• Tidak ada hasil yang ditemukan

" KAPAL PERANG PORTUGIS " (Physalia, HYDROZOA )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "" KAPAL PERANG PORTUGIS " (Physalia, HYDROZOA )"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Oseana, Volume XVII, Nomor 1 : 9 - 19 ISSN 0216-1877

" KAPAL PERANG PORTUGIS "

(Physalia, HYDROZOA ) oleh

Nurachmad Hadi 1) dan Giyanto 1)

ABSTRACT

Sometimes, people get confused to distinguish between Physalia (Portuguese man of war) and Jellyfish. Although both are classified in the same phylum, but their classes are different. Physalia has toxin in its nematocysts that is useful for its survival. Direct contact with it can inflict serious stings as a prickling sensation or it may cause great welts accompanied by an intense burning pain. It is the reason why the presence of Physalia in the coastal waters, especially at recreational area, is considered to be dangerous for people who work underwater, divers and tourists. This paper reviews general information on its classification, morphology, habitat, distribution, food and predator.

PENDAHULUAN

Perairan laut dihuni oleh bermacam biota, baik hewan maupun tumbuhan, dengan tingkatan, bentuk tubuh, maupun sifat hidup yang bervariasi. Variasi tersebut nampak jelas terutama di perairan tropis.

Physalia yang dikenal dengan nama "Kapal perang Portugis" merupakan salah satu anggota dari filum Koelenterata, kelas Hydrozoa. Hidupnya mengembara (kosmo-politan) dan dapat dikatakan bukan bina-tang pantai. Kehadirannya di pantai karena terbawa oleh arus ke segala penjuru dunia.

Di pantai atau di perairan dekat pantai binatang ini dianggap sebagai pengganggu terutama pada tempat-tempat rekreasi kare-na dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit yang tersentuh dan bahkan dapat memberi-kan bekas seperti habis dicambuk atau habis terkena besi panas. Walaupun jenis binatang ini bernama Kapal perang Portugis (Portu-guese man of war) namun bentuknya sama sekali tidak menyerupai kapal.

Kapal perang Portugis (Physalia) ben-tuknya sangat unik. Bagian yang terapung terdiri dari kantung yang berisi udara yang di bagian bawahnya tergantung tentakel-

1) Balai Penelitian dan Pengembangan Biologi Laut, Pus at Penelitian dan Pengembangan Oseanologi — LIPI. Jakarta.

(2)

tentakel (belalai). Pergerakannya semata-mata tergantung dari arus air.

Di Pulau-pulau Seribu binatang ini pada waktu-waktu tertentu sering ditemukan cukup melimpah dan umumnya dikenal dengan nama ubur-ubur (jellyfish), tetapi sebenarnya salah kaprah, karena ubur-ubur sendiri walaupun satu filum dengan Physalia (Koelenterata) tetapi kelasnya berbeda yaitu Scyphozoa. Ketidaktahuan ini dimungkin-kan karena tulisan dan penelitian tentang Physalia jarang dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Untuk itu pada ke-sempatan ini penulis mencoba mengulas tinjauan umum dari hewan ini, tentang klasifikasi dan morfologi, habitat dan se-baran, toksikologi, makanan dan cara makan serta predatornya. Harapan penulis, tulisan ini dapat berguna sebagai tambahan infor-masi bagi para pekerja bawah air seperti peneliti dan olahragawan bawah air, dan yang lebih penting lagi sebagai informasi bagi wisatawan domestik yang mencintai laut sebagai tempat rekreasi.

KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI Physalia termasuk dalam filum Coelen-terata. Nama Coelenterata diambil dari bahasa Yunani yaitu Coelos dan entron. Coelos berarti rongga dan entron berarti usus. Hewan yang termasuk ke dalam filum ini mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berguna seperti usus pada hewan-hewan yang berderajat lebih tinggi. Rongga itu disebut rongga gastro-vaskuler. Rongga tersebut hanya memiliki satu lubang sebagai jalan keluar dan masuk air dan zat makanan, dan dapat dianggap sebagai mulut. Tubuhnya simetris bilateral yaitu terdapat beberapa bidang simetris yang masing-masing membagi tubuh atas dua bagian yang sama. Hidupnya berkoloni

atau soliter, tertanam, menempel (attached) atau terapung (float) terbawa arus.

Physalia termasuk dalam suku Physa-liidae, anak bangsa Rhizophysaliina dan bangsa Siphonophoridae dengan urut-urutan sistimatika sebagai berikut :

Filum : Koelenterata (HARRINGTON & MOORE 1956)

Kelas : Hydrozoa

Bangsa : Siphonophoridae Anak bangsa : Calyophorina Suku : Sparonectidae

Diphyidae Prayidae Hyppopodiidae Anak bangsa : Physophorina

Suku : Forskaliidae Agalmatidae Physophoridae Anthophysidae Rhodaliidae

Anak bangsa : Rhizophysaliina Suku : Rhyzophysidae Physaliidae Marga : Rhizophysa Epibula Physalia

Anak bangsa : Chondrophorina Suku : Velellidae

Porpitidae

Secara sepintas Physalia dapat dikenal dengan tentakel atau belalai yang cukup panjang yang dapat mencapai lebih dari 12 m, sedangkan badannya sendiri untuk ukuran yang paling besar hanya mencapai 25 — 30 cm. Hal ini berbeda dengan ubur-ubur (Jellyfish) yang bisa mencapai 3 meter (Gambar 1, 2). Perbedaan umum antara Kapal perang protugis dan Ubur-ubur dapat dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Perbedaan amum antara Kapal perang Portugis dan ubur-ubur (jellyfish)

Kapal perang Portugis Ubur - ubur

1. Termasuk dalam kelas Hydrozoa

2. Tidak mempunyai bentuk "medusa". Memiliki alat pelampung yang disebut pneumatophora

3. Tidak mempunyai mulut, makanannya dicerna oleh alat yang bernama gastro- zoid.

4. Pergerakannya semata-mata tergantung dari angin, arus ataupun ombak, karena- nya tak dapat mengapung dalam air. 5. Yang paling besar berukuran 30 cm de-

ngan panjang tentakel + 27 m.

6. Sebagian besar tubuhnya berisi udara.

1. Termasuk dalam keias Scyphozoa 2. Mempunyai bentuk dewasa (medua).

Medusa ini bisa berbentuk payung 3. Memiliki mulut yang terletak di bagian

payung

4. Pergerakannya dengan cara mengembang- kempiskan payung sehingga dapat mem- pertahankan diri untuk melayang di dalam air.

5. Yang paling besar diameter payungnya dapat mencapai 3 m sedang panjang tentakelnya bisa mencapai 36 m.

6. Tubuhnya 95% terdiri dari air dan hanya 5% terdiri dari bahan padat (solid matter)

Bentuk koloni dari Kapal Perang Por-tugis disebut "cystonect" dengan bagian atas yang terapung. Bagian atas yang ter-apung itu disebut "pneumatophore". Di da-lam pneumatophore ini terdapat kelenjar gas dengan komposisi gas terdiri dati Nitrogen, Oksigen, Karbon monoksida dan Argon. Bentuk ini tidak mempunyai cungkup re-nang (Swimming bell) seperti halnya ubur-ubur (Jellyfish) (Gambar 1). Selain bagian yang terapung (pneumatophore) ada juga bagian yang terendam dalam air yang dise-but tentakel. Bagian yang terendam dalam air ini menggantung pada bagian yang ter-apung. Tubuh dari kapal perang Portugis adalah organ yang tak sempurna (rudimen-ter) yang terdiri dari polip, tentakel, gastro-zooid dan dactylogastro-zooid (Gambar 2).

