh sekolah yang membuat Anda memiliki minat belajar seperti media belajar, lapangan olahraga khusus bagi ABK, ekstrakurikuler ,alat-alat dll &alat khusus ABK lainnya)

(38)

Berikut adalah panduan observasi yang akan digunakan peneliti di lapangan yaitu;

Tabel. 2 Panduan Observasi No Hal yang Diamati

1. Bagaimana minat belajar nara sumber di dalam kelas

Minat nara sumber

2. Ketekunan mengikuti kegiatan pada minat nara sumber

3. Semangat dan antusias dalam melaksanakan minat belajar di dalam kelas dan di luar kelas

4. Fasilitas pendukung di dalam kelas Pendukung minat belajar nara sumber 5. Fasilitas pendukung di sekolah

6. Peran guru, orang tua, dan teman sebaya di dalam kelas maupun di luar kelas dalam membimbing dan mendukung minat belajar pada nara sumber.

(39)

E. Keabsahan Data

Penelitian yang dilakukan harus memiliki validitas sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Validitas penelitian kualitatif adalah keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi suatu objek yang diteliti terhadap hasil data penelitian. Menurut Sugiyono (2009), upaya untuk menjaga kredibiltas dalam penelitian adalah melalui enam langkah-langkah yaitu; (1) perpanjangan pengamatan penelitian kembali ke lapangan, (2) melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, (3) melakukan triangulasi pengecekan data, (4) analisis mencari data yang berbeda atau yang bertentangan dengan temuan data sebelumnya, (5) menggunakan bahan referensi, (6) mengadakan member chek.

Dalam upaya menjaga kredibilitas dan validitas dalam penelitian ini sehingga dapat dipertanggungjawabkan, peneliti juga melakukan langkah-langkah berikut;

a. Perpanjangan pengamatan Peneliti kembali lagi ke lapangan. Peneliti melakukan pengamatan secara berkala dan berulang untuk menguji kebenaran dari data yang sudah didapat dan menemukan data baru di lapangan dengan tiga kali yaitu pada tanggal 09,10, dan 15. Tabel. 4.

(40)

b. Menggunakan Bahan Referensi

Menggunakan bahan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Peneliti menggunakan bahan referensi dari sumber teori sebagai pedoman mengambil data di lapangan.

c. Mengadakan Member Chek.

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Peneliti mengadakan member chek dengan menanyakan lagi kebenaran dari jawaban yang diberikan oleh nara sumber dan mewawancara nara sumber lain yaitu guru dan orang tua nara sumber, dan mendengarkan kembali rekaman hasil wawancara untuk mencocokkan kembali atas hasil dari wawancara dengan nara sumber.

F. Teknik Analisis Data

Creswell dalam Hardiansyah, (2014), mengemukakan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis data kualitatif, yaitu;

1. Analisis data kualitatif dengan proses pengumpulan data, interpretasi data, dan penulisan naratif.

2. Proses reduksi data dan Interpretasi

(41)

4. Coding atau mereduksi informasi ke dalam tema-tema dan kategori yang ada.

Herdiansyah (2014), kualitatif mengajukan tahapan teknik analisis dengan berbagai pendekatan dan metode sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing dan sesuai dengan model serta tujuan penelitian yang dilakukan. Pada dasarnya dan pada prinsipnya, semua teknik analisis data kualitatif adalah sama, yaitu melewati prosedur pengumpulan data, input data, analisis data, penarikan kesimpulan dan verivikasi dan diakhiri dengan penulisan hasil temuan dalam bentuk narasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa langkah untuk menganalisi data yang telah didapatkan di lapangan yaitu;

a. Coding

Setelah mendapatkan data dari observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan coding terhadap istilah-istilah dan penggunaan kata atau kalimat pada hasil wawancara dan menggunakan kata yang relevan. Dalam coding, peneliti perlu untuk mencatat konteks dan istilah yang dipakai dan muncul pada kalimat yang akan dipaparkan.

Peneliti memisahkan pertanyaan dan jawaban pertanyaan dari nara sumber sehingga dapat menerangkan kata yang relevan dari data observasi dan wawancara.

