• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. INDUSTRI PESAWAT TERBANG NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. INDUSTRI PESAWAT TERBANG NUSANTARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 4 3 TAHUN 1 9 9 2

TENTANG

PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PT. INDUSTRI PESAWAT TERBANG NUSANTARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa unt uk l ebih meni ngkat kan dan mengembangkan kegiat an usaha Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Indust ri Pesawat Terbang Nusant ara, perl u mel akukan penambahan penyert aan modal Negara kedal am modal saham Perusahaan Perseroan (PERSFRO) t ersebut ;

b. bahwa kekayaan Negara yang digunakan unt uk invest asi pembangunan dan pengembangan Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Indust ri Pesawat Terbang Nusant ara unt uk Tahun 1990 dan 1991 dapat dit et apkan menj adi t ambahan penyert aan modal Negara ke dal am modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Indust ri Pesawat Terbang Nusant ara;

c. bahwa penambahan penyert aan modal Negara t ersebut , perl u dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Kit ab Undang-undang Hukum Dagang (St aat sbl ad Tahun 1847 Nomor 23) sebagaimana t el ah beberapa kal i diubah, t erakhir dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1971 (Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2959);

(2)

Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 t ent ang Bent uk-bent uk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) menj adi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904);

4. Perat uran Pemerint ah Nomor 12 Tahun 1969 t ent ang Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2894) sebagaimana t el ah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 24 Tahun 1972 (Lembaran Negara Tahun 1972 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2987);

5. Perat uran Pemerint ah Nomor 12 Tahun 1976 t ent ang Penyert aan Modal Negara Republ ik Indonesia unt uk Pendirian Perusahaan Perseroan (PERSERO) Dal am Bidang Indust ri Pesawat Terbang (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 21);

6. Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1983 t ent ang Tat a Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawat an (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3246) sebagaimana t el ah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1983 (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 37);

MEMUTUSKAN :

(3)

BAB I

PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL

Pasal 1

Negara Republ ik Indonesia mel akukan penambahan penyert aan modal ke dal am modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Indust ri Pesawat Terbang Nusant ara yang didirikan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 12 Tahun 1976.

Pasal 2

(1) Penambahan penyert aan modal Negara sebagaimana dimaksud dal am Pasal I berasal dari kekayaan Negara yang digunakan unt uk invest asi pembangunan dan pengembangan Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Indust ri Pesawat Terbang Nusant ara.

(2) Nil ai penambahan penyert aan modal Negara sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) sebesar Rp. 76. 738. 000. 000, - (t uj uh pul uh enam mil yar t uj uh rat us t iga pul uh del apan j ut a rupiah) dengan perincian sebagai berikut :

1. Dana rupiah dari Pemerint ah unt uk invest asi pembangunan dan pengembangan Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Indust ri Pesawat Terbang Nusant ara Tahun 1990 sebesar Rp 43. 125. 000. 000. - (empat pul uh t iga mil yar serat us dua pul uh l ima j ut a rupiah);

(4)

BAB II

PELAKSANAAN PENAMIIAHAN PENYERTAAN MODAL

Pasal 3

Pel aksanaan penambahan penyert aan modal Negara ke dal am modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Indust ri Pesawat Terbang Nusant ara sebagaimana dimaksud dal am Pasal I dil akukan menurut ket ent uan-ket ent uan Kit ab Undang-undang Hukum Dagang (St aat sbl ad Tahun 1847 Nomor 23) sebagaimana t el ah beberapa kal i diubah, t erakhir dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1971, dengan mem-perhat ikan ket ent uan-ket ent uan yang t ercant um dal am Perat uran Pemerint ah Nomor 12 Tahun 1969 sebagaimana t el ah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 24 Tahun 1972.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 4

Ket ent uan l ebih l anj ut yang diperl ukan bagi pel aksanaan Perat uran Pemerint ah ini diat ur ol eh Ment eri Keuangan dan Ment eri Negara Riset dan Teknol ogi/ Ket ua Badan Pengel ol a Indust ri St rat egis baik secara bersama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan bidang t ugasnya masing-masing.

Pasal 5

Perat uran Pemerint ah ini mul ai beriaku pada t anggal diundangkan.

(5)

Dit et apkan di Jakart a

pada t anggal 4 Agust us 1992

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 4 Agust us 1992

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

Referensi

Dokumen terkait

Muhammad Ibn Abdil Wahhab juga prihatin dengan taklid yang menimpa umat Islam kala itu, dan menggelorakan kembali dibukanya pintu ijtihad, kendati untuk gerakan ini tidak

Analisis Preferensi Konsumen untuk Pengembangan Iklan Televisi Produk Baru Dengan Metode Analisa Konjoin Dan Studi Kasus.. Pasta

dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.. (3) Pelaksanaan

Dalam proses pembelajaran di kelas, ada beberapa siswa yang melihat-lihat kearah jendela ketika ada orang lewat sehingga tidak fokus terhadap materi yang diberikan.Mungkin ini

Dari permasalahan di atas, dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa penyampaian informasi hasil studi siswa SMA Negeri 1 Medan sangat perlu dibangun sebuah sistem informasi, dan juga

Dari semua yang telah kita tulis kita juga bisa mengambil satu titik temu dari. permasalahan yang kita hadapi, kita juga bisa melihat permasalahan dengan

TRE berasumsi bahwa karena keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai irasional orang berhubungan secara kausal dengan gangguan-gangguan emosional dan behavioralnya, maka cara

[r]