BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi
yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh
ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas
serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan
baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan global yang
dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi,
transportasi, investasi, dan perdagangan. Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti
pergeseran nilai tersebut perlu disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang
terus-menerus dan berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan untuk
membangun kepercayaan masyarakat guna mewujudkan tujuan pembangunan
nasional.
Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengamanatkan arah
dan tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang telah tertuang dalam pembukaan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 paragraf ke-empat
yang salah satunya yaitu memajukan kesejahteraan umum. Hingga saat ini tujuan
dikumandangkannya Undang-undang Dasar 1945 tersebut, akan tetapi
kesejahteraan rakyat Indonesia sebagaimana dicita-citakan belum juga terealisasi.
Fakta yang menggambarkan rendahnya tingkat kesejahteraan tersebut dapat
diamati dalam hasil riset United Nations Development Programme (UNDP) yang
tersaji dalam Laporan Pembangunan Manusia 2014 yang berjudul “Mempertahankan
Kemajuan Manusia; Mengurangi Kerentanan dan Membangun Ketahanan”, yang
dirilis pada tanggal 24 Juli 2014. Laporan ini secara komprehensif memaparkan
kinerja 187 negara dalam menjaga kesejahteraan rakyatnya dengan menerapkan
metode kombinasi dari indikator-indikator kesehatan, kekayaan dan pendidikan.1
Hasil riset IPM tersebut juga hampir selaras dengan hasil survei oleh World
Bank’s Report On Doing Business 2014 yang menggunakan indikator pelayanan Dalam hasil riset tersebut peringkat Indonesia ditempatkan pada posisi
ke-108. Dan pada riset tersebut dipaparkan negara paling sejahtera di dunia adalah
Norwedia, sedangkan negara berperingkat tertinggi di kawasan Asia Tenggara
masing-masing ditempati Singapura peringkat 9, Brunei peringkat 30, Malaysia
peringkat 62 dan Thailand peringkat 89. Sedangkan negara-negara anggota ASEAN
lainnya yang tidak lebih sejahtera dari Indonesia adalah Myanmar peringkat 150,
Laos peringkat 139, Kamboja peringkat 136, Vietnam peringkat 121 dan Filipina
peringkat 117.
1
publik dan kemudahan berusaha, menempatkan Indonesia berada di urutan ke-114
dari 189 kawasan ekonomi dan negara. Indonesia masih tertinggal jauh dengan
negara-negara kecil seperti Singapura urutan 1, Malaysia urutan 18, Thailand urutan
26, Vietnam urutan 78, serta Filipina urutan 95. Persepsi internasional masih
menyetarakan negara kita dengan Mesir urutan 112 yang sedang dalam prahara
politik dan negara terbelakang lainnya.2
2
Ibid
Memang sangat erat kaitannya antara tingkat kesejahteraan dengan indeks
persepsi pelayanan publik. Hasil survei tingkat kesejahteraan menurut UNDP
merupakan realitas cita-cita dan survei Ease of Doing Bussines oleh World Bank
tersebut merupakan ikhtiar yang sedang kita upayakan. Hasil dan upaya tersebut
menunjukkan bahwa kesejahteraan rakyat Indonesia saat ini yang masih terpuruk, hal
ini juga menunjukkan upaya kita untuk meraih cita-cita konstitusi juga belum
optimal. Oleh karena itu upaya prioritas yang harus dilakukan oleh Pemerintah adalah
memperbaiki pelayanan publik dan meningkatkan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik.
Dalam rangka memperbaiki pelayanan publik dan sebagai usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah dengan badan legislatif
mengeluarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Dalam Undang-undang ini juga disebutkan mengenai standar pelayanan yang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.3
3
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Kemudian Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik juga menyebutkan siapa saja yang merupakan penyelenggara pelayanan
publik, yang kemudian disebut dengan penyelenggara. Dalam Undang-undang ini
disebutkan bahwa penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara Negara,
korporasi, lembaga independen, yang dibentuk berdasaarkan Undang-undang utuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik.
