Menimbang
Mengingat
DEPARTEMEN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAANPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-
4'(
IPB/2008TENTANG
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
a. bahwa tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan negara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. bahwa dalam rangka menghadapi akhir tahun anggaran, meningkatkan disiplin pengelolaan keuangan negara dan menjaga kesinambungan mekanisme pembayaran pad a akhir tahun anggaran, maka jadwal penyetoran penerimaan dan pengefuaran negara harus diatur sesuai dengan ketentuan APBN dan peraturan perundang-undangan lainnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Langkah-Langkah dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran; 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2005 tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat dan Kehidupan Provinsi Sumatera Utara sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4550);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212), sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
11J--Menetapkan
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PM K. 0612005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.05/2007 tentang Pelaksanaan Rekening Pengeluaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bersaldo Nihil dalam Rangka Penerapan
Treasury Single
Account
(TSA);11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.07/2008 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
14. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
15. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rekening Pengeluaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bersaldo Nihil dalam Rangka Penerapan
Treasury Single Account
(TSA);MEMUTUSKAN:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIRTAHUN ANGGARAN.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteril Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
3. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang selanjutnya disebut Kanwil Ditjen Perbendaharaan adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.
-2-4. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. 5. Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebut BUN adalah pejabat
yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara.
6. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung-jawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kementerian negara/lembaga.
7. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
8. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.
9. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang n~gara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk menampung seJuruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.
10. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja dafam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satuan Kerja yang tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
11. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada Satuan Kerja untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan meJebihi pagu UP yang ditetapkan.
12. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-UP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dan membebani MAK transito.
13. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-TUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA karena kebutuhan dananya melebihi pagu UP yang ditetapkan.
14. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-GUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikan UP yang telah dipakai.
15. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar yang dikeluarkan oleh PNKuasa PA kepada:
a. Pihak ketiga atas dasar perikatan atau surat keputusan; b. Bendahara Pengeluaran untuk belanja pegawai.
16. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya disebut SPM-GUP Nihil adalah SPM Penggantian UP Nihil yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA untuk selanjutnya disahkan oleh KPPN.
17. Surat Kuasa Penggunaan Anggaran yang selanjutnya disebut SKPA adalah surat kuasa yang diterbitkan oleh Kuasa PA unit eselon yang lebih tinggi (selaku Kuasa PA asal) kepada Kuas3 PA unit eselon yang lebih rendah (selaku Kuasa PA penerima) dalam unit eselon I yang sama pada suatu departemen/kementerian negara/lembaga untuk menggunakan bagian tertentu dari pagu anggaran yang dimilikinya
18. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PA/Kuasa PA atas transaksi belanja.
19. Surat Perintah Pencairan Dana Penggantian Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya disebut SP2D-GUP Nihil adalah surat pengesahan yang diterbitkan oleh KPPN atas SPM-GUP Nihil yang dibuat oleh Kuasa PA pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. 20. Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut OAK adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. 21. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disebut DBH adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
22. Treasury Single Account
(TSA) adalah satu rekening dimana semua penerimaan negara masuk ke dan semua pengeluaran negara dibayar dari rekening tersebut yang dipergunakan sebagai safah satu cara untuk dapat melaksanakan pengelolaan kas yang baik.23. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku BUN menjadi mitra KPPN untuk menerima penerimaan negara (tidak termasuk penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor).
24. Bank Devisa Persepsi adalah bank persepsi yang diberi izin untuk menerima penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor. 25. Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
selaku BUN menjadi mitra KPPN untuk menerima penerimaan negara (kecuali penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor).
26. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disebut SPT JM adalah surat yang dibuat oleh Kuasa PA/Pejabat Pembuat Komitmen yang memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran untuk pembayaran honorarium, vakasi, uang makan, dan uang lembur Pegawai Negeri Sipil telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.
27. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang selanjutnya disebut PPK BLU adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan ~engelolaan keuangan negara pada umumnya.
28. Ambang Batas adalah jumlah persentase kenaikan pagu belanja PNBP yang diperkenankan digunakan melebihi pagu belanja dalam DIPA sepanjang pendapatan operasional dan non-operasional BLU naik secara proporsional.
29. Akhir Tahun Anggaran adalah hari kerja terakhir pada tahun anggaran berkenaan. ~
-4-BAB II
PENERIMAAN ANGGARAN
Pasal2
(1) Semua
loket
penerimaan
setoran
Bank
Persepsi/Bank
Devisa
Persepsi/Pos Persepsi, selama 6 (enam) hari kerja sebelum akhir tahun
anggaran dibuka penuh sampai dengan pukul 15.00 waktu setempat,
kecuali untuk penerimaan PBB/BPHTB sampai dengan pukul 14.00
waktu setempat.
(2) Khusus untuk akhir tahun anggaran, loket sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuka sampai dengan puku112.00 waktu setempat.
