• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPI Kampus Serang 1

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah sebuah ilmu pengetahuan yang berguna untuk segala aspek kehidupan. Keterampilan matematika dibutuhkan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang muncul di tengah-tengah perkembangan zaman ini. Menurut Rostina (2013, hlm. 1-2) dalam perkembangan zaman ini teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang pesat, untuk mengimbangi perubahan tersebut dibutuhkan cara berpikir sistematis, logis dan kritis dalam mengolah dan memanfaatkan iptek. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Kualifikasi kemampuan pada mata pelajaran matematika yang hendak dicapai peserta didik pada jenjang tingkat sekolah dasar diantaranya adalah mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis dan kreatif serta menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2011, hlm.104). Pengetahuan dasar yang diperoleh dari pembelajaran matematika menjadi dasar berbagai cabang ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk memiliki kemampuan matematika yang berguna untuk memecahkan berbagai permasalahan baik yang berkaitan dengan pengetahuan lain maupun permasalahan kehidupan sehari-hari.

Menurut Piaget (Heruman, 2007, hlm.1) usia siswa sekolah dasar berada pada fase operasional kongkrit. Pada fase ini siswa dapat menunjukkan kemampuan berpikir logika meskipun terikat dengan objek yang bersifat kongkrit. Pengetahuan yang didapat masih terikat dengan objek yang ditangkap oleh panca indra. Memperhatikan hal tersebut maka pembelajaran matematika perlu adanya perbuatan dan pengertian tidak hanya hafalan agar informasi yang ia dapat dipahami dan bertahan lama. Karakteristik anak usia dasar adalah suka bermain, rasa ingin tahu yang tinggi dan suka membentuk kelompok sebaya (Susanto, 2012, hlm. 86). Oleh sebab itu pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya

(2)

UPI Kampus Serang

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengandung kegiatan yang menyenangkan dan tercipta suasana kondusif tanpa mengabaikan karakteristik perkembangan anak dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Faktor penting dalam mencapai keberhasilan pembelajaran matematika adalah memperhatikan hakikat matematika dengan kemampuan belajar siswa. Pembelajaran matematika hendaknya bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar yang lalu (Hudojo dalam Rostina, 2014, hlm.29). Hal ini menunjukkan bahwa konsep matematika dalam pembelajaran matematika saling berkaitan dimana konsep sebelumnya menjadi prasyarat konsep berikutnya. Untuk dapat belajar konsep metamatika selanjutnya berarti seorang siswa harus memahami suatu konsep sebelumnya. Dalam hal ini pemahaman matematika adalah pokok perhatian penting dalam pembelajaran matematika.

Pada umumnya pembelajaran matematika yang ditemui saat ini adalah pembelajaran mekanistik, yakni pembelajaran yang menekankan pada menghafal konsep dan prosedur matematika guna menyelesaikan soal matematika (Rostina, 2014. Hlm.24). Pada pembelajaran semacam ini siswa jadi pasif, guru hanya menerangkan dengan metode ceramah dan sedikit kesempatan siswa untuk bertanya jawab seputar materi pembelajaran. Pembelajaran semacam ini lebih mengutamakan selesainya materi yang disampaikan tanpa memperhatikan sejauh mana siswa memahami suatu konsep matematika. Menurut Van de Henvel-Panhuinen (dalam Sundayana, 2014, hlm.24) anak tidak akan dapat mengaplikasikan matematika dan akan cepat melupakan konsep matematika yang sudah diajarkan apabila pembelajaran matematika tidak mengaitkan dengan pengalaman anak.

Susanto (2013, hlm.185) mengemukakan bahwa penguasaan matematika dalam jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah menjadi permasalahan besar ditunjukkan dengan rendahnya presentase kelulusan siswa dalam ujian yang diadakan di daerah maupun tingkat daerah. Penyebab dari hal ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi matematika. Soedjadi mengemukakan “daya serap

(3)

UPI Kampus Serang

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

%” (dalam Susanto, 2013, hlm.191). Hal tersebut menurutnya

mengindikasikan kurangnya tingkat kemampuan pemahaman siswa rendah. Sumarmo dkk dalam penelitiannya mengemukakan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dan guru juga mengalami kesulitan mengajar sehingga hasil matematika siswa sekolah dasar belum memuaskan (dalam Susanto, 2013, hlm. 191).

Tandilling (2012, hlm. 25) mengemukakan bahwa kesulitan yang dihadapi siswa adalah kurang dapat memahami konsep matematika. Hal tersebut disebabkan kurang menariknya pembelajaran di kelas yang disajikan guru. Guru biasa menekankan anak untuk menghafal rumus dan mengerjakan soal-soal yang diberi guru, guru tidak memperhatikan model pembelajaran yang mudah dicerna anak. Dari segi psikologi, anak merasa tidak puas dengan pembelajaran yang biasa saja karena pada masa itu anak aktif bermain, bertanya dan berpikir logis. Pembelajaran demikian tidak dapat mengembangkan keterampilan matematika dan kecerdasan siswa. Padatnya materi yang harus diberikan guru dalam kurikulum menjadi salah satu penyebab guru kurang mengembangkan variasi pembelajaran sehingga mengejar pencapaian penyelesaian materi.

Manurut penelitian yang dilakukan Ratih dkk (2010, hlm. 196) Faktor-faktor penyebab siswa kurang dapat memahami konsep matematika diantaranya adalah dalam menerima suatu konsep matematika siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa melakukan, guru yang kurang kompeten, setelah mendapat materi siswa langsung dihadapkan latihan soal, guru yang tidak mengembangkan model dan tidak difungsikannya sumber belajar. Latar belakang siswa dan situasi dunia nyata siswa belum menjadi perhatian penting untuk dihubungkan dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang ideal menurut Bruner (Dewi, 2007, hlm. 24) adalah pembelajaran yang bertahap dimana materi disampaikan dari yang termudah ke arah materi yang lebih sukar. Materi yang sederhana harus dijelaskan terlebih dahulu sehingga ketika mendapat materi yang lebih rumit siswa tidak bingung. Strategi pembelajaran yang harus mampu guru terapkan adalah strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa, keaktifan siswa dan dapat berjalan efektif dan efisien. Selain itu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa guru harus memiliki

(4)

UPI Kampus Serang

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenagkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan efektif (Yusnandar, 2013, hlm.35). Dalam mencapai pembelajaran yang bermakna siswa tidak hanya dituntut untuk “tahu” tetapi juga siswa dapat memahami suatu materi pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan. Untuk itu motivasi siswa juga perlu ditumbuhkan untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran matematik bukan hanya transfer ilmu dari guru kepada siswa tetapi siswa benar-benar memahami suatu konsep matematika dengan pengalaman belajar yang ia memiliki yang berguna untuknya dalam memecahkan berbagai persoalan. Membangun pemahaman siswa menjadi proyek utama guru dalam mengajar matematika karena pemahaman menjadi pangkal kemampuan memperlus pengetahuan anak.

Arisetyawan dkk (2014, hlm. 683) mengemukakan “There are two

main missions in education, the transfer of value and transfer of knowledge. These are the main aspects that must be considered by educators in teaching and learning activities”. Pernyataan tersebut

menjelaskan bahwa dalam proses pendidikan pendidik tidak hanya mentransfer nilai pengetahuan melainkan nilai-nilai kearifan lokal sebagai karakteristik pendidikan nasional perlu dihadirkan dalam proses pembelajaran karena pendidikan tidak hanya didasarkan pada satu aspek budaya intelektual melainkan aspek secara keseluruhan.

Isu Pendidikan karakter melalui pendidikan berbasis budaya merupakan salah satu tujuan dalam penelitian pendidikan saat ini. (Supriadi, 2011, hlm. 2). Pembelajaran berbasis budaya merupakan suatu model pendekatan pembelajaran yang lebih mengutamakan aktivitas siswa dengan berbagai ragam latar belakang budaya yang dimiliki, diintegrasikan dalam proses pembelajaran bidang studi tertentu, dan dalam penilaian hasil belajar dapat menggunakan beragam perwujudan penilaian (Sardjiyo Paulina Pannen dalam Supriadi, 2011, hlm. 3). Menurut Arisetyawan dkk (2014, hlm. 684) model pembelajaran berbasis budaya penting untuk diterapkan karena pada khususnya pembelajaran dalam tingkat sekolah dasar tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kognitif siswa melainkan juga dapat menekankan pada pembentukkan karakter

(5)

UPI Kampus Serang

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui nilai-nilai budaya bangsa. Etnomatematika adalah salah satu dari wujud pendidikan berbasis budaya.

Etnomatematika merupakan salah satu pendekatan yang dikembangkan para ahli untuk meningkatkan kognitif dan afektif siswa agar siswa lebih mudah memahami suatu konsep matematika dan senang mempelajari matematika karena mengaitkan hal yang abstrak dengan situasi nyata sehingga siswa dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Arisetyawan dkk , 2014, hlm. 683).

Hiebert & Capenter (dalam Tandililing, 2013 hlm.26 ) mengemukakan bahwa

Pengajaran matematika di sekolah dan matematika yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda. Oleh sebab itu pembelajaran matematika sangat perlu memberikan muatan/menjembatani antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal dengan matematika sekolah Budaya memiliki peran yang besar dalam perkembangan pemahaman individual termasuk dalam pembelajaran matematika (Bishop dalam Tandililing, 2013 hlm.26). Pembelajaran etnomatematika adalah suatu model pembelajaran matematika yang menghubungkan budaya dengan matematika dengan memperhatikan latar belakang pengetahuan siswa sebelumnya dalam membangun pemahaman siswa terhadap suatu konsep matematika.