HABITAT DAN SEBARANNYA Kapal perang Portugis hidupnya soliter atau kadang-kadang berkelompok (koloni) terapung di permukaan laut dan bergerak bebas tergantung dari adanya arus dan ge-lombang. Bila ombak cukup besar mereka cenderung terbawa ke pantai. Hal ini di-mungkinkan karena tubuhnya yang mengge-lembung dan berisi udara, sedangkan rumbai-rumbai dan tentakel yang ada di bawahnya bukanlah berfungsi sebagai alat renang. Oleh karena itu pantaslah kalau binatang ini tersebar luas ke seluruh dunia pada per-airan tropis dan subtropis. Menurut laporan dari FISH & COBB 1954 (dalam MINTON 1974) bahwa pernah sebuah kapal dalam perjalanannya telah melalui sekelompok dari Physalia dengan jarak sekitar 96 mil di perairan sekeliling Australia.

(4)

Gambar l. A. Kapal perang portugis Physalia pelagica (AZIZ 1979) B. Ubur-ubur (Jellyfish).

(5)

Gambar 2. Bentuk luar (morfologi) dari bangsa Siphonophoridae (HICKMAN 1967). A. Physalia, B. Calycophora dan C. Physonectae.

(6)

CLELAND & SOUTHCOTT 1965 (da-lam MINTON 1974) melaporkan bahwa di sepanjang pantai sebelah timur Australia, kelompokan Physallia ditemukan tidak lama setelah datangnya angin dari arah timur laut. Penulis pernah melihat di Pulau-pulau Seribu khususnya di pantai selatan P. Pari pada bulan Juni 1976, ditemukan hewanini terdampar di tepi pantai. Sampai dengan saat ini belum pernah lagi ditemukan kejadi-an semacam itu. Sebagai perbkejadi-andingkejadi-an, di bawah ini dikemukakan beberapa Koelen-terata dengan daerah sebarannya (Tabel 2), sedangkan habitatnya dapat dilihat dalam Gambar 3.

MAKANAN DAN CARA MAKAN Semua jenis Koelenterata termasuk juga Kapal perang Portugis adalah pemakan daging (karnivora). Makanannya berupa in-vertebrata kecil-kecil, ikan-ikan kecil, telur-telur dan larva-larva serta zooplankton.

Mangsa yang datang ditangkap dengan "feeding polyp", yaitu polip yang khusus berfungsi untuk menangkap makanan dari dalam air. Kemudian mangsa djhimpuhkan dengan racun yang terdapat pada tentakel-nya. Setelah pingsan, dengan bantuan ten-takel mangsa dibawa ke daerah gastrozooid yaitu organ yang berfungsi mencerna makan-an. Selanjutnya disalurkan ke seluruh or-gan tubuh untuk memberi makan kepada jaringan tubuh yang merherlukan.

PREDATOR

Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa semua yang hidup di dunia tak lepas dari permasafehan kawan dan lawan. Mem-bunuh atau diMem-bunuh itu adalah hal yang biasa bagi kehidupan binatang, baik itu un-tuk mempertahankan diri atau keturunan-

nya, ataupun untuk memenuhi kebutuhan akan makanan.

Walaupun kapal perang Portugis mem-punyai tentakel yang beracun tidak luput dari ancaman binatang lain. Binatang-bina-tang yang berani memangsanya diantaranya Glaucus dan Glaucilla. Keduanya disebut "nudibranches" atau pacet laut. Binatang ini membunuh bukan semata-mata mereka membutuhkan makanan, melainkan mem-bunuh sekedar untuk memindahkan nema-tokis yang tak terlepas dari tubuh Kapal perang Portugis ke dalam kantong khusus yang ada di "papila dorsal"-nya. Sengat organoid itu oleh pacet laut dipergunakan sebagai alat untuk membela diri dari bahaya yang menyerang dia, baik ikan maupun musuh yang lebih besar lagi. Menurut la-poran bahwa di Pelabuhan Stephens, Austra-lia pada tahun 1968 sejumlah besar perenang menderita sengatan pacet laut (THOMSON & BENNETT 1969 dalam MINTON 1974).

Sedangkan gurita muda Tremoctapus violacius secara teratur mendapatkan frag-men sungut kapal perang Portugis dalam bentuk yang sama diisap ke dalam lengan dadanya (dorsal arm). Serpihan nematokis itu oleh gurita muda dipergunakan untuk pertahanan did dari musuh dan juga untuk melemahkan musuhnya yang akan ditangka-kap untuk dimakan. Namun demikian belum diketahui secara pasti apakah peralihan itu dengan jalan membunuh kapal perang Por-tugis itu atau tidak. JONES 1963 (dalam MINTON 1974) memperkirakan bahwa ne-matokis yang diperoleh gurita muda (Tre-moctapus violacius) yang berada di serpihan sungut kapal perang Portugis itu dengan jalan mencuri secara cepat (pickpoket type of dexterity), sanibil juga memperki-rakan kemungkinan kebalnya Tremoctapus violacius terhadap toksin dari kapal perang Portugis itu.

(7)

Gamb ar 3. B e berapa ang got a Ko elent e ra ta laut d e ng an h ab ita tnya (STOR ER 1 968 ).

(8)

Tabel 2. Daerah sebaran dari beberapa anggota Koelenterata beracun (MINTON 1974).

Nama

Physalia physalis (Kapal perang portugis; botol biru) Millepora sp. (Karang api) Stephanoscyphus race-mosus;Halecium sp.; Lytocarpus sp. (Hydra penyengat)

Chironex fleckeri (Lebah laut Australia)

Chyropsalmus sp.; Lebah laut: Ubur-ubur kotak ( 4 jenis)

Gonionemus vertens (Ubur-ubur garis orange)

Carukia barnesi (Penyengat Irukandji)

Cyanea capillata (Ubur-ubur naga raksasa) Chrysaora quinquecirrha (Jelatang laut) Rhizostoma puhno (Ubur-ubur kubis) Anemonia sulcata

(Anenion penyengat Eropah) Actinodendron plumosum (Anenion api neraka) Rhodactis howesi (Anenion Matamutu)

Daerah sebaran Seluruh dunia pada perairan tropis dan subtropis

Seluruh dunia pada perairan tropis Pada perairan tropis dan subtropis, lebih banyak di Indo Pasifik

Perairan utara Australia

Tersebar luas di perairan tropis & subtropis khususnya di Indo Pasifik Perairan sedang bagian utara Pasifik dan Atlantik Mediterania

Perairan utara Australia

Atlantik Utara; lebih banyak di Pasifik

Perairan tropis & perairan sedang bagian utara ter-utania di perairan Atlantik dan Sovyet

Terbanyak di perairan Eropa kecuali Mediterania Atlantik timur dan Mediterania

Perairan tropis Pasifik Perairan tropis Pasifik dan Lautan India

Keterangan

Pelagis; kantong gas apung tampak; panjang tentakel sampai 1 2 m .

Penghuni tetap daerah te-rumbu karang

Jenis khas daerah terumbu karang, menempel pada tonggak rakit dll.

Koelenterata yang sangat berbahaya

Menyebabkan sengatan ke-ras tetapi kurang berba-haya seperti Chironex Yang menyengat ditemu-kan di sekitar pantai timur Sovyet

Jenis kecil dengan 4 ten-takel.

Ubur-ubur besar dengan diameter cungkup 3 m, panjang tentakel 36 m Penyengat ulung, panjang tentakel 1,2 m

Panjang cungkup 60 cm. tentakel kuat, pendek Jenis umum di perairan dangkal

Di Polenesia sering di-makan; beracun bila tidak dimasak.

(9)

TOKSIKOLOGI

Secara umum yang dimaksud dengan binatang berbisa (venomous) adalah bina-tang yang menyebabkan luka dan bengkak pada manusia akibat gigitan atau sengatan karena binatang itu mempunyai organ tu-buh tertentu yang mengandung racun. Sedangkan yang dimaksud dengan binatang beracun yaitu binatang yang menyebabkan berbagai gangguan pencernaan dan syaraf bila daging atau anggota tubuh binatang itu dimakan atau termakan karena binatang itu sebagian atau seluruh tubuhnya mengan-dung racun (BURHANUDDIN et al 1975; MANUPUTTYef^ 1989).

Kelas Hydrozoa pada umumnya mem-punyai bentuk sel-sel nematokis tersendiri yang seperti duri atau cambuk yang tajam dengan bentuk yang bervariasi (Gambar 4). Besarnya nematokis bervariasi mulai dari 5 mikron sampai kurang lebih mende-kati 1 mm. Kegunaannya disamping sebagai alat bela diri tapi juga untuk melumpuhkan mangsa atau membunuh musuh-musuhnya.

Kapal perang Portugis (Physalia) keli-hatannya tidak berbahaya. Kantong berisi udara fungsinya untuk mengapung, berwarna lembayung (ungu) atau merah muda dengan ukuran panjang 7 — 3 0 cm. Panjang tentakel bervariasi tergantung pada jenis dan daerah tempat hidupnya. Jenis-jenis di daerah At-lantik tentakelnya dapat mencapai panjang 27 m sedangkan untuk jenis-jenis di daerah Pasifik panjang tentakelnya antara 7 — 10 m. Tentakel-tentakel tersebut ada yang ber-bentuk seperti layar, tapi pada umumnya berbentuk seperti benang halus serta berada di bawah kantung yang berisi udara (pneu-matophora), dan warnanya transparan (tem-bus pandang). Karena tentakel yang panjang dengan warna yang transparan itulah maka banyak pekerja bawah air ataupun para

olahragawan bawah air bahkan para tu-ris yang sedang bermain-main di pantai tidak menyadari bahwa disitu sedang banyak kapal perang Portugis. Biasanya orang baru mengetahui setelah merasakan gatal dan panas pada anggota tubuhnya.

Seperti halnya ubur-ubur, kapal perang Portugis juga melepaskan sengatnya secara serius melalui tentakel-tentakelnya. Pelepas-an nematokis rupPelepas-anya tergPelepas-antung dari kombinasi zat kimia dan mekanisasi rang-sangan serta rangrang-sangan karena sentuhan. Menurut LANE (dalam HICKMAN 1967), racun dari kapal perang Portugis yang ter-dapat pada nematokis terdiri dari protein dan beberapa toksin peptida. Rumbai-rum-bai pada tentakel dengan sengat akan menge-luarkan racun yang jika menyentuh kulit dapat mengakibatkan rasa seperti dicambuk dengan batang berduri dan meninggalkan bekas atau balur disertai dengan rasa sakit dan panas yang hebat seperti terkena besi panas. Bagi orang yang peka terhadap "racun bisa" dapat menyebabkan pingsan dan sesaknafas.

Penangkal dari beberapa racun Koelen-terata sangat sukar karena gejalanya sangat cepat. STILLWAY & LANE 1971 (dalam MINTON 1974) berkomentar tentang aksi dari racun kapal perang Portugis pada bina-tang percobaan bahwa toksinnya mempu-nyai bagian sistim yang banyak (multi component system). Oleh karena itu dalam pengobatan akibat terkena sentuhan tenta-kel-tentakel Kapal perang portugis, pertama kali lepaskanlah beberapa tentakel yang menempel. Apabila tentakel-tentakel telah melekat pada kulit, janganlah digerakkan atau digosok-gosok. Hal ini akan mengaki-batkan pelepasan tambahan nematokis ke-pada korban dan kadang-kadang keke-pada yang menolongnya. Selanjutnya beberapa penyelam menasehatkan agar menyapu de-ngan hati-hati dede-ngan pasir kering, gula,

(10)
(11)

baju atau handuk. Menuangkan air garam pada anggota tubuh yang terkena sengatan adalah lebih baik dan kemudian disiram dengan alkohol gosok (70%) atau amoniak. Sedikit olesan bahan pelunak daging di atas daerah yang terkena sengatan dapat mem-bantu mengurangi rasa sakit bagi si penderita (KETELS & McDOWELL 1979). Setelah itu segera dibawa berobat ke dokter. Cara yang paling baik untuk menghindari serang-an racun apabila kita menyelam di daerah yang kebetulan banyak Kapal perang Portu-gis ialah dengan memakai baju selam penuh, sarung tangan, sepatu karang dan topi (pe-nutup kepala). Dengan demikian sengatan tak dapat langsung menyentuh kulit.

DAFTAR PUSTAKA

AZIZ. A. 1979. Mengenal bahaya menyelam di daerah terumbu karang. Pewarta Oseana V (4) : 10-15.

BURHANUDDIN; M. HUTOMO; S. MAR-TOSEWOJO dan A. DJAMALI. 1975. Ikan-ikan laut berbisa dan beracun di Indonesia. Lembaga Oseanologi Nasional, Lembaga Emu Pengetahuan Indonesia : 80hal.

HARRINGTON, HJ. and R.C MOORE. 1956. Siphonophorida in treatise in in-vertebrata palaentology Part F. Coelen-terata (R.C. MOORE ed.). Univ. of Kansas Press, Laurence : 145 — 152. HICKMAN, C.P. 1967. Biology of the in-vertebrates. C.V. Mosby Company : 136 -138.

KETELS H. and J. McDOWELL. 1979. Sports illustrated SCUBA diving. Time Inc. USA: 217pp.

MANUPUTYY, A.E.W.; SOEKARNO dan YOSEPHINE H. TUTI. 1989. Beberapa jenis Coelenterata yang dapat mengha-silkan toksin, pengaruhnya terhadap ma-nusia, serta ciri-ciri biologinya. Makalah dalam Seminar Nasional Obat dan Pangan Kesehatan dari Laut. Jakarta, 26 - 27 Ju n il9 87 .7hal.

MINTON. S.A. 1974. Venom diseases. Charles Thomas Publ. Illinois USA : 3 -1 6 .

STORER, T.I. : R.L. USINGER and J.W. NYBAKKEN. 1968. Elements of Zoo-logy. McGraw Hill Inc. New York : 268 - 280.

Gambar

Gambar l. A.   Kapal perang portugis Physalia pelagica (AZIZ 1979)  B.    Ubur-ubur (Jellyfish)
Gambar 2. Bentuk luar (morfologi) dari bangsa Siphonophoridae (HICKMAN 1967).
Gambar 3.  Beberapa anggota Koelenterata laut dengan habitatnya (STORER 1968).
Gambar 4. Beberapa bentuk mematokis dari kelas Hydrozoa

Referensi

Dokumen terkait

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Pembahan dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada materi teks deskripsi mata pelajaran Bahasa Jawa dengan

Adanya pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah ini disebabkan karena senam aerobik merupakan suatu proses yang sistematis dengan

Pengukuran kembali terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial dan hasil atas aset dana pensiun (tidak termasuk bunga bersih) diakui langsung melalui penghasilan komprehensif

%enurut 3ana.i ?/00@ jerami padi adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya ?gabahnya@& sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian serta

Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih terjadi peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis antara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian spesies patikan kebo (Euphorbia hirta L) dalam bentuk sediaan perasan, infusa dan ekstrak terhadap jumlah eritrosit,

Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode activity base costing menelusuri biaya kepada obyek biaya (cost obyek) dengan menggunakan pemicu biaya (cost driver) dan