(3) a. Semua transaksi penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) (kecuali penerimaan PBB/BPHTB), harus dilimpahkan
setiap hari oleh Bank Persepsi/Pos Persepsi paling lambat pukul
16.30 waktu setempat, kecuali akhir tahun anggaran paling lambat
puku114.00 waktu setempat;
b. Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada huruf a, harus dilakukan
setiap hari ke rekening nomor 501.00000x pada Bank Indonesia
KPPN KB!. Sedangkan KPPN Non-KBI ke rekening Bank Indonesia
KPPN Induk;
c. Penerimaan
PBB/BPHTB yang diterima
oleh Bank/Pos Persepsi
selama 6 (enam) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran, setiap hari
kerja harus dilimpahkan ke BO III PBB/BPHTB paling lambat pukul
15.00 waktu setempat, kecuali akhir tahun anggaran pelimpahan ke
BO III PBB/BPHTB paling lambat pukul 14.00 waktu setempat7
Selanjutnya
dibagi habis pada hari
itu juga
sesuai ketentuan,
sehingga saldo rekening Kas Negara pada BO III PBB/BPHTB setiap
hari menunjukkan saldo nihil;
d. Bagian Pemerintah Pusat sebesar 10% dan biaya pungut sebesar
9% dari penerimaan
PBB serta 20%
dari penerimaan
BPHTB
tersebut, selama 6 (enam) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran
ditransfer setiap hari oleh BO III PBB/BPHTB ke rekening nomor
501.00000x pada Bank Indonesia KPPN KBI paling lambat pukul
16.30 waktu setempat. Sedangkan, KPPN Non-KBI ke rekening Bank
Indonesia KPPN Induk paling lambat pukul 16.30 waktu setempat.
Khusus akhir tahun anggaran BO III
PBB/BPHTB mentransfer ke
rekening
nomor
501.00000x
paling
lambat
pukul
16.00 waktu
setempat.
Pasal3
(1) KPPN
KBI
dapat
menginformasikan
rencana
pelimpahan
dana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) kepada KBI setempat
melalui telepon, agar KBI dapat melaporkan ke Bank Indonesia Pusat
pada hari yang sama.
(2) Apabila Bank Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi kurang atau
terlambat
melimpahkan
penerimaan
setoran
sesuai
ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), maka akan dikenakan
denda 1
DIDO(satu per seribu) per hari dari jumlah yang
kurang/terlambatdilimpahkan. Jumlah hari terlambat dihitung termasuk hari libur.
(3) Tata cara penyampaian dokumen berkaitan dengan penerimaan dan
pelimpahan diatur sebagai berikut: ~
Selama 6 (enam) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran Bank Persepsi/Pos Persepsi wajib menyampaikan dokumen penerimaan negara kepada KPPN mitra kerjanya paling lambat pukul 17.00 waktu setempat. Khusus akhir tahun anggaran paling lambat pukul 16.00 waktu setempat yang meliputi:
a. Laporan Harian Penerimaan (LHP) per rekening penerimaan;
b. Daftar Nominatif Penerimaan (DNP) disusun menurut Akun Penerimaan dan NTB/NTP;
c. Bukti Penerimaan Negara, SSP lembar ke-2, SSPBB, SSB, SSPCP lembar ke-2a, 2b, dan 2c; SSCP lembar ke-2a, 2b, STBS, SSPB serta SSBP lembar ke-2 dan lembar ke-3;
d. Nota KrediUBerita Tambah (Gir.8)/Confirmation Advice; e. Nota DebeUBerita Kurang (Gir.9)/Completion Advice; f. Berita Saldo (Gir.52);
g. Arsip Data Komputer (ADK).
(4) Selama pemusatan penerimaan akhir tahun anggaran, pelimpahan dan penyampaian LHP beserta lampirannya sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-78/PB/2006 tentang Penatausahaan Penerimaan Negara metc:lui Modut Penerimaan Negara (MPN) tidak berlaku.
BAB III
PENGELUARANANGGARAN Pasal4
(1) Pengajuan SPM-UP, SPM-TUP, SPM-GUP, dan SPM-LS yang dananya bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan baik dibiayai dari rupiah murni maupun pinjaman/hibah luar negeri diatur sebagai berikut:
a. SPM-GUP dan SPM-UP harus sudah diterima KPPN paling lambat 16 (enam belas) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pad a jam kerja; b. SPM- TU P harus sudah diterima KPPN paling lambat 13 (tiga belas)
hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja;
c. SPM-LS harus sudah diterima KPPN paling lambat 8 (delapan) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja;
d. SPM-KP, SPM-KPBB, SPM-KBPHTB, SPM-KB, SPM-KC, dan SPM-IB harus sudah diterima KPPN paling lambat 8 (delapan) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pad a jam kerja; ,
e. Pengajuan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung (APD-PL) dan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)-Surat Kuasa Pembebanan (SKP)/Surat Kuasa Membayar (SKM) harus sudah diterima oleh KPPN Khusus Banda Aceh dan KPPN Khusus Jakarta VI paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran.
(2) Khusus keperluan pembayaran gaji bulan Januari tahun anggaran berikutnya, agar SPM-LS Gaji diajukan oleh Kuasa PA/Kepala Satuan Kerja kepada KPPN paling lambat 13 (tiga belas) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran untuk diterbitkan SP2D gaji tertanggal hari kerja pertama tahun anggaran berikutnya oleh KPPN.