(42)

b. Klasifikasi Data

Hasil coding diklasifikasi kembali dan melihat beberapa satuan makna dan kalimat yang berhubungan. Peneliti melakukan klasifikasi data untuk memberikan kategori dari setiap klasifikasi data yang telah dilakukan.

c. Kategorisasi

Data yang telah diklasifikasi kemudian dibuat kategori dari hasil koding. Dalam kategorisasi akan dibagi menjadi sub kategori apabila terdapat banyak kategori.

d. Menganalisis satuan makna dalam kategori

Peneliti menganalisis makna setelah dikategorikan dari data penelitian yang telah ditemukan.

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan hasil data yang telah diperoleh peneliti dilapangan yaitu; deskripsi data nara sumber, hasil wawancara dan observasi, serta pembahasan peneliti atas hasil data yang dipaparkan.

A. Deskripsi Data 1. Profil Sekolah

SLB Negeri 1 Bantul merupakan salah satu sekolah luar biasa di Yogyakaerta yang berlokasi di Jl. Wates Km. 3, No. 147, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. SLB Negeri 1 Bantul ini memberikan pelayanan terlengkap dengan membuka 5 jurusan yaitu; (A), Tunanetra (B), Tunarungu (C), Tunagrahita (D), Tunadaksa (E), Autis. SLB Negeri 1 Bantul memiliki fasilitas lengkap dan menyelenggarakan layanan-layanan bagi anak berkebutuhan khusus diantaranya: Asesmen Center & therapy, RC /Resorce Center, sanggar kerja kaliba, klinik, Perpustakaan PLB, Asrama, dan beberapa layanan lainnya.

SLB Negeri 1 Bantul memiliki Visi dan Misi yaitu; a. Visi

Mandiri, Terampil, Berprestasi, Pandai, Beriman dan Bertaqwa b. Misi

1) Menyelenggarakana pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, kemampuan dan kebutuhan individu anak.

(44)

2) Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3) Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.

4) Melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

5) Menerapkan nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari.. 6) Mengembangkan potensi dan prestasi siswa dalam bidang

olahraga, keterampilan, dan bidang lainnya secara optimal. 7) Menyiapkan siswa dalam menghadapi ujian.

8) Membantu siswa dalam kemandirian sesuai dengan potensi yang dimiliki.

SLB Negeri 1 Bantul dikelola oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta. Sekolah ini menyediakan fasilits pendukung belajaran dan program ektrakurikuler sehingga siswa SLB Negeri 1 Bantul memiliki akses untuk mengembangkan potensi dan bakat serta dapat menikmati layanan yang diberikan sekolah yang membantu proses pembelajaran.

(45)

2. Profil Nara Sumber

Tabel 2. Profil Nara Sumber

No. Nama Nara Sumber Usia/Kelas/Golongan Tunadaksa 1. (IZ) 6th/TK besar/tuna daksa sedang 2. (AR) 10th/4 SD/tuna daksa ringan 3. (DH) 12th/4 SD/tuna daksa sedang

3. Hasil Wawancara dan Observasi

a. Wawancara dengan Siswa (faktor Internal)

1) Apakah Anda sangat berminat/ tertarik dalam belajar dan apa yang membuat Anda sangat berminat belajar?

“..saya suka belajar karena seneng karena ada temen-temen juga di kelas jadi seneng belajar. Berminat belajar karena suka menulis, berhitung, ada main-main di kelas juga dan bisa menulis angka dari 1 sampai 10”. IZ Nara sumber I

Pernyataan IZ di atas didukung oleh observasi yang dilakukan peneliti ketika mengamati IZ di dalam kelas bahwa IZ sangat senang ketika melihat tema-temannya di dalam kelas, sangat semangat dalam melaksankan proses belajar. IZ sangat menyukai belajar berhitung dilihat dari bagaimana dia mampu menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan tugas yang diberikan dari guru serta aktif dalam interaksi dengan teman sebaya.

(46)

Menjawab pertanyaan pertama di atas DH menjawab:

“...seneng belajar karena aku suka membaca, dan suka sama gambar-gambar. Aku minat membaca karena nanti aku pengen jadi penulis buku cerita. Pelajaran yang aku suka IPA, jadi pengen mau lihat hutan sama tumbuhan”.

