BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah merupakan suatu gambaran serta prosedur dan pengolahan data yang didapat untuk memberikan hasil penelitian terhadap hipotesis yang diajukan.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah variable-variabel yang dianalisis yaitu realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri, Realisasi Penanaman Modal Asing, dan Tingkat angkatan kerja yang bekerja di Kota Medan berpengaruh terhadap Pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tahun 2000 – 2014.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi ini memiliki alasan bahwa Kota Medan merupakan pusat perekonomian maupun industri serta akurasi pendataannya pun dapat lebih kredibel.
3.3. Spesifikasi Penelitian
Bersifat deskriptif karena dari hasil penelitian ini diharapkan mampu mendeskripsikan atau memberikan gambaran menyeluruh dan sistematis mengenai pola pertumbuhan ekonomi Kota Medan menurut teori Solow-Swan. Bersifat analitis kuantitatif karena diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diukur besaran yang dibutuhkan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di Kota Medan oleh Pemerintah daerah Kota Medan.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder dengan runtun waktu (time series) dari tahun 2000 - 2014.
Adapun sumber data tersebut diperoleh penulis melalui laporan yang diterbitkan oleh suatu badan atau lembaga/instansi terkait subjek data penelitian untuk kemudian diproses sesuai dengan aturan metodologi penelitian, seperti data yang diperoleh dari : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Badan Penanaman Modal Kota Medan, Laporan BI dan Dokumentasi serta Hasil – hasil penulisan yang memiliki relevansi terhadap penelitian ini.
3.5. Model Analisis Data
2. Pengumpulan data variabel (runtun waktu tahun 2000-2014).
3. Penentuan bentuk fungsi yang sesuai dari model data yang akan dianalisa,
yaitu berbentuk fungsi pemangkatan (pers.2) yang kemudian ditransformasikan kedalam bentuk persamaan logaritma natural (pers.3) agar dapat dianalisis regresi berganda linear (pers.4).
4. Melakukan prosedur analisis dengan metode analisi Ordinary Least Square (OLS).
5. Mengembalikan persamaan tersebut kedalam fungsi asalnya (pers.2)
Pengaruh Realisasi Penanaman modal dalam negri dan realisasi penanaman modal asing, dan tingkat angkatan kerja yang bekerja terhadap laju pertumbuhan ekonomi di kota medan, dalam penelitian ini memiliki fungsi sebagai berikut :
PDRB = f (PMDN, PMA, Angkatan Kerja) ……… 1
Bentuk persamaan matematika tersebut dimana variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan pendekatan teori produksi yang sering dijumpai dalam bentuk mengikuti fungsi Cobb-Douglass, dengan spesifikasi non linier berganda, sebagai berikut :
(
β1)(
β2)(
β3AK PMA
PMDN a
PDRB = t p
)
……… 2
Untuk mengestimasikan parameter koefisien a, β1, β2, β3, dari persamaan
analisis regresinya (Dominick Salvatore, 2001: 175). Persamaan tersebut diatas menjadi:
Ln PDRB = Ln a + β1 Ln PMDN + β2 Ln PMA + β3 Ln AK + ε…… 3
Lalu diringkaskan sebagai berikut:
Ln Y = Ln a + Ln X1 + Ln X2 + Ln X3 + ε ... 4
Dimana :
Y = Laju Pertumbuhan PDRB (%) a = Intercept persamaan
X1 = Realisasi Penanaman Modal Asing (Miliaran rupiah)
X2 = Realisasi Penanaman Modal Dalam Negri (Miliaran rupiah)
X3 = Jumlah Angkatan Kerja yang bekerja (jiwa)
ε = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Y diluar variabel penelitian ini atau juga disebut variabel kesalahan pengganggu (error disturbance).
3.6. Uji Statistik.
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk melihat kemampuan variable bebas secara bersama sama menjelaskan keterkaitannya terhadap variable terikat. Besarannya adalah antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) atau
0 ≤ R2≤1,
dimana bila semakin mendekati nilai 1 (satu) maka semakin kuat pengaruh nilai variable bebas secara bersama-sama mempengaruhi nilai variable terikatnya artinya persamaan tersebut semakin baik dan realible digunakan.
