• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan Pengguna Terhadap Layanan Perpustakaan Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kepuasan Pengguna Terhadap Layanan Perpustakaan Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perpustakaan Khusus

2.1.1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Ada banyak pendapat tentang pengertian perpustakaan khusus menurut

para ahli. Berikut ini adalah beberapa pendapat dari para ahli tentang definisi

perpustakaan khusus.

Menurut Hasugian (2009, 81) Perpustakaan Khusus adalah “perpustakaan

yang diselenggarakan oleh lembaga atau instansi negara, pemerintah, pemerintah

daerah ataupun lembaga atau instansi swasta yang layanannya diperuntukkan

bagi pengguna di lingkungan lembaga atau instansi yang bersangkutan”.

Menurut Sutarno NS (2006, 38-39) Perpustakaan Khusus adalah “perpustakaan berada pada suatu instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintahan maupun swasta, dan sekaligus sebagai pengelola dan penanggung jawabnya” Tugas pokoknya melayani pemakai dari kantor yang bersangkutan, sehingga koleksinya juga relatif terbatas yang berkaitan dengan misi dan tugas lembaga yang bersangkutan.

Sedangkan Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 4) Perpustakaan khusus adalah “merupakan bagian dari suatu lembaga penelitian, lembaga pemerintah, ataupun bagian khusus dari perpustakaan umum yang besar” Tugasnya ialah menyediakan koleksi buku untuk para ahli dan peneliti yang tergabung pada badan itu dan memberi keterangan bibliografi dengan cepat dan tepat serta mengadakan penelusuran literatur atas permintaan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa perpustakaan khusus

merupakan perpustakaan yang didirikan dibawah naungan suatu lembaga seperti

lembaga penelitiaan, lembaga pemerintahan maupun swasta yang memiliki

koleksi khusus dalam bidang lembaga tertentu.

2.1.2 Ciri-Ciri Perpustakaan Khusus

Berbeda dari perpustakaan yang lainnya, perpustakaan khusus memiliki

ciri khas yang dilihat dari subjek koleksi, jenis koleksi, ruang lingkup pelayanan,

dan pengguna potensialnya. Sulistyo-Basuki (1993, 38) mengemukakan 6 (enam)

(2)

a) Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu instansi (kelembagaan) yang memerlukan dukungan perpustakaan untuk menyediakan informasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga fungsi dan tujuan perpustakaan khusus sangat terkait bahkan ditentukan oleh organisasi induknya.

b)Cakupan subjek koleksi pustaka utamanya terbatas pada bidang ilmu

tertentu dan yang berkaitan saja.

c) Pelayanan yang diberikan lebih mengutamakan pengguna dari

organisasi induk, karena tujuan utama dibentuknya perpustakaan adalah untuk melayani pengguna dari organisasi induknya, walaupun tidak tertutup bagi pengguna lainnya. Perpustakaan khusus saat ini juga harus memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Terkadang pengguna perpustakaan khusus lebih banyak dari lingkungan luar organisasi induknya, seperti mahasiswa dan pengajar, dibandingkan dengan pengguna sasaran utamanya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, komposisi jenis koleksi, pelayanan, dan kegiatan-kegiatan lainnya perlu lebih bervariasi.

d)Lokasi perpustakaan khusus tidak selalu dekat atau berada di sekitar tempat tinggal pengguna. Oleh karena itu, layanan perpustakaan yang diberikan tidak cukup dengan cara konvensional yang menunggu secara pasif kunjungan pengguna, tetapi harus menyebarkan informasi secara aktif antara lain melalui jasa kesiagaan informasi, jasa informasi terseleksi, dan jasa penelusuran informasi. Dewasa ini, kegiatan jasa informasi aktif idealnya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Selain untuk pelayanan, teknologi informasi dan komunikasi dapat terjalin kerjasama yang lebih intensif dengan perpustakaan atau pusat informasi lainnya dalam sistem jaringan informasi, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Pemanfaatan jaringan informasi dalam pelayanan informasi menuntut penggunaan teknologi informasi modern, apalagi jika pelayanan harus menjangkau sumber informasi atau perpustakaan lain.

e) Kedudukan dan status perpustakaan khusus pada suatu institusi belum seragam. Kedudukan dan status perpustakaan khusus bergantung pada eselon dan kebijakan organisasi induk, peran perpustakaan terutama dalam memberikan dukungan informasi, serta tugas dan fungsi perpustakaan yang tidak hanya tentang jasa perpustakaan dan informasi saja, tetapi juga kegiatan lain yang berkaitan seperti penerbitan, penyampaian hasil karya organisasi induk, serta pengumpulan dan pengolahan umpan balik.

f) Perpustakaan khusus umumnya memiliki ruangan, jumlah tenaga dan

(3)

2.1.3. Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Khusus

2.1.3.1. Tujuan Perpustakaan Khusus

Tujuan perpustakaan secara umum menurut Sutarno NS (2006, 53) adalah

“Menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakan

semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani

masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.”

