BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lalu lintas perekonomian baik nasional maupun internasional
lazimnya uang diartikan sebagai alat pembayaran yang sah. Pada kehidupan
sehari-hari, uang merupakan bagian yang integral yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan itu sendiri. Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di
dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk
pembayaran utang-utang. Uang juga sering dipandang sebagai kekayaan yang
dimiliki yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu utang dengan
kepastian dan tanpa penundaan1
Perbandingan masyarakat yang masih sederhana dengan masyarakat yang
sudah maju. Akan nampak bahwa ada perbedaan antara keduanya. Perbedaan
tersebut terlihat juga dalam sifat dan kemajuan perekonomian. Pada permulaan
tingkat perekonomian, yaitu di dalam masyarakat yang masih primitif, setiap
orang selalu berusaha untuk memproduksikan segala apa yang dibutuhkannya.
Dengan kata lain, segala sesuatu yang dihasilkan oleh masing-masing orang itu
ditujukan untuk memenuhi kebutuhannya dengan keluarganya. Pada taraf ini
hampir tidak ada orang yang menghasilkan atau memproduksi sesuatu guna
memuaskan kebutuhan orang lain, kecuali untuk kebutuhannya dan keluarganya.
Namun adalah suatu kenyataan, terutama karena faktor-faktor alam, terdapat suatu
jenis barang dalam jumlah relatif besar pada sesuatu tempat, sedang ditempat lain
1
hampir tidak dapat diperoleh. Keadaan demikian mungkin pula terjadi karena
kecakapan khusus dari pada orang-orang di sesuatu tempat tertentu.2
Masyarakat umumnya menggunakan uang untuk membeli barang-barang
dan jasa-jasa. Uang menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya
dengan barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang puas pada
pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk
uang. Pembagian tugas (spesialisasi) merupakan ciri khas daripada masyarakat
modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan
masyarakat.3
Fungsi uang telah berkembang pesat, dari yang semula hanya sebagai alat
tukar, kemudian berkembang sehingga memiliki fungsi sebgai ukuran umum
dalam menilai sesuatu (common measure of value), sebagai aset likuid (liquid
asset), bahkan dewasa ini fungsi uang telah berkembang dan memiliki fungsi yang
lebih kompleks lagi, yaitu sebagai komponen dalam rangka pembentukan harga
pasar(framework of the market allocative system), faktor penyebab dalam
perekonomian (a causative factor in the economy), dan faktor pengendali kegiatan
ekonomi (controller of the economy).4
Berkaitan dengan fungsi uang tersebut di atas, bagi bangsa Indonesia,
mencetak uang bukan sekedar melakukan kegiatan usaha di bidang jasa
percetakan belaka. Tetapi, kegiatan itu juga merupakan bagian dari upaya negara
2
M.Manulang, Ekonomi Moneter (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm.7. 3
Iswardono, Opcit, hlm. 17. 4
Tim Perundang-undangan dan Pengkajian Hukum Direktorat Hukum Bank Indonesia,
“Paradigma Baru Dalam Menghadapi Kejahatan Mata Uang (Pola Pikir, Pengaturan, dan
dalam menjaga dan mempertahankan ketahanan nasionalnya. Uang suatu negara
bukanlah sekedar alat pembayaran, tetapi juga simbol dari suatu negara yang
merdeka dan berdaulat.5
Para ahli ekonomi dan keuangan sependapat bahwa arus globalisasi
ekonomi yang menimbulkan hubungan interdependensi dan integrasi dalam
bidang finansial, produksi dan perdagangan telah membawa dampak pada
pengelolaan ekonomi Indonesia. Bagi Indonesia yang sistem perekonomiannya
bersifat terbuka akan lebih mudah dipengaruhi oleh prinsip-prinsip perekonomian
global dan liberalisasi perdagangan tersebut. Karena perekonomian Indonesia
akan berhadapan secara langsung dan terbuka lebar dengan perekonomian negara
lain, terutama melalui kerjasama ekonomi dengan mitra dagang Indonesia di luar
negeri, seperti pada sektor ekspor-impor, investasi, baik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung, serta pinjam-meminjam.6
Perkembangan globalisasi yang berlangsung dalam beberapa dasawarsa
terakhir telah menyebabkan berbagai perubahan yang fundamental dalam tatanan
perekonomian dunia baik sektor keuangan maupun perdagangan. Perubahan
tersebut khususnya di bidang perdagangan telah mendorong sebagian besar negara
di dunia ini untuk melakukan kebijakan dan praktek perdagangan internasional.