Salah satu tempat berlangsungnya pelayanan publik adalah Puskesmas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di puskesmas desa batu tunggal kecamatan
NA IX-X Labura masih banyak terdapat keluhan masyarakat mengenai pelayanan
yang diberikan oleh pegawai Puskesmas. Salah satunya adalah mengenai keramahan
pegawai Puskesmas yang banyak dikeluhkan, mengenai disiplin petugas dalam
memberikan pelayanan terhadap pasien rawat inap, serta tidak adanya standard
pelayanan publik yang mengakibatkan tidak adanya informasi alur layanan pada
Padahal dalam rangka mencapai pelayanan publik yang baik diperlukan peran
serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi
masyarakat yang tugasnya adalah untuk melaksanakan pemerintahan dan tugas
pembangunan. Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian,
menyebutkan bahwa pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara
yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional,
jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan
pembangunan.
Dengan demikian output dari pelaksanaan tugas adalah berupa jasa pelayanan
kepada masyarakat sehingga pelayanan dikatakan efektif apabila aparat berhasil
dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kata lain keberhasilan tugas pemerintah
dalam pembangunan nasional banyak tergantung pada kerja dan kemampuan pegawai
negeri. Tugas pemerintah tidak hanya mengatur saja, akan tetapi juga memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi pelayanan selama ini belum mendapat perhatian dari para aparat
birokrasi kita sebab fungsi mengaturnya lebih dominan dibandingkan porsi
pelayanannya. Layanan publik, merupakan hak masyarakat yang pada dasarnya
tanggung-jawab, kelengkapan sarana, dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan,
kesopanan keramahan, dan kenyamanan.4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membuat karya tulis yang
berbentuk skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelayanan
Puskesmas Kepada Pasien di Desa Batu Tunggal Kecamatan NA IX-X Labura
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik”
Adapun yang merupakan permasalahan dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimanakah tinjauan umum mengenai pelayanan publik berdasarkan UU
NO.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik?
2. Bagaimanakah peran PUSKESMAS dalam pelaksanaan pelayanan publik
menurut Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas?
3. Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan publik di Puskesmas Desa Batu Tunggal
Kecamatan NA IX-X Labura?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah :
4
a. Untuk mengetahui tinjauan umum mengenai pelayanan publik.
b. Untuk mengetahui peran puskesmas dalam pelaksanaan pelayanan publik.
c. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan publik di Puskesmas Desa Batu
Tunggal Kecamatan NA IX-X Labura.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian skripsi yang akan penulis lakukan adalah :
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum administrasi
negara, khususnya yang menyangkut mengenai pelayanan publik.
b. Untuk menerapkan pengetahuan penulis secara praktis agar
masyarakat mengetahui bagaiamana pelaksanaan pelayanan publik
berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
D. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalah Tinjauan Yuridis Terhadap Pelayanan
Puskesmas Kepada Pasien di Desa Batu Tunggal Kecamatan NA IX-X Labura
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, judul
skripsi ini belum pernah ditulis, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul
yang sama dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara
E. Tinjauan Kepustakaan
Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan
orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam era modernisasi,
pelayanan publik telah menjadi lembaga dan profesi yang semakin penting.
Pelayanan publik tidak lagi merupakan aktifitas sambilan, tanpa payung
hukum, gaji, dan jaminan sosial yang memadai, sebagaimana terjadi dibanyak Negara
berkembang pada masa lalu. Sebagai profesi, pelayanan publik berpijak pada
prinsip-prinsip profesionalisme dan etika seperti akuntabilitas, efektifitas, efisiensi, integritas,
netralitas dan keadilan bagi semua penerima pelayanan.
Sebagai sebuah lembaga, pelayanan publik harus dapat menjamin
keberlangsungan administrasi Negara yang melibatkan pengembangan kebijakan
pelayanan dan pengelolaan sumber daya yang berasal dari dan untuk kepentingan
masyarakat.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Moenir, bahwa hak hak atas pelayanan
itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa saja yang berkepentingan atas hak
itu, dan oleh organisasi apapun juga yang tugasnya menyelenggarakan pelayanan.
Tugas pemerintah adalah untuk melayani dan mengatur masyarakat. Tugas pelayanan
lebih menekankan kepada mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan
mengatur lebih menekankan kepada kekuasaan atau power yang melekat pada posisi
jabatan birokrasi.5
Didalam hukum administrasi Negara Indonesia, istilah pelayanan publik
diartikan sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan orang, masyarakat, instansi Pengertian dari pelayanan publik ialah segala sesuatu yang disediakan oleh
pemerintah atau swasta karena umumnya masyarakat tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, kecuali secara kolektif dalam rangka memenuhi kesejahteraan
sosial seluruh masyarakat.
