• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpaduan Gaya Arsitektur Eropa dan Timur Tengah pada Bangunan Masjid Istiqlal Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpaduan Gaya Arsitektur Eropa dan Timur Tengah pada Bangunan Masjid Istiqlal Jakarta"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perpaduan Gaya Arsitektur Eropa dan Timur Tengah pada

Bangunan Masjid Istiqlal Jakarta

Fatimatuz Zahra fatimatuzzahra12@gmail.com

Teori, Sejarah, dan Kritik Arsitektur, Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Abstrak

Perkembangan keragaman desain masjid di Indonesia mayoritas diadaptasi dari gaya arsitektur Timur Tengah. Namun berbeda halnya dengan Masjid Istiqlal, masjid ini memadukan gaya arsitektur Timur Tengah dengan Eropa. Perpaduan ini dapat terlihat pada beberapa bagian, yaitu bangunan utama, bangunan pendahulu, teras, kubah, dan minaret sebagai terapan dari arsitektur Timur Tengah dan bentuk yang kotak-kotak, massif, kokoh, serta seimbang dengan elemen vertikalnya yang menunjukkan gaya arsitektur Eropa modern. Perpaduan seperti ini dapat ditemukan salah satunya pada bangunan Masjid Istiqlal Jakarta.

Kata-kunci : arsitektur eropa, arsitektur islam, arsitektur timur tengah, Jakarta, masjid istiqlal

Pendahuluan 1. Latar Belakang

Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua atau lebih kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Ajaran Islam mulai masuk ke Indonesia sekitar abad Penyebaran awal Islam di Nusantara dilakukan pedagang-pedagang Arab, Cina, India dan Parsi. Setelah itu, proses penyebaran Islam dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam Nusantara melalui perkawinan, perdagangan dan peperangan.

Keberadaan Timur Tengah sebagai pusat peradaban Islam di dunia menjadi ikon bagi umat muslim di dunia, khususnya pada tempat peribadatannya, yaitu masjid. Oleh karena itu, perkembangan keragaman desain masjid di Indonesia banyak dipengaruhi oleh tipologi gaya arsitektur Timur Tengah untuk memperkuat ciri keislaman pada arsitekturnya. Akan tetapi, terdapat hal yang berbeda dalam desain bangunan Masjid Istiqlal. Desain bangunan masjid ini menggunakan gaya arsitektur Eropa yang dipadukan dengan gaya arsitektur Timur Tengah.

2. Tujuan

Adapun penulisan dari makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca terkait bangunan Masjid Istiqlal, juga dapat menambah wawasan pembaca tentang gaya arsitektur Timur Tengah dan arsitektur Eropa. Selain itu, makalah ini juga dapat memaparkan bahwa gaya arsitektur Timur-Tengah dan arsitektur Eropa terdapat pada desain bangunan Masjid Istiqlal.

(2)

A. Masjid Istiqlal di Indonesia

1. Sejarah

Pasca kemerdekaan Indonesia, gagasan-gagasan besar untuk mendirikan masjid negara mulai berkembang. Gagasan tersebut tercetus empat tahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Awal mula terciptanya gagasan tersebut dilatar belakangi oleh tradisi bangsa Indnesia yang pernah membangun monumental keagamaan yang dapat melambangkan kejayaan negara. Seperti pada zaman kerajaan Hindu-Buddha, bangsa Indonesia telah menunjukkan eksistensinya dengan membangun candi Borobudur dan Prambanan. Oleh karena itu muncul lah ide untuk mewujudkan masjid agung yang megah dan pantas untuk menyandang predikat sebagai masjid negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Pada tahun 1950, bertepatan pada saat KH. Wahid Hasyim menjabat sebagai Menteri Agama

Republik Indonesia dan H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Deca Park, sebuah gedung pertemuan di jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Merdeka. Pertemuan itu dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman dan membahas tentang rencana pembangunan masjid ini. Gedung tempat pertemuan tersebut kini tinggal lah sejarah. Deca Park dan beberapa gedung lainnya tergusur saat pembangunan proyek Monumen Nasional (Monas).

Pada pertemuan tersebut, H. Anwar Tjokroaminoto secara mufakat disepakati untuk menjadi ketua Yayasan Masjid Istiqlal serta ketua panitia pembangunan masjid tersebut. Lalu pada tahun 1953, Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal (PPMI) melaporkan rencana pembangunan masjid tersebut kepada kepala negara dan disambut baik oleh Ir. Soekarno yang menjabat sebagai Presiden Indonesia pada saat itu. Bahkan Presiden Soekarno akan membantu sepenuhnya pembangunan.

Gambar 1. Masjid Istiqlal Jakarta pada masa awal dibangun Sumber : sites.google.com

(3)

Pada tahun 1953, Panita Pembangunan Masjid Istiqlal, melaporkan rencana pembangunan masjid itu kepada kepala negara. Presiden Soekarno menyambut baik rencana tersebut, bahkan akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal. Kemudian Yayasan Masjid Istiqlal disahkan dihadapan notaris Elisa Pondag pada tanggal 7 Desember 1954.

Presiden Soekarno mulai aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal sejak beliau ditunjuk sebagai Ketua Dewan Juri dalam Sayembara maket Masjid Istiqlal yang diumumkan melalui surat kabar dan media lainnya pada tanggal 22 Februari 1955. Melalui pengumuman tersebut, para arsitek baik perorangan maupun kelembagaan diundang untuk turut serta dalam sayembara itu.

Dalam menentukan rencana lokasi pembangunan Masjid Istiqlal, terjadi perdebatan antara Drs. Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) dengan Ir. Soekarno (Presiden RI). Drs. Mohammad Hatta berpendapat bahwa lokasi yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl. Moh. Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Hal tersebut diiringi dengan pertimbangan lokasi tersebut berada di lingkungan masyarakat Muslim dan saat itu belum ada bangunan di atasnya.

Sedangkan Ir. Soekarno mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina yang di dalamnya terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid harus selalu berdekatan dengan kraton atau alun-alun. Pada saat itu, Taman Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun Ibu Kota Jakarta. Selain itu, ia juga ingin masjid ini berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta untuk memacu semangat persaudaraan, persatuan, dan toleransi beragama sesuai pancasila. Setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina. Untuk memberi tempat bagi masjid ini, bekas benteng Belanda yaitu benteng Prins Frederick yang dibangun pada tahun 1837 dibongkar. Sampai akhirnya bangunan ini didirikan pada tanggal 24 Agustus 1951.

2. Makna di Balik Nama Istiqlal

Pemberian nama Istiqlal pada masjid ini diadaptasi dari bahasa arab yang artinya “merdeka”. Setelah jaman perang kemerdekaan Indonesia tercetuslah sebuah ide gagasan pembangunan masjid kenegaraan, yaitu sebuah masjid agung yang megah dan yang pantas menyandang sebagai masjid negara.

3. Deskripsi Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal terletak di Jakarta, Indonesia merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan Masjid Istiqlal diprakarsai oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal ini adalah Frederich Silaban. Sebagai masjid negara Indonesia, Masjid Istiqlal diharapkan dapat menampung jamaah dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu arsitekturnya menerapkan prinsip minimalis, yaitu prinsip yang mengutamakan fungsional dan efisiensi. Dalam bentuknya pun Masjid Istiqlal juga menerapkan konsep minimalis karena bentuknya tidak rumit, sederhana, dan tetap terlihat organik. Prinsip minimalis ini diturunkan dari arsitektur modern yang berasal dari Eropa.

Masjid dirancang agar udara dapat bebas bersirkulasi sehingga ruangan tetap sejuk, sementara jemaah terbebas dari panas matahari dan hujan. Ruangan salat yang berada di lantai utama

(4)

dan terbuka sekelilingnya diapit oleh plaza atau pelataran terbuka di kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang dengan bukaan lowong yang lebar di antaranya, dimaksudkan untuk memudahkan sirkulasi udara dan penerangan yang alami.