Disadari bahwa perdagangan bebas akan membawa manfaat yang lebih besar
5
Disampaikan dalam pidato sambutan Presiden Republik Indonesia (Susilo Bambang Yudhoyono) dalam rangka peresmian kawasan Perum Percetakan Uang Negara (Perum Peruri).
6
maka tuntutan untuk liberalisasi perdagangan dunia semakin marak yang
dilakukan oleh sejumlah negara.7
Keunggulan suatu negara dalam memproduksi suatu jenis barang
disebabkan faktor alam, maka negara itu disebut mempunyai keunggulan mutlak
(absolute advantage), sedangkan keunggulan suatu negara dalam memproduksi
suatu barang yang lebih murah karena lebih baik dalam mengkombinasikan
faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan manajemen) maka negara
tersebut mempunyai keunggulan dalam perbandingan/biaya (comprarative
advantage/cost). Adakalanya produksi suatu negara belum dapat dikonsumsi
seluruhnya di dalam negeri sehingga mendorong negara tersebut untuk menjual
kelebihan hasil produksinya ke negara lain, di samping itu, karena pertimbangan
faktor produksi (comparative cost) suatu negara dapat memutuskan untuk
mendatangkan/ membeli suatu jenis barang kebutuhannya dari negara lain.8
Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya uang di dalam lalu lintas
perekonomian dan pergaulan masyarakat suatu negara oleh karena itu di Indonesia
tentang uang ini diatur di dalam Pasal 23 B Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 belum diatur dengan undang-undang tersendiri. Pengaturan
lebih lanjut tentang uang ini dimuat di dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3843) sebagaimana telah diubah beberapa kali diubah terakhir dengan
7
Burhanuddin Abdullah, Kerja Sama Perdagangan Internasional (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), hlm. 1.
8
Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang-Undang-Undang
(yang selanjutnya disebut dengan UU BI), bahwa satuan mata uang negara
Republik Indonesia adalah Rupiah. Dan sekarang diatur di dalam Pasal 1 angka 1
dan 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (yang
selanjutnya disebut dengan UU Mata Uang). Mata uang Rupiah adalah alat
pembayaran yang sah di wilayah negara Republik Indonesia. Dalam fungsinya
sebagai alat pembayaran yang sah, maka setiap perbuatan yang menggunakan
uang dan mempunyai tujuan pembayaran atau kewajiban yang harus dipenuhi
dengan uang jika dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia wajib
menggunakan uang Rupiah, kecuali ditetapkan secara lain.9
Keharusan penggunaan mata uang Rupiah dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini mengingat mata uang merupakan salah satu simbol
kedaulatan negara, yang harus ditegakkan keberadaanya. Penggunaan mata uang
Rupiah di wilayah Republik Indonesia berarti penghormatan terhadap kedaulatan
Indonesia, sementara penggunaan mata uang asing di wilayah Republik Indonesia
dengan mengesampingkan mata uang Rupiah berarti merupakan salah satu
tindakan penjajahan terhadap kedaulatan Bangsa Indonesia khususnya di bidang
ekonomi yang berpotensi besar untuk menyerang bidang-bidang lain di wilayah
Republik Indonesia.10
9
Marsudi Triatmadja, Sularto, Daniar Rahmawati, Edward O.S. Hiariej, dan Amirullah Setiahadi, “Pengaturan Mata Uang Indonesia”, Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan Volume IV, No.1, April 2006, hlm. 29.
10
Secara khusus di dalam skripsi ini akan dibahas mengenai pengecualian
penggunaan mata uang Rupiah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Mata Uang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan hal yang menjadi
permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan yang akan
dibahas antara lain:
1. Bagaimana penggunaan mata uang Rupiah berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2011?
2. Bagaimana pengecualian terhadap penggunaan mata uang Rupiah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011?
3. Bagaimana pencegahan dalam pelanggaran penggunaan mata uang Rupiah?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas , maka tujuan dari penulisan
skripsi ini antara lain:
1. Mengetahui penggunaan mata uang Rupiah berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2011.
2. Mengetahui pengecualian terhadap penggunaan mata uang Rupiah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011.
3. Mengetahui pencegahan dalam pelanggaran terhadap penggunaan mata uang
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini, antara lain:
1. Secara teoritis
Diharapkan kehadiran skripsi ini dapat memberikan masukan bagi ilmu
pengetahuan khususnya dalam hal penggunaan mata uang Rupiah dan melahirkan
pemahaman tentang mata uang Rupiah sekaligus memperkaya serta menambah
wawasan ilmiah baik dalam tulisan ini maupun dalam bidang lainnya.
2. Secara praktis
Untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan penulis dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh dan memberikan masukan bagi pembaca untuk
memahami jenis-jenis, bentuk dan peranan mata uang Rupiah. Serta memberikan
manfaat bagi setiap pihak yang berkepentingan dalam kaitannya dengan
penggunaan mata uang Rupiah.
