BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dari kata dasar entrepreneur, entrepreneurship atau kewirausahaan berarti suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko
yang bersumber pada kemampuan sendiri (S. Wijandi, 1988). Bekerja sendiri atau
self-employment (Richard Cantillon, 1973). Atau semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar (Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995)1. Berdasarkan survei yang dihelat Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2014,
jumlah wirausahawan (entrepreneur) meningkat mencapai 44,20 juta orang dari 118,17 juta orang penduduk Indonesia yang bekerja2.
Menjadi entrepreneur sudah bukan hal yang ditakuti lagi, justru sebaliknya yaitu bahwa entrepreneur sudah dijadikan pilihan hidup yang menantang dan merupakan ajang pembuktian pada orangtua, teman, saudara dan
orang lain bahwa mereka bisa sukses. Zaman sekarang anak muda telah mampu
mengambil keputusan sendiri untuk memilih jalan hidupnya, seperti menjadi
seorang entrepreneur. Bagi kalangan muda sekarang gaya entrepreneur muda ternyata bisa membuat terlihat lebih menarik atau keren, juga bergengsi dan
trendy3.
____________________________
1
ilmuakuntasi.web.id/pengertian-kewiraushaan-menurut-ahli/ pada 20 September 2015.
2
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/bps-jumlah-wirausahawan-meningkat pada 20
September 2015.
3
Hendro. W.W, Chandra. 2006. Be A Smart And Good Entrepreneur. Bekasi Selatan: CLA
2
Fenomena entrepreneur dari kalangan anak muda mulai populer beberapa tahun terakhir4. Semakin kesini pelaku usaha justru datang dari para kalangan muda, sambil bersekolah pun sudah bisa memulai sebuah bisnis. Trend yang
banyak bermunculan dijadikan dan dimanfaatkan untuk jadi ide sebuah usaha5. Kota Salatiga yang memiliki luas sebesar 56,781 km2 berada peringkat ke-18 sebagai kota terkecil di Indonesia6. Walau jauh dari ibu kota, kota kecil seperti Salatiga pun tidak ketinggalan mengalami fenomena ini. Melalui observasi peneliti, beberapa kalangan anak muda di Salatiga mulai menjalankan wirausaha
dengan mengeluarkan local brand mereka sendiri, salah satunya dalam bidang fashion dan lifestyle. Beberapa local brand yang sudah dikenal di kalangan anak muda Salatiga adalah Omutt, SNDWCH, TRNDKLL, Good Life, Dhiape23,
Vecto Attack, BOLD, Gees Handmade, dan beberapa local brand lainnya. Berikut beberapa produk local brand:
Gambar 1
Normal is Boring Cap dari Omutt
Sumber: Instagram @omutt_
____________________________
4 http://www.cikidot.com/fenomena-entrepreneur/ pada 22 September 2015.
5 Majalah Go Girl! #130 / November 2015 / Revolution Issue
6
3 Gambar 2
KCUF LS with Hoodie dari Omutt
Sumber: Instagram @omutt_
Gambar 3
Black Sweet Hipbag dari SNDWCH
4 Gambar 4
Maroon Waistbag Classic dari SNDWCH
Sumber: Instagram @sndwch_
Gambar 5
Trendkill Barcode Tee dari Trendkill
5 Gambar 6
Adult Long Sleeve Maroon dari Trendkill
Sumber: Instagram @trendkill_salatiga
Gambar 7
Goodlife Advisory dari Goodlife
6 Gambar 8
Galaxy dari Goodlife
Sumber: Instagram @goodlife_ina
Gambar 9
Dhiape23 Original Black dari Dhiape23
7 Gambar 10
Dhiape23 Floral Edition dari Dhiape23
Sumber: Instagram @dhiape23
Gambar 11
VA Black Bucket Hat dari Vector Attack
8 Gambar 12
VA Tanned Vegetable Leather Wallet
Sumber: Instagram @vectorattack69
Gambar 13
BFF Yellow SS TS dari Bold
9 Gambar 14
Bold Invasion SS TS dari Bold
Sumber: Instagram @boldsupplyco
Gambar 15
Bubble Grey dari Gees Handmade
10 Gambar 16
Candy Tote Pouch dari Gees Handmade
Sumber: Instagram @geeshandmade
Banyak yang sukses dan ada banyak juga yang mengalami stagnasi, lalu
menutup, berpindah atau memulai wirausaha lain. Karena hampir rata-rata
entrepreneur-entrepreneur yang ada memulainya dengan menjalankan usaha mereka dahulu, berani dahulu, nekat, langsung tanpa planning yang jelas. Menganggap bahwa bisnis itu perlu coba-coba, atau ikut-ikut dan meniru bisnis
orang lain. Maka usaha tidak akan berkembang7.
Contoh kasus pada brand local Salatiga, Diamond Light Artwear (DLA) yang didirikan tahun 2011 oleh 10 orang teman sepermainan yaitu Anri, Joko,
Adhite, Rama, Nino, Agra, Rindanto, Daduk, Denny, dan Fajar. Konsep DLA
____________________________
7 Hendro. W.W, Chandra. 2006. Be A Smart And Good Entrepreneur. Bekasi Selatan: CLA
11
adalah clothing atau semua produk pakaian seperti kaos, cinche bag, beanie, dan jenis clothing lainnya. Mereka berkeinginan memproduksi produk lokal yang baik karena banyaknya orang yang bangga memakai produk tiruan atau KW, dan
karena menurut mereka kualitas produk pasaran banyak yang dibawah standar.
Namun semenjak tahun 2013, pengelola brand DLA berkurang menjadi 5
orang yaitu Anri, Adhite, Joko, Agra dan Rindanto. Semenjak tahun 2015 mereka
berhenti produksi karena para pendiri sudah memiliki kesibukan masing-masing dan kurang kuatnya komitmen antar anggota untuk menjalankan visi misi yang
sudah dibuat bersama saat memulai usaha brand DLA ini. Kini tiap pendiri DLA ada yang sudah memiliki pekerjaan tetap, ada yang bekerja free lance, dan ada yang memulai peruntungan kembali dengan membuat brand localnya sendiri.
Tetapi Gees Handmade tetap bisa membuktikan eksistensinya. Gees
Handmade adalah salah satu satu local brand Salatiga yang memfokuskan diri di bidang fashion dan lifestyle dalam bentuk penjualan handmade bag. Mulai berdiri sejak tahun 2013, Gicela menjalankan usahanya sembari menyelesaikan jenjang
perkuliahan di Fisip Universitas Diponegoro Semarang. Hingga kini setelah lulus
D3 Manajemen Pemasaran dengan predikat cum laude di tahun 2015 Gicel tetap
menjalankan usahanya sembari bekerja di Bulog, di Ibukota Jakarta. Bahkan telah
menambah variasi handmadenya, yaitu anting-anting, baju dan katun rawis untuk tampilan hijab. Gicel bahkan sudah pernah mengadakan workshop handycraft dalam beberapa kesempatan.
Dinamakan Gees Handamade, kata „Gees‟ merepresentasikan namanya
dan „Handmade‟ menyatakan bahwa produk buatannya adalah „buatan
tangan/buatan sendiri‟. Maka maksud dari “Gees Handmade” adalah: „Tas buatan
tangan/buatan sendiri oleh Gicela.‟ Semua berawal dari kegemarannya membuat
12
permintaan dari teman-teman terdekat untuk dibuatkan pouch, dari situ Gicel mulai berniat dan ingin memfokuskan untuk dijadikan sebuah usaha.
Awalnya Gicela memproduksi beberapa handycraft aksesoris seperti pouch, gelang, bandana atau kalung. Namun melihat bahan baku yang mahal dan nilai guna yang kurang, akhirnya ia beralih untuk membuat produk lain. Disitulah
ia beralih untuk membuat tas dengan menggunakan brand „Gees Handmade‟ dan kian sukses hingga 3 tahun lebih berjalan. Semua tas yang ditawarkan oleh Gees Handmade dirancang dan dikerjakan sendiri oleh Gicel. Proses pembuatan tas pun
kini sudah didukung dengan menggunakan mesin jahit.
Penawaran produk selama ini mengandalkan penawaran mulut ke mulut
dan menggunakan sosial media instagram yang kini sudah mencapai sekitar 17.000-an ribu follower. Tahun ke tahun model tas yang dibuat semakin bervariatif hingga 20-an model tas. Jumlah pembuatan tas juga semakin
meningkat, dalam satu bulan produktif Gicel bisa membuat hingga 70 tas dengan
harga kisaran 80 ribu – 150 ribu rupiah per tas dan bisa mendapatkan omset
berkisar 3 juta - 4,5 juta rupiah per bulannya. Tapi dalam setiap pembuatan tas
tetap diberi batas jumlah tertentu agar kualitas tas yang diproduksi tetap terjaga.
Gicela mempunyai visi bahwa 1-3 tahun ke depan ia harus mempunyai
offline store, dan bisa mengajak anak-anak kecil terutama pada tingat Sekolah Dasar untuk bisa ikut membuat karya kreatif. Dan salah tujuan utama juga adalah
untuk membuat orang semakin tertarik dan menyukai produk-produk lokal.