Pengertian pelayanan publik menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik ialah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Secara luas istilah pelayanan
publik dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan dan objek tertentu yang secara
khusus dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum (the general
public) atau memberikan dukungan terhadap upaya meningkatkan kenikmatan dan
kemudahan (comfort and conveniences) bagi seluruh masyarakat.
5
pemerintah, dan badan hukum, maupun sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pelayanan publik terbagi ke dalam tiga kelompok :
1 Kelompok pelayanan administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk dokumen formal yang dibutuhkan oleh publik.
2 Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk/ jenis barang yang digunakan oleh publik. Hal ini berkaitan dengan
tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Negara selaku pelaku usaha yang
kewenangannya dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (misalnya
penyediaan air minum/ air bersih, penyediaan listrik, penyediaan jaringan
telekomunikasi, dan lain-lain).
3 Kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk / jenis barang yang dibutuhkan oleh publik (misalnya pelayanan
pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi,
penyelenggaraan pos, dan lain-lain).6
Ruang lingkup penyelenggaran pelaksanaan pelayanan publik dewasa ini
semakin meluas dan menyentuh tidak saja pemenuhan atau penegakan hak-hak dasar
manuusia seperti pendidikan, sandang, pangan, perumahan, pekerjaan yang layak,
jaminan kesehatan, lingkungan hidup yang sehat, dan sebagainya. Akan tetapi juga
menyangkut hal-hal yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat sehari-hari,
6
seperti perijinan, identitas status, penyaluran kebutuhan bahan pokok, transportasi,
telekomunikasi, dan sebagainya.
Pelayanan publik biasanya dilakukan oleh para birokrat atau pejabat
pemerintahan yang merupakan perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi
masyarakat di samping sebagai abdi negara. Pemerintahan pada hakikatnya
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintahan tidaklah diadakan untuk
melayani masyarakat, serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai tujuan
bersama.7
Fokus utama kebijakan publik dalam Negara modern adalah pelayanan publik
yang merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang maupun
jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Negara untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.
Dalam pelaksanaannya kebiijakan pelayanan publik ini harus diturunkan dalam Pelayanan publik menjadi suatu tolak ukur kinerja pemerintahan yang paling
kasat mata. Masyarakat dapat langsung menilai kinerja pemerintah berdasarkan
kualitas layanan publik yang diterima, karena kualitas layanan publik menjadi
kepentingan banyak orang dan dampaknya langsung dirasakan masyarakat dari semua
kalangan, dimana keberhasilan dalam membangun kinerja pelayanan publik secara
professional, efektif, efisien, dan akuntabel akan mengangkat citra positif pemerintah
dimata masyarakatnya.
7
serangkaian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku internal dalam
birokrasi. Seedangkan dari sisi masyarakat, yang penting adalah adanya standar
pelayanan publik, yang menjabarkan pada masyarakat apa pelayanan yang menjadi
haknya, siapa yang bisa mendapatkannya, apa persyaratannya,juga bagaimana bentuk
layanan itu.8
1. Kinerja (performance)
Jika dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah kualitas
pelayanan birokrat terhadap masyarakat. Kata kualitas memiliki banyak defenisi yang
berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis.
Defenisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung
dari suatu produk, seperti :
2. Keandalan (realibility)
3. Mudah dalam penggunaan ( ease of use)
4. Estetika ( esthetichs ) dan sebagainya.
Pada prinsipnya pelayanan publik senantiasa harus selalu ditingkatkan
kinerjanya sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna jasa. Akan tetapi
kenyataanya untuk mengadakan perbaikan terhadap kinerja pelayanan publik
bukanlah sesuatu yang mudah.
Banyaknya jenis pelayanan umum di negeri ini dengan macam-macam
persoalan dan penyebab yang sangat berpariasi antara satu dengan yang lainnya
8
sehingga perlu dicari suatu metode yang mampu menjawab persoalan tadi. Dalam
konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan umum adalah
mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat
waktu pelaksanaan urusan publik, dan memberikan kepuasan kepada publik.
