• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Angin merupakan solusi baru pembangkit

listrik alternative. Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah pertanian

yang luas yang memiliki potensi hembusan angin yang besar karena tidak ada

halangan berupa pohon maupun bangunan. Selain itu Indonesia juga memiliki

wilayah pantai yang banyak yang memiliki potensi angin yang besar untuk

membangkitkan tenaga listrik. Untuk wilayah pedalaman yang belum terjangkau

oleh jaringan listrik dan sulit dijangkau oleh jaringan listrik bahkan puluhan

tahun kemudian belum dijangkau oleh jaringan listrik (daerah terisolir), tenaga

angin merupakan salah satu solusi untuk menjadikan pembangkit dan jaringan

tersendiri di wilayah tersebut. Pembangkit Listrik Tenaga Angin juga dapat

dihubungkan ke grid (jaringan listrik PLN) untuk memasok daya aktif ke grid

dan menyerap sebagian daya reaktif grid. Tenaga mikrohidro, biomassa dan

energy matahari dapat juga dijadikan solusi lainnya. Sistem kelistrikan yang

akan dikembangkan di daerah terisolir jaringan listrik diharapkan juga memiliki

kualitas, kehandalan, ekonomis dan manajemen yang baik. Jika dilakukan

dengan pembangkit listrik dengan bahan bakar, maka biaya yang diperlukan juga

tidak sedikit. Di samping itu untuk bahan bakar minyak, batubara dan gas,

merupakan bahan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Suatu saat

jumlahnya akan habis. Diperlukan juga transportasi untuk mengangkut bahan

bakar.

Permasalahan pada turbin angin yakni kecepatan angin yang berfluktuatif.

Untuk hal ini telah dilakukan penelitian berupa pengaturan pitch angle (β ) yakni pengaturan sudut bilah turbin. Melalui persamaan daya yang dihasilkan turbin,

pengaturan ini dapat mengatur daya yang dihasilkan turbin melalui karakteristik

koefisien energi angin (Cp). Untuk lebih memaksimalkan daya yang

dibangkitkan turbin angin maka dilakukan pengaturan output generatornya.

(2)

2 Dengan pengaturan ini, nilai Cp dibuat setinggi mungkin, dan daya yang

dihasilkan turbin sebesar mungkin untuk disuplai ke grid. Pengaturan output

pembangkit ke grid dilakukan di generator induksi. Dengan demikian pengaturan

pitch angle (β ) difungsikan untuk menghasilkan nilai Cp yang sebesar-besarnya sehingga energi angin dimanfaatkan seefektif mungkin.

Pengaturan output generator induksi pada tugas akhir ini dilakukan untuk

daya aktif dan daya reaktif yang dihasilkan generator induksi. Generator induksi

pada pengoperasiannya, tidak dapat menghasilkan daya reaktif. Static

Synchronous Compensator pada tugas akhir ini berfungsi sebagai pengatur dan

penyuplai daya reaktif ke generator induksi. Melalui STATCOM, generator

menngambil daya reaktif dari grid dan menyuplai daya reaktif ke grid.

Generator induksi merupakan solusi pada Pembangkit Listrik Tenaga

Angin karena harganya murah, biaya perawatan murah, konstruksi sederhana,

tanpa eksitasi DC dan tidak harus diputar pada kecepatan tetap. Hal ini sangat

cocok untuk kecepatan angin yang berfluktuatif karena generator tidak harus

diputar padaa kecepatan tetap. Adanya slip pada prinsip kerja generator

menyebabkan putaran di stator dapat diatur. Generator induksi yang digunakan

pada penulisan tugas akhir ini ialah mesin induksi rotor belitan yang difungsikan

sebagai generator induksi.

I.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh STATCOM terhadap kondisi tegangan dan frekuensi

output generator induksi dalam kondisi terhubung ke grid ketika terjadi

perubahan putaran (fluktuatif prime mover)

2. Bagaimana pengaruh pengaturan static synchronous compensator terhadap

kondisi daya katif dan daya reaktif output generator induksi saat

dihubungkan ke grid dalam kondisi perubahan putaran (fluktuatif prime

mover)

3. Bagaimana pengaruh pengaturan static compensator terhadap

pembangkitan listrik tenaga angin

(3)

3

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan STATCOM terhadap tegangan dan

frekuensi output yang dihasilkan generator dalam kondisi terhubung ke

sistem grid dan kondisi perubahan putaran prime mover

2. Mengetahui pengaruh penggunaan STATCOM terhadap kondisi daya aktif

dan daya reaktif generator induksi dalam kondisi terhubung ke grid dan

kondisi perubahan putaran prime mover

3. Mengetahui apakah pengaturan static compensator sesuai untuk

pembangkit listrik tenaga angin.

I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini ialah:

1. Pengaturan output generator induksi dengan static compensator

(STATCOM) dilakukan dengan software simulasi PSIM

2. Switching device untuk pengaturan dengan static compensator dilakukan

dengan system Pulse Width Modulation (PWM)

3. Generator induksi yang digunakan ialah generator induksi rotor lilit

4. Pembahasan STATCOM dan sistem kontrol hanya pada alur kerjanya/

sistem kerjanya, tidak membahas lebih dalam ke perhitungannya

5. Pembangkit Listrik Tenaga Angin pada tugas akhir ini merupakan

Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang terhubung ke sistem Grid

6. Pembahasan harmonisa hanya sampai tahap bentuk sinyal gelombang yang

dihasilkan.

I.5 Manfaat

Dari penulisan tugas akhir ini, diharapkan dapat diketahui suatu cara untuk

mengkonversi energi angin menjadi energi listrik secara simulasi dan metode

untuk memfungsikan mesin induksi sebagai generator induksi secara simulasi.

Hasil penelitian diharapkan menjadi pertimbangan dalam perencanaan

pembangunan pembangkit listrik tenaga angin.

Referensi

Dokumen terkait

Renstra ini secara garis besar mengupas tentang Visi, Misi, Tujuan Strategis, serta Sasaran dan Target Strategis dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten

These results, together with those obtained with the hyperspectral data, confirm that spectral information from the SWIR region improves species discrimination in the

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Repeatedly conducted photogrammetric evaluation of forest stands and the data from FMP could bring a new approach for the forest growth analysis and could be one

Bahwa dengan adanya kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang bersifat strategis, maka Arah dan Kebijakan Umum APBD serta Strategi dan Prioritas APBD telah

The method proposed in this paper uses wavelet transform to build a barrier image indicating locations which should not be crossed by mosaicking lines.. Thanks to the

(2) Dilarang membuang sampah dan menumpuk kotoran/ sampah, di jalan, di jalur hijau, taman dan tempat umum, kecuali tempat-tempat yang telah ditentukan dan diizinkan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B4, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech