• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Penataan “Street Market” Pada Kawasan Pasar Petisah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Penataan “Street Market” Pada Kawasan Pasar Petisah Kota Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar

Menurut Lilananda (1997), dalam Qoriah (2014) Pasar adalah suatu tempat yang mempertemukan antara penjual dan pembeli di ruang terbuka maupun ruang tertutup. Umumnya pasar merupakan salah satu kegiatan yang berlangsung cukup lama dan memiliki histori pasar. Fungsi pasar dapat dibagi menjadi 5 kategori: 1. Pasar menetapkan nilai (sets value). 2. Pasar sebagai pengorganisasi produksi. 3. Pasar sebagai pendistribusiian barang. 4. Pasar sebagai penyelenggara penjatahan. 5. Pasar dapat mempersiapkan dan mempertahankan kebutuhan masyarakat yang akan datang (Sudarman, 1992 dalam Alfianita dkk, 2014).

2.1.1 Pasar Tradisional.

(2)

2015). Umumnya pasar tradisional menyediakan berbagai kebutuhan bahan pokok, seperti: sembako, tektil, prabot, bahan kebutuhan dapur, dan sebagian pasar tradisional juga terdapat kuliner sebagai penunjang pasar tradisional.

Pasar tradisional biasanya lebih dikenal dikalangan masyarakat adalah pasar yang kumuh, kotor, bau, dan tidak teratur. Dimana pasar tradisional merupakan pasar yang dikelolah oleh pemerintah daerah dan swasta. Pemilihan lokasi pasar tradisional biasanya berada dikawasan permukiman penduduk agar mudah untuk diaskses masyarakat.

2.1.2 Pasar Modern

(3)

dalam Asribestari dan Setyono (2013) perilaku yang mempengaruhi konsumen/ masyarakat terhadap pasar modern adalah citra toko dan beberapa penunjang lainnya yaitu: merchandise, interior ruang toko, pelayanan toko, aksesibilitas, discount, reputasi, dan fasilitas pendukung dalam bertransaksi (ATM).

2.1.3 Revitalisasi

Menurut Razy (2009) revitalisasi adalah tempat yang sudah ada dirubah dengan tujuan untuk membangkitkan kembali vitalitas tempat karena pernah mengalami kemunduran membuat tempat tersebut kelihatan mati. Dengan menambahkan fungsi baru pada tempat tersebut namun tidak menghilangkan perubahan derastis tempat yang sudah ada. Revitalisasi yang dilakukan tidak hanya melihat dari fisik kawasan tersebut tetapi juga melihat dari sisi sosialnya, dimana suatu kawasan/tempat pasti memiliki sejarah atau ciri khas keunggulan dari kawasan tersebut yang merupakan potensi yang baik untuk divital-kan kembali.

(4)

2.1.4 Street Market

Pengertian “street market adalah pasar jalanan dimana pasar jalanan yang

dimaksud yaitu pedagang kaki lima (PKL), yang dimaksud dengan pedagang kaki lima (PKL) yaitu aktivitas berjualan yang dimiliki perorangan dengan memanfaatkan jalan dan fasilitas umum sebagai wadah tempat pedagang kaki lima berjualan yang sifatnya sementara dan dapat bergerak/berpindah (Evita dkk, 20013). Umumnya pedakang kaki lima dalam menjajakan dagangannya dengan menggunakan gerobak atau tenda-tenda yang memanfaatkan jalan, trotoar, dan didepan toko untuk dijadikan tempat berjualan yang sifatnya tidak permanen (Wahyuni, 2014) .

PKL biasanya disebut dengan pelaku sektor informal yang menciptakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barang/jasa dengan harga yang terjangkau sebagai dampak dari sulitnya lapangan pekerjaan sehingga meningkatnya jumlah angka pengangguran. PKL sering kali dianggap sebagai pedagang perorangan yang bermodal kecil namun memiliki keuntungan yang sedikit karena rendahnya standart hidup para pekerjanya (Rhamadhan, 2015).