Tujuan perpustakaan khusus menurut Hasugian (2009, 82) adalah ”Perpustakaan yang hanya menyediakan koleksi khusus yang berkaitan dengan misi dan tujuan dari organisasi atau lembaga yang memilikinya dan biasanya hanya memberikan pelayanan yang khusus hanya kepada staf organisasi atau lembaganya saja”

2.1.3.2 Fungsi Perpustakaan Khusus

Perpustakaan memiliki fungsi yang selalu dikaitkan dengan jenis

perpustakaan dan misi yang diembannya. Berikut ini adalah fungsi perpustakaan

secara umum menurut beberapa pendapat para ahli sebagai berikut.

Menurut Hasugian (2009, 86) fungsi perpustakaan secara umum adalah: 1. Penyimpanan

2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural 6. Fungsi reaksi

Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu:

1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan

2. Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat

3. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal

4. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati reaksi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti, Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

(4)

Menurut buku Panduan Badan Standarisasi Nasional tahun (2009, 3)

mengenai perpustakaan khusus instansi pemerintahan, dalam buku tersebut

menjelaskan fungsi yang harus dimiliki perpustakaan khusus tersebut adalah:

a. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya.

b. Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya.

c. Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya.

d. Menjadi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga

induknya.

e. Mengorganisasi materi perpustakaan.

f. Mendayagunakan koleksi.

g. Menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga

induknya, baik cetak maupun elektronik

h. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.

i. Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk pengembangan

kompetensi sumber daya manusia lembaga induknya.

j. Melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif. k. Ikut serta dalam kerjasama perpustakaan serta jaringan informasi.

l. Menyelenggarakan automasi perpustakaan.

m. Melaksanakana digitalisasi materi perpustakaan. n. Menyajikan layanan koleksi digital.

o. Menyediakan akses informasi pada tingkat lokal, nasional, regional

dan global.

Sedangkan menurut Sutarno NS (2003, 58) fungsi perpustakaan khusus

adalah “Tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang

pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia / pegawai.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa fungsi dari

perpustakaan adalah mengelola sumber informasi khusus yang sesuai dengan

program lembaga induknya, baik informasi dalam bentuk tercetak ataupun

nontercetak untuk membantu proses penelitian. Sedangkan fungsi perpustakaan

khusus adalah sebagai tempat penelitian dan pengembangan, penyimpanan

informasi, penyelenggaraan pendidikan pengguna, penyelenggaraan literasi

informasi dan pelatihan sumber daya manusia / pegawai.

2.1.3.3. Tugas Perpustakaan Khusus

Menurut Yusuf dan Subekti (2010, 24) tugas dari perpustakaan khusus

sebagai berikut:

(5)

dari jenis media apa pun, berupa cetakan maupun bahan dari bukan hasil cetakan, termasuk di dalamnya media elektronik, khususnya yang mendukung kebutuhan-kebutuhan khusus lembaga, selalu diupayakan pengadaannya untuk kemudian diolah dan dimanfaatkan (dilayankan) kepada para peneliti di lingkungan lembaga yang bersangkutan.

Tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah menurut buku Panduan

Badan Standarisasi (2009, 2-3) adalah:

1. Menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya

dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi.

2. Mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya.

3. Memberikan jasa perpustakaan dan informasi.

4. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk

menunjang tugas perpustakaan. 5. Meningkatkan literasi informasi.

Sedangkan menurut Sutarno NS (2006, 38) Tugas perpustakaan khusus

adalah “melayani pemakai dari kantor yang bersangkutan, sehingga koleksinya

juga relatif terbatas yang berkaitan dengan misi dan tugas lembaga yang

bersangkutan”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dimengerti bahwa tujuan

perpustakaan khusus adalah mengelola informasi yang sesuai dengan lembaga

induknya untuk mendukung kebutuhan khusus bagi lembaga dan meningkatkan

literasi untuk dapat dimanfaatkan dengan baik bagi para peneliti yang berada

dilingkungan lembaga yang bersangkutan.

2.2. Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan

organisasi perpustakaan disebabkan bagian inilah yang berhubungan langsung

dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas

yang ada di perpustakaan. Pelayanan merupakan hal terpenting dalam pelaksanaan

kegiatan perpustakaan karena setiap pemberian jasa kepada pengguna melalui

layanan sehingga kebutuhan informasi pengguna dapat terpenuhi.

(6)

Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 pasal 14 tentang layanan

perpustakaan menyebutkan:

1) Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi

kepentingan pemustaka.

2) Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan

berdasarkan standar nasionalperpustakaan.

3) Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai

dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

4) Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhanpemustaka.

5) Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka.

6) Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar

perpustakaan.

7) Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat

(6) dilaksanakan melalui jejaring telematika.

Kepentingan pengguna dalam memanfaatkan informasi yang tersedia di

perpustakaan ada kalanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan

tersebut memotifasi pustakawan menambah pengetahuannya dalam bidangnya

agar dapat memberi pelayanan maksimal bagi para pengguna. Adapun yang harus

dicermati menururt Ari (2001, 3) antara lain:

Staf perpustakaan bagian pelayanaan dalam melaksanakan tugastugasnya dituntut untuk ramah, sopan, tekun dan tidak cepat bosan, setiap memberi jawaban atas semua pertanyaan pengunjung perpustakaan atau jika perlu memberikan jalan keluar (membimbing dan mengarahkan). Selanjutnya staf perpustakaan juga menguasai koleksi, baik jenis maupun letaknya dan berpengetahuan luas, terahir staf perpustakaan harus berniat dan berusaha untuk selalu menambah ilmu dalam bidangnya.

Berorientasi pada kepuasan pengguna dalam memberikan informasi maka

perpustakaan membentuk kelompok kerja dalam memenuhi kebutuhan para

pengguna, yaitu pelayanan teknis, pelayanan pemakai, pelayanan admisistrasi dan

pengelolaan. Kelompok kegiatan kerja yang dilakukan bertujuan menyelaraskan

semua kelompok kegiatan kerja sehingga berjalan harmonis dan terpadu.

2.2.1. Sistem Layanan Perpustakaan

Pengertian layanan perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu, hal ini

sejalan dengan perkembangan kebutuhan manusia terhadap informasi. Saat ini

(7)

koleksi yang dimiliki kepada masyarakat yang dilayaninya. Penerapan suatu

system layanan di perpustakaan dimaksudkan agar proses pemberian jasa layanan

dapat berlangsung tertib, teratur dan cepattanpa ada hambatan. Sistem layanan

perpustakaan merupakan mata rantai rangkainkegiatan yang terdiri atas beberapa

subbagian saling berhubungan satu samalain Zulfikar Zen (2006, 52-53).

Menurut Darmono (2001, 134), bahwa definisi layanan perpustakaan adalah “Suatu layanan yang menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”. Dengan katalain tujuan layanan perpustakaan adalah cara untuk mempertemukan pembaca (pemakai) dengan bahan pustaka yang mereka minati dan membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat tentang informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi hakikat layanan perpustakaan adalah penyediaan segala bentuk informasi kepada pemakai dan penyediaan segala alatbantu penelusurannya.

Sedangkan menurut Sumardji (2002,11) bahwa “Sistem layanan perpustakaan khusus dapat bersifat terbuka maupun tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi, pengelola dan tipe penggunanya.” Namun kebanyakan perpustakaan khusus menerapkan sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih memberikan peluang kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap terkontrol. Terbuka artinya siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang ada, sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap proses pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas baca, fotokopi, dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat diketahui sistem

layanan perpustakaan yaitu bersifat terbuka dan tertutup tergantung pada

kebijakan perpustakaan dan tipe penggunaanya dan perpustakaan memberikan

layanan kepada pengguna perpustakaan untuk membantu dalam menemukan

bahan koleksi yang dibutuhkan .

2.2.1.1. Sistem Layanan Terbuka (Opened Access)

Sistem layanan terbuka merupakan bagian dari sistem layanan

perpustakaan. menurut Darmono (2001, 137) sistem layanan terbuka adalah

sistem layanan yang memnungkinkan para pengguna secara langsung dapat

memilih, menemukan, dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki

(8)

Pada dasarnya setiap sistem memiliki keuntungan dan kerugian, begitu

juga yang terdapat pada sistem layanan terbuka ini yaitu perpustakaan memiliki

beberapa keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaannya. Menurut Darmono

(2001, 139) keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka antara lain:

Keuntungan:

1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang

dikehendaki dari jajaraan koleksi.

2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab

terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan

3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam

menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.

4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk

mengembalikan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.

Kerugian:

1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran)

menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.

2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila

dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu

lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa.

4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk

mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.

Dari beberapa uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam sistem

layanan terbuka pelayanaan perpustakaan memberikan kebebasan kepada

pengguna secara langsung untuk mencari, memilih dan menentukan koleksi yang

sesuai dengan kebutuhannya.

2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup (Closed Access)

Selain sistem layanan terbuka terdapat juga sistem layanan tertutup pada

sistem layanan perpustakaan. Adapun pengertian sistem layanan tertutup menurut

Darmono (2001, 37) adalah “Sistem layanan perpustakaan yang tidak

memungkinkan pengguna perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di

(9)

Sedangkan Lasa mendefenisikan bahwa sistem layanan tertutup yaitu: Suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/ katalog yang tersedia koleksinya akan diambilkan oleh petugas (Lasa, 1994, 5).

Menurut Darmono (2001, 138) Kelebihan dan kelemahan pada sistem

layanan tertutup adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

a. Jajaran koleksi akan tetap terjaga kerapiannya karena hanya petugas perpustakaan yang boleh masuk kejajaran koleksi.

b. Kemungkinan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan pustaka

dapat ditekan karena pengguna tidak dapat melakukan akses langsung ke jajaran koleksi.

c. Ruangan untuk koleksi tidak terlalu luas, karena lalu lintas

manusia/mobilitas petugas didaerah jajaran koleksi relatif rendah. d. Untuk koleksi yang sangat rentan terhadap kerusakan maka sistem ini

sangat sesuai. Kelemahan:

a. Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui

ciri-ciri kepengarangan dan ciri-ciri bahan pustaka yaitu judul, pengarang, ukuran buku dan jumlah halaman. Informasi seperti ini sebenarnya sangat abstrak.

b. Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan buku,

sehingga bisa saja judul buku yang telah dipilih, tetapi bukan bahan pustaka tersebut yang dimaksud oleh pengguna perpustakaan.

c. Pengguna tidak mungkin browsing di jajaran rak, sehingga pengguna

tidak mungkin menemukan alternatif lain dari bahan pustaka yang diperlukan.

d. Jika peminjam cukup banyak dan petugas perpustakaan relatif terbatas, hal ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk memenuhi permintaan pengguna perpustakaan dan menyiapkan bahan pustaka yang dibutuhkannya, sehingga pengguna harus menunggu lebih lama.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa layanan tertutup

(closed acces) merupakan suatu layanan yang pengguna tidak dapat memilih dan

mengambil langsung bahan pustaka yang dibutuhkan akan tetapi dibantu oleh

(10)

2.2.2. Jenis Layanan Pengguna

Jenis layanan pengguna perpustakaan ada beberapa jenis biasanya

dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayani. Sebagaimana

layaknya perpustakaan lain, perpustakaan khusus harus dapat memberikan

layanan yang lebih efektif, cepat dan profesional terhadap semua pemakai

perpustakaan. Prinsip pelayanan yang dilaksanakan harus mengacu pada sistem

manajemen mutu dan pelayanan prima yaitu mendudukan kepuasan konsumen

sebagai tujuan sasaran perpustakaan. Berikut ini beberapa jenis layanan

perpustakaan beserta penjelasan menurut beberapa ahli.

2.2.2.1. Layanan Sirkulasi

Menurut Darmono (2001, 141) layanan sirkulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka adalah “satu kegiatan diperpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku” Layanan pengembalian dan peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilakukan hampir semua perpustakaan.

Sedangkan menurut Zulfikar Zen (2006, 93) layanan sirkulasi adalah

“Kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman,

dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya”

Menurut Darmono (2001, 144) bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas

melayani pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal berikut.

1. Mengawasi keluarnya setiap bahan ;pustaka dari ruangan perpustakaan 2. Pendaftaran anggota perpustakaan

3. Peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan

4. Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan pinjaman 5. Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan pinjaman 6. Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota

7. Membuat statistik sirkulasi 8. Penataan koleksi dijajaran rak.

Adapun kegiatan kerja yang dilaksanakan layanan sirkulasi adalah

(11)

1. Keanggotaan

Pendaftaran anggota adalah salah satu tugas layanan sirkulasi. Setiap

perpustakaan harus menentukan siapa yang boleh dan berhak menjadi anggota

perpustakaan. Selain itu perpustakaan jugamenentukan persyaratan apa saja yang

perlu dipenuhi oleh pengguna untuk menjadi anggota perpustakaan. Dalam hal ini

perpustakaan melakukan pencatatan keanggotaan dalam pendaftaran anggota dan

membuat kartu anggota yang digunakan untuk melaksanakan peminjaman.

Menurut Martoatmodjo (1994 : 4), kegunaan dari pendaftaran anggota

adalah sebagai berikut :

1. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.

2. Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui sejumlah buku yang

dipinjam oleh para pembaca.

3. Mengetahui golongan peminjam untuk mengetahui pula kebutuhan pengguna,

dapat digunakan sebagai data perbandingan dengan perpustakaaan lain.

2. Peminjaman

Menurut Syahrial - Pamundjak (2000 : 97) yang dimaksud dengan

“Peminjaman adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca

didalam perpustakaan maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”. Salah satu

penyelenggara administrasi peminjaman adalah dengan menggunakan kartu buku.

Untuk itu setiap buku di beri kartu buku, dimana tercatat tanda buku, nama

pengarang, judul, dan nomor buku induk. Kartu buku ini tersimpan dalam kantong

buku yang disediakan. Jika ada orang yang sedang meminjam buku , maka buku

dan kartu bukunya serta kartu anggota diserahkan kepada petugas sirkulasi,

kemudian petugas sirkulasi melakukan tiga tindakan:

1. Nomor anggota dan tanggal pengembalian dicatat pada kartu buku

2. Tanda buku dan tanda pengembalian dicatat pada kartu anggota

3. Tanggal pengembalian dicatat padabuku yang telah disediakan.

Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 74),

berdasarkan jangka waktunya, cara peminjaman bahan pustaka dibedakan menjadi

tiga macam :

1. Peminjaman biasa, misalnya 1 minggu sampai dengan 2 minggu.

(12)

3. Peminjaman jangka panjang, misalnya 1 bulan sampai 1 semester.

3. Pengembalian

Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 81) “Buku

yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada waktunya dan petugas

juga harus melihatkeadaan buku tersebut rusak maka peminjam harus

memperbaiki atau menggantinya’’.

Ada dua cara pengembalian yang biasa dilakukan perpustakaan.

1. Pengguna membawa langsung bahan pustaka yang hendak dikembalikan ke

meja layanan

2. Pengguna mengembalikan buku dengan memasukkannya kedalam kotak

pengembalian.

Langkah kerja yang dilakukan oleh petugas dalam prosedur pengembalian

bahan pustaka adalahsebagai berikut :

a) Pengguna datang sendiri ke bagian pelayanan sirkulasi untuk menyerahkan bahan pustaka yang akan dipinjam.

b) Petugas menerima dan memeriksa keutuhan serta tanggal pengembalian pada lembar tanggal pngembalian.

c) Petugas mengambil kartu buku dari kotak kartu buku ayas dasar tanggal kembali yang tertera pada lembar tanggal.

d) Petugas mengambil kartu peminjaman dari kotak kartu peminjaman atas dasar nomor anggota yang tertera pada lembar tanggal dan kartu buku.

e) Petugas membubuhkan stempel tanda kembali pada kartu buku, lembar tanggal dan kartu peminjaman.

f) Petugas mengembalikan kartu buku pada catalog kartu buku dan kartu peminjaman pada kotak kartu peminjaman.

g) Petugas mengelompokkan bahan pustaka, yang rusak dikembalikan ke rak atau dikirim kebagian pemeliharaan koleksi. Apabila koleksi rusak tidak diperbaiki di usulkan untuk disiangi.

4. Perpanjangan

Perpanjangan dapat diberikan jika tidak ada pengguna lain yang memesan

bahan pustaka itu. Perpanjangan hanya dapat di lakukan dua kali saja yang di

lakukan petugas perpustakaan untuk memperpanjang bahan pustaka yaitu dengan

mencatat pada kartu dan slip pengembalian dengan cara menstempel tanggal

kembali yang baru, lalu memberikan buku tersebut kepada peminjam.

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (

(13)

1. Pengguna membawa buku yang di pinjam ke meja layanan. 2. Petugas memeriksa formulir penempaham.

3. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru 4. Pada kartu pinjaman dan girik buku.

5. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan izin perpanjangan.

Untuk melaksanakan prosedur perpanjangan masa pinjam di perlukan :

a. Kartu pinjam

b. Kartu buku

c. Stempel tanggal kembali

Perpanjangan masa peminjaman dilakukan berdasarkan jangka waktu

tersendiri lazimnya buku hanya boleh di perpanjang selama dua kali.

Perpanjangan bahan pustaka yang di pinjam dilakukan peminjaman dengan cara

datang langsung ke perpustakaan dengan membawa bahan pustaka yang dipinjam

dan melapor kepada petugas perpustakaanbahan pustaka yang akan dipinjam.

5. Penagihan

Berdasarkan Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 83)

“Bila pengguna tidak mengembalikan bahan pustaka pada waktunya perpustakaan

akan menagih buku agar segera di kembalikan”. Menurut Syahrial-Pamundjak

(2000 : 97 ) Prosedur penagihan bahan pustaka sebagai berikut :

1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali

bahan perpustakaan, pekerjaan ini harus di lakukan setiap hari.

2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua, Lembar pertama dikirimkan

kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal.

3. Bila bahan di kembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan

proses pengembalian.

6. Sanksi

Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 83)

pemberian sanksi adalah “Suatu kegiatan/tugas pelayanan sirkulasi yang berupa

kegiatan pemerikasaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna serta

pemberian sanksi atas pelanggaran tersebut”. Pelanggaran yang dilakukan oleh

(14)

1. Terlambat pengembalian bahan pustaka.

2. Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak.

3. Membawa bahan pustaka tampa prosedur yang berlaku.

4. Menghilangkan bahan pustaka.

5. Melanggar tata tertib perpustakaan.

Dalam buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud ( 2004 : 84) ada beberapa

jenis sanksi yang dikenakan kepada pengguna antara lain:

a. Denda

b. Sanksi administrative, misalnya tidak boleh meminjam bahan perpustakaan

dalam waktu tertentu

c. Sanksi akademik, berupa pembatalan hak dalam kegiatan belajar mengajar.

Prosedur yang ditempuh yaitu :

a. Petugas menetapkan tingkat pelanggaran pengguna.

b. Berdasarkan tingkat pelanggarantersebut, petugas menetapkan sanksi

c. Untuk sanksi administrative, petugas langsung menyelesaikan menurut

peraturan perpustakaan

d. Untuk sanksi akademik, kepalaperpustakaan mengusulkannya kepada

pimpinannya perguruan tinggi agar memberi sanksi kepada pengguna

tersebut.

7. Bebas Pustaka

Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 85) “Surat

keterangan bebas pustaka diberikan kepada pengguna sebagai bukti bahwa ia

tidak mempunyai pinjaman atau kewajiban lain kepada perpustakaan”. Pemberian

surat keterangan bebas pustaka dimasuksudkan agar koleksi terpelihara dan

pengguna mematuhi peraturan perpustakaan. Pemberian surat bebas pustaka

memiliki fungsi untuk mencegah atau menekan kemungkinan hilangnya

bahan-bahan pustaka karena mahasiswa telah menyelesaikan studi atau staf/pegawai

administrasi pensiun.

Menurut Syahrial-Pamundjak (2000 : 97) prosedur pemberian surat

(15)

1. Pengguna yang membutuhkan tanda bukti bebas pustaka menyerahkan tanda pengenal.

2. Petugas mengambil kartu peminjaman berdasarkan pada nomor anggota yang tertera pada tanda pengenal.

3. Petugas memeriksa ada tidaknya peminjaman yang belum di kembalikan pada kartu peminjaman.

4. Kartu peminjaman yang menunjukkan bahwa pengguna tidak mempunyai peminjaman distempel pada bebas pustaka.

5. Petugas memeriksa tanda bukti bebas pustaka dengan identitas pengguna

Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi

adalah layanan peminjaman dan pengembalian buku.

2.2.2.2. Layanan Refrensi

Layanan refrensi disediakan untuk membantu pengguna perpustakaan

yang ingin menemukan informasi secara cepat dan tepat dari koleksi yang ada

diperpustakaan.

Menurut Darmono (2001, 141) Layanan refrensi atau layanan rujukan adalah “layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat” Koleklsi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca ditempat. Apabila pengguna datang ke perpustakaan petugas dapat membimbing pengguna tentang cara-cara memakai koleksi rujukan.

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus

(2000, 40) mengatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam layanan

refrensi adalah

1. Keberadaan sumber-sumber informasi skunder dan informasi strategis

2. Kepiawaian petugas dalam menguasai koleksi dan teknik penelusuran

3. Pemahaman dan penerapan etika berkomunikasi bagi para petugas jasa

4. Prinsip layanan prima kepuasan klien sebagai tujuan.

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 87)

setiap jenis koleksi refrensi dapat dibedakan menurut sifat informasinya yaitu:

a. Kamus, merupakan bahan refrensi yang berisi daftar kata-kata terpilih dari satu

bahasa yang disusun menurut abjad, setiap kata disertai dengan penjelasan,

mengenai artinya, cara mengucapkannya, ejaan, cara memakainya, asal katanya

(16)

b. Ensiklopedi, Bahan rujukan yang berisi uraian mengenai siapa, apa, bilamana,

untuk apa, bagaimana, mengapa, dan pertanyaan-pertanyaan lain mungkin ada

dalam benak pengguna.

c. Buku Tahunan, Memuat ringkasan data mengenai Negara, orang berprestasi

dalam berbagai kegiatan, kejadian penting, dan sebagainya yang terjadi dalam

jangka waktu satu dua tahun yang disertai dengan statistik.

Pelayanan referensi merupakan layanan langsung, karena ada komunikasi

antara petugas dan penanya. Oleh karena itu, petugas referensi di tuntut

memilikikecakapan dan keterampilan menganalisis pertanyaan, karena terkadang

penyampaian pertanyaan tidak jelas, sedang petugas referensi diharapkan mampu

menjawab pertanyaan dengan cepat, tepat dan benar.

Agar pelayanan referensi dapat berjalan dengan baik, petugas referensi perlu

memahami terlebih dahulu fungsi-fungsi referensi, antara lain :

1. Fungsi pemilihan/penilaian; memberikan petunjuk/pengertian tentang

bagaimana cara memilih/menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi

referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi

yang berdayaguna maksimal.

2. Fungsi Informasi; petugas referensi dapat memberikan informasi kepada

pengunjung, yaitu memberikan jawaban terhadap pertanyaan singkat maupun

penelusuran informasi yang luas dan mendetail sesuai dengan kebutuhan

pemakai. Informasi ini yang terpenting dari pelayanan referensi.

3. Fungsi bimbingan; petugas referensi harus menyediakan waktu guna

memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan untuk menemukan

bahan pustaka yang dibutuhkan.(Sumardji, 1992: 12)

Dari beberapa uraian diatas dapat diketahui bahwa layanan refrensi adalah

layanan rujukan yang disediakan perpustakaan untuk koleksi khusus seperti

(17)

2.2.2.3. Ruang Baca

Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan

berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca diperpustakaan. Layanan ini

diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin

meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya

diperpustakaan.

2.3. Kepuasan Pengguna

2.3.1. Pengertian Kepuasan pengguna

Pengguna adalah unsur penting dalam proses kegiatan perpustakaan.

Beranjak dari faktor tersebut maka sangat penting diadakan suatu pengkajian

sertapengukuran untuk mengetahui seberapa jauh hubungan layanan terhadap

kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna adalah persepsi pengguna bahwa

harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Menutut Irawan (2002, 13)

“Kepuasan merupakan persepsi orang terhadap produk atau jasa yang telah

memenuhi harapannya”. Kepuasan merupakan suatu parbandingan apa yang

dibutuhkan dengan apa yang diperolehnya. Terpenuhinya kebutuhan dari jasa

yang diberikan dapat menimbulkan penilaian bahwa harapannya telah terpenuhi

sesuai dengan kebutuhannya.

Adapun penjelasan Purnomowati yang dikutip Sutardji (2006, 2)

menyatakan bahwa:

Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang telah berhasil mendapatkan suatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Kepuasan pengguna informasi merupakan tingkat kesepadanan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan yang diterima.