4. Bagian-Bagian Masjid Istiqlal

Adapun bagian-bagian dari Masjid Istiqlal meliputi : a. Gedung Induk

- Tinggi : 60 meter, 5 tingkat sebagai simbol dari shalat 5 waktu - Panjang : 100 meter

- Lebar : 100 meter - Tiang pancang : 2.361 buah

b. Kubah

Kubah besar dengan diameter 45 meter terbuat dari rangka baja stainless steel dari Jerman Barat dengan berat 86 ton sementara bagian luarnya dilapisi dengan keramik. Diameter 45 meter merupakan simbol penghormatan dan rasa syukur atas kemerdekaan sesuai dengan nama Istiqlal itu sendiri. Bagian bawah sekeliling kubah terdapat kaligrafi Surat Yassin yang dibuat oleh K.H Fa’iz. Bagian dalam di bawah sekeliling kubah terdapat kaligrafi Surat Alfateha, Surat Thaha ayat 14, Ayat Kursi, dan Surat Al Ikhlas.

Dari luar atap bagian atas kubah dipasang penangkal petir berbentuk lambang Bulan dan Bintang yang terbuat dari stainless steel dengan diameter 3 meter dan berat 2,5 ton. Dari

Gambar 2. Penampakan dari keseluruhan bangunan Masjid Istiqlal Jakarta Sumber : riaubook.com

(5)

dalam kubah di topang oleh 12 pilar berdiameter 2,6 meter dengan tinggi 12 meter, angka ini merupakan simbol angka kelahiran nabi Muhammad SAW yaitu 12 Rabiul Awal. Seluruh bagian di gedung utama ini dilapisi marmer yang didatangkan langsung dari Tulungagung seluas 36.980 m2. Lantainya ditutupi karpet merah sumbangan dari pemerintah Kerajaan Arab.

c. Gedung Pendahulu dan Emper Samping - Tinggi : 52 meter

- Panjang : 33 meter - Lebar : 27 meter

Bagian memiliki lima lantai yang terletak di belakang gedung utama yang diapit 2 sayap teras. Luas lantainya 36.980 m2 dengan dilapisi 17.300 m2. jumlah tiang pancangnya sebanyak 1800 buah. Di atas gedung ini ada sebuah kubah kecil. Fungsi utama dari gedung ini setiap jamaah dapat menuju gedung utama secara langsung. Selain itu juga bisa dimanfaatkan sebagai perluasan shalat bila gedung utama penuh.

d. Teras Raksasa

Teras raksasa terbuka seluas 29.800 m2 terletak di sebelah kiri belakang gedung induk. Teras ini dibuat untuk menampung jamaah pada saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Arah

poros teras ini mengarah ke Monument Nasional menandakan masjid ini adalah masjid nasional. Selain itu teras ini juga berfungsi sebagai tempat acara-acara keagamaan seperti MTQ dan pada emper tengah dahulu biasa digunakan untuk manasik (latihan) haji.

e. Emper Keliling

Emper ini mengelilingi teras raksasa dan emper tengah yang sekelilingya terdapat 1800 pilar guna menopang bangunan emper.

- Panjang : 165 meter - Lebar : 125 meter

Gambar 3. Tampak Teras dari Masjid Istiqlal Jakarta Sumber : abouturban.com

(6)

Menara / Minaret - Tinggi : 66,66 meter - Diameter : 5 meter

Bangunan menara meruncing ke atas ini berfungsi sebagai tempat Muadzin mengumandangkan Azan. Di atasnya terdapat banyak pengeras suara yang dapat menyuarakan azan ke kawasan sekitar masjid. Puncak menara yang meruncing dirancang berlubang-lubang terbuat dari kerangka baja tipis. Angka 6666 merupakan symbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam Al-Quran.

f. Halaman dan Air Mancur

Halaman masjid Istiqlal seluas 9,5 hektar. Halaman ini dapat menampung kurang lebih 800 kendaraan sekaligus melalui 7 buah pintu gerbang masuk yang ada. Di halaman masjid terdapat tiga jembatan yang panjangnya sekitar 21 sampai 25 meter. Di dalam kompleks masjid di sebelah selatan terdapat air mancur yang berada di tengah-tengah kolam seluas ¾ hektar. Air mancur ini dapat memancarkan air setinggi 45 meter. Halaman masjid Istiqlal dikelilingi pepohonan yang rindang agar suasana masjid terasa sejuk sehingga akan menambah kekhusukan jamaah beribadah di masjid ini.