(3) Penerbitan SP2D-GUP, SP2D-UP/TUP, dan SP2D-LS diatur sebagai berikut:
a. SP2D-GUP dan SP2D-UP diterbitkan paling lambat 13 (tiga belas) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja;
b. SP2D-TUP diterbitkan paling lambat 11 (sebelas) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pad a jam kerja; 91;}-.
-6-c. SP2D-LS diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja;
d. SP2D atas SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja;
e. Khusus SP2D-LS atas beban pinjaman/hibah luar negeri diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja ;
f. APD-PL diterbitkan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran.
(4) Penerbitan SP2D untuk pembayaran biaya pemeliharaan 5% dari nilai kontrak (retensi), diatur sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pekerjaan harus sudah selesai 100% pada akhir tahun anggaran;
b. Untuk mas a pemeliharaan sampai dengan akhir tahun anggaran maupun yang melampaui tahun anggaran, biaya pemeliharaan dapat dibayarkan pada tahun anggaran berkenaan, dengan dilampiri copy jaminan bank yang telah disahkan oleh Kuasa PA/Kepala Satuan Kerja, minimal sebesar jumlah tagihan dan masa berlakunya berakhir bersamaan dengan mas a pemeliharaan serta mencantumkan tanggal dan nomor jaminan bank pada uraian SPM berkenaan; (5) Pembayaran honorarium, vakasi, uang makan PNS, dan uang lembur
bulan Desember tahun anggaran berkenaan dapat dibayarkan pada bulan Desember tahun anggaran berkenaan dengan melampirkan SPT JM (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).
(6) KPPN asal penerbit SKPA sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-07/PB/2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran melalui Pemberian Kuasa antar Kuasa PA sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-28/PB/2008, harus mengesahkan SKPA paling lambat akhir minggu kedua bulan November tahun anggaran berkenaan. Sedangkan pengajuan SPM-UP/TUP/GUP/LS berdasarkan SKPA kepada KPPN penerima harus mengikuti jadwal pengajuan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, dan c.
(7) Pengajuan SPM-UP/TUP/GUP/LS untuk pekerjaan yang berhubungan dengan penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial harus sudah diterima KPPN paling lambat 8 (delapan) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pad a jam kerja. Sedangkan SP2D-nya harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja.
(8) Penerbitan dan penyampaian SP2D RK bagi pinjaman/hibah luar negeri yang belum closing date diatur sebagai berikut:
a. Penerbitan SP2D RK paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran;
b. KPPN KBI harus menyampaikan SP2D RK kepada KBI pada hari yang sama dengan tanggal penerbitan SP2D bersangkutan. Selanjutnya menyampaikan Daftar SP2D RK kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara u.p. Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah pada hari yang sama dengan tanggal penerbitan SP2D RK paling lambat puku114.00 waktu setempat;
CJ11-c.
KPPN Non-KBI harus menyampaikan SP2D RK kepada BO I pada
hari yang sama dengan tanggal penerbitan SP2D RK bersangkutan.
Selanjutnya menyampaikan
Daftar Surat Perintah
Pembebanan
(Daftar SPB) kepada Direktorat
Pengelolaan
Kas Negara u.p.
Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah pada hari yang sama
dengan tanggal penerbitan SP2D RK, paling lambat pukul 14.00
waktu setempat;
d. Pengiriman
Daftar
SP2D
RK
dan
Daftar
SPB
sebagaimana
dimaksud pada huruf b dan c dilakukan secara elektronis melalui
saluran komunikasi data yang ada dan melalui sarana faksimile
(021) 3864779, (021) 3524548, (021) 3840515, (021) 3840516.
Selanjutnya harus memberikan konfirmasi melalui telepon (021)
3864779, (021) 3524548, atau (021) 3449230 ext.5406, 5407, dan
5408.
Pasal5
(1) Pekerjaan fisik, pemeliharaan gedung, penyediaan .makanan/lauk pauk,
dan kegiatan sejenis lainnya dilaksanakan
secara kontraktual, yang
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dibuat 7 (tujuh) hari kerja sebelum
akhir tahun anggaran sampai dengan akhir tahun anggaran, diatur
sebagai berikut:
a.
Pelaksanaan pekerjaan harus sudah selesai 100% sesuai kontrak.
b.
Pada saat pengajuan SPM LS, Kuasa PA/Kepala Satuan Kerja wajib
melampirkan:
1)
Surat Perjanjian Pembayaran antara Kuasa PAlKepala Satuan
Kerja
dengan
Pihak
Ketiga/Rekanan
(format
sebagaimana
tercantum
dalam
Lampiran
II
Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan ini);
2) AsH jaminan bank, yang masa lakunya berakhir sampai dengan
berakhirnya kontrak, dengan nilai jaminan sekurang-kurangnya
sebesar persentase pekerjaan yang belum diselesaikan, dan
masa pengajuan klaim selama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
berakhirnya jaminan bank tersebut;
3) Jaminan bank sebagaimana dimaksud pada angka 2diterbitkan
oleh bank umum yang berlokasi dalam wilayahkerja
KPPN
bersangkutan ..
4) Asli surat kuasa (bermeterai cukup) kepada Kepala KPPN untuk
mencairkan jaminan bank (format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini);
5) Surat pernyataan
dari
PAiKuasa
PA mengenai
keabsahan
jaminan
bank
tersebut
pada
huruf
b
angka
2
(format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini).
(2) Dalam hal pekerjaan yang dikontrakkan selesai tepat pada waktunya,
Kuasa
PA/Kepala Satuan Kerja wajib
menyampaikan
Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan kepada Kepala KPPN paling lambat 5 (lima) hari
kerja sejak kontrak selesai.
(3) Dalam hal pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dapat diselesaikan 100% sampai dengan akhir tahun anggaran,
diatur sebagai berikut:
a.
Kuasa PA/Kepala Satuan Kerja wajib membuat pernyataan bahwa
Pihak Ketiga telah melakukan wanprestasi pada tanggal berakhirnya
kontrak bersangkutan, dan menyampaikannya kepada Kepala KPPN
paling lambat 1 (satu)_~~rikerja setelah terjadinya wanpresta~
b. Kuasa PA/Kepala Satuan Kerja menyampaikan laporan tertulis tingkat kemajuan penyelesaian pekerjaan kepada Kepala KPPN dilampiri dengan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran terakhir paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal kontrak selesai;
c. Kepala KPPN pada hari kerja berikutnya setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada huruf b, mengajukan klaim pencairan jaminan bank untuk untung Kas Negara sebesar persentase pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan, sebagai Pengembalian Belanja tahun anggaran berkenaan dalam hal penyetorannya pada bulan Desember tahun anggaran berkenaan (akun bersangkutan), atau sebagai Pendapatan Anggaran Lain-Lain (akun 423999) yang disetor setelah akhir tahun anggaran.
BAB IV
PENYELESAIAN UANG PERSEDIAAN Pasal 6
(1) UP yang sampai dengan akhir tahun anggaran telah digunakan tetapi belum dipertanggungjawabkan dapat diajukan SPM-GUP Nihil (diberi tanggal akhir tahun anggaran) atas beban tahun anggaran berkenaan kepada KPPN paling lambat 4 (em pat) hari kerja setelah berakhirnya tahun anggaran.
(2) Untuk KPPN Khusus Banda Aceh, SPM-GUP Nihil diajukan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran.
Pasal 7
(1) SP2D-GUP Nihil diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah berakhirnya tahun anggaran, dengan mencantumkan uraian tambahan pada SP2D "Pengesahan atas pertanggungjawaban UP tahun anggaran berkenaan" dan dibubuhi stempel SP2D-GUP Nihil Tahun Anggaran berkenaan serta diberi tanggal akhir tahun anggaran.
(2) Untuk KPPN Khusus Banda Aceh, SP2D-GUP Nihil diterbitkan paling lambat tanggal akhir tahun anggaran.
Pasal 8
Sisa dana UP tahun anggaran berkenaan yang masih berada pada kas bendahara (baik tunai maupun yang masih ada di dalam rekening bank/pos) oleh Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan harus disetorkan kembali ke Kas Negara pad a Bank Persepsi/Pos Persepsi paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran.
Pasal 9
Atas SSBP dan copy Nota Debet yang diterima dari Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Seksi Perbendaharaan melakukan pencocokan dengan data pada Seksi PersepsilBendahara Umum.
Pasal10
(1) Pengajuan SPM-GUP Nihil yang sumber dananya sebagian/seluruhnya berasal dari PHLN atas beban tahun anggaran berkenaan harus sudah diterima KPPN KBI paling lambat 8 (delapan) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran pada jam kerja. ~
(2) Penerbitan dan penyampaian SP2D-GUP Nihil RK dan SP2D RK Pengganti sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) diatur sebagai berikut: a. KPPN KBI harus menyampaikan SP2D RK Pengganti kepada KBI
pad a hari yang sama dengan tanggal penerbitan SP2D-GUP Nihil RK dan selanjutnya menerbitkan Daftar SP2D RK Pengganti serta menyampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara u.p. Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah pada hari yang sama paling lambat puku114.00 waktu setempat;
b. KPPN Non-KBI harus menyampaikan Daftar SPB pada hari yang sama dengan penerbitan SP2D-GUP Nihil RK kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara u.p. Subdirektorat Dana Pinjaman dan Hibah paling lambat puku114.00 waktu setempat;
c. Pengiriman Daftar SP2D dan Daftar SPB sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b dilakukan secara elektronis melalui saluran komunikasi data yang ada dan melalui sarana faksimile (021) 3864779, (021) 3524548, (021) 3840515, (021) 3840516. Selanjutnya harus memberikan konfirmasi telepon (021) 3864779, (021) 3524548, atau (021) 3449230 ext. 5406, 5407, dan 5408.
Pasal 11
Daftar Penguji/Daftar Pengantar SP2D-GUP Nihil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal1 0 agar dibuat tersendiri.
Pasal12
Terhadap penerbitan SP2D-GUP Nihil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 10 diatur sebagai berikut:
1. KPPN melakukan pencatatan dan sekaligus menutup Kartu Pengawasan Kredit tahun anggaran berkenaan Satuan Kerja/Kuasa PA berkenaan dan disahkan Kepala Seksi Perbendaharaan;
2. KPPN Percontohan agar melaksanakan penutupan dengan cara mencetak Kartu Pengawasan Kredit Satuan Kerja/Kuasa PA berkenaan dan disahkan oleh Kepala Seksi Perbendaharaan.