Salah satu tempat pelayanan publik, yang pada umumnya berada di
daerah-daerah adalah Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah, puskesmas juga merupakan tempat berlangsungnya
pelayanan publik berupa pelayanan kesehatan.9
Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.10
Undang-undang ini juga mengatur mengenai pelayanan kesehatan, dimana
berdasarkan Undang-undang ini jenis-jenis pelayanan kesehatan adalah pelayanan
kesehatan promotif, pelayanan kesehatan preventif, pelayanan kesehatan kuratif,
pelayanan kesehatan rehabilitatif, pelayanan kesehatan tradisional.
9
Syafrudin, Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasisiwa Kebidanan, (Jakarta: Trans Info Media 2009), hal 107
10
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1 Sifat / Jenis Penelitian
Sifat / Jenis Penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini
adalah bersifat deskriptif analisis mengarah kepada penelitian yuridis normatif,
yaitu suatu penelitian yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan yang
tertulis atau bahan hukum yang lain.
2 Sumber data
Materi dalam skripsi ini diambil dari data sekunder. Adapun data sekunder yang
dimaksud adalah :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Bahan hukum
primer terdiri dari :11
1) Norma
2) Peraturan dasar
3) Undang-undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
b. Bahan Hukum Sekunder
11
Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memeberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, 12
c. Bahan Hukum Tersier
seperti, hasil-hasil penelitian, artikel, hasil-hasil
seminar, atau pertemuan ilmiah lainnya dari kalangan pakar hukum.
Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan atau
petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier
merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi
petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder,
serta bahan-bahan primer, sekunder, tersier (penunjang) di luar bidang hukum,
misalnya yang berasal dari : sosiologi, ekologi, teknik, filsafat dan lainnya
yang dipergunakan untuk menunjang atau melengkapi data penelitian.13
3 Alat Pengumpul Data
Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah melalui studi pustaka (library research),14
4 Analisis Data
dan selain itu untuk mendukung
penelitian, juga dilakukan penelitian lapangan, yaitu memberikan kuisioner kepada
pasien dan kepala Puskesmas desa Batu Tunggal.
Data yang berhasil dikumpulkan, data sekunder, kemudian diolah, dan
dianalisa dengan mepergunakan teknik analisis metode kualitatif, yaitu dengan
12
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: rajawali Pers,2013), hal 118-119
13 Ibid 14
menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya
melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar
sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas dengan mempertautkan
bahan hukum yang ada.15
G. Sistematika Penulisan
Data yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di
puskesmas Desa Batu Tunggal Kecamatan NA IX-X Labura, kemudian dikaitkan
dengan penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku. dibahas, dianalisa,
kemudian ditarik kesimpulan yang akhirnya digunakan untuk menjawab
permasalahan yang ada.
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa
sub-sub, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar
Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penulisan, Keaslian Penulisan, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PELAYANAN PUBLIK
15
Bab ini berisikan tentang sejarah perkembangan pelayanan publik,
pengertian pelayanan publik, tugas dan fungsi pelayanan publik,
dan pengaturan hukum mengenai pelayanan publik di Indonesia.
BABIII : PERAN PUSKESMAS DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN
PUBLIK
Bab ini berisikan tentang hak dan kewajiban puskesmas dalam
melaksanakan pelayanan publik menurut Undang-undang yang
berlaku, manfaat pelaksanaan pelayanan publik yang dilaksanakan
oleh puskesmas, akibat hukum terhadap puskesmas yang tidak
melaksanakan pelayanan terhadap pasien yang sesuai dengan
Undang-undang yang berlaku.
BAB IV :ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PELAYANAN
PUBLIK DI PUSKESMAS DESA BATU TUNGGAL
KECAMATAN NA IXX LABURA.
Bab ini berisikan tentang pelaksanaan pelayanan publik terhadap
pasien di Puskesmas Desa Batu Tunggal Kecamatan NA IXX
Labura, peran serta dokter dan pegawai Puskesmas dalam
melaksanakan pelayanan publik terhadap pasien, manfaat
pelaksanaan pelayanan publik bagi pasien yang dilaksanakan oleh
puskesmas.
Merupakan bab penutup dari seuruh rangkaian bab-bab sebelumnya,
yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini