• Tidak ada hasil yang ditemukan

Economic Value Added

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Economic Value Added"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Economic Value Added (EVA)

a. Pengertian EVA

Menurut Young dan O’Byrne (2001:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasional dan modal. Dalam arti sempit ini, EVA benar-benar hanya merupakan cara alternatif untuk menilai kinerja perusahaan.

Ide dasar dari Eva adalah pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang pernah ada. Namun EVA merupakan inovasi terpenting karena ia membuat teori keuntungan moderen. Implikasi manajerial dari teori ini adalah mudah diakses oleh manejer perusahaan yang tidak terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak pernah memikirkan nya. EVA membantu para manejer untuk lebih memahami tujuan keuangan, dan dengan demikian membantu mereka untuk mencapai tujuan.

EVA tidak memerlukan adanya sesuatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak pula membuat suatu analisa kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Konsep ini lebih menekankan pada penentuan besarnya cost of capital. Diperhitungkannya biaya

modal atas ekuitas merupakan keunggulan pendekatan EVA dibandingkan pendekatan akuntansi tradisional dalam mengukur kinerja perusahaan.

Economic value added (EVA) atau disebut juga dengan nilai tambah ekonomis (NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dan struktur modal yang ada (Widayanto, 1993;51).

(2)

Economic value added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba. Laba operasional setelah pajak

menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) didalam perusahaan, sedangkan biaya modal

dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut (Steward, 1997:10).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian economic value added (EVA) adalah keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi biaya modal yang yang di gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan krditur. Economic value added (EVA) merupakan merupakan perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan. Hal ini membuat perhitungan economic value added (EVA) lain dengan perhitungan analisis rasio keuangan lainya. Perbedaan tersebut dikarenakan pada perhitungan dengan menggunakan pendekatan economic value added (EVA) di libatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan dalam perhitungan konvensional.

Setiap perusahaan tentunya menginginkan nilai economic value added (EVA) akan naik terus menerus, karena economic value added (EVA) adalah tolak ukur fundamental dari tingkat

pengembalian modal (return of capital). Ada beberapa cara untuk meningkatkan nilai economic

value added (EVA) perusahaan yaitu (Widayanto, 1993:32-33): 1) Meningkatkan keuntungan (profit) tanpa menambah modal

2) Menurangi pemakaian modal.

3) Melakukan investasi pada proyek-proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.

Konsep ini tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak perlu membuat analisis kecenderungan dengan tahin-tahun sebelumnya.

(3)

Konsep ini lebih menekankan pada seberapa besar laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya modal rata-rata tertimbang.

Metode economic value added (EVA) sebagai alat ukur kinerja perusahaan konsep economic value added (EVA) ini tidaklah dimaksudkan untuk mengganti laporan rugi laba yang telah ada. Namun pendekatan ini hanyalah alat analisis yang digunakan sebagai tambahan informasi keuangan yang sangat berguna bagi pihak kreditur dan penyediaan dana dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan. Bagi eksekutif hasil pengukuran kinerja dengan dengan metode economic value added (EVA) seringkali digunakan untuk pengendalian serta sebagai alat yang sangat berguna didalam pengambilan keputusan-keputusan strategi.

EVA dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan harus adil dengan mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Young dan O’Bryne (2001:32) memformulasikan EVA sebagai berikut:

EVA = Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) – Biaya modal

NOPAT = Laba operasi + Penghasilan bunga – Pajak penghasilan – Pembebasan pajak atas bunga

Biaya Modal = Modal yang diinvestasikan x Biaya modal rata-rata tertimbang

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan sisa laba setelah penyedia modal memberikan kompensasi sesuai tingkat pengembalian yang dibutuhkan atau setelah semua biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba. Laba yang dimaksud disini

adalah Net Operating Profit After Tax (NOPAT). Biaya modal adalah biaya bunga pinjaman dari

biaya ekuitas yang digunakan untuk menghasilkan NOPAT yang dihitung secara rata-rata

tertimbang (Weighted Average Cost of Capital = WACC).

EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create

(4)

Sebaliknya EVA yang negatif menandakan nilai perusahaan berkurang sebagai akibat penurunan dari tingkat pengembalian investasi.

b. Manfaat EVA

Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997; 12) :

1) Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value

creation).

2) Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan

nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.

3) Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu

memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

4) EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai

dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan.

5) EVA menyebabkan perusahan untuk lebih memperhatikan struktur modalnya.

6) Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian

lebih tinggi, daripada biaya modalnya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perushaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan EVA. Kelebihan lain dari EVA yang diungkapkan oleh Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134):

1) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal

(5)

2) EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain

maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.

3) Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana secara

adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.

4) Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis

untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan.

5) EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan

6) Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit usaha yang mempunyai

negative value added.

Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang akurat dan komperhensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997) (dalam Mulia 2002: 134) sebagai berikut:

1) EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur aktivitas penentu seperti

loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan.

2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan pendekatan fundamental

dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu.

3) Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat.

Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan. Mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka. Pengambilan dari suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.

(6)

d. Strategi Meningkatkan EVA

Menurut Amrullah yang dikutip oleh Sofiarini (2004: 14) ada beberapa strategi untuk meningkatkan EVA:

1) Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (Profitable Growth). Hal

ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.

2) Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam hal ini menaikkan

keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.

3) Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan

(rationalize and exit unrewording business).Hal ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.

e. Langkah-langkah Menentukan EVA

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut (Rousana, dikutip oleh sofiarini 2004: 17):

1) Menghitung biaya utang (Cost of Debt)

2) Menghitung biaya laba ditahan (Cost of Equity)

3) Menghitung struktur permodalan dari neraca.

Struktur modal biasanya terdiri dari utang dan ekuitas,sehingga dicari: Komposisi utang = rasio utang terhadap jumlah modal

Komposisi ekuitas = rasio modal saham terhadap jumlah modal

4) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)

(7)

EVA = laba operasi bersih sesudah pajak – Biaya modal.

f. Ukuran Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA

Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:

1) Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, sehingga terjadi proses

perubahan nilai ekonomisnya.

2) Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis dalam keadaan impas,

Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan kurang bagus karena laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan penyandang dana, sehingga tidak terjadi penambahan nilai ekonomis pada perusahaan.

Sumber : http://kmukti.blogspot.com/2011/12/economic-value-added-eva.html , Rabu 18 Feb 2015 pukul 18.54 wib

Referensi

Dokumen terkait

Reputasi underwriter adalah skala kualitas underwriter dalam penawaran saham perusahaan. Untuk mengukur reputasi underwriter dengan menggunakan peringkat

Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan 2.2 dengan variabel pelanggan publik, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan

Postur kerja operator dalam proses pemasangan stiker dengan menggunakan alat bantu pemasangan stiker seperti ditunjukkan pada tabel 4.11 sebagai berikut.. commit

(2) upaya yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap tindak pidana pencurian hewan ternak di wilayah hukum Polres Bone kabupaten Bone yaitu: (a) upaya preemtif

Dumbbell curl merupakan suatu alat yang digunakan untuk melatih otot biceps brachii dengan cara melakukan gerakan fleksi dan ekstensi elbow joint yang terbuat dari lempengan

Lebih dari itu berkenaan dengan pembicaraan tentang berbagai cara untuk menyelesaikan masalah, harus memiliki sikap yang baik dalam menghadapi masalah dan mampu

Kekurangan jurnal yang berjudul Desain Pembelajaran Peluang Dengan Pendekatan Pmri Menggunakan Kupon Undian Untuk Siswa Kelas Vii yaitu pada hasil aktivitas 2 mengenai

Nurul Isnaini Lutviana (2010) dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat yang dilaksanakan di LAZIS Masjid