Dengan itu Gicel berusaha mewujudkannya dengan misi seperti menginspirasi
para kalangan muda untuk selalu kreatif dan mencitai produk lokal atau self-made melalui posting inspiratif di akun instagram pribadinya dan akun instagram Gees Handmade.
Gees Handmade bisa dikatakan sudah sukses karena memiliki beberapa
13
tentunya para entrepreneur ingin mencapai kesuksesan, W. Keith Schilt (Rising Stars and Fast Fades, 1994) menyebutkan ada 8 hal yang membuat usaha atau
bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu8: 1. Peluang pasar yang baik
2. Keunggulan persaingan
3. Kualitas barang/jasa
4. Inovasi yang berproses 5. Dasar budaya perusahaan
6. Menghargai pelanggan dan pegawai
7. Manajemen yang berkualitas
8. Dukungan modal yang kuat
Tetapi Philip Kotler dan banyak pakar manajemen mengatakan
kesempatan sukses memulai usaha adalah hanya 20%. Karena ada banyak
kesalahan ketika memulai usaha. Meskipun seorang entrepreneur sudah terjun
dalam dunia bisnis, selalu ada tantangan baru yang belum ketahui9.
Seperti yang disebutkan sebelumnya brand local yang sudah disebutkan oleh peneliti kebanyakan adalah entrepreneur laki-laki dan hanya Gees Handmade yang merupakan entrepreneur perempuan. Melalui hasil observasi peneliti entrepreneur muda perempuan yang sukses dan digemari masih jarang ditemukan di kota Salatiga, tetapi Gees Handamde bisa menjadi brand yang sukses dan juga digemari bahkan ke luar kota Salatiga. Melihat kesuksesan Gees Handmade dalam
menjalankan sebuah usaha dan menekuni dunia menjadi seorang entrepreneur, peneliti ingin berbagi pengalaman tersebut kepada orang lain yang ingin
________________________ 8
http://finansial.bisnis.com/read/20150611/55/442473/edukasi-duit-ini-kesalahan-umum-entrepreneur-pemula-dan-cara-menghindarinya pada 22 September 2015.
9 http://mahendra.web.unair.ac.id/artikel-umum-entrepreneur-keberhasilan-usaha.html pada 22
14
menekuni dunia serupa. Agar menginspirasi para kaum muda yang ingin memulai
dan menjalankan usaha dengan sukses dan siap menghadapi tantangan yang akan
dilalui untuk menjadi seorang entrepreneur. Inspirasi atau inspiratif adalah sesuatu yang bisa memberikan pengaruh berupa semangat dan kekuatan untuk
melakukan atau membuat sesuatu, dan berbagi cerita maupun kisah yang bisa
menginspirasi seseorang untuk melakukan hal yang sama terutama hal-hal yang
menyangkut keberhasilan tokoh yang sudah ada10. Maka dari itu di sini peneliti akan menggunakan media audio visual yaitu dalam bentuk sebuah film feature sebagai media inspirasi kepada orang yang sangat tertarik dengan dunia
entrepreneur, terlebih pada kalangan anak muda yang ingin memulai dan bergelut di dunia kewirausahaan dan menjadi seorang entrepreneur. Peneliti menjadikan Gicela Miftanisa sebagai narasumber dan sosok inspiratif yang akan berbagi,
memperkenalkan, menjelaskan, dan memberikan tips & trik yang diharapakan
akan menginspirasi dan bisa membuat para kalangan muda berani memulai
sebuah usaha sehingga bisa menjadi seorang entrepreneur muda pemula yang kreatif dan sukses terutama dalam dalam hal ini peneliti memfokuskan pada
bidang fashion dan lifestyle.
1.2 Rumusan Perancangan
Dengan memperhatikan makin banyaknya anak muda yang memulai
sebuah usaha dan menjadi seorang entrepreneur, maka peneliti merumuskan perancangan sebagai berikut:
Bagaimana menyediakan media untuk menginspirasi tentang menjadi
seorang entrepreneur muda yang kreatif & sukses bagi seorang entrepreneur pemula?
____________________________
10
15 1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan perancangan di atas, peneliti memiliki tujuan
perancangan sebagai berikut: Merancang film feature sebagai media inspirasi bagi
entrepreneur muda pemula tentang bagaimana menjadi entrepreneur muda yang kreatif & sukses.
1.4 Manfaat Perancangan
Manfaat yang diharapkan mampu didapat dari perancangan dan
pengerjaan video feature ini diantaranya sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat teoritis
Memberikan tambahan informasi bagi masyarakat luas terlebih kalangan
muda dalam hal bagaimana menjadi seorang entrepreneur.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil perancangan ini dapat digunakan sebagai referensi konseptor lainnya
yang mempunyai topik sejenis atau yang ingin mengembangkan perancangan