Pernyataan DH di atas didukung oleh observasi yang dilakukan peneliti ketika mengamati DH di dalam kelas dan di luar kelas bahwa DH sangat menyukai dan berminat pada pelajaran IPA, DH menanyakan tanaman-tanaman yang dilihat dari jendela kepada guru dan meminta guru untuk menjelaskannya. DH lebih berminat kepada IPA dan membaca sehingga ketika disuruh untuk menulis DH memilih untuk membaca materi saja.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan pertama di atas:

“...aku seneng belajar karena ada teman di kelas. Minat belajar karena nanti pengen jadi koki yang pintar jadi harus belajar.”

Pernyataan AR di atas didukung oleh observasi yang dilakukan peneliti ketika mengamati AR di dalam kelas bahwa AR ketika di dalam kelas sangat serius dalam belajar, banyak bertanya untuk menjawab rasa ingin tahunya terhadap sesuatu hal yang baru.

(47)

2) Pelajaran/ kegiatan apa yang paling Anda minati dan tekuni? “...suka pelajaran menulis dan berhitung setiap kali pelajaran menulis dan berhitung aku selalu menulis angka dari 1 sampai 10, gambar- gambar juga suka...”

Pernyataan IZ di atas didukung oleh observasi yang dilakukan peneliti ketika mengamati IZ di dalam kelas bahwa IZ sangat berminat pada pelajaran menulis dan berhitung. IZ selalu bisa menulis angka dengan baik dan sangat menguasai. Di dalam kelas IZ merupakan siswa yang paling pandai dalam pelajaran berhitung dibanding dengan teman lainnya yang masih lamban dalam menguasai angka.

Nara sumber kedua , DH menjawab pertanyaan di atas;

“...Pelajaran yang aku suka IPA karena mau lihat hutan sama tumbuhan dan aku juga suka membaca. Tiap kali pelajaran IPA aku senang bertanya karena pengen tahu ...”

Ketika Peneliti mengamati DH di dalam kelas dan di luar kelas, DH selalu bertanya dan ingint thau mengenai hal yang berhubungan dengan IPA seperti menanyakan tanaman dan tumbuhan yang DH lihat di sekitar dan bercerita mengenai astronot dan keidupan di bulan.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas:

“...suka belajar matematika, apalagi kalau pengurangan sama kali-kalian paling senang...”

(48)

Pengamatan peneliti kepada AR di dalam kelas ketika mengikuti proses belajar, AR selalu bisa menjawab pertanyaan yang diberikan dari guru ataupun dari temannya yang bertanya kepada AR.

3) Apakah minat Anda dapat membuat anda semangat belajar? “...Iya, karena aku seneng sama berhitung jadi kalau pelajaran

berhitung paling suka dan seneng..” IZ Nara Sumber I

Dari observasi yang dilakukan peneliti di dalam kelas ketika mengamati IZ bahwa dia sangat semangat dan senang ketika plajaran berhitung, IZ selalu ingin mengerjakan tugas yang diberikan guru yaitu menulis angka.

Menjawab pertanyaan di atas, DH menjawab:

“...Iya, kalau pelajaran IPA dan membaca paling seneng karena suka membaca dan suka pengen tahu alam...”

Dari observasi yang dilakukan peneliti di dalam kelas ketika mengamati DH, bahwa DH sangat semangat belajar ketika gurunya menyuruh DH untuk membaca materi pelajaran apalagi yang berhubungan dengan IPA.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas;

“...hmm iya karena suka yang ada hitung-hitung, penjumlahan, kali-kalian seneng jadi kalau Ibu guru ngajar matematika paling suka itu karena aku paling bisa di situ..”

(49)

Observasi yang dilakukan oleh peneliti ketika mengamati AR di dalam kelas bahwa AR sanagat semangat belajar apabila belajar matematika, dia kurang berminat tehadap pelajaran lain sehingga ketika pelajaran berhitung dia sangat senang dan membuatnya semangat belajar.