Selain itu, untuk dapat memperjelas makna dari kepuasan pengguna

sebagaimana pemaparan Sulastyiono yang dikutip Sumarno dalam Sutardji (2006,

2) merumuskan kepuasan pengguna dan membandingkan antara harapan dan

kenyataan sebagai berikut:

a. Jika harapan < kenyatan maka sangat puas

b. Jika harapan = kenyatan maka puas

(18)

Dari beberapa pendapat diatas dapat dimengerti bahwa kepuasan pengguna

yaitu terpenuhinya harapan pengguna terhadap suatu layanan produk atau jasa

yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna.

2.3.2. Manfaat Kepuasan Pengguna

Pemenuhan kebutuhan dapat menimbulkan keharmonisan antara pengguna

dengan perpustakaan sehingga mendorong pengguna untuk kembali

memanfaatkan jasa layanan perpustakaan . Kepuasan pengguna memberi manfaat

antara lain.

Menurut Tjiptono (2004, 102) terdapat beberapa manfaat yang diperoleh

atas kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.

3. Mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.

4. Membentuk suatu rekomendasi informal dari mulut ke mulut yang

akan sangat menguntungkan bagi perusahaan.

5. Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan.

6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.

Menurut Wiyanto yang dikutip Ulidarma (2005, 8) menyatakan bahwa

kepuasan pengguna memberikan beberapa kegunaan, antara lain:

1. Mendorong pengguna untuk kembali memanfaatkan jasa

perpustakaan.

2. Meningkatkan jumlahpengguna.

3. Memperbaiki citra perpustakaan.

4. Mendorong terciptanya loyalitas pengguna.

5. Terciptanya hubungan yang harmonis antara perpustakaan dan

pengguna.

Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf, yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan- kebutuhan dasar pelanggan.

2. Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat

mereka akan kembali lagi.

3. Melakukan lebih dari apa yang diharapkan pelanggan. (Lea,2007, 3).

Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa manfaat kepuasan

(19)

mendorong terciptanya hubungan baik atau harmonis antara perpustakaan dan

pengguna.

2.3.3. Faktor-faktor Kepuasan Pengguna

Pada dasarnya mewujudkan kepuasan pengguna bukanlah hal yang mudah

untuk memenuhinya karena kepuasan pengguna memiliki faktor yang dapat

mendukung pemanfaatan jasa layanan yang disediakan. Adapun faktorkepuasan

pengguna tersebut antara lain:

Menurut Sutardji dan Sri (2006, 3) faktor-faktor yang dianalisis dan

dianggap dominan mempengaruhi kepuasan pengguna perpustakaan adalah:

1. Sistem layanan, yaitu sistem layanan tertutup untuk pengguna

eksternal (mahasiswa), artinya pengguna tidak dapat langsung ke ruang koleksi; untuk mengakses informasi disediakan alat bantu penelusuran informasi seperti kartu katalog, bibliografi, indeks, dan daftar tambahan koleksi.

2. Biaya, yaitu satuan rupiah yang dibebankan kepada pengguna

perpustakaan terhadap jasa yang diberikan perpustakaan, seperti keanggotaan, jasa kesiagaan informasi, jasa penelusuran informasi, dan jasa layanan fotokopi.

3. Kemudahan memperoleh informasi, yaitu sarana yang diberikan dan

disediakan perpustakaan untuk menemukan dan memperoleh informasi (bahan pustaka) yang dibutuhkan pengguna.

4. Kecepatan memperoleh informasi, yaitu waktu yang dibutuhkan

pengguna untuk menemukan dan memperoleh informasi (bahan pustaka), baik melalui alat bantu penelusuran maupun langsung dari petugas perpustakaan.

5. Pelayanan pemberian informasi, yaitu segala sesuatu yang diberikan

dan disediakan oleh perpustakaan yang dapat memberikan kenyamanan kepada pengguna.Dalam memenuhi kepuasan pengguna dapat dilakukan melalui kualitas produk (misalnya jalur penelusuran, jasa rujukan, jasa bibliografi, jasa ketersediaan informasi, harga informasi) dan kesesuaian persepsi pengguna terhadap perpustakaan. Persepsi tersebut dapat dibentuk oleh tingkat pengetahuan, pengalaman, serta kebutuhan pengguna terhadap jasa perpustakaan yang tersedia.

Dari uraian pendapat di atas diperjelas Samosir yang menyatakan terdapat

beberapa faktor yang dianggap dominan mempengaruhi kepuasan pengguna

perpustakaan, yaitu:

(20)

2. Menginformasikan kepada pengguna lain untuk menggunakan jasa

perpustakaan.

3. Informasi yang dibutuhkan terpenuhi oleh perpustakaan. (Samosir,

2005, 30).

Adapun faktor yang mendukung dalam mendapatkan kepuasan pengguna

dapat diperhatikan ketentuan berikut:

1. Berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pengguna.

2. Diberikan kepada pengguna atas dasar keseragaman, keadilan, dan

kemerataan.

3. Dilaksanakan secara optimal dan didasari oleh peraturan yang jelas. 4. Dilaksanakan secara cepat, tepat dan mudah melalui cara yang teratur,

terarah dan cermat. (Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004, 71).

Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa faktor-faktor

kepuasan pengguna yang dianggap domain mempengaruhi kepuasan pengguna

perpustakaan yaitu sistem layanan untuk mengakses informasi dengan

menggunakan alat bantu penelusuran informasi seperti catalog yang memudahkan

pengguna menemukan atau memperoleh informasi yang dibutuhkan secara efektif

dan efisien dan pelayanan pemberi informasi yang memberikan kenyamanan

dalam memenuhi kepuasan penggua.

2.3.4. Pengukuran Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna dapat diukur secara tidak langsung dari sering

tidaknya pengguna mengunjungi pusat informasi serta memanfaatkan jasa

perpustakaan, hal tersebut merupakan elemen terpenting dalam menyediakan

pelayanan yang lebih efektif dan efisien sehingga pengguna mendapatkan

kesesuaian pelayanan dengan kebutuhan dan keinginannya. Sebaliknya apabila

pengguna merasakan tidak terpuaskan akan informasinya maka dapat dipastikan

tidak efektif dan efisien suatu pelayanan.

Menurut Kotler yang dikutip Sutiawan (2005, 2) berbagai macam metode

dalam pengukuran kepuasan pengguna perpustakaan yaitu :

1. Sistem keluhan dan saranPerpustakaan dapat membuat kotak saran dan

(21)

dapat memberikan masukan, tanggapan, keluhan atas segala aktivitas dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Atau dengan memberikan sejenis kartu komentar yang diisi oleh pemakai dapat diberikan langsung kepada petugas perpustakaan atau melalui pos.

2. Ghost shopping (pembeli bayangan) Universitas Sumatera UtaraSalah

satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pengguna dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai pengguna potensial, kemudian melaporkan hasil temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan pelayanan berdasarkan pengalaman mereka. Metode ini biasanya relatif murah dan waktu pelaksanaan fleksibel. Hasil pencatatan ghost shopper dikumpulkan dan diadakan diskusi pembahasan.

3. Lost customer analysis (analisis pelanggan yang beralih)Pemimpin

perpustakaan dan pustakawan harus jeli melihat perkembangan pengguna. Dari aktifitas dan statistik harian akan terlihat tingkat pemanfaatan layanan perpustakaan. Petugas tentu hafal rutin pengunjung dan pemakai rutin perpustakaan., bila pengunjung tersebut sudah jarang atau tidak ada lagi keperpustakaan dengan alasan yang tidak wajar maka sebab- sebab mengapa tidak lagi memanfaatkan jasa perpustakaan harus dicari.

4. Survei kepuasan pengguna

Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana reaksi atau tanggapan

langsung para pengguna terhadap pelayanan yang diberikan perpustakaan. Hal ini

dapat dilakukan dengan survei ataupun melalui pos, telepon, maupun wawancara

langsung. Berorientasi pada kepuasan pengguna, maka setiap penyedia layanan

harus melayankan jasa sesuai dengan keinginan yang menjadi suatu kebutuhan

pengguna.

Menurut Craven yang dikutip oleh Dwijati (2006, 59) yaitu “Untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen yang tinggi diperlukan adanya pemahaman tentang apa yang diinginkan oleh konsumen dan mengembangkan komitmen setiap orang yang berada dalam organisasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa pengukuran

kepuasan pengguna dapat dilihat dari seberapa sering pengguna datang

berkunjung keperpustakaan, maka pemimpin dan pustakawan harus jeli melihat

perkembangan pengguna dengan melakukan survey kepuasan pengguna atau

Referensi

Dokumen terkait

1) Blocking mode: The humanoid goalkeeper entering blocking mode whenever ball is located within 0.8 m distance area from goal line. The robot locks ball position, if there is

Penyedia jasa yang meng-Upload dokumen penawaran (Dokumen administrasi, teknis dan biaya serta tabel kualifikasi) sebanyak 15 (Lima belas) penyedia jasa, dan

JALAN ASIA AFRIKA NOMOR 114 BANDUNG KOTAK POS 1160 Telepon (022)

Apabila ada sanggahan dari penyedia barang/jasa, agar disampaikan kepada Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Rumah Dinas Kantor Wilayah DJBC Banten ,

Pada hari ini, Senin tanggal enam belas bulan Juli tahun dua ribu dua belas, bertempat di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VIII Banjarmasin, Panitia

yang dihadiri oleh : Pengawas, Komite Sekolah, Tokoh Pendidikan, Kepala Sekolah dan Guru-guru sebanyak .... orang, selama kegiatan dalam

FES ( Functional Electrical Stimulator ) adalah merupakan salah satu divais yang dipergunakan sebagai metode terapi restorasi gerakan pasien dengan paralyzed

Saya mengisi formulir ini dengan data yang sebenarnya dan bersedia berpartisipasi dalam Video Jurusan Universitas Bangka Belitung 2016 dan mematuhi segala peraturan dan