(5)

Pada pasar Petisah keberadaan PKL juga menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan karena dari tahun ke tahun PKL tersebut mangalami peningkatan jumlah pedagang yang mengakibatkan penyempitan lahan pada kawasan pasar Patisah. Sebenarnya keberadaan PKL dapat memberikan dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan daerah, untuk menciptakan lapangan perkerjaan baru juga sebagai penunjang dari kawasan pasar Petisah sedangkan dampak negatif yaitu dapat menimbulnya kemacetan lalu lintas, penyempitan ruas jalan, memberikan kesan kumuh, dan semraut. PKL yang berada dipasar Petisah kurang tata dapat dilihat dengan banyaknya PKL yang berjualan disembarang tempat. Umumnya pedagang kaki lima yang berada di pasar Petisah adalah PKL yang berjualan pakaian, makanan/minuman, bunga, ponsel, dan lain-lain. Masalah paling menonjol dari PKL pasar Petisah adalah masalah kebersihan dimana banyak dijumpai limbah kering/sampah dan limbah cair yang berserakan di area pasar sehingga menimbulkan kadaan pasar yang kotor, terutama pedagang makanan yang sering dijumpai membuang limbah cair (minyak) di trotoar jalan yang menimbulkan efek bau dan kotor.

2.2. Fenomenologi Arsitektur

(6)

arsitektur merupakan memahami arsitektur dengan secara pengalaman tubuh manusia secara 3 dimension (Bloomer dan Moore, 1977 dalam Ekomadyo, 2012).

Ruang yang terbentuk disuatu kawasan/tempat dapat mempengaruhi pengalaman manusia sehingga dari keadaan ruang tersebut manusia dapat membentuk suatu perilaku baru berdasarkan pengalaman yang dirasakan manusia tersebut. Manusia yang tinggal pada suatu bangunan dan hunian akan membentuk suatu aktivitas yang menjadi satu kesatuan terhadap ruang-ruang yang dimanfaatkannya (Moran, 2000 dalam Ekomadyo, 2012).

2.2.1 Genius Loci

Menurut Norman (1997), dalam Ong (2004) “Genius Loci” merupakan berasal dari bangsa Romawi yang memiliki pengertian roh atau jiwa pada sebuah tempat/kawasan dimana roh tersebut ditandai dengan adanya keunikan-keunikan tempat yang satu dengan tempat yang lainnya. Sehingga roh-roh yang terdapat pada tempat tersebut dapat memberikan makna bagi lingkungannya menjadi suatu identitas baru di tempat tersebut. Dalam Ong (2004) mengatakan ”Genius Loci“ sangat berperan penting untuk sebuah tempat karena tanpa kehadiran “Genius Loci” sebuah tempat tidak akan memiliki makna pada lingkungan yang

memperngaruhi perilaku masyarakatnya.

(7)

khas atau keunikan pada suatu wilayah yang akan menjadi identitas kawasan tempat satu dengan tempat lain (Ekomadyo, 2012).

2.2.2 Sance Of Place

Sebuah tempat tidak terlepas dari karateristik yang mencerminkan ciri khas perilaku masyarakat melalui budaya, suku, dan agama berdasarkan keyakinan yang dianut. Dari karakter tersebut muncullah identitas baru yang menjadikan kawasan tersebut berbeda dengan kawasan yang lain. Perasaan manusia terhadap tempat akan merujuk kepada yang dikenal sehingga menimbulkan kebutuhan dalam mengidentifiksi lansekap yang biasa dikenal dengan tempat perlindungan (Ong, 2004).

2.2.2 Place Attachment

Norberg-Schulz (1980), dalam Sesunan (2014) mendefinisikan “Place” adalah ruang dimana ruang tersebut akan memberikan makna terhadap manusia yang menempati kawasan tersebut. kata “Place” memiliki makna menjadi 2 bagian yaitu: Space merupakan elemen-elemen ruang yang akan membentuk “Place” . sedangkan character berperan sebagai property dalam pembentukan

Place.

Menurut pandangan Altman dan Low (1992), dalam Sesunan (2014) “Place Attachment” adalah keterikatan suatu tempat dimana tempat tersebut

(8)

Attachment atau keterikatan (pengaruh: emosi, perasaan, pemikiran, pengetahuan, kepercayaan, pengamatan, dan praktek: tindakan atau tingkah laku).

Places atau tempat yang berada dalam skala dan keturunanya. Aktor yang berbeda individu, kelompok, dan budaya).

Hubungan sosial yang berbeda ( individu, kelompok, dan budaya). Aspek-aspek sementara (lurus dan berulang).