4) Apakah keterbatasan kondisi kamu sekarang menghambat semangat kamu dalam belajar dan menekuni minatmu tersebut?

“...iya, karena susah menulis, aku suka nulis angka dan tangannya agak susah kalau nulis. Aku juga suka sama bola tapi karena ngak bisa jalan jadi ngak bisa main cuman bisa nonton di TV. Tapi supaya bisa jago nulis lagi, membaca sama matematika aku rajin terapy supaya nanti aku bisa jalan..” IZ Nara Sumber I

Ketika peneliti mengamati IZ didalam kelas, IZ sangat menyukai kegiatan menulis dan angkat-angka, tapi ketika IZ menulis memang sedikit sulit dan membuat IZ lebih lamban untuk menulis.

Nara sumber kedua, DH menjawab pertanyaan di atas:

“... hmm iya susah karena tangan susah digerakin jadi susah nulis makanya suka baca ajah karena susah nulisnya iya dengan membaca, tapi nanti Aku mau jadi penulis buku cerita dan bergambar (komik) karena suka membaca dan suka gambar-gambar..”.

Ketika peneliti mengamati DH saat menulis dia lebih enggan melakukan kegiatan menulis, DH lebih suka hanya dengan

(50)

membaca saja karena kesulitan menggerakkan tangannya sehingga DH sedikit malas untuk melakukan kegiatan menulis.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas:

“...hmm sedikit karena sekarang aku dah bisa jalan karena sudah operasi jadi harus semangat lagi biar bisa buat jalan lebih baik lagi.. ”.

Ketika mengamati AR kondisi memang sudah bisa untuk berjalan dan lebih semangat dalam belajar karena didukung oleh kondisinya yang sekarang.

5) Menurut Anda hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan untuk mendukung dan mendorong minat belajar Anda??

“...belajar terus dan rajin therapy biar bisa jalan dengan baik lagi dan bisa jadi pemain sepak bola ..” IZ Nara Sumber I Dari pegamatan peneliti di lapangan, IZ selalu rajin mengikuti kegiatan terapi, ketika jam untuk terapi IZ selalu hadir dan melaksanakan kegiatan tersebut dan juga ditambah jam terapi setiap hari setelah pulang sekolah. IZ selalu rajin untuk melatih tangannya sehingga bisa lebih lentur lagi dan terus belajar berhitung.

Nara sumber kedua, DH menjawab pertanyaan di atas:

“...melatih menulis dan therapy biar bisa jalan karena susah gerak, susah jalan karena aku juga mau main-main bola jadi harus rajin therapi ...”

(51)

Ketika peneliti melakukan pengamatan DH selalu rajin melakukan terapi setiap jam terapi dan tambahan jam terapi setiap hari setelah pulang sekolah. DH melakukan kegiatan tersebut untuk membuat dia bisa berjalan dan mencapai keinginannya untuk dapat berjalan dan bermain sepak bola.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas:

“...sekarang rajin belajar biar nanti bisa jadi koki karena harus pinters..”

Dari pengamatan peneliti di lapangan, AR memang lebih giat belajar, di dalam kelas AR selalu serius belajar dan rajin.

b. Hasil Wawancara Siswa (faktor Eksternal)

6) Apakah situasi dan kondisi di dalam kelas dan lingkungan sekolah mendukung Anda untuk memiliki minat belajar?

“...iya, karena bisa main sama teman-teman banyak di sekolah jadi lebih seneng belajar..” IZ Nara Sumber I

Dari hasil pengamatan peneliti di lapangan, IZ sangat senang belajar ketika bertemu dengan sahabatnya di sekolah dan di kelas. IZ semangat belajar ketika bersama teman-temannya.

Nara sumber kedua, DH menjawab pertanyaan di atas:

(52)

Ketika peneliti mengamati DH, Ia sangat semangat belajar ketika bertemu dengan teman-temannya ketika jam sitirahat dan ketika pulang. Sebaliknya ketika slah satu dari temannya tidak datang maka DH kurang semangat dalam belajar karena tidak ada teman untuk diajak bermain ketika jam istirahat.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas:

“...iya, karena senang ada teman-teman dan kalau gurunya yang aku suka ngajar dan ngerti, jadi suka...”

Ketika peneliti mengamati AR di dalam kelas, AR senang dan semangat belajar ketika ada teman-teman dan ketika guru yang ia suka ketika mengajar AR lebih semangat belajar karena lebih mudah paham ketimbang guru yang lain.

7) Apakah teman kelas, guru, dan orang tua mendukung minat belajar Anda?

“...iya, guru sering ngajarin berhitung dan mama juga selalu ingetin belajar biar bisa main sepak bola dengan rajin therapi..” IZ Nara Sumber I

Ketika peneliti mengamati IZ di dalam kelas, gurunya selalu memberikan dukungan kepada IZ dan guru IZ sangat tahu kemampuan IZ sehingga ketika di dalam kelas guru selalu merangsang IZ untuk bertanya dan menjawab seputar pelajaran berhitung.

(53)

Nara sumber kedua, DH menjawab pertanyaan di atas:

“... senang karena Ibu guru kalau mengajar suka pake media biar lebih paham, dan juga sering dilatih menulis biar lancar lagi. Sering di suruh rajin membaca lagi karena aku suka membaca jadi di kelas guru tau aku suka membaca jadi kadang disuruh membaca..”

Ketika peneliti mengamati di dalam kelas, guru sering menggunakan media dalam belajar dan kreatif dalam merangsang siswa sehingga DH lebih semangat dan terangsang untuk belajar. Ketika tugas menulis, guru paham akan kesulitan DH dalam menulis sehingga gurunya selalu mau untuk melatih DH menulis.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas:

“...iya, karena ibu guru selalu ngajarin matematika karena tau aku suka jadi selalu disuruh jawab kalau ada pertanyaan..” Ketika di dalam kelas, AR selalu aktif dan semangat belajar ketika guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan minat AR yaitu matematika.

8) Apakah guru, dan orang tua selalu memperhartikan proses belajar Anda baik di sekolah maupun di rumah?

“...kalau kurang bisa atau lupa lagi pelajarannya selalu diajarin lagi sama Ibu guru, mama juga selalu nungguin aku di sekolah jadi selalu liatin aku...” IZ Nara sumber I

Kaat peneliti mengamati proses belajar IZ di dalam kelas guru sangat memperhatikan belajar setiap anak di dalam kelas. Orang

(54)

tua IZ selalu menemani IZ di sekolah sehingga IZ tetap bisa mengikuti proses belajar tanpa masalah dengan kondisi fisiknya.

Nara sumber kedua, DH menjawab pertanyaan di atas:

“...iya, di kelas selalu ngajarin lagi buat melatih menulis biar semakin bisa dan tulisannya jadi bagus dan rapi. Kalau di rumah mama selalu temenin belajar atau ngajarin..”

Ketika peneliti mengobservasi proses di dalam kelas DH, guru di dalam kelas selalu mengulangi materi pelajar sampai siswa paham dan ketika kesulitan seperti ketika DH mengalami kesulitan dan lambat dalam menulis, guru selalu membantu DH untuk belajar menulis.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas:

“...iya ibu selalu ingetin belajar biar makin bisa lagi belajarnya, kalau ibu guru selalu ngajarin lagi kalau aku kurang paham...”

Ketika peneliti mengamati proses belajar AR di dalam kelas, guru selalu memperhatikan siswa dan mendukung belajar siswa terlebih ketika AR kurang dalam pelajaran IPS, guru selalu mengajari AR sampai AR paham.

9) Apakah fasilitas yang diberikan oleh sekolah membuat Anda memiliki minat belajar seperti media belajar, lapangan olahraga

(55)

khusus bagi ABK, ekstrakurikuler ,alat-alat dll &alat khusus ABK lainnya?

“... iya, kalau di kelas setiap minggu ada permainan lempar bola jadi aku sama teman-teman main itu. Di sekolah ada tempat terapi juga jadi aku bisa latihan terus biar bisa jalan. Di sekolah juga ada kursi roda kalau di rumah ngak ada...” IZ Nara sumber I

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa fasilitas di dalam kelas mendukung minat belajar IZ seperti media belajar yaitu media berhitung dari kayu untuk merangsang anak belajar dan bermain, sehingga IZ sangat bersemangat dalam belajar.

