• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soeka Moelidja Point (Mixed Use Building) Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Soeka Moelidja Point (Mixed Use Building) Chapter III VII"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 Arsitektur Tropis

Menurut Marcus Pollio Vitruvius (1486) arsitektur adalah kesatuan dari

kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas).

Menurut Francis DK Ching (1979) arsitektur membentuk suatu tautan yang

mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi. Menurut Amos Rappoport (1981)

arsitektur adalah ruang tempat manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga

menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan

sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur.

Sedangkan menurut JB. Mangunwijaya (1992) arsitektur sebagai vastuvidya

(wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata

bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana).

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang

lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan

binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,

arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan

desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan

tersebut. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ar·si·tek·tur

(2)

jembatan, dan/atau metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tropis tropis /tro·pis/ a 1 mengenai

daerah tropik (sekitar khatulistiwa): penyakit khas khatulistiwa (beriklim panas)

seperti malaria; 2 beriklim panas.

Pengertian tropis berasal dari kata tropicos dalam bahasa Yunani Kuno berarti

garis balik. Daerah tropis dapat dibagi dalam dua kelompok iklim utama yaitu tropis

basah dan tropis. Indonesia termasuk dalam daerah tropis lembab yang ditandai oleh

kelembaban udara yang relatif tinggi pada umumnya di atas 90%, curah hujan yang

tinggi, serta temperatur rata-rata tahunan di atas 18 C dan biasanya sekitar 23 C dan

dapat mencapai 38 C dalam musim kemarau. Lebih khusus lagi, Indonesia termasuk

dalam daerah sekunder hutan hujan tropis (tropis lembab).

Arsitektur tropis merupakan representasi konsep bentuk yang dikembangkan

berdasarkan respon terhadap iklim yang dialami oleh Negara Indonesia yaitu tropis

lembab. Konsep arsitektur tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap

iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam

desainnya. Pengaruh utama berasal dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi,

dimana pengaruhnya ada pada tingkat kenyamanan ketika pengguna berada dalam

ruangan.

Arsitektur Tropis merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari

tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada lokasi di

mana massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak, tautan ataupun

(3)

Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam bangunan, oleh aliran

udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep bangunan tropis. Meskipun konsep

bangunan tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk

(tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren

yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai

representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli

yang diekspos lainnya.

Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter

menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi

dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep

atau bentuk modern atau hitech, bias disebut bangunan tropis, hal ini diatasi dengan

adanya system sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta

penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan.

Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain

bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau

dampak terhadap lingkungannya.

Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai

berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan

standar tropis (building orientation), menggunakan bahan atau bagian pendukung

kenyamanan pada kondisi tropis, seperti; sunshading, sunprotection, sunlouver,

(4)

radiation), serta memiliki karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan sebagai

bangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda.

3.2 Studi Banding Tema Sejenis

3.2.1 Museum Centre Pompidou

Fungsi : Museum Gallery

Lokasi : Paris

(5)

3.2.2 Condominium Garden

Fungsi : Museum Gallery

Lokasi : Ladprao

(6)

3.2.3 Green School Bali

Fungsi : Sekolah Alam

Lokasi : Bali

(7)

Kesimpulan yang dapat diambil dari studi banding ini bahwa studi banding ini

merupakan beberapa konsep arsitektur tropis dimana dalam desainnya berusaha

membentuk bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan

(8)

BAB IV

ANALISIS

4.1 Analisa Fisik

4.1.1 Tinjauan Lokasi Perancangan Terhadap Kota Medan

Lokasi perancangan berada pada kawasan strategis Nasional dan Kawasan

Strategis Provinsi. Di Kota Medan terdapat 7 (tujuh) kecamatan di Pusat Kota yang

ditetapkan sebagai Pusat Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu Kecamatan

Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Barat, Medan Petisah, Medan Baru, Timur

dan Medan Kota. Lokasi perancangan terletak pada kawasan pusat kota Medan.

(9)

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan

pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan.

Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan terlepas

dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Untuk

mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan

Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kota

Medan saat ini, maka Visi Pembangunan Kota Medan yang akan dituju, adalah

“Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah

tujuan investasi”.

Berdasarkan data RTRW 2010 yang termasuk dalam Skala pelayanan kawasan

primer pusat kota:

• Kecamatan Medan Polonia.

Kecamatan Medan Maimun.

• Kelurahan Darat dan Petisah Hulu (Kecamatan Medan Baru).

• Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip (Kecamatan Medan Petisah).

• Kelurahan Kesawan dan Silalas (Kecamatan Medan Barat).

• Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu (Kecamatan Medan Timur).

• Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan Kelurahan Mesjid (Kecamatan Medan

Kota).

Jadi dapat di simpulkan bahwa loaksi perancangan berada pada kawasan pusat

(10)

kegiatan utama kawasan adalah sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis; pusat

kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota; pusat pelayanan ekonomi

yang skala pelayanannya adalah Kota Medan; Provinsi Sumatera Utara dan

Internasional.

4.1.2 Tinjauan Lokasi Perancangan Terhadap Kecamatan

Kecamatan Medan Maimun terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan

batas-batas sebagai berikut :

•Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia

•Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota.

•Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor.

•Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat.

Lokasi perancangan berada Jl. Palang Merah Kecamatan Medan Maimun Kota

Medan, tepatnya bersebelahan dengan bangunan heritage peninggalan zaman kolonial

dan juga terdapat sungai deli di tepi lokasi perancangan tersebut.

Daerah pelayanan pada proyek Soekamoelidja Point adalah seluruh kelurahan

yang ada di Kec. Medan Maimun ini, antara lain :

▪ Kelurahan Kampung Baru.

▪ Kelurahan Sei Mati.

▪ Kelurahan Suka Raja.

(11)

▪ Kelurahan Hamdan.

▪ Kelurahan Aur.

4.1.2 Kondisi dan Potensi Lokasi Perancangan

Lokasi perancangan merupakan sebuah lahan kosong dengan luas lahan ± 3.9

Ha. Lokasi perancangan memiliki beberapa potensi dari segi pengembangan

perekonomian Kota Medan diantaranya Kawasan palang Merah merupakan kawasan

perumahan permukiman, perdagangan dan jasa.

Terletak di sekitar kawasan kota lama, yang dewasa ini telah / sedang ditata

sebagai kawasan wisata kota konservasi, karena masih terdapat beberapa

bangunan-bangunan bersejarah.

4.1.3 Batas – Batas Lokasi Perancangan

Batas – batas lokasi perancangan dapat dilihat pada gambar 1.10 dibawah ini.

(12)

4.1.4 Analisa Tata Guna Lahan

Adapun kegunaan lahan di kawasan Jl. Palang Merah terlihat pada gambar di

bawah ini (Gambar 1.11) :

Gambar 1.11 Bangunan Sekitar Lokasi Perancangan Radius 1 Km Dari Lokasi Sumber : Survey Lapangan, 2012

Adanya isu global warming sehingga lahirlah Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2002 tentang bangunan gedung yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi

(13)

Adanya isu kawasan di lokasi perancangan ini diantaranya :

1. Kemacetan ditimbulkan Perkembangan kota Medan pada saat ini telah

menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Makin besar jumlah

penduduk makin banyak dan beragam pula fasilitas yang dibutuhkan dalam

suatu kota.

2. Gejala perkotaan yang mengakibatkan kematian kawasan adalah sebagai

berikut :

a. Terjadinya pergeseran pusat-pusat kegiatan dan fungsi kawasan dari pusat

kota yang lama ke pusat kota yang lain sebagai akibat dari manajemen

pertumbuhan kota yang kurang baik.

b. Terjadinya business flight yang menyebabkan berubahnya fungsi landuse

dan space use kawasan. Kawasan kota lama yang semula merupakan

kawasan strategis kota, berangsurangsur mengalami pergeseran fungsi

yang menyebabkan kematian kawasan.

c. Ada beberapa lokasi yang potensial dari segi pengembangan

perekonomian kota Medan, namun disisi lain ada wajah kawasan yang

perlu segera direvitalisasi mengingat historis kawasan tersebut.

(14)

Gambar 1.12. Peta Kawasan Persebaran Bangunan - Bangunan Bersejarah

Sumber : Survey Lapangan, 2012

Respon terhadap langgam arsitektur sekitar adalah dengan mengambil karakter

bangunan yakni : grid, massif, shading, dan bangunan yang tanggap terhadap kondisi

iklim sekitar dalam hal pencahayaan dan penghawaan alami.

a. Kawasan ini terletak disebelah simpul jalur lalu-lintas dari dalam dan luar

kota.

3. Kurangnya pedestrian.

4. PKL tidak dikoordinir dengan baik.

5. Kawasan ini belum memiliki tingkat pelayanan untuk skala kecamatan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa ini adalah :

1. Peluang investasi yang menjanjikan. Baik dibidang pelayanan dan jasa. Kota

(15)

ini dikenal dengan potensi bisnisnya, dan juga layak menjadi tujuan wisata.

Dilihat dari bidang usaha potensial untuk perekonomian kota Medan tahun

2000, didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%),

yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%.

2. Berdasarkan hasil wawancara Kepala Dinas Dinas Pendidikan dan

Pariwisata Medan ingin menegaskan kembali jika Medan masih

membutuhkan conventiontion hall yang berkapasitas 10.000 orang

pengunjung.

4.1.5 Analisa Orientasi & Massa Bangunan

Massa bangunan dipengaruhi pula terhadap orientasi bangunan. Tujuannya

adalah menentukan arah orientasi bangunan agar didapatkan nilai view yang optimal

sehingga dapat menjadikan bangunan sebagai daya tarik bagi para pengunjung dan

pengguna jalan.

Dasar pertimbangannya adalah orientasi bangunan diarahkan keseluruh arah

yang strategis yang memudahkan pengenalan dan menangkap massa.

Berdasarkan program aplikasi eco tech penentuan orientasi terbaik adalah

(16)

Gambar 1.13. Analisa Orientasi Bangunan

Sumber : Analisa Penulis, 2012

Lokasi perancangan memiliki bentuk yang memanjang dan tidak teratur serta

mengikuti alur sungai. Lokasi Perancangan ini akan ditempatkan mixed-used dengan

3 fungsi bangunan berbeda. Pembagian fungsi sebaiknya berdasarkan karakter fungsi

bangunan.

4.1.5 Analisa Sirkulasi Kendaraan & Pejalan Kaki

Lokasi Perancangan hanya berbatasan dengan satu jalan utama ( arteri sekunder

) yaitu Jalan Palang Merah dan hanya dengan satu sisi/arah pada jalan Palang Merah

dari arah jalan Pemuda apabila hendak dicapai dengan menggunakan kendaraan (roda

empat dan atau roda dua). Hal ini disebabkan jalan Palang Merah dibatasi oleh

(17)

Lokasi Perancangan dapat dicapai dari arah jalan Palang Merah (dari arah jalan

Imam Bonjol dan jalan Pemuda) oleh pejalan kaki. Lokasi Perancangan berbatasan

dengan jalan lokal yang buntu (Jalan Suka Mulya) , dimana jalan Suka Mulya juga

hanya bisa dicapai dari jalan Palang Merah dari arah jalan Pemuda.

Pencapaian secara langsung dari sumbu Selatan bagian Timur Kota Medan (

Medan Amplas dan arah luar kota Tanjung Morawa (Deli Serdang) yang langsung

menuju jalan Pemuda untuk mencapai site pada jalan Palang Merah. Pencapaian dari

Sumbu Barat (Kota Binjai, Belawan, Marelan) dan sebagian sumbu Utara harus

mencapai jalan Imam bonjol mengikuti jalan Jend. Sudirman dan masuk ke jalan

Pemuda untuk mencapai site pada lokasi jalan Palang merah dan mencapai lokasi

perancangan. Pencapaian dari Sumbu Timur ( Kota Medan dari arah Tembung ,

Kuala Namu, Deliserdang ) dan sebagian sumbu Utara ( Percut dan Belawan )melalui

jalan Irian menuju jalan Cirebon, masuk ke jalan Pandu selanjutnya jalan Pemuda

untuk mencapai lokasi perancangan pada lokasi jalan Palang Merah. Pencapaian

sebagian sumbu Selatan bagian Barat (Brastagi- Karo) dari Jalan Jend.Sudirman

menuju Jalan Pemuda untuk mencapai lokasi perancangan pada jalan Palang Merah

(18)

Gambar 1.14. Analisa Sirkulasi Kendaraan & Pejalan Kaki

Sumber : Survey Lapangan, 2012

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa sirkulasi kendaraan dan pejala kaki

adalah perlu adanya pencapaian alternative untuk mengurangi panjangnya jalur

pencapaian terutama untuk Sumbu Utara bagian barat dan Sumbu Timur serta sumbu

Selatan bagian barat, hal ini untuk mengurangi beban jalan Pemuda yang makin berat

(19)

4.1.6 Analisa Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau kawasan sekitar merupakan gabungan antara bagian kota

yang berkonsep garden city dan pusat bisnis, sehingga lokasi perancangan berada

pada daerah gabungan yang sangat minim ruang terbuka dan vegetasi. Ruang terbuka

hijau lokasi sekitar pada bagian timur memiliki ruang terbuka dan vegetasi yang

minim, sedangkan pada area bagian barat memiliki cukup ruang terbuka dan vegetasi

(Gambar 1.15).

Gambar 1.15. Analisa Ruang Terbuka Hijau

Sumber : Survey Lapangan, 2012

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa ruang terbuka hijau ini adalah perlu

(20)

padat di lokasi ini juga memberikan kenyamanan lebih di lokasi ini. Ruang terbuka

hijau bisa berupa pepohonan, rumput, roof garden dan sebagainya.

4.1.7 Analisa Activity Support & Signage

Dari sudut pandang desain perkotaan, ukuran dan kualitas desain dari

tanda-tanda iklan harus diatur dalam rangka untuk menetapkan kompatibilitas, mengurangi

dampak visual negatif, dan pada saat yang sama mengurangi kebingungan dan

persaingan dengan publik yang diperlukan dan rambu lalu lintas. Hal tersebut

merupakan suatu keharusan dalam memberi prihatin terhadap kualitas lingkungan

fisik.

Terhadap Lokasi perancangan, agar perletakan signage lebih teratur sehingga

signage tidak terlihat semrawut dan lebih informatif sehingga pengunjung dapat

tertarik mengunjungi bangunan tersebut.

Terhadap bangunan, agar perletakan signage dapat diletakkan pada vocal point

bangunan sehingga memudahkan view ke dalam perancangan. .

Pola aktivitas akan memberikan gambaran yang mengarah pada prosentase

kegiatan manusia pada suatu lingkungan. Pola aktivitas dapat digambarkan melalui

penampakan kegiatan pada bagian wilayah kawasan yang dikategorikan sebagai

kegiatan yang dilakukan sementara, sesaat atau pada waktu tertentu, atau sering

dilakukan. Baik pada siang hari, malam hari, hari biasa ataupun hari libur.

Terdapat PKL yang melakukan aktivitas berjualan di sekitar lokasi perancangan

ini namun letaknya tidak teratur sehingga mengurangi tampilan visual kawasan.

(21)

dimasukkan kedalam kegiatan lokasi perancangan agar dapat menertibkan kawasan

sehingga tampilan visualnya lebih baik dan dapat meningkatkan perekonomian

mereka (Gambar 1.16).

Gambar 1.16. Analisa Activity Support & Signage

Sumber : Survey Lapangan, 2012

4.1.8 Analisa Struktur & Teknologi Bangunan

Hal yang perlu dipertimbangan dalam analisa ini bahwa struktur dapat

dijadikan sebagai salah satu faktor penentu bentuk dalam semua bangunan, dan juga

dapat menjadi prinsip yang mengatur disain dan mekanisme yang memikul beban.

Semua betuk alam dapat dianggap sebagai mekanisme yang memikul beban, dengan

(22)

mula dan luar.Analisa struktur & teknologi bangunan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 1.2 : Analisa Struktur & Tenologi Bangunan

No Konsep Uraian

1 Pondasi

Tanah tapak dekat dengan perairan/sungai, kondisi cukup lembab, pondasi yang digunakan adalah pondasi pancang beton bertulang. 2 Lantai Untuk lantai perkantoran digunakan material keramik, koridor

memakai material kayu parket laminasi/batu alam

3 Dinding

Dinding ruangan secara keseluruhan memakai dinding bata dengan alasan sistem pemasangannya/pengerjaannya lebih mudah dan cepat.

4 Kolom

(23)

Sumber : Analisa Penulis, 2012

4.1.9 Analisa Utilitas

Saluran air bersih, air kotor, telepon, gas, dan saluran listrik berada di

sepanjang jalan utama site ini dan semuanya dalam kondisi terawat dan baik. Saluran

kabel listrik terlihat agak semrawut / kurang tertata dengan baik (gambar 1.17). 5 Balok

Pembalokan berupa balok induk dan anak prefabrikasi yang berupa pelat wafel (waffle slab)

6 Atap

(24)

Gambar 1.17. Analisa Utilitas

Sumber : Survey Lapangan, 2012

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa utilitas ini adalah saluran air

bersih, air kotor, telepon, gas, dan saluran listrik yang berada dalam kondisi baik agar

dipertahankan. Untuk saluran kabel listrik agar lebih ditata dengan lebih baik

sehingga tidak terlihat semrawut.

Keterangan :

Saluran gas, saluran air

bersih dan air kotor

(dibawah permukaan

pedestrian).

Saluran listrik dan saluran

telepon (di atas permukaan

(25)
(26)
(27)
(28)

4.2 Analisa Non Fisik

4.2.1 Analisa Kebutuhan Ruang

Berdasarkan Ketentuan Dasar Hotel, Jumlah Kamar Hotel Bintang 3

minimal 300 Kamar, maka total jumlah ruang kamar hotel adalah 192 kamar

Junior Suite, 96, kamar Standard Suite dan 32 kamar Deluxe Suite dengan total

jumlah kamar 320 unit (8 lantai). Kebutuhan Parkir adalah kendaraan roda empat

(mobil) setiap 7 unit kamar disediakan 1 (satu) parkir mobil maka, jumlah

kebutuhan parkir roda empat (mobil) adalah 320:7= 46 unit. Bila 1 unit parkir

mobil seluas 12 m2, maka luas parkir untuk memenuhi kebutuhan HOTEL

BINTANG 3 adalah seluas 552 m2, ditambah sirkulasi 50 % menjadi 828 m2.

Kendaraan roda dua (sepeda motor) : 50% dari jumlah parkir mobil = 23 unit. Bila

1 unit parkir sepeda motor seluas 2 m2, maka luas parkir sepeda motor adalah 46

m2, ditambah sirkulasi 25 % menjadi 57,5 m2. Luasan parkir = 885,5 m2. Total

Luas Bangunan – Parkir Untuk Hotel = 14.920,6.M2.

Fasilitas kegiatan

Pemakai Kegiatan Kebutuhan ruang

Hotel

Front of the house Area privat

Kamar

hotel

Tamu • Beristirahat

• Sanitasi

• Makan / minum

• Kerja

• Kamar hotel

• R. housekeeping

(29)

Karyawan • Room service

• Membersihkan kamar

Area public

Lobby Tamu • Masuk dan keluar

hotel

• Check in dan check out

• Mencari informasi

• Menerima/ menunggu tamu

• Menyimpan barang berharga

• Menelepon

• Membeli/ mengurus

perjalanan wisata

• Menukar/ mengambil uang

• Membeli barang kebutuhan,

souvenir, dll.

• Sanitasi

• Entrance hall

• Front desk

• Area duduk

• Area lift

• Area retail (biro perjalanan, money

changer, toko

souvenir, drugstore,

toko buku dan

majalah, beauty shop,

dll)

• Bellman station

• Fasilitas pendukung lainnya, seperti toilet,

telepon umum, dll.

