• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG MENSTRUAL HYGIENE PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 9 YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG MENSTRUAL HYGIENE PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 9 YOGYAKARTA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG MENSTRUAL HYGIENE PADA

REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 9 YOGYAKARTA

Erni Gustina

1

INTISARI

Latar Belakang: Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana

perkembangan pubertas dan pematangan seksual berlangsung. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja terbesar adalah yang berhubungan dengan menstruasi. Adanya pembatasan tentang kebersihan menstruasi yang dikenakan pada remaja putri yang mengalami menstruasi dalam keluarga telah memperkuat sikap negatif terhadap fenomena ini

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sikap dan praktik menstrual hygiene pada remaja sekolah

menengah pertama

Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional melalui pendekatan

kuantitatif. Diukur dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan total population sampling, sampel dalam penelitian ini adalah 79 remaja. Analisa bivariat menggunakan uji statistik Chi Square

Hasil: Prosentase siswa yang sikap baik dan memiliki tindakan menstrual hygiene baik sebesar 87,5%. Analisis

bivariat menunjukkan ada hubungan antara sikap dan praktik menstrual hygiene (p=0,03 ; CI95% = 1,14-6,78).

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara sikap dan tindakan remaja tentang menstrual hygiene

Kata kunci: sikap, tindakan, menstrual hygiene, remaja 1

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ABSTRACT

Background: Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood where pubertas development

and sexual maturation takes place. Largest adolescent reproductive health problems are associated with menstruation. The restrictions imposed on menstrual hygiene in adolescent girls who menstruate in strengthening the family has a negative attitude towards this phenomenon.

Objective: To determine the relationship between attitudes and menstrual hygiene practice in junior high school

students.

Methods: This was an observational study with a cross sectional design with quantitative approaches. Was

measured by quessioner. Based on total population sampling, the sample in this study was 79 adolescent. Bivariate analysis using Chi Square statistical test.

Results: The percentage of students who have a good attitude and good hygiene measures menstrual 87.5%.

Bivariate analysis showed relationship between attitudes and menstrual hygiene practice (p = 0.03; CI95% = 1.14 to 6.78).

Conclusion: There is relationship between adolescent attitudes and menstrual hygiene practice

Key words: attitude, practice, menstrual hygiene, adolescence

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana perkembangan pubertas dan pematangan seksual berlangsung. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja terbesar adalah yang berhubungan dengan menstruasi. Peristiwa menarche terkait dengan tabu dan mitos yang ada dalam masyarakat tradisional yang memiliki implikasi negatif untuk kesehatan

perempuan, khususnya kebersihan pada saat menstruasi. Tabu, kepercayaan tradisional yang kuat dan kesalahpahaman selama menstruasi telah menyebabkan banyak masalah kesehatan yang serius. Adanya pembatasan tentang kebersihan menstruasi yang dikenakan pada remaja putri yang mengalami menstruasi dalam keluarga telah memperkuat sikap negatif terhadap fenomena ini.1-2

(2)

Respons emosional dipengaruhi oleh sikap terhadap menstruasi. Reaksi positif terhadap menarche berhubungan dengan persepsi positif selama menstruasi. Sebaliknya, respon emosional negatif terhadap menarche berhubungan dengan persepsi menstruasi sebagai peristiwa negatif. Pengalaman menstruasi dan sikap terhadap menstruasi terkait dengan pengalaman menstruasi di kemudian hari.3

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat kesadaran yang rendah tentang menstruasi diantara remaja ketika pertama kali mengalaminya.1,4 Larangan sosial dan sikap negatif orang tua dalam membahas isu-isu terkait kesehatan reproduksi secara terbuka, telah menghambat akses bagi remaja putri untuk mendapatkan informasi yang tepat. Kebersihan selama menstruasi yang buruk merupakan faktor risiko infeksi saluran reproduksi telah dilaporkan dalam banyak penelitian.2,5

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, jenis data kuantitatif dengan rancangan cross sectional menggunakan data primer. Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 9 Kota Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 79 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling sehingga besar sampel dalam penelitian ini adalah 79 orang. Variabel yang diteliti meliputi variabel bebas yaitu sikap dan variabel terikat yaitu tindakan menstrual hygiene. Analisis data meliputi univariat dan bivariat dengan menggunakan Chi Square.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi karakteristik subjek penelitian

Variabel n % Tindakan Baik Kurang 64 15 81 19 Sikap Baik Kurang 56 23 70,9 29,1

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan dari 79 siswa, yang memiliki perilaku menstrual hygiene baik sebanyak 64 anak (81%). Sebagian besar dari

siswa memiliki sikap yang baik yaitu 56 siswa (70,9%).

Tabel 2. Hubungan sikap dengan tindakan menstrual hygiene Variabel Tindakan 2 P RP CI95% Baik (%) Kurang (%) n (%) n (%) Sikap Baik Kurang 49(87,5) 15(65,2) 7 (12,5) 8 (34,8) 5,26 0,03* 2,78 1,14-6,78 Keterangan:

2 = Chi-square RP = Rasio Prevalensi

p = p value * = signifikansi (p<0,05) CI95%= Confidence interval 95%

(3)

Hasil uji statistik pada Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan menstrual hygiene pada siswa dengan nilai p=0,03. Nilai RP sebesar 2,78 (CI95% = 1,14-6,78) menjelaskan bahwa siswa yang mempunyai sikap yang baik berpeluang 2,78 kali

memiliki tindakan menstrual hygiene yang baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai sikap yang kurang tentang menstrual hygiene. Prosentase siswa yang sikap baik dan memiliki tindakan menstrual hygiene baik sebesar 87,5%.

PEMBAHASAN

Menstruasi pertama merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang remaja. Namun sedikit remaja yang memiliki pengetahuan tentang isu-isu lain dari seksualitas sebelum remaja mendapat menarche.6 Menstrual hygiene dan praktek kebersihan diri selama menstruasi yang buruk akan menghasilkan status kesehatan yang buruk pada remaja putri. Kebersihan menstruasi merupakan masalah yang kurang diakui. Menstruasi dan praktek kesehatan selama menstruasi masih dianggap tabu dan adanya pembatasan sosial budaya sehingga remaja putri tidak tahu tentang fakta-fakta ilmiah dan praktik kesehatan tentang kebersihan selama menstruasi. Praktek kebersihan remaja selama menstruasi sangat penting, terutama dalam pencegahan terhadap infeksi saluran reproduksi.7

Hasil analisis Tabel 1 menunjukkan bahwa remaja yang memiliki tindakan menstrual hygiene baik sebanyak 64 anak (81%). Penelitian menunjukkan bahwa dua-pertiga dari remaja putri (66,8%) menggunakan pembalut saat menstruasi, sedangkan 15,9% menggunakan kembali potongan kain yang telah dibersihkan dan 12% membuang potongan kain setelah digunakan.8 Penelitian menemukan bahwa 152 remaja (86,36%) menggunakan pembalut sebagai bahan penyerap selama siklus menstruasi, sementara 19 remaja (10,79%) menggunakan kain atau handuk, 1,7% menggunakan tampon sebagai penyerap menstruasi.9 Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek selama menstruasi dan kebersihan menstruasi pada remaja sangat baik yaitu 142 (100%) remaja menggunakan pembalut saat menstruasi. 57 (40,14%) dari remaja

menggunakan pembalut wanita, 65 (45,77%) remaja menggunakan kain bekas sebagai pembalut dan 20 (14,09%) menggunakan kapas saat menstruasi.10

Hasil uji statistik pada Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan menstrual hygiene pada siswa dengan nilai p=0,03. Nilai RP sebesar 2,78 (CI95%=1,14-6,78) menjelaskan bahwa siswa yang mempunyai sikap yang baik tentang menstrual hygiene berpeluang 2,78 kali memiliki tindakan yang baik dibandingkan dengan siswa yang sikap tentang menstrual hygiene kurang. Hasil penelitian menyatakan bahwa remaja yang telah diberitahu tentang menarche sebelum waktunya memiliki sikap yang lebih positif terhadap menstruasi.11

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja yang memiliki perasaan negatif tidak memiliki perasaan positif terhadap menstrual hygiene. Hasil ini tidak mengherankan karena keyakinan tentang menstruasi biasanya cukup negatif di hampir semua budaya. Semakin banyak remaja tahu apa yang terjadi, semakin sedikit sikap negatif remaja putri terhadap menstruasi. Selain itu, semakin banyak remaja putri merasa siap untuk mulai menstruasi, maka semakin positif sikap remaja putri terhadap menstruasi.3 Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan perilaku kebersihan siswi pada saat menstruasi nilai p = 0,002.12 Di India, Menstruasi umumnya dianggap sebagai kotoran sehingga remaja putri yang menstruasi diisolasi serta adanya pembatasan yang dikenakan kepada mereka

(4)

di dalam keluarga sehingga memperkuat sikap negatif remaja putri tentang menstruasi.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil: 1) sebagian besar remaja putri memiliki sikap yang baik (70,9%) dan memiliki tindakan baik sebesar 81%; 2) terdapat hubungan yang signifikan antara sikap remaja dengan praktik menstrual hygiene pada remaja putri

selama menstruasi. Semakin baik sikap remaja putri tentang menstruasi maka semakin baik pula praktik remaja putri tentang menstrual hygiene selama mentruasi.

SARAN

Edukasi kepada remaja putri untuk mengetahui masalah kesehatan pada umumnya dan kesehatan reproduksi dan seksual pada khususnya, bagaimana cara menjaga kebersihan pada saat menstruasi di dalamnya bagaimana cara penggunaan pembalut,

berapa kali seharusnya mengganti pembalut dalam sehari, cara pembuangan pembalut habis pakai yang tepat serta cara membersihkan organ genital saat menstruasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Thakre, S.B., Thakre, S.S., reddy, M., Rathi, N., Pathak, K., Ughade, S., 2011 Menstrual Hygiene : Knowledge And Practice Among Adolescent School Girls Of Saoner , Nagpur District.1027–1033.

2. Dhingra, R., Kumar, A. & Kour, M., 2009. Knowledge And Practices Related To Menstruation Among Tribal ( Gujjar ) Adolescent Girls. Ethno-Med; 3(1):43–48. 3. Marván, M.L. & Molina-Abolnik, M., 2012.

Mexican adolescents’ experience of menarche and attitudes toward menstruation: role of communication between mothers and daughters. Journal of pediatric and adolescent gynecology; 25(6):358–63.

4. Khanna, A., Goyal R.S., Bhawsar, R., 2005. Menstrual Practices And Reproductive Problems: A Study Of Adolescent Girls In Rajasthan. Journal Of Health Management; 7(1):91–107.

5. Dasgupta, A. Sarkar. M., 2008. Menstruation hygiene: How hygienic is the adolescent girl? Indian Journal of Community Medicine, 33(2). 6. Abioye-Kuteyi, E. A., 2000. Menstrual

Knowledge And Practices Amongst Secondary School Girls In Lle Lfe, Nigeria. The Journal Of The Royal Society For The Promotion Of Health; 120(1):23–26.

7. Yasmin, S., Manna, N. & Mallik, S., Ahmed, A., Paria, B. 2013. Menstrual Hygiene Among Adolescent School Students : An In- Depth Cross-Sectional Study In An Urban Community

Of West Bengal India., IOSR Journal of Dental and Medical Sciences; 5(6):22–26.

8. El-Ganiya, A.H., Badawi, K. & El-fedawy, S., 2005. Menstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura, Egypt. Reproductive Health Matters; 13(26):147–152.

9. Sharma, N.,Sharma, P., Sharma, N., Wavare, R.R., Gautam, B., Sharma, M., 2013. A Cross Sectional Study Of Knowledge, Attitude And Practices Of Menstrual Hygiene Among Medical Students In North India., The Journal of Phytopharmacology; 2(5): 28–37.

10. Akanksha, J., Aswar N.R, Domple V.K., Doibale M. K., Balaji, B., 2014. Menstrual Hygiene Awareness Among Rural Unmarried Girls. Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences; 3(6).

11. Eswi,A., Helal, H., Elarousy, W., 2012. Menstrual Attitude and Knowledge among Egyptian Female Adolescents. Journal of American Science; 8(6)

12. Suryati, B., 2012. Perilaku Kebersihan Remaja Saat Menstruasi. Jurnal health Quality; 3(1).

(5)

Gambar

Tabel 1. Distribusi karakteristik subjek penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara sikap, ketersediaan fasilitas APD, pemberian hukuman dan penghargaan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri

masyarakat bahwa sampah dari pemanenan dan sampah dapur dapat dimanfaatkan sebagai vermikompos. Vermikompos tergolong mudah dan murah untuk diaplikasikan

dengan variabel terikat (kepuasan kerja pada karyawan) yang dipengaruhi.. dan diberi

Judul Skripsi : Analisis Pengambilan Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah sebagai Tempat Menabung dengan Metode Analitycal Hierarchy Process.. Telah memenuhi

Untuk mengetahui keterlaksanaan model latihan inkuiri selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi terhadap tahapan model latihan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas skripsi dengan judul “Pengaruh Terpaan Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “Cara aman menggunakan gas LPG

• nilai aksesibilitas titik didalam jaringan • sistem deteksi kelemahan jaringan Beberapa komponen karakteristik jaringan jalan regional yang belum bisa direpresentasikan

Hasil penelitian menujukkan bahwa Kebijakan Program “Makassar ta’ Tidak Rantasa’” adalah program 100 hari kerja walikota dan wakil walikota Makassar, mengenai