D. Keaslian Penulisan
Untuk mengetahui orisinalitas penulisan, sebelum melakukan penulisan
skripsi berjudul “ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGECUALIAN
PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG”, terlebih
dahulu telah dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat
pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara melalui surat tertanggal 30 Agustus 2014,
menyatakan bahwa judul skripsi ini merupakan karya ilmiah yang belum pernah
Dan telah dilakukan penelusuran berbagai judul karya ilmiah melalui
media internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum ada penelitian
lain yang pernah mengangkat topik tersebut. Skripsi ini disusun berdasarkan pada
pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan hukum yang diperoleh melalui
referensi media cetak maupun media elektronik. Oleh karena itu, dinyatakan
bahwa skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
Pasal 1 angka 1 UU Mata Uang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
mata uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut dengan Rupiah. Definisi uang berdasarkan
Pasal 1 angka 2 UU Mata Uang adalah alat pembayaran yang sah. Dan Pasal 9
ayat 2 UU Mata Uang menyatakan bahwa Bank Indonesia yang berhak
menetapkan bahan baku dari Rupiah dengan mengutamakan produk dalam negeri
dengan menjaga mutu, keamanan, dan harga yang bersaing dengan berkoordinasi
dengan pemerintah. Berdasarkan hal tersebut bentuk uang secara fisik adalah uang
kertas dan uang logam. Yang hanya dapat ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Uang menurut jenisnya dapat dikelompokkan atau dibagi berdasarkan
beberapa hal yaitu berdasarkan bahan atau material yang berupa uang logam dan
uang kertas, berdasarkan nilainya berupa uang yang bernilai penuh dan uang yang
Kartal dan uang Giral, berdasarkan kawasan atau daerah berlakunya berupa uang
domestik dan uang internasional.11
Definisi Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Pasal 1
angka 4 UU Mata Uang adalah seluruh wilayah teritorial Indonesia, termasuk
kapal dan pesawat terbang yang berbendera Republik Indonesia, Kedutaan
Republik Indonesia, dan kantor perwakilan Republik Indonesia lainnya di luar
negeri.
Pasal 21 ayat 2 UU Mata Uang menyatakan pengecualian adalah prinsip
yang ada di dalam penggunaan Mata Uang Rupiah. Yang berlaku bagi transaksi
tertentu dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara,
penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri, transaksi perdagangan
internasional, simpanan di bank dalam bentuk valuta asing atau transaksi
pembayaran internasional.
Pengertian hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
1. Peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku
oleh dan untuk orang banyak, misalnya yang disebut negara hukum ialah
negara yang dalam segala hal berdasarkan pada hukum.
2. Segala undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur pergaulan
hidup dalam masyarakat, ilmu pengetahuan atau falsafat.
3. Ketentuan (kaidah, patokan) mengenai sesuatu peristiwa atau kejadian (alam,
dan sebagainya; misalnya sesuai dengan hukum bahasa Indonesia; dalam buku
ini hukum-hukum ekonomi diuraikan dan diterangkan dengan jelas.
11
4. Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim (dalam pengadilan);
misal memutuskan hukum, menjatuhkan keputusan; kena hukum, dijatuhi
hukuman (yang diputuskan oleh hakim).12
Hukum memuat nilai-nilai moral, seperti keadilan dan
kebenaran.Nilai-nilai tersebut harus mampu diwujudkan dalam realitas nyata. Eksistensi hukum
diakui apabila nilai-nilai moral yang terkandung dalam hukum tersebut mampu
diimplementasikan atau tidak.13
Penegakan hukum bukanlah semata-mata berarti pelaksanaan
perundang-undangan, walaupun di dalam kenyataannya Indonesia kecenderungannya adalah
demikian. Selain itu, ada kecenderungan yang kuat untuk mengartikan penegakan
hukum sebagai pelaksanaan-pelaksanaan putusan hakim. Perlu diingat, bahwa
pendapat-pendapat yang agak sempit tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan
apabila pelaksanaan perundang-undangan atau keputusan-keputusan hakim
tersebut malahan mengganggu kedamaian di dalam pergaulan hidup.14
Penegakan hukum sebagai sarana untuk mencapai tujuan hukum, maka
sudah semestinya seluruh energi dikerahkan agar hukum mampu untuk bekerja
mewujudkan nilai-nilai moral dalam hukum. Kegagalan hukum untuk
mewujudkan nilai hukum tersebut merupakan ancaman bahaya akan bangkrutnya
hukum yang ada. Hukum yang miskin implementasi terhadap nilai-nilai moral
akan berjarak serta terisolasi dari masyarakatnya. Keberhasilan penegakan hukum
12
Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet VII (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 1031.
13
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis (Yogyakarta: Genta Publishing, 2009), hlm. 7.
14
akan menentukan serta menjadi barometer legitimasi hukum di tengah-tengah
realitas sosialnya.15
Pada hakekatnya hukum mengandung ide atau konsep-konsep yang
abstrak termasuk ide tentang keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial.
Apabila berbicara tentang penegakan hukum, maka pada hakekatnya berbicara
tentang penegakan ide-ide serta konsep-konsep yang sebenarnya adalah abstrak
tersebut. Dirumuskan secara lain, penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk
mewujudkan ide-ide tersebut menjadi kenyataan. Proses perwujudan ide-ide
tersebut merupakan hakekat dari penegakan hukum.16
F. Metode Penulisan
Menurut Soerjono Soekianto, penelitian dimulai ketika seorang berusaha
untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara sistematis dengan metode dan
teknik tertentu yang bersifat ilmiah, artinya bahwa metode atau teknik yang
digunakan tersebut bertujuan untuk satu atau beberapa gejala dengan jalan
menganalisanya dan dengan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta tersebut
untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas masalah-masalah yang
ditimbulkan faktor tersebut.17
15
Satjipto Rahardjo, Loc. Cit, hlm. 8. 16
Ibid, hlm. 12. 17
1. Spesifikasi penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum yaitu penelitian
yang berdasarkan undang-undang18 yang dalam hal ini adalah UU Mata Uang dan
UU BI. Dan merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menentukan kebenaran
berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Logika kelimuan yang
juga dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan
cara-cara kerja hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu
sendiri, Dengan demikian penelitian ini meliputi penelitian terhadap
sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan, dan beberapa dokumen terkait.
Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif analistis,
artinya bahwa penelitian ini termasuk lingkup penelitian yang menggambarkan,
menelaah, dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan mata uang.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
perundang-undangan (statuta approach). Dimana skripsi ini meninjau dari sisi
hukum dan peraturan yang mengatur tentang penggunaan mata uang Rupiah.
2. Sumber data
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang berbentuk
bahan hukum dan terdiri dari:
18
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer adalah dokumen peraturan yang mengikat dan
ditetapkan oleh pihak yang berwenang.19 Dalam penelitian ini bahan
hukum primer diperoleh melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank
Indonesia, dan peraturan lain yang terkait.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu semua dokumen yang merupakan informasi,
atau kajian yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu seminar-seminar,
jurnal-jurnal hukum, majalah-majalah koran-koran, karya tulis ilmiah, dan
beberapa sumber dari internet.
c. Bahan hukum tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti: kamus, ensiklopedia dan lain-lain.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan
(library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain berasal dari dari buku-buku baik
koleksi pribadi maupun dari perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari
19
media cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk
peraturan perundang-undangan.
Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka adalah sebagai
berikut:20
a. Melakukan inventarisasi hukum positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang
relevan dengan objek penelitian.
b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui, artikel-artikel media cetak
maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah dan peraturan
perundang-undangan.
c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan permasalahan
d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah
yang menjadi objek penelitian.
4. Analisis data kualitatif
Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis kualitatif, yaitu
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis
dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah
yang akan dibahas.
20
G. Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pengantar yang di dalamnya terurai mengenai latar
belakang penulisan skripsi, perumusan masalah, dilanjutkan dengan
tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan
kepustakaan, metode penulisan, dan diakhiri dengan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH DALAM
UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG MATA UANG
Pada bab ini diuraikan penggunaan mata uang Rupiah dalam kegiatan
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari
sejarah singkat, jenis dan fungsi, tata kelola mata uang Rupiah dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang serta
peranan Bank Indonesia dalam mata uang Rupiah.
BAB III PELANGGARAN DALAM PENGGUNAAN RUPIAH
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2011
TENTANG MATA UANG
Bab ini mengurai tentang aspek hukum dalam pelanggaran
terhadap mata uang Rupiah dari tindakan yang dilarang, sanksi hukum,
dan pencegahan dalam pelanggaran mata uang Rupiah. Yang diatur di
BAB IV PENGECUALIAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH
DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2011
TENTANG MATA UANG
Pada bab ini akan dibahas pengecualian penggunaan mata uang
Rupiah dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata
Uang serta teori dan faktor penyebab pengecualian penggunaan
mata uang Rupiah.
BAB V PENUTUP
Pada bab terakhir ini akan dimuat kesimpulan dari pembahasan yang
ada pada bab-bab sebelumnya dan akan diakhiri dengan saran-saran