Nara sumber kedua, DH menjawab pertanyaan di atas:

“...di sekolah ada perpus jadi aku sering ke perpus buat membaca karena aku suka membaca, aku juga mau ikut ekstrakurikuler tenis meja karena aku suka...”

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa sekolah memberikan fasilitas yang mendukung bagi minat siswa yang menyukai membaca dan menambah ilmu dengan menyediakan perpustakaan, sehingga minat DH dapat tersalurkan.

Nara sumber ketiga, AR menjawab pertanyaan di atas:

“... ada ekstrakulikuler memasak jadi aku ikut aku suka karena aku pengen jadi koki...”

Dari hasil observasi peneliti , bahwa sekolah memberikan sarana penyaluran minat dan bakat dengan mmengadakan kegiatan

(56)

ektrakulikuler di sekolah sehingga siswa-siswa dapat terdorong untuk mengembangkan minat dan bakat. Sehingga minat AR juga dapat teraslurkan dan berkembang dalam kegiatan ekstrakulikuler.

B. Pembahasan

Dari hasil wawancara dan observasi di atas telah menjawab dua pertanyaan dari rumusan masalah yang dipaparkan peneliti pada bab 1 sebelumnya yaitu bagaiaman minat anak berkebutuhan khusus, serta apa yang mempengaruhi minat mereka tersebut. Hal ini akan dipaparkan pada pembahasan ini;

Menurut Harjana dalam Makmun. K (2013), Minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman. Pendapat di atas dikonfirmasikan dalam hasil wawancara pada ketiga subjek. Mereka memiliki ketertarikan dan kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi melalui usaha dan pengajaran. Hal ini dibuktikan ketika ketiga nara sumber yaitu; IZ, DH, dan AR mengatakan bahwa mereka sangat senang belajar, mengikuti kegiatan belajar dengan baik untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan.

Minat yang muncul pada setiap inidividu membuat mereka terpacu dalam belajar dan dengan senang melakukan kegiatan yang diberikan oleh

(57)

gurunya. Dalam pelajaran yang diminatinya, ada dorongan dalam individu untuk berusaha, termasuk menggerakkan yang menunjukkan usaha untuk mencapai keberhasilan.

Terkait dengan Faktor yang mempengaruhi mintal, Slameto (2010) menegaskan bahwa minat merupakan salah satu aspek psikologis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eskternal). Faktor internal dipengaruhi oleh diri sendiri, cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasan. Sedangkan dilihat dari faktor luar dipengaruhi oleh kondisi ligkungan yang berupa sarana dan prasarana, pergaulan, orang tua, dan lingkungan masyarakat.

Pernyataan Slameto di atas, dibuktikan dari perkataan pada setiap nara sumber bahwa mereka memiliki minat belajar karena adanya kebutuhan dan cita-cita yang akan diraihnya di masa yang akan mendatang. Sedangkan Faktor Eksternal atau dari luar, setiap nara sumber menyatakan bahwa kehadiran teman sebaya membuat mereka memiliki minat belajar ketika belajar bersama. Mereka juga menyatakan bahwa orang tua dan guru memiliki perananan sangat penting untuk mencapai hasil belajar mereka. Orang tua selalu menghantar dan menjemput serta menemani di sekolah. Sedangkan guru-guru dengan sabar mengajari mereka.

Faktor eskternal lain yang mendukung mereka dalam proses pembelajaran adalah fasilitas sekolah. Lingkungan sekolah sangat mendukung dan membangkitkan minat belajar nara sumber. Fasilitas yang

(58)

ada di sekolah mendukung minat mereka dan mereka mendapat semangat untuk lebih baik dalam proses belajar dan pencapaian hasil belajar. Sebagai anak berketutuhan khusus mereka mengalami bahwa perhatian khusus diberikan kepada mereka oleh orang lain seperti guru dan sekolah. Hal ini dinyatakan pada jawaban (DH) bahwa dia memiliki minat membaca dan sekolah menyediakan perpustakaan, sehingga (DH) dapat melakukan dan menjalani apa yang menjadi minatnya tersebut.

Penelitian ini mendukung pembuktikan bahwa minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Faktor penghambat minat mereka adalah keterbatasan kondisi fisik yang menghalangi mereka dalam aktivitas atau latihan-latihan sehingga minat atau harapan untuk mencapai sesuatu yang lebih besar atau baik menjadi terhambat. Adanya minat dalam proses pembelajaran membantu keefektivan dalam melaksanakan pross belajar karena pembelajaran yang diberikan oleh guru akan lebih mudah dimengerti dan ditangkap ketika individu memiliki minat dalam belajar.

Tampak dalam ketiga nara sumber, minat berperan penting dalam proses belajar. Dengan adanya minat, mereka dapat mengaktualisaikan diri mereka meskipun memiliki keterbatasan dan hambatan. Dalam mencapai keinginannya minat merupakan landasan dan daya dorong. Dengan adanya mintat, keterbatasan fisik tidak menyurutkan semangat mereka, sebaliknya mereka tetap semangat dalam mencapai cita-citanya. Pernyataan ini didukung oleh jawaban dari setiap nara sumber bahwa mereka terhambat

(59)

pada kondisi fisik, seperti ketika ingin melakukan sesuatu untuk mengembangkan minat mereka. Ketiga nara sumber bisa sampai pada jenjang pendidikan seperti ini walau dengan kesulitas fisik yang ada, karena mereka memiliki minat yang besar pada objek yang disukai dan keingian untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari minat yang ada.

(60)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan semua yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

Minat anak berkebutuhan khusus perlu untuk diobservasi dan diberikan semacam tes yang sesuai dengan situasi mereka sehingga bisa ditemukan, disadari, dan dikembangkan. Lingkungan keluarga dan sekolah perlu meberikan dukungan dan peluang sehingga mereka dapat lebih semangat lagi dalam belajar dan mengembangkan kemampuan diri mereka sehingga mencapai hasil yang maksimal. Anak penyandang disabilitas memiliki keinginan dan harapan yang sama dengan anak-anak pada umumnya. Bahkan sebaliknya, penelitian ini menunjukan bahwa anak yang memiliki keterbatasan fisik memiliki minat belajar yang tinggi dan mampu menempuh pendidikan di sekolah. Jika anak berkebutuhan khusus yang memiliki keinginan belajar dapat dibantu untuk membuat perencanaan belajar yang baik, maka mereka bisa berkembang dengan baik dan mencapai kesuksesan dalam belajar pada jenjang yang lebih tinggi dalam meraih cita-cita dan harapan di masa mendatang.

Terkait dengan factor yang mempengaruhi minat belajar pada anak berkebutuhan khusus Tunadaksa terdapat dua factor utama yang

Gambar

Tabel 1.Kepada ABK Tunadaksa
Tabel 2. Profil Nara Sumber
Tabel 4.  Waktu Wawancara dan Observasi   No   Tanggal dan Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel perbandingan indeks produktivitas diatas, model pengukuran marvin e mundel menunjukan terjadinya penurunan indeks produktivitas pada input metal

Muhammad Iqbal menganggap zakat yang hukumnya wajib dalam Islam, memiliki posisi yang strategis bagi penciptaan masyarakat yang adil. Beliau pun tidak dapat

Dalam Paper ini bertuliskan tentang jawaban beragam pertanyaan yang diberikan oleh Dosen terkait untuk merangkum dan meringkas tentang Perusahaan Multinasional, Perbedaan

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator akan

Penyewa akan lebih tertarik untuk bekerja sama jika karyawan yang memberikan pelayanan jasa tersebut menunjukan rasa empati yang tinggi dalam melayani, sikap dari

Data tahap prasiklus, secara terperinci motivasi siswa pada tahap prasiklus (sebelum ada tindakan) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi perkembangan

Berdasarkan hasil analisis titik impas tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan dawet api api mempunyai prospek yang menguntungkan, dilihat juga dari harga yang

daerah daerah yang sangat jauh letaknya dari awal agama islam diajarkan, sedangkan dari sisi keburukannya adalah, dalam penaklukan yang dilakukan dinasti umayah,