5. Arsitektur Timur-Tengah

Arsitektur bergaya Timur Tengah belakangan ini kembali digandrungi di tanah air, hal ini karena karakteristik bangunan Timur Tengah ini memiliki detail-detail Ornamen Islami yang sangat kuat dan kekuatan ini mampu menyihir imaginasi seni yang bernuansa religi bagi yang memandangnya.

Gambar 4. Tampak Minaret dari Masjid Istiqlal Jakarta Sumber : islamgram.blogspot.co.id

(7)

Kekuatan bergaya Timur Tengah terletak pada tata eksterior dan interiornya yang dinamis. Sentuhan itu dapat ditemukan mulai bentuk-bentuk lengkung atau kubah berornamen pada bagian jendela atau lorong rumah, pemilihan desain kolom, dan material lantai. Semua hal tersebut bisa menjadi aksen unik.

Selain memakai banyak motif pada kaca patri, yang menjadi ciri khas lain gaya Timur Tengah adalah pemakaian motif pada lantai dan langit-langit. Selain itu, tatanan pilar dengan atap kubah kian menguatkan gaya Timur Tengah. Satu lagi yang menjadi kekhasan Timur Tengah adalah ketersediaan kolam dan air mancur. Kehadiran sebuah kolam dengan mozaik keramik kecil-kecil bermotif lengkap dengan nat yang diwarnai menjadi ciri khas. Kolam biasanya diletakkan di area foyer, ruang tengah, atau area-area umum lainnya.

6. Arsitektur Eropa

Arsitektur Eropa modern tampak tidak berbeda jauh dengan gaya minimalis. Bentuk-bentuk tegas menjadi salah satu ciri khas dari arsitektur ini. Akan tetapi ada beberapa perbedaan. Salah satunya adalah penerapan ornamen. Pada gaya minimalis, ornamen sangat dilarang. Tapi pada arsitektur gaya Eropa, ornamen masih dimaklumi.

Gaya arsitektur Eropa sendiri mengacu pada arsitektur Yunani. Akan tetapi kini gaya tersebut berkembang. Variasinya menjadi lebih banyak seperti arsitektur gaya Renaissance, gaya Gotik, gaya Barok dan Rococo. Pada gaya Renaissance, tiang-tiang bergaya klasik menjadi ciri khas utamanya. Tiang-tiangnya penuh dengan ornamen dan tampak dekoratif. Tapi umumnya gaya ini lebih sering diterapkan pada bangunan-bangunan pemerintahan. Arsitektur ini juga dapat disulap menjadi arsitektur Eropa modern yang lebih minimalis. Pembahasan

Masjid Istiqlal ini pun memiliki konsep minimalis yang mana merupakan ciri khas dari arsitektur modern. Konsep minimalis ini mengutamakan fungsional dan efisiensi. Dalam bentuknya pun Masjid Istiqlal menerapkan konsep minimalis karena bentuknya tidak rumit, sederhana, dan tetap terlihat organik. Selain itu, pada fasad bangunan lebih banyak memainkan bentuk kotak-kotak yang disusul garis-garis vertikal. Permainan garis ini juga dipengaruhi gaya arsitektur Eropa yaitu bangunan dengan bentuk kotak-kotak, permainan garis vertikal, dengan kesan yang kaku, massif, dan kokoh. Secara keseluruhan, masjid ini sangat menunjukkan konsep minimalisnya yang tidak biasa diterapkan pada sebuah bangunan masjid. Selain konsep minimalis, masjid ini juga tetap memegang prinsip-prinsip arsitektur tropis dengan konsep keterbukaan untuk memungkinkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami.

Gaya arsitektur Timur Tengah diimplementasikan dalam kubah yang terdapat di Masjid Istiqlal ini. Bidang kotak–kotak memberikan kesan sederhana, keteraturan, dan juga konsistensi masjid ini sebagai bangunan dengan konsep minimalis. Lebih dari itu, bisa juga mengandung filosofi tertentu yang berhubungan dengan aspek keagamaan, seperti misalnya kesan agung dan luas. Lalu adanya pilar-pilar yang mempertegas unsur vertikal dari fasad ini juga dipengaruhi oleh gaya arsitektur Yunani. Selain itu, dengan adanya air mancur, minaret, dan lorong memperkental ciri khas arsitektur Yunani yang dibawakan.

(8)

Kesimpulan

Awal pembangunan Masjid Istiqlal diinisiasi dengan tercetusnya ide untuk membuat masjid negara bagi Indonesia. Penempatan pembangunan masjid ini berlokasi di Jakarta, tepatnya di Jalan Wijaya Kusuma berdasarkan beberapa pertimbangan. Masjid ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu bangunan utama, bangunan pendahulu, teras, kubah, minaret, dan lain-lain. Elemen-elemen tersebut dipengaruhi Timur Tengah, yang terlihat dari kubah, air mancur, minaret, dan filosofi yang dibawakan. Gaya arsitektur Eropa juga berpengaruh dalam desain bangunan ini, khususnya gaya modernisme yang terlihat dari bentuk bangunan yang kotak-kotak, massif, kokoh, serta seimbang dengan elemen vertikal yang diterapkan pada fasad bangunan ini.

Ucapan Terima Kasih

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas berkah nikman iman dan nikmat sehat yang telah dilimpahkan dalam penyusunan tulisan makalah ini. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, terdapat Maka dari itu, tak luput penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Bambang Setia Budi, ST., MT., Ph. D. selaku dosen mata kuliah Arsitektur Kolonial yang telah memberikan dedikasinya untuk membimbing penulis dalam upaya penyelesaian artikel ini.

Daftar Pustaka

Sejati, I.K. (2015). Menyusuri Pesona Keindahan Masjid Istiqlal Jakarta. http://direktori-wisata.com/wisata-heritage-masjid-istiqlal-jakarta/ Okezone. (2008). Eksotisme Arsitektur Timur Tengah.

http://lifestyle.okezone.com/read/2008/09/03/30/142315/eksotisme-arsitektur-timur-tengah Marsela, M. (2014). Pendekatan Kritik Arsitektur.

http://mayamarsela.blogspot.co.id/2014/01/tugas-1-pendekatan-kritik-arsitektur.html Lamudi. (2013). Arsitektur Gaya Eropa.

Gambar

Gambar 1. Masjid Istiqlal Jakarta pada masa awal dibangun  Sumber : sites.google.com
Gambar 2. Penampakan dari keseluruhan bangunan Masjid Istiqlal Jakarta  Sumber : riaubook.com
Gambar 3. Tampak Teras dari Masjid Istiqlal Jakarta  Sumber : abouturban.com
Gambar 4. Tampak Minaret dari Masjid Istiqlal Jakarta  Sumber : islamgram.blogspot.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kesetaraan terjemahan yang dibuat pada terjemahan subtitle bahasa Indonesia dari film The Croods dan

Pada bagian meja memiliki tiga bagian yaitu tempat meletakkan setrika yang terbuat dari material alumunium dengan dimensi 15 cm x 10 cm, rangka alas meja yang terbuat dari

Sehingga jika dilihat dari tabel diatas penilaian konsumen tentang variabel kepuasan konsumen di Sentra Gudeg Wijilan dengan indikator mutu produk menunjukkan

Secara umum tidak ada perbadaan fungsi antara BPR syariah dengan BPR konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi atau intermediary institution yang mengerahkan

7 Penelitian ini akan melihat bagaimana strategi pengelolaan pemandian alam berbasis masyarakat di sumber maron, wisata yang memberikan nilai lebih,

kedalaman aliran tidak sama dengan nol dan kecepatan aliran tidak sama dengan nol maka debitnya dapat dihitung. Melakukan pengukuran debit pada vertikal paling tepi dengan

Interaksi antar teman sebaya dapat memprediksi variabel intensi perilaku seks pranikah. Intensi perilaku seks pranikah dapat dipengaruhi oleh interaksi teman sebaya. Asumsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun tidak berbeda nyata antar perlakuan komposisi pupuk daun, tetapi parameter