Orey dan Rosa (2012, hlm. 32) etnomatematika merupakan kurikulum pembelajaran di sekolah yang menghadirkan konsep matematika dengan menghubungkan budaya siswa dan pengalaman sehari-hari siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan pamahaman yang lebih mendalam mengenai suatu konsep matematika. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian berjudul “Pengaruh Etnomatematika Sunda terhadap Kemampuan matematis Siswa Sekolah Dasar”

(6)

UPI Kampus Serang

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka latar belakang penilitian ini adalah :

1. Apakah kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan pembelajaran etnomatematika sunda lebih baik dari siswa yang tidak menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda?

2. Apakah ada peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran etnomatematika Sunda?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran berbasis budaya yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam mata pelajaran matematika. Sedangkan secara khusus tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda lebih baik dari siswa yang tidak menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda 2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis

siswa yang menggunakan pembelajaran etnomatematika Sunda

3. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran etnomatematika Sunda

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat ke berbagai pihak yaitu sebagai berikut.

1. Bagi guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa dan melestarikan budaya daerah

(7)

UPI Kampus Serang

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat dijadikan acuan dalam mengkaji isu-isu maupun gagasan berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan melalui pelestarian budaya

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan acuan dan referensi pada penelitian yang serupa E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Etnomatematika Sunda terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa sekolah dasar” ini dilakukan pada siswa kelas III sekolah dasar di SD Islam Khalifah. Penelitian dilakukan pada bulan maret 2016 sampai bulan Mei 2016. Penelitian ini penting karena pemahaman matematis adalah kemampuan fundamental yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari mata pelajaran matematika. Peneliti akan meneliti pengaruh pembelajaran etnomatematika Sunda terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa dengan cara menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen.

F. Definisi Operasional

1. Pembelajaran etnomatematika Sunda merupakan pembelajaran yang memandang bahwa budaya adalah produk dari budaya dengan mengembangkan konsep matematika adalah irisan dari budaya dan matematika

2. Kemampuan Pemahaman matematis adalah kemampuan anak mengerti terhadap apa yang telah disampaikan guru dalam mata pelajaran matematika. Indikator kemampuan pemahaman matematis yang akan diukur pada penelitian ini adalah seperti apa yang dikatakan Polya (dalam sumarmo, 2014, hal. 20)

1) Pemahaman mekanikal

Pemahaman mekanikal ini tergolong pada kemampuan tingkat rendah. Indikator pemahaman mekanikal yang

(8)

UPI Kampus Serang

Linda Sukmaning Ayu, 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimaksud ialah mengingat dan menerapkan rumus secara sederhana

2) Pemahaman induktif

Pemahaman induktif ini tergolong pada kemampuan tingkat rendah. Indikator dari pemahaman ini ialah mampu untuk menerapkan rumus datu konsep dalam kasus sederhana atau dalam kasus serupa.

3) Kemampuan intuitif

Kemampuan ini tergolong ke dalam kemampuan tingkat tinggi, indikatornya ialah memperkirakan kebenaran dengan pasti (tampa ragu-ragu) sebelum menganalisis lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

seluruh parameter sudah memenuhi baku mutu. Dengan berdasarkan pada hasil analisis itulah, untuk perencanaan IPAL kali ini akan merancang IPAL yang sesuai untuk air limbah

Catatan : Bangunan Ruko Tersebut lebih tinggi dari jalan ± 20 Cm. Selaku Penyetuju Spek Bangunan Selaku

Toyota Sales Operation (PT AI-TSO) Auto 2000 cabang Asia Afrika Bandung untuk bulan Januari sampai dengan bulan April tahun 2011 penjualan memenuhi target yang telah ditentukan,

Dari hasil perhitungan data yang didapat maka penulis berpendapat sebagai berikut: 1) Dari hasil report manager di ETAP, terdapat arus gangguan hubung singkat terbesar yaitu

4.2, dapat diartikan 1 SPT sama dengan 17 MPT. Berdasarkan Persamaan 4.3, dapat diartikan 1 SPT sama dengan 8 MPT. Berdasarkan Persamaan 4.4, dapat diartikan 1 qc sama dengan 16

sangat kuat dan signifikan dengan derajat kepercayaan 95% berada di Jalan Slamet Riyadi pada malam hari, yang artinya semakin tinggi suhu udara dan semakin

Tujuan : untuk mengetahui kemampuan ibu nifas primipara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan perawatan tali pusat bayi baru lahir pada ibu

Saya memiliki ketertarikan terhadap produk Keripik 888 (di lihat dari Harga, kualitas, kemasan, ukuran dan cita rasa).. Saya membeli keripik 888 karena banyak pilihan