Karyawan • Memberi informasi

• Mengantar/ mengambil koper

• Memanggil taksi/ supir

(30)

• Mengelola dan

• Mendengarkan musik

• Snack bar, poolbar, lobby bar

• Cocktail dan

entertainment lounge

• Club

• Toilet Karyawan • Memberikan

pelayanan

• Mengelola dan membersihkan

menyimpan barang

• Bermain

• Makan/ minum

• Menikmati suasana

• Sanitasi

Karyawan • Menerima

reservasi dan

melayani tamu

• Mengurus administrasi

• Ruang manager

• Ruang kontrol kebakaran

• Bellman storage

(31)

• Menyimpan barang berharga

• Membuat rekening perhitungan biaya

tamu

• Mengontrol kebakaran

• Resepsionis

• Operator telepon

Kantor

• Ruang general manager

• Area penerima dan tunggu

• Ruang rapat

• Gudang Karyawan • Mengelola dan

mengatur setiap

departemen dalam

hotel

• Menyimpan arsip Sales and

catering

Karyawan • Melakukan

perencanaan

pemasaran,

periklanan/

promosi dan

penjualan produk

dan fasilitias hotel

• Mengatur bagian makanan dan

minuman

• Ruang direktur pemasaran

• Area penerima dan tunggu

• Ruang pemasaran

• Ruang manager bagian catering

• Gudang

Accountin

g

Karyawan • Mengelola

keuangan hotel

• Area penerima dan tunggu

• Ruang controller

• Ruang audit

(32)

• Ruang komputer

• Ruang arsip

• Gudang

Back of the house Area servis

Food

preparatio

n

Karyawan • Melakukan

persiapan dan

pengolahan dasar

makanan dan

minuman

• Memasak dan menyajikan

makanan dan

minuman

• Mencoba makanan dan minuman yang

dimasak

• Menyimpan bahan makanan dan

minuman

• Melayani pesanan makanan

• Sanitasi

• Dapur utama

• Ruang saji

• Dapur kepala koki

• Food controler office

• Room service

Karyawan • Menerima barang

• Menyimpan barang

• Membuang sampah

• Mencuci dan mengolah barang

• Loading dock

• Area penerima

• Kantor penerima

• Gudang umum

• Gudang alat

• Gudang bahan

(33)

Ruang

karyawan

Karyawan • Mengawasi

keamanan

• Mengadakan pelatihan dan

wawancara

• Menyimpan data dan barang

• Makan/ minum

• Beribadah

• Sanitasi

• Area security

• Ruang manager

• Ruang wawancara

• Ruang pelatihan

• Area penyimpanan data

• Loker wanita dan pria

• Musholla

• Cafetaria

• Toilet Laundry

dan

housekeep

ing

Karyawan • Mencuci,

membersihkan dan

mengeringkan

pakaian

• Menyimpan peralatan

• Mengantar pakaian tamu

• Mengawasi berlangsunya

kegiatan pencucian

• Merencanakan, merawat, dan

membersihkan

kamar tamu dan

semua ruang pada

hotel

• Mencari barang yang hilang/

• Laundry washer

• Solid linen room

• Laundry dryer

• Laundry supervisor

• Gudang alat

• Ruang jahit

• Ruang lost and found

• Ruang housekeeper

(34)

tertinggal

• Menjahit kain, dll. Engineerin

g

Karyawan • Melakukan

pemasangan,

perawatan,

perbaikan

elektrikal

mekanikal,

pemipaan, kunci,

dll. yang

berhubungan

dengan masalah

teknis.

• Ruang kepala bagian teknik

• Ruang karyawan

Area

mekanikal

dan

elektrikal

Karyawan • Memelihara dan

memperbaiki

mesin

• Mengatur sistem mekanikal dan

elektrikal

bangunan

• Ruang chiller

• Ruang boiler

• Ruang genset

• Ruang shaft

• Ruang AHU

• Ruang pompa

• Ruang treatment air

• Ruang PABX, dll.

• Memarkirkan kendaraan

• Area parkir roda 2

• Area parkir roda 4

• Area parkir bus

CONVENTION HALL

Lobby Pengelola • Mengelola kantor • Area duduk

• Pusat informasi

• Resepsionis

• Toilet umum Karyawan • Masuk dan keluar

kantor

(35)

menemui tamu/

• Mengadakan dan mengikuti acara

• Makan/ minum

• Mengadakan dan mengikuti rapat

• Mengadakan dan menyaksikan

• Ruang pameran

• Ruang persiapan

• Gudang

• Toilet

Karyawan • Mengurus

keperluan acara

Ruang

kantor

Pengelola • Mengelola kantor • Ruang kerja

Karyawan • Bekerja

Meeting Pengelola • Mengadakan rapat • Ruang rapat

Karyawan • Mengikuti rapat

Tamu • Mengikuti rapat

Fasilitas

• Memarkirkan kendaraan

• Area parkir roda 2

• Area parkir roda 4

• Area parkir bus

Shopping Mall/Pusat Perbelanjaan

Lobby Pengunju

ng

Pengelola

• Masuk dan keluar mall

• Menanyakan

• Lobby mall

(36)

Sumber : Analisa Penulis, 2012

4.2.2 Analisa Program Ruang

PROGRAM RUANG CONVENTION HALL

JENIS NAMA RUANG KAPASIT STANDA LUASAN SUMBE

informasi

• Berbelanja

• Makan dan minum

• Hiburan

• Mengelola shopping mall

• mengontrol administrasi

• membersihkan shopping mall

• supermarket

• retail

• Berjalan-jalan

• Restoran

• Foodcourt dan cafe

Tempat

penymipan

an

Karyawan • Menyimpan

barang yang akan

dijual

• Memarkirkan kendaraan

• Area parkir mobil

• Area parkir roda 2

Mekanikal

elektrikal

Karyawan • Memelihara,

memperbaiki

mesin

• Ruang M.E

(37)

RUANG AS R (M2) (M2) R

Toilet Pria

Toilet 1 org 1,2 / org 18 NAD

Urinoir 1 org 0,94 / org 14,1 NAD

Wastafel 1 org 1,35 / org 13,5 NAD

Toilet Wanita

Toilet 1 org 1,2 / org 30 NAD

TOTAL LUAS BANGUNAN CONVENTION HALL ADALAH 8070,6 M2

Kebutuhan Parkir:

Kendaraan roda empat (mobil) : 1 mobil untuk 100 m2 lantai bruto. Maka

kebutuhan parkirnya adalah 8070,6 : 100 = 81 unit, Bila 1 unit parkir mobil

(38)

adalah seluas 972 m2, ditambah sirkulasi 50 % menjadi 1458 m2. Kendaraan roda

dua (sepeda motor):1 sepeda motor untuk 40 m2 lantai bruto

8070,6 : 40 = 203 unit. Bila 1 unit parkir sepeda motor seluas 2 m2, maka luas

parkir sepeda motor adalah 406 m2, ditambah sirkulasi 25 % menjadi 506,2 m2.

TOTAL LUAS BANGUNAN – PARKIR UNTUK CONVENTION HALL =

10.034,8 M2

PUSAT PERBELANJAAN / SHOPPING MALL

JENIS

Toilet pria

Toilet 1 org (12

Toilet wanita

Toilet 1 org (40 1,2 / org 48 NAD

(39)

unit)

Toilet Pria

Toilet 1 org (2 unit) 1,2 / org 2,4 NAD

Wastafel 1 org (2 unit) 1,35 / org 2,7 NAD

Toilet wanita

Toilet 1 org (2 unit) 1,2 / org 2,4 NAD

Wastafel 1 org (2 unit) 1,35 / org 2,7 NAD

Total 2223,64

Total luas + Sirkulasi 20 % 2668,368

Departemen

Toilet pria

(40)

Wastafel 1 org (2 unit) 1,35 / org 2,7 NAD

Toilet wanita

Toilet 1 org (2 unit) 1,2 / org 2,4 NAD

Wastafel 1 org (2 unit) 1,35 / org 2,7 NAD

Total 2741,26

Total luas + Sirkulasi 20 % 3289,512

(41)

Kasir 1 org (5 unit) 3 / org 15 NAD

Counter 50 unit 16 / unit 800 ASS

Gudang 40 ASS

Total 1605

Total luas + Sirkulasi 20 % 1926

Restoran Area Makan 120org

(2unit)

1,5 / org 360 NAD

Kasir 2 org (2 unit) 3 / org 12 NAD

Dapur 2 unit 15 / unit 30 ASS

Gudang 2 unit 15 / unit 30 NAD

Toilet Pria

Toilet 1 org (4 unit) 1,2 / org 4,8 NAD

Cafetaria Area Makan 100org

(3unit)

Total luas +Sirkulasi 20 % 640,8

Coffee Shop Area Makan 50org (5

unit)

1,5 / org 375 NAD

Kasir 1 org (5 unit) 3 / org 15 NAD

(42)

Gudang 5 unit 10 / unit 50 ASS

Toilet pria

Toilet 1 org (4 unit) 1,2 / org 4,8 NAD

Urinoir 1 org (4 unit) 0,94 / org 3,76 NAD

Wastafel 1 org (4 unit) 1,35 / org 5,4 NAD

(43)

Wanita

Toilet 1 org (4 unit) 1,2 / org 4,8 NAD

Wastafel 1 org (4 unit) 1,35 / org 5,4 NAD

Total 265,56

Total luas + Sirkulasi 20 % 318,672

Fasilitas

Servis

R. ME 1 unit 20 / unit 20 ASS

R. Genset 1 unit 20 / unit 20 ASS

R. Panel 1 unit 10 / unit 10 ASS

R. CCTV 1 unit 15 / unit 15 ASS

R. Security 2 org (1 unit) 2 / org 4 TSS

Total 69

Total luas + Sirkulasi 20 % 82,8

Sumber : Analisa Penulis, 2012

LUAS TOTAL BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN = 19.564,824 M2

Kebutuhan parkir:

Kendaraan roda empat (mobil) : 1 mobil untuk 60 m2 luas bruto. Maka kebutuhan

parkirnya adalah 27.772,824 : 60 = 327 mobil. Bila 1 unit parkir mobil seluas 12

m2, maka luas parkir untuk memenuhi kebutuhan shopping mall adalah seluas

3924 m2, ditambah sirkulasi 50 % menjadi 5.886 m2. Kendaraan roda dua (sepeda

motor) : 19.564,824 : 40 = 490 unit

Bila 1 unit parkir sepeda motor seluas 2 m2, maka luas parkir sepeda motor adalah

980 m2, ditambah sirkulasi 25 % menjadi 1.225 m2. TOTAL LUAS

BANGUNAN – PARKIR UNTUK SHOPPING MALL/PUSAT

PERBELANJAAN = 26.675.824 M2

HOTEL

Bangunan Multifungsi

(44)

Hotel *** Fung si

Deskr ipsi

Zona Kapasita s (org)

Front of the House Area Privat

K

Total luas + 20% sirkulasi 10.1

37,6 Area Publik

(45)
(46)

souvenir k

Total luas + 20% sirkulasi 523,

06

Food and beverages outlets

R

Publik (0,75x12

(47)

dudu

Wastafel Semi

(48)

Pantry Servis 4 1/3xd

Wastafel Semi

(49)

r

Wastafel Semi

publik

Total luas + 20% sirkulasi 802,

(50)
(51)

un

Total luas + 20% sirkulasi 558,

(52)
(53)
(54)
(55)

Total luas + 20% sirkulasi 555, 79 Back of the House

Area Servis

(56)
(57)
(58)
(59)

Sumber : Analisa Penulis, 2012

Berdasarkan Ketentuan Dasar Hotel, Jumlah Kamar Hotel Bintang 3

minimal 300 Kamar, maka total jumlah ruang kamar hotel adalah 192 kamar

Junior Suite, 96, kamar Standard Suite dan 32 kamar Deluxe Suite dengan total

jumlah kamar 320 unit (8 lantai).

Kebutuhan Parkir:

Kendaraan roda empat (mobil) setiap 7 unit kamar disediakan 1 (satu) parkir

mobil maka, jumlah kebutuhan parkir roda empat (mobil) adalah 320:7= 46 unit.

Bila 1 unit parkir mobil seluas 12 m2, maka luas parkir untuk memenuhi

kebutuhan HOTEL BINTANG 3 adalah seluas 552 m2, ditambah sirkulasi 50 %

menjadi 828 m2. Kendaraan roda dua (sepeda motor) : 50% dari jumlah parkir

mobil = 23 unit. Bila 1 unit parkir sepeda motor seluas 2 m2, maka luas parkir

sepeda motor adalah 46 m2, ditambah sirkulasi 25 % menjadi 57,5 m2.

Luasan parkir = 885,5 m2

Total Luas Bangunan – Parkir Untuk Hotel = 14.920,6 m2.

ka

l

Total 121

4,5

Total luas + 20% sirkulasi 145

7,4

Total Luas Bangunan Hotel 14.0

(60)
(61)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Orientasi & Massa Bangunan

Massa bangunan dipengaruhi pula terhadap orientasi bangunan seperti pada

gambar 1.18 dibawah ini.

Gambar 1.18. Konsep Massa Bangunan

Sumber : Survey Lapangan, 2012

Pembagian zona fungsi bangunan berdasarkan analisa sirkulasi, maka di

tempatkan zona-zona fungsi bangunan seperti terlihat pada gambar 1.19 di bawah ini

(62)

Gambar 1.19. Konsep Orientasi Bangunan

Sumber : Survey Lapangan, 2012

5.2 Konsep Sirkulasi Kendaraan & Pejalan Kaki

Konsep sirkulasi pada ketiga fungsi bangunan agar dapat terkoneksi antara

bangunan yang satu dengan yang lain dengan menggunakan koridor penghubung

(Gambar 1.20).

Gambar 1.20. Konsep Sirkulasi Kendaraan & Pejalan Kaki

Sumber : Survey Lapangan, 2012

(63)

Fungsi bangunan yang berbeda tidak menimbulkan kesan terpisah antar satu

bangunan dengan bangunan yang lain dan menjadi desain yang kompak dan menyatu

dalam sebuah lokasi perancangan.

5.3 Konsep Ruang Terbuka Hijau

Konsep ruang terbuka hijau dapat terlihat pada gambar 1.21 di bawah ini :

Gambar 1.21. Konsep Ruang Terbuka Hijau

Sumber : Survey Lapangan, 2012

5.4 Konsep Activity Support & Signage

Konsep penempatan signage dengan cara signage harus cukup tinggi apabila

dilihat dari jauh, signage harus bersifat informatif kepada pengunjung yang berada di

dalam site baik di area pedestrian, parkir maupun didalam bangunan, serta tulisan

(64)

Gambar 1.22. Konsep Ilustrasi Signage

Sumber : Survey Lapangan, 2012

Rekomendasi konsep activity support adalah dengan menyediakan akses bagi

pejalan kaki yang nyaman bagi pengunjung berupa pedestrian atau plaza,

menyediakan retail-retail/café outdoor sehingga pengunjung dapat menikmati suasana

ruang luar sambil duduk, makan/minum, penataan lansekap / vegetasi yang indah dan

nyaman (Gambar 1.23).

Gambar 1.23. Konsep Ilustrasi Activity Support

(65)

5.5 Konsep Struktur & Teknologi Bangunan

No Konsep Uraian

1 Pondasi

Tanah tapak dekat dengan perairan/sungai, kondisi cukup lembab, pondasi yang digunakan adalah pondasi pancang beton bertulang.

2 Lantai Untuk lantai perkantoran digunakan material keramik, koridor memakai material kayu parket laminasi/batu alam

3 Dinding

Dinding ruangan secara keseluruhan memakai dinding bata dengan alasan sistem pemasangannya/pengerjaannya lebih mudah dan cepat.

4 Kolom

Kolom dibuat prefabrikasi beton bertulang.

(66)

5.6 Konsep Utilitas

No Konsep Uraian

5 Balok

Pembalokan berupa balok induk dan anak prefabrikasi yang berupa pelat wafel (waffle slab)

6 Atap

Struktur atap untuk bangunan ini adalah struktur daag beton dengan finishing roof garden di atas atap nya dengan alasan minimnya ruang terbuka hijau pada kawasan ini sehingga kami merekomendasikan untuk membuat roof garden pada atap agar memberikan kenyamanan bagi pengunjung serta mengurangi pemanasan global.

(67)

1 Sistem Elektrikal

Photovoltaic

2 Sistem Pengudaraa n

Air Conditioner (AC) Central.

. 3 Sistem

(68)
(69)

5 Sistem pengolahan

grey water

dan black

(70)

6 Sistem pengolahan air

(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1 Hasil Perancangan

Perancangan yang berjudul Soekamoelidja Point pada bangunan mixed-use

dengan penerapan tema Arsitektur Tropis di Jalan Palang Merah Kecamatan Medan

Maimun Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Site Plan.

2. Ground Plan.

3. Denah-denah.

4. Tampak-Tampak.

5. Potongan-potongan.

6. Rencana sistem struktur bangunan.

7. Rencana sistem utilitas Bangunan (listrik, air kotor, air bersih, AC, kebakaran,

telepon, sampah).

8. Detail struktur/konstruksi bangunan (5 gambar 2D dan 3D).

9. Detail arsitektur bangunan (5 gambar 2 D dan 3D).

10.Sketsa eksterior bangunan dan lingkungannya (5 sketsa).

11.Sketsa interior bangunan (5 sketsa).

12.Detail lansekap.

13.Sketsa eksterior bangunan dan lingkungannya (5 sketsa).

14.Sketsa interior bangunan (5 sketsa).

(76)

BAB VII

KESIMPULAN

Urban Arsitektur memiliki 2 jenis cara ditinjau dari sistem penggunaan lahan

dalam merencanakan wilayah yaitu; single use dan mixed-use. Single use adalah

dimana wilayah kota dibagi dalam beberapa area yang memiliki kegiatan

tunggal/tertentu dalam penggunaannya, sedangkan mixed use adalah menyatukan

lebih dari satu/beberapa kegiatan dalam satu area/wilayah kota. Mixed-use sendiri

merupakan pola awal dari pembentukan suatu wilayah/kota, dimana beberapa

kegiatan yang mendukung system kehidupan dilaksanakan pada satu area yang

berdekatan seperti kegiatan bekerja dan tinggal.

Mixed-use sendiri pada masa sekarang ini berkembang menjadi salah satu

alternatif dalam menghadirkan / mengisi aktivitas pada suatu lokasi. Isu mengenai

Pemanasan Global akibat aktivitas transportasi kota serta terbatasnya area pada pusat

kota menjadikan fungsi mixed-use menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan.

Pemenuhan berbagai aktivitas berupa fasilitas bangunan yang mendukung kegiatan

ekonomi perkotaan menjadi hal lain yang mendukung hadirnya fungsi mixed-use.

Dari hasil analisis dan konsep serta hasil perancangan yang dilakukan maka didapat

beberapa kesimpulan yaitu hadirnya fungsi mixed-use dapat mendukung

perekonomian kota Medan yang cukup baik dikarenakan letak mixed-use ini berada di

(77)

lebih memilih mengunjungi mixed-use ini. Konsep arsitektur tropis yang diterapkan

pada mixed-use ini juga membantu tampilan view bangunan sehingga dapat dijadikan

vocal point di kawasan tersebut yang tetap melihat kondisi iklim setempat sehingga

Gambar

Gambar 1.6 Museum Centre Pompidou, Paris Sumber:Google, 2012
Gambar 1.7 Condominium Garden, Ladprao Sumber:Google, 2012
Gambar 1.8 Green School Bali, Bali Sumber:Google, 2012
Gambar 1.9 Peta Kota Medan & Lokasi Perancangan Sumber : pemkomedan.go.id, 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alasan pemilihan struktur ini karena struktur pada bangunan ini tidak ditonjolkan dan konsep desain bangunan memiliki konfigurasi struktural yang umum sehingga

Hasil dari Laporan Perancangan ini menunjukkan bahwa konsep desain yang dihasilkan di lokasi perancangan adalah bangunan mixed-use yang terintegrasi dengan lingkungan