• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ulos dalam Pranata Perkawinan Batak Toba di Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ulos dalam Pranata Perkawinan Batak Toba di Jakarta"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PENGANTAR

Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus berkenaan dengan studi S3, serta penelitian dan penulisan disertasi ini dapat diselesaikan dalam rangkaian tugas akademik program Doktor Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tanpa berkat rahmatNya tentu tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, mengingat berbagai keterbatasan manusiawi yang dihadapi. Juga tanpa bantuan dari berbagai pihak disertasi ini niscaya tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada berbagai pihak, yang telah memungkinkan studi S3 dan disertasi ini selesai.

Saya berterima kasih kepada Prof. Dr. Pdt. John A. Titaley, Promotor dan pembimbing utama, yang telah memberi bimbingan dan perhatian serius kepada disertasi ini dengan mendiskusikan secara cerdas bagian-bagian yang dianggap penting, terutama analisa untuk penafsiran yang lebih baik. Terima kasih juga karena berkat usaha beliau membantu mendanai studi dan penyelenggaraan ujian promosi Doktor.

Saya berterima kasih kepada Dr. Pdt. Retnowati, Co-Promotor yang telah memberikan bimbingan studi dan masukan yang berarti pada hasil penelitian saya dan pembuatan disertasi ini. Terima kasih saya sampaikan kepada Dr. David Samiyono, Co-Promotor yang memberi masukan dalam memaknai data penelitian disertasi dengan wacana konseptual, juga memberikan perbaikan kalimat dalam disertasi ini, sehingga tidak menimbulkan salah pengertian bagi pembacanya.

Saya berterima kasih kepada Dr. Pdt. Ebenhaizer I Nuban Timo, Ketua program studi Doktor Sosiologi Agama yang juga penguji bersama dengan Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak, Dr. Pamerdi Giriloso dan Dr. Pdt. Rama Tulus Pilakoannu pada ujian tertutup di tanggal 27 Juli 2016. Saran-saran mereka telah memperkaya tulisan ini untuk membuat analisis lebih mendalam terhadap hubungan antara nilai budaya dengan kehidupan beragama dewasa ini, sehingga terlihat ada perbedaan dengan literatur sebelumnya.

Saya juga berterima kasih kepada Prof. Dr. Hendrik J. Ruru, Ketua Umum Yayasan Apollos dan Pdt. Rudolf J. Lumenta, Ketua STT Apollos yang memberi rekomendasi studi dan

telah e e aska dari pekerjaa dala e yelesaika studi “ . ‘asa hor at da teri ak

kasih saya kepada Dr. Pdt. Emeritus Jan Rapar, yang memberi rekomendasi juga dan dukungan moril selama berlangsungnya studi. Terima kasih yang sama kepada sahabat saya Pdt. Junius Tamuntuan dan Pdt. Audy Ngantung, dan rekan-rekan dosen Dr. Pdt. Horas Tambunan, Dr. Pdt. Timothy Joshua, Dr. Pdt. Jeffrey Uren, Pdt, Alex Taliak, Pdt. James Damanik, ibu Pdt. Elsje Saruan-Togas, dra. Rita Setyowati, Meiske Wawoh, STh dan seluruh staf akademik dan administrasi pada STT Apollos di Jakarta, Manado, Lirung (Talaud), yang ternyata senantiasa mengikuti perkembangan studi saya.

(7)

Terima kasih saya kepada ibu Iin, Mas Wid, mas Susalit, mas Ari, mas Bam, mas Tadiyus (sebeum pindah bagian) di Perpustakaan UKSW, yang memberi informasi buku-buku yang relevan dengan disertasi ini. Ungke Ito yang telah membantu menyusun gambar ulos, daftar tabel dan sampul judul disertasi ini. Terima kasih kepada Pak Usman Arifin, ST di Badan Pusat Statistik Jakarta yang memberi informasi data penduduk juga peta lokasi di wilayah DKI Jakarta. Ibu Dra. Tuti Hartati, Kepala Perpustakaan ISI di Solo. Bapak Sudarman kepala bagian koleksi buku-buku Referensi di Perpustakaan UI, ibu Khuriyati staf Perpustakaan TMII Jakarta. Mbak Titi staf Perpustakaan Museum Tekstil Jakarta, saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan memberikan jurnal wastra Indonesia dan buku-buku langka tentang kain tenun, sehingga saya dianjurkan untuk membuat salinan bagian yang diperlukan.

Terima kasih kepada semua narasumber yang telah bersedia diskusi bersama dan memberi undangan untuk acara perkawinan adat Batak di Jakarta. Perkumpulan marga Batak Toba di Jakaralam beberapa kesempatan bersedia mendiskusikan hasil pengamatan acara itu dan memberi masukan yang berharga mengenai berbagai hal dalam kebudayaan Batak yang

ha ya saya ketahui kulit luar ya saja. Ko sep da istilah dala ke udayaa Batak ya g egitu

banyak, sehingga saya masih harus belajar. Saya akui bahwa filosofi yang mendasarinya dan folk concepts Batak Toba, serta aturan adatnya begitu detil, sehingga takkan pernah habis untuk dipelajari dan diteliti.

Saya berterima kasih kepada Tante dra. Leonora Zacharias -- Tahalele, atas kesediaan untuk membaca dan mengoreksi disertasi ini secara gramatikal sehingga mudah dimengerti.

Selesainya studi dan disertasi ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Persahabatan dengan Tuhan dan sesama, pergaulan dengan banyak orang dan self criticism membawa saya pada kesadaran diri, karena berkat perhatian dan semangat yang diberikan oleh teman-teman pula dimungkinkan untuk selesai.

Saya menghaturkan terima kasih kepada Mbak Emy Wuryani, M.Hum atas perhatian dan persahabatan, yang telah memberi tumpangan selama studi dan menyelesaikan disertasi ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Sez Lely Golose, Pdt. Gerda Pontoh, Pdt. Youke Nirahua, Pdt. Sealtiel Izaak, Dr. Flip Litaay, ibu Hana Litaay - Salakory, M.Si, Berry Renwarin, M.Si, dra. Rita Anthony, Pdt. Yusak Yulianto, MTh, Gracia Siwalete, S.H, Dwi Pakartiningsih, S.P, Mbak Wahyu Purwiyastuti, M.Hum, ibu Sri Muryani, MM, Yeny Mosooli, SSos, Mia Momot, MSi, Sendy Noya, S.Kom, Keka Tobing - Tutuarima, Onya dan Sonny Tutuarima, Franklyn Kakisina,

(8)

Bin, Anie, Ana, Baong, Mama Niel, Julida, Anes, Edney, Suco. Keponakan Chachi, Ien, Ai, Saski, Stefi, Abe, Bibo. terima kasih atas perhatian dan doa baik secara langsung maupun dari kejauhan, namun juga yang sering bertanya, Enta kapan selesai ?

Segala ucapan terima kasih dan ucapan syukur kepadaNya, biarlah Tuhan membalas dengan

kebaikan bagi semua. “ebab segala sesuatu adalah dari Dia, da oleh Dia, da kepada Dia:

Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-la a ya! Ro a 11:36 . SARIPATI

Ulos adalah kain (wastra) Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara

berfungsi dalam berbagai kegiatan baik yang pragmatis maupun yang bersifat resmi

masyarakat Batak dan adat Batak. Untuk mendeskripsikan ulos dalam maknanya pada

setiap kegiatan itu, maka berdasarkan konteks sosio-historisnya dan juga konteks adat

Batak. Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan

bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos ragi hotang. Dalam hubungan

ini, saya menemukan ulos dalam makna-makna sama dan tidak sama. Karena itu saya

menginterpretasikan setiap makna dari kedua konteks tesebut sebagai konsep nilai.

Dalam hal itu saya menemukan lima makna sama, sebenarnya telah ada dalam

konsep ulos. Yang paling khas dari konsep ulos adalah konsep nilai berkat, kasih sayang,

harapan, pertalian keluarga dan persatuan. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti yang

melatar-dasari ulos dalam perkawinan adat Batak, bahkan pada setiap kegiatan yang

bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Lima nilai yang lainnya berdasarkan

konteks sosio-historisnya juga, yaitu menyenangkan, kehangatan bagi tubuh dan jiwa,

kepercayaan, kekuatan daya hidup dan tata cara adat. Empat nilai yang lainnya pada

perkawinan adat bagi orang Batak Toba di Jakarta yaitu penghormatan, kehidupan,

keteguhan setia dan pengesahan perkawinan secara adat. Saya menginterpretasikan

setiap nilai berdasarkan masing-masing konteksnya. Demikian juga ekspresi nilai inti yang

merupakan bagian dari kebudayaan Batak dan nilai agama Kristen merupakan ekspresi

dari kehidupan beragama orang Batak Toba di Jakarta. Dalam hubungan ini, sebagai nilai

inti dan nilai kristiani menjadi kekuatan struktur normatif dan tatanan sosial di waktu dan

dunia sekarang.

Selanjutnya untuk memperjelas karakteristik ulos adalah objek kain yang dapat

(9)

kepadanan konsep tanda dalam pengertian semiotik, Untuk itu, maka saya

membandingkannya dengan konsep tanda dalam rupa-rupa objek yang lainnya dalam

kerangka teoritik. Jadi, isi setiap konsep tanda berbeda-beda bergantung pada konteks

masyrakatnya. Setiap masyarakat mempunyai konsep tandanya sendiri, yang merupakan

produk masyarakatnya sendiri. Sebab itu konsep tanda berbeda antara satu masyarakat

dengan masyarakat yang lain. Karena setiap masyarakat membangun konsep tandanya

pada objek yang ditentukan menjadi acuan bersama bagi anggota-anggotanya dalam

kehidupan bermasyarakat.

Salatiga, 6 Juni 2017

(10)

SARIPATI

Ulos adalah kain (wastra) Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara

berfungsi dalam berbagai kegiatan baik yang pragmatis maupun yang bersifat resmi

masyarakat Batak dan adat Batak. Untuk mendeskripsikan ulos dalam maknanya pada

setiap kegiatan itu, maka berdasarkan konteks sosio-historisnya dan juga konteks adat

Batak. Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan

bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos ragi hotang. Dalam hubungan

ini, saya menemukan ulos dalam makna-makna sama dan tidak sama. Karena itu saya

menginterpretasikan setiap makna dari kedua konteks tesebut sebagai konsep nilai.

Dalam hal itu saya menemukan lima makna sama, sebenarnya telah ada dalam

konsep ulos. Yang paling khas dari konsep ulos adalah konsep nilai berkat, kasih sayang,

harapan, pertalian keluarga dan persatuan. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti yang

melatar-dasari ulos dalam perkawinan adat Batak, bahkan pada setiap kegiatan yang

bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Lima nilai yang lainnya berdasarkan

konteks sosio-historisnya juga, yaitu menyenangkan, kehangatan bagi tubuh dan jiwa,

kepercayaan, kekuatan daya hidup dan tata cara adat. Empat nilai yang lainnya pada

perkawinan adat bagi orang Batak Toba di Jakarta yaitu penghormatan, kehidupan,

keteguhan setia dan pengesahan perkawinan secara adat. Saya menginterpretasikan

setiap nilai berdasarkan masing-masing konteksnya. Demikian juga ekspresi nilai inti yang

merupakan bagian dari kebudayaan Batak dan nilai agama Kristen merupakan ekspresi

dari kehidupan beragama orang Batak Toba di Jakarta. Dalam hubungan ini, sebagai nilai

inti dan nilai kristiani menjadi kekuatan struktur normatif dan tatanan sosial di waktu dan

dunia sekarang.

Selanjutnya untuk memperjelas karakteristik ulos adalah objek kain yang dapat

dilihat dan diamati dengan indra penglihatan (mata), yang merupakan kesamaan dan

kepadanan konsep tanda dalam pengertian semiotik, Untuk itu, maka saya

membandingkannya dengan konsep tanda dalam rupa-rupa objek yang lainnya dalam

kerangka teoritik. Jadi, isi setiap konsep tanda berbeda-beda bergantung pada konteks

(11)

produk masyarakatnya sendiri. Sebab itu konsep tanda berbeda antara satu masyarakat

dengan masyarakat yang lain. Karena setiap masyarakat membangun konsep tandanya

pada objek yang ditentukan menjadi acuan bersama bagi anggota-anggotanya dalam

(12)
(13)

2)Edwyn Bevan : Simbol Objek Kepercayaan ….…. 57

BAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS DALAM PERKAWINAN ADAT ……….. 142

IV.1. Ga ara U u Kota Jakarta ………..… 142

(14)
(15)

BAB V NILAI ULOS DALAM PRANATA PERKAWINAN

BATAK TOBA DI JAKARTA ………….………... 189

BAB VI PENUTUP ... 219

V!.1. Kesimpulan Data ... 219

VI.2. Temuan Teoritis ... 222

VI.3. Temuan Praktis ... 224

VI.4. Saran-saran ... 225

DAFTAR PUSTAKA ... 230

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

DAFTAR TABEL

1. Ta el Peta DKI Jakarta ……….…..… .………….. 143 2. Ta el . . Letak Geografi Jakarta ………..………..……. 144

3. Tabel 1.1.2. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Kabupaten Menurut Kabupaten

Kota Administrasi Tahun 2013 di DKI Jak..………

4. Tabel 2.1. Jumlah Kabupaten Kota Administrasi dan Kecamatan Tahun 2013 di DKI

Jakarta ... 144

5. Tabel 12.9. Penududuk WNI Menurut Provinsi dan

“uku Ba gsa I do esia di DKI Jakarta ……… 149 6. Tabel Jumlah Keanggotaan Orang Batak Toba di

Jakarta pada HKBP di Wilayah DKI Jakarta Tahun

2010 – ………

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa meminta tanda tangan Kaur jurusan dan Ketua Jurusan pada form S01-A.. Mahasiswa mengikuti

Fi- nally, behavioral cognitive studies of working memory functions in schizophrenic patients suggested that performance deficits were linked to the “executive load” of the task,

Gugus Jaminan Mutu (GJM) adalah lembaga fungsional yang dibentuk oleh dekan dan diberi tugas untuk mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di

Despite this, and without correction for age differences, the interviewed parents of the childhood-onset patients had significantly more schizophrenia spectrum disorders (20:

NOTE: This test controls the Type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate... The SAS System The

[r]

What we introduce in the unity of the garden is not only emotional or mental aspects but also is a base affected by them but created an experience, the one in

[r]