Brandley (1985), dalam Sesunan (2014) menjabarkan keterkaitan kualitas ruangan dengan lingkungan melalui indikator sebagai berikut :

a. Akses kedalam ruangan (permeability)

Dimana permeability merupakan akses menuju dari satu tempat ke tempat lain yang dapat diakses dengan mudah melalui jalan yang berupa rute-rute shingga dapat memberikan petunjuk arah menuju ketempat tersebut. dari rute-rute tersebut pengguna jalan akan menikmati sudut dan aspek ruang publik yang juga dapat diakses dari luar ruangan tersebut.

b. Beraneka Ragam (Variety)

Dengan memberikan variasi ruangan berupa fasilitas, fungsi, dan aktivitas pada ruang yang beragam dapat meningkatkan daya tarik bagi pengunjung sehingga pengujung diberikan pilihan yang lebih banyak dalam berkegiatan.

c. Kemudahan dalam mengidentifikasi ruang (Legibility)

(9)

d. Kemampuan ruang dalam mengkombinasikan keinginan penggunan (Robustness)

Dengan adanya berbagai macam aktivitas pada ruang publik akan memberikan dampak positif berupa vitalitas dan kualitas lingkungan sekitarnya. Dapat dilihat dari edges of space/enclosure kawasan, yang menjelaskan fungsi masing masing ruang seperti ruang bagi pengendara dan pejalan kaki.

2.3 Deskripsi Kasus Pasar Petisah

Pada kawasan pasar Petisah terdapat beberapa tempat-tempat yang dapat dijadikan sebagi potensi dikawasan tersebut yaitu: terdapat pusat jajanan/kuliner khas kota Medan yang berada di jalan Majapahit, pusat perdagangan mobil yang terletak di jalan Nibung Raya, dan terdapat pasar modern Plaza Medan Fair sebagai pusat perbelanjaan/mall di jalan Gatot Subroto. Sehingga kawasan ini bisa dikatakan sebagai identitas kota Medan namun isu belakangan ini menggambarkan bahwa pasar Patisah sudah tidak terawat lagi ditandainya dengan penataan parkir yang tidak teratur, maraknya pedang kaki lima pada ruas jalan, dan tidak berfungsinya infrastruktur pada pasar Petisah yang mengakibatkan kumuh, kotor, dan bau. Keadaan tersebut sangat mempengruhi kualitas dan kuantitas pasar berupa kenyamanan dan keamanan pengunjung semakin berkurang.

(10)

pasar ini dapat memberikan pengalaman ruang yang berbeda sebagai daya tarik pengunjung. Pasar Petisah merupakan salah satu pasar tertua yang berada dikawasan perkotaan kota Medan.

2.4 Fenomena Ruang Sosial Pada Pasar Tradisional

Pasar tradisional Petisah merupakan pasar salah satu ruang sosial di kota Medan dimana pasar tersebut merupakan tempat berinteraksi antara penjual dan pembeli. Dengan fenomena pada pasar Petisah kemudian dikaitkan dengan “Genius Loci” sehingga pasar tradisional Petisah dapat ditelusuri dari berbagai

aspek yaitu : ruang, karakter pasar, dan citra pasar.

2.4.1 Ruang Sebagai Interaksi Sosial

(11)

Gambar 2.1 :

Interaksi Antar Pedagang Dengan Pembeli Pada Pasar Tradisional Petisa.

(sumber: internet)

Gambar

Gambar 2.1 :

Referensi

Dokumen terkait

tssssiliki AKaj^jnzazi/baftbXlan dalnc. p»H7arTi3JO

(5) Pembelajaran kompetitifindividual, menjadi pembelajaran kolaboratif yang terbukti mampu memfasilitasi kegiatan saling membelajarkan antar siswa. Model

Model HEC–HMS dapat memberikan simulasi hidrologi dari puncak aliran harian untuk perhitungan debit banjir rencana dari suatu DAS ( Daerah Aliran Sungai )..

Sesuai dengan Berita Acara Pembukaan dan Evaluasi Dokumen Penawaran Harga (Sampul II) Nomor: BA-07/PPBJ/HI-L/2010 tanggal 07 Juni 2010 dan surat Kasubdit BMN I B

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. SEKRETARIAT

Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi edukatif antara guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses pembelajaran

Dalam Fatwa Tentang Rahn Tasjily , dalam hal pemberi jaminan wanprestasi, penerima jaminan dapat mengambil pelunasan dengan cara menjual marhun (objek jaminan), baik

Kami dapat pengalaman baru tentang mesin bubut ,mesin las, kami juga mengerti tentang bagaimana cara membubut secara konvensional dengan mesin bubut manual,serta dapat