2. Uji t-statistik (uji parsial)
Uji ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (tujuan penelitian).
Hipotesa pengujian:
─ Ho : bi = 0, artinya : tidak adanya pengaruh yang sangat nyata antara
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
─ Hi : bi≠ 0, artinya : adanya pengaruh yang sangat nyata antara
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana nilai bi adalah nilai koefisien variable bebas ke- i dari hasil regresi yang
didapat. Adapun kaidah pengambilan keputusan yang dilakukan dalam hal ini mengikuti kaidah dari alat bantu software program SPSS yaitu dengan membandingkan langsung nilai significant-t (Sig.t) terhadap nilai alpha (derajat kepercayaan), yakni :
a) Jika Sig.t < nilai alpha , maka Hipotesis peneliti diterima, atau dengan kata
lain bahwa variable bebas yang diuji berpengaruh sangat nyata terhadap variable terikatnya,
b) Sebaliknya, jika Sig.t > nilai alpha, maka hipotesis peneliti ditolak, atau
dengan kata lain bahwa variable bebas yang diuji tidak berpengaruh sangat nyata terhadap variable terikatnya.
3. Uji F (uji fungsi secara bersama-sama)
Hipotesa pengujian:
─ Ho : bi = 0, artinya : tidak adanya pengaruh yang sangat nyata antara
variabel bebas bersama-sama terhadap variabel terikat. Atau dengan kata lain, Fungsi penelitian yang diajukan tidak dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat.
─ Hi : bi≠ 0, artinya : adanya pengaruh yang sangat nyata antara
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau dengan kata lain, Fungsi hasil penelitian dapat diterima.
Adapun kaidah pengambilan keputusan yang dilakukan dalam hal ini mengikuti kaidah dari alat bantu software program SPSS yaitu dengan membandingkan langsung nilai significant-F (Sig.t) terhadap nilai alpha (derajat kepercayaan), yakni :
a) Jika Sig.F < nilai alpha , maka Hipotesis peneliti diterima, atau dengan kata
lain bahwa seluruh variable bebas yang diuji secara bersama sama berpengaruh sangat nyata terhadap variable terikatnya, atau Fungsi tersebut diterima (layak dipakai) untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat.
4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Dalam hasil perhitungan regresi ada kemungkinan hasil yang dapat menyesatkan dalam mengambil kesimpulan, maka diperlukan pengujian atas penyimpangan asumsi klasik (Gujarati, 2004), yang terdiri dari :
a) Multikoliniearitas, digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Interpretasi dalam regresi linier tidak diperkenankan adanya berkorelasi antara variabel bebasnya. Dengan menggunakan SPSS maka kaidah yang dipakai adalah dengan membandingkan nilai VIF (variance inflation factor) lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0.10 maka tidak terjadi multikoliniearitas.
b) Autokorelasi, didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurut menurut waktu. Dengan memakai SPSS maka untuk mendeteksinya dapat dipakai uji langrange multiplier test (LM Test), dan hasilnya dibandingkan dengan nilai tabel atau sesuai dengan kaidah yang berlaku. Yakni, bila probabilitas R2 > α (5%) maka bebas autokorelasi. Bisa juga dengan menggunakan uji DW (Durbin-Wathson) dan bilamana pada uji DW menghasilkan nilai tidak ada kesimpulan yang pasti
( dL < d < dU ) maka dapat dilakukan uji Run Test.
3.7. Definisi Operasional
Setiap variabel beserta cara pengukurannya dijelaskan sebagai berikut ini agar diperoleh kesamaan pemahaman persepsi dan arti terhadap konsep – konsep dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi adalah PDRB Kota Medan per tahun, yang dipakai dalam penelitian ini adalah atas Dasar Harga Konstan 2000, diukur dalam persen (%).
2. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) adalah nilai yang diambil
adalah jumlah total penanaman modal yg telah direalisasikan pada daerah tersebut, diukur dalam jutaan Rupiah
3. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah nilai yang diambil
juga merupakan jumlah total penanaman modal yang telah direalisasikan, diukur dalam jutaan rupiah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitan
Kota Medan adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Utara yang terletak pada 30 35’ – 30 43’ Lintang Utara dan 980 40’ – 30 44’ Bujur Timur, dengan luas wilayah ± 265,10 km2 atau sekitar 3,6% dari seluruh luas Provinsi Sumatera Utara dengan batas-batas sebagai berikut :
o Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka, o Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang,
o Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang, o Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang.
Adapun topografi Kota Medan adalah cenderung miring kearah utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.
Adapun profil penduduk di kota medan adalah sangat majemuk, yakni beragam agama dan etnis serta terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Memliki penduduk 3,4 juta jiwa (sensus 2012) dengan kepadatan 8,008jiwa/km2.
4.2 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan
merupakan tingkat keberhasilan dari pembangunan daerah yang tercermin dari pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun tertentu.
Tabel 4.1 Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 periode tahun 2000 - 2014
PDRB Menurut PDRB Menurut Laju Pertumbuhan PDRB HB (Milyar Rp) HK Thn 2000
(Milyar Rp) Menurut HK Thn 2000 (%) 2000 13.958,61 13.958,61
-Sumber : BPS Kota Medan, (diolah berbagai tahun)
Dalam melakukan analisa disini tingkat pertumbuhan ekonomi diukur dari laju pertumbuhan PDRB menurut harga Konstan tahun 2000, hal ini agar hasil yang diberikan lebih riil. Peningkatan laju pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2007 dimana terjadi kenaikan 7,78%, dan yang terendah sejak tahun 2013 sampai 2014 sebesar 4,23%.
4.3 Perkembangan Investasi PMDN Di Kota Medan
Penelitian ini menggunakan Investasi yang dilakukan menurut sumber modalnya, dalam hal ini adalah yang bersumber dari dalam negeri atau dikenal PMDN (Penanaman Modal Dalam Negri).
Pada umumnya investasi akan memberikan efek lipat ganda atau
multiplier effect, hal ini dikarenakan membuat lapangan kerja baru yang
menghasilkan pendapatan perkapita secara langsung serta membuat ouput produksi baru yang akan memberikan pertumbuhan ekonomi.
Tabel berikut ini memaparkan perkembangan PMDN di kota medan.
Tabel 4.2 Perkembangan Investasi PMDN di Kota Medan (2001 - 2012) Tahun PMDN (jutaan Rp) Pertumbuhan (%)
Sumber : Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara, BPS (diolah berbagai tahun).
investasi yang sangat drastis. Adapun hal tersebut kemungkinan besar sangat dipengaruhi berbagai faktor ekonomi di dalam masyarakat sendiri.
4.4 Perkembangan Investasi PMA Di Kota Medan
Investasi PMA adalah investasi yang dilakukan bersumber dari masyarakat asing, sehingga disini minat asing sangat dipengaruhi oleh prospek ekonomi di Kota medan yang akan memberikan keuntungan bagi investor.
Berikut ini adalah tabel perkembangan investas PMA di Kota medan. Tabel. 4.3 Perkembangan Investasi PMA di Kota Medan (2001 - 2012)
Tahun PMA (jutaan Rp) Pertumbuhan (%)
Sumber : Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara, BPS (diolah berbagai tahun).
Terlihat Perkembangan Investasi asing juga sangat berfluktuatif, hal ini juga dimungkinkan kebijakan-kebijakan investasi di dalam negeri dalam menyambut investor asing di Kota medan.
Tabel 4.4 Perbandingan Total Investasi dan Pertumbuhan Investasi PMDN & PMA di Medan (2001 - 2014).
Tahun Total Investasi (Juta Rupiah)
Terlihat dari tabel dihalaman sebelumnya bahwa secara total investasi yang direalisasikan di kota medan terjadi penurunan drastis sejak 2009, hal ini harus menjadi perhatian utama sebab penyebabnya oleh kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah.
4.5 Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja di Kota Medan
juga tenaga kerja produktif tidak pada usia kerja sebagaimana menurut ketentuan hukum yang berlaku.
Tabel 4.5 Jumlah angkatan kerja di kota medan (2001 – 2014). Tahun Jlh Angkatan kerja yang Bekerja
2001 351.635,00
Sumber : BPS (diolah dari berbagai tahun)
4.6 Analisis Pengujian Hipotesis & Uji Asumsi Klasik.
4.6.1 Koefisien Determinasi (R2).
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model penelitian yang diajukan peneliti untuk menjelaskan variabel terikatnya (goodness-fit test). Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS ver.20 terlihat sebagai berikut ini;
Tabel 4.6. Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,941a ,886 ,843 ,06858
Dari tabel di halaman sebelumnya terlihat R2 sebesar 0,886 atau 88,6%, artinya Fungsi produksi cobb-douglas yang dipakai peneliti untuk teori pertumbuhan ekonomi solow-swan mampu menjelaskan sampai derajat 88,6% selainnya sebesar 11,4% diterangkan oleh faktor – faktor yang tidak dimasukkan peneliti sebagai variabel bebasnya.
4.6.2 Uji Statistik F.
Uji berikut ini adalah untuk melihat bagaimana masing masing secara parsial dari variabel-variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikatnya. Tabel berikut dibawah ini akan menunjukkan hasil uji.
Tabel 4.7. Hasil uji Fungsi Penelitian
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression ,292 3 ,097 21,710 ,000a
Residual ,038 8 ,005
1
Total ,330 11
a. Predictors: (Constant), LN_Yg Bekerja, LN_PMDN, LN_PMA
b. Dependent Variable: ln_hk
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016
Tabel diatas menyatakan bahwa Nilai uji F dari data penelitan adalah sebesar 21,710 dan lebih besar dari nilai sig = 0,000 maka (tingkat kesalahan 5% uji 2 sisi atau Sig < 5%), menyatakan bahwa hipotesa peneliti dapat diterima pada tingkat kepercayaan 95% dengan kata lain bahwa fungsi penelitian yang diajukan : Ln Y = Ln a + Ln X1 + Ln X2 + Ln X3 + ε adalah dapat dipergunakan.
95%. Maka pertumbuhan ekonomi di kota medan dapat dipandang suatu fungsi produksi secara makro ekonomi.
4.6.3 Uji Statistik t (parsial)
Setelah hasil uji F pada sub bab sebelumnya menyatakan Fungsi penelitian yang diajukan dapat dipakai dengan tingkat kepercayaan secara nyata (95%), maka peneliti kini meneliti Uji-t. Dalam program bantu SPSS, dalam melalukan uji-t juga digunakan untuk mengetahui besaran koefisien masing-masing variabel bebasnya serta hasil signifikansi apakah berpengaruh atau tidaknya masing-masing variabel secara parsial terhadap variabel terikatnya dalam fungsi peneliti.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil SPSS untuk uji-t tersebut beserta besaran koefisiennya.
Tabel 4.8. Hasil Koefisien variabel-variabel bebas dan Uji-t
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) -5,883 1,587 -3,708 ,006
LN_PMA ,184 ,072 ,883 2,562 ,034
LN_PMDN -,047 ,058 -,167 -,810 ,442 1
LN_Yg Bekerja ,104 ,188 ,198 ,552 ,596
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016
Maka didapat fungsi penelitian dan sesuai persamaan 3 pada BAB III, yakni :
Ln ∆PDRB = LN (-5,883) + 0,184 LN (PMA) – 0,047 LN (PMDN) + 0,104 Ln (A.Kerja)
Lalu didapat pada hasil uji-t untuk melihat signifikansi parsial koefisien autonomous = (0,002786) ternyata memiliki nilai 0,006 dimana lebih kecil dari 5%, maka hipotesa peneliti diterima, yakni secara parsial variabel autonomus berpengaruh secara signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Jadi dapat disimpulkan, bila tidak ada faktor produksi yang berproduksi seperti PMA, PMDN dan Tenaga kerja tentunya pertumbuhan ekonomi akan turun, maka hal ini sesuai dengan teori maupun logika,
Pada uji-t koefisien PMA terlihat signifikansi = 0,034 adalah lebih kecil dari nilai α=5%, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesia peneliti di terima. Artinya bahwa koefisien variabel PMA berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Juga hal ini sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan peneliti.
Pada uji-t koefisien PMDN terlihat signifikansi = 0,442 adalah lebih besar dari nilai α=5%, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesia peneliti di tolak. Artinya bahwa koefisien variabel PMDN tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Hal ini tidaklah sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan peneliti.
tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan.
Secara umum didapat bahwa :
a) Nilai konstanta berpengaruh secara significan terhadap pertumbuhan PDRB, b) Variabel PMDN tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
PDRB dan tidak terjadi multikoliniearitas,
c) Variabel PMA berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan PDRB
dan tidak terjadi multikoliniearitas, dan
d) Variabel Angkatan Kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan PDRB dan tidak terjadi multikoliniearitas.
4.6.4 Uji Asumsi klasik lainnya.
a) Uji Multikoliniearitas,
Dengan menggunakan software SPSS, pada tabel dibawah ini menunjukkan hasil multikoliniearitas dari nilai VIF nya. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah bila VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikoliniearitas.
Tabel 4.9 Nilai Hasil VIF
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF (Constant) -5,883 1,587 -3,708 ,006
LN_Yg Bekerja ,184 ,072 ,883 2,562 ,034 ,120 8,334
Terlihat pada tabel diatas ternyata untuk semua variabel bebasnya memiliki VIF lebih kecil dari 10, maka multikoliniearitas tidak terjadi.
b) Uji Auto Korelasi
Untuk melihat hasil dari ada atau tidaknya auto korelasi antara variabel-variabel bebas dalam fungsi penelitian ini maka dilakukan uji autokorelasi. Dengan bantuan software SPSS dilakukan dengan melihat hasil koefisien DW (Durbin Watson)
Tabel 4.10 Nilai Hasil Uji Autokorelasi (DW)
Model Summaryb
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016
Diketahui hasil DW tabel (k=3 dan n=12) pada α=5% utk uji 2 sisi adalah dL<(4-d)<dU dengan nilai 0,658<1,8530<1,864 maka tidak dapat diambil kesimpulan, sehingga dilakukan Run Test. Hasil dari Run Test didapat sebagai berikut ini.
Tabel 4.11 Nilai Hasil Uji Run Test
Runs Test
Dari tabel pada halaman sebelumnya didapat nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0,130 dan ini lebih besar dari α (0,05) maka tidak terjadi autokorelasi.
c) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya suatu ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi, hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat mutlak asumsi klasik pada model regresi.
Pada penelitian ini dilakukan dengan alat bantu SPSS namun variabel terikatnya diganti menjadi nilai residu unstandarized, dengan melihat nilai uji-t harus berada diatas α (5%) dan yang paling baik adalah signifikansi bernilai 1 atau juga bila dari grafik P-P Plot variabel Unstandardized Residu sebagai variabel terikatnya berada pada sebaran garis diagonal, seperti pada tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 4.12 Nilai Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 2,870 E-16 1,587 ,000 1,000
LN_Yg Bekerja ,000 ,188 ,000 ,000 1,000
LN_PMDN ,000 ,072 ,000 ,000 1,000 1
LN_PMA ,000 ,058 ,000 ,000 1,000
Gambar berikut pada halaman berikut ini adalah pola sebaran data unstandardized residual dari fungsi penelitian yang berdistribusi normal
Gambar 4.1 Grafik P-P Plot Unstandardized Residual (Heteroskedastisitas)
4.7 Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan.
4.7.1 Pengaruh PMA terhadap Pertumbuhan ekonomi.
Besarnya koefisien regresi berganda non linier untuk variabel Realisasi PMA adalah 0,184 maka artinya setiap kenaikan Rp 1000 Milyar dari realisasi PMA akan meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 0,23% atas harga konstan 2000 dari tahun sebelumnya. (didapat jika dimasukkan sesuai pada hasil persamaan peneliti dengan asumsi variabel yang lain adalah nol (0) didapat ;
Dari uji-t didapat bahwa variabel PMA ini berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.7.2 Pengaruh PMDN terhadap Pertumbuhan ekonomi.
Besarnya koefisien regresi berganda non linier untuk variabel Realisasi PMDN adalah 0,192 maka artinya setiap kenaikan Rp 1000 Milyar dari realisasi PMA akan meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 0,23% atas harga konstan 2000 dari tahun sebelumnya. (didapat jika dimasukkan sesuai pada hasil persamaan peneliti dengan asumsi variabel yang lain adalah nol (0) didapat ;
∆PDRB = e -5,883 (PMDNt-0,047) = 0,0020136 atau 0,201 %)
Namun, dari uji-t didapat bahwa variabel PMDN ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.7.3 Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan ekonomi.
Besarnya koefisien regresi berganda non linier untuk variabel tenaga kerja adalah 0,192 maka artinya setiap kenaikan 100 jiwa/orang dari tenaga kerja akan meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 0,23% atas harga konstan 2000 dari tahun sebelumnya. (didapat jika dimasukkan sesuai pada hasil persamaan peneliti dengan asumsi variabel yang lain adalah nol (0) didapat ;
∆PDRB = e -5,883 (TKt0,104) = 0,0044976 atau 0,45 %)
Dari uji-t didapat bahwa variabel tenaga kerja ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Terlihat dari hasil uji F bahwa model pertumbuhan ekonomi yang dijadikan penelitian menurut teori fungsi produksi cobb douglas dapat dipakai secara signifikan dengan kemampuan untuk menerangkan hubungannya adalah 88,6%. Yang artinya ada variabel lainnya yang tidak dimasukkan peneliti yang sanggup mempengaruhinya sampai dengan 11,4%. Dalam hal ini bila dikaitkan dengan teori pendekatan produksi menurut agregat demand menjadi perhatian selanjutnya yaitu seperti faktor konsumsi, pengeluaran pemerintah dan perdagangan ekspor impor.
Walaupun fungsi tersebut dapat dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Kota Medan tetapi variabel yang signifikan berpengaruh adalah Realisasi PMA. Hal ini didapat dari hasil uji-t. Dalam hal ini menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi lebih dipengaruhi dengan significan oleh realisasi PMA yang artinya laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan memiliki ketergantungan PMA atau dengan kata lain, Kota Medan mengarah pada jenis Padat Modal.
Adapun tingkat tenaga kerja menjadi tidak memiliki pengaruh signifikan, hal ini bisa saja terjadi bila keadaan full employment terjadi dalam suatu perekonomian (hal ini spertinya susah terjadi). Akan tetapi, untuk memastikan apakah tingkat tenaga kerja di kota medan sudah full employment maka harus dilakukan penelitian lebih mendalam lagi tentang tenaga kerja.
terpercaya kepada pihak asing. Juga, kebijakan yang baik untuk membuat masyarakat lebih mengetahui pentingnya berinvestasi agar PMDN dapat mengimbangi PMA (hal ini dalam jangka panjang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan luar negri Kota Medan untuk iklim investasi).
Dalam interpretasi ekonomi yang dapat disimpulkan adalah Investasi yang berasal dari investasi domestik atau dalam negeri diperlukan bersama faktor lainnya namun tidak memiliki pengaruh signifikan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Hal ini kemungkinan yang bisa diinterpretasikan adalah PMDN tersebut dapat merupakan re-investmen masyarakat, atau penanaman modal yang dialokasikan atas output barang-barang produksi daerah yang dipergunakan sebagai faktor input produksi lagi untuk menambah kualitas ataupun agar ’laku’ dipasar barang dan jasa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Beradasarkan berbagai uraian tersebut pada bab sebelumnya, analisis dan
kajian-kajian ekonomi dalam penelitian Analisis Determinan Pertumbuhan
Ekonomi Di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dengan mengunakan analisa
kuantitif baik secara teori maupun empiric didapat sebagai berikut ini :
1. Analisi determinan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kota
medan selama tahun pengamatan 2001 – 2012 adalah Realisasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN), Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA),
Angkatan Kerja yang Bekerja. Dari Hasil analisis mengenai pengaruh
PMDN, PMA dan Angkatan Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota
medan menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan. Dimana hal ini
Perekonomian Kota Medan sesuai dengan kaidah fungsi produksi.
2. Secara parsial, PMDN tidak berpengaruh sangat signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi hal ini karena realisasinya berfluktuatif tinggi (tahun
2008 – 2011), sedangkan PMA memiliki pengaruh positif signifikan.
3. Angkatan Kerja yang bekerja memiliki pengaruh yang positif secara tetapi
tidak signifikan dengan elastisitas yang rendah ( dibawah 1), sehingga dapat
dikatakan pertumbuhan ekonomi di kota medan tidak berpengaruh signifikan
oleh kuantitas tenaga kerja.
4. Determinan pertumbuhan ekonomi di kota medan merupakan gambaran dari
bersumber dari asing. Atau dengan kata lain Kota Medan adalah Kota
perekonomian yang mengarah kepada padat modal.
5. Oleh karena PMA memiliki pengaruh positif signifikan, maka dapat
dikatakan terjadi net export, dimana dalam hal ini lebih mendekati pada teori
pertumbuhan Harrod-Domar.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpulan penelitian diatas, maka peneliti
memberi saran sebagai berikut :
1. Investasi yang mendominasi di Kota Medan ternyata adalah bersumber
dari Asing (PMA) maka, diharapkan kooperatif kerjasama bilateral
maupun multilateral ekonomi yang baik. Maka pemerintah diharapkan
memberikan kebijakan (baik moneter maupun fiscal) yang dapat
menciptakan rasa aman bagi investor asing. Namun juga harus dijaga
tanggungjawab lingkungan sebagaimana pengaruh sisi lain dari sector
public yang harus diperhatikan dgn cermat.
2. Dalam halnya Investasi Dalam Negri (PMDN) hal ini harus menjadi
pekerjaan utama pemerintah, agar diharapkan dalam jangka panjang dalam
mengimbangi PMA. Ini dikarenakan PMA sangat menentukan
ketergantungan terhadap luar negeri yang dapat berimbas pada kebijakan
internal dalam negeri.
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Kabupaten/Kota Di Provinsi
Sumatera Utara” memberikan hasil bahwa kota medan adalah memiliki
tingkat konsumtif bahkan kredit konsumtifnya pun yang tertinggi selama
kurun 2002 – 2009. Maka diharapkan kepada masyarakat umum termasuk
pemerintah agar bersama-sama lebih mengalokasikan sisa pendapatannya
menjadi tabungan sebagai sumber PMDN daripada menjadi konsumerisme
yang tinggi.
4. Dari sisi Produksi yang menggambarkan potensi pertumbuhan ekonomi
kota medan adalah padat modal, maka baik para ekonomi pengambil
kebijakan pemerintah dan managemen sector swasta harus memperhatikan
tatanan alokasi ketenaga-kerjaan. Hal ini disebabkan sisi negative bila
mana ‘industri’ raksasa kota medan mengalami gangguan akan
menyebabkan potensi pengangguran yang dirasa peneliti cukup berbahaya.
Juga peraturan ketenaga kerjaaan agar mendapat perhatian lebih baik lagi.
5. Dari sisi agregat demand, bahwa pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh pertumbuhan investasi , konsumsi, pengeluaran belanja
pemerintah dan ekspor impor, maka dalam penelitian ini investasi
merupakan berperan penting secara signifikan.
6. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan lagi
penelitian tesis ini untuk pemaparan potensi pertumbuhan ekonomi Kota