• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional pada Anak Berumur 14-17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental Emosional pada Anak Berumur 14-17"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gangguan tidur adalah gangguan yang berhubungan dengan tidur, yaitu sulit untuk tidur, sulit untuk tetap tertidur, tertidur pada saat yang tidak tepat, terlalu banyak tidur, atau adanya kebiasaan buruk saat tidur (UMM,2014). Penelitian yang dilakukan oleh Meltzer et al (2010), menunjukkan bahwa besar prevalensi gangguan tidur pada anak usia 0-18 tahun adalah 3.7%. Sementara itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Haryono et al pada tahun 2009, didapatkan angka prevalensi gangguan tidur pada remaja usia 12-14 tahun adalah sebesar 62,9% dimana jenis gangguan yang paling banyak ditemui adalah gangguan transisi bangun-tidur.

Gangguan mental, menurut National Alliance of Mental Illness (2015), adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami gangguan pada pemikiran, perasaan, mood, kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan fungsi sehari-hari. Menurut WHO, gangguan mental telah mengenai 10-20% anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Setengah dari seluruh kejadian gangguan mental tersebut bermula dari usia 14 tahun. Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia yang berusia diatas 15 tahun adalah sebesar 6,0 %. Sementara itu, bila dihitung menurut provinsinya, prevalensi gangguan mental emosional di Sumatera Utara mencapai 4,5%

Hubungan antara tidur dengan kesehatan mental sebenarnya belum begitu dapat dipahami. Akan tetapi, studi neuroimaging dan neurochemistry menunjukkan bahwa tidur yang baik akan memberikan efek positif pada ketahanan mental dan emosional. Sementara ganguan tidur yang kronis dapat menyebabkan kerentanan emosional. Hal ini diungkapkan dalam sebuah artikel dalam halaman Harvard Health Publication (2009).

(2)

xiv

Kejadian gangguan tidur yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari dan dampak buruk gangguan mental emosional yang cukup besar membuat kedua hal tersebut menjadi menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti hubungan gangguan tidur terhadap status mental emosional remaja.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan gangguan tidur dengan status mental emosional remaja?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan gangguan tidur dengan status mental emosional remaja

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui status mental emosional pada remaja yang mengalami gangguan tidur

2. Mengetahui status mental emosional pada remaja yang tidak mengalami gangguan tidur

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengetahuan penulis mengenai gangguan tidur dan

masalah mental emosional pada anak.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam jaringan dengan skala besar dan trafik yang tinggi, seperti perusahaan, universitas, dan ISP (Internet Service Provider) , proses autentikasi merupakan proses

5) Perusahaan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau

Periode 6(Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2010 Dan 2009 (Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain).. (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Perdana Karya Kaltim

Anak 5 – 11 tahun Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan bronkodilator saja : 40 mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan kortikosteroid

CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Dalam Rupiah.. Pendirian Dan

Dari hasil wawancara tidak terstruktur yang dilakukan, observasi non partisipan yang dilakukan serta dokumentasi maka akan didapatkan jawaban dari

Pengaruh pelatihan berpikir positif pada efikasi diri akademik mahasiswa studi eksperimen pada mahasiswa fakultas psikologi UNDIP Semarang.. Hubugan tingkat kecemasan

Bab ini merupakan salah satu kompetensi inti yang harus Anda pahami, karena dengan semakin pesatnya perkembangan zaman menjadikan dunia bisnis sebagai permasalahan dalam negeri