Pasal13
KPPN melakukan pembetulan LKP tertanggal akhir tahun anggaran, atas penerbitan SP2D-GUP Nihil dan SP2D Pengesahan Badan Layanan Umum setiap hari mula; hari kerja pertama sampai dengan hari keenam sejak berakhirnya tahun anggaran dan harus diterima Direktorat Pengelolaan Kas Negara u.p. Subdirektorat Perencanaan dan Pengendalian Kas pada hari yang sama.
BABV
PELAKSANAAN TREASURY SINGLE ACCOUNT Pasal14
(1) KPPN setiap hari wajib menyampaikan perkiraan kebutuhan dana hari berikutnya kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Pengelolaan Kas Negara paling lambat puku116.00 waktu setempat. (2) Dalam hal terdapat kebutuhan dana tambahan, KPPN wajib
menyampaikan permintaan perkiraan kebutuhan dana tambahan untuk hari bersangkutan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Direktur Pengelolaan Kas Negara paling lambat pukul 14.00 waktu setempat.
-10-(3) KPPN wajib menyampaikan tembusan kebutuhan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.
Pasal15
Pengisian dana ke BO II/Kantor Pos untuk pembayaran gaji bulan Januari tahun anggaran berikutnya paling cepat 1 (satu) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran.
Pasal 16
Penihilan saldo Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat (RPK-BUN-P), mulai 6 (en am) sampai dengan 2 (dua) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran dilaksanakan paling cepat pukul 16.30 waktu setempat dan paling lambat puku117.30 WIB.
BABVI
PENGIRIMAN LAPORAN KAS POSISI (LKP) Pas a! 17
(1) LKP (DA.05.07) dikirim secara lengkap setiap hari mulai 6 (enam) hari kerja sebelum akhir tahun anggaran sampai dengan akhir tahun anggaran kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara' u.p. Subdirektorat Perencanaan dan Pengendalian Kas melalui alamat email datakppn@perbendaharaan.go.id, datakppn@yahoo.com, dan ditpkn05@yahoo.com, atau melalui faksimiJe (021) 3524026, (021) 3524027, (021) 3840515, (021) 3840516, (021) 3864779, dan (021) 3459619.
(2) Tembusan LKP sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) disampaikan kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.
(3) Laporan yang sudah dikirimkan harus dikonfirmasi melalui telepon (021) 3860487, (021) 3456547, atau (021) 3449230 ext.5402 dan 5404.
Pasal 18
. LKP harian/mingguan untuk tahun anggaran berikutnya dibuat secara ; terpisah dari LKP perbaikan tahun anggaran berkenaan.
BABVII
AKUNTANSI DAN PELAPORAN Pasal19
Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun anggaran berkenaan, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah seluruh SP2D Nihil diterbitkan, KPPN melakukan proses posting data transaksi;
2. KPPN melakukan rekonsiliasi bank serta rekonsiliasi internal data: 3. Untuk keperluan rekonsiliasi, Satuan Kerja selaku Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA) menyampaikan Arsip Data Komputer (ADK) kepada KPPN mitra kerja paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran;
4. Rekonsiliasi antara KPPN dan UAKPA diselesaikan paling lambat 14 (em pat belas) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran; ~
5. Hasil rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 digunakan sebagai bahan untuk perbaikan data dan laporan oleh KPPN dan UAKPA;
6. KPPN menyampaikan Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Umum (SAU), Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN), dan ADK lengkap dengan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan paling lambat 17 (tujuh belas) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
Pasal20
(1) Laporan Keuangan Satuan Kerja/lnstansi tahun anggaran berkenaan yang telah direkonsiliasi dengan KPPN mitra kerja disampaikan oleh setiap Satuan Kerja/UAKPA bersangkutan ke Kantor Wilayah/Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota masing-masing selaku Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) paling lambat 22 (dua puluh dua) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
(2) UAPPA-W wajib menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca tingkat UAPPA-W beserta ADK kepada UAPPA-E1 paling lambat 29 (dua puluh sembilan) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
Pasal21
(1) Kanwil Ditjen Perbendaharaan selaku penyusun Laporan Keuangan SAU dan SAKUN tingkat wilayah, melakukan penggabungan ADK SAU dan SAKUN yang disampaikan oleh KPPN di wilayah kerjanya paling lambat 18 (delapan belas) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
(2) Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyelesaikan rekonsiliasi data dan laporan dengan KPPN paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
(3) Untuk keperluan rekonsiliasi, UAPPA-W menyampaikan ADK dan Laporan Keuangan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan berkenaan paling lambat 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
(4) Rekonsiliasi antara Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan UAPPA-W diselesaikan paling lambat 27 (dua puluh tujuh) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
(5) Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyampaikan Laporan Keuangan SAU dan SAKUN lengkap dengan CaLK serta Data GL SAU dan SAKUN gabungan kepada Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ke alamat email datakanwil@perbendaharaan.go.id dan/atau ke ftp://ftpkomda.perbendaharaan.go.id paling lambat 29 (dua puluh sembilan) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran.
BABVIII
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal22
(1) Dalam menghadapi akhir tahun anggaran berkenaan, KPPN diwajibkan untuk lebih meningkatkan koordinasi dengan mitra kerja antara lain KBI setempat, Bank Persepsi/Pos Persepsi, Kantor Wilayah/Dinas Provinsil Kabupaten/Kota, dan Instansi terkait.
(2) Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN mengambil langkah-Iangkah yang diperlukan untuk menyelesaikan Daftar Perbedaan Saldo/Daftar
Selisih yang masih ada. ~
-12-Pasal23
Penyampaian SPM-GUP Nihil Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan Atase Teknis Kementerian Negara/Lembaga ke KPPN, diatur sebagai berikut:
1. Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan Atase Teknis Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan SPTB dengan nilai tanpa batas sebagai pengganti kuitansi/bukti pembayaran kepada Kementerian Luar Negeri/Kementerian Negara/Lembaga melalui faksimile (format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini);
2. Kementerian Luar Negeri/Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan SPM-GUP Nihil kepada KPPN dengan dilampiri copy SPTB, yang diketahui (ditandatangani dan distempel) oleh Kepala Biro Keuangan/pejabat yang berwenang pada Kementerian Negaral Lembaga masing-masing.
Pasal24
(1) SPM Pengesahan BLU sampai dengan triwulan IV tahun anggaran berkenaan harus sudah diterima KPPN paling lambat 4 (em pat) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran pada jam kerja.
(2) KPPN menerbitkan SP2D pengesahan penggunaan dana PNBP atas beban tahun anggaran berkenaan, diberi tanggal akhir tahun anggaran atas beban tahun anggaran berkenaan, paling lambat 6 (en am) hari kerja sejak berakhirnya tahun anggaran pada jam kerja.
(3) Atas realisasi penerimaan PNBP Pendapatan Operasionaf dan/atau Non-Operasional BLU yang melebihi target yang ditetapkan, KPPN dapat menerima SPM Pengesahan dan menerbitkan SP2D-nya sebesar am bang batas yang ditetapkan/diizinkan, mendahului revisi DIPA. Selanjutnya usulan revisi tersebut diajukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menteri Keuangan u.p. Direktur Jenderal Anggaran. (4) Dalam hal realisasi penerimaan PNBP untuk Pendapatan Operasional
dan/atau Non-Operasional BLU melebihi ambang batas, kelebihan penerimaan ters'ebut dapat digunakan pada tahun anggaran berikutnya dengan melakukan revisi DIPA dengan menambah pagu tahun anggaran berikutnya, yang diajukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menteri Keuangan u.p. Direktur Jenderal Anggaran.
Pasal25
(1) Kepala KPPN diminta agar memberitahukan maksud Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini kepada Kepala KantorlSatuan Kerjal Instansi Pengguna PNBP/Badan Layanan Umum/Kepala Biro/Bagian Keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota, Pimpinan Kantor Bank Indonesia, Pimpinan Bank/Kepala Kantor Pos mitra kerja di wilayah kerja masing-masing.
(2) Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan agar melakukan pembinaan dan pemantauan atas pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini.
-13-BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal26
(1) Dalam hal diperlukan, ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, dapat diatur melalui
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan.
(2) Pada saat Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan
ini mulai
berlaku, semua peraturan lainnya dinyatakan
masih tetap berlaku
sepanjang
tidak bertentangan dengan
ketentuan
dalam Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal27
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
-14-Ditetapkan di Jakarta
padatanggal
30
O~t.ber
~. \\REKTU~_J.7N~L,j
..•.. !!! 2008LAMPI RAN I PERATURAN J~IREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOM OR PER-"t7 IPB/2008 TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN
DEPARTEMEN~EM8AGA
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
NIP
Jabatan
... (1)
... (2)
Pejabat Pembuat Komitmen (3)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Perhitungan yang terdapat pada (4) bulan
... (5) bagi Satuan Kerja (3) telah dihitung
dengan benar dan berdasarkan daftar hadir kerja Pegawai Negeri Sipil pada Satuan
Kerja (3) .
2. Apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran honorarium/vakasiluang makan PNS/uang lembur*) tersebut, kami bersedia untuk menyetor kelebihan tersebut ke Kas Negara.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya .
... (6), (7)
a.n. PNKuasa PA
Pejabat Pembuat Komitmen (3) .
... .(8)
(Nama Lengkap) NIP
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
No.
Uraian Isian
(1 )
Oiisi dengan nama pejabat penanda tangan sural. (2)
Oiisi dengan NIP penanda tangan sural. (3)
Oiisi dengan nama satuan kerja bersangkutan. (4)
Oiisi dengan daftar perhitungan pembayaran honorarium/vakasi/uang makan PNS/uang lembur.
(5)
Oiisi dengan bulan pembayaran yang dimintakan. (6)
Oiisi dengan tempat penandatanganan sural. (7)
Oiisi dengan tanggal, bulan, tahun penandatanganan sural. (8)
Diisi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang dan dibubuhi stempel/cap dinas. Q/1
-16-LAMPIRAN II
PERATURAN PIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-47 IPB/2008 TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA .
SURAT PERJANJIAN PEMBAYARAN
Pada hari ini •... (1) ...• tanggal ... (2) ... bertempat di ... (3) .... kami yang bertanda - tangan dibawah ini:
I. Nama Jabatan
... (4) ...
PAiKuasa PAiPejabat Pembuat Komitmen (5) .
Berdasarkan SK (6) Tanggal (7) Nomor (8) .
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II. Nama : (9) .
Jabatan : (10) .
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan atau secara sendiri-sendiri disebut PIHAK.
Dengan ini menyepakati hal-hal sebagai berikut:
1. PIHAK KEDUA mengajukan tagihan sebesar Rp ... (11) (dengan huruf) atas pembayaran pekerjaan (12) yang penyelesaiannya tanggal sampai dengan tanggal . 2. PIHAK PERTAMA membayar tagihan PIHAK KEDUA dengan menerbitkan SPM-LS
setelah menerima Jaminan Bank (13) tanggal (14) Nomor. (15) .
3. Terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai kontrak. PIHAK PERTAMA wajib membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan menyampaikannya kepada Kepala KPPN (16) : paling lambat 5 (lima) hari kerja (tidak termasuk hari libur/cuti bersama) sejak kontrak selesai.
4. Dalam hal PIHAK PERT AMA tidak menyampaikan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan kepada Kepala KPPN (16) sebagaimana dimaksud pada butir 3. PIHAK KEDUA menyetujui Jaminan Bank dimaksud dicairkan oleh Kepala KPPN berdasarkan Surat Kuasa Nomor. (17) tanggal. (18) untuk untung Kas Negara.
5. Dalam hal terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh Pihak Kedua. PIHAK PERT AMA wajib membuat pernyataan wanprestasi dan menyampaikannya kepada Kepala KPPN ... (16) .... 6. Berdasarkan pernyataan wanprestasi sebagaimana dimaksud pada butir 5. Kepala
KPPN (16) berdasarkan Surat Kuasa Nomor (17) tanggal. (18) . mencairkan Jaminan Bank untuk untung Kas Negara.
7. Perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Surat Perjanjian Pembayaran
ini, tidak menunda pencairan Jaminan Bank yang dilakukan oleh Kepala KPPN~
-17-Oemikian Surat Perjanjian Pembayaran ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut diatas, dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli masing-masing bermeterai cukup untuk PARA PIHAK dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pihak Pertama
PA/Kuasa PA/Pejabat Pembuat Komitmen (19) Nama (20) .
NIP
-18-Pihak Kedua Pimpinan/Oirektur .... (21 ) ... (22) (23) ~(.
, r
t1
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJANJIAN PEMBAYARAN
NO.
URAIAN ISIAN (1)
Oiisi dengan hari pembuatan Surat Perjanjian Pembayaran. (2)
Oiisi dengan tanggal, bulan, tahun pembuatan Surat Perjanjian Pembayaran. (3)
Oiisi dengan kota tempat pembuatan Surat Perjanjian Pembayaran. (4)
Oiisi dengan nama lengkap pejabat PNKuasa PNPejabat Pembuat Komitmen. (5)
Oiisi dengan nama lembaga PA/Kuasa PNPejabat Pembuat Komitmen. (6)
Oiisi dengan jabatan penandatangan Surat Ketetapan pejabat PNKuasa PNPejabat Pembuat Komitmen.
(7)
Oiisi dengan tanggal Surat Ketetapan pejabat PNKuasa PNPejabat Pembuat Komitmen.
(8)
Oiisi dengan nomor Surat Ketetapan pejabat PA/Kuasa PA/Pejabat Pembuat Komitmen. (9)
Oiisi dengan nama lengkap pejabat penandatangan yang mewakili perusahaan/rekanan. (10)
Oiisi dengan nama perusahaan. (11 )
Oiisi dengan angka dan huruf senilai rupiah yang diajukan pihak kedua. (12)
Oiisi dengan nama pekerjaan yang tercantum dalam kontrak pekerjaan. (13)
Oiisi dengan nama bank penjamin. (14)
Oiisi dengan tanggal, bulan, tahun Jaminan Bank. (15)
Oiisi dengan nomor Jaminan Bank. (16)
Oiisi dengan nama KPPN. (17)
Oiisi dengan nomor surat kuasa yang dibuat oleh pejabat PNKuasa PNPejabat Pembuat Komitmen.
(18)
Oiisi dengan tanggal, bulan, tahun surat kuasa yang dibuat oleh pejabat PNKuasa PNPejabat Pembuat Komitmen.
(19)
Oiisi dengan tanda tangan pejabat PNKuasa PNPejabat Pembuat Komitmen dan dibubuhi cap dinas.
(20)
Oiisi dengan nama lengkap dan NIP pejabat PA/Kuasa PA/Pejabat Pembuat Komitmen. (21 )
Oiisi dengan nama perusahaan. (22)
Oiisi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang dan dibubuhi cap dinas. (23)
Oiisi dengan nama lengkap pejabat penandatangan.
A_
-19-LAMPIRAN 1/1
PERATURAN DJREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 4"1IPB12008 TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA .
SURA T KUASA
Nomor : ( 1) .
Yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama (2) .
Jabatan PAiKuasa PAiPejabat Pembuat Komitmen (3) .
Berdasarkan SK (4) tanggal (5) nomor (6) .
memberikan kuasa kepada:
II. Nama (7) .
NIP (8) .
Jabatan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (9) . untuk mencairkan Jaminan Bank:
1. Bank
2. Tanggal Jaminan Bank 3. Nomor Jaminan Bank 4. Senilai
5. Untuk Pekerjaan
6. Sesuai dengan Kontrak tanggal dan nomor
(10) (11 ) (12) Rp (13) (dengan huruf) (14 ) (15)
Demikian kuasa ini diberikan dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya .
.... : (16) ...•... Yang menerima kuasa
Kepala KPPN
(17)
( (1 8) )
Yang memberi kuasa Kuasa PA/Pejabat Pembuat Komitmen Meterai I (19) Rp6.000,-( (20) ) Mengetahui: Pimpinan/Direktur. (21 ) . (22) (. (23)···-20- ···· .. ·· .. ·hA_
'f'Yd
PETUNJUK PENGISIAN SURAT KUASA
NO. URAIAN IS IAN
(1)
Oiisi dengan nomor pembuatan Surat Kuasa. (2)
Oiisi dengan nama lengkap pejabat PAiKuasa PAiPejabat Pembuat Komitmen. (3)
Oiisi dengan nama lembaga PAiKuasa PAiPejabat Pembuat Komitmen. (4)
Oiisi dengan jabatan penandatangan Surat Ketetapan pejabat PAiKuasa PAl Pejabat Pembuat Komitmen.
(5)
Oiisi dengan tanggal, bulan dan tahun Surat Ketetapan pejabat PAiKuasa PAiPejabat Pembuat Komitmen.
(6)
Oiisi dengan nomor Surat Ketetapan pejabat PA/Kuasa PAiPejabat Pembuat Komitmen. (7)
Diisi dengan nama lengkap Kepala KPPN. (8)
Diisi dengan NIP Kepala KPPN. (9)
Oiisi dengan nama KPPN. (10)
Oiisi dengan nama bank penjamin. (11 )
Oiisi dengan tanggal, bulan dan tahun Jaminan Bank. (12)
Oiisi dengan nomor Jaminan Bank. (13)
Oiisi dengan angka dan huruf senilai rupiah yang tertera pada Jaminan Bank. (14)
Oiisi dengan nama pekerjaan yang tercantum dalam kontrak pekerjaan. (15)
Diisi dengan tanggal, bulan, tahun, dan nomor kontrak. (16)
Diisi dengan tempat, dan tanggal, bulan, tahun Surat Kuasa dibuat. (17)
Diisi dengan tanda tangan pejabat KPPN yang berwenang dan dibubuhi cap dinas. (18)
Diisi dengan nama lengkap dan NIP pejabat KPPN. (19)
Diisi dengan tanda tangan pejabat PA/Kuasa PA/Pejabat Pembuat Komitmen dan dibubuhi cap dinas.
(20)
Diisi dengan nama lengkap dan NIP pejabat PA/Kuasa PA/Pejabat Pembuat Komitmen. (21 )
Diisi dengan nama perusahaan. (22)
Oiisi dengan tanda tangan pejabat perusahaan dan dibubuhi cap dinas. (23)
Oiisi dengan nama lengkap pejabat penandatangan.
-21-Nama
NIP
LAMPI RAN IV
PERATURAN PIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-4? IPB/2008 TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN
DEPARTEMEN~EMBAGA
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN JAMINAN BANK
Yang bertanda tangan dibawah ini:
... (1)
... (2)
Jabatan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (3)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Jaminan Bank yang diterbitkan oleh Bank (4) No (5) tanggal. ..(6) untuk pembayaran (7) sebesar Rp (8) (dengan huruf) adalah jaminan bank yang sah/benar diterbitkan oleh bank bersangkutan.
2. Apabila di kemudian hari jaminan bank tersebut tidak sah/tidak benar diterbitkan oleh bank berkenaan, kami bersedia untuk menyetor uang ke Kas Negara sebesar nilai jaminan bank dimaksud.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya .
... (9),
.
PNKuasa PA (10) . ... .(11 ) . (Nama Lengkap) NiP . ~-22-PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN JAMINAN BANK
No.
Uraian Isian (1 )
Diisi dengan nama pejabat penanda tangan surat konfirmasi. (2)
Diisi dengan NIP penanda tangan surat. (3)
Diisi dengan nama satuan kerja bersangkutan. (4)
Diisi dengan nama bank penerbit jaminan. (5)
Diisi dengan nomor jaminan bank yang diterbitkan. (6)
Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun diterbitkannya jaminan bank. (7)
Diisi dengan maksud/tujuan diterbitkannya jaminan bank. (8)
Diisi dengan jumlah jaminan bank (9)
Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun penandatanganan surat pernyataan. (10)
Diisi dengan nama satuan kerja bersangkutan. (11 )
LAMPIRAN V PERATURAN I~IREKTUR JENDERAL PERSENDAHARAAN NOMOR PER-"t"? IPS/2008 TENTANG LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
KHUSUS UNTUK PERWAKILAN 01 LUAR NEGERI
NOMOR:
1.
DEPARTEMEN/LEMBAGA
2.
NAMA/KODE SATUAN KERJA
3. TANGGAL DAN NOMOR DIPA
4.
KODE FUNGSI/SUBFUNGSI/PROGRAM :
5.
KODE KEGIATAN/SUBKEGIATAN
6.
KLASIFIKASI